Anda di halaman 1dari 4

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

FAKULTAS PASCASARJANA
SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER
GASAL TH. AKADEMIK 2021/2022
Program Studi : PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
Mata Kuliah : Kajian Wacana*)
Kelas/Semester : 2n / 3
Hari / Tanggal : Sabtu, 13 November 2021
Dikumpulkan via
email Waktu : 2 x 24 Jam (2 hari)
Dosen / Email : Dr. Masrin / rinrat.rin@gmail.com
Sifat Ujian : Take Home 106

Petunjuk Mengerjakan Soal:

 Pahamilah terlebih dahulu setiap pertanyaan sebelum anda menjawab.

 Soal dikerjakan secara individu dan diperbolehkan untuk membuka buku (opened book).

 Setiap nomor soal mempunyai nilai 20.


Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar, singkat, dan jelas.

1. Wacana dapat dipahami secara struktural dan fungsional. Bagaimanakah perbedaan antara kedua paradigma
tersebut?
2. Salah satu syarat wacana yang baik adalah adanya kohesi dan koherensi. Jelaskan perbedaan kedua istilah
tersebut beserta contohnya!
3. Jelaskan perbedaan istilah lokusi, ilokusi dan perlokusi dalam wacana tindak tutur, serta kemukakan contohnya!
4. Jelaskan secara singkat unsur internal dan eksternal wacana yang Bapak/ Ibu ketahui!
5. Berdasarkan metode analisisnya, maka wacana dapat dianalisis secara sintagmatis dan paradigmatis.
Bamaimanakah perpedaan kedua metode tersebut?

=Selamat Mengerjakan=
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI Jenis Ujian : UTS
(UNINDRA) Nama : WIDIASIH
FAKULTAS PASCASARJANA NPM : 20207170001
SEMESTER GASAL T.A.2021/2022 Program Studi : PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
Jl. Nangka No.58C Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan Mata Kuliah : KAJIAN WACANA
Tlp.: (021) 78835283 – 7818718 ex .: 104 Kelas/Semester : 2n /Semester 3
Dosen : Dr. MASRIN

1. Wacana dapat dipahami secara struktural dan fungsional. Bagaimanakah perbedaan antara kedua paradigma
tersebut?
2. Salah satu syarat wacana yang baik adalah adanya kohesi dan koherensi. Jelaskan perbedaan kedua istilah
tersebut beserta contohnya,
3. Jelaskan perbedaan istilah lokusi, ilokusi dan perlokusi dalam wacana tindak tutur, serta kemukakan contohnya,
4. Jelaskan secara singkat unsur internal dan eksternal wacana yang Bapak/ Ibu ketahui,
5. Berdasarkan metode analisisnya, maka wacana dapat dianalisis secara sintagmatis dan paradigmatis.
Bamaimanakah perbedaan kedua metode tersebut?

1. Wacana dapat dipahami secara struktural dan fungsional. perbedaan antara kedua paradigma tersebut adalah ….
Jawaban :
Wacana secara structural yaitu Wacana mengadung dua pengertian berdasarkan kajian yang dianalisis dari
wacana. Pengertian pertama berdasarkan pendekatan struktural (formalis), wacana merupakan unit bahasa di
atas kalimat atau beberapa kalimat yang memiliki hubungan dan struktur bahasa baik secara kohesi dan
koherensi. Pengertian kedua berdasarkan pendekatan fungsionalis, wacana diartikan penggunaan bahasa yang
melihat struktur tuturan (tindakan dan peristiwa) sebagai cara bertutur yang memiliki makna.
Wacana secara Fungsional yaitu wacana yang berasal dari paradigma fungsional memandang wacana sebagai
penggunaan bahasa. Pada hakikatnya, percakapan dapat dikatakan sebagai aktivitas komunikasi verbal dalam
interaksi. Sebagai aktivitas komunikasi verbal dalam interaksi sosial, percakapan dapat disebut wacana dalam
pandangan fungsional. Peristiwa komunikasi yang ditandai oleh penggunaan bahasa antara penutur dan mitra tutur
yang bersifat resiprokal bersemuka untuk mencapai tujuan sosial (Hayon (dalam Yuliawati, 2008: 24). Tujuan
sosial yang dimaksud dalam pandangan tersebut mengacu kepada upaya pelaku tutur untuk mencapai pemahaman
bersama dan menjalin hubungan harmonis. Seperti yang diperjelas dalam pandangan ini, maka analisis
penggunaan bahasa tidak dapat terlepas dari analisis tentang tujuan-tujuan dan fungsi-fungsi bahasa dalam
kehidupan.

2. Salah satu syarat wacana yang baik adalah adanya kohesi dan koherensi. perbedaan kedua istilah tersebut beserta
contohnya adalah ….
Jawaban :

wacana adanya kohesi yaitu menciptakan suatu wacana yaitu keadaan unsur-unsur bahasa yang saling
merujuk dan berkaitan secara sistematis (Haliday dan Hasan 1976). Keadaan unsur-unsur bahasa yang saling
merujuk dan berkaitan secara semantis itu disebut Kohesi. Dengan kohesi, sebuah wacana menjadi padu, setiap
bagian pembentuk wacana mengikat bagian yang lain secara mesra dan wajar.

Contoh kalimat Kohesi :


(1) . Pak guru mengajar matematika dan Bahasa Inggris. Pelajaran itu dikuasainya dengan baik. (dalam kalimat
kedua, kata “matematika dan bahasa inggris” di kalimat pertama digantikan oleh kata “pelajaran itu” – dalam
hal ini dapat dikatakan bahwa kedua kalimat itu memiliki kohesi.

(2). Bapak dan ibu sudah berangkat. Mereka naik mobil listrik buatan Indonesia. (dalam kalimat kedua, kata
“mereka” merujuk pada kata “bapak dan ibu” yang terdapat dalam kalimat pertama – dalam hal ini dapat
dikatakan bahwa kedua kalimat itu memiliki hubungan kohesi.

Wacana adanya Koherensi adalah keberterimaan suatu tuturan atau teks karena kepaduan semantisnya.
Secara lebih spesifik, koherensi diartikan sebagai hubungan antara teks dan faktor di luar teks berdasarkan
pengetahuan seseorang. Pengetahuan seseorang yang berada di luar teks itu sering disebut konteks bersama
(shared-context) atau pengetahuan bersama (shared-knowledge).
Contoh kalimat koherensi:
Istri (mengetuk pintu kamar mandi) : Ada telepon dari Joko!
Suami (sedang mencuci baju di kamar mandi) : Lagi tanggung, nih! Lima belas menit lagi, deh.
Istri : Oke.

3. Perbedaan istilah lokusi, ilokusi dan perlokusi dalam wacana tindak tutur, serta contohnya, adalah….
Jawaban :
Makna Lokusi
Makna ini merupakan makna kata yang menjelaskan atau menginformasikan suatu hal secara jelas tanpa ada
maksud atau makna lain di dalamnya. Makna ini biasanya terkandung dalam contoh kalimat berita, conoh kalimat
pernyataan, dan kalimat deklaratif.
Makna Ilokusi
Makna ini merupakan makna tersembunyi dari sebuah kata atau pernyataan.
Makna Perlokusi
Makna ini merupakan pemaknaan atau sikap seseorang terhadap suatu kalimat yang dia dengar atau yang dia
baca.
Contoh bentuk percakapan dari tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi

Bu Guru : Pembayaran buku terakhir adalah hari ini. (Lokusi)


Kapan kamu akan membayar?
Murid : Uang saya tinggal 5 ribu rupiah. (Ilokusi)
Bu Guru : Yasudahlah lain kali saja kalau begitu. (perlokusi)
Lokusi = Guru menginformasikan bahwa pembayaran buku terakhir adalah hari ini
Ilokusi = Murid menyatakan bahwa uangnya tinggal 5 ribu rupiah jadi ia tidak sanggup membayar buku
sekarang
Perlokusi = Ibu guru memahami dan memaklumi bahwa murid tidak sanggup untuk membayar hari ini. Jadi
ibu guru memberikan waktu lagi untuk melunasinya.

Ibu : Ini sup ayam sarapan pagi buat kamu. (Lokusi)


Anak : Kok banyak sekali, bu. (Ilokusi)
Ibu : Makan saja secukupnya. (Perlokusi)

Lokusi = menginformasikan bahwa sang ibu membuatkan sarapan pagi buat anaknya yaitu sup ayam
Ilokusi = Anak menyatakan bahwa porsi yang di berikan kepadanya terlalu banyak dan tak sanggup untuk
menghabiskannya.
Perlokusi = Ibu memahami dan memaklumi bahwa anak tak sangggup menghabiskannya, jadi ibu menuyuruh
untuk memakan seperlunya/ secukupnya saja.

Nadya : Kamu pengin makan apa? (Lokusi)


Tirza : Aku sudah kenyang. (Ilokusi)
Nadya : Oh yasudah kalau begitu. (Perlokusi)
Lokusi = Nadya menawarkan kepada Tirza untuk memilih makan apa pada hari itu
Ilokusi = Tirza menyatakan bahwa dia menolak penawaran Nadya karena dia sudah kenyang dan tidak sedang
lapar
Perlokusi = Nadya memahami dan memaklumi bahwa alasan temannya yang tidak lapar dan ia tidak memberi
tawaran lagi dan tidak memaksanya untuk makan.

Pak Komting : Minggu depan mulai maju untuk presentasi magang urutan kelompok pertama. (Lokusi)
Anisa : Saya belum mendapatkan kelompok. (Ilokusi)
Pak Komting : Yasudah kebetulan kamu masuk ke kelompok saya saja.(Perlokusi)
Lokusi = Pak Komting memberitahukan kepada teman-temannya bahwa untuk minggu depan
yang maju presentasi magang adalah urutan kelompok pertama.
Ilokusi = Anisa menyatakan bahwa dia belum mendapatkan kelompok, dan meminta untuk dimasukkan ke
kelompok yang masih kurang anggotanya.
Perlokusi = Pak Komting memahami bahwa Anisa belum mendapatkan kelompok. Karena kebetulan
kelompoknya masih kekurangan kelompok akhirnya ia memasukkan anisa ke kelompoknya.

Contoh Lokusi ;
Hari ini Sevita sedang belajar membaca dan menulis
(Menginformasikan bahwa Sevita sedang belajar, dan tak ada maksud untuk mempengaruhi lawan tuturnya)
Contoh Ilokusi :
Ujiannya sudah dekat
(Guru menyampaikan kepada muridnya untuk bersiap-siap karena ujian telah dekat dan harus rajin belajar serta
kurangi bermain)
Contoh Perlokusi :
Nilai rapormu bagus sekali
(Sebuah pernyataan pujian karena nilai rapornya bagus agar supaya ditingkatkan lagi belajaranya)

4. secara singkat unsur internal dan eksternal wacana yang Saya ketahui, adalah ….
Jawaban :
Unsur internal berkaitan dengan aspek formal kebahasaan, sedangkan unsur eksternal berkaitan dengan
hal-hal di luar wacana itu sendiri. Unsur eksternal wacana merupakan sesuatu yang menjadi bagian wacana,
tetapi tidak nampak secara eksplisit. Kehadiran unsur eksternal berfungsi sebagai pelengkap keutuhan wacana.

5. Berdasarkan metode analisisnya, maka wacana dapat dianalisis secara sintagmatis dan paradigmatis. perbedaan
kedua metode tersebut adalah ….
Jawaban :
Menurut de Saussure yang dimaksud dengan hubungan sintagmatik adalah hubungan yang terdapat diantara
unit-unit bahasa secara konkret (in presentia). Sedangkan yang dimaksud dengan hubungan paradigmatik
(asosiatif) adalah hubungan yang tidak konkret (hubungan secara in absentia) di dalam unit-unit bahasa.

Terimakasih, Semoga mendapatkan Nilai Terbaik

Anda mungkin juga menyukai