Anda di halaman 1dari 11

WACANA i: iJurnal iBahasa, iSeni, idan iPengajaran, i posel: ijurnal.wacana@unpkdr.ac.

id
April 2019, iVol. 3, No 1 hal: 35 s.d. 45 p-ISSN: 2085-2053 | e-ISSN: 2722-1490
10.29407/jbsp.v3i1.13644

Kohesi dan Koherensi dalam Karangan Siswa Kelas VI


Madrasah Ibtidaiyah Ash-Sholahiyah Depok Jawa Barat
Cohesion and Coherence in Essays of Grade VI Students at Ash-Sholahiyah Elementary Madrasah, Depok, West Java

Ila Nafilah 1, Reni Rokhayati 2, Memmy Dwi Jayanti 3,


Fakultas Bahasa dan Seni,
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Universitas Indraprasta PGRI
nafilah.salsabila@gmail.com, lenirokhayati@gmail.com, memmydj@gmail.com

Rekam jejak: Diunggah: 1 Februari 2019 Direvisi: 1 Maret 2019 Diterima: 1 April 2019 Terbit: 22 April 2019

Abstrak: Ilmu linguistik terdiri dari beberapa bidang keilmuan di antaranya fonologi, morfologi,
sintaksis, semantik dan wacana. Dari beberapa bidang kebahasaan tersebut, wacana merupakan
satuan bahasa terlengkap dan tertinggi dalam hierarki kebahasaan. Wacana terdiri dari dua jenis,
yaitu wacana lisan dan wacana tulis. Wacana lisan diungkapkan dalam komunikasi verbal,
sedangkan wacana tulis dinyatakan ke dalam sebuah tulisan yang memuat rentetan kalimat yang
saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya dalam membentuk satu kesatuan informasi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang mengedepankan kedalaman
penghayatan terhadap interaksi antarkonsep yang sedang dikaji secara empiris dengan
menggunakan kata-kata atau gambar. Penelitian dengan pendekatan kualitatif ini menggunakan
metode analisis isi (content analysis). Analisis isi ini digunakan dalam pencarian fakta dengan
interpretasi data berupa karangan karangan siswa kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Ash-Sholahiyah
yang berjudul “Kepedulian dan Tanggung Jawab Terhadap Makhluk Hidup dan Lingkungan”.
Analisis yang dilakukan adalah analisis terhadap kajian analisis kohesi dan koherensi. Tujuan
dilaksanakannya penelitian ini adalah: untuk menganalisis dan memperoleh gambaran yang jelas
mengenai kohesi dan koherensi dalam karangan siswa kelas VI Madrasah Ibtidaiyah yang berjudul
“Kepedulian dan Tanggung Jawab Terhadap Makhluk Hidup dan Lingkungan”.

Kata kunci: kohesi, koherensi, karangan.

Abstrac: Linguistics consists of several scientific fields including phonology, morphology, syntax,
semantics and discourse. From some of these linguistic fields, discourse is the most complete and
highest language unit in the language hierarchy. Discourse consists of two types, namely oral
discourse and written discourse. Oral discourse is expressed in verbal communication, while
written discourse is expressed in a writing that contains a series of sentences that are
interconnected from one another to form a single unit of information. This study uses a qualitative
descriptive approach that emphasizes the depth of appreciation of the interaction between concepts
that are being studied empirically using words or images. Research with this qualitative approach
uses content analysis methods. This content analysis is used in fact finding by interpreting the data
in the form of essays written by class VI students of the Ash-Sholahiyah Ibtidaiyah Madrasah
entitled "Concern and Responsibility for Living Beings and the Environment". The analysis
carried out was an analysis of the study of cohesion and coherence analysis. The purpose of this
research is: to analyze and obtain a clear picture of cohesion and coherence in essays by class VI
Ibtidaiyah Madrasas entitled "Concern and Responsibility for Living Beings and the
Environment".

Keywords: cohesion, coherence, essay.

Lisensi di bawah naungan Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License


Volume 3, Nomor 1, April 2019, halaman 35 s.d. 45 | p-ISSN: 2085-2053 | e-ISSN: 2722-1490

PENDAHULUAN
Latar Belakang dalam paragraf yang dibuat oleh siswa
Ilmu linguistik terdiri dari beberapa tersebut. Berdasarkan hasil karangan para
bidang keilmuan di antaranya fonologi, siswa yang diperoleh langsung dari
morfologi, sintaksis, semantik dan wacana. pengajar mata pelajaran bahasa Indonesia
Dari beberapa bidang kebahasaan tersebut, khususnya mengarang bahwa masih
wacana merupakan satuan bahasa banyak ditemukan kesalahan-kesalahan
terlengkap dan tertinggi dalam hierarki dalam tulisan para siswa khususnya dari
kebahasaan. Wacana terdiri dari dua jenis, segi kohesi baik kohesi leksikal maupun
yaitu wacana lisan dan wacana tulis. gramatikal dan koherensinya.
Wacana lisan diungkapkan dalam
komunikasi verbal, sedangkan wacana tulis Rumusan Masalah
dinyatakan ke dalam sebuah tulisan yang Rumusan masalah dalam penelitian
memuat rentetan kalimat yang saling ini adalah : Bagaimanakah kohesi dan
berhubungan antara satu dengan yang koherensi dalam karangan siswa kelas VI
lainnya dalam membentuk satu kesatuan Madrasah Ibtidaiyah?.
informasi. Di dalam wacana tulis terdapat
aspek kepaduan paragraf yang terdiri dari Tujuan Penelitian
kohesi dan koherensi. Dinyatakan kohesi Berdasarkan rumusan masalah di
jika antara bentuk kalimat satu dengan atas, maka tujuan dilaksanakannya
bentuk kalimat yang lain di dalam paragraf penelitian ini adalah: untuk menganalisis
dapat membentuk sebuah hubungan yang dan memperoleh gambaran yang jelas
saling berkaitan, sedangkan dinyatakan mengenai kohesi dan koherensi dalam
koherensi jika di dalam sebuah paragraf karangan siswa kelas VI Madrasah
terdapat hubungan makna yang logis Ibtidaiyah yang berjudul “Kepedulian dan
antara kalimat yang satu dengan kalimat Tanggung Jawab Terhadap Makhluk
yang lain. Setiap kalimat yang satu dengan Hidup dan Lingkungan”.
kalimat lainnya terdiri dari kohesi dan
koherensi yang sangat diperlukan dalam
paragraf sebab dengan memperhatikan TINJAUAN PUSTAKA
kedua unsur di atas, maka kepaduan antar 1. Hakikat Wacana
paragraf dapat terjaga sehingga ide, Tarigan (2009: 26) berpendapat
gagasan, pemikiran dan perasaan tersebut bahwa wacana yaitu suatu bahasa
dapat tersampaikan dengan tepat dan dapat terlengkap dan tertinggi atau terbesar
diterima dengan baik oleh pembaca. di atas kalimat atau klausa dengan
Pemilihan topik dalam penelitian ini korelasi dan koherensi yang tertinggi
bertitik tolak dari masih ditemukannya dan berkesinambungan yang
ketidakpaduan atau ketidakselarasan memunyai awalan dan akhiran yang
karangan yang dibuat oleh siswa Madrasah nyata disampaikan secara lisan
Ibtidaiyah (MI) atau Sekolah Dasar (SD). maupun tulis.
Hal ini dapat dilihat dari kurang cermatnya 2. Hakikat Unsur Wacana
kohesi atau bentuk dalam paragraf dan Sebagai suatu bentuk wacana atau
koherensi atau makna yang terkandung ujaran yang luas, wacana terdiri atas

Wacana : Jurnal Bahasa, Seni, dan Pengajaran | 36


Volume 3, Nomor 1, April 2019, halaman 35 s.d. 45 | p-ISSN: 2085-2053 | e-ISSN: 2722-1490

bermacam-macam unsur. Tarigan Arifin, dkk ( 2015: 51) menyatakan


(dalam Nadliroh, 2010:15) membagi bahwa kohesi gramatikal digunakan
unsur-unsur wacana sebagai berikut: untuk menunjukkan adanya hubungan
1) Tema adalah pokok pembicaraan bentuk (bahasa) di antara kalimat
yang ada dalam sebuah karangan, pembangun wacana. Kohesi
baik karangan tulis maupun karangan gramatikal terdiri atas a) referensi,
lisan; 2) Unsur bahasa meliputi kata, Ramlan dalam (Arifin, dkk., 2015: 60)
klausa, frasa, dan kalimat3) Konteks menyebutkan bahwa referensi
wacana dibentuk oleh berbagai (pengacuan) menjadi bagian dari
unsur, yaitu situasi, pembicara, kohesi gramatikal yang berkaitan
pendengar, waktu, tempat, adegan, dengan penggunaan kata atau
topik, peristiwa, bentuk amanat, dan kelompok kata untuk mengacu pada
kode. kata, kelompok kata, atau satuan
3. Hakikat Kohesi gramatikal lainnya. Pengacuan
Kohesi merupakan aspek formal merupakan perilaku pembicara atau
bahasa dalam wacana (hubungan penulis karena dialah yang
yang tampak pada bentuk). Kohesi menentukan acuan (referen) dari
merupakan tempat kalimat-kalimat tuturannya, dialah yang paling tahu
yang disusun secara padu dan padat mengenai apa yang diujarkannya dan
untuk menghasilkan tuturan (Tarigan apa yang akan dirujuk oleh ujarannya
2009:93). Kohesi adalah keserasian itu (Arifin, dkk., 2015: 61). Referensi
hubungan antara unsur-unsur yang (pengacuan) terbagi atas dua bagian
satu dengan unsur yang lain dalam yaitu referensi (pengacuan) endoforis
wacana sehingga tercipta pengertian dan referensi (pengacuan) eksoforis;
yang baik (koheren). Kalimat atau kata b) Konjungtor. Kridalaksana dalam
yang dipakai bertautan dan saling (Arifin, dkk., 2015: 62) menyatakan
mendukung makna. Pengertian yang bahwa konjungtor (kata sambung)
satu menyambung pengertian yang adalah bentuk atau satuan
lainnya sehingga berturut-turut. kebahasaan yang berfungsi untuk
Dengan demikan ada wacana yang menyambung, merangkai, atau
kohesif, koheren dan ada wacana yang menghubungkan kata dengan kata,
tidak kohesif dan koheren frasa dengan frasa, klausa dengan
(Djajasudarma, 2006: 47). klausa, kalimat dengan kalimat dan
4. Jenis-jenis Kohesi seterusnya; c) Substitusi. Kridalaksana
Arifin, dkk (2015: 51) dalam (Arifin, dkk., 2015: 63)
mengungkapkan bahwa ada dua jenis menyatakan bahwa substitusi
kohesi, yaitu kohesi gramatikal dan (penggantian) adalah proses dan hasil
kohesi leksikal. Setiap kohesi penggantian unsur bahasa oleh unsur
mempunyai sifat relasi masing- lain dalam satuan yang lebih besar.
masing, yang menunjukkan pertalian Penggantian itu dilakukan untuk
bentuk, pertalian referensi, ataupun memperoleh unsur pembeda atau
pertalian makna. Piranti Kohesi untuk menjelaskan struktur tertentu; d)
Gramatikal, Pelesapan (Elipsis). Kridalaksana

Wacana : Jurnal Bahasa, Seni, dan Pengajaran | 37


Volume 3, Nomor 1, April 2019, halaman 35 s.d. 45 | p-ISSN: 2085-2053 | e-ISSN: 2722-1490

dalam (Arifin, dkk., 2015: 63) yang maknanya dianggap kebalikan


menyatakan bahwa pelesapan atau dari makna ungkapan lain. Biasanya
penghilangan (elipsis) adalah proses berupa kata, tetapi dapat pula dalam
melesapkan bagian tertentu (kata atau bentuk frasa yang maknanya
satuan kebahasaan lainnya) di dalam berlawanan, beroposisi atau kontras
kalimat. Bentuk atau unsur yang dengan kata atau frasa lain dapat
dilesapkan itu dapat diperkirakan digunakan untuk menghubungkan
wujudnya, melalui konteks bahasa kalimat yang satu dengan yang lain di
atau konteks luar bahasa. dalam suatu pertuturan. (Chaer: 2002:
Piranti Kohesi Leksikal, Achmad 88). 6) Kolokasi artinya kesamaan
(2005 :26), bahwa aspek leksikal dapat tema pembicaraan atau kesamaan
membentuk suatu keutuhan wacana, gagasan yang dikemukakan dapat
yang terdiri dari: 1) Reiterasi dijadikan alat untuk menghubungkan
(pengulangan) yaitu piranti kohesi kalimat dengan kalimat. 7)
yang digunakan dengan mengulang Ekuivalensi leksikal merupakan
suatu preposisi atau bagian dari hubungan pengulangan kata pada
preposisi untuk menciptakan kalimat sebelumnya dengan kalimat
hubungan kohesif. 2) Sinonim adalah sesudahnya yang sebanding atau
suatu istilah yang dapat dibatasi sepadan.
sebagai, telaah mengenai bermacam- 5. Hakikat Koherensi
macam kata yang memiliki makna Wabster (dalam Tarigan, 2009:100)
sama, atau keadaan di mana dua kata menyatakan bahwa koherensi adalah
atau lebih memiliki makna yang sama kohesi, perbuatan, atau keadaan
(Keraf: 2001:34). 3) Hiponim adalah menghubungkan, memperlihakan,
kata atau frasa yang maknanya koneksi, hubungan yang cocok dan
termasuk dalam makna kata atau frasa sesuai atau ketergantungan yang satu
lain. Hiponim dapat juga digunakan dengan yang lain secara rapi, seperti
untuk mnyatakan hubungan kalimat dalam bagian-bagian wacana atau
yang satu dengan kalimat yang lain. 4) argumen-argumen suatu rentetan
Metonimia adalah bagian dari penalaran.
pengulangan yang bermakna sebutan 6. Jenis-jenis Koherensi
bagi orang, benda, tempat, atau nama Arifin, dkk., (2015: 78-97)
mereka tertentu yang dianggap menyebutkan jenis-jenis koherensi di
popular dan dekat dengan masyarakat. antaranya sebagai berikut: a)
Metonimia adalah majas (gaya bahasa) Hubungan pengulangan, hubungan
yang memakai nama ciri atau nama antarkalimat berupa pengulangan kata
hal yang ditautkan dengan nama kunci; b) Hubungan pembandingan
orang, barang atau hal sebagai (komparasi), pembandingan
penggantinya. 5) Antonim adalah digunakan untuk menunjukkan
nama lain untuk benda atau hal yang berbagai hubungan, seperti diperinci
lain atau satuan lingual yang berikut ini (a) Hubungan
maknanya berlawanan dengan lingual pembandingan biasa; (b) Hubungan
yang lain. Antonim adalah ungkapan pembandingan kontras, mengacu pada

Wacana : Jurnal Bahasa, Seni, dan Pengajaran | 38


Volume 3, Nomor 1, April 2019, halaman 35 s.d. 45 | p-ISSN: 2085-2053 | e-ISSN: 2722-1490

sesuatu yang sedang dibicarakan, METODOLOGI PENELITIAN


unsurnya bisa generik karena Metode Penelitian
identitasnya sama; (c) Hubungan Penelitian ini menggunakan
pembandingan kemiripan; (d) pendekatan deskriptif kualitatif yang
Hubungan pembandingan perbedaan; mengedepankan kedalaman penghayatan
(e) Hubungan pembandingan spesifik. terhadap interaksi antarkonsep yang
Selanjutnya, c) Hubungan ibarat, sedang dikaji secara empiris dengan
ditandai oleh salah satu bagian kalimat menggunakan kata-kata atau gambar.
memberikan ibarat atau perumpamaan Penelitian dengan pendekatan kualitatif ini
untuk memperjelas bagian lainnya; d) menggunakan metode analisis isi (content
Hubungan waktu; d) Hubungan analysis). Analisis isi ini digunakan dalam
tempat; e) Hubungan sebab-akibat; f) pencarian fakta dengan interpretasi data
Hubungan sarana-hasil; g) Hubungan berupa karangan karangan siswa kelas VI
alasan-sebab; h) Hubungan Madrasah Ibtidaiyah Ash-Sholahiyah yang
pertentangan, perlawanan; i) berjudul “Kepedulian dan Tanggung Jawab
Hubungan penjumlahan; j) Hubungan Terhadap Makhluk Hidup dan
parafrasis; k) Hubungan amplikatif; l) Lingkungan”. Analisis yang dilakukan
Hubungan cara; m) Hubungan adalah analisis terhadap kajian analisis
simultan; n) Hubungan beruntun; o) kohesi dan koherensi. Sumber data yang
Hubungan aditif nonwaktu; p) digunakan adalah tulisan karangan siswa
Hubungan identifikasi; q) Hubungan kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Ash-
generik-spesifik; r) Hubungan lebih; s) Sholahiyah yang berjudul “Kepedulian dan
Hubungan perangkaian; t) Hubungan Tanggung Jawab Terhadap Makhluk
sarana-tujuan; u) Hubungan latar- Hidup dan Lingkungan”. Data penelitian
simpulan; v) Hubungan kelonggaran- ini adalah penggalan wacana dalam
hasil; w) Hubungan syarat-hasil. karangan yang diduga terdapat hubungan
7. Hakikat Menulis Karangan bentuk (kohesi) dan hubungan makna
Saddhono (2012 : 96) (koherensi) di dalamnya.
mengemukakan bahwa keterampilan
menulis merupakan salah satu dari Fokus dan Sub fokus Penelitian
keterampilan berbahasa yang dikuasai Sehubungan dengan tujuan khusus
seseorang sesudah menguasai penelitian, maka penelitian ini
keterampilan menyimak, berbicara, memfokuskan pada kohesi dan koherensi
dan membaca. Nurudin (2010 : 4) dalam karangan siswa kelas VI Madrasah
berpendapat bahwa menulis adalah Ibtidaiyah (MI) atau Sekolah Dasar (SD)
segenap rangkaian kegiatan seseorang yang berjudul “Kepedulian dan Tanggung
dalam rangka mengungkapkan Jawab Terhadap Makhluk Hidup dan
gagasan dan menyampaikannya Lingkungan”. Subfokus dalam penelitian
melalui bahasa tulis kepada orang lain ini yaitu bidang wacana yang terdiri dari
agar mudah dipahami. kohesi baik kohesi gramatikal maupun
kohesi leksikal dan koherensi terdiri dari
hubungan pengulangan dan hubungan
pembandingan (komparasi).

Wacana : Jurnal Bahasa, Seni, dan Pengajaran | 39


Volume 3, Nomor 1, April 2019, halaman 35 s.d. 45 | p-ISSN: 2085-2053 | e-ISSN: 2722-1490

HASIL DAN PEMBAHASAN pembandingan (komparasi) yang terdapat


Deskripsi Informasi Penelitian dalam karangan tersebut.
Data kohesi dan koherensi yang Data karangan siswa kelas VI
diteliti bersumber dari karangan siswa Madrasah Ibtidaiyah Ash-Sholahiyah
kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Ash- Depok Jawa Barat yang berjudul
Sholahiyah Depok Jawa Barat yang “Kepedulian dan Tanggung Jawab
berjudul “Kepedulian dan Tanggung Jawab Terhadap Makhluk Hidup dan
Terhadap Makhluk Hidup dan Lingkungan” yang akan diteliti berjumlah
Lingkungan”. Kohesi dan koherensi yang 24 siswa. Hasil penelitian akan dijelaskan
terdapat dalam karangan karangan siswa berdasarkan klasifikasi dan identifikasi
kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Ash- kohesi yang terdiri dari dua jenis, yaitu:
Sholahiyah Depok Jawa Barat akan diteliti kohesi gramatikal dan kohesi leksikal serta
berdasarkan kohesi yang terdiri dari dua koherensi yang terbagi atas hubungan
jenis, yaitu: kohesi gramatikal dan kohesi pengulangan dan hubungan perbandingan
leksikal serta koherensi yang terbagi atas (komparasi).
hubungan pengulangan dan hubungan

Analisis Data
No. Kalimat Kohesi Koherensi
Gramatikal Leksikal Hubungan Hubungan
Pengulangan Perbandingan
(Komparasi)
1 Kita harus melindungi √
alam sekitar karena tidak
kotor dan berkumu.
2 .... dengan cara bergotong √
royong dan tidak
membuang sampah
sembarangan dan
lingkungan bersih dan
indah. .... dengan cara
bergotong royong dan
tidak membuang sampah
sembarangan dan
lingkungan bersih dan
indah.
3 Di lingkunganku bayak √
sekali sampa namun tidak
ada yang namanya
gotong royong warga.
mereka itu sibuk dengan
pekerjaannya namu
sampah bayak sekali di
kali dan warga enggan
tidak peduli.
4 Pepohonan adalah √
makhluk hidup seperti
bunga matahari, bunga
mawar, dan lain-lain.
Kita menjaga pohon ini
dengan menyiraminya
dan dia akan tumbuh

Wacana : Jurnal Bahasa, Seni, dan Pengajaran | 40


Volume 3, Nomor 1, April 2019, halaman 35 s.d. 45 | p-ISSN: 2085-2053 | e-ISSN: 2722-1490

menjadi segar...
5 Mahkluk hidup adalah √
seperti kucing, harimau,
dan lain-lain mereka
membutuhkan makan dan
minum karena mereka
juga berkembang biak...
6 Ada sebuah kota dan √
sebuah masyarakat yang
sangat banyak, saking
banyaknya mereka tidak
peduli dengan
lingkungan. Mereka
selalu membuang sampah
sembarangan dan tidak
membersihkannya
sampai-sampai banyak
tumpukan sampah....
7 Lingkungan adalah √
menjaga kebersihan
seperti membuang
sampah di tempatnya.
Kalau tidak dibuang
maka bisa menjadi
penyakit dan bakteri...
8 Kepedulian terhadap √
lingkungan dapat
dilakukan dengan
menjaga kelestarian
tumbuhan dan tidak
menebang pohon atau
menebang secara liar...
9 Menjaga lingkungan √
adalah dengan
membuang sampah pada
tempatnya agar
lingkungan hidup dan
bersih...
10 Karena tumpukan √
sampah sangat bau
mereka akhirnya mau
membersihkan tumpukan
sampah tersebut dengan
bergotong-royong...
11 Sampah adalah salah satu √
sumber penyakit
dibiarkan berserakan ....
12 Sampah yang dibuang √
sembarangan akan
membuat kita rugi
banyak sungai, kali, atau
pun setu yang sampahnya
sangatlah banyak dan
tidak beraturan.
13 Dari mulai sepeda motor √
....
14 .... yang mengeluarkan √
asap kendaraan yang
membuatku bersin dan

Wacana : Jurnal Bahasa, Seni, dan Pengajaran | 41


Volume 3, Nomor 1, April 2019, halaman 35 s.d. 45 | p-ISSN: 2085-2053 | e-ISSN: 2722-1490

tenggorokanku yang
menjadi gatal.
14 .... yang mengeluarkan √
asap kendaraan yang
membuatku bersin dan
tenggorokanku yang
menjadi gatal.
15 Cobalah tiru negara √
Jepang. Negara yang
bersih dari populasi asap
kendaraan karena Jepang
sangat jarang sekali
menggunakan kendaraan
, dan Dia lebih sering
berjalan kaki.
16 Kalau tidak dibuang √
maka bisa menjadi
penyakit seperti bakteri
dan penyakitnya kita
harus menjaga
lingkungan hidup dan
bersih.
17 Mereka selalu membuang √
sampah sembarangan dan
tidak membersihkannya
sampai-sampai ada
tumpukan sampah....
18 Pepohonan adalah √
mahluk hidup seperti
bunga matahari, Bunga
Mawar, dan lain-lain.
19 Karena sehat itu adalah √
biar kita semangat dan
lemas biar bisa
beraktivitas dan olah
raga.
20 Setiap lingkungan alam √
pasti ada tanaman yang
harus kita jaga .....
21 ..... dan banyak orang- √
orang yang merasa hebat
serta merasa hebat serta
merasa penting ....
22 Lingkungan adalah √
seperti menjaga
kebersihan, seperti
membuang sampah di
tempatnya ....
23 Mereka membutuhkan √
makan dan minum.
Mereka juga berkembang
biak dan mereka juga
mencari makanan yang
dia sukai oleh hewan.

24 .... sebab sehat itu adalah √


suatu lingkungan yang
bersih dari sampah yang
berserakan di mana-mana

Wacana : Jurnal Bahasa, Seni, dan Pengajaran | 42


Volume 3, Nomor 1, April 2019, halaman 35 s.d. 45 | p-ISSN: 2085-2053 | e-ISSN: 2722-1490

dan kita menjaga


kelestarian lingkungan
dari sampah yang di
mana-mana saja.
24 .... sebab sehat itu adalah √
suatu lingkungan yang
bersih dari sampah yang
berserakan di mana-mana
dan kita menjaga
kelestarian lingkungan
dari sampah yang di
mana-mana saja.
25 Setiap lingkungan alam √
pasti ada tanaman yang
harus kita jaga Dan kita
lindungi Dan Di Situh
Kita Akan tahu
Bagaimana Supaya kita
Bisa Melestarikan
tanaman itu Semua Dan
Bisa Di jaga Oleh
Masyarakat Setempat.
26 Dan Di Sinilah Kita Akan √
Menanami..., Dan Untuk
Bisa Menanami Itu ...
Dan Tidak Terganggu-
gangguan Manusia.
27 Dan Jika Tanaman Kita √
Mau Hidup Dan Subur
Kita Harus Merawatnya
Dengan Baik Dan
Teratur....
28 Dan Kita Harus Bekerja √
Sama Supaya tanaman
Itu Semua Bisa Baik Dan
tidak Mati kering Dan
lestarikan Itu Semua....
29 Kepedulian lingkungan √
seperti menjaga
kebersihan seperti
membuang sampah pada
tempatnya, karena kalo
tidak dibuang maka akan
menjadi penyakit.
30 Pepohonan adalah √
makhluk hidup seperti
bunga matahari, bunga
mawar, dan lain-lain.
Kita menjaga pohon ini
dengan menyiraminya
dan dia akan tumbuh
menjadi segar...
31 Mahkluk hidup adalah √
seperti kucing, harimau,
dan lain-lain mereka
membutuhkan makan dan
minum karena mereka
juga berkembang biak...
32 Ada sebuah kota dan √

Wacana : Jurnal Bahasa, Seni, dan Pengajaran | 43


Volume 3, Nomor 1, April 2019, halaman 35 s.d. 45 | p-ISSN: 2085-2053 | e-ISSN: 2722-1490

sebuah masyarakat yang


sangat banyak, saking
banyaknya mereka tidak
peduli dengan
lingkungan. Mereka
selalu membuang sampah
sembarangan dan tidak
membersihkannya
sampai-sampai banyak
tumpukan sampah....
33 Lingkungan adalah √
menjaga kebersihan
seperti membuang
sampah di tempatnya.
Kalau tidak dibuang
maka bisa menjadi
penyakit dan bakteri...
34 Kepedulian terhadap √
lingkungan dapat
dilakukan dengan
menjaga kelestarian
tumbuhan dan tidak
menebang pohon atau
menebang secara liar...
35 Menjaga lingkungan √
adalah dengan
membuang sampah pada
tempatnya agar
lingkungan hidup dan
bersih...
36 Di lingkunganku banyak √
sekali sampah namun
warga tidak ada yang
mau bergotong royong
Karena tumpukan
sampah sangat bau
mereka akhirnya mau
membersihkan tumpukan
sampah tersebut dengan
bergotong-royong...
37 Pada suatu hari Dina Dan √
Dito sedang berjalan2 di
dekat sungai Di kali
ciliwung terdapat banyak
sampah, ada plastik ada
kertas dll Banyak orang
tidak sadar tidak
membuang sampah di
sungai karena bisa
menyebabkan banjir.

SIMPULAN VI Madrasah Ibtidaiyah Ash-Sholahiyah


Setelah melakukan penelitian yang Depok Jawa Barat yang berjudul
mendalam dengan menganalisis dan “Kepedulian dan Tanggung Jawab
mengklasifikasikan kohesi dan koherensi Terhadap Makhluk Hidup dan
yang terdapat dalam karangan siswa kelas Lingkungan”, maka dapat disimpulkan

Wacana : Jurnal Bahasa, Seni, dan Pengajaran | 44


Volume 3, Nomor 1, April 2019, halaman 35 s.d. 45 | p-ISSN: 2085-2053 | e-ISSN: 2722-1490

sebagai berikut: 1) Karangan siswa kelas


VI Madrasah Ibtidaiyah Ash-Sholahiyah DAFTAR PUSTAKA
Depok Jawa Barat yang berjudul Alex dan Achmad H.P. (2011). Bahasa
“Kepedulian dan Tanggung Jawab Indonesia untuk Perguruan Tinggi.
Terhadap Makhluk Hidup dan Jakarta: Prenada Media Group.
Lingkungan” ditemukan data sebanyak 37 Arifin, E. Zaenal, dkk. (2015). Wacana
buah kohesi dan koherensi baik berupa Transaksional Dan Interaksional
kesalahan maupun yang bukan berupa Dalam Bahasa Indonesia.
kesalahan; 2) Karangan siswa kelas VI Tangerang : Pustaka Mandiri
Madrasah Ibtidaiyah Ash-Sholahiyah Chaer, A. (2002). Pengantar Semantik
Depok Jawa Barat yang berjudul Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka
“Kepedulian dan Tanggung Jawab Cipta.
Terhadap Makhluk Hidup dan Fatimah Djajasudarma, T. (2006).
Lingkungan” terdapat kohesi gramatikal Wacana: Pemahaman dan
berjumlah 16 buah temuan atau 76 %, Hubungan Antarunsur. Bandung:
kohesi leksikal berjumlah 5 buah temuan Eresco.
atau 24 %; 3) Karangan siswa kelas VI Mulyana. (2005). Kajian Wacana: Teori,
Madrasah Ibtidaiyah Ash-Sholahiyah Metode,& Aplikasi Prinsip-prinsip
Depok Jawa Barat yang berjudul Analisis Wacana. Yogyakarta: Tiara
“Kepedulian dan Tanggung Jawab Wacana.
Terhadap Makhluk Hidup dan Nadliroh, Muhayatun. (2010). Kohesi
Lingkungan” terdapat koherensi Wacana Tajuk rencana dalam Surat
pengulangan berjumlah 7 buah temuan kabar Suara merdeka. Skripsi.
atau 44 %, koherensi perbandingan Universitas Negeri Semarang,
(komparasi) berjumlah 9 buah temuan atau Semarang.
56 %; 4) Kajian kohesi dan koherensi Nurudin. (2010). Dasar-Dasar Penulisan.
dalam karangan narasi siswa kelas VI Malang : UMM press.
Madrasah Ibtidaiyah Ash-Sholahiyah Saddhono, Kundaru dan St. Y. Slamet.
Depok Jawa Barat yang berjudul (2012). Meningkatkan Keterampilan
“Kepedulian dan Tanggung Jawab Berbahasa Indoensia, Teori, dan
Terhadap Makhluk Hidup dan Aplikasi. Bandung : Karya Putra
Lingkungan” didapatkan bahwa kohesi Darwati.
gramatikal dan koherensi perbandingan Tarigan, Henry Guntur. (2009).
(komparasi) banyak ditemukan dalam Pengajaran Semantik. Bandung:
Karangan siswa kelas VI yaitu sebanyak Angkasa.
16 buah temuan atau 76 % dan 9 buah
temuan atau 56 %.

Wacana : Jurnal Bahasa, Seni, dan Pengajaran | 45

Anda mungkin juga menyukai