Anda di halaman 1dari 8

Seminar Nasional Dies Natalis UNM Ke 57, 9 Juli 2018

ANALISIS HUBUNGAN ANTARKLAUSA DARI SEGI PERILAKU


HUBUNGAN SEMANTIS PADA TEKS AKADEMIK

Widiastuti
Pendidikan Bahasa Indonesia PPs Universitas Negeri Makassar
e-mail : widyasti987@yahoo.com

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan penggunaan hubungan antarklausa dari segi
perilaku hubungan semantisnya pada teks akademik. Jenis penelitian yang digunakan
adalah kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif tentang
penggunaan hubungan antarklausa. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
tagmemik oleh Kenneth L.Pike. Data yang digunakan pada penelititan ini adalah tesis
Indahwati pada tahun 2015 dengan judul Keefektifan Metode Kuantum dengan Teknik
Clustering (pengelompokan) pada Pembelajaran Keterampilan Menulis Puisi pada Siswa
Kelas VII SMP Negeri 4 Patampanua Kabupaten Pinrang. Ruang lingkup penelitian yang
diambil adalah bagian latar belakang kemudian dianalisis berdasarkan hubungan
antarklausa segi hubungan semantis. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada Bab
1 Pendahuluan bagian latar belakang terdapat 10 kalimat majemuk bertingkat
(Subordinatif) dan 6 kalimat majemuk setara (koordinatif). Pada kalimat tersebut terdapat
21 konjungsi yaitu 3 konjungtor bahwa, 5 konjungtor dan, 1 konjungtor sehingga, 1
konjungtor jika, 1 konjungtor agar, 1 konjungtor atau, 1 konjungtor hingga, 2 konjungtor
serta, 1 konjungtor ketika, dan 2 konjungtor karena. Konjungsi dan, atau dan konjungsi
serta merupakan konjungsi koordinasi yang menyatakan hubungan semantis antarklausa
dalam kalimat majemuk setara. Sedangkan konjungtor jika, maka, ketika, hingga,
sehingga, agar, bahwa, dan karena merupakan konjungtor subordinatif yang menyatakan
hubungan semantis antarklausa dalam kalimat majemuk bertingkat. Hal ini menandakan
bahwa dari segi semantisnya, hubungan antarklausa yang menggunakan konjungtor
subordinatif merupakan ciri teks akademik.

Kata kunci : Antarklausa, Hubungan Semantis, Teks Akademik

1. PENDAHULUAN tunggal dipahami sebagai kalimat yang


terdiri atas satu klausa, sedangkan
Bahasa adalah sarana komunikasi kalimat majemuk terdiri atas dua klausa
penting dalam kehidupan bermasyarakat. atau lebih. Hubungan antarklausa dalam
Bahasa juga merupakan sebuah alat kalimat majemuk dapat dinyatakan
pengungkapan makna dalam kehidupan secara koordinatif dan subordinatif.
manusia sekaligus sebagai sarana Kebergantungan antarklausa dalam
interaksi antara sesama umat manusia. kalimat majemuk ini mendasari
Linguistik memiliki satuan bahasa yang pemahaman adanya klausa koordinatif
mengacu pada kaidah-kaidah pemakaian dan klausa subordinatif. Dalam kalimat
bahasa, pada bentuk unit gramatikal majemuk hubungan antarklausa dapat
seperti frasa, klausa, dan kalimat dinyatakan secara eksplisit melalui
(Djajasudarma 1994:4). kehadiran konjungsi. Kehadiran
Dalam berkomunikasi, penutur konjungsi dalam sebuah kalimat
menggunakan berbagai bentuk bahasa, majemuk ini sangat penting. Jenis
antara lain kalimat. Kalimat dapat berupa konjungsi yang hadir dapat menentukan
kalimat tunggal dan majemuk. Kalimat makna kalimat majemuk tersebut.

393
ISBN 978-602-5554-35-3
“Pendidikan, Budaya, Literasi dan Industri Kreatif: Upaya Membangun Generasi Cerdas Berkepribadian Unggul”

Dalam sebuah kalimat dapat penganalisisan hubungan antarklausa.


mengandung satu klausa atau lebih. Salah satu tesis mahasiswa Pendidikan
Kalimat tersebut dapat dianalisis Bahasa Indonesia Universitas Negeri
berdasarkan fungsi, peran, kategori Makassar pada Pendidikan Bahasa
pengisi unsurnya baik dari segi sintaksis, Indonesia Universitas Negeri Makassar
maupun dari segi semantisnya. Dalam hal pada tahun 2015, Indahwati, dengan
ini menyangkut berbagai hubungan yang judul Keefektifan Metode Kuantum
terdapat antara satu klausa dengan klausa dengan Teknik Clustering
yang lain di dalam kalimat majemuk (pengelompokan) pada Pembelajaran
setara atau bertingkat. Keterampilan Menulis Puisi pada Siswa
Alwi dkk. (1998: 313) menegaskan Kelas VII SMP Negeri 4 Patampanua
bahwa antara kalimat dan klausa dalam Kabupaten Pinrang.
banyak hal memiliki kesamaan karena,
baik kalimat maupun klausa, keduanya- 1.1. Landasan Teori
duanya merupakan konstruksi sintaksis 1.1.1. Hubungan Antarklausa
yang mengandung unsur predikasi. Dari Kridalaksana (2001: 110)
segi struktur internalnya, kalimat dan menjelaskan bahwa klausa adalah satuan
klausa terdiri atas unsur subjek dan gramatikal berupa kelompok kata yang
predikat dengan atau tanpa objek, sekurang-kurangnya terdiri dari subjek
pelengkap, atau keterangan. Bentuk- dan predikat, dan mempunyai potensi
bentuk itu disebut klausa jika cara untuk menjadi kalimat. Chaer, (2007)
pandangnya didasarkan pada struktur dapat dibedakan menjadi dua yakni;
internal. Setiap konstruksi sintaksis yang klausa bebas dan klausa terikat. Yang
terdiri atas unsur subjek dan predikat, dimaksud klausa bebas adalah klausa
tanpa memerhatikan intonasi atau tanda yang mempunyai unsur-unsur yang
baca akhir, adalah klausa. Namun, lengkap, sekurang-kurangnya memiliki
konstruksi tersebut disebut kalimat jika subjek dan predikat.
dilihat dari adanya unsur-unsur subjek- Konjungsi merupakan salah satu kata
predikat lengkap dengan intonasi atau yang menghubungkan 2 item (kata,
tanda baca akhir. kalimat, frasa, atau klausa) secara
Teks akademik adalah wacana bersama-sama. Kata tugas yang
tertulis yang berhubungan dengan berfungsi menghubungkan antarklausa,
akademi yang bersifat ilmiah atau ilmu antarkalimat, dan antarparagraf. Kata
yang pengetahuan serta bersifat teori penghubung disebut juga sebagai kata
yang tanpa disertai oleh arti praktis yang sambung atau konjungsi.
langsung. Teks akademik menurut Sebuah kalimat dapat mengandung
Sudaryanto (1996) dan Moeliono (2004) satu klausa atau lebih. Pembicaraan ini
memiliki ciri khas, yaitu: sederhana, menyangkut berbagai hubungan yang
padat, objektif, dan logis. Pada teks terdapat antara satu klausa dengan klausa
akademik, kesederhanaan struktur yang lain di dalam kalimat majemuk
kalimat yang digunakan adalah jenis setara dan kalimat majemuk bertingkat.
kalimat simpleks dan kompleks yang
berhubungan secara hipotaktik (dengan 1.1.2. Hubungan Koordinasi Dan
konjungsi seperti apabila, karena, dan Subordinasi
ketika). Kalimat majemuk setara maupun
Analisis hubungan antarklausa bertingkat mempunyai dua klausa atau
dibatasi pada bab I, yakni latar belakang lebih yang saling berhubungan. Ada dua
kemudian dikaji berdasarkan segi cara untuk menghubungkan klausa dalam
sintaksis, dan semantisnya. Oleh karena kalimat majemuk, yaitu dengan
itu, penelitian ini akan dipaparkan koordinasi dan subordinasi.

394
ISBN 978-602-5554-35-3
Seminar Nasional Dies Natalis UNM Ke 57, 9 Juli 2018

1.1.2.1. Hubungan Koordinasi 1.1.2.4. Ciri-ciri Semantis Hubungan


Koordinasi menggabungkan dua Subordinasi
klausa atau lebih yang masing-masing Ada dua ciri semantis pada
mempunyai kedudukan yang setara hubungan subordinasi. Pertama, dalam
dalam struktur konsisten kalimat. hubungan subordinasi, klausa yang
Hasilnya adalah satuan yang sama mengikuti subordinator memuat
kedudukannya. Hubungan antara klausa- informasi atau pernyataan yang dianggap
klausanya tidak menyangkut satuan yang sekunder oleh pemakai bahasa,
membentuk hierarki karena klausa yang sedangkan klausa yang lain memuat
satu bukanlah konstituen dari klausa pesan utama kalimat tersebut. Kedua,
yang lain. Secara diagramatik hubungan anak kalimat yang dihubungkan oleh
ini dapat dilihat dalam bagan berikut subordinator umumnya dapat diganti
yang memperlihatkan bahwa dengan kata atau frasa tertentu, sesuai
kongjungtor tidak termasuk dalam klausa dengan makna anak kalimat itu. Jika
mana pun, tetapi merupakan konstituen makna anak kalimat itu menyatakan
tersendiri. waktu, kata atau frasa yang mengacu
pada waktu dapat dipakai sebagai
1.1.2.2. Hubungan Subordinasi pengganti.
Subordinasi menggabungkan dua
klausa atau lebih sehingga terbukti 1.1.3.Hubungan Semantis Antarklausa
kalimat majemuk yang salah satu Dalam Kalimat Majemuk Setara
klausanya menjadi bagian dari klausa Klausa yang terdapat dalam kalimat
yang lain. Jadi klausa-klausa dalam majemuk setara dihubungkan oleh
kalimat majemuk yang disusun dengan koordinator seperti, dan, serta, lalu,
cara subordinasi itu tidak mempunyai kemudian, tetapi, padahal, sedangkan,
kedudukan yang setara. Dengan kata lain, baik..., maupun..., tidak..., tetapi..., dan
dalam kalimat majemuk yang disusun bukan melainkan... Dalam bagian ini
melalui cara yang subordinatif terdapat akan dibicarakan hubungan semantis
klausa yang berfungsi sebagai konstituen antarklausa yang mempergunakan
klausa yang lain. Hubungan antara koordiantor seperti ini.
klausa-klausa itu bersifat hierarkis. Oleh Jika dilihat dari segi arti
karena itu, kalimat majemuk yang koordinatornya, hubungan semantis
disusun dengan cara subordinatif itu antarklausa dalam kalimat majemuk
disebut kalimat majemuk bertingkat. setara ada tiga macam: (a) hubungan
penjumlahan, (b) hubungan perlawanan,
1.1.2.3. Ciri-ciri Semantis Hubungan dan (c) hubungan pemilihan. Tiap
Koordinasi hubungan itu berkaitan erat dengan
Klausa-klausa yang dihubungkan koordinatornya.
oleh koordinator tidak menyatakan
perbedaan tingkat pesan. Ciri semantis 1.1.3.1. Hubungan Penjumlahan
dalam hubungan koordinasi ditentukan Hubungan penjumlahan adalah
oleh makna dari macam koordinator yang hubungan yang menyatakan
dipakai dan makna leksikal ataupun penjumlahan atau gabungan kegiatan,
gramatikal dari kata dan klausa yang keadaan, peristiwa atau proses.
dibentuk. Koordinator dan, misalnya Hubungan ini ditandai oleh koordinator
menyatakan gabungan antara satu klausa dan, serta, atau baik maupun. Kadang-
dengan klausa lainnya. Sebaliknya, kadang koordinator bersifat manasuka,
koordinator tetapi menyatakan yakni boleh dipakai dan boleh tidak. Jika
pertentangan. kita perhatikan konteksnya, hubngan
penjumlahan dapat menyatakan (1) sebab

395
ISBN 978-602-5554-35-3
“Pendidikan, Budaya, Literasi dan Industri Kreatif: Upaya Membangun Generasi Cerdas Berkepribadian Unggul”

akibat, (2) urutan waktu, (3) menjadi (a) waktu batas permulaan, (b)
pertentangan, atau (4) perluasan. waktu bersamaan, (c) waktu berurutan,
dan (d) waktu batas akhir terjadinya
1.1.3.2. Hubungan Perlawanan peristiwa atau keadaan.
Yang dimaksud dengan hubungan
perlawanan ialah hubungan yang 1.1.4.1. Hubungan Syarat
menyatakan bahwa apa yang dinyatakan Hubungan syarat terdapat dalam
dalam klausa pertama berlawanan, atau kalimat yang klausa subordinatifnya
tidak sama, dengan apa yang dinyatakan menyatakan syarat terlaksananya apa
dalam klausa kedua. Hubungan itu yang disebut dalam klausa utama.
ditandai dengan koordinator tetapi, Subordinator yang lazim dipakai adalah
melainkan, dan namun. Hubungan jika(lau), kalau, dan asal(kan). Di
perlawanan itu dapat dibedakan atas samping itu, Subordinator kalau,
hubungan yang menyatakan penguatan, (apa)bila, dan bilamana juga dipakai jika
implikasi, dan perluasan. syarat itu bertalian dengan waktu.

1.1.3.3. Hubungan Pemilihan 1.1.4.2. Hubungan Pengandaian


Yang dimaksud dengan hubungan Hubungan pengandaian terdapat
pemilihan ialah hubungan yang dalam kalimat majemuk yang klausa
menyatakan pilihan di antara dua subordinatifnya menyatakan andaian
kemungkinan atau lebih yang dinyatakan terlaksananya apa yang dinyatakan
oleh klausa-klausa yang dihubungkan. klausa utama. Subordinator yang lazim
Koordinator yang dipakai untuk dipakai adalah : seandainya, andaikata,
menyatakan hubungan pemilihan itu andaikan, dan sekiranya.
ialah atau. Hubungan pemilihan itu
sering juga menyatakan pertentangan. 1.1.4.3. Hubungan Tujuan
Hubungan tujuan terdapat dalam
1.1.4.Hubungan Semantis Antarklausa kalimat yang klausa subordinatifnya
Dalam Kalimat Majemuk menyatakan suatu tujuan atau harapan
Bertingkat dari apa yang disebut dalam klausa
Seperti halnya dengan kalimat utama. Subordinator yang biasa dipakai
majemuk setara, hubungan semantic untuk menyatakan hubungan itu adalah
antarklausa dalam kalimat majemuk agar, supaya, untuk, dan biar.
bertingkat juga ditentukan oleh macam Subordinator biar terbatas pemakaiannya
koordinator yang dipakai dan makna pada ragam bahasa Indonesia informal.
leksikal dari kata atau frasa dalam klausa
masing-masing. 1.1.4.4. Hubungan Konsesif
Hubungan semnatis antara klausa Hubungan konsesif terdapat dalam
subordinatif dan klausa utama banyak kalimat majemuk yang klausa
ditentukan oleh jenis dan fungsi klausa subordinatifnya mengandung pernyataan
subordinatif. Berikut adalah beberapa yang tidak akan mengubah apa yang
macam hubungan semantis yang ada dinyatakan dalam klausa utama.
antara klausa subordinatif dan klausa Subordinator yang biasa dipakai adalah
utama. walau(pun), meski(pun), sekalipun,
biar(pun), kendati(pun), sungguh(pun),
1.1.4.1. Hubungan Waktu sekalipun, dan biarpun.
Klausa subordinatif ini menyatakan
waktu terjadinya peristiwa atau keadaan
1.1.4.5. Hubungan Pembandingan
yang dinyatakan dalam klausa utama.
Hubungan pembandingan terdapat
Hubungan waktu itu dapat dibedakan lagi
dalam kalimat majemuk yang klausa

396
ISBN 978-602-5554-35-3
Seminar Nasional Dies Natalis UNM Ke 57, 9 Juli 2018

subordinatifnya menyatakan maupun tidak. Subordinator yang sering


pembandingan, kemiripan, atau dipakai adalah bahwa.
preferensi antara apa yang dinyatakan
pada klausa utama dengan yang 1.1.4.11. Hubungan Atributif
dinyatakan pada klausa subordinatif itu. Hubungan atribut ditandai oleh
Subordinator yang biasa dipakai adalah Subordinator yang. Ada dua macam
seperti, bagaikan, laksana, ibarat, hubungan atributif: (a) restriktif dan (b)
sebagaimana, daripada, dan alih-alih. takrestriktif. Klausa yang dihasilkan
sering pula disebut “klausa relatif”
1.1.4.6. Hubungan Penyebaban dengan kedua macam hubungan di atas.
Hubungan penyebaban terdapat a. Hubungan Atributif Restriktif
dalam kalimat yang klausa Dalam hubungan seperti ini, klausa
subordinatifnya menyatakan sebab atau relatif mewatasi makna dari nomina yang
alas an terjadinya apa yang dinyatakan diterangkannya. Dengan kata lain, bila
dalam klausa utama. Subordinator yang ada suatu nomina yang mendapat
biasa dipakai adalah sebab, karena, keterangan tambahan yang berupa klausa
akibat, dan oleh karena. relatif-reskriftif, maka klausa itu
merupakan bagian integral dari nomina
1.1.4.7. Hubungan Hasil yang diterangkannya. Dalam hal
Hubungan hasil terdapat dalam penulisannya perlu diperhatikan bahwa
kalimat majemuk yang klausa benar klausa relatif macam ini tidak
subordinatifnya menyatakan hasil atau dibatasi oleh tanda koma, baik di muka
akibat dari apa yang dinyatakan dalam maupun di belakangnya.
klausa utama. Hubungan ini biasanya b. Hubungan Atributif
dinyatakan dengan memakai Takrestriktif
Subordinator seperti sehingga, sampai Berbeda dengan klausa yang
(sampai), dan maka. takrestriktif hanyalah memberikan
sekadar tambahan mendahuluinya.
1.1.4.8. Hubungan Cara 1.1.4.12. Hubungan Perbandingan
Hubungan cara terdapat dalam Hubungan perbandingan terdapat
kalimat yang klausa subordinatifnya dalam kalimat majemuk bertingkat yang
menyatakan cara pelaksanaan dari apa klausa subordinatif dan klausa utamanya
yang dinyatakan oleh klausa utama. mempunyai unsur yang sama tarafnya
Subordinator yang sering dipakai adalah sama (ekuatif) atau berbeda (komparatif).
dengan dan tanpa. Klausa subordinatif perbandingan
selalu mengalami pelesapan. Unsur yang
1.1.4.9. Hubungan Alat dilesapkan adalah unsur yang
Hubungan alat terdapat pada kalimat menyatakan sifat yang terukur yang ada
yang klausa subordinatifnya menyatakan pada klausa utama dan klausa
alat yang dinyatakan oleh klausa utama. subordinatif.
Subordinator yang dipakai sama dengan a. Hubungan Ekuatif
yang dipakai untuk hubungan cara, yakni Hubungan ekuatif muncul bila hal
dengan dan tanpa. atau unsur pada klausa subordinatif dan
klausa utama yang diperbandingkan
1.1.4.10. Hubungan sama tarafnya. Bentuk yang digunakan
Komplementasi untuk menyatakan hubungan ekuatif
Dalam hubungan komplementasi, adalah sama dengan atau bentuk se-.
klausa subordinatif melengkapi apa yang b. Hubungan Komparatif
dinyatakan oleh verba klausa utama atau Hubungan komparatif muncul bila
oleh nomina subjek, baik dinyatakan hal atau unsur pada klausa subordinatif

397
ISBN 978-602-5554-35-3
“Pendidikan, Budaya, Literasi dan Industri Kreatif: Upaya Membangun Generasi Cerdas Berkepribadian Unggul”

dan klausa utama yang diperbandingkan antarklausa koordinatif dan


berbeda tarafnya. Bentuk yang subordinatif pada tesis Indahwati,
digunakan untuk menyatakan hubungan dengan judul Keefektifan Metode
komparatif adalah lebih/kurang dari Kuantum dengan Teknik Clustering
(pada). (pengelompokan) pada Pembelajaran
Keterampilan Menulis Puisi pada Siswa
1.1.4.13. Hubungan Optatif Kelas VII SMP Negeri 4 Patampanua
Hubungan optatif terdapat dalam Kabupaten Pinrang.
kalimat majemuk bertingkat yang klausa
utamanya menyatakan ‘harapan’ agar apa
3.1. Hasil Analisis
yang dinyatakam dalam klausa
Berdasarkan hasil analisis yang
subordinatif dapat terjadi. Subordinator
yang lazim digunakan dalam kalimat dilakukan pada Bab 1 Pendahuluan
yang mengungkapkan hubungan optatif bagian latar belakang terdapat 10
itu ialah semoga atau moga-moga dan kalimat majemuk bertingkat
mudah-mudahan. (Subordinatif) dan 6 kalimat
majemuk setara (koordinatif). Pada
2. METODE PENELITIAN kalimat tersebut terdapat 21
konjungsi yaitu 3 konjungtor bahwa,
Jenis penelitian yang digunakan 5 konjungtor dan, 1 konjungtor
adalah kualitatif, yaitu prosedur sehingga, 1 konjungtor jika, 1
penelitian yang menghasilkan data konjungtor agar, 1 konjungtor atau, 1
deskriptif tentang hubungan antarklausa konjungtor hingga, 2 konjungtor
pada tesis mahasiswa Pendidikan serta, 1 konjungtor ketika, dan 2
Bahasa Indonesia Universitas Negeri konjungtor karena. Konjungsi dan,
Makassar pada tahun 2015, Indahwati, atau dan konjungsi serta merupakan
dengan judul Keefektifan Metode konjungsi koordinasi yang
Kuantum dengan Teknik Clustering menyatakan hubungan semantis
(pengelompokan) pada Pembelajaran
antarklausa dalam kalimat majemuk
Keterampilan Menulis Puisi pada Siswa
Kelas VII SMP Negeri 4 Patampanua setara. Sedangkan konjungtor jika,
Kabupaten Pinrang. maka, ketika, hingga, sehingga, agar,
Pendekatan yang digunakan adalah bahwa, dan karena merupakan
pendekatan tagmemik oleh Kenneth konjungtor subordinatif yang
L.Pike. Menurut Kenneth L.Pike (dalam menyatakan hubungan semantis
Suparno, 2008:13) analisis tagmemik antarklausa dalam kalimat majemuk
tidak ada pemisahan bidang wacana, bertingkat.
sintaksis dan moorfologi. Klausa Data 1 (P2 K2)
memiliki tempat khusus. Kekhususan Sastra diajarkan dan dianggap penting
yang terdapat dalam klausa mencakup S P Pel.
dua hal, yaitu pembahasan subjek, karena terdapat relevansi antara
predikat, dan objek berada pada tataran
sastra
klausa dan klausa adalah pembangun
kalimat. Konj. P Pel.
dengan masalah-masalah dalam dunia
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
nyata serta mampu menjaga
Berdasarkan hasil analisis data, Konj. P
ditemukan adanya hubungan harmoni/mengharmonikan sesuatu.

398
ISBN 978-602-5554-35-3
Seminar Nasional Dies Natalis UNM Ke 57, 9 Juli 2018

Pel. utama siswa dilatih untuk peka


terhadap fenomena digabungkan
Hasil analisis pada data 1 dapat dengan klausa utama kejadian-
dilihat bahwa klausa utama Sastra kejadian yang terjadi berkaitan
diajarkan dan dianggap penting dengan diri dan lingkungan sosialnya
digabungkan dengan klausa dengan menggunakan konjungtor
subordinatif terdapat relevansi atau. Pada kalimat tersebut klausa
antara sastra dengan masalah- koordinatif mempunyai kedudukan
masalah dalam dunia nyata dengan yang setara atau sama. Dengan kata
menggunakan konjungtor karena lain, kluasa-klausa itu semuanya
kemudian pada klausa yang merupakan klausa utama. Dilihat dari
dihubungkan oleh konjungtor hubungan semantis antarklausa dalam
subordinatif membentuk kalimat kalimat majemuk setara, konjungtor
majemuk dengan menambahkan atau termasuk dalam hubungan
klausa perluasan mampu menjaga pemilihan yang menyatakan pilihan
harmoni/mengharmonikan sesuatu diantara dua kemungkinan atau lebih
dengan menggunakan konjungtor yang dinyatakan oleh klausa-klausa
serta. Sementara untuk melihat dari yang dihubungkan yang mempunyai
hubungan semantis antarklausa dalam hubungan tidak menyatakan
kalimat majemuk bertingkat, pertentangan.
subordinator karena termasuk dalam
hubungan penyebaban yang klausa Data 5 (P5 K1)
subordinatifnya menyatakan sebab Setelah melakukan wawancara
atau alasan terjadinya apa yang dengan
dinyatakan dalam klausa utama dan Ket. P O Ket.
terdapat penambahan koordinator guru dan siswa kelas VIII SMP
serta yang memberikan informasi Negeri 4
atau penjelasan tambahan untuk Patampanua Kabupaten Pinrang,
melengkapi pernyataan pada klausa diketahui
utama menunjukkan hubungan
penjumlahan yang menyatakan P
perluasan. Berikut beberapa sampel bahwa salah satu faktor yang
data dari analisis yang ditemukan. Konj. S
menghambat pelaksanaan
Data 3 (P2 K2) pembelajaran menulis puisi adalah
Dengan kata lain, siswa dilatih untuk alokasi waktu. P
peka Pel.
S P Pada analisis data 5 tersebut
terhadap fenomena atau kejadian- dapat dilihat bahwa klausa adverbial
Ket. Konj. S Setelah melakukan wawancara
kejadian yang terjadi berkaitan dengan guru dan siswa kelas VIII
dengan diri SMP Negeri 4 Patampanua
P Ket. Kabupaten Pinrang, diketahui
dan lingkungan sosialnya digabungkan dengan klausa
Berdasarkan hasil analisis pada subordinatif salah satu faktor yang
data 3 dapat dilihat bahwa klausa menghambat pelaksanaan

399
ISBN 978-602-5554-35-3
“Pendidikan, Budaya, Literasi dan Industri Kreatif: Upaya Membangun Generasi Cerdas Berkepribadian Unggul”

pembelajaran menulis puisi adalah DAFTAR PUSTAKA


alokasi waktu dengan menggunakan
konjungtor bahwa. Pada kalimat Alwi, Hasan. 2010. Tata Bahasa
tersebut klausa subordinatif Baku Bahasa Indonesia.
menduduki posisi predikat (P). Jakarta: Balai Pustaka
Dengan kata lain, klausa subordinatif Chaer, Abdul. 2014. Linguistik
itu merupakan verba kluasa karena Umum. Jakarta: Rineka Cipta
menduduki fungsi yang biasa Mahmudah., Nurhusna. 2016. Bahasa
diduduki oleh verba dan memperluas Indonesia Untuk Perguruan
fungsi sintaksisnya berupa pelengkap. Tinggi Ekspresi Diri dan
Dilihat dari hubungan semantis Akademik. Makassar:
antarklausa dalam kalimat majemuk Universitas Negeri Makassar
bertingkat, subordinator bahwa
termasuk dalam hubungan
komplementasi karena klausa
subordinatif melengkapi makna verba
predikat klausa utama diketahui.

4. KESIMPULAN

Sebuah kalimat dapat


mengandung satu klausa atau lebih.
Pembicaraan ini menyangkut
berbagai hubungan yang terdapat
antara satu klausa dengan klausa yang
lain di dalam kalimat majemuk setara
dan kalimat majemuk bertingkat.
Hubungan antarklausa yang
disebut di atas dapat ditandai dengan
kehadiran kongjungtor (kata hubung)
pada awal salah satu klausa tersebut.
Kalimat majemuk setara maupun
bertingkat mempunyai dua klausa
atau lebih yang saling berhubungan.
Ada dua cara untuk menghubungkan
klausa dalam kalimat majemuk, yaitu
dengan koordinasi dan subordinasi.
Hal ini menandakan bahwa dari segi
semantisnya, hubungan antarklausa yang
menggunakan konjungtor subordinatif
merupakan ciri teks akademik.

400
ISBN 978-602-5554-35-3

Anda mungkin juga menyukai