Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN SEKOLAH


PENGAWAS SEKOLAH
Dosen Pengampu:

Disusun Oleh :
1. Cindy Fatika Putri 2040602020
2. Silvana Regina Sari 2040602019
3. Novia Putri Sari 2040602021
4. Nethania Aureliana 2040602048
5. Adi Gunawan 2040602086
6. Oktoviyanus 2040602052
7. Nopita 2040602047
8.Wislianto 2040602082
9. Mita Christina Yuslih 2040602084
10. Isnaini Ariska 2040602055

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puja dan puji penulis panjatkan kepada allah SWT yang
senantiasa memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan dan menyusun tugas makalah ini.
Sholawat serta salam mari kita panjatkan kepada baginda nabi kita
Muhammad SAW, semoga kita selalu mendapat syafaat Beliau di Yaumul Masyar
kelak, Amin ya Rabbal Alamin.
Adapun tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Administrasi dan Manajemen Sekolah.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ………………… selaku dosen mata
kuliah Administrasi dan Manajemen Sekolah yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.
Penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan makalah
ini, dan penulis juga mengharapkan kritik serta saran dari parapembaca untuk bahan
pertimbangan perbaikan makalah ini.

Tarakan, 3 Maret 2022


Penulis

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
A.Latar Belakang Penulisan ............................................................2
B.Rumusan Masalah .......................................................................2
C.Tujuan Penulisan .........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................3
BAB III PENUTUP ......................................................................................
A. Kesimpulan ..............................................................................
B. Saran..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tenaga pengawas Sekolah merupakan tenaga kependidikan yang peranannya
sangat penting dalam membina kemampuan profesional tenaga pendidik dan kepala
sekolah dalam meningkatkan kinerja sekolah. Pengawas sekolah berfungsi sebagai
supervisor baik supervisor akademik maupun supervisor manajerial.
Sebagai supervisor akademik, pengawas sekolah berkewajiban untuk
membantu kemampuan profesional guru agar guru dapat meningkatkan mutu proses
pembelajaran. Sedangkan sebagai supervisor manajerial, pengawas berke¬wajiban
membantu kepala sekolah agar mencapai sekolah yang efektif. Pembinaan dan
pengawasan kedua aspek tersebut hendaknya menjadi tugas pokok pengawas sekolah.
Oleh sebab itu tenaga pengawas harus memiliki kualifikasi dan kompetensi
yang lebih unggul dari guru dan kepala sekolah. Peranan pengawas hendaknya
menjadi konsultan pendidikan yang senantiasa menjadi pendamping bagi guru dan
kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan.
.
B. Tujuan Penulisan
1. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Supervisi Pendidikan pada Jurusan PAI , STAI YAPTIP Kampus II Ujung Gading.
2. Dengan adanya makalah ini kami berharap bisa menambah ilmu
pengetahuan kita bersama tentang Pengawas Sekolah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kualifikasi Pengawas Sekolah


Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan bagi pengawas dan calon pengawas
satuan pendidikan terdiri atas kualifikasi umum dan khusus.
1. Umum
berlaku untuk semua pengawas satuan pendidikan
a. Memiliki pangkat minimal Penata golongan ruang III/c
b. Berusia maksimal 50 tahun sejak diangkat sebagai pengawas satuan
pendidikan.
c. Pernah menyandang predikat guru atau kepala sekolah berprestasi
d. Lulus seleksi pengawas satuan pendidikan
e. Menempuh pendidikan profesi pengawas

2. Khusus
a. Pengawas TK/RA/BA, SD/MI:
1) berlatar belakang pendidikan minimal S1 diutamakan S2 kependidikan
dengan keahlian pendidikan ke-TK/SD-an.
2) guru TK/SD bersertifikat dengan pengalaman kerja minimal 8
(delapan) tahun atau Kepala Sekolah TK/SD berpengalaman kerja minimal 4 (empat)
tahun.
b. Pengawas Pendidikan Khusus (PLB):
1) berpendidikan minimal S1 kependidikan diutamakan S2 kependidikan
dalam rumpun mata pelajaran pendidikan khusus.
2) Guru PLB bersertifikat dengan pengalaman kerja minimal 8 (delapan)
tahun atau Kepala Sekolah PLB berpengalaman kerja minimal 4 (empat) tahun.
c. Pengawas SMP/MTs:
1) Berpendidikan minimal S2 kependidikan dengan berbasis S1
kependidikan atau S1 non-kependidikan plus Akta dalam rumpun mata pelajaran
MIPA, IPS, Bahasa, Olahraga-Kesehatan dan rumpun Seni Budaya sesuai dengan
kurikulum yang berlaku.
2) guru SMP/MTs bersertifikat dengan pengalaman kerja minimal 8
(delapan) tahun atau Kepala Sekolah SMP/MTs berpengalaman kerja minimal 4
(empat) tahun.
d. Pengawas SMA/MA:
1) berpendidikan minimal S2 kependidikan dengan berbasis S1
kependidikan atau S1 non-kependidikan plus Akta dalam rumpun mata pelajaran
MIPA, IPS, Bahasa, Olahraga-Kesehatan dan rumpun Seni Budaya sesuai dengan
kurikulum yang berlaku.
2) guru SMA/MA bersertifikat dengan pengalaman kerja minimal 8
(delapan) tahun atau Kepala Sekolah SMA/MA berpengalaman kerja minimal 4
(empat) tahun.
e. Pengawas SMK/MAK:
1) berpendidikan minimal S2 kependidikan dengan berbasis S1
kependidikan atau S1 non-kependidikan plus Akta dalam rumpun pertanian dan
kehutanan, teknologi dan industri, bisnis dan manajemen, kesejahteraan masyarakat,
Pariwisata dan rumpun seni dan kerajinan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
2) guru SMK/MAK bersertifikat dengan pengalaman kerja minimal 8
(delapan) tahun atau Kepala Sekolah SMK/MAK berpengalaman kerja minimal 4
(empat) tahun.

B. Pemberdayaan Pengawas Sekolah


Dalam kegiatan di sekolah seperti : administrasi, supervisi, evaluasi,
manajemen maupun pengawasan merupakakan kegiatan yang saling melengkapi satu
sama lain dan sukar dipisahkan, hanya dapat dibedakan, itupun hanya bisa dilakukan
dalam bahasan akademik. Administrasi menggambarkan keseluruhan sistem
pendidikan dan kebijaksanaannya. Supervisi berhubungan dengan usaha
meningkatkan mutu pembelajaran dan situasinya. Evaluasi digambarkan sebagai alat
untuk menterjemahkan kebijakan administrasi kedalam kegiatan teknis operasional.
Pengawasan atau kontrol merupakan usaha untuk mempertahankan supaya proses
pendidikan berjalan dengan semestinya dalam tujuan mencapai tujuan yang
dikehendaki dalam rencana.
Pengawasan pada dasarnya digunakan untuk menjaga keterlaksanaan program
yang telah ditetapkan. Manajemen merupakan sistem pengelolaan administarsi
pendidikan yang meliputi unsur perencaanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengawasan
agar tujuan pendidikan tercapai secara efektif dan efisien serta produktif.
Supervisi merupakan pengawasaan yang lebih profesional dibandingkan
dengan pengawasan umum karena perkembangan kemajuan pendidikan yang
membutuhkannya, yaitu pengawasan akademik yang mendasarkan kepada
kemampuan ilmiah. Pendekatannya bukan lagi pengawasan manajemen biasa yang
bersifat inhuman, melainkan menuntut kemampuan profesional yang demokratis dan
humanistik oleh para pengawas dalam melaksanakannya. Karena kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, diperlukan pengawasan yang lebih profesional, yang
menuntut kemampuan profesional dari para pengawasnya, dan bukan hanya
wewenang administratif saja. Dan dengan berkembangnya teori-teori pendekatan
administrasi yang lebih memperhatikan cara-cara pendekatan manusiawi dan sosial,
maka pengawasan berkembang menjadi lebih humanistik dan demokrasi, menjadi
supervisi yang dipermasalahkan sekarang. Dengan demikian supervisi merupakan
usaha memberi pelayanan agar guru menjadi lebih profesional dalam menjalankan
tugas melayani peserta didiknya.
Pemberdayaan Pengawas Satuan Pendidikan, sebagai suatu solusi yang
ditawarkan antara lain :
1. Perlunya pengorganisasian ulang Pengawas Pendidikan yang bersifat
mandiri, berada diluar jalur birokrat kependidikan, tetapi berada dalam badan
tersendiri yang memiliki posisi sederajat dengan pejabat di level kanwil/kandep/dinas
provinsi/kab/kota berdampinan dengan Dinas, LPMP dan Badan Akreditasi Propinsi
2. Rekrutmen pengawas benar-benar merujuk pada permendiknas
no.12/2007 dan PP no.19/2005
3. Pengawas memiliki kewenangan untuk menyeleksi calon kepala
sekolah dan melakukan proyek pelatihan dan pengembangan bagi guru-guru, serta
menilai kinerja guru dan kepala sekolah selanjutnya direkomendasikan dalam
peningkatan karirnya.
4. Pengawas dalam tugas supervisinya, berawal dari kegiatan inservice
training, dilanjutkan dengan onservice training bagi para guru sesuai kwalifikasi dan
kompetensi akademiknya dan juga bagi manajemen kepala sekolah dalam
pengelolaan sekolah/madrasah.
5. Semua kegiatan tersebut harus didukung oleh dana yang memadai, dan
diproyeksikan dalam DIPA Badan Pengawas Pendidikan yang terlembagakan secara
khusus dipemerintahan

C. Sistem Perekrutan Pengawas Sekolah


Pengangkatan pegawai negeri sipil dari jabatan lain kedalam jabatan
pengawas sekolah dapat dilakukan bila memenuhi persyaratan sebagai berikut: (a)
Memenuhi syarat sebagaimana yang disebutkan di atas; (b) telah melaksanakan tugas
sebagai guru sekurang-kurangnya 1(satu) tahun setelah yang bersangkutan diangkat
kembali sebagai guru; (c) pangkat yang ditetapkan bagi pegawai negeri sipil tesebut
sama dengan pangkat yang dimilikinya dan jabatan pengawas yang ditetapkan sesuai
dengan angka kredit yang dimiliki guru yang bersangkutan.
Adapun kelengkapan usul untuk dapat diangkat sebagai pengawas adalah: (a)
Penetapan Angka Kredit (PAK) terakhir guru; (b) foto Copy Surat Keputusan
pengangkatan dalam jabatan/kepangkatan terakhir sebagai guru yang telah dilegalisir;
(c) Foto copy ijazah yang telah dilegalisir/disyahkan; (d) keputusan penguasan waktu
menjadi guru; (e) daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3) pada dua tahun
terakhir; (f) Daftar riwayat hidup/riwayat pekerjaan/jabatan; (g) Surat tanda tamat
pendidikan dan pelatihan (STTPP) dalam bidang pengawasan sekolah; (h) Formasi
pengawas sesuai dengan jenis pengawas yang dibutuhkan.
Disamping persyaratan-persyaratan formal yang disebutkan diatas, masih ada
persyaratan lain yang perlu dimiliki oleh seorang supervisor/pengawas, yaitu
persyaratan seorang pemimpin. Hal ini penting, karena supervisor/ pengawas pada
hakikatnya adalah juga pemimpin bagi guru, kepala sekolah/kepala madrasah dan
seluruh staf sekolah/madrasah yang berada dibawah pembinaan dan tanggung
jawabnya.
Adapun persyaratan dimaksud antara lain adalah:
1. Rendah hati dan sederhana
Seorang supervisor/pengawas hendaknya memiliki sikap rendah hati dan
sederhana. Artinya superisor jangan mempunyai sikap sombong atau merasa lebih
mengetahui dari orang yang disupervisi. Ia hendaknya lebih banyak mendengar dan
bertanya dari pada berceramah dan memerintah. Kelebihan pengetahuan, kemampuan
dan pengalaman hendaknya digunakan untuk mendorong orang lain untuk berbuat
lebih banyak dan lebih baik. Dengan sikap demikian ia akan dihormati dan disegani
oleh setiap orang, dan lebih jauh lagi, segala ucapan dan tindakannya akan dicontoh
oleh para bawahannya. Disinilah barangkali letakesensi pendidikan dari seorang
supervisor.
2. Bersikap suka menolong
Seorang supervisor hendaknya selalu siap untuk membantu kepala
sekolah/kepala madrasah, guru dan seluruh pegawai sekolah serta siapa saja yang
membutuhkan pertolongan atau bantuannya. Bantuan yang diberikan hendaknya
secara ikhlas/tanpa pamrih. Selain itu, seorang supervisor juga selalu siap
mendengarkan berbagai keluhan dan kesulitan yang dialami para bawahannya, dan
berusaha keras untuk mengakomodir serta membantu mencari penyelesaian yang
terbaik. Dengan demikian ia akan dijadikan figur yang dapat dipercaya dan
diandalkan keberadaannya disekolah.
3. Memiliki sifat sabar dan emosional yang stabil
Seorang supervisor hendaknya memiliki sifat sabar, tidak mudah putus asa
dan kecewa apabila menghadapi kegagalan. Dan sebaliknya tidak cepat merasa puas
bila berhasil, apalagi bangga dan sombong. Sifat seperti ini (sabar dan emosional
yang stabil) akan memberikan rasa aman dalam diri setiap bawahannya. Bila seorang
supervisor tidak sabaran dan emosionalnya tidak stabil maka orang-orang yang
berada di bawah pembinaannya juga ikut merasa was-was atau khawatir, yang pada
gilirannya kepercayaan terhadap supervisor tersebut semakin berkurang dan bahkan
hilang sama sekali.
4. Memiliki sikap demokrasi
Seorang supervisor adalah pemimpin, dan pemimpin yang baik adalah
pemimpin yang demokratis, artinya tidak otoriter. Setiap persoalan dibicarakan secara
bersama dan transparan. Setiap orang yang disupervisi berhak untuk bertanya dan
mengemukakan pendapat secara bebas dan terbuka. Keputusan yang diambil
merupakan kesepakatan bersama, bukan atas kemauannya sendiri. Bila sikap ini
benar-benar dimiliki, maka ia akan menjadi seorang supervisor yang superior dalam
lingkungannya. Kepemimpinannya menjadi contoh/teladan bagi setiap orang, dan
keberadaannya menjadi sangat dibutuhkan oleh orang-orang disekitarnya.
Demikian antara lain sifat-sifat yang baik yang memberi persyaratan
pelengkap bagi seorang supervisor/pengawas. Walaupun pelengkap akan tetapi turut
melakukan keberhasilan dalam tugas-tugas supervisi yang dilakukannya.

D. Kepala Sekolah Sebagai Pengawas Sekolah


Kepala sekolah sebagai supervisor adalah memberikan bantuan,
bimbingan ,pengawasan dan penilaian pada masalah-masalah yang berhubungan
dengan teknis penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan pembelajaran yang
berupa perbaikan program dan kegiatan pembelajaran untuk dapat menciptakan
situasi belajar mengajar yang lebih baik. Di samping sebagai supervisor kepala
sekolah juga mempunyai tugas yang lebih penting yakni membangkitkan semangat
kerja guru untuk mencapai tujuan pendidikan
Bahwa situasi belajar mengajar di sekolah akan lebih baik tergantung kepada
keterampilan supervisor sebagai pemimpin. Seorang supervisor yang baik menurut
Kimball Wiles memiliki lima keterampilan dasar, yaitu:
1. Keterampilan dalam hubungan-hubungan kemanusian
2. Keterampilan dalam proses kelompok
3. Keterampilan dalam kepemimpinan pendidikan
4. Keterampilan dan mengatur personalia sekolah
5. Keterampilan dalam evaluasi
Sedangkan fungsi kepala sekolah sebagai pengawas sebagai berikut :
1. Setiap pemikiran yang diberikan oleh anggota kelompok harus dilihat
sebagai sumbangan bagi kelompok dan perlu diterima dengan sikap terbuka dan
positif
2. Pemimpin harus memiliki pemikiran yang mantap
3. Pemimpin membantu dalam mengembangkan keterampilan dan
memperlengkapi stafnya
4. Pemimpin bertugas menumbuhkan kepercayaan pada diri sendiri dan
menumbuhkan rasa aman pada diri orang lain
5. Pemimpin bertugas menentukan batas kebebasan dan saling
berinteraksi
6. Pemimpin harus berani menggunakan cara pendekatan yang bersifat
mencoba
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengawasan pada dasarnya digunakan untuk menjaga keterlaksanaan program
yang telah ditetapkan. Manajemen merupakan sistem pengelolaan administarsi
pendidikan yang meliputi unsur perencaanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengawasan
agar tujuan pendidikan tercapai secara efektif dan efisien serta produktif.
Supervisi merupakan pengawasaan yang lebih profesional dibandingkan
dengan pengawasan umum karena perkembangan kemajuan pendidikan yang
membutuhkannya, yaitu pengawasan akademik yang mendasarkan kepada
kemampuan ilmiah. Pendekatannya bukan lagi pengawasan manajemen biasa yang
bersifat inhuman, melainkan menuntut kemampuan profesional yang demokratis dan
humanistik oleh para pengawas dalam melaksanakannya. Karena kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, diperlukan pengawasan yang lebih profesional, yang
menuntut kemampuan profesional dari para pengawasnya, dan bukan hanya
wewenang administratif saja. Dan dengan berkembangnya teori-teori pendekatan
administrasi yang lebih memperhatikan cara-cara pendekatan manusiawi dan sosial,
maka pengawasan berkembang menjadi lebih humanistik dan demokrasi, menjadi
supervisi yang dipermasalahkan sekarang. Dengan demikian supervisi merupakan
usaha memberi pelayanan agar guru menjadi lebih profesional dalam menjalankan
tugas melayani peserta didiknya

B. Saran
Kami sebagai penulis dari makalah ini mengharapkan serta menerima
kritikan dan saran dari mahasiswa/ mahasiswi demi memperbaiki isi makalah ini,
dengan mengucapkan terima kasih kami kepada Dosen yang telah memberi
bimbingan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik dan benar.
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Hadiyanto, Mencari Sosok Desentralisasi Manajemen Pendidikan di


Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta , 2004

Permendiknas, Standar Pengawas Sekolah/Madrasah Nomor 12 Tahun 2007,


Jakarta : Depdiknas, 2007

Sahertian, Piet A., Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam
Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta : Rineka Cipta, 2000

Sudjana, Nana, Standar Mutu Pengawas, Jakarta : Depdiknas, 2006

Suhardan, Dadang, Supervisi Bantuan Profesional, Bandung : Mutara Ilmu,


2006

Sutisna, Oteng, Administrasi Pendidikan; Dasar Teoritis Untuk Praktek


Profesional, Bandung : Angkasa,1989

Anda mungkin juga menyukai