M. Fachrizal Abubakar
Alumni Mahasiswa Program Magister Ilmu Administrasi Negara
Fisipol Universitas Mulawarman Samarinda
Abstract: The research examines the Education Policy Implementation Guide Level
Elementary And Secondary Education in Bulungan North Kalimantan (Case Study In
SMA Negeri 1 Tanjung Selor). The result showed the overall picture that the Free
Education Policy Implementation Level Elementary And Secondary Education in
Bulungan North Kalimantan (Case Study In SMA Negeri 1 Tanjung Selor) has been
used in accordance with the provisions and target groups BOSDA in SMA Negeri 1
Tanjung Selor. Although in terms of the amount received is not in accordance with
the provisions, but the school felt greatly helped by BOSDA. Factors inhibiting the
implementation of the Regional Regulation No. 13 Year 2014 concerning the
implementation of the program of free education in primary and secondary
education in Bulungan, complexity in the preparation of an accountability report
that is due to the short period of preparation of accountability reports.
Keywords: “Implementation, Policy, Free Education”
71
Jurnal Paradigma, Vol. 5 No.2, Agustus 2016 ISSN: 2252-4266
72
M. Fachrizal Abubakar, Implementasi Kebijakan Pendidikan Gratis Tingkat Pendidikan Dasar dan Menengah......
Pendidikan Gratis
Radja mudyaharjo (2002:1) mengatakan pendidikan adalah hidup. Pendidikan
adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan
sepanjang hidup.pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi
pertumbuhan individu. Pendidikan menurut Santoso S. Hamijoyo (2004: 3), adalah
73
Jurnal Paradigma, Vol. 5 No.2, Agustus 2016 ISSN: 2252-4266
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Menurut Hasibuan (2005)
Proses atau langkah-langkah pendidikan hendaknya dilakukan dengan
memperhatikan sasaran, kurikulum, sarana, peserta dan pelatihan.
Menurut Wahyudi (2005:78) pendidikan gratis dan mudah bagi rakyat artinya
pendidikan tersebut diselenggarakan untuk rakyat dan mudah diikuti atau dijangkau
untuk semua rakyat”. Sedangkan menurut D.R. Harsono (2007: 51), ”Sekolah gratis
adalah sekolah dimana anak-anak dan orang tua tidak harus membayar biaya yang
dikelola oleh sekolah, misalnya uang SPP, uang pengembangan, uang pendaftaran,
dan uang buku”. Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pendidikan gratis adalah pendidikan dimana semua lapisan masyarakat terutama
masyarakat kurang mampu dapat melaksanakan kegiatan belajarnya dengan murah
dan mudah yaitu mereka tidak harus membayar biaya-biaya yang dikelola oleh
sekolah, misalnya uang SPP, uang pengembangan, uang pendaftaran, dan uang
buku atau dapat dikatakan tanpa dipungut biaya.
74
M. Fachrizal Abubakar, Implementasi Kebijakan Pendidikan Gratis Tingkat Pendidikan Dasar dan Menengah......
75
Jurnal Paradigma, Vol. 5 No.2, Agustus 2016 ISSN: 2252-4266
76
M. Fachrizal Abubakar, Implementasi Kebijakan Pendidikan Gratis Tingkat Pendidikan Dasar dan Menengah......
Kesimpulan
1. Alokasi dana sekolah ke penerima dana yang diberikan dinas pendidikan
kepada sekolah telah digunakan sesuai dengan ketentuan dan kelompok
sasaran BOSDA di SMA Negeri 1 Tanjung Selor. Walaupun dari sisi jumlah yang
diterima belum sesuai dengan ketentuan, namun pihak sekolah merasakan
sangat terbantu dengan BOSDA karena selama ini selalu mengandalkan dana
rutin yang jumlahnya terbatas, sehingga tidak dapat mengatasi kekurangan-
kekurangan yang ada.
2. Penyaluran dana penggunaan dana, yang diberikan Dinas Pendidikan kepada
pihak sekolah masih belum tepat tanggal atau waktu penyaluran dana, tetapi
masih dalam jangka waktu yang telah ditentukan yaitu setiap tiga bulan sekali
atau setiap triwulan sekali yang mengakibatkan proses pembelajaran sedikit
terlambat karena belum adanya dana yang digunakan untuk membiayai
keperluan-keperluan dalam proses pembelajaran tersebut.
3. Pelayanan dan penanganan pengaduan, yang diberikan dinas pendidikan selalu
menyiapkan waktu kepada setiap sekolah untuk menyampaikan keluhan-
keluhannya atau aspirasi yang ingin disampaikan kepada Dinas Pendidikan,
karena dengan adanya aspirasi dalam penyelengaraan pendidikan gratis baik itu
mengenai penyaluran dana atau keterlambatan dana maka diharapkan dinas
pendidikan dapat mengoptimalkan dalam penyelengaraan pendidikan gratis.
4. Faktor penghambat implementasi Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2014
tentang program penyelenggaraan pendidikan gratis pada pendidikan dasar
dan menengah di Kabupaten Bulungan yaitu:
a. Kerumitan dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban dana yaitu
dikarenakan singkatnya jangka waktu penyusunan laporan
pertanggungjawaban BOSDA, kurangnya kejelasan tentang
pertanggungjawaban pada saat sosialisasi dan penggunaan dana yang
sangat dibatasi dengan aturan-aturan yang dalam pembuatan laporan
pertanggungjawabannya harus sesuai dengan batasan yang sudah diatur di
dalam buku pedoman.
b. Keterlambatan pencairan dana yaitu kurangnya kepastian tanggal atau
waktu penyaluran dana tetapi masih dalam jangka waktu yang telah
ditentukan yaitu setiap tiga bulan sekali atau setiap triwulan sekali yang
mengakibatkan proses pembelajaran sedikit terlambat karena belum adanya
dana yang digunakan untuk membiayai keperluan-keperluan operasional
dalam proses pembelajaran tersebut.
Saran
1. Pemerintah agar dapat memprioritaskan dana untuk BOSDA dalam APBD
karena selama ini dana yang diberikan sangat terbatas sehingga sangat
menghambat rencana penyelenggaraan kegiatan yang ada di sekolah oleh
sebab itu hendaknya pemerintah memberikan tambahan dana yang ditujukan
khusus untuk kegiatan ekstrakurikuler agar kegiatannya itu dapat berlangsung
secara optimal.
77
Jurnal Paradigma, Vol. 5 No.2, Agustus 2016 ISSN: 2252-4266
Daftar Pustaka
Hamijoyo, Santoso S. 2004. Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Harsono, D. R. 2007. Sistem Informasi Manajemen Dalam Organisasi-Organisasi Publik.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Hasibuan. 2005. Evaluasi Kebijakan Publik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Mudyaharjo, Radja. 2002. Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang
Pemerintahan: Dengan Ilustrasi Bidang Pendidikan. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Setiodarmodjo. 2000. Analisis Implementasi Kebijakan Publik. Jakarta: Bumi Aksara.
_____. 2000. Prinsip – prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bina Aksara.
_____. 2000. Pengantar Analisis Kebijakan Negara. Jakarta: Rineka Cipta.
Widodo. 1994. Prinsip-prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bina Aksara.
Winarno, Budi. 2002. Proses Penetapan Kebijaksanaan. Jakarta: Erlangga.
Wahyudi. 2005. Analisis Perumusan dan Saran Kebijaksanaan Publik. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.
78