BERITA ‘KAPANLAGI.COM’
Nadya Ramadhanty
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada
nadianthy@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis dan makna konjungsi
subordinatif pada portal berita online ‘kapanlagi.com’. Konjungsi subordinatif
adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih dan klausa itu tidak
memiliki status yang sama. Data dalam penelitian ini berbentuk kalimat-kalimat
tertulis yang berasal dari portal berita online ‘kapanlagi.com’ edisi Mei 2021.
Analisis data pada penelitian ini menggunakan model analisis interaktif dan
konten analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 24 kalimat
majemuk yang mengandung konjungsu subordinatif. Konjungsi subordinatif yang
ditemukan antara lain dengan, dalam, bahwa, karena, sebab, sehingga, hingga,
setiap, setelah, mengapa, untuk, selain, dan di samping. Konjungsi ini memiliki
fungsi dan makna masing-masing dalam sebuah kalimat. Kehadiran masing-
masing konjungsi ini adalah wajib pada kalimat majemuk yang memiliki makna
masing-masing konjungsi tersebut. Dari keseluruhan hasil analisis, maka dapat
dikatakan bahwa portal berita online ‘kapanlagi.com’ menggunakan konjungsi
subordinatif dalam penyusunan kalimat-kalimat berita yang menjadi informasi
bagi pembaca.
Kata kunci: sintaksis, konjungsi subordinatif, berita online, kapanlagi.com
PENDAHULUAN
Dalam ilmu linguistik, salah satu bidang yang mempelajari komponen Bahasa adalah
sintaksis. Kajian sintaksis mempelajari bagaimana suatu suatu kalimat itu dibentuk. Tidak
hanya itu, sintaksis juga mengkaji bagaiman pengguna sebuah Bahasa menggunakan jenis-
jenis dari susunan yang terdapat dalam komponan Bahasa tersebut. Pada awalnya, kajian
sintaksis diperkenalkan oleh Chomsky (1957) melalui sebuah buku yang berjudul ‘syntatic
structure’ yang kemudian buku itu disebut dengan istilah generative grammar. Setelah itu,
para ahli lainnya mulai mendefinisikan mengenai kajian sintaksis. Kridalaksana (2001)
mendefinisikan bahwa sintaksis adalah cabang lingustik yang mempelajari pengaturan dan
hubungan anatara kata dan kata, atau antar kata dan satuan-satuan yang lebih besar, atau antar
satuan yang lebih besar itu di dalam Bahasa. Ramlan (2005) mengatakan bahwa sintaksis
merupakan cabang ilmu Bahasa yang membahas wacana, kalimat, klausa, dan frasa. Pada
penelitian ini, peneliti berfokus pada kajian sintaksis pada satuan kalimat.
Kalimat adalah satuan gramatikal yang terdiri dari konstituen berupa klausa, partikel
penghubung, dan intinasi final. Kalimat juga merupakan konstruksi sintaksis terbesar yang
terdiri dari unsur-unsru yang memiliki kedudukan berbeda. Beberapa ahli telah
mengemukakan definisi kalimat. Bloomfield (1933) menggagaskan bahwa kalimat adalah
satuan linguistis yang tidak termasuk ke dalam suatu bentuk yang lebih besar karena
merupakan suatu konstruksi gramatikal. Selanjutnya, Ramlan (1981) menyatakan juga terkait
kalimat yang merupakan satuan gramatikal dan dibatasi dengan jeda panjang yang disertai
nada akhir turun dan naik. Cook (1969) mengklasifikasikan tipe-tipe kalimat berdasarkan
jumlah dan jenis klausa yang ada pada sebuah kalimat yaitu, kalimat sederhana, kalimat
kompleks, dan kalimat majemuk. Pada penelitian ini, peneliti berfokus pada kalimat
majemuk. Kalimat majemuk adalah jenis kalimat yang terdiri dari dua buah klausa atau lebih.
Cook (1971) juga menyebutkan bahwa kalimat majemuk terdiri atas beberapa klausa bebas.
Finoza (2004) menyatakan bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan
gabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal. Kalimat majemuk terbagi menjadi beberapa
jenis yaitu, kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat dan kalimat majemuk
campuran. Penelitian ini berfokus pada kalimat majemuk bertingkat.
Kalimat majemuk bertingkat merupakan kalimat majemuk yang hubungan antar klausa
yang satu dengan yang lain bersifat bertingkat. Salah satu klausa (atau lebih) menduduki
fungsi tertentu dari klausa yang lain. Pola bagian yang lebih tinggi kedudukannya disebut
klausa utama (induk kalimat), sedangkan pola yang lebih rendah kedudukannya disebut
klausa minor (anak kalimat). Klausa minor ini dapat berfungsi sebagai nomina, adjektiva, dan
adverbial. Alwi et.al (2003) menjelaskan hubungan subordinasi merupakan penggabungan
dua klausa atau lebih sehingga terbukti kalimat majemuk yang salah satu klausanya menjadi
bagian dari klausa yang lain. Jadi, klausa-klausa yang terdapat dalam kalimat mejemuk yang
disusun dengan cara subordinasi tidak memiliki kedudukan yang setara, yang oleh karena itu
disebut dengan kalimat majemuk bertingkat. Kalimat majemuk bertingkat dihubungkan oleh
konjungsi subordinatif. Konjungsi atau yang sering disebut sebagai kata hubung adalah kata
tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa. Dalam hal ini, konjungsi subordinatif
merupakan konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih dan klausa-klausa tersebut
tidak memiliki status sintaksis yang sama.
Penelitian ini akan menggunakan media massa online yang sekarang ini lebih banyak
digunakan dibanding dengan media cetak seperti surat kabar, majalah, atau koran. Media
massa online terdapat pada situs-situs yang ada di internet. Sebagai salah satu sarana untuk
menyampaikan informasi atau berita, bahasa yang digunakan adalah bahasa tulis. Pada
umumnya, penggunaan bahasa tulis sangat memperhatikan kelengkapan struktur kebahasaan.
Oleh karena itu, tulisan yang dimuat dalam media massa online harus memperhatikan kaidah-
kaidah kebahasaan, termasuk unsur-unsur pembentuk kalimat. Hal ini bertujuan agar
informasi yang disampaikan menjadi jelas dan efektif.
Penelitian terdahulu mengenai konjungsi telah banyak dilakukan pada bidang linguistik
lainnya. Aminah (2013) melakukan penelitian mengenai konjungsu subordinated waktu dan
konsesif pada novel ‘Menembus Impian’ kaya Abidah El Khalieoly. Selain itu, penelitian
mengenai konjungsi subordinatif juga dilakukan oleh Purwiati (2015) dengan judul
‘konjungsi subordinated dalam teks buku pelajaran SLTA. Analisis penggunaan konjungsi
Bahasa Indonesia pada editorial surat kabar Tribun Pontianak juga pernah dilakukan oleh
Melia (2017). Dari latar belakang dan tinjauan Pustaka yang telah dilakukan oleh peneliti,
peneliti melihat bahwa belum ada kajian mengenai konjungsi subordinated pada portal berita
Kapanalagi.com sebagai salah satu media massa online yang banyak dibaca. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi apa saja konjungsi subordinatif yang digunakan pada portal
berita tersebut serta makna dalam penggunaan konjungsi tersebut.
METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini,
metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan jenis dan makna penggunaan konjungsi
subordinatif pada portal berita online. Bentuk penelitian kualitatif merupakan penelitian yang
menyajikan proses, serta hasil analisisnya berupa kata-kata tertulis dan bukan berupa statistic
atau angka. Dalam penelitian ini, data yang digunakan berasal dari portal berita
‘kapanlagi.com’ terkhusus pada kanal korea. Berita yang diambil berjumlah 5 judul berita
yang diterbitkan pada bulan mei 2021 terhitung hingga pengumpulan data dilakukan. Data
dalam penelitian ini berbentuk kalimat-kalimat tertulis berbahasa Indonesia tidak baku yang
didalamnya terdapat konjungsi subordinatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah teknik dokumentasi dan catat, dimana berita dari portal online di kumpulkan untuk
kemudian di catat kalimat-kalimat yang mengandung konjungsi subordinatif. Analisis data
pada penelitian ini menggunakan model analisis interaktif dan konten analisis. Analisis
dilakukan pada seluruh data yang diperoleh dari hasil dokumenter dan hasil catat. Teknik
analisis data tersebut berupa reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
KESIMPULAN
Dari hasil analisis peneliti yang telah dilakukan terhadap konjungsi subordinatif pada portal
berita online ‘kapanlagi.com’ edisi mei 2021 kanal berita Korea, terdapat 24 kalimat
majemuk yang mengandung konjungsu subordinatif. Konjungsi subordinatif yang ditemukan
antara lain dengan, dalam, bahwa, karena, sebab, sehingga, hingga, setiap, setelah,
mengapa, untuk, selain, dan di samping. Konjungsi ini memiliki fungsi makna masing-
masing dalam sebuah kalimat. Selain itu, posisi dari konjungsi subordinatif ini dalam kalimat
majemuk dapat terletak berbeda-beda, yaitu di awal kalimat ataupun di tengah kalimat antara
klausa induk dan klausa anak. Penelitian ini hanya terbatas pada analisis konjungsi
subordinatif pada salah satu portal berita online yang ada. Untuk penelitian selanjutnya,
dimungkinkan adanya penelitian lanjutan mengenai konjungsi subordinatif atau konjungsi
koordinatif pada portal berita yang sama atau berbeda.
REFERENSI
Agusriadi. (2017). ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT MAJEMUK DALAM TEKS
PIDATO KHOTBAH JUMAT DI MASJID BAITUL MUKMININ PERUMAHAN
KIJANG KENCANA IV TANJUNGPINANG.
Aminah Ratna Ningsih. (2018). PENGGUNAAN KONJUNGSI DALAM NOVEL DALAM
MIHRAB CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN IMPLIKASINYA
PADA PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA [Thesis].
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH.
Aminah, S. (2013). Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah.
Antari, W. Y. (n.d.). Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa
Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar. Jurnal Humanis, 21, 46–51.
Astuti, S. P. (2017). Analisis Fungsi Sintaksis Kata Apa dan Mana dalam Bahasa Indonesia.
Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra, 12(4), 206–2015.
https://doi.org/10.14710/nusa.12.4.206-215
Charlina, dkk. (2017). KETEPATAN PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF
DALAM MEDIA CETAK. Jurnal Bahas, 10(2), 165–174.
Djafar, H. (2017). PENGGUNAAN KALIMAT MAJEMUK DALAM KARYA TULIS
MAHASISWA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN ALAUDDIN
MAKASSAR. Jurnal al-Kalam, 9(2), 219–228.
Hasanudin, C. (2018). KAJIAN SINTAKSIS PADA NOVEL SANG PENCURI WARNA
KARYA YERSITA. Jurnal Pendidikan Edutama, 5(2), 19–30.
https://doi.org/10.30734/jpe.v5i2.191
Melani, S. (2019). ANALISIS FRASA PADA SURAT KABAR HARIAN RAKYAT
BENGKULU. Jurnal Ilmiah KORPUS, 3(2), 210–220.
Melia. (2017). ANALISIS PENGGUNAAN KONJUNGSI BAHASA INDONESIA PADA
EDITORIAL SURAT KABAR TRIBUN PONTIANAK. Jurnal Pendidikan Bahasa,
6(2), 281–293.
Moeliono, A. M., & Indonesia (Eds.). (2017). Tata bahasa baku bahasa Indonesia (Edisi
keempat). Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Ocktarani, Y. M. (2014). KAJIAN SINTAKSIS SURAT KABAR NASIONAL: BERITA
KEKALAHAN TIMNAS INDONESIA. Lensa: Kajian Kebahasaan, Kesusastraan,
dan Budaya, 4(2), 103–110. https://doi.org/10.26714/lensa.4.2.2014.103-110
Prabawa, A. H. (n.d.). SUBORDINATOR RELASI TEMPORAL DALAM KALIMAT
MAJEMUK BERTINGKAT. Kajian Linguistik dan Sastra, 19(1), 92–100.
Purwiati, I. A. M. (2015). KONJUNGSI SUBORDINATIF DALAM TEKS BUKU
PELAJARAN SLTA: ANALISIS BENTUK, DISTRIBUSI, DAN MAKNA. Aksara:
Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 27(2), 133–150.
Sari, M. P., Djunaidi, B., & Supadi, S. (2020). KONJUNGSI PADA HARIAN RAKYAT
BENGKULU. Jurnal Ilmiah KORPUS, 4(2), 205–214.
https://doi.org/10.33369/jik.v4i2.9482
Wahyuni, R. T., Darmuki, A., & Hasanudin, C. (2019). ANALISIS POLA, FUNGSI,
KATEGORI, DAN PERAN SINTAKSIS PADA KALIMAT TUNGGAL DALAM
SURAT KABAR HARIAN KOMPAS. Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan, Budaya,
6(12), 659–670.
Wermi, E. (2017). KALIMAT TUNGGAL DAN MAJEMUK BAHASA MELAYU
DIALEK DALU-DALU KECAMATAN TAMBUSAI. Madah: Jurnal Bahasa dan
Sastra, 6(2), 215–222. https://doi.org/10.31503/madah.v6i2.384
Widiagustini, E. (2019). KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT TUNGGAL DAN
KALIMAT MAJEMUK SETARA OLEH SISWA KELAS V SD. Jurnal Komunitas
Bahasa, 7(1), 67–74.