Anda di halaman 1dari 11

KAJIAN SINTAKSIS: KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA PORTAL

BERITA ‘KAPANLAGI.COM’
Nadya Ramadhanty
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada
nadianthy@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis dan makna konjungsi
subordinatif pada portal berita online ‘kapanlagi.com’. Konjungsi subordinatif
adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih dan klausa itu tidak
memiliki status yang sama. Data dalam penelitian ini berbentuk kalimat-kalimat
tertulis yang berasal dari portal berita online ‘kapanlagi.com’ edisi Mei 2021.
Analisis data pada penelitian ini menggunakan model analisis interaktif dan
konten analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 24 kalimat
majemuk yang mengandung konjungsu subordinatif. Konjungsi subordinatif yang
ditemukan antara lain dengan, dalam, bahwa, karena, sebab, sehingga, hingga,
setiap, setelah, mengapa, untuk, selain, dan di samping. Konjungsi ini memiliki
fungsi dan makna masing-masing dalam sebuah kalimat. Kehadiran masing-
masing konjungsi ini adalah wajib pada kalimat majemuk yang memiliki makna
masing-masing konjungsi tersebut. Dari keseluruhan hasil analisis, maka dapat
dikatakan bahwa portal berita online ‘kapanlagi.com’ menggunakan konjungsi
subordinatif dalam penyusunan kalimat-kalimat berita yang menjadi informasi
bagi pembaca.
Kata kunci: sintaksis, konjungsi subordinatif, berita online, kapanlagi.com

PENDAHULUAN
Dalam ilmu linguistik, salah satu bidang yang mempelajari komponen Bahasa adalah
sintaksis. Kajian sintaksis mempelajari bagaimana suatu suatu kalimat itu dibentuk. Tidak
hanya itu, sintaksis juga mengkaji bagaiman pengguna sebuah Bahasa menggunakan jenis-
jenis dari susunan yang terdapat dalam komponan Bahasa tersebut. Pada awalnya, kajian
sintaksis diperkenalkan oleh Chomsky (1957) melalui sebuah buku yang berjudul ‘syntatic
structure’ yang kemudian buku itu disebut dengan istilah generative grammar. Setelah itu,
para ahli lainnya mulai mendefinisikan mengenai kajian sintaksis. Kridalaksana (2001)
mendefinisikan bahwa sintaksis adalah cabang lingustik yang mempelajari pengaturan dan
hubungan anatara kata dan kata, atau antar kata dan satuan-satuan yang lebih besar, atau antar
satuan yang lebih besar itu di dalam Bahasa. Ramlan (2005) mengatakan bahwa sintaksis
merupakan cabang ilmu Bahasa yang membahas wacana, kalimat, klausa, dan frasa. Pada
penelitian ini, peneliti berfokus pada kajian sintaksis pada satuan kalimat.
Kalimat adalah satuan gramatikal yang terdiri dari konstituen berupa klausa, partikel
penghubung, dan intinasi final. Kalimat juga merupakan konstruksi sintaksis terbesar yang
terdiri dari unsur-unsru yang memiliki kedudukan berbeda. Beberapa ahli telah
mengemukakan definisi kalimat. Bloomfield (1933) menggagaskan bahwa kalimat adalah
satuan linguistis yang tidak termasuk ke dalam suatu bentuk yang lebih besar karena
merupakan suatu konstruksi gramatikal. Selanjutnya, Ramlan (1981) menyatakan juga terkait
kalimat yang merupakan satuan gramatikal dan dibatasi dengan jeda panjang yang disertai
nada akhir turun dan naik. Cook (1969) mengklasifikasikan tipe-tipe kalimat berdasarkan
jumlah dan jenis klausa yang ada pada sebuah kalimat yaitu, kalimat sederhana, kalimat
kompleks, dan kalimat majemuk. Pada penelitian ini, peneliti berfokus pada kalimat
majemuk. Kalimat majemuk adalah jenis kalimat yang terdiri dari dua buah klausa atau lebih.
Cook (1971) juga menyebutkan bahwa kalimat majemuk terdiri atas beberapa klausa bebas.
Finoza (2004) menyatakan bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan
gabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal. Kalimat majemuk terbagi menjadi beberapa
jenis yaitu, kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat dan kalimat majemuk
campuran. Penelitian ini berfokus pada kalimat majemuk bertingkat.
Kalimat majemuk bertingkat merupakan kalimat majemuk yang hubungan antar klausa
yang satu dengan yang lain bersifat bertingkat. Salah satu klausa (atau lebih) menduduki
fungsi tertentu dari klausa yang lain. Pola bagian yang lebih tinggi kedudukannya disebut
klausa utama (induk kalimat), sedangkan pola yang lebih rendah kedudukannya disebut
klausa minor (anak kalimat). Klausa minor ini dapat berfungsi sebagai nomina, adjektiva, dan
adverbial. Alwi et.al (2003) menjelaskan hubungan subordinasi merupakan penggabungan
dua klausa atau lebih sehingga terbukti kalimat majemuk yang salah satu klausanya menjadi
bagian dari klausa yang lain. Jadi, klausa-klausa yang terdapat dalam kalimat mejemuk yang
disusun dengan cara subordinasi tidak memiliki kedudukan yang setara, yang oleh karena itu
disebut dengan kalimat majemuk bertingkat. Kalimat majemuk bertingkat dihubungkan oleh
konjungsi subordinatif. Konjungsi atau yang sering disebut sebagai kata hubung adalah kata
tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa. Dalam hal ini, konjungsi subordinatif
merupakan konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih dan klausa-klausa tersebut
tidak memiliki status sintaksis yang sama.
Penelitian ini akan menggunakan media massa online yang sekarang ini lebih banyak
digunakan dibanding dengan media cetak seperti surat kabar, majalah, atau koran. Media
massa online terdapat pada situs-situs yang ada di internet. Sebagai salah satu sarana untuk
menyampaikan informasi atau berita, bahasa yang digunakan adalah bahasa tulis. Pada
umumnya, penggunaan bahasa tulis sangat memperhatikan kelengkapan struktur kebahasaan.
Oleh karena itu, tulisan yang dimuat dalam media massa online harus memperhatikan kaidah-
kaidah kebahasaan, termasuk unsur-unsur pembentuk kalimat. Hal ini bertujuan agar
informasi yang disampaikan menjadi jelas dan efektif.
Penelitian terdahulu mengenai konjungsi telah banyak dilakukan pada bidang linguistik
lainnya. Aminah (2013) melakukan penelitian mengenai konjungsu subordinated waktu dan
konsesif pada novel ‘Menembus Impian’ kaya Abidah El Khalieoly. Selain itu, penelitian
mengenai konjungsi subordinatif juga dilakukan oleh Purwiati (2015) dengan judul
‘konjungsi subordinated dalam teks buku pelajaran SLTA. Analisis penggunaan konjungsi
Bahasa Indonesia pada editorial surat kabar Tribun Pontianak juga pernah dilakukan oleh
Melia (2017). Dari latar belakang dan tinjauan Pustaka yang telah dilakukan oleh peneliti,
peneliti melihat bahwa belum ada kajian mengenai konjungsi subordinated pada portal berita
Kapanalagi.com sebagai salah satu media massa online yang banyak dibaca. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi apa saja konjungsi subordinatif yang digunakan pada portal
berita tersebut serta makna dalam penggunaan konjungsi tersebut.

METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini,
metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan jenis dan makna penggunaan konjungsi
subordinatif pada portal berita online. Bentuk penelitian kualitatif merupakan penelitian yang
menyajikan proses, serta hasil analisisnya berupa kata-kata tertulis dan bukan berupa statistic
atau angka. Dalam penelitian ini, data yang digunakan berasal dari portal berita
‘kapanlagi.com’ terkhusus pada kanal korea. Berita yang diambil berjumlah 5 judul berita
yang diterbitkan pada bulan mei 2021 terhitung hingga pengumpulan data dilakukan. Data
dalam penelitian ini berbentuk kalimat-kalimat tertulis berbahasa Indonesia tidak baku yang
didalamnya terdapat konjungsi subordinatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah teknik dokumentasi dan catat, dimana berita dari portal online di kumpulkan untuk
kemudian di catat kalimat-kalimat yang mengandung konjungsi subordinatif. Analisis data
pada penelitian ini menggunakan model analisis interaktif dan konten analisis. Analisis
dilakukan pada seluruh data yang diperoleh dari hasil dokumenter dan hasil catat. Teknik
analisis data tersebut berupa reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari hasil analisis pada 5 judul berita di portal ‘kapanlagi.com’, terdapat 23 kalimat majemuk
yang mengandung konjungsi subordinatif yaitu konjungsi dengan, dalam, bahwa, karena,
sebab, sehingga, hingga, setiap, setelah, mengapa, untuk, selain, dan di samping. Dalam
beberapa kalimat yang ditemukan, terdapat konjungsi subordinatif yang ditemukan lebih dari
satu. Oleh karena itu, terdapat 25 data kalimat yang disajikan pada penelitian ini. Konjungsi-
konjungsi ini di analisis dan di kelompokkan berdasarkan makna masing-masing dalam
kalimat.
Konjungsi Subordinatif ‘dengan’
Salah satu konjungsi subordinatif yang ditemukan pada portal berita online ‘kapanlagi.com’
adalah dengan. Dari 23 kalimat majemuk yang ditemukan, 5 kalimat menggunakan konjungsi
dengan. Penggunaan konjungsi dengan dalam kalimat majemuk bertingkat menandai
hubungan makna ‘cara’. Kehadiran konjungsi dengan pada kalimat ini merupakan suatu
keharusan karena jika konjungsi dengan tidak ada, maka kalimat menjadi tidak padu. Selain
itu, kalimat akan kehilangan identitasnya sebagai kalimat majemuk. Berikut data yang
ditemukan terkait penggunaan konjungsi dengan:
(1) Kabar baik ini pun disambut dengan trending-nya keyword 'Twitter Crop Is Gone'.
Pada kalimat ini, konjungsi dengan mengubungkan klausa anak yang menjelaskan
bagaimana cara berlangsungnya tindakan yang dinyatakan pada klausa induk. Pada
kalimat ini, klausa anak menduduki fungsi keterangan. Konjungsi dengan pada
kalimat ini juga tidak dapat dimutasikan karena akan menyebabkan perubahan makna
dan juga menggangu gramatikal pada kalimat.
(2) Penggemar ATEEZ pun bisa melihat wajah San dengan puas karena tak ada yang
terpotong sedikit pun.
Pada kalimat ini, konjungsi dengan mengubungkan klausa anak yang menjelaskan
bagaimana cara berlangsungnya tindakan yang dinyatakan pada klausa induk. Pada
kalimat ini, klausa anak menduduki fungsi keterangan. Konjungsi dengan pada
kalimat ini dapat dimutasikan ke sebelah kiri klausa induk tanpa mengubah makna
kalimat sehingga menjadi [dengan puas karena tidak ada yang terpotong sedikit pun,
penggemar ATEEZ pun bisa melihat wajah San]
(3) ‘Twitter Crop is Gone' juga dimanfaatkan para penggemar MONSTA X dengan
posting foto idol kesayangan tanpa khawatir terpotong
Pada kalimat ini, konjungsi dengan mengubungkan klausa anak yang menjelaskan
bagaimana cara berlangsungnya tindakan yang dinyatakan pada klausa induk. Pada
kalimat ini, klausa anak menduduki fungsi keterangan. Konjungsi dengan pada
kalimat ini dapat dimutasikan ke sebelah kiri klausa induk tanpa mengubah makan
kalimat sehingga menjadi [dengan posting foto idol kesayangan tanpa khawatir
terpotong, ‘Twitter Crop Is Gone’ juga dimanfaatkan para penggemar MONSTA X].
(4) Sudah begitu dinantikan, AESPA akan segera comeback dengan single terbaru
mereka bertajuk 'Next Level'
Pada kalimat ini, konjungsi dengan mengubungkan klausa anak yang menjelaskan
bagaimana cara berlangsungnya tindakan yang dinyatakan pada klausa induk. Pada
kalimat ini, klausa anak menduduki fungsi keterangan. Konjungsi dengan pada
kalimat ini dapat dimutasikan ke sebelah kiri klausa induk tanpa mengubah makna
kalimat sehingga menjadi [dengan single terbaru mereka bertajuk ‘Next Level’,
AESPA akan segera comeback yang sudah bergitu dinantikan].
(5) Dari karakter ibu yang ambisius, ibu kandung yang telah lama hilang, sampai ibu
yang tinggal di pedesaan, semua karakter tersebut bisa diperankan Lee Il Hwa dengan
sukses dalam drama Korea.
Pada kalimat ini, konjungsi dengan mengubungkan klausa anak yang menjelaskan
bagaimana cara berlangsungnya tindakan yang dinyatakan pada klausa induk. Pada
kalimat ini, klausa anak menduduki fungsi keterangan. Konjungsi dengan pada
kalimat ini juga tidak dapat dimutasikan karena akan menyebabkan perubahan makna
dan juga menggangu gramatikal pada kalimat.
Konjungsi Subordinatif ‘dalam’
Konjungsi subordinatif lainnya yang ditemukan pada portal berita online ‘kapanlagi.com’
adalah dalam. Dari 23 kalimat majemuk yang ditemukan, 5 kalimat menggunakan konjungsi
dalam. Penggunaan konjungsi dalam dalam kalimat majemuk bertingkat menandai hubungan
makna ‘isi’. Kehadiran konjungsi dengan pada kalimat ini merupakan suatu keharusan karena
jika konjungsi dalam tidak ada, maka kalimat menjadi tidak padu. Selain itu, kalimat ini akan
kehilangan identitasnya sebagai kalimat majemuk. Konjungsi dalam tidak mengharuskan
adanya subjek pada klausa anak. Subjek klausa anak dapat dihilangkan karena memiliki
referen yang sama dengan subjek klausa induknya. Berikut data yang ditemukan terkait
penggunaan konjungsi dengan:
(6) Mulai dari helm Darth Vader yang menempel ke kepala Ik Jun hingga aksi Jun Wan
dalam menutupi hubungan rahasianya dengan adik Ik Jun
Pada kalimat ini, konjungsi dalam menghubungkan klausa anak yang merupakan
keterangan atau isi dari yang dinyatakan pada klausa induk. Pada kalimat ini, klausa
anak tidak memiliki subjek, tetapi memiliki referen yang sama dengan subjek klausa
indukanya. Konjungsi dalam pada kalimat ini tidak dapat berpindah karena akan
mengubah mengubah makna yang disampaikan dan juga fungsi gramatikal kalimat.
(7) Kamu akan tersentuh dengan perjalanan para karakternya dalam menghadapi
kehidupan dan kematian, mulai dari hubungan keluarga hingga rasa kehilangan
Pada kalimat ini, konjungsi dalam menghubungkan klausa anak yang merupakan
keterangan atau isi dari yang dinyatakan pada klausa induk. Pada kalimat ini, klausa
anak tidak memiliki subjek, tetapi memiliki referen yang sama dengan subjek klausa
indukanya. Pada kalimat ini, konjungsi dalam memiliki kebebasan letak sehingga
dapat dipindahkan tanpa mengubah makna yang disampaikan dan juga fungsi
gramatikal kalimat. Konjungsi dalam pada kalimat ini berpindah sehingga menjadi
[dalam menghadapi kehidupan dan kematian, mulai dari hubungan keluarga hingga
rasa kehilangan, kamu akan tersentuh dengan perjalanan para karakternya].
(8) Brian Huynh yang merupakan fotografer terkenal di Amerika Serikat ikut
berpartisipasi dalam produksi teaser image tersebut untuk menambah kesempurnaan
dan menarik minat penggemar
Pada kalimat ini, konjungsi dalam menghubungkan klausa anak yang merupakan
keterangan atau isi dari yang dinyatakan pada klausa induk. Pada kalimat ini, klausa
anak tidak memiliki subjek, tetapi memiliki referen yang sama dengan subjek klausa
indukanya. Pada kalimat ini, konjungsi dalam memiliki kebebasan letak sehingga
dapat dipindahkan tanpa mengubah makna yang disampaikan dan juga fungsi
gramatikal kalimat. Konjungsi dalam pada kalimat ini berpindah sehingga menjadi
[dalam produksi teaser image tersebut untuk menambah kesempurnaan dan menarik
minat penggemar, Brian Huynh yang merupakan fotografer terkenal di Amerika
Serikat ikut berpartisipasi].
(9) Namun, di sinilah hebatnya para aktris veteran pemeran nenek-nenek hits dalam
setiap drama Korea
Pada kalimat ini, konjungsi dalam menghubungkan klausa anak yang merupakan
keterangan atau isi dari yang dinyatakan pada klausa induk. Pada kalimat ini, klausa
anak tidak memiliki subjek, tetapi memiliki referen yang sama dengan subjek klausa
indukanya. Pada kalimat ini, konjungsi dalam memiliki kebebasan letak sehingga
dapat dipindahkan tanpa mengubah makna yang disampaikan dan juga fungsi
gramatikal kalimat. Konjungsi dalam pada kalimat ini berpindah sehingga menjadi
[dalam setiap drama Korea, disinilah hebatnya para aktris veteran pemeran nenek-
nenek hits].
(10) Aktris veteran yang sampai dijuluki 'Motherly Queen' ini sudah menyita perhatian
publik aktingnya dalam drama Korea sejak tahun 80an
Pada kalimat ini, konjungsi dalam menghubungkan klausa anak yang merupakan
keterangan atau isi dari yang dinyatakan pada klausa induk. Pada kalimat ini, klausa
anak tidak memiliki subjek, tetapi memiliki referen yang sama dengan subjek klausa
indukanya. Pada kalimat ini, konjungsi dalam memiliki kebebasan letak sehingga
dapat dipindahkan tanpa mengubah makna yang disampaikan dan juga fungsi
gramatikal kalimat. Konjungsi dalam pada kalimat ini berpindah sehingga menjadi
[dalam drama Korea sejak tahun 80an, aktris veteran yang sampai dijuluki ‘Motherly
Queen’ ini aktingnya sudah menyita perhatian publik].
Konjungsi Subordinatif ‘bahwa’
Konjungsi subordinatif lainnya yang ditemukan pada portal berita online ‘kapanlagi.com’
adalah bahwa. Dari 23 kalimat majemuk yang ditemukan, 2 kalimat menggunakan konjungsi
bahwa. Penggunaan konjungsi bahwa dalam kalimat majemuk bertingkat menandai
hubungan makna ‘isi’. Konjungsi ini menyatakan apa yang dikatakan, dipikirkan, didengar,
disadari, diyakini, diketahui, dinyatakan, dijelaskan,d ikemukakan, ditanyakan dalam klausa
induk (Ramlan, 1981). Konjungsi ini memiliki kemiripan makna dan fungsi dengan
konjungsi dalam. Kehadiran konjungsi bahwa ada yang bersifat wajib dan ada pula yang
bersifat tidak wajib atau manasuka. Konjungsi ini dapat mengisi fungsi objek, subjek,
keterangan, dan pelengkap. Berikut data yang ditemukan terkait penggunaan konjungsi
bahwa:
(11) Pada Jumat (30/4/2021), SALT Entertainment secara resmi mengumumkan bahwa
aktor ganteng ini akan merilis single dalam waktu dekat.
Pada kalimat ini, konjungsi bahwa menghubungkan klausa anak yang menyatakan isi
atau keterangan dari apa yang telah dinyatakan oleh klausa induk. Pada kalimat ini,
konjungsi bahwa memiliki kedudukan sebagai pengisi pelengkap, dimana
menyatakan isi dari kaya ‘mengumumkan’ dalam kalimat. Konjungsi bahwa pada
kalimat ini tidak dapat berpindah karena akan mengubah mengubah makna yang
disampaikan dan juga fungsi gramatikal kalimat.
(12) SALT Entertainment juga menyatakan bahwa kolaborasi apik ini berawal dari
kerjasama antara Kim Seon Ho dan Epitone Project di tahun 2020 lalu
Pada kalimat ini, konjungsi bahwa menghubungkan klausa anak yang menyatakan isi
atau keterangan dari apa yang telah dinyatakan oleh klausa induk. Pada kalimat ini,
konjungsi bahwa memiliki kedudukan sebagai pengisi pelengkap, dimanan
menyatakan isi dari kata ‘menyatakan’ dalam kalimat. Konjungsi bahwa pada kalimat
ini tidak dapat berpindah karena akan mengubah mengubah makna yang disampaikan
dan juga fungsi gramatikal kalimat.
Konjungsi Subordinatif ‘karena’ ‘sebab’
Konjungsi subordinatif karena dan sebab juga ditemukan pada kalimat majemuk di portal
berita online ‘kapanlagi.com’. Dari 23 kalimat majemuk yang ditemukan, 2 kalimat mejemuk
menggunakan konjungsi karena dan 1 kalimat majemuk menggunakan konjungsi sebab.
Kedua konjungsi ini memiliki hubungan makna yang sama yaitu ‘sebab’. Kehadiran
konjungsi karena atau bahwa adalah wajib pada kalimat majemuk. Dengan kata lain, jika
konjungsi karena atau bahwa dilesapkan dalam sebuah kalimat yang memiliki makna
‘sebab’, maka kalimat akan menjadi tidak padu. Selain itu, kalimat ini akan kehilangan
identitasnya sebagai kalimat majemuk. Berikut data yang ditemukan terkait penggunaan
konjungsi karena dan sebab:
(13) Suka-cita datang dari jagat Twitter atau yang biasa disebut sebagai Twitterland,
Karena kini foto yang diunggah tak lagi terpotong.
Pada kalimat ini, konjungsi karena menghubungkan klausa anak yang menyatakan
sebab dari tindakan yang dinyatakan pada klausa induk. Konjungsi karena pada
kalimat ini dapat berada di awal ataupun tengah kalimat tanpa mengubah makna
kalimat dan fungsi gramatikalnya. Konjungsi karena pada kalimat ini berada di
tengah antara Klausa induk dan klausa anak, jika berpindah pada awal kalimat maka
akan menjadi [Karena kini foto yang diunggah tak lagi terpotong, suka cita datang
dari jagat Twitter atau yang biasa disebut sebagai Twitterland].
(14) Karena ini adalah hadiah yang disiapkan oleh aktor Kim Seon Ho dengan sepenuh
hati, kami berharap kalian semua akan senang menerimanya
Pada kalimat ini, konjungsi karena menghubungkan klausa anak yang menyatakan
sebab dari tindakan yang dinyatakan pada klausa induk. Konjungsi karena pada
kalimat ini dapat berada di awal ataupun tengah kalimat tanpa mengubah makna
kalimat dan fungsi gramatikalnya. Konjungsi karena pada kalimat ini berada awal
kalimat, namun jika berpindah pada awal kalimat maka akan menjadi [kami berharap
kalian semua akan senang menerimanya karena ini adalah hadiah yang disiapkan
oleh actor Kim Seon Ho dengan sepenuh hati].
(15) Bukan tanpa alasan kenapa Kim Young Ok dijuluki sebagai 'Nation's Grandma',
sebab ia sudah menggeluti dunia akting sejak 1957
Pada kalimat ini, konjungsi sebab memiliki makna yang sama dengan konjungsi
karena yaitu menyatakan sebab dari tindakan yang dinyatakan pada klausa induk.
Pada kalimat ini, klausa anak memiliki referen yang merujuk kepada subjek di klausa
induk. Konjungsi sebab pada kalimat ini dapat berada di awal ataupun tengah kalimat
tanpa mengubah makna kalimat dan fungsi gramatikalnya. Konjungsi sebab pada
kalimat ini berada di tengah kalimat, namun jika berpindah pada awal kelimat maka
akan menjadi [sebab ia sudah menggeluti dunia acting sejak 1957, bukan tanpa alasan
kenapa Kim Young Ok dijuluki sebagai ‘Nation’s Grandma’.
Konjungsi Subordinatif ‘sehingga’ ‘hingga’
Konjungsi subordinatif sehingga dan sebab juga dapat ditemukan dari hasil analisis peneliti
pada kalimat majemuk di portal berita online ‘kapanlagi.com’. Dari 23 kalimat majemuk
yang ditemukan, 2 kalimat majemuk menggunakan konjungsi sehingga dan 2 kalimat
majemuk menggunakan konjungsi hingga. Kedua konjungsi ini memiliki hubungan makna
yang sama yaitu makna ‘akibat’. Konjungsi sehingga dan hingga selalu berada pada tengah
kalimat antara klausa induk dan klausa anak. Konjungsi ini tidak bisa dipindahkan ke awal
kalimat karena akan merubah makna kalimat dan fungsi gramatikal kalimat tersebut.
Kehadiran konjungsi sehingga atau hingga adalah wajib pada kalimat majemuk. Dengan kata
lain, jika konjungsi sehingga atau hingga dilesapkan dalam sebuah kalimat yang memiliki
makna ‘akibat’, maka kalimat akan menjadi tidak padu. Selain itu, kalimat ini akan
kehilangan identitasnya sebagai kalimat majemuk. Berikut data yang ditemukan terkait
penggunaan konjungsi sehingga dan hingga:
(16) semua anggota memiliki kisah cinta yang tak kalah menggemaskan, sehingga
pastinya kita ingin tahu perkembangan hubungan mereka masing-masing.
Pada kalimat ini, konjungsi sehingga menghubungkan klausa anak yang menyatakan
akibat sebagai tindak lanjut dari apa yang dinyatakan pada klausa induk. Pada kalimat
ini, klausa anak memiliki subjek tersendiri yang tidak merujuk kepada klausa induk,
namun tetap saling berkaitan. Jika letak konjungsi ini berpindah, maka kalimat
[sehingga pastinya kita ingin tahu perkembangan hubungan mereka masing-masing,
semua anggota memiliki kisah cinta yang tak kalah menggemaskan] merupakan
kalimat yang tidak tepat karena fungsi konjungsi sehingga yang memiliki makna
untuk menjelaskan akibat dari klausa induk.
(17) Mulai dari helm Darth Vader yang menempel ke kepala Ik Jun hingga aksi Jun Wan
dalam menutupi hubungan rahasianya dengan adik Ik Jun
Pada kalimat ini, konjungsi hingga menghubungkan klausa anak yang menyatakan
akibat sebagai tindak lanjut dari apa yang dinyatakan pada klausa induk. Pada kalimat
ini, klausa anak memiliki subjek tersendiri yang tidak merujuk kepada klausa induk,
namun tetap saling berkaitan. Jika letak konjungsi ini berpindah, maka kalimat
[hingga aksi Jun Wan dalam menutupi hubungan rahasianya dengan adik Ik Jun,
mulai dari helm Darth Vader yang menempel ke kepala Ik Jun] merupakan kalimat
yang tidak tepat karena fungsi konjungsi hingga yang memiliki makna untuk
menjelaskan akibat dari klausa induk.
(18) Belum lagi karakter nenek-nenek ini seringnya pemeran pembantu, sehingga kurang
dapat sorotan jika dibandingkan pemeran utama
Pada kalimat ini, konjungsi sehingga menghubungkan klausa anak yang menyatakan
akibat sebagai tindak lanjut dari apa yang dinyatakan pada klausa induk. Pada kalimat
ini, klausa anak memiliki referen yang sama dengan subjek pada klausa induk. Jika
letak konjungsi ini berpindah, maka kalimat [sehingga kurang dapat sorotan jika
dibandingkan pemeran utama, belum lagi karakter nenek-nenek ini seringnya pemeran
pembantu] merupakan kalimat yang tidak tepat karena fungsi konjungsi sehingga
yang memiliki makna untuk menjelaskan akibat dari klausa induk.
(19) Aktingnya pun tak hanya sekadar jadi ibu-ibu yang mengerikan, tetapi ia juga jago
banget memerankan sosok ibu yang berhati lembut, penyayang, penuh perhatian
hingga membuat para penonton drama Korea terbuai dengan aktingnya
Pada kalimat ini, konjungsi hingga menghubungkan klausa anak yang menyatakan
akibat sebagai tindak lanjut dari apa yang dinyatakan pada klausa induk. Pada kalimat
ini, klausa anak memiliki referen yang sama dengan subjek pada klausa induk. Jika
letak konjungsi ini berpindah, maka kalimat [hingga membuat para penonton drama
Korea terbuai dengan aktingnya, Aktingnya pun tak hanya sekadar jadi ibu-ibu yang
mengerikan, tetapi ia juga jago banget memerankan sosok ibu yang berhati lembut,
penyayang, penuh perhatian] merupakan kalimat yang tidak tepat karena fungsi
konjungsi hingga yang memiliki makna untuk menjelaskan akibat dari klausa induk.
Konjungsi Subordinatif ‘setiap’ ‘setelah’
Konjungsi subordinatif setiap dan setelah juga dapat ditemukan dari hasil analisis peneliti
pada kalimat majemuk di portal berita online ‘kapanlagi.com’. Dari 23 kalimat majemuk
yang ditemukan, 2 kalimat majemuk menggunakan konjungsi setiap dan 1 kalimat majemuk
menggunakan konjungsi setelah. Kedua konjungsi ini memiliki hubungan makna yang sama
yaitu makna ‘waktu’. Kedua konjungsi ini dapat berada pada awal kalimat dan juga tengah
kalimat antara klausa induk dan klausa. Kehadiran konjungsi setiap atau setelah adalah wajib
pada kalimat majemuk. Dengan kata lain, jika konjungsi setiap atau setelah dilesapkan dalam
sebuah kalimat yang memiliki makna ‘waktu’, maka kalimat akan menjadi tidak padu. Selain
itu, kalimat ini akan kehilangan identitasnya sebagai kalimat majemuk. Berikut data yang
ditemukan terkait penggunaan konjungsi setiap dan setelah:
(20) Idol yang visualnya tak perlu diragukan lagi ini pun kini bisa menyenangkan para
penggemar Stray Kids setiap kali lewat timeline, kan?
Pada kalimat ini, konjungsi setiap menghubungkan klausa anak yang memiliki makna
mengenai pernyataan hubungan waktu yang telah dinyatakan pada klausa induknya.
Pada kalimat ini, klausa anak memiliki referen yang merujuk kepada subjek di klausa
induk. Posisi konjungsi setiap pada kalimat ini berada di tengah kalimat, namun dapat
juga dipindahkan ke awal kalimat tanpa mengubah makna dan fungsi gramatikalnya
sehingga menjadi [setiap kali lewat timeline, idol yang visualnya tak perlu diragykan
lagi ini pun kini bisa menyenangkan para penggemar Stray Kids, kan?].
(21) Namun, di sinilah hebatnya para aktris veteran pemeran nenek-nenek hits dalam
setiap drama Korea
Pada kalimat ini, konjungsi setiap menghubungkan klausa anak yang memiliki makna
mengenai pernyataan hubungan waktu yang telah dinyatakan pada klausa induknya.
Pada kalimat ini, klausa anak memiliki referen yang merujuk kepada subjek di klausa
induk. Posisi konjungsi setiap pada kalimat ini berada di tengah kalimat, namun dapat
juga dipindahkan ke awal kalimat tanpa mengubah makna dan fungsi gramatikalnya
sehingga menjadi [setiap drama Korea, di sinilah hebatnya para aktris veteran
pemeran nenek-nekek hits].
(22) Setelah Kim Seon Ho muncul di video musik Sleepless karya Epitone Project tahun
lalu, mereka akhirnya bekerja sama dalam lagu baru ini
Pada kalimat ini, konjungsi setelah menghubungkan klausa anak yang memiliki
makna mengenai pernyataan hubungan waktu yang telah dinyatakan pada klausa
induknya. Pada kalimat ini, klausa anak memiliki subjek tersendiri yang tidak
merujuk kepada klausa induk, namun tetap saling berkaitan. Posisi konjungsi setelah
pada kalimat ini berada di awal kalimat, namun dapat juga dipindahkan ke tengah
kalimat tanpa mengubah makna dan fungsi gramatikalnya sehingga menjadi [mereka
akhirnya bekerja sama dalam lagu baru ini setelah Kim Seon Ho muncul di video
music Sleepless karya Epitone Project].
Konjungsi Subordinatif ‘mengapa’
Konjungsi subordinatif lainnya yang juga ditemukan dari hasil analisis peneliti pada kalimat
majemuk di portal berita online ‘kapanlagi.com’ adalah mengapa. Dari 23 kalimat majemuk
yang ditemukan, 1 kalimat majemuk menggunakan konjungsi mengapa. Konjungsi ini
merupakan bagian dari kata tanya yang juga memiliki hubungan makna yang sama yaitu ‘isi’
atau ‘persoalan’. Konjungsi mengapa ini dapat berada pada awal kalimat dan juga tengah
kalimat antara klausa induk dan klausa anak. Kehadiran konjungsi mengapa adalah wajib
pada kalimat majemuk. Dengan kata lain, jika konjungsi mengapa dilesapkan dalam sebuah
kalimat yang memiliki makna ‘isi’, maka kalimat akan menjadi tidak padu. Selain itu, kalimat
ini akan kehilangan identitasnya sebagai kalimat majemuk. Berikut data yang ditemukan
terkait penggunaan konjungsi mengapa:
(23) Sambil menunggu tayang, yuk langsung simak lima alasan mengapa HOSPITAL
PLAYLIST SEASON 2 wajib untuk dinantikan!
Pada kalimat ini, konjungsi mengapa menghubungkan klausa anak memiliki makna
‘isi’ sebab pernyataan yang diungkapkan klausa anak yang akan memberikan
penjelasan kepada klausa induknya. Pada kalimat ini, klausa anak memiliki subjek
tersendiri yang tidak merujuk kepada klausa induk, namun tetap saling berkaitan.
Posisi konjungsi mengapa pada kalimat ini berada di tengah kalimat, namun dalam
kasus kalimat ini, konjungsi mengapa tidak dapat dipindahkan ke awal kalimat.
Konjungsi Subordinatif ‘untuk’
Konjungsi subordinatif lainnya yang juga ditemukan dari hasil analisis peneliti pada kalimat
majemuk di portal berita online ‘kapanlagi.com’ adalah untuk Dari 23 kalimat majemuk yang
ditemukan, 1 kalimat majemuk menggunakan konjungsi untuk. memiliki hubungan makna
yang sama yaitu ‘kegunaan’. Konjungsi untuk ini dapat berada pada awal kalimat dan juga
tengah kalimat antara klausa induk dan klausa anak. Kehadiran konjungsi untuk adalah wajib
pada kalimat majemuk. Dengan kata lain, jika konjungsi untuk dilesapkan dalam sebuah
kalimat yang memiliki makna ‘kegunaan’, maka kalimat akan menjadi tidak padu. Selain itu,
kalimat ini akan kehilangan identitasnya sebagai kalimat majemuk. Berikut data yang
ditemukan terkait penggunaan konjungsi untuk:
(24) Aespa telah merilis teaser image Karina yang menunjukkan kesan futuristic untuk
single terbaru 'Next Level' pada tanggal 7 Mei 2021, pukul 10.00 WIB melalui akun
media sosial aespa
Pada kalimat ini, konjungsi untuk menandai hubungan makna kegunaan yang
dinyatakan pada klausa induk untuk melakukan suatu kegiatan yang disebutkan pada
klausa anak. Klausa anaknya memiliki referen yang sama dengan yang ada pada
klausa induk. Posisi konjungsi untuk pada kalimat ini berada di tengah kalimat,
namun dapat juga dipindahkan ke awal kalimat tanpa mengubah makna dan fungsi
gramatikalnya sehingga menjadi [untuk single terbaru ‘Next Level’ pada tanggal 7
mei 2021, pukul 10.00 WIB melalui akun media sosial AESPA, AESPA telah merilis
teaser image Karina yang menunjukkan kesan futuristic].
Konjungsi Subordinatif ‘di samping’
Konjungsi subordinatif di samping juga dapat ditemukan dari hasil analisis peneliti pada
kalimat majemuk di portal berita online ‘kapanlagi.com’. Dari 23 kalimat majemuk yang
ditemukan, 1 kalimat majemuk menggunakan konjungsi ini. Konjungsi ini memiliki
hubungan makna yang sama yaitu makna ‘penjumlahan’. Konjungsi ini dapat berada pada
awal kalimat dan juga tengah kalimat antara klausa induk dan klausa. Kehadiran konjungsi di
samping adalah wajib pada kalimat majemuk. Dengan kata lain, jika konjungsi di samping
dilesapkan dalam sebuah kalimat yang memiliki makna ‘penjumlahan’, maka kalimat akan
menjadi tidak padu. Selain itu, kalimat ini akan kehilangan identitasnya sebagai kalimat
majemuk. Berikut data yang ditemukan terkait penggunaan konjungsi di samping:
(25) Kim Sun Young juga dikenal memiliki selera humor alami, di samping juga selalu
tampak tulus dalam menyayangi
Pada kalimat ini, konjungsi selain dan di samping memiliki makna ‘penjumlahan’
yang merupakan penggabungan peristiwa, keadaan atau tindakan yang dinyatakan
oleh klausa induk dan klausa anaknya. Dengan kata lain, klausa anak pada kalimat
tersebut merupakan tambahan peristiwa atau keadaan yang ada pada klausa induk.
Pada kalimat ini, klausa anak memiliki referen yang sama dengan yang ada pada
klausa induk. Posisi konjungsi di samping pada kalimat ini berada di tengah kalimat,
namun dapat juga dipindahkan ke awal kalimat tanpa mengubah makna dan fungsi
gramatikalnya sehingga menjadi [di samping juga selalu tampak tulus dalam
menyayangi, Kim Sun Young juga dikenal memiliki selera humor alami].

KESIMPULAN
Dari hasil analisis peneliti yang telah dilakukan terhadap konjungsi subordinatif pada portal
berita online ‘kapanlagi.com’ edisi mei 2021 kanal berita Korea, terdapat 24 kalimat
majemuk yang mengandung konjungsu subordinatif. Konjungsi subordinatif yang ditemukan
antara lain dengan, dalam, bahwa, karena, sebab, sehingga, hingga, setiap, setelah,
mengapa, untuk, selain, dan di samping. Konjungsi ini memiliki fungsi makna masing-
masing dalam sebuah kalimat. Selain itu, posisi dari konjungsi subordinatif ini dalam kalimat
majemuk dapat terletak berbeda-beda, yaitu di awal kalimat ataupun di tengah kalimat antara
klausa induk dan klausa anak. Penelitian ini hanya terbatas pada analisis konjungsi
subordinatif pada salah satu portal berita online yang ada. Untuk penelitian selanjutnya,
dimungkinkan adanya penelitian lanjutan mengenai konjungsi subordinatif atau konjungsi
koordinatif pada portal berita yang sama atau berbeda.

REFERENSI
Agusriadi. (2017). ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT MAJEMUK DALAM TEKS
PIDATO KHOTBAH JUMAT DI MASJID BAITUL MUKMININ PERUMAHAN
KIJANG KENCANA IV TANJUNGPINANG.
Aminah Ratna Ningsih. (2018). PENGGUNAAN KONJUNGSI DALAM NOVEL DALAM
MIHRAB CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN IMPLIKASINYA
PADA PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA [Thesis].
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH.
Aminah, S. (2013). Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah.
Antari, W. Y. (n.d.). Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa
Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar. Jurnal Humanis, 21, 46–51.
Astuti, S. P. (2017). Analisis Fungsi Sintaksis Kata Apa dan Mana dalam Bahasa Indonesia.
Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra, 12(4), 206–2015.
https://doi.org/10.14710/nusa.12.4.206-215
Charlina, dkk. (2017). KETEPATAN PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF
DALAM MEDIA CETAK. Jurnal Bahas, 10(2), 165–174.
Djafar, H. (2017). PENGGUNAAN KALIMAT MAJEMUK DALAM KARYA TULIS
MAHASISWA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN ALAUDDIN
MAKASSAR. Jurnal al-Kalam, 9(2), 219–228.
Hasanudin, C. (2018). KAJIAN SINTAKSIS PADA NOVEL SANG PENCURI WARNA
KARYA YERSITA. Jurnal Pendidikan Edutama, 5(2), 19–30.
https://doi.org/10.30734/jpe.v5i2.191
Melani, S. (2019). ANALISIS FRASA PADA SURAT KABAR HARIAN RAKYAT
BENGKULU. Jurnal Ilmiah KORPUS, 3(2), 210–220.
Melia. (2017). ANALISIS PENGGUNAAN KONJUNGSI BAHASA INDONESIA PADA
EDITORIAL SURAT KABAR TRIBUN PONTIANAK. Jurnal Pendidikan Bahasa,
6(2), 281–293.
Moeliono, A. M., & Indonesia (Eds.). (2017). Tata bahasa baku bahasa Indonesia (Edisi
keempat). Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Ocktarani, Y. M. (2014). KAJIAN SINTAKSIS SURAT KABAR NASIONAL: BERITA
KEKALAHAN TIMNAS INDONESIA. Lensa: Kajian Kebahasaan, Kesusastraan,
dan Budaya, 4(2), 103–110. https://doi.org/10.26714/lensa.4.2.2014.103-110
Prabawa, A. H. (n.d.). SUBORDINATOR RELASI TEMPORAL DALAM KALIMAT
MAJEMUK BERTINGKAT. Kajian Linguistik dan Sastra, 19(1), 92–100.
Purwiati, I. A. M. (2015). KONJUNGSI SUBORDINATIF DALAM TEKS BUKU
PELAJARAN SLTA: ANALISIS BENTUK, DISTRIBUSI, DAN MAKNA. Aksara:
Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 27(2), 133–150.
Sari, M. P., Djunaidi, B., & Supadi, S. (2020). KONJUNGSI PADA HARIAN RAKYAT
BENGKULU. Jurnal Ilmiah KORPUS, 4(2), 205–214.
https://doi.org/10.33369/jik.v4i2.9482
Wahyuni, R. T., Darmuki, A., & Hasanudin, C. (2019). ANALISIS POLA, FUNGSI,
KATEGORI, DAN PERAN SINTAKSIS PADA KALIMAT TUNGGAL DALAM
SURAT KABAR HARIAN KOMPAS. Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan, Budaya,
6(12), 659–670.
Wermi, E. (2017). KALIMAT TUNGGAL DAN MAJEMUK BAHASA MELAYU
DIALEK DALU-DALU KECAMATAN TAMBUSAI. Madah: Jurnal Bahasa dan
Sastra, 6(2), 215–222. https://doi.org/10.31503/madah.v6i2.384
Widiagustini, E. (2019). KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT TUNGGAL DAN
KALIMAT MAJEMUK SETARA OLEH SISWA KELAS V SD. Jurnal Komunitas
Bahasa, 7(1), 67–74.

Anda mungkin juga menyukai