Anda di halaman 1dari 15

JURNAL BAHASA INDONESIA JUMAT, 1 NOVEMBER 2019

PENULISAN PARAGRAF DALAM KARYA ILMIAH


MAHASISWA

Elvira
Dosen Dr.Yusni Khairul Amri M.Hum
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Abstrak

Untuk memenuhi penulisan paragraf dalam karya ilmiah yang baik maka
perlu memperhatikan syarat-syarat paragraf seperti kesatuan, pengembangan,
kepaduan, kekompakan, dan pengembangan paragraf serta memahami
penggunaan jenis-jenis paragraf. Paragraf mengandung aspek kesatuan,
gagasan dasar itu dikemukakan ke dalam kalimat topik dan gagasan
pengembang dikemukakan ke dalam kalimat –kalimat pengembang serta
kalimat-kalimat tersebut saling berhubungan, selanjutnya aspek pengembangan
gagasan dasar dinyatakan ke dalam kalimat topik dan gagasan pengembang
dinyatakan ke dalam kalimat-kalimat penjelas/lanjutan, aspek kepaduan, yakni
keserasian hubungan antargagasan dalam paragraf yang berarti pula keserasian
hubungan antarkalimat dalam paragraf, aspek kekompakan, yakni kekompakan
struktural dan leksikal. Kekompakan struktural ditandai oleh adanya hubungan
struktur kalimat-kalimat yang digunakan dalam paragraf dan kekompakan
leksikal ditandai oleh adanya kata-kata yang digunakan dalam paragraf untuk
menandai hubungan antarkalimat atau bagian paragraf, aspek pengembangan,
yakni pembentukan paragraf dalam teks dikaitkan dengan paragraf yang lain,
hasil pengembangan ini ialah untaian paragraf yang menunjukkan paragraf
yang cocok dengan paragraf yang lain. Dalam pengungkapan gagasan/ide ke
dalam paragraf bisa melalui paragraf deduktif, yakni kalimat topik diletakkan
pada awal paragraf dan diikuti kalimat-kalimat pengembang, bila kalimat
topiknya diletakkan akhir paragraf dan sebelumnya diawali gagasan- gagasan
pengembang disebut paragraf induktif, bila kalimat topik terletak di awal dan
akhir paragraf, gagasan pengembangnya diletakkan di antara keduanya disebut
paragraf kombinasi, serta kalimat topik terletak pada setiap kalimat disebut
paragraf deskriptif. Penerapan penulisan paragraf dalam karya ilmiah tersebut
perlu dikembangkan gagasan dalam kalimat-kalimat, satuan paragraf, bab, atau
subbab sehingga menjadi suatu karya ilmiah yang utuh. Penulisan karya ilmiah
tersebut dituntut juga penginformasian secara utuh, artinya ketelitian dalam
tulis-menulis ilmu yang menyangkut data, nama orang, nama tempat, hingga
ejaan dan tanda baca.

Kata Kunci : Paragraph, Karya Ilmiah

1
JURNAL BAHASA INDONESIA JUMAT, 1 NOVEMBER 2019

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan


nasional ditegaskan bahwa mata kuliah bahasa Indonesia adalah mata kuliah
wajib dan diberikan di semua jalur pendidikan. Bahasa Indonesia di perguruan
tinggi termasuk mata kuliah pengembangan kepribadian (MPK). Salah satu
standar kompetensi dalam
mata kuliah bahasa Indonesia adalah mahasiswa mampu menggunakan bahasa
Indonesia untuk mengungkapkan pikiran, gagasan, dan sikap ilmiah ke dalam
bentuk karya ilmiah baik tulis maupun lisan.
Kegiatan menulis di perguruan tinggi sangat diperlukan. Menulis berarti
menuangkan pikiran/gagasan/fakta dalam bebtuk tertulis (Rahayu, 2007:26).
Tulsan di perguruan tinggi memerlukan syarat yang kompleks, antara lain
pengetahuan yang berkaitan dengan isi tulisan, aspek-aspek kebahasaan seperti
memilih topik, mengembangkan pikiran yang disajikan dalam paragraf.
Keterampilan menulis paragraf secara efektif akan menghasilkan tulisan yang
efektif pula.
Bentuk penulisan yang dimaksud itu adalah penulisan karya ilmiah.
Menurut Arifin (1993:2) karya ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang
menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar.
Penulisan paragraf dalam karya ilmiah ini perlu dikuasai mahasiswa agar ia dapat
menyampaikan gagasan/ide untuk memenuhi tugas yang diberikan sebagai
persyaratan dalam studi dalam penulisan skripsi, tesis, atau disertasi. kepada
masyarakat luas .
Agar dapat menulis paragraf yang baik dalam karya ilmiah , maka perlu
diperhatikan

2. Permasalahan

Bagaimanakah syarat penulisan, jenis-jenis, dan pengembangan paragraf


dalam karya ilmiah?

3. Pembahasan

Agar dapat menulis paragraf yang baik dalam karya ilmiah , maka perlu
diperhatikan bagaimana sayarat-syarat paragraf seperti kesatuan, pengembangan,
kepaduan, kekompakan, dan pengembangan paragraf serta pemahaman
penggunaan jenis-jenis paragraf. Berikut ini akan dibahas satu per satu.

2
JURNAL BAHASA INDONESIA JUMAT, 1 NOVEMBER 2019

3.1 Syarat-syarat paragraf

Sebelum dibahas syarat-syarat paragraf perlu dipahami dulu bahawa


paragraf ialah kumpulan beberapa kalimat yang secara bersama-sama
mendukung satu kesatuan
gagasan. Adapun syarat-syarat paragraf meliputi kesatuan, pengembangan,
kepaduan, kekompakan, dan pengembangan paragraf.

3.1.1 Kesatuan

Setiap paragraf mengandung satu gagasan dasar dan sejumlah gagasan


pengembang. Gagasan dasar itu dikemukakan ke dalam kalimat topik. Gagasan
pengembang dikemukakan ke dalam kalimat pengembang. Kalimat satu dengan
yang lain saling berhubungan. Berikut ini diberikan contoh paragraf yang berisi
gagasan dasar yang terkandung dalam kalimat yang bercetak tebal sebagai
kalimat topik dan gagasan pengembang dikemukakan dalam kalimat-kalimat
lainnya.

“Tanpa digerakkan kepentingan apa pun, Haminah dan beberapa


warga memperjuangkan hak remaja korban kekerasan yang saat itu
masih berumur 15 tahun tersebut. Mereka memeriksakan remaja tadi
ke rumah sakit untuk meminta bukti visum. Hasilnya digunakan sebagai
bukti menjerat pelaku.” (Kompas, Rabu 8 Mei 2013 ,hal.34)
Berdasarkan contoh tersebut terlihat bahwa kesatuan paragraf terwujud
jika dua hal terpenuhi. Pertama, paragraf hanya mengandung sebuah kalimat
topik yang hanya berisi sebuah gagasan dasar. Kedua, paragraf berisi sejumlah
kalimat pengembang yang mengandung sejumlah gagasan pengembang.

3.1.2 Pengembangan

Gagasan dasar dinyatakan ke dalam kalimat topik dan gagasan


pengembang dinyatakan ke dalam kalimat-kalimat penjelas/lanjutan. Contoh
paragraf dapat diperhatikan sebagai berikut.
“ Setelah dua orang tewas, yakni Saliman dan Abd.
Rosyid, seusai meneguk minuman keras di Jalan Wolter
Monginsidi, Kelurahan Keranjingan, Kecamatan Ajung,korban
bertambah seorang lagi, yakni Luqman Wijaya Warga Kelurahan
Kepatihan, Kecamatan Kaliwates, Jember ini ditemukan tewas di
rumahnya. Selasa (9/4), Kanitreskrim Polsek Sumbersari Ipda
Suyitno Rahman, saat mendampingi Kepala Polsek Sumbersari
Komisaris Sugiyo Wibowo, Rabu (10/4), mengatakan kini masih
satu orang lagi yang berada dalam kondisi kritis, yakni Syaiful. Ia
dirawat di Rumah Sakit Daerah Jember.” (Kompas, Kamis, 11
3
JURNAL BAHASA INDONESIA JUMAT, 1 NOVEMBER 2019

April 2013, hal.21)


Paragraf tersebut berisi satu gagasan dasar, yakni setelah dua orang
tewas, korban bertambah seorang lagi dan dua gagasan pengembang, yakni Ipda
Suyitno mengatakan masih satu orang lagi dalam kondisi kritis dan ia dirawat di
Rumah Sakit Daerah Jember .Berarti, contoh paragraf tersebut menunjukkan
bahwa sudah ada pengembangan paragraf.

3.1.3 Kepaduan atau Koherensi

Kepaduan /koherensi adalah keserasian hubungan antargagasan dalam


paragraf yang berarti pula keserasian hubungan antarkalimat dalam paragraf.
Pembentukan paragraf berasal dari kalimat-kalimat yang saling mendukung satu
dengan lainnya. Hubungan kalimat-kalimat itu agar terlihat serasi maka harus
dipadukan. Kepaduan tersebut diwujudkan dalam hubungan antarkalimat yang
membentuk paragraf. Ada beberapa cara/syarat kepaduan paragraf, yaitu
menggunakan repetisi dan kata ganti, kata penghubung, dan urutan pikiran
(Rahayu, 2007:100).
“Pada waktu itu tenaga manusia merupakan sumbangan utama
yang sangat dibutuhkan dalam program pembangunan kerajaan Romawi.
Tenaga manusia yang puluhan ribu jumlahnya diorganisasi secara rapi
untuk membuat jalan, saluran irigasi ataupun gedung- gedung yang
penting. Dengan tenaga manusia dijalankanlah mesin-mesin pengangkat
barang dan benda-benda berat, pemompaan air, penggerak perahu, dan
sebagainya. Pendek kata tenaga manusia menjadi sumber energi
utama.”(Suparno,2007:91)

Paragraf tersebut menunjukkan bahwa kalimat-kalimatnya saling


berhubungan dengan serasi. Gagasan dasar paragraf tersebut adalah tenaga
manusia merupakan sumbangan utama yang dibutuhkan dalam program
pembangunan kerajaan Romawi. Gagasan pengembangnya terletak pada kalimat
kedua, ketiga, dan keempat. Pada awal kalimat kedua, ketiga, dan keempat
menggunakan repetisi atau pengulangan kata tenaga manusia.

3.1.4 Kekompakan atau Kohesi

Persyaratan kekompakan mengatur hubungan antarkalimat yang


diwujudkan oleh adanya bentuk-bentuk kalimat atau bagian kalimat yang cocok
dalam paragraf. Kekompakan tersebut dikelompokkan menjadi dua, yaitu
kekompakan struktural danleksikal. Kekompakan struktural ditandai oleh
adanya hubungan struktur kalimat- kalimat yang digunakan dalam paragraf dan
kekompakan leksikal ditandai oleh adanya kata-kata yang digunakan dalam
paragraf untuk menandai hubungan antarkalimat atau bagian paragraf.

4
JURNAL BAHASA INDONESIA JUMAT, 1 NOVEMBER 2019

Kekompakan struktural diungkapkan dengan struktur kalimat yang


kompak dan serasi, yakni dengan menggunakan pengulangan atau repetisi
struktur kalimat dalam pengungkapan gagasan yang berbeda, seperti contoh
berikut ini.
Pakaian ini rancangan saya. Rumah yang bagus ini
rancangan saya. Perabot rumah pun rancangan saya. Jika Anda
dapat juga membuat rancangan seperti saya, bagus juga.
Kekompakan struktural dinyatakan juga dengan penggunaan kata
penghubung kalimat atau konjungsi hubungan antarkalimat, seperti jadi,
selanjutnya, oleh sebab itu, akibatnya, singkatnya, mula-mula, kemudian,
akhirnya, dll. Contoh paragraf tersebut seperti ini.
Keterampilan mahasiswa belajar korespondensi bahasa
Indonesia secara bertahap. Mula-mula mahasiswa belajar teori
dasar penulisan surat resmi. Berikutnya mahasiswa dapat menulis
surat-surat praktis atau sederhana. Setelah itu mahasiswa terampil
menulis berbagai jenis surat berdasarkan pemakaiannya.

Kekompakan dinyatakan juga dengan menggunakan unsur leksikal. Kata-


kata yang dicetak miring ini menandai kelompakan leksikal dalam paragraf.
“Seorang saksi mata, Paidi (50) warga Kecamatan
Candisari, Semarang mengatakan, saat itu ia baru selesai shalat
Jumat, sekitar pukul
13.00. Ia mendapati bus naas itu sudah berhenti dengan kondisi
sedan merah terjepit di antara bagian depan bus dan tiang baliho.
Ia bersama warga segera menolong korban.” (Kompas, Sabtu 4
Mei 2013, hal. 15)

3.1.5 Pengembangan Paragraf

Menurut Suparno (2007: 96), pengembangan paragraf adalah


pembentukan paragraf dalam teks dikaitkan dengan paragraf yang lain. Hasil
pengembangan ini ialah untaian paragraf yang menunjukkan paragraf yang cocok
dengan paragraf yang lain. Contoh berikut ini adalah pengembangan paragraf
bersifat setara dan bertingkat.
“ Pada tahap pertama, benda-benda pencemar
yang kasar dipisahkan dari arus air limbah yang
dimaksudkan. Air yang tercemar mengalir melalui
penyaring, kemudian masuk ke dalam ruang besar atau
lazim disebut bak penampung. Benda-benda pencemar yang
masih kasar yang terbawa mengendap dalam bak
penampung . Air yang tersebar itu kemudian mengalir terus
ke dalam tangki khusus, dan lumpur yang bercampur
5
JURNAL BAHASA INDONESIA JUMAT, 1 NOVEMBER 2019

minyak mengendap dalam tangki itu dan dicerna oleh alat


yang terdapat pada tangki pencerna.
Pada tahap kedua, zat-zat organik dihancurkan dan
dipisahkan dari air. Sementara air mengalir dari bak
penampung ke dalam tangki, air sempat bercampur dengan
udara. Proses ini menambah kadar oksigen ke dalam air dan
juga menambah mikroorganisme yang mencerna limbah
yang tidak dapat dihancurkan dengan cara fisika. Kemudian,
air mengalir ke dalam bak penampung yang kedua, tempat
mengendapnya lumpur berminyak. Dari sini air mengalir ke
dalam ruang klorinasi. Dalam proses ini, zat klorin
membunuh bakteri yang membahayakan kesehatan.”

Kedua paragraf tersebut memiliki pengembangan paragraf bersifat setara,


di antara kedua paragraf tersebut tidak ada yang menjadi paragraf atasan dan
bawahan.
“ Membeli mobil baru itu memang menyenangkan, tetapi
karena banyaknya model di pasaran yang harus dipilih, membuat
keputusan akhir itu tidaklah mudah. Setelah membatasi pilihan
sampai pada dua saja, seorang pembeli biasanya membuat
persamaan dan perbandingan dua mobil yang dipilihnya itu,
umpamanya Ford, Thunderbird, dan Volkswagon Rabbit.
Ford dan VW mempunyai beberapa persamaan. Kedua-
duanya sangat menarik. Ford dapat mengangkut lima orang.
Begitu juga VW . Tempat duduk kedua jenis mobil ini terbuat dari
bahan yang baik dan halus. Di samping itu, Ford dan VW
memberikan jaminan 12.000 mil.”
Paragraf pertama tersebut merupakan paragraf atasan bagi paragraf
kedua/ berkutnya. Paragraf kedua memberikan penjelasan dua jenis mobil yang
dikemukakan pada paragraf pertama.

3.2 Jenis Paragraf


 Paragraf yang terbentuk dari kumpulan-kumpulan kalimat pendukung
gagasan utama yang merupakan pokok alur berpikir suatu
tulisan.Paragraf sebagai satu unit didukung kalimat-kalimat penjelas
dalam paragraf. Paragraf-paragraf dibedakan atas paragraf pengantar,
paragraf inti, dan paragraf penutup.(Amri, 2015:68)

(1)Paragraf pengantar

Tulisan yang baik selalu dibentuk dengan paragraf yang baik karena
paragraf pembuka dapat mengantarkan suatu topik pada masalah yang

6
JURNAL BAHASA INDONESIA JUMAT, 1 NOVEMBER 2019

akan dibahas. Paragraf pengantar harus dikemas semenarik mungkin


karena hal itu dapat menggugah perhatian pembaca. Oleh karena itu
suatu paragraf pengantar jangan disusun dengan kalimat-kalimat yang
panjang, hal itu tentunya akan menghilangkan kesan sebagai paragraf
pembuka. Fungsi paragraf pengantar agar dapat menggugah pembaca
dan memahami suatu tulisan tersebut.

(2)Paragraf inti

Paragraf inti sebagai penjabaran topik yang dibahas dan solusi yang
dipaparkan sebagai masalah ,maka paragraf inti akan diabarkan
sengan mengkaitkan persoalan pada paragraf pengantar ke paragraf
inti. Paragraf inti yang memaparkan topik inti permasalahan, oleh
sebab itu, pada paragraph inti penulis akan menggiring paragraph dari
awal hingga naik ke inti persoalan dengan solusi atau menawarkan
pemikiran-pemikiran kepada pembaca.

(3)Paragraf akhir

Paragraph akhir akan menutup tulisan atau konklusi masalah.


Paragraph akhir pada umumnya berupa simpulan dapat pula
menawarkan saran-saran pada pembaca. Paragraph akhir berupaya
menutup masalah yang ditawarkan baik itu dengan bentuk paragraph
terbuka atau tertutup. Bentuk paragraph akhir tertutup digunakan
penulis degan memberikan simpulan/penegasan dan saran-saran
sedangkan paragraph terbuka penulis mengakhiri paragraph dengan
mengakhiri tulisan sederhana, sedan topik atau masalah yang
ditawarkan diserahkan kepada pembaca untuk menyimpulkan atau
solusi pilihan.

Jenis-jenis paragraf Menurut Damayanti, 2015:127-133)


1. Paragraf Narasi
Paragraf narasi ialah jenis jenis paragraph yang menceritakan suatu
kejadian atau peristiwa berdasarkan urutan waktu sehingga pembaca bias
merasakan kejadian tersebut.Paragraf narasi terdiri atas narasi kejadian
dan narasi runtut cerita. Paragraf narasi kejadian adalah paragraph yang
menceritakan suatu kejadian atau peristiwa.sedangkan paragraph narasi
runtut cerita adalah paragraph yang pola pengembangannya dmulai dari
urutan tindakan atau perbuatan yang menciptakan atau menhasilkan
sesuatu.Dalam paragraph narasi terdapat alur cerita,tokoh,setting dan
konflik,paragrafnarasi juga tidak memiliki kalimat utama.

2. Paragraf Deskriptif
Paragraf Deskriptif ialah paragraph yang menggambarkan suatu
objek dengan kata-kata yang mampu merangsang indera pembaca.
Artinya penulis ingin membuat pembaca melihat, mendengar maupun
merasakan apa yang sedang mereka baca dari paragraph tersebut.
7
JURNAL BAHASA INDONESIA JUMAT, 1 NOVEMBER 2019

3. Paragraf Eksposisi
Adalah paragraph yang bertujuan untuk memaparkan, menjelaskan,
menyampaikan informasi, mengajarkan, danmenerangkan suatu topik
kepada pembaca dengan tujujan untuk memberikan informasi sehingga
memperluas pengetahuan pembaca. Untuk memahaminya pun pembaca
perlu melakukan proses berpikir dan melibatkan pengetahuan.

4. Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi ialah jenis paragraph yang mengungkapkan
ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta
(benar-benar tejadi ).Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahawa ide,
gagasan,ataupendapat penulis tersebut adalah benar dan terbukti.

5. Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi ialah bentuk karangan yang bertujuan membujuk
pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan
penulisannya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu
mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta.

Macam-macam paragraf Menurut Darmayanti (2015:119-127) sebagai


berikut:
1. Berdasarkan Jenisnya
a) Narasi
Adalah paragraph yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa.
Ciri-cirinya : Ada kejadian, ada pelaku, ada waktu kejadian

b) Deskripsi
Adalah paragraph yang menggambarkan suatu objek sehingga
pembaca seakan bias melihat, mendengar atau merasa objek yang
digambarkan itu. Objek yang dideskripsikan dapat berupa orang, benda,
atau tempat. Ciri-cirinya: ada objek yang digambarkan.

c) Eksposisi
Adalah paragraph yang meninformasikan suatu teori,teknik, kiat,
atau petunjuk sehingga orang yang membacanya akan bertambah
wawasannya. Ciri-cirinya: ada informasi

d) Argumentasi

Adalah paragraph yang mengemkakan suatu pendapat beserta


alasannya. Ciri-cirinya: ada pendapat dan alasannya.
e) Persuasi

Adalah paragraph yang mengajak,membujuk, atau mempengaruhi


pembaca agar melakukan sesuatu. Ciri-cirinya: ada bujukan atau ajakan
8
JURNAL BAHASA INDONESIA JUMAT, 1 NOVEMBER 2019

untuk berbuat sesuatu.

2. Berdasarkan letak kalimat utamanya


a) Paragraf dedukatif
Adalah paragraph yang dimulai dengan mengemukakan persoalan
pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat
penjelas.

b) Paragraph indukatif
Adalah paragraph yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-
penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik.paragraf indukatif
dapat di bagi dalam 3 jenis, yaitu generalisasi, analogi, kausalitas.
1. Generalisasi

Adalah pola pengembangan paragraph yang menggunakan


beberapa fakta khusus untukmendapatkan kesimpulan yang bersifat
umum.

Berdasarkan bentuk dan pola pengembangan paragfraf


generalisasi juga dapat di bagi dalam 2 jenis bentukparagraf
generalisasi
Jenis-Jenis paragraph generalisasi
1. Loncatan induktif

Paragraph generalisasi yang bentuknya loncatan


induktif adalah paragraph yang tetap bertolak dari
beberapa fakta namun fakta yang ada belum bisa
menceriminkan seluruh fenomena yang terjadi. Tapi
fakta itu dianggap mewakili sebuah persoalan oleh
penulis. Generalisasi jenis ini sangatlah lemah karena
faktanya belum bias mencerminkan seluruh fenomena.
2. Tanpa loncatan indukatif

Paragraph generalisasi berbentuk tanpa loncatan


Indukatif merupakan paragraph generalisasi yang
memberikan cukup banyak fakta dan lengkap sehingga
bias mewakili keseluruhan. Paragraph ini sangat baik
karena kebenarannya dapat dipercaya karena
menggunakan fakta yang lengkap.

2. Analogi
Adalah pola penyusunan paragraph yang berisi
perbandingan dua hal yang memiliki sifat sama. Pola ini
berdasarkan anggapan bahwa jika sudah ada persamaan dalam
berbagai segi maka akan ada persamaan pula dalam bidang yang
lain.

9
JURNAL BAHASA INDONESIA JUMAT, 1 NOVEMBER 2019

3. Hubungan kasual
Adalah pola penyusunan paragraph dengan menggunakan
fakta –fakta yang memiliki pola hubungan sebab-akibat.

1. Sebab – Akibat
Penalaran iniberawal dari peristiwa yang merupakan
sebab, kemudian sampai pada sebuah kesimpulan
sebagai akibatnya. Polanya A mengakibatkan B.
2. Akibat – sebab
Dalam pola ini kita memulai dengan peristiwa yang
menjadi akibat. Peristiwa itu kemudian kita analisis
untuk mencari penyebabnya
3. Sebab-akibat-1 akibat-2
Suatupenyebab akan menimbulkan serangkaian akibat.
Akibat pertama berubah menjadi sebab yang
menimbulkan akibat kedua. Demikian seterusnya
hingga timbul beberapa rangkaian akibat.

c) Paragraf campuran
Adalah paragraph yang dimulai dengan mengemukakan persoalan
pokokatau kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan
diakhiri dengan kalimat topik. Kalimat topik yang ada pada akhir
paragraph merupakan penegasan dari awal paragraf

d) Paragraf deskriftif/naratif/menyebar
Adalah paragraph yang tidak memiliki kalimat utama. Pikiran
utamanya menyebar pada seluruh paragraph atau tersirat pada kalimat-
kalimat penjelas.

 Pengelompokan atau jenis paragraf berdasarkan letak kalimat


utama dalam paragraf terdapat empat jenis paragraf, yakni
paragraf deduktif, induktif, kombinasi, dan deskriptif. Jenis
pertama adalah paragraf deduktif. Paragraf ini memiliki kalimat
topik pada awal paragraf dan kalimat pengembang/penjelas
terletak pada kalimat- kalimat berikutnya. Contoh paragraf
deduktif sebagai berikut ini.
“ Semangat serta kesungguhan hati guru dalam mengajar
dirasakan makin pudar karena kesejahteraan terabaikan. Imbalan
yang mereka terima rendah. Gaji mereka sering terlambat dan
banyak potongan untuk keperluan yang kadang-kadang tidak
jelas. Mereka juga tidak memiliki status sosial-ekonomi yang
bergengsi.” (Suparno, 2007: 93)

10
JURNAL BAHASA INDONESIA JUMAT, 1 NOVEMBER 2019

“ Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat


sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan
dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini
ia memaksa menggunakannya membuka usaha baru. ”
(Damayanti, 2015:121-122)
“ Nilai mata pelajaran bahasa Indosesia dari satu tahun
ke tahun selalu saja rendah. Siswa SD biasanya nilai Bahasa
Indonesianya paling rendah. Kemudian disusul SMP. Rata-rata
nilai Bahasa Indonesia SLTA agak baik. Hal ini mungkin karena
kemampuan guru Bahasa Indonesia di SLTA lebih baik. Sony,
siswa SLTA yang tamat tahun ini nilai Bahasa Indonesianya 7,5”
(Simpen, 2008:30)
Selanjutnya, paragraf Induktif merupakan paragraf yang memiliki
kalimat topik terletak pada akhir paragraf, artinya awak paragraf berisi
gagasan pengembang dan diakhiri dengan gagasan dasar. Contoh
paragraf tersebut seperti berikut ini.
“ Banjir juga sering merendam jalan di Tumbang Nusa,
Pulang Pisau. Jalan itu adalah jalur penting yang menghubungkan
Palangkaraya dengan ibu kota Kalimantan Selatan, Banjarmasin.
Jalur di Tumbang Nusa yang kerap terendam membuat jalan
layang dibangun untuk mengatasi banjir. Di kawasan ini kami
memerlukan jalan layang.” (Kompas, Kamis, 11 April 2013, hal.
22)
“ Yang dimaksud dengan kebudayaan fisik tampak jelas
karena merujuk pada benda-benda. Kebudayaan non-fisik ada
yang berupa pemikiran dan berupa tingkah laku. Contoh hasil
kebudayaan fisik adalah patung lukisan, rumah, mobil dan
jembatan. Contoh kebudayaan yang berupa pemikiran adalah
filsafat, pengetahuan, ideologi, etika dan estetika. Hasil
kebudayaan yang berupa tingkah laku adalah adat istiadat, tidur,
bertani dan berkelahi. Jadi, kebudayaan dapat dibagi atas dua
macam, yaitu kebudayaan fisik dan kebudayaan non-fisik”
(Finoza, 2009:199)
Paragraf kombinasi memiliki dua kalimat topik yang terletak di
awal dan akhir paragraf. Dua kalimat topik itu memiliki dua gagasan yang
sama. Kalimat-kalimat pengembang/penjelas terletak di antara dua
kalimat topik itu. Berikut ini cotoh paragraf kombinasi.
‘ Belajar berlangsung seumur hidup. Anak-anak belajar
berbicara sejak masih bayi. Pembelajaran itu dimulai di keluarga.
Berikutnya mereka belajar melalui pendidikan formal di sekolah,
mulai Taman Kanak-kanak s.d. Perguruan Tinggi. Jadi, belajar itu
tidak mengenal usia.’
11
JURNAL BAHASA INDONESIA JUMAT, 1 NOVEMBER 2019

‘ Dalam kehidupan sehari-hari manusia dapat dilepaskan


dari komunikasi. Kegiatan apapun yang dilakukan manusia pasti
menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang
sederhana maupun modern. Kebudayaan dan peradaban manusia
tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana
komunikasi.’ (Indrayanti, 2015:126)
‘ Belajar pada hakikatnya berlangsung sepanjang hayat.
Sejak bayi anak sudah belajar. Sebelum sekolah, anak sudah
belajar di dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya, pada usia 6-
12 tahun anak mulai bersekolah di sekolah dasar. Setelah
menelesaikan sekolahnya, dia masih terus belajar, setidak-
tidaknya belajar memecahkan masalah yang dihadapi setiap saat.
Proses itu terus berlangsung sampa tua. Pendek kata, belajar itu
tidak mengenal batas umur ’.(Dalman,2014:67)

Jenis paragraf yang terakhir adalah paragraf deskriptif. Paragraf


deskriptif adalah paragraf yang tidak memiliki kalimat topik dan
kalimat pengembang. Semua
kalimat yang terdapat dalam paragraf itu merupakan kalimat topik.
Contoh paragraf dapat diperhatikan berikut ini.
Rumahku berada di daerah Semarang bawah. Letak
rumahku tidak jauh dari stasiun Tawang dan pasar Johar. Rumah
itu sering banjir karena dekat dengan laut.

3.3 Paragraf dalam Karya Ilmiah

Telah diketahui bahwa penulisan karya ilmiah menyangkut segi bahasa.


Dalam menyusun laporan ilmiah harus memperhatikan penyusunan kalimat-
kalimat dalam suatu paragraf. Penulisan paragraf yang telah memenuhi
persyaratan paragraf meliputi kesatuan,pengembangan, kepaduan/koherensi,
kekompakan/kohesi, dan pengembangan paragraf serta pemahaman penggunaan
jenis paragraf seperti paragraf deduktif, induktif, kombinasi, dan deskriptif
dengan baik.

Penerapan penulisan paragraf dalam karya ilmiah tersebut perlu


dikembangkan gagasan dalam kalimat-kalimat, satuan paragraf, bab, atau subbab
sehingga menjadi suatu karya ilmiah yang utuh. Penulisan karya ilmiah tersebut
dituntut juga penginformasian secara utuh, artinya ketelitian dalam tulis-menulis
ilmu yang menyangkut data, nama orang, nama tempat, hingga ejaan dan tanda
baca.

12
JURNAL BAHASA INDONESIA JUMAT, 1 NOVEMBER 2019

Tulisan ilmiah harus jelas, semua data yang diperlukan dikemukakan


sesuai dengan proporsinya. Sebaliknya, data yang tidak diperlukan atau tidak ada
kaitannya dengan isi laporan tidak perlu dikemukakan, seperti contoh berikut ini.
“ Iklim dan tanah yang diperlukan untuk tumbuh kedelai
adalah iklim yang kering dan panas, maka dari itu tanaman
kedelai lebih banyak terdapat di Jawa Tengah dan di Jawa
Timur daripada di Jawa Barat.” (Rahayu,2007:107).
Paragraf tersebut dapat dijelaskan bahwa bukan iklim dan tanah yang
diperlukan untuk tumbuh kedelai, tetapi iklim dan tanah yang sesuai/cocok untuk
penanaman kedelai. Kata kering dan panas bersifat kualitatif, sehingga informasi
yang seharusnya dikemukakan adalah suhu dan curah hujan. Pernyataan lebih
banyak di Jawa Tengah dan di Jawa Timur daripada di Jawa Barat, merupakan
kesimpulan tetapi sebelumnya tidak dikemukakan bagaimana kondisi iklim dan
tanah di masing-masing daerah. Oleh
karena itu, kalimat-kalimat tersebut tidak lengkap sehingga perlu diperbaiki,
seperti : Iklim dan tanah yang sesuai untuk penanaman kedelai adalah ....(diisi
dengan data kualitatif dan kuantitatif).

PENUTUP

Salah satu standar kompetensi dalam mata kuliah bahasa Indonesia adalah
mahasiswa mampu menggunakan bahasa Indonesia untuk mengungkapkan
pikiran, gagasan, dan sikap ilmiah ke dalam bentuk karya ilmiah baik tulis
maupun lisan. Kegiatan menulis di perguruan tinggi sangat diperlukan. Beberapa
syarat yang kompleks, antara lain pengetahuan yang berkaitan dengan isi tulisan,
aspek-aspek kebahasaan seperti memilih topik, mengembangkan pikiran yang
disajikan dalam paragraf.
Bentuk penulisan yang dimaksud itu adalah penulisan karya ilmiah,yakni
. karya yang berisi ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut
metodologi penulisan yang baik dan benar. Dalam menyusun karya ilmiah,
dituntut penulisan paragraf yang harus dikuasai mahasiswa agar ia dapat
menyampaikan gagasan/ide untuk memenuhi tugas yang diberikan sebagai
persyaratan dalam studi dalam penulisan skripsi, tesis, atau disertasi kepada
masyarakat luas .
Untuk memenuhi penulisan paragraf dalam karya ilmiah yang baik maka
perlu memperhatikan syarat-syarat paragraf seperti kesatuan, pengembangan,
kepaduan, kekompakan, dan pengembangan paragraf serta memahami
penggunaan jenis-jenis paragraf. Paragraf mengandung aspek kesatuan, gagasan
dasar itu dikemukakan ke dalam kalimat topik dan gagasan pengembang
dikemukakan ke dalam kalimat –kalimat pengembang serta kalimat-kalimat
tersebut saling berhubungan, selanjutnya aspek pengembangan gagasan dasar
dinyatakan ke dalam kalimat topik dan gagasan pengembang dinyatakan ke
13
JURNAL BAHASA INDONESIA JUMAT, 1 NOVEMBER 2019

dalam kalimat-kalimat penjelas/lanjutan, aspek kepaduan, yakni keserasian


hubungan antargagasan dalam paragraf yang berarti pula keserasian hubungan
antarkalimat dalam paragraf, aspek kekompakan, yakni kekompakan struktural
dan leksikal. Kekompakan struktural ditandai oleh adanya hubungan struktur
kalimat-kalimat yang digunakan dalam paragraf dan kekompakan leksikal
ditandai oleh adanya kata-kata yang digunakan dalam paragraf untuk menandai
hubungan antarkalimat atau bagian paragraf, aspek pengembangan, yakni
pembentukan paragraf
dalam teks dikaitkan dengan paragraf yang lain, hasil pengembangan ini ialah
untaian paragraf yang menunjukkan paragraf yang cocok dengan paragraf yang
lain.
Dalam pengungkapan gagasan/ide ke dalam paragraf bisa melalui
paragraf deduktif, yakni kalimat topik diletakkan pada awal paragraf dan diikuti
kalimat-kalimat pengembang, bila kalimat topiknya diletakkan akhir paragraf dan
sebelumnya diawali gagasan-gagasan pengembang disebut paragraf induktif, bila
kalimat topik terletak di awal dan akhir paragraf, gagasan pengembangnya
diletakkan di antara keduanya disebut paragraf kombinasi, serta kalimat topik
terletak pada setiap kalimat disebut paragraf deskriptif.
Penerapan penulisan paragraf dalam karya ilmiah tersebut perlu
dikembangkan gagasan dalam kalimat-kalimat, satuan paragraf, bab, atau subbab
sehingga menjadi suatu karya ilmiah yang utuh. Penulisan karya ilmiah tersebut
dituntut juga penginformasian secara utuh, artinya ketelitian dalam tulis-menulis
ilmu yang menyangkut data, nama orang, nama tempat, hingga ejaan dan tanda
baca.

DAFTAR PUSTAKA

Kompas, 8 Mei 2013 , hll.34.

Kompas, 4 Mei 2013, hal. 15


Kompas, 11 April 2013, hal. 22

Rahayu Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Mata

Kuliah Pengembangan Kepribadian. Jakarta: PT Grasindo.

Suparno & Mohamad Yunus. 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta:


Universitas Terbuka.
Suyitno, H. Imam. 2011. Karya Tulis Ilmiah Panduan, Teori, Pelatihan, dan
Contoh.

14
JURNAL BAHASA INDONESIA JUMAT, 1 NOVEMBER 2019

Amri,Yusni Khairul. 2015. Bahasa Indonesia pemahaman


dasar –dasar Bahasa Indonesia Mata Kuliah Bahasa
Indonesia. Yogyakarta: Atap Buku Yogyakarta

Darmayanti,Rini. 2015. Bahasa Indonesia. Surabaya: Victory Inti Cipta


Indrayanti,Tri. 2015. Bahasa Indonesia. Surabaya: Victory Inti Cipta

15

Anda mungkin juga menyukai