Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS PENGGUNAAN FRASA

PADA SURAT KABAR SERAMBI INDONESIA

Cut Umairah Jamil, Nabilla Ariska, Siti Adilla, Wirdaton

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia


Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia
FKIP Universitas Syiah Kuala
cutumairahj@gmail.com

Abstrak
Surat kabar dikenal sebagai media informasi yang sering dibaca dari berbagai kalangan. Walaup
un sekarang banyak kalangan muda yang lebih memilih membaca berita melalui internet, namun
koran juga sering dibaca oleh kalangan orang tua. Kesalahan frasa dalam kaidah kebahasaan juga
sering terdapat di dalam koran Serambi Indonesia. Oleh karena itu, dalam penelitian ini mengkaji
tentang kesalahan penggunaan frasa dalam surat kabar tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif.
Kata kunci sintaksis, frasa, dan serambi Indonesia

Abstract
Newspapers are known as information media that are often read by various groups. Although no
w many young people prefer to read news via the internet, newspapers are also often read by old
er people. Phrase errors in linguistic rules are also often found in Serambi Indonesia newspapers.
Therefore, this study examines the misuse of phrases in the newspaper. This research was conduc
ted using a qualitative approach to the type of qualitative descriptive research.
Keyword syntax, phrase, and serambi Indonesia

PENDAHULUAN
Linguistik merupakan bidang ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya.
Achmad dan Abdullah (2013:3), menyatakan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang
arbitrer yang dipergunakan oleh anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi,
dan mengidentifikasi diri. Chaer (2006:1) juga mengatakan bahwa bahasa sebagai sebuah sistem,
maka bahasa terbentuk oleh suatu aturan, kaidah atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang tata
bunyi, tata bentuk kata, maupun tata kalimat.
Frasa juga didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersi
fat nonprediktif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis
di dalam kalimat. Frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas satu kata atau lebih dan tidak me
lampaui batas fungsi atau jabatan (Ramlan, 2001:139). Artinya sebanyak apapun kata tersebut as
al tidak melebihi jabatannya sebagai Subjek, predikat, objek, pelengkap, atau pun keterangan, ma
ka masih bisa disebut frasa.
Bahasa sangat penting dalam bidang jurnalistik. Jurnalistik adalah kegiatan yang
dilakukan seseorang dalam mencatat dan melaporankan serta menyebarkan informasi kepada
masyarakat umum. Informasi yang dimaksud berkenaan dengan kegiatan sehari-hari (Susanto,
komunikasi massa, 1986). Khususnya pada surat kabar, surat kabar adalah suatu media massa
cetak yang memuat laporan yang terjadi dimasyarakat. Yang digunakan dalam surat kabar pada
umumnya adalah bahasa tulis. Bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan
tulisan dan biasanya digunakan dalam penulisan seperti buku, majalah, koran, dan lain-lain.
Penggunaan bahasa tulis sangat diperhatikan dalam kelengkapan struktur kebahasaan. Oleh
karena itu, tulisan yang dimuat dalam surat kabar/koran sangat diperhatikan penggunaan kaidah
bahasa Indonesia.
Serambi Indonesia adalah sebuah surat kabar harian yang terbit di Banda Aceh, Aceh
sejak 9 Februari 1989. Salah satu alasan memilih surat kabar Serambi Indonesia karena Serambi
Indonesia adalah media lokal terbesar di Aceh dengan pengaruh yang kuat dan pembaca setia,
terutama bagi masyarakat Aceh.
Dalam sebuah penulisan surat kabar dibangun atas kalimat-kalimat. Kalimat yang
menyusun teks berita tersebut haruslah membentuk sebuah struktur kalimat yang lengkap agar
informasi yang disampaikan dapat dipahami oleh pembaca. Namun, berdasarkan pengamatan
awal yang dilakukan saat membaca surat kabar harian Serambi Indonesia masih ditemukan
penggunaan kalimat yang struktur kalimatnya tidak lengkap. Penulisan struktur kalimat yang
tidak lengkap tersebut ditemukan pada unsur frasa yang mengisi fungsi dalam kalimat yang
membangun sebuah berita pada surat kabar serambi Indonesia, padahal penggunaan frasa sebagai
unsur yang penting dalam membangun sebuah kalimat, karena dapat memperjelas kata sehingga
menjadi lebih spesifik dan mempersempit ruang lingkup makna kalimat.
Penelitian terkait tentang penggunaan frasa sudah pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya,
diantaranya pertama, penelitian Melani, Supadi dan Suryadi (2019) yang berjudul Analisis Frasa
Pada Surat Kabar Harian Rakyat Bengkulu. Hasil penelitian Melani, Supadi dan Suryadi (2019)
dalam surat kabar harian rakyat bengkulu terdapat frasa endosentrik yang ditemukan berjumlah
15 struktur dan frasa eksosentrik yang ditemukan berjumlah 7 struktur.
Hasil penelitian ini, yaitu ditemukan golongan frasa endosentrik, yaitu (1) frasa
endosentrik koordinatif, (2) frasa endosentrik atributif, dan (3) frasa endosentrik apositif.
Golongan frasa eksosentrik, yaitu (1) frasa eksosentrik direktif, dan (2) frasa eksosentrik non-
direktif. Selain itu, struktur frasa endosentrik yang ditemukan berjumlah 15 struktur, yaitu FN/N
+ konj + FN/N, FV/V + konj + FV/V, FN/N + FN/N, FN/N + Dem, N + A, N + V, N + Adv,
FNum/Num + FN/N, Adv + A, Adv + V, V + Adv, V + N, Adv + N, Num + kata gugus, Num +
kata penggolong, FN/N (N1 + N2). Struktur frasa eksosentrik yang ditemukan berjumlah 7
struktur, yaitu struktur preposisi + FN/N, preposisi + FV/V, preposisi + FA, preposisi + nomina
lokatif + FN/N, preposisi1+ FN/N + preposisi2 + FN/N, artikula + FN/N, Yang + FV.
Dalam penelitian tersebut memiliki kesamaan dengan penelitian yang kami lakukan, yaitu sama-
sama menganalisis tentang penggunaan frasa, yang memdekannya hanya objek yang ingin dikaji.

METODE
Jenis penelitian yang digunakan dalam surat kabar yang berjudul “analisis penggunaan frasa
pada surat kabar serambi Indonsia” menggunakan metode deskriptif kualitatif. Jenis penelitian
ini menjadi cara peneliti untuk mempresentasikan dan mengolah data dari fenomena yang
diteliti. Deskriptis sendiri mempunyai pengertian prosedur pemecahan masalah yang diselidiki
dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian (seseorang, lembaga,
masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau
sebagaimana adanya (Nawawi, 1983 : 63). Mendefinisikan penelititian kualitatif sebagai suatu
proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari
orang-orang serta perilaku yang diamati. Oleh karena itu, pada pendekatan ini peneliti membuat
suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata dan melakukan studi pada data-data yang diteliti.
Sebagai mana yang diungkapkan oleh afifuddin dan saebanu (2012). Terdapat lima prosedur
yang digunakan dalam analisis data kualitatif, yaitu 1). Mengorganisasi data, 2) membuat
kategori menentukan tema dan pola, 3) menguji hipotesis yang muncul berdasarkan data yang
ada, 4) mencari eksplanasi alternatif data, 5) menulis laporan.

Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan hasil penelitian, berita Aktivis Muslim Serukan Boikot Kurma Israel yang
dimuat dalam surat kabar serambi indonesia edisi maret 2023 terdapat sebanyak 5 berita aktivitas
serukan boikot kurma israel. Jumlah kalimat yang mengandung frasa pada berita Aktivis Muslim
Serukan Boikot Kurma Israel edisi maret 2023 sebanyak 63 kalimat.
Golongan frasa endosentris dan eksosentris yang diperoleh, yaitu golongan frasa endosentris
meliputi, (1) frasa endosentris koordinatif, (2) frasa endosentris atributif, dan (3) frasa
endosentris apositif. Golongan frasa endosentris yang ditemukan, yaitu (1) frasa endosentris
direktif, dan (2) frasa eksosentris nondirektif.
Jumlah keseluruhan data, yaitu sebanyak 13 yang terbagi menjadi 8 kalimat yang mengandung
frasa endosentris dan 5 kaliamat eksosentris.
a. Analisis frasa endosentris dalam surat kabar serambi indonesia
Frasa endosentris adalah frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan
unsurnya, baik semua maupun salah satu unsurnya. Unsur-unsur tersebt berkedudukan setara
daan maknanya mengacu pada referensi yang sama (Ramlan, 1987:155).
Adapun golongan frasa endosentris terbagi menjadi tiga yaitu :
1. Frasa endosentris koordinatif, menurut Baehaqie (2014: 32-33) frasa
endosentris koordinatif merupakan frasa yag terdiri atas unsur-unsur yang
setara. Unsur-unsur tersebut merupakan unsur utama atau unsur inti, jadi tidak
ada unsur yang bukan inti.
Menurut Oscar (1993). Frasa-frasa kordinatif endosentris adalah frasa-frasa
yang pada dasarnya memiliki acuan yang berbeda. Frasa ini terdiri padanan
unsur dan padanannya dapat dilihat dari kemungkinan unsur-unsur tersebut
dihubungkan dengan kata penhubung “dan” atau “atau”.
Contoh: Palestina Israel = Palestina dan Israel
2. Frasa endosentris atributif menurut Ba’dulu (2005:58), frasa ini hanya
menggandung intis sari, yang dapat didahului atau diikuti oleh seorang
medikator. Baik inti maupun pengubah dapat terdiri dari satu kelas kata,
seperti kata benda, kata kerja, angka, kata sifat atau kata keterangan.
Contoh : Gedung Kecil
3. Farasa Endosentris Apositif, menurut (Ba’dulu 2005:59) adalah frasa yang
emmiliki dua inti dan kedua inti tersebut tidak memiliki acuan yang sama,
sehingga kedua inti tersebut tidak dapat digunakan oleh penghubung. Frasa
endosentris apositif yang unsur-unsurnya tidak dapat dilihat. (Novianingsih,
2012:10).
Contoh : Prancis, Mitra Internasional, mengekspor 50 persen kurma ke eropa.
Unsur prancis merupakan unsur sentral, sedangkan unsur Mitra Internasional
merupakan apossi.
b. Analisis Frasa Eksosentris dalam surat kabar serambi indonesia
Sutarno (1979:137) berpendapat bahwa frasa eksosentris adalah frasa yang dalam
kalimat/satuan bahasa yang lebih besar memiliki fungsi (lingkungan distribusi) yang
berbeda dari unsur langsung atau tidak mengikuti unsur langsung. Frasa eksosentris
memiliki sistem distribusi yang berbeda dengan frasa endosentris. Frasa endosenris
adalah frasa yang dalam sistem distribusinya dapat diwakili oleh salah satu atau semua
unsurnya. Frasa eksosentris adalah frasa yang distribusinya tidak sama dengan unsur-
unsurnya.
Adapun golongan frasa eksosentris dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1. Frasa eksosentris objektif, adalah frasa eksosentris yang salah satu unsurnya
berfungsi sebagai objek.
(Purnomo, dkk 2000:81) frasa ini terdiri dari unsur verbal yang diikuti oleh
nominal yang menjadi objek atau pelengkapnya.
Contoh : Israel mengekspor kurma ke eropa.
2. Frasa eksosentris direktif, (Purnomo, dkk 200:80) frasa eksosentris direktif
adalah frasa yang terdiri dari kata depan atau kata hubung yang diikuti kata
benda.
Contoh : Israel mengimpor 3.000 ton kurma ke inggris
3. Frasa eksosentris pelengkap, (Purnomo, dkk 200:82) selain terdiri dari verba
dan objeknya, frasa eksosentris juga dapat berupa verba dan pelengkapnya.
Contoh :

PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai