Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PENYUSUNAN KALIMAT BAHASA INDONESIA PADA

KARANGAN CERPEN YANG DIBUAT OLEH SISWA SD/MI


ANALYSIS OF DEVELOPMENT OF INDONESIAN LANGUAGE
SENTENCES IN THE NEEDS OF SHORT STORIES MADE BY SD / MI
STUDENTS
Bernika Salma Aliifah
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Jl. Marsda Adisucipto
Yogyakarta 55281
email: bernikasalma20@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyusunan kalimat dalam karangan cerpen yang dibuat oleh
Siswa SD/MI. Penelitian ini menggunakan metode menganalisis sebuah data dengan menguraikan
penulisan kalimat yang terdapat dalam karangan cerpen yang dibuat oleh Siswa SD/MI. Oleh karena itu,
kami melakukan penelitian ini dengan menggunakan sebuah fakta dan data yang benar. Sehingga kami
dapat menganalisis urutan penulisan kalimat dalam karangan cerpen tersebut dengan baik dan benar.
Dengan adanya penelitian ini, kami dapat mengetahui penyusunan kalimat yang digunakan oleh Siswa
SD/MI. Dan diharapkan Siswa SD/MI dapat menyusun kalimat dengan baik dan benar.

Kata kunci: Analisis, penyusunan, kalimat, cerpen, siswa.

Abstract

This study aims to determine the preparation of sentences in short stories made by elementary / MI students.
This study uses a method of analyzing a data by describing the writing of sentences contained in a short
story essay made by elementary / MI students. Therefore, we carried out this research by using the right
facts and data. So we can analyze the sequence of writing sentences in a short story correctly and correctly.
With this research, we can find out the compilation of sentences used by elementary / MI students. And it
is expected that elementary / MI students can arrange sentences properly and correctly.

Keywords: Analysis, compilation, sentences, short stories, students.

1. Pendahuluan

Bahasa Indonesia merupakan alat komunikasi dalam segala hal yang sangat penting dan
selalu digunakan oleh bangsa Indonesia. Alat komunikasi tersebut melalui ucapan lisan maupun
tulisan. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat pemersatu bangsa. Menggunakan bahasa
yang baik dan benar adalah kewajiban kita. Ketrampilan menulis merupakan ketrampilan dalam
berbahasa. Menulis itu memiliki kemampuan yang saling berhubungan dan saling tergantung.
Dengan menulis kita dapat mengekspresikan segala yang kita rasakan. Menulis sebuah karangan
cerita pendek adalah kegiatan yang sering dilakukan oleh anak sekolah dasar.
Dalam menulis atau mengarang cerita pendek terdapat susunan kalimat. Kalimat adalah
salah satu bagian dari sintaksis. Sintaksis adalah cabang ilmu bahasa (linguistik) yang
memfokuskan kajian tentang kalimat. Sintaksis sering juga disebut sebagai ilmu tata kalimat. Ilmu
yang lebih memfokuskan kajiannya pada kata, kelompok kata (frasa), klausa, dan kajian yang
berkaitan dengan jenis-jenis kalimat.1
Kalimat adalah salah satu bagian dari sebuah sintaksis. Istilah sintaksis secara langsung
terambil dari bahasa Belanda syntaxis. Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang
membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, frasa, berbeda dengan morfologi yang
membicarakan seluk-beluk dan morfem.2
Verhaar (1993:70) mengatakan bahwa dari segi etimologi, kata sintaksis berasal dari
bahasa Yunani, yaitu dari kata sun yang berarti dengan dan kata tattein yang berarti menempatkan.
Maka kata suntattein berarti menempatkan kata atau ilmu tentang penempatan kata atau ilmu tata
kalimat. Dengan demikian, secara etimologi sintaksis berarti dengan menempatkan. Sementara
Pareda (1988:85) mengatakan bahwa kata sintaksis diserap dari bahasa Belanda, yaitu dari kata
syntaxis (Inggris: syntax). Namun secara lebih luas kata sintaksis dalam ilmu bahasa indonesia
diterjemahkan dalam ilmu bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai ilmu tentang seni merangkai
kalimat sesuai kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang benar. Disimpulkan bahwa ilmu sintaksis
adalah ilmu yang berkaitan dengan kajian tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat.3
Soetarno (1979) memberikan batasan atau definisi mengenai kalimat berdasarkan dua
dasar. Pertama berdasarkan strukturnya, kedua berdasarkan maknanya. Berdasarkan strukturnya
kalimat ialah kesatuan bahasa yang didahului dan diakhiri oleh kesenyapan. Susunan kata dan
intonasinya, menunjukkan bahwa pikiran yang diungkapkan lengkap. Berdasarkan maknanya
kalimat ialah kesatuan bahsa yang terkecil yang mengandung pikiran yang lengkap. Baginya
kalimat memiliki ciri sebagai berikut: (a) susunan kata yang merupakan bentuk ekspresi; (b)
kesenyapan dan intonasi; (c) pikiran yang lengkap; (d) situasi.4
Unsur-unsur kalimat antara lain adalah subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (P),
keterangan (K). Analisis kalimat berdasarkan fungsi unsur-unsur kalimat adalah kegiatan
mengidentifikasi unsur-unsur suatu kalimat dalam menduduki suatu fungsi dari kalimat yang
bersangkutan. Fungsi adalah sesuatu yang abstrak, yang tak perlu dibedakan dengan kategori, dan
peran. Fungsi merupaka suatu tempat kosong yang diisi oleh makna tertentu yang disebut peran.
Menurut Verhaar (1977) setiap fungsi, dalam kalimat kongkrit, diisi oleh dua pengisi semantis
(menurut perannya).5

1
Drs. Suhardi, M.Pd., Dasar-Dasar Ilmu Sintaksis Bahasa Indonesia (AR-RUZZ MEDIA, 2013). hlm 13
2
Prof. Drs. M. Ramlan, Ilmu Bahasa Indonesia SINTAKSIS (C.V KARYONO, 1987). hlm 21
3
Drs. Suhardi, M.Pd., Dasar-Dasar Ilmu Sintaksis Bahasa Indonesia (AR-RUZZ MEDIA, 2013). hlm 15
4
Prof. Dr. Mahkamah, M.Hum., RAGAM DAN ANALISIS KALIMAT BAHASA INDONESIA (Muhammadiyah
Universitas Press, 2009). hlm 9
5
Prof. Dr. Mahkamah, M.Hum. hlm 81
Secara morfologis subjek dapat berupa kata monomorfemik, atau polimorfemik. Kata baju
adalah kata monomorfemik yang bisa menjadi subjek kalimat berikut, Baju itu dibeli oleh ibu.
Sebaliknya, kata polimorfemik seperti pemeliharaan juga dapat menjadi subjek kalimat
Pemeliharaan tanaman itu // kurang. Secara sintaksis subjek dapat berupa frase atau klausa.
Subjek yang berupa frase misalnya baju baru itu pada kalimat baju baru itu // dibeli ibu. Subjek
yang berupa klausa, misalnya baju baru yang dibeli oleh ibu kemarin dalam kalimat Baju baru
yang dibeli oleh ibu kemarin // kotor. 6
Fungsi yang kedua adalah predikat. Predikat adalah inti pemberitaan yang sebenarnya
(Fokker, 1972). Predikat adalah fungtor yang memberi penjelasan. Predikat merupakan bentukan
yang menggambarkan proses, perbuatan atau pengalaman, beradanya dalam suatu situasi,
peralihan dari keadaan ke lain keadaan. Soetarno (1979) mengatakan bahwa predikat, bersama-
sama dengan subjek, merupakan sandi kalimat. Predikat adalah unsur yang menjadi penjelas, yaitu
penuturan / penjelasan mengenai pokok tuturan. Predikat merupakan untur yang bisa
dipertukarkan letaknya dengan subjek.7
Objek adalah nomina atau kelompok yang melengkapi verba-verba tertentu dalam klausa
(Kridalaksana, 1993b). Kridalaksana (1993a; 1993b) menyebutkan beberapa jenis objek. Pertama,
objek langsung (direct obyect). Fungsi objek tidak sama dengan fungsi subjek dan predikat. Dalam
hal intonasi, objek tidak memiliki intonasi tersendiri seperti halnya subjek dan predikat. Intonasi
objek biasanya menyatu dengan intonasi predikat.8
Banyak ahli yang telah mengemukakan penjelasan ataupun batasan sintaksis. Ada yang
mengatakan bahwa “sintaksis telaah mengenai pola-pola yang dipergunakan sebagai sarana untuk
menggabung-gabungkan kata menjadi kalimat” (Stryker, 1969 : 21). Ada pula yang mengatakan
bahwa “analisi mengenai konstruksi-konstruksi yang hanya mengikutsertakan bentuk-bentuk
bebas disebut sintaksis “ (Bloch and Trager, 1942 : 71). Dan ada lagi yang mengatakan bahwa
“sintaksis adalah bahagian dari tata Bahasa yang membicarakan struktur frase dan kalimat
”(Ramlan , 1976 : 57).9
Analisis tentang penyusunan kalimat dalam karangan cerpen yang dibuat oleh Siswa
SD/MI. Kami ingin mengetahui kesalahan yang sering dilakukan oleh Siswa SD/MI dalam menulis
karangan cerpen. Pada dasarnya Siswa SD/MI belum mengetahui bagaimana penyusunan kalimat
yang benar. Dalam pelajaran Bahasa Indonesia SD/MI tidak ada materi tentang penyusunan
kalimat yang benar. Tetapi kami ingin mengetahui kesalahan yang sering dilakukan oleh Siswa
SD/MI. Dengan adanya permasalahan tersebut kami akan menganalisis karangan cerpen yang
dibuat oleh 2 orang Siswa SD/MI.
Dengan adanya latar belakang diatas, dapat diketahui beberapa permasalahan, yaitu (1)
bagaimanakah penyusunan kalimat dalam karangan cerpen siswa SD/MI yang ditinjau dari syarat

6
Prof. Dr. Mahkamah, M.Hum. hlm 87-88
7
Prof. Dr. Mahkamah, M.Hum. hlm 105
8
Prof. Dr. Mahkamah, M.Hum. hlm 125-126
9
Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan, PENGAJARAN SINTAKSIS (Penerbit ANGKASA, 1986). hlm 5
penyusunan kalimat? (2) Apa saja kesalahan penyusunan kalimat yang dihadapi siswa SD/MI
dalam menulis karangan cerpen? Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui susunan
kalimat dalam karangan cerpen siswa SD/MI yang ditinjau dari syarat penyusunan kalimat, dan
(2) untuk mengetahui kesalahan penyusunan kalimat yang dihadapi siswa SD/MI dalam menulis
karangan cerpen.

2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang kami gunakan adalah metode deskriptif kualitatif yaitu dengan
menganalisis data sesuai dengan fenomena sosial yang terjadi. Tujuan penelitian dengan metode
deskriptif kualitatif ini adalah menjabarkan data dengan tepat sesuai fakta yang terjadi dalam
penelitian tersebut. Metode deskriptif kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan data yang
berkaitan dengan penyusunan kalimat dalam cerpen karangan 2 orang siswa SD/MI. Penggunaan
metode deskriptif kualitatif pada penelitian ini adalah untuk menganalisis data yang sesuai dengan
fakta.
Menurut Denzin & Lincoln (1994) mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah
penelitian yang menggunakan latar alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi
dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Erickson (1968) menyatakan
bahwa penelitian kualitatif berusaha untuk menemukan dan menggambarkan secara naratif
kegiatan yang dilakukan dan dampak dari tindakan yang dilakukan terhadap kehidupan mereka.10
Objek yang kami gunakan adalah 2 siswa SD/MI. Teknik pengumpulan data yang kami
gunakan adalah dengan metode dokumentasi. Hasil karangan cerpen yang dibuat oleh 2 siswa
SD/MI tersebut kami gunakan untuk penelitian ini. Dengan menggunakan karangan cerpen
tersebut kami dapat menganalisis penyusunan kalimat dan mengetahui seberapa paham siswa
SD/MI untuk menyusun kalimat secara benar.
Teknik analisis yang kami gunakan adalah analisis kalimat berdasarkan fungsi unsur-
unsurnya. Unsur-unsurnya terdiri atas fungsi subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (P),
dan keterangan (K).
(1) Ayah membelikan adik baju baru kemarin
S P O Pel Ket
(2) Adik mengambilkan ibu beberapa lembar daun tadi pagi11
S P O Pel Ket
Penelitian ini telah kami lakukan pada hari Sabtu, 30 Maret 2019 sampai Senin, 1 April
2019. Kami telah menganalisis penyusunan kalimat dalam karangan cerpen tersebut. Sehingga
kami dapat memaparkan hasil analisis yang telah kami dapat.

10
Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metodologi penelitian kualitatif (CV Jejak (Jejak Publisher), 2018). hlm 7
11
Prof. Dr. Mahkamah, M.Hum., RAGAM DAN ANALISIS KALIMAT BAHASA INDONESIA. hlm 85-86
3. Hasil dan Pembahasan

Subjek penelitian yang kami gunakan adalah karangan cerpen Siswa SD Muhammadiyah
Pakel kelas 4 yang bernama Alta Frea Laudzai dan Siswa SDN Glagah kelas 3 yang bernama Raya
Langita Agustin. Kami menganalisis karangan cerpen 2 siswa tersebut. Berikut karangan cerpen
siswa tersebut.
1. Karangan Cerpen Siswa SD Muhammadiyah Pakel kelas 4

Membeli peralatan sekolah


Karya : Alta Frea Laudzai

Pada pagi hari yang cerah Aliya sedang bermain bersama Nadia temen Aliya, Mereka
membicarakan liburan waktu kemarin “Nad kamu sudah membeli peralatan sekolah belum?” tanya
Aliya kepada Nadia “belum, kalau kamu” jawab Nadia “Aku juga belum bagaimana jika kita
membelinya bersama”ucap Aliya “oke, Aku mengambil uang dulu ya” sahut Nadia “oke, Aku juga
mau mengambil uang” ucap Aliya. Setelah mengambil uang dan mengambil tas mereka pun
berangkat ke toko peralatan sekolah. Setelah sampai ditoko mereka lalu mencari alat tulis, mereka
mencari pensil, penghapus, bolpoint, tip-x dan stabilo. “aku sudah menemukan pensil, penghapus,
bolpoint, tip-x dan stabilo yang aku mau” ucap Nadia sambil menaruk pensil, penghapus, bolpoint,
tip-x dan stabilo kekeranjang “Aku juga” Sahut Aliya. Setelah itu mereka mencari tempat pensil “
Aku mau tempat pensil yang warna pink, ungu, biru itu” ucap Aliya. “ Kalau aku mau yang rainbow
” sahut Nadia, lalu mereka memilih tas buku, tempat makan dan tempat minum setelah itu mereka
membayar dan pulang kerumah mereka.
~Tamat~

2. Karangan Cerpen Siswa SDN Glagah kelas 3

Camping bersama Keluarga


Karya : Raya Langita Agustin

Suatu malam keluarga Nuri berkemah Didepan halaman rumah mereka. Saat Nuri, Feni, Lala, dan
Tio, mendirikan tenda. Ayah memainkan alat musik yaitu gitar. Nuri, Feni, Lala, dan Tio lalu
mendekati Ayahnya saat mereka sudah selesai mendirikan tenda, untuk bernyanyi bersama dengan
gembira lalu, Ibu menyalakan api unggun untuk menghangatkan badan, karena udara sangat dingin.
Lalu setelah mereka bernyanyi, mereka mulai jelajah malam mengelilingi kebun di belakang rumah
mereka. lalu, Tio menanyakan keberadaan Ibunya, Ternyata Ibunya sedang memasak untuk makan
malam setelah jelajah malam. lalu, Ayah, Nuri, Feni, Lala, dan Tio sudah pulang dari jelajah
malam. Mereka pun langsung makan makanan yang sudah Ibu masak. Setelah memakan makanan
mereka langsung tidur didalam tenda.
~Tamat~

Karangan 2 siswa SD/MI tersebut masih memiliki banyak kesalahan dalam penulisan.
Kesalahan penulisan tersebut meliputi penggunaan huruf kapital, penggunaan tanda baca,
penulisan paragraf. Pemahaman tentang penggunaan huruf kapital, tanda baca, dan paragraf masih
sangat kurang. Tetapi analisis yang kami lakukan adalah penyusunan kalimat yang digunakan. Jadi
kami akan menganalisis yang terdiri dari subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (P),
keterangan (K).
Dari analisis yang telah kami dilakukan ada beberapa kalimat yang sudah sesuai dengan
SPOK. Siswa SD/MI kelas 3 dan 4 belum terlalu paham untuk menyusun kalimat. Karena materi
SPOK dalam pelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI dijelaskan ketika kelas 5. Maka dari itu wajar
apabila Siswa SD/MI kelas 1-4 ketika menyusun sebuah kalimat belom menggunakan SPOK.
Tetapi alangkah baiknya dalam mengarah sebuah cerpen yang baik dan benar menggunakan
susunan kalimat SPOK.
Tabel 1.

PENYUSUNAN KALIMAT
Kalimat SPOK Kalimat tidak SPOK

3,2
3,1
2,4

2,3
CERPEN 1 CERPEN 2

Dari tabel 1. dIketahui bahwa perbandingan antara punyusunan kalimat SPOK lebih
rendah dari pada kalimat yang belom SPOK. Pada tahun 2015 dalam penelitian penyusunan
kalimat pada siswa SMA dibuktikkan bahwa siswa tersebut dapat menyusun kalimat dengan baik
dan benar. Dapat dibuktikan bahwa penyusunan kalimat dalam karangan cerpen yang dibuat oleh
siswa SD/MI masih belum tersusun secara SPOK.

Fungsi Sintaksis Unsur Kalimat


1. Subjek (selanjutnya disebut S)
Subjek dapat dicari dengan menggunakan kata tanya apa atau siapa. Subjek
umumnya terletak disebelah kiri predikat. Subjek pada kalimat aktif dapat menjadi objek
jika kalimat tersebut dipastikan. Subjek memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Berupa kata benda, frasa benda, atau klausa benda
b. Dapat diikuti partikel pun
Contoh :
Penduduk desa membangun jembatan.
S P 0
2. Predikat (selanjutnya disebut P)
Predikat merupakan unsur yang harus ada dalam kalimat. Predikat disebut unsur
inti kalimat. Unsur predikat dapat diisi oleh kata kerja, kata benda, kata sifat, kata
bilangan, frasa kerja, frasa benda, frasa sifar, dan frasa bilangan.
Contoh :
Aditya sedang membaca buku.
S P O
3. Objek (selanjutnya disebut O)
Objek terletak setelah predikat.Objek merupakan unsur yang dapat hadir atau
tidak. Objek wajib hadir dalam kalimat transitif. Dalam kalimat intrasitif objek tidak
diperlukan. Objek dalam kalimat aktif akan menjadi subjek dalam kalimat pasif. Objek
dapat berupa kata benda dan frasa benda.
Contoh :
Andi mengunjungi Pak Rustam.
S P O
4. Pelengkap (selanjutnya disebut Pel.)
Pelengkap disebut juga komplemen. Pelengkap pada dasarnya mirip dengan objek
sehingga orang sering mencampuradukkan pengertian objek dan pelengkap. Objek dan
pelengkap sama-sama terletak di belakang predikat.
Contoh :
Fahri berdagang barang elektronik.
S P O
5. Keterangan
Keterangan merupakan fungsi sintaksis yang paling mudah berpindah tempat.
Keterangan dapat berada di akhir, di awal, atau di tengah kalimat. Kehadiran keterangan
dapat bersifat manasuka atau dapat ada atau tidak dalam kalimat. Keterangan dapat
berupa frasa benda, frasa kerja, frasa sifat, atau frasa depan.
Contoh :
Fahri memotong rambutnya dengan gunting. 12
S P O Ket. car

4. Simpulan

Penyusunan kalimat dalam karangan cerpen siswa SD/MI yang ditinjau dari syarat
penyusunan kalimat masih belum sempurna. Karena mereka belum mendapatkan materi tentang
penyusunan kalimat SPOK. Kesalahan dalam penyusunan kalimat yang dihadapi siswa SD/MI
dalam menulis karangan cerpen yaitu masih terbolak-balik antara subjek (S), predikat (P), objek
(O), pelengkap (P), keterangan (K). Dan masih banyak kalimat yang belom efektif. Penggunaan
tanda baca dalam kalimat juga masih banyak yang belum tepat. Kendala yang dihadapi siswa
SD/MI saat menulis cerpen adalah kurangnya pemhaman akan materi penyusunan kalimat.

5. Ucapan Terima Kasih

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya, tak lupa shalawat serta salam tercurahkan untuk Nabi Muhammad SAW. Sehingga
dapat menyelesaikan karya ilmiah ini tidak akan selesai tanpa doa dan dukungan dari berbagai
pihak. Adapun dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Aninditya Sri Nugraheni, S.Pd., M.Pd selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia atas
bimbingan, arahan, dan koreksinya selama persiapan pembuatan karya ilmiah ini.

12
Wendi Widya Ratna Dewi, Sintaksis Bhasa Indonesia (PT Intan Pariwara, 2018). hlm 3-7
2. Kedua Orang Tua dan Kakak saya yang telah membantu dan mendukung saya dalam
mengerjakan karya ilmiah ini.
3. Siswi SD Muhammadiyah Pakel kelas 4 yang bernama Alta Frea Laudzai dan Siswi SDN
Glagah kelas 3 yang bernama Raya Langita Agustin atas kerjasamanya selama penulis
melakukan penelitian.

6. Daftar Pustaka

Abdul Razak. Kalimat efektif: struktur, gaya, dan variasi. PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992.
Albi Anggito, dan Johan Setiawan. Metodologi penelitian kualitatif. CV Jejak (Jejak Publisher),
2018.
Annisa Fitriah Birrahmah. Buku Bergambar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Cerita
Pendek untuk Kelas V SD, 2019.
Arif Yuandana Sinaga, St. Y. Slamet, dan Muhammad Rohmadi. “PENGARUH STRATEGI
PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN PADA KELAS XI
SISWA SMAN 5 SURAKARTA” 4 (2018): 50.
Bambang Mursito. “PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MENGGUNAKAN
PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DENGAN MEDIA SURAT KABAR PADA
SISWA KELAS X 5 SMA NEGERI 2 PATI.” UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA, 2010.
Dra. Junaiyah H.M., M.Hum, Prof. Dr. E. Zaenal Arifin. SINTAKSIS. Penerbit PT Grasindo,
2008.
Drs. Suhardi, M.Pd. Dasar-Dasar Ilmu Sintaksis Bahasa Indonesia. AR-RUZZ MEDIA, 2013.
Emil Septia. “EROTIS DAN GAYA PENCERITAAN DALAM KUMPULAN CERPEN KARYA
DJENAR MAESA AYU” 2 (2012): 117.
Harris Effendi Thahar. Kiat menulis cerita pendek. Penerbit Angkasa, 1999.
Hasan Alwi. Tata bahasa baku bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Republik Indonesia, 1993.
Henry Guntur Tarigan. Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Angkasa, 1986.
Ida Bagus Putrayasa. Kalimat efektif: diksi, struktur, dan logika. Refika Aditama, 2007.
Indrayani, Sang Ayu Putu Surya, Ida Bagus Putrayasa, dan Sang Ayu Putu3 Sriasih. “ANALISIS
KALIMAT EFEKTIF CERPEN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TAMPAKSIRING” 3
(2015).
Istinganah, Nurul. 2012. Analisis Kesalahan Sintaksis pada Karangan Narasi Ekspositoris Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 1 Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Yogyakarta: IKIP
Yogyakarta.
Listyaningsih, Utami. 2000. Analisis Kesalahan Struktur Sintaksis Kalimat Baku pada Buku Teks
Wajib Bahasa Indonesia untuk SD Kelas I-IV. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.
Maryanto, Fransiska, Heny Kusumawati, Diana Puspa, dan Ari Subekti. Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 Untuk SD/MI Kelas V Tema 7 “Peristiwa dalam Kehidupan.” Edisi
Revisi. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
Miftahul Khairah, dan Sakura H. Ridwan. Sintaksis: memahami satuan kalimat perspektif fungsi.
Bumi Aksara, 2014.
Peng Kheng Sun. Cerpengram : Metode Mudah dan Menyenangkan Menulis Cerpen. Elex
Media Komputindo, 2013.
Putu Rima Ruspitayanti. 2015. Struktur Kalimat Bahasa Indonesia pada Karya- Karya Tulis
Siswa Tunarungu dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SMALB-B Negeri Singaraja.
Singaraja. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.
Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan. PENGAJARAN SINTAKSIS. Penerbit ANGKASA, 1986.
Prof. Dr. Mahkamah, M.Hum. RAGAM DAN ANALISIS KALIMAT BAHASA INDONESIA.
Muhammadiyah Universitas Press, 2009.
Prof. Drs. M. Ramlan. Ilmu Bahasa Indonesia SINTAKSIS. C.V KARYONO, 1987.
RisaYulisna. “KONTRIBUSI KEMAMPUAN MEMAHAMI CERPEN TERHADAP
KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 PADANG” 2
(2017): 83.
Samsuri. Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Jakarta: Sastra Husada, 1985.
Satyagraha Hoerip Soeprobo. Cerita pendek Indonesia, Volume 2. Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1984.
Sukini. Sintaksis: Sebuah Panduan Praktis. Surakarta: Yuma Pustaka, 2010.
SUKISTIONO. “PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS TEKS CERPEN
MENGGUNAKAN PENDEKATAN BERBASIS TEKS DENGAN METODE CERPEN-
GRAM UNTUK SISWA SMP/MTs. KELAS IX.” UNIVERSITAS LAMPUNG, 2017.
Tri Mastoyo Jati Kesuma. “Realisasi Kategorial dan Semantis Fungsi Keterangan dalam Bahasa
Indonesia.” Humaniora 17 (2005).
Trisna Helda. “MENULIS TEKS CERITA PENDEK BERBANTUAN MEDIA GAMBAR BERSERI
SISWA KELAS VII SMP ISLAM KHAIRA UMMAH PADANG” 3 (2012): 225.
Wendi Widya Ratna Dewi. Sintaksis Bahasa Indonesia. PT Intan Pariwara, 2018.
Yunarsih, Dwi. 2016. Pemerolehan Kalimat Bahasa Indonesia pada Anak Usia 3;0-4;0 Tahun.
Padang. Universitas Negeri Padang

Anda mungkin juga menyukai