Anda di halaman 1dari 16

MODUL PERKULIAHAN

BAHASA
INDONESIA
UNSUR KALIMAT DALAM BAHASA
INDONESIA

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

08
MKDU Bahasa 90008 Yenni Safrida, M.Pd.
Indonesia (D21314SP
)
Abstract Kompetensi
Materi perkuliahan ini membahas unsur- Setelah mengikuti perkuliahan
unsur kalimat dalam bahasa Indonesia. diharapkan mahasiswa dapat
Adapun pokok-pokok pembahasannya mengetahui dan mehami dengan baik
adalah sebagai berikut. pertama junsur-unsur kalimat. Khusunya
pengertian frasa dan Jenisnya, pengertian frasa dan jenisnya,
kedua pengertian kalimat, ketiga pengertian kalimat, dan unsur kalimat.
unsur-unsur kalimat, keempat pola
kalimat dasar kalimat bahasa
Indonesia
UNSUR-UNSUR KALIMAT
1. Standar Kompetensi
Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa dapat memahami dan menggunakan menulis
kalimat dengan baik.

2. Kompetensi Dasar
(1) Memahami pengertian frasa
(2) Memahami jenis-jenis frasa.
(3) Memahami pengertian kalimat.
(4) Memahami unsur-unsur kalimat.
(5) Memahami pola-pola kalimat dasar.

3. Indikator
(1) Mahasiswa Mampu menjelaskan frasa.
(2) Mahasiswa Mampu menjelaskan jenis-jenis frasa.
(3) Mahasiswa Mampu menjelaskan pengertian kalimat.
(4) Mahasiswa Mampu menjelaskan unsur-unsur kalimat.
(5) Mahasiswa Mampu menjelaskan pola-pola kalimat dasar.

2020 UNSUR KALIMAT BAHASA INDONESIA Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
1. Pengertian Kalimat

Bahasa adalah fenomena yang menghubungkan dunia makna dan dunia bunyi. Lalu,
sebagai penghubung kedua dunia tersebut, bahasa dibangun oleh tiga komponen, yaitu
komponen leksikon, komponen gramatikal, dan komponen fonologi.
Pada dasarnya dalam modul ini, akan dibahas komponen gramatikal. Komponen
gramatikal atau subsistem gramatikal terbagi lagi menjadi dua subsistem, yaitu morfologi
dan sintaksis. Dalam hal ini subsistem morfologi bertugas mengolah komponen leksikon
menjadi kata yang bersifat gramatikal. Komponen sintaksis mengolah kata-kata (hasil
olahan morfologi) menjadi satuan-satuan sintaksis. Subsistem sintaksis membicarakan
penataan dan pengaturan kata-kata tersebut ke dalam satuan-satuan yang lebih besar,
yang disebut satuan-satuan sintaksis, yaitu kata, frasa, kalimat dan wacana (Chaer, 2009:2-
3).
Menurut Verhaar sintaksis adalah cabang linguistik yang menyangkut susunan kata-
kata dalam kalimat. Sintaksis berurusan dengan struktur antar kata atau struktur eksternal.
Berdasarkan batasan tersebut dapat diketahui bahwa kalimat adalah satuan terbesar dalam
sintaksis dan setiap bahasa mempunyai kaidah sintaksis tersendiri yang tentu saja tidak bisa
diterapkan semena-mena pada penggunaan bahasa lain.
Para pakar bahasa ada yang menyebut kalimat sebagai satuan bahasa terkecil,
dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan,
kalimat diucapkan dengan suara naik turun keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan
intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan atau
asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya. Dalam wujud tulisan berhuruf Latin,
kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau
tanda seru (!), (Alwi dkk. 2000, dalam B: 2010: 897).
Mutakim (dalam Azwardi, 2008:47) mendefinisikan kalimat sebagai rangkaian kata
yang dapat mengungkapkan gagasan, perasaan, atau pikiran yang relative lengkap. Jadi
kalimat merupakan bagian terkecil ujaran yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara
kebahasaan.
Berdasarkan beberapa pengetian kalimat di tas, dapat disimpulkan bahwa kalimat
adalah rangkaian kata atau frasa yang mengungkapkan gagasan atau maksud secara utuh.

2. Alat-Alat Sintaksis
Menurut Chaer (2009: 33-35) dalam menulis suatu kalimat harus diperhatikan alat-
alat dari kalimat itu sendiri selain unsur kalimat yang menjadi pokok penting dalam

2020 UNSUR KALIMAT BAHASA INDONESIA Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
pembahasan ini. Alat-alat sintaksis ada tiga komponen, yaitu urutan kata, bentuk kata, dan
intonasi. Berikut adalah pembahasan lebih lanjut.
1) Urutan kata
Urutan kata kata adalah letak atau posisi kaa yang satu dengan yang lainnnya dalam
suatu konstruksi sintaksis. Dalam bahasa Indonesia, urutan kata ini menjadi
omponen yang sangat penting karena dapat mempengaharui maksud dari ujaran
yang hendak disampaikan. Misalnya, urutan jam tiga dengan tiga jam memiliki
makna yang jauh berbeda. Contoh lain lagi makan dengan makan lagi juga memiliki
maksud yang berbeda. Urutan lagi makan menyatakan proses makan sedang
berlangsung sedangkan makan lagi menyatakan proses makannya berulang kali.

2) Bentuk kata
Dalam kajian semantik ada prinsip umum bahwa pabila bentuk (maksud bentuk kata)
berbeda, maka makna akan berbeda. Tetap memiliki suatu pengaruh dari maksud
yang hendak disampaikan meskipun perbedaannya sedikit. Prinsip ini dalam
sintaksis juga berlaku. Contohnya, Nenek dilirik Kakek diganti menjadi Nenek melirik
Kakek. Maka, peran nenek yang semuala menjadi sasaran berubah menjadi pelaku.

3) Intonasi
Alat sintaksis yang ketga adalah intonasi. Intonasi dalam bahasa Indonesia tidak
digambarkan atau ditulis secara akurat danteliti, yang akibatnya seringkali
menimbulkan kesalahpahaman. Dalam bahasa Indonesia intonasi ini juga menjadi
poin penting. Perbedaan modus kalimata bahasa Indoensia tampaknya lebih
ditentukan oleh intonasi daripada unsure segmetalnya. Perhatikan cotoh berikut.
 Menurut cerita Ibu Aminah adalah orang gila di desa itu.
Menurut cerita/ Ibu Aminah adalah orang gila di desa itu.
Menurut cerita Ibu/ Aminah adalah orang gila di desa itu.
Menurut cerita Ibu Aminah/ adalah orang gila di desa itu.
Contoh lain;
 Buku/ sejarah baru
Buku sejarah/ baru
 Guru/ baru datang
Guru baru/ datang
 Istri perwira/ muda
Istri/ perwira muda

3. Pengertian dan Jenis Frasa

2020 UNSUR KALIMAT BAHASA INDONESIA Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
Secara hierarkial dibedakan adanya lima macam satuan sintaksi, yaitu kata, frasa,
klausa, kalimat, dan wacana.

Wacana
Kalimat
Klausa
Frase
kata

Berkaitan dengan kata, sebelumnya, telah dibahas pada modul (4) dan modul (5)
yaitu tentang pembentukan kata dan pilihan kata. Selantju dalam modul enam ini akan
dibahas menganai frasa dan kalimat saja.
Contoh ;
(a) Ibu melirik ayah kemarin.
(b) Adik saya suka makan kacang goreng di kamar.

Perhatikan dua contoh tersebut memiliki benuk klimat yang berbeda walaupun
secara unsur kalimat tersebut sama, yaitu S-P-O-Ket. Kalimat (a) terbentuk dari dari empat
kata, yaitu ‘Ibu (1) melirik (2) ayah (3) kemarin (4)’ sedangkan kalimat (b) tidak terbentuk
oleh kata-kata tetapi oleh empat frasa, yaitu ‘Adik saya (1) suka makan (2) kacang goreng
(3) di kamar (4)’. Salah satu pembatasan kata dan frasa pada contoh kalimat tersebut dapat
ditandai dengan intonasi atau jeda bacaan. Untuk lebih jelas mengenai frasa akan dibahas
sebagai berikut.
Pengertian frasa dalam bahasa Indonesia menurut beberapa linguis hampir sama.
Menurut Kridalaksana dalam kamus linguistik, frasa adalah gabungan dua kata atau lebih
yang sifatnya tidak predikatif. Abdul Chaer mendefinisikan frasa sebagai satuan gramatikal
yang berupa gabungan kata yang bersifat non-predikatif. Lalu ia menambahkan bahwa frasa
lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat
(Chaer, 1994:222). Sedangkan Jos Daniel Parera memberi pengertian dasar frasa sebagai
suatu konstruksi yang dapat dibentuk oleh dua kata atau lebih, baik dalam bentuk sebuah
pola dasar kalimat atau tidak (1988:32). Menurut Verhaar, frasa adalah kelompok kata yang
merupakan bagian fungsi dari tuturan yang lebih panjang (1996:291 ). Berdasarkan
beberapa pengertian frasa di atas, dapat disimpulkan bahwa frasa merupakan gabungan
kata, artinya suatu frasa terdiri dari dua kata atau lebih dan merupakan bagian dari suatu
kalimat, namun tidak dapat dikatakan sebagai klausa karena frasa tidak melampaui batas
fungsi. Maksudnya, frase itu selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa yaitu: S, P, O,
atau K (dalam Rosliana, 2015:51-52)

2020 UNSUR KALIMAT BAHASA INDONESIA Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
Menurut Cook, Elson, dan Pickett dalam Tarigan (2009: 57) frasa adalah satuan
linguistik yang secara potensial merupakan gabungan dua kata atau lebih, yang tidak
mempunyai ciri-ciri klausa. Sedangkan menurut Ramlan (2005:138)  frasa ialah satuan
gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur
klausa. Jadi, frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat non-predikatif atau
tidak memiliki unsur predikat yang menyatakan perbuatan.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai frasa, dapat disimpulkan bahwa
frasa adalah satuan ramatikal yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melampaui
batas fungsi. Apabila frasa terdiri atas dua kata, kedua kata itu merupakan unsurnya. Akan
tetapi, jika frasa itu terdiri atas tiga kata atau lebih perlu diperhatikan prinsip-prinsip hirarki
bahasa dalam menentukan unsur-unsurnya.
Sebelum membahas lebih lanjut mengani frasa, berikut ciri-ciri Frasa untuk
memudahkan pembaca untuk membedakan frasa dengan kata. Berikut ini adalah ciri-
cirinya.
(1) Terbentuk atas dua kata atau lebih dalam pembentukannya.
(2) Menduduki fungsi gramatikal dalam kalimat.
(3) Mengandung satu kesatuan makna gramatikal.
(4) Bersifat nonpredikatif.

Berdasarkan jenisnya frasa dibedakan atas: (a) frasa nominal, (b) frasa verbal, (c)
frasa adjektival, (d) frasa bilangan, (e) frasa adverbial, dan (f) frasa preposisional ( Mulyono,
2012: 25-29). Dari segi penyusunan frasa,  Chaer dalam bukunya Sintaksis Bahasa
Indonesia (Pendekatan Proses) (2009:121-149)  menyatakan bahwa dari segi
penyusunannya frasa dibedakan atas: (a) penyusunan frasa nominal, (b) penyusunan frasa
verbal, (c) penyusunan frasa ajektifal, (d) penyusunan frasa nomeralia, dan (e) penyusunan
frasa preposional. Sedangkan  pengelompokan frasa berdasarkan sistem distribusi unsur-
unsurnya menurut Mulyono (2012:15-18) di bedakan atas: (a) frasa endosentris dan (b)
frasa eksosentris.

1) Berdasarkan jenis/kelas kata frasa terbagi menjadi :


(1) Frasa nominal, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata benda.
Dapat berfungsi menggantikan kata benda.
Contoh :
buku tulis
lemari besi
ibu bapak

(2) Frasa verbal, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata kerja

2020 UNSUR KALIMAT BAHASA INDONESIA Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
Dapat berfungsi menggantikan kedudukan kata kerja dalam kalimat.
Contoh :
sedang belajar
akan dating
belum muncul
baru menyadari
tidak mandi

(3)  Frasa ajektiva, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata sifat.
Contoh :
cukup pintar
tidak cantik
hitam manis
murah sekali
agak jauh

(4) Frasa preposisional, yaitu frasa yang unsur pembentukannya menggunakan kata
depan.
Contoh :                  
di rumah
dari Bandung
 ke pantai
dengan tangan kiri
oleh mereka
kepada nenek

                                                
(5) Frasa numeral (numeral phrase) Yang dimaksud dengan frasa numeral adalah frasa
yang didalamnya berupa inti numeralia.
Contoh:
tiga belas,
seratus dua puluh.
(6) Frasa adverbial (adverbial phrase) yaitu frasa yang salah satu unsurnya
menerangkan tentang adverbial waktu dan tempat. Frasa adverbial yang
menerangkan adverbial.
Contoh:
selalu sakit,
sering terlambat,

2020 UNSUR KALIMAT BAHASA INDONESIA Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
sangat menguntungkan.
Contoh tersebut dapat dirumuskan dalam pola adverbial frekuensi + adjektiva.
Selanjutnya, frasa adverbial yang menerangkan waktu yaitu kemarin pagi, nanti
malam, besok sore, jam satu siang. Frasa adverbial yang menerangkan tempat yaitu
dikamar tidur, dari Jakarta kemarin, minggu lalu dari Denpasar

2) Berdasarkan fungsi unsur pembentuknya frasa terbagi menjadi :


(1) Frasa endosentris, yaitu frasa yang unsur-unsurnya berfungsi diterangkan dan
menerangkan (DM) atau menerangkan dan diterangkan (MD).
                   contoh :                 kuda hitam (DM)
                                                anak ayam (DM)
                                                sudah datang (MD)
                                                dua orang (MD)
Macam-macam frasa endosentris:
a. Frasa atributif, yaitu frasa yang unsur pembentukannya menggunakan pola DM
atau MD.
                   contoh :                ibu kandung (DM)
                                                rumah ibu (DM)
                                                tiga ekor (MD)
                                                seorang anak (MD)
                                                rumah bersejarah (MD)

b. Frasa apositif, yaitu frasa yang salah satu unsurnya (pola menerangkan) dapat
menggantikan kedudukan unsur intinya (pola diterangkan).
                   contoh :                Farah, si penari ular sangat cantik.
                                                   D                  M
                                                Yanto, anak Pak Lurah lulus ujian
                                                   D                               M
                                                SPMB.
c. Frasa koordinatif, yaitu frasa yang unsur-unsur pembentuknya menduduki fungsi
inti (setara).
               
       contoh :                ayah ibu
                                                susah senang
                                                warta berita
                                                sunyi sepi
                                                tua muda

2020 UNSUR KALIMAT BAHASA INDONESIA Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
(2) Frasa eksosentris, Frasa eksosentrik (preposition phrase) Frasa eksosentrik
(preposition phrase) adalah frasa yang komponen-komponennya tidak mempunyai
prilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhannya. Frasa ini dapat berfungsi untuk
mengisi keterangan tempat, dengan rumus preposisi + tempat.                   
 contoh :                dari Bandung
                                          kepada teman
                                          di kelurahan
                                          ke atap rumah
                                          pada malam hari

4. Unsur atau Pola Kalimat dalam Bahasa Indonesia

Verhaar mengamukakan secara umum struktur sintaksis itu terdiri dari susunan
subjek (S), predikat (P), objek (O), dan keterangan (K). fungsi-fuungsi sintaksis yang terdiri
atas unsur-unsur SPO dan K, merupakan kotak-kotak kosong atau tempat-tempat kosong
yang tidak mempunyai arti apa-apa karena kekosongannya. Tempat-tempat kosong itu akan
diisi oleh sesuatu yang berupa kategori dan memiliki peranan tertentu.
Tiap kata dalam kalimat mempunyai fungsi yang mengaitkannya dengan kata atau
frase lain yang ada dalam kalimat tersebut. Fungsi di sini diberi pengertian hubungan saling
kebergantungan antara unsur-unsur dari satu perangkat sedemikian rupa sehingga
perangkat itu merupakan keutuhan dan membentuk sebuah struktur Kridalaksana
(Putrayasa, 2007: 64). Fungsi sintaksis utama dalam bahasa adalah predikat, subjek, objek,
pelengkap, dan keterangan. Unsur-unsur tersebut terdapat dalam sebuah kalimat, akan
tetapi kelima unsur tersebut memang tidak selalu bersama-sama ada dalam satu kalimat.
Dalam mengetahui fungsi unsur kalimat, kita perlu mengenal ciri umum tiap-tiap fungsi
sintaksis itu. Berikut ini berturut-turut akan dibicarakan cirri-ciri subjek, predikat, objek,
pelengkap, dan keterangan

1) Subjek

Subjek merupakan unsur atau fungsi sintaksis yang terpenting dalam kalimat setelah
unsur predikat. Subjek merupakan unsur yang menjadi pokok pembicaraan dalam sebuah
kalimat. Pada umumnya, subjek berupa nomina, frasa nomina, atau klausa. Dengan
mengenali unsure subjek dalam kalimat, akan dapat dibedakan antara kalimat yang
gramatikal (benar) atau yang tidak gramatikal.

Ciri-ciri sujek

2020 UNSUR KALIMAT BAHASA INDONESIA Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
(1) Jawaban atas pertanyaan apa atau siapa
Contoh
 Pria yang sering bersama saya itu suami saya.
Siapa suami? Jawabannya adalah pria yang sering bersama saya itu
 Tulisan yang mengisahkan tentang masa lalu wanita itu dimuat di Kompas hari
ini.
Apa yang dimuat di ‘Kompas’ hari ini? Jawabannya tulisan yang mengisahkan
tentang masa lalu wanita itu.
 Najwa Nasir lahir di Aceh.

(2) Disertai kata itu/ ini


Contoh
 Buku ini milik teman saya
 Nenek cantik solehah yang sedang berjalan itu ibu ayah teman saya.
Kalimat ini menunjukkan subjek nomina yang dibatasi kata ini, yaitu buku ini
dan Nenek cantik solehah yang sedang berjalan itu.

(3) Didahuli kata bahwa


Contoh
Kalimat yang dialui kata bahwa pada predikatnya lazimnya berupa kalimat pasif.
Dalam kalimat pasif kata bahwa merupakan penanda bahwa unsur yang disertai
adalah anak kalimat pengisi fungsi subjek.
Contoh
 Bahwa belajar sintaksi itu mudah saya baru tahu.
 Bahwa ia tidak bersalah telah terbukti
Bahwa belajar sintaksi itu mudah dan bahwa ia tidak bersalah merupakan unsur
subjek yang ada dalam kedua kalimat di atas.

(4) Memiliki keterangan pewatas yang


Contoh
 Mahasiswa yang kehilangan rumahnya dalam penggusuran pekan lalu akan
mendapatkan pembebasan SPP sampai selesai masa studinya.
 Mobil yang bewarna merah hati itu akan dijual.

(5) Tidak didahuli kata preposisi


Subjek tidak dilalui preposisi atau kata depan seperti dari, dalam, di, kepada, pada,
ke. Dalam kenyataan berbahasa, orang sering memulai kalimat dengan kata-kata

2020 UNSUR KALIMAT BAHASA INDONESIA Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
seperti itu sehingga mengaburkan fungsi subjek kalimat tersebut, atau lebih tegas
kalimat tersebut tidak memiliki subjek.
Contoh
 Dari sikap dan bicaranya membuktikan bahwa laki-laki itu benar-benar
mencintainya.
 Dari penelitian tersebut membuktikan makanan itu tidak sehat untuk dikonsumsi.

2) Predikat

Predikat merupakan unsur utama suatu kalimat di samping subjek. Berikut


dibicarakan cirri-ciri predikat secara lebih terperinci.
(1) Jawaban atas pertanyaan mengapa dan bagaimana
Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberikan informasi atas pertanyaan
mengapa dan bagaimana adalah predikat kalimat.
Contoh
 Kota itu porak-poranda
 Siska sedang menulis skripsinya.

(2) Kata adalah atau ialah


Predikat kaliat dapat berupa kata adalah, ialah, dan merupakan. Predikat ini
digunakan terutama, jika subjek kalimat berupa unsure yang panjang sehingga
pelaku atau subjek dan pelengkap tidak jelas.
Contoh
 Jumlah pelamar lulusan S1 yang akan diterima sebagai calon pegawai negiri di
lingkungan Departeman Pendidikan pada tahun 2016 adalah seribu orang.
 Sintaksis adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari kalimat.

(3) Dapat diingkari


Predikat bahasa Indonesia mempunyai banyak pengingkaran yang diwujudkan oleh
kata tidak dan bukan. Bentuk pengingkaran ini dipakai untuk pridikat yang berupa
verba dan adjektiva.
Contoh
 Miranda tidak melupakan tugas rumah tangganya.
 Belajar bukanlah pekerjaan sulit.

(4) Dapat disertai kata-kata aspek dan modalitas


Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek
seperti telah, sudah, belum, akan, dan sedang.

2020 UNSUR KALIMAT BAHASA INDONESIA Pusat Bahan Ajar dan eLearning
11 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
Contoh
 Kemenangan tim sepak bola ini sudah diramalkan para penggemarnya.
 Semua peserta ingin memperoleh kemenangan.
3) Objek
Unsur objek tidak harus selalu ada dalam setiap kalimat. Ada atau tidaknya objek
dalam sebuah kalimat bergantung pada jenis kata yang menjadi predikat. Jika predikatnya
berupa verba transitif, objek itu aka ada. Akan tetapi, jika kalimat itu berupa kalimat
intransitif, objek tidak akan oernah ditemukan. Artinya objek hanya aka nada dalam kalimat
yang memiliki verba aktif transitif. Lazimnya objek terletak langsung di belakang predikat.
Dengan demikian, objek dapat dikenal dengan memperhatikan ciri khas itu sendiri.
Contoh
 Gelombang tsunami menyebabkan kematian.
 Kematiannya disebabkan oleh gelombang tsunami.

Ciri-ciri objek
(1) Dapat menjadi subjek pada kalimat pasif
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, objek hanya ada dalam kalimat aktif
yang jika kalimat tersebut dipasifkan objek itu dapat menjadi subjek kalimat pasif.
Walaupun objek itu telah menjadi subjek, perannya tetap sebagai sasaran.
Contoh
 Pemuda Indonesia// dapat menciptakan// teknologi canggih.
S P O
 Teknologi canggaih// dapat diciptakan// (oleh) pemuda Indonesia.
S P PEL
Pada contoh tersebut kalimat aktif yang bersubjek pemuda indonesia berubah
menjadi pelengkap pada kalimat yang telah dipasifkan.

(2) Langsung berada dibelakang predikat


Objek selalu menempati posisi langsung di belakang predikat.
Contoh
 Gelombang tsunami menyebabkan kematian.
 Kematiannya disebabkan oleh gelombang tsunami.
Kata kematian adalah objek pada kalimat tersebut, sedangkan kata
menyebabkan merupakan predikatnya.
(3) Tidak didahului preposisi
Objek yang selalu berada di belakang predikat itu tidak didahului preposisi atau kata
depan. Dengan demikian, di antara predikat dan objek tidak dapat disisipkan
preposisi. Kalimat berikut memperlihatkan itu.
Contoh

2020 UNSUR KALIMAT BAHASA INDONESIA Pusat Bahan Ajar dan eLearning
12 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
 Bur Rusanto menulis sajak, cerpen, dan novel.
 Bur Rusanto menulis dalam sajak, cerpen, dan novel.
Pada kalimat pertama di antara menulis dan sajak, dan di antara cerpen dan
novel, dan di antara cerpen dan novel disisipkan preposisi, struktur kalimat itu
akan berubah. Unsur di belakang preposisi itu sajak, novel, dan novel tidak
lagi berfungsi sebagai keterangan, seperti terlihat pada kalimat berikutnya.
 Tesis ini akan menitikberatkan pada penelitian dimensi sintaksis awalan
meN-
Agar menjadi benar, preposisi pada dalam kalimat tersenut harus
dihilangkan, sebagaimana terlihat dalam kalimat berikut ini.
 Tesis ini akan menitikberatkan penelitian dimensi sintaksis awalan meN-

4) Pelengkap
Antara objek dan pelengkap sering dicanpuradukkan. Hal itu dapat dimengeri karena
antara kedua unsur tersebut memang terdapat kemiripan. Baik objek maupun pelengkap
sering berwujud nomina dan keduanya juga sering menduduki tempat yang sama, yaitu di
belakang verba.
Contoh
 Dia// mendagangkan// barang-barang elektronik.
O P O

 Dia// berdagang// barang-barang elektronik.


O P O

Ciri-ciri Pelengkap
(1) Berada langsung di belakang predikat jika tidak ada objek dan berada di belakang
objek jika unsur ini hadir
Contoh
 Pengantin itu// berpakaian// adat Sulawesi Selatan.
S P pel

Dalam kalimat tersebut adat Sulawes Selatan tidak dapat diubah menjadi subjek
kalimat pasif.
Pelengkap merupakan unsur kalimat yang kehadirnya juga bersifat wajib.
Berbeda dengan objek, pelangkap tidak bias dijadikan subjek karena kelimatnya
tidak bias dipasifkan.

(2) Tidak didahului preposisiannya juga bersifat


Sama halnya seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi.

2020 UNSUR KALIMAT BAHASA INDONESIA Pusat Bahan Ajar dan eLearning
13 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
(3)

2020 UNSUR KALIMAT BAHASA INDONESIA Pusat Bahan Ajar dan eLearning
14 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
5) Keterangan

Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut


tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat. Keterangan ini paling beragam dan paling
mudah berpindah letaknya, dapat berada di akhir, di awal, dan bahkan di tengah kalimat.
Unsur klausa yang tidak menduduki S,P,O, dan Pel dapat diperkirakan menduduki
fungsi keterangan. Berbeda dengan O dan Pel yang selalu terletak di belakang P, dalam
suatu klausa keterangan umumnya mempunyai letak yang bebas artinya dapat terletak di
depan S-P, dapat terletak di antara S dan P, dan dapat juga terletak di belakang sekali.
Contoh
 Jokowi, Presiden Indonesia,// telah beberapa kali datang// ke Aceh.
S p ket
 Bantuan-bantuan kepada korban banjir bandang// diantar// besok sore.
S P Ket

2020 UNSUR-UNSUR KALIMAT Pusat Bahan Ajar dan eLearning


15 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
Daftar pustaka

B, Ratna Djuwita. “Tipe dan Pola Klausa Subordinatif Bahasa Indonesia”. Jurnal
Sosioteknologi Edisi 20 tanggal 9, Agustus 2010. HAL :895-922. Diunduh dari
http://journal.fsrd.itb.ac.id/jurnal-desain/pdf_dir/issue_3_9_20_4.pdf. 22
Sepetember 2016.

Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta:   Rineka


Cipta.

Mulyono. 2012. Ihwal Kalimat Bahasa Indonesia dan Problematik Penggunaanya. Bandung:


Yrama Widya.

Ramlan.2005. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: CV. Karyono.

Rosliana, Lina. “Frasa Endosentris pada Bahasa Jepang”. Jurnal Izumi, Volume 5, No 1,
2015. Diunduh dari
ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi/article/download/9085/7360. 22 September
2016.

Tarigan. 2009. Prinsip-Prinsip Dasar Sintaksis. Bandung: Angkasa Bandung.

Verhaar, J.W.M.,. 2004. Asas-asas Linguistik Umum, Yogyakarta: Gajah Mada University
Press,

2020 UNSUR-UNSUR KALIMAT Pusat Bahan Ajar dan eLearning


16 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai