Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS PENGGUNAAN KATA PARTIKEL AM DAN AK DALAM

BAHASA MELAYU KETAPANG

PROPOSAL

Dosen Pengampu:
Dr. Ahadi Sulissusiawan, M. Pd.

Oleh
Hilwah Radwa (F1011211022)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa daerah sangat penting peranannya terhadap pertumbuhan dan
perkembangan bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan bahwa bahasa daerah
merupakan kekayaan budaya nasional yang perlu dilestarikan karena memiliki
potensi untuk menjunjung perkembangan bahasa nasional. Sejalan dengan itu, Halim
(1980:22) mengemukakan: Bahasa-bahasa daerah adalah kekayaan budaya yang
dapat dimanfaatkan bukan saja untuk kepentingan pengembangan dan pembakuan
bahasa nasional kita, tetapi juga untuk kepentingan pembinaan dan pengembangan
bahasa daerah itu sendiri, dan oleh karena itu perlu dipelihara.
Perkembangan bahasa daerah akan memperkaya khasanah bahasa Indonesia baik
dari segi kosakata maupun dari segi bentuk kata. Hal ini senada dengan pendapat
Keraf (1982:26) yang menyatakan bahwa bahasa daerah masih diperlukan untuk
memperkaya bahasa Indonesia, terutama untuk memperkaya perbendaharaan kata
Misalnya, Bahasa Melayu Ketapang yang merupakan salah satu bahasa daerah
yang ada di wilayah Kalimantan Barat. Bahasa Melayu Ketapang menjadi lambang
kebanggaan warga kota Ketapang yang dikenal unik dan berbicara apa adanya.
Bahasa Melayu Ketapang memiliki keunikan dari segi unsur kebahasaan atau
kekhasan dari segi linguistik. Misalnya dari segi morfologis, terdapat satu unsur
kebahasaan yang unik, yaitu partikel yang begitu dominan digunakan oleh penutur
bahasa Melayu Ketapang.
Pengamatan sementara, bahasa Melayu Ketapang memiliki juga partikel seperti
misalnya bahasa Indonesia. Namun terdapat kekhasan partikel bahasa Melayu
Ketapang dibanding bahasa Indonesia. Partikel yang terdapat dalam bahasa Melayu
Ketapang, yakni am dan ak. Kehadiran partikel-partikel ini sangat penting dalam
membentuk makna kalimat secara jelas. Keunikan partikel dalam bahasa Melayu
Ketapang menarik untuk dikaji. Berdasarkan pemikiran tersebut penelitian ini
diarahkan untuk menggambarkan penggunaan bentuk-bentuk partikel yang terdapat
dalam bahasa Melayu Ketapang, fungsi partikel yang terdapat dalam bahasa Melayu
Ketapang, dan makna partikel yang terdapat dalam bahasa Melayu Ketapang.

1.2 Masalah Penelitian


Berdasarkan fokus dan sub fokus penelitian diatas, maka dapat diketahui
permasalahan yang bersifat umum yaitu bagaimana penggunaan kata partikel dalam
Bahasa Melayu Ketapang sedangkan pernyataan penelitian ini adalah:
1. Bagaimana penggunaan bentuk-bentuk partikel yang terdapat dalam bahasa
Melayu Ketapang?
2. Apa fungsi partikel yang terdapat dalam Bahasa Melayu Ketapang?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana penggunaan partikel -da
dalam bahasa Melayu Ketapang. Secara khusus, penelitian ini mendeskripsikan
bagaimana penggunaan dan fungsi partikel t, am, dan ak dalam bahasa Melayu
ketapang.

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara teoretis maupun
secara praktis. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumbangan
dalam melestarikan bahasa daerah, khususnya bahasa Ketapang
BAB II
KAJIAN TEORI
Partikel dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai kelas kata (part of speech) yang
hanya memiliki arti gramatikal dan tidak memiliki arti leksikal. Arti sebuah partikel
ditentukan dengan kaitannya pada kata lain dalam sebuah frasa atau kalimat dan tidak
bisa berdiri sendiri (independent).
Partikel dikelompokkan menjadi lima, yaitu:
1. Preposisi (kata depan); kata yang biasa terdapat di depan nomina, misalnya
dari, dengan, di, ke.
2. Konjungsi (kata sambung); kata atau ungkapan yang menghubungkan dua
satuan bahasa yang sederajat (antarkata, antarfrasa, antarklausa, antarkalimat),
misalnya dan, atau, serta.
3. Interjeksi (kata seru); kata yang mengungkapkan seruan perasaan, misalnya
ah, aduh.
4. Artikel (kata sandang); kata yang tidak memiliki arti tapi menjelaskan nomina,
misalnya si, sang, kaum.
5. Penegas yaitu –kah, -lah, -tah, pun.
Terkhusus untuk partikel penegas, bahasa Indonesia secara resmi hanya
mengenal empat partikel penegas:
1. –kah, yang dipakai dalam kalimat interogatif dan berfungsi menegaskan:
‘Apakah ayahmu sudah datang?’
2. –lah , yang dipakai dalam kalimat imperatif atau deklaratif: ‘Pergilah
sekarang, sebelum hujan turun’, ‘Dari ceritamu, jelaslah kamu yang salah.’
3. –tah, dipakai dalam kalimat interogatif. Hanya saja partikel ini bersifat retoris
dimana si penanya tidak berharap mendapat jawaban dan seolah hanya
bertanya pada diri sendiri. Selain itu, partikel –tah memang hampir tidak
pernah digunakan lagi karena banyak digunakan dalam sastra lama: ‘Apatah
artinya hidup ini tanpa engkau?’
4. –pun, dipakai dalam kalimat deklaratif: ‘Mereka pun akhirnya setuju dengan
usul kami.’
Menurut Amrie Bin Abdul Rahman, kata partikel adalah sejenis perkataan yang
hadir dalam ayat, klausa, atau frase untuk mendukung sesuatu tugas tertentu. Dari
pengertian yang dikemukakan oleh Amrie Bin Abdul Rahman terekplisit bahwa
partikel-partikel tersebut berfungsi sebagai membuat frasa atau kalimat menjadi lebih
hidup. Partikel mempunyai fungsi yang berbeda beda dalam tiap bahasa. Misalnya,
menurut Lindstorm (2008:65) partikel biasanya digunakan untuk mengatur ujaran
dan untuk mempermudah arus percakapan. Makna suatu partikel bervariasi sesuai
dengan tata aturan giliran dalam percakapan serta pemahaman penutur tentang
konteks. Banyak ungkapan pragmatik mempunyai makna yang berbeda yang
tergantung pada konteks dan situasi dimana mereka digunakan. Oleh karena itu sulit
menganalisanya tanpa menyertakan konteks.

Anda mungkin juga menyukai