KELAS 1A
1. REKMAN A1G022022
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
Pada kesempatan kali ini,tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Dra.
Resnani, M.Si., selaku dosen pengampu pada Mata Kuliah Kajian Kebahasaan yang telah
membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga berterima kasih kepada
semua pihak yang turut berkontribusi dan membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi
sistematika maupun isinya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca guna menyempurnakan makalah ini ke depannya. Penulis berharap
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I – PENDAHULUAN
BAB II – PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karena itu tidap dapat dibenarkan untuk menyusun tata kalimat suatu bahasa
dengan menerangkan begitu saja sintaksis bahasa lain, seperti yang dilakukan oleh ahli-
ahli tata bahasa lama. Sintaksis suatu bahasa haruslah merupakan perumusan dari
berbagai macam gejala susun peluk kata-kata dalam suatu bahasa..Bagi guru sekolah
dasar, memiliki ketrampilan berbahasa merupakan suatu modal untuk mengembangkan
kompentensi siswa-siswanya dalam berkomunikasi, pemahaman mengenai tata kalimat
dalam bahasa Indonesia sudah tentu menjadi suatu kebutuhan dasar. Untuk itulah dalam
makalah ini kami membahasa mengenai sintaksis beserta struktur internal kalimatnya
yang berupa frasa, klausa, dan kalimat itu sendiri.
PEMBAHASAN
Frasa atau frase dapat didefinisikan sebagai kelompok kata yang terdiri
dari dua kata atau lebih. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan Kreaf (1984:138)
bahwa frasa adalah suatu konstruksi yang terdiri dari dua kata atau lebih kedua
kata tersebut dapat berfungsi sebagai inti atau hanya salah satunya saja berupa
inti. Namun, satu hal perlu dipahami berkaitan dengan frasa ini adalah masing-
masing kata yang membentuk konstruksi tersebut merupakan suatu kesatuan yang
utuh.
Rumusan tentang frasa juga dapat dijumpai pada sumber lain yang
menyatakan frasa sebagai kata yang membentuk satu kesatuan dan menduduki
satu fungsi gramatikal dalam kalimat. Frasa tidak bersifat predikat dan tidak
mempunyai predikat.
B. Ciri-Ciri Frasa
1. Terdiri dari 2 kata/lebih.
2. Belum melampaui batas fungsi (S P O K).
3. Belum memenuhi syarat klausa.
4. Frasa lebih kecil daripada klausa.
5. Dapat dipertukarkan letaknya sejauh tidak mengubah arti kalimat
semula.
C. Macam-Macam Frasa
Berdasarkan Jenis Kata
a) Frasa Verbal
b) Frasa Adverbial
c) Frasa Adjectiva
d) Frasa NominaL
e) Frasa Nuumeralial
f) Frasa Preposisional
Berdasarkan Kedudukan
a) Frasa Setara
b) Frasa Bertingkat
Berdasarkan Makna
a) Frasa Lugas
b) Frasa Ideomatis
2.2.2 Klausa Bahasa Inonesia
A. Pengertian Klausa
Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli yang berkaitan
dengan klausa. Ramlan (1981:62) mengatakan bahwa klausa adalah satuan
gramatik yang terdiri dari predikat (P), baik diikuti oleh unsur subjek (S), objek
(S), pelengkap (Pel.) keterangan (K), maupun tidak. Selanjutnya Tarigan
(1998:21) mendefinisikan klausa sebagai kelompok kata yang hanya mengandung
satu predikat (P). Kemudian, Parera (1988:21) mendefinisikan klausa sebagai
sebuah kalimat yang hanya memenuhi salah satu pola dasar kalimat inti dengan
satu atau lebih unsur pusat (UP). Selanjutnya Keraf (1984:138) mendefinisikan
klausa sebagai suatu kontruksi yang didalamnya terdapat beberapa kata yang
mengandung hubungan fungsional, yang dalam tata bahasa lama dikenal dengan
subjek, predikat,objek, dan keterangan. Sebuah klausa sekurang-kurangnya harus
mengandung subjek dan predikat.
B. Ciri-Ciri Klausa
1. Merupakan kelompok kata.
2. Memiliki unsur predikat (P).
3. Satu klausa memiliki satu predikat.
4. Dalam klausa mungkin terdapat frasa, namun dalam frasa tidak mungkin
ada klausa.
5. Berpotensi menjadi sebuah kalimat.
6. Sekurang-kurangnya mengandung satu subjek.
C. Macam-Macam Klausa
Berdasarkan Potensinya Menjadi Kalimat
a) Klausa Bebas
Klausa yang memiliki unsur-unsur lengkap, dengan sekurang-
kurangnya tersusun atas subjek dan predikat. Klausa ini
berpotensi menjadi kalimat mayor. Klausa ini bisa berdiri
sendiri. Contoh :
Ibu memasak
Ayah memancing dan
Adik belajar
b) Klausa Terikat
Klausa yang tidak bisa berdiri sendiri. Artinya dalam
penulisannya klausa ini membutuhkan konjungsi. Contoh :
Pak Joko telah menetap di Jakarta sejak tahun 1989
Dia dibawa ke rumah sakit akibat kecelakaan lalu
lintas
Aku masih bekerja ketika karyawan lain pulang
Berdasarkan Katagori Unsur Segmental Predikat
a) Klausa Nomina
K;ausa yang predikatnya merupakan kata benda. Contohnya
Seorang Guru.
b) Klausa Verbal
K;ausa yang predikatnya merupakan kata kerja. Contohnya Di
Pergi Ke Toko.
c) Klausa Adjectiva
K;ausa yang predikatnya merupakan kata sifat. Contohnya
Rumah Itu Sudah Tua.
d) Klausa Preposisional
K;ausa yang predikatnya merupakan kata depan. Contohnya
Bukunya Diatas Laci.
e) Klausa Numeral
K;ausa yang predikatnya merupakan kata bilangan. Contohnya
Mahasiswanya empat orang.
Berdasarkan Kata Negatifnya
a) Klausa Positif
Klausa positif ialah klausa yang tidak memiliki kata negatif
sehingga predikatnya bersifat positif. Contonya :
Saya berhasil melakukannya (saya = subjek, berhasil
melakukannya = predikat)
Kami sudah menjadi anggota (kami = subjek, menjadi
anggota = predikat)
b) Klausa Negatif
Klausa negatif yaitu klausa yang punya kata negatif seperti
“tidak”,”bukan”,”jangan”, jadi predikatnya itu bersifat negatif.
Contohnya :
Ibu belum pergi (Ibu = subjek, belum pergi = predikat)
Bukan saya yang melakukannya (saya = subjek, yang
melakukan = predikat)
Berdasarkan Struktur Internal
a) Klausa Lengkap
Klausa yang terdiri atas subjek dan predikat. Contohnya :
Kami sedang bekerja (Kami = subjek, sedang bekerja
= predikat)
Ibu memasak (Ibu = subjek, memasak = predikat)
Andi sekolah hari ini (Andi = subjek, sekolah =
predikat, hari ini = keterangan)
b) Klausa Tidak Lengkap
klausa tidak lengkap dapat diamati dengan ketidaklengkapan
unsur yang menyusunnya. Alias klausa ini hanya terdiri dari
unsur predikat tanpa subjek. Contohnya :
Terpaksa berhenti dari pekerjaannya
Sudah pergi dari tadi siang
Sedang membuat kue
Berdasarkan Kriteria Tatarannya Dalam Kalimat
a) Klausa Atasan
Klausa yang berkedudukan sebagai induk kalimat. Contohnya :
Ketika paman datang, kami sedang belajar
Paman pergi ke kantor, disaat hujan deras
Ani selalu rajin belajar, meskipun tidak ada PR
b) Klausa Bawahan
Klausa yang berkedudukan sebagai anak kalimat. Contohnya :
Ketika paman datang, kami sedang belajar
Paman pergi ke kantor, disaat hujan deras
Ani selalu rajin belajar, meskipun tidak ada PR
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Sintaksis merupakan
bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk kalimat, Klausa
dan Frasa.
Frasa sendiri adalah kesatuan yang lebih besar dari kata dan lebih kecil dari
kalimat. Sedangkan Klausa sendiri merupakan satuan gramatikal (sesuai aturan) yang
berupa gabungan dari dua kata/lebih yang mengandung unsur predikat serta baik jika
diikuti oleh objek, keterangan dan pelengkap.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan kepada para pembaca
khususnya kepada mahasiswa yang mengambil jurusan PGSD Kelas jenjang S1 untuk
dapat meningkatkan pemahamannya mengenai sintaksis (tata kalimat Bahasa Indonesia)
guna terwujudnya pelaksanaan proses pembelajaran yang baik khususnya pembelajaran
bahasa di Sekolah Dasar.
Kami pun menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh
sebab itu kami menyarankan kepada para pembaca untuk tetap terus menggali sumber-
sumber yang menunjang terhadap pembahasan makalah ini untuk perbaikan yang akan
datang.
DAFTAR PUSTAKA
Agustia, D. (2015, September 5). Makalah Sintaksis Disusun sebagai Syarat Mata Kuliah
Bahasa Indonesia. Retrieved September 17, 2022, from Academia:
https://www.academia.edu/23164193/MAKALAH_SINTAKSIS_Disusun_sebagai_S
yarat_Mata_Kuliah_Bahasa_Indonesia
Dahlia, R. (2018, November 15). Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia-1. Retrieved
September 17, 2022, from Scribd:
https://id.scribd.com/document/469454040/MAKALAH-SINTAKSIS-BAHASA-
INDONESIA-1
Keraf, G. (1991). Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Santoso, dkk, A. (2013). Materi dan Pembelajaran Bahasa Inonesia SD. Tanggerang Selatan:
Universitas Terbuka.
Syailan, M. (2019, Oktober 20). Makalah Lengkap Sintaksis Bahasa Indonesia. Retrieved
September 17, 2022, from Dunia Pendidikan:
https://muhammadsyailan.blogspot.com/2019/10/makalah-lengkap-sintaksis-
bahasa.html?m=0