Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

TEKS, KOTEKS, dan KONTEKS

Disusun untuk memenuhi mata kuliah analisis wacana bahasa


indonesia
Dosen pengampu : Masithah Mahsa, S.Pd.,M.Pd

Disusun oleh kelompok 3 :

1. Alfiatunnur (200740032)
2. Cut Sarah Ananda (200740028)
3. Sofia Jasmin Siagian (200740057)
4. Nurul Haji (200740022)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
REULEUT
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya yang berjudul “Teks, Koteks, dan Konteks”. Makalah ini berisikan tentang
informasi pengertian teks, koteks, konteks, dan hubungan antara teks, koteks, dan konteks.
Adapun makalah ini ditulis secara ringkas dan sederhana sesuai dengan kemampuan penulis,
dan tugas ini disusun untuk memenuhi mata kuliah “Analisis Wacana Bahasa Indonesia ”.

Barangkali masih terdapat kesalahan dalam penyusunan tugas ini, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak agar penulis dapat
menjadikannya sebagai bahan evaluasi. Dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan
Terima kasih kepada ibu Masithah Mahsa, S.Pd.,M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
“Analisi Wacana Bahasa Indonesia” yang telah membimbing kami dalam penyusunan
makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya
serta menambah pembendaharaan pengetahuan.

Matangkuli, 7 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................3
2.1 pengertian Teks..........................................................................................3
2.2 pengertian Koteks......................................................................................4
2.3 pengertian Konteks....................................................................................6
2.4 Hubungan Antara Teks, Koteks dan Konteks............................................7
BAB III PENUTUP...................................................................................8
3.1 Simpulan.............................................................................................8
3.2 Saran ....................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wacana merupakan unit kebahasaan yang lebih besar dari pada kalimat dan klausa
dan mempunyai hubungan antara unit kebehasaan yang satu dengan yang lain. Dengan kata
lain, wacana merupakan satuan bahasa terlengkap, dalam hirarki gramatikal tertinggi atau
terbesar. Dalam wacana sendiri terdapat tiga unsur pendukung yaitu teks, koteks dan konteks
yang merupakan bagian yang sangat penting keberadaannya dalam wacana.
Wacana juga dimaknai sebagai suatu teks, koteks, dan konteks secara bersama-sama.
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota
kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Teks adalah
bahasa yang berfungsi maksudnya adalah bahasa yang sedang melaksanakan tugas tertentu
menyampaikan pesan atau informasi dalam konteks situasi, berlainan dengan kata-kata atau
kalimat-kalimat lepas yang mungkin dituliskan di papan tulis. Konteks adalah sesuatu yang
menyerupai atau yang bersama teks. Secara garis besar, konteks wacana dibedakan atas dua
kategori, yakni konteks linguistik dan konteks ekstralinguistik.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah pengertian teks?


2. Bagaimanakah pengertian koteks?
3. Bagaimanakah pengertian konteks?
4. Bagaimanakah hubungan teks, koteks, dan konteks?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mendeskripsikan pengertian teks


2. Mendeskripsikan pengertian koteks
3. Mendeskripsikan pengertian konteks
4. Mendeskripsikan hubungan dari teks, koteks, dan konteks

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teks
Menurut (Eriyanto,2001: 289), menyatakan bahwa sebuah teks bukan hanya
menampilkan suatu objek, tetapi menggambarkan bagaimana hubungan antar objek
digambarkan.
Teks dapat diwujudkan dalam percakapan maupun transkirp tertulis seperti yang terdapat
pada novel atau puisi (Fairclough,1995:4). Oleh sebab itu, teks merupakan kesatuan
bahasa yang memilliki kesatuan bentuk lisan dan tulisan dari penyampaian pesan kepada
penerima pesan. Terkait hubungan dengan wacana.
Menurut Kridalaksana (2011:238) menjabarkan teks adalah suatu ujaran yang
dihasilkan berdasarkan tindak tutur berupa kalimat, kata, dan lainnya dalam satuan bahasa
lengkap yang bersifat abstrak.

Oleh karena itu pentingnya mempelajari ciri-ciri teks, berikut penjelasannya:

a. Kohesi: kesatuan makna

Contohnya: kohesi gramatikal: konjungsi temporal=”lalu”

b. Koherensi: kepaduan kalimat (keterkaitan antarkalimat)

Contohnya: ada hubungan alasan-sebab.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa teks merupakan


seperangkat unit bahasa baik lisan maupun tulisan, dengan ukuran tertentu, makna tertentu,
serta tujuan tertentu Zainurrahman. Teks bersifat sistematis dan memiliki struktur teratur
dengan elemen-elemen yang jika terjadi perubahan pada salah satu elemen maka akan
berdampak sistemik. Teks bisa berupa kata, kalimat, paragraf, dan wacana yang memiliki
karakteristik tertentu yang secara konvensional diterima, secara kognitif dipahami yang
kemudian karakteristik teks itu sendiri disebut tekstur.

2.2 Koteks

Menurut Kridalaksana (2011 : 137) koteks diartikan sebagai kalimat atau unsur-unsur yang
mendahului dan mengikuti sebuah unsur lain dalam wacana. Koteks tidak hanya berupa
kalimat dan paragraf yang lengkap, tetapi juga dapat berupa frase atau kata. Teks dan koteks
mempunyai kedudukan yang sama bahkan bisa secara terpisah dalam suatu teks.

Koteks dapat berupa teks yang mendampingi teks lain dan mempunyai ketertarikan dengan
teks yang didampinginya. Bisa berada di depan kalimat atau dibelakang kalimat (Rahzanie,
2015).

Menurut Goziyah (2020) koteks merupakan kalimat yang mendahului kalimat selanjutnya
yang beriringan. Keberadaan koteks dalam wacana menunjukkan bahwa suatu teks memiliki
ikatan dengan teks lainnya sehingga membuat suatu wacana menjadi teks yang utuh dan
lengkap (vol. 8. No. 2).
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa koteks merupakan aspek
dari proses yang sama. Dengan kata lain ketika ada teks dan ada teks lainnya yang mengiringi
dan menyertai teks tersebut.

2.3 Konteks

Konteks merupakan aspek lingkungan yang secara fisik atau sosial kait mengkait dalam suatu
ujaran atau teks yang muncul (Kridalaksana, 2011 : 134). Konteks juga dapat menjadi sebab
atau yang melatarbelakangi suatu dialog. Suatu wacana atau paragraf masih harus ada
keterkaitan unsur-unsur dalam satu konteks untuk dapat dipahami bersama.

Kleden (dalam Sudaryat, 2009:141) mengatakan konteks adalah ruang dan waktu yang
spesifik yang dihadapi seseorang atau kelompok orang.

Konteks adalah aspek-aspek internal teks dan segala sesuatu yang secara eksternal
melingkupi sebuah teks menurut Sumarlam, (2003:14).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa konteks merupakan kondisi
ketika suatu keadaan terjadi. Konteks adalah bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat
mendukung atau menambah kejelasan makna situasi yang ada hubungannya dengan suatu
kejadian.

Berikut penjelasan mengani macam-macam konteks :

a. Konteks Situasi

Halliday & Hasan (1994) mengatakan yang dimaksud dengan konteks situasi adalah
lingkungan langsung tempat teks itu benar-benar berfungsi. Atau dengan kata lain, kontek
situasi adalah keseluruhan lingkungan, baik lingkungan tutur (verbal) maupun lingkungan
tempat teks itu diproduksi (diucapkan atau ditulis).

Hymes dalam Brown & Yule (1983: 38-39) memberi penjelasan lebih rinci mengenai ciri-ciri
konteks yang relevan dalam konteks situasi, yaitu:

a. Pembicara/Penulis (Addressor)Pembiacara atau penulis adalah seseorang yang


memproduksi/menghasilkan suatu ucapakan.

b. Pendengar/pembaca (Addresse)Pendengar/pembaca adalah seseorang yang menjadi


mitra tutur/baca dalam suatu berkomunikasi atau dapat dikatakan seseorang yang menjadi
penerima (recepient) ujaran.
c. Topik pembicaraan (Topic)Mengetahui topik pembicaraan, akan mudah bagi seseorang
pendengar/pembaca untuk memahami pembicaraan atau tulisan.

d. Saluran (Channel)Selain partisipan dan topic pembicaraan, saluran juga snagat penting
di dalam menginterpretasikan makna ujaran. Saluran yang dimaksud dapat secara lisan atau
tulisan.

e. Kode (Code)Kode yang dimaksud adalah bahasa, dialek atau gaya bahasa seperti apa
yang digunakan di dalam berkomunikasi. Misalnya, jika saluran yang digunakan bahasa lisan.

f. Bentuk Pesan (Message Form)Pesan yang disampaikan haruslah tepat, karena bentuk
pesan ini bersifat penting.

g. Peristiwa (Event)Peristiwa tutur tentu sangat beragam. Hal ini ditentukan oleh tujuan
pembicaraan itu sendiri

h. Tempat dan waktu (Setting)Keberadaan tempat, waktu, dan hubungan antara keduanya,
dalam suatu peristiwa komunikasi dapat memerikan makna tertentu. Di mana suatu tuturan
itu berlangsung; di pasar, di kantot, dan lainna. Demikian juga, kapan suatu tuturan itu
berlangsung; pagi hari, siang hari, suasana santai, resmi, tegang, dan lainnya.

b. Konteks Pengetahuan

Schiffirin (2007: 549) mengatakan bahwa teori tindak tutur dan pragmatik memandang
konteks dalam istilah pengetahuan, yaitu apa yang mungkin bisa diketahui oleh antara si
pembicaradengan mitra tutur dan bagaimana pengetahuan tersebut
membimbing/menunjukkan penggunaan bahasa dan interpretasi tuturannya.

2.4 Hubungan antara Teks, Koteks, dan Konteks

Berdasarkan definis diatas dapat dijelaskan bahwa hubungan antara teks, ko-teks dan konteks
saling berkaitan satu sama lainnya untuk membentuk suatu wacana yang lengkap. Konteks
dalam wacana terdiri dari konteks linguistik, konteks situasi, dan konteks budaya. Konteks
linguistik yakni unsur-unsur dalam kalimat dan paragraf. Konteks situasi yakni keadaan suatu
ujaran itu muncul. Konteks budaya yakni faktor umur, jenis kelamin, dan sosial.

Dapat dicontohkan pada suatu kalimat “hati-hati banyak anak kecil, terimakasih”. Kalimat ini
biasanya muncul pada suatu jalan atau gang, walau pada saat kita melewati tempat tersebut
tidak ada anak-anak yang lalu lalang. Dari kalimat ini dapat dijabarkan bahwa unsur teks
yakni keseluruhan kalimat. Unsur ko-teks yakni ucapan “terimaksih”. Unsur konteks yakni
lingkungan dimana kalimat itu muncul misal lokasi ersebut merupakan perkampungan atau
ada sekolahan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa teks adalah suatu
kesatuan bahasa baik lisan maupun tulisan yang memiliki isi dan bentuk yang saling
berkaitan. Ko-teks diartikan sebagai kalimat atau unsur-unsur yang mempunyai keterkaitan
atau kesejajaran dengan teks yang didampinginya (teks lain). Konteks adalah ruang dan
waktu yang meliputi lingkungan fsik dan sosial tertentu dalam memahami suatu teks, yakni
kejadian-kejadian nonverbal atau keseluruhan teks itu.

3.2 Saran

Penulis menyarankan agar pembaca dapat mengembangkan dan memahami apa itu bahasa,
teks, konteks, dan ko-teks. Sehingga pada akhirnya pembaca dapat menggunakan dan
bersosialisasi dengan baik dengan mempertimbangkan teks, konteks, dan ko-teks yang baik
itu seperti apa.

DAFTAR PUSTAKA
Eriyanto. 2001. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKiS.

Fairclough, Norman. (1995). Critical Discourse Analysis. New York: Longman Group Limited.

Kridalaksana, Harimurti. (2011). Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta. Gramedia


Pustaka Utama.

Goziyah, Hasti Prastyaningsih, dan Maulana Yusuf. 2020. Analisis Teks, Koteks, Dan
Konteks Pada Surat Kabar Radar Banten Edisi 223 Tahun 2020. Jurnal Kata (Bahasa,
Sastra, dan Pembelajaran). Vol. 8, No 2.

Risha Devina Rahzanie. 2015. Analisis Pragmatik Wacana Stand Up Komedi Mongol
Kajian Konteks Dan Ko-Teks. Semarang: Universitas Negri Semarang.
Sudaryat , Yayat. (2009). Makna dalam Wacana Prinsip-prinsip Semantik dan
Pragmatik. Bandung: CV Yrama Widya.

Sumarlam. 2006. Analisis Wacana Tekstual dan Kontekstual. Surakarta: UNS Press.

Halliday, M.A.K., dan Ruqaiya Hasan. 1992. Bahasa, Konteks, dan Teks: Aspek-aspek Bahasa
dalam Pandangan Semiotik Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Deborah Schiffrin (2007). Ancangan Kajian Wacana. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hlm.  549

Anda mungkin juga menyukai