Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karuniaNya pada kami dan shalawat serta salam senantiasa kami
curahkan kepada nabi besar umat islam, Nabi Muhammad SAW. Pada akhirnya
kami dapat menyelesaikan makalah Struktur wacana dan Unsur-unsur wacana,
sehubungan dengan Tugas Mata Kuliah Kajian Wacana dari Dosen pengampu Mata
Kuliah Dr. Masrin
Akhir kata kami ucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhoi segala upaya dan usaha yang telah kita lakukan. Aamiin Ya
Robbalallamin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Wacana adalah teks yang terdiri dari kumpulan proposisi sebagai hasil
pengungkapan ide / inspirasi. Saat berkomunikasi dengan lisan (seperti percakapan)
wacana merupakan proses komunikasi dengan lisan yang merupakan rangkaian
ujaran. Pada Webster, artinya, (1) komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi
ide-ide atau integrasi, koversi atau percakapan;(2) komunikasi secara umum sebagai
subjek studi atau subjek telaah; (3) risalah tulisan, dissasi formal, kuliah, ceramah,
kutbah (Tarigan, wacana dalam Wijana: 66).
Koherensi adalah keseharian hubungan antar tidak satu dan tidak ada yang
lain di wacana, sedangkan koherensi adalah kepaduan wacana
sehingga komunikatif menggunakan suatu ide.(Djajasudarma dalam Wijana, 2010:
67) Lebih lanjut membahas wacana adalah rentetan kalimat yang membahas, yang
terkait proposisi yang satu dengan proposisi yang lain, membentuk satu kesatuan.
1
Hoed mengatakan bahwa wacana adalah abstrak yang maknanya dikaji
dalam perdebatan dengan percakapan dan komunikasi komunikasinya.Yang dibahas
konteks adalah bahasa tidak dirujuk oleh suatu ujaran, sedangkan diskusi adalah
nonbahasa yang dirujuk oleh suatu ujaran.Dengan demikian, wacana ada dalam
tataranlangue, sedangkan teks dilakukan wacana dan ada pada tataran pembebasan
bersyarat.Untuk memperjelas pengertian wacana tersebut, Hoed (1994: 128)
memberi contoh sebagai berikut.Jika ada ujuran (teks), misalnya "kanan 'maka
ujuran ini akan dapat dibahas maknanya jika dikaji dalam percakapannya dengan
komunikasi komunikasi yang mengiringi ujaran itu. Jika untuk ujaran itu diandaikan
ada komunikasi di ucapkan di mobil oleh orang lain yang mengemudikan mobil itu
dan yang duduk di sebelahnya, maka ujaran "kanan" ini berproposisi 'beloklah ke
kanan'. Dengan demikian, menurut Hoed, pengertian wacana di dalam contoh
tersebut adalah hasil pembahasan yang menggambarkan hubungan antara leksem
kanan dengan seluruh pembicaraan komunikasi yang mengiringinyaMenurut Wijaya
(2010: 68) wacana adalah (1) rentetan kalimat yang berkaitan, yang menghubungkan
proposisi yang satu dengan proposisi yang lain, membentuk satu kesatuan, sehingga
membentuklah makna yang serasi di antara kalimat-kalimat itu .
wacana adalah kesatuan makna semantis antar bagian dalam satu bangunan
bahasa. Dengan kesatuan makna, wacana dilihat sebagai satuan bahasa terutuh,
karena setiap bagian dalam wacana terhubung secara padu. Sebagai kesatuan yang
abstrak, wacana dibedakan dalam teks tulisan, bacaan, dan tuturan yang mengacu
pada makna yang sama yaitu wujud kongkrit yang bisa terlihat dan terasa.
Pemahaman terhdap wacana akan mampu memudahkan kita memahami bahasa
secara lebih luas, tidak hanya dari struktur formal saja, tapi dari aspek luar bahasa
(konteks).
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang
tercangkup dalam rumusan masalah adalah
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Rambu-rambu :
1.struktur batin kalimat terdiri atas komponen penanda frase dan suku akhir penanda
frase jatuh pada kata.
2.komponen semantik diketahui melalui unsur langsung tiap-tiap cabang.
3.kaidah pembentukan wacana secara semantis dapat diketahui dengan menganalisis
hubungan kalimat-kalimat yang memnbentuk struktur dasar wacana.
4.struktur dasar wacana diketahui dengan interpretasi semantik.
5.struktur batin kalimat dapat diuraikan dengan transformasi kalimat yang
menghasilkan unsur langsung yang berupa kata
6.struktur dasar wacana dapat diuraikan dengan transformasi wacana yang
menghasilkan rangkaian struktur batin kalimat
7.struktur langsung itu dapat ditafsirkan melalui proses morfonemik dalam urutan
bunyi-bunyi segmental
kekurangan : (1) struktur wacana diatas hanya terbatas pada urutan kalimat dalam
membentuk wacana. (2) hanya memberikan informasi tentang kelompok-kelompok
kalimat dan urutannya
a.pertukaran (structuring)
penstrukturan merupakan perilaku untuk mengarahkan kelangsungan peristiwa
pedagogis dan mengajak siswa untuk memperhatikan sesuatu.
b.Permintaan (soliciting)
Permintaan merupakan suatu kategori unsur struktur yang dimaksudkan untuk
memancing munculnya tanggapan, baik tanggapan verbal maupun nonverbal dari
siswa.
c.Penanggapan (responding)
Tanggapan merupakan tindakan jawaban atas permintaan yang menyatakan
hubungan timbal-balik
d.Pereaksian (reacting)
Pereaksian merupakan kategori tindak yang beupa tindak lanjut dari kategori
sebelumnya yang mungkin berupa penjelasan, ringkasan, dan perluasan dari apa
yang telah dikatakan lebih dahulu.
Mitchell mengatakan dalam struktur wacana transaksi dalam jual beli ada salam,
menemukan barang, pemeriksaan barang, kesepakatan dan simpati. Keduanya
menggunakan penanda semantis untuk menetukan tiap-tiap unsur struktur dan lebih
banyak menggunakan intuisi.
Brown dan Yule (1983:69) menjelaskan bahwa para analsis wacana sangat
tergantung pada intuisi, terutama untuk menentukan suatu bagian dari percakapan
yang menunjukkan bagian permulaan dan bagian akhir.
6
G. Struktur Wacana Hoed
Dalam hal struktur berita wacana, Hoed (1976) mengambarkannya sebagai piramida
membalikkan seperti yang tampak pada gambar (3).
Bagian kesimpulan merupakan porsi terbesar dan terpenting berita yang mengawali
berita dan biasanya berisikan informasi tentang apa dan siapa dalam suatu
peristiwa. Bagian penjelas berisikan informasi lebih lanjut, seperti kapan dan di
mana peristiwa terjadi. Bagian analisis membahas berita, yang biasanya berisi
informasi tentang Mengapa dan bagaimana peristiwa terjadi.
H . Struktur Wacana Tarigan
Struktur wacana yang disetujui ada tiga, yaitu awal / abstrak, tengah / tujuan, dan
akhir / koda.
1 . Awal
Pada bagian awal / abstrak dalam struktur wacana merupakan bagian pembukaan
yang berisi tentang sapaan dan pemaparan. Dalam struktur wacana muncul
keberadaan sapaan dari pembawa acara kepada penonton yang ditandai dengan
dibukanya acara dan diadakan dengan pemaparan tema yang akan dibicarakan.
7
D: .... "Kalau puasa bawaannya makanan aja Bu ... Apa kabar, Bu?"
P: "Baek-baek." (Serempak)
2 . Tengah
( a ) D: “Teman saya yang satu ini, jika secara fisik kita memang tidak boleh
menghina orang. Dia tidak pernah tahu dan tidak pernah meminta. Dia mempunyai
Fisik Yang Kecil tapi Fisik Yang seperti itu dia Mampu membesarkan anak-anaknya
Dan also juga keluarganya. Dia berjuang dari daerah menuju Jakarta dengan
perjuangan penuh dan akhirnya berhasil. "Dari data Yang di differences dapat
diketahui bahwa pada Bagian Tengah Wacana diawali dengan Sebuah Prakarsa
sebagai pengantar Menuju ditunjukan kepada pembicaraan Sesuai tema Yang
dibawakan.
Data no ( a ) ditandai dengan mendeskripsikan bintang tamu yang akan
hadir sebagai sumber nara .
c. Akhir
8
Selanjutnya, diakhiri dengan salam penutup dari pembawa acara kepada
bintang tamu dan penonton.
( a ) D : Nang, Nang prestasi terus dan jangan putus asa. Bunda tetap
mendoakan.Amin. "..."
"Penonton yang ada di studio dan yang ada di rumah, terima kasih atas
perhatiannya." Pada contoh data di bagian atas yang dapat diambil bagian akhir
merupakan bagian akhir . Pembawa acara membantah doa, harapan, ucapan terima
kasih dan sampai jumpa
2.2. UNSUR-UNSUR WACANA
Unsur internal wacana terdiri dari satuan kata atau kalimat. Yang dimaksud dengan
satuan kata adalah tuturan yang berwujud satu kata, untuk menjadi satuan yang
lebih besar, sehingga akan menjadi bagian kalimat yang utuh.
9
Ada beberapa unsur yang dikaji dalam unsur internal wacana yaitu.
Jika dilihat dalam struktur yang lebih besar, kata merupakan bagian dari kalimat,
karena katalah yang bersatu membentuk kesatuan sehingga menjadi sebuah kalimat
yang utuh. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan sebuah kalimat tidak terdiri dari
beberapa kata, kalimat satu kata ini harus merupakan pengungkapan atau tuturan
pendek yang memiliki esensi sebagai kalimat. Kalimat pendek seperti ini sering
terdapat pada dialog atau percakapan, karena pada situasi dan kondisi tertentu, orang
cenderung berkomunikasi dengan kalimat pendek. Contohnya sebagai berikut.
Suhaeba : kampus.
Suhaeba : iya.
Kata atau kalimat yang mengisi unsur wacana harus memiliki makna yang luas,
informasi dan konteks yang jelas untuk mendukung sebuah tuturan yang utuh. Pada
dasarnya sebuah kata dijadikan sebagai kalimat kerana ada unsur lain yang
mendukungnya (informasi yang utuh dan pemahaman lawan tutur). Kalimat di atas
dapat dipahami pendengar atau pembaca karena ada unsur lain, perhatikan ketika
Zulfikri bertanya. Udah ke mana? Kemudian dijawab oleh lawan tuturnya (kampus).
Kata kampus ini sudah memiliki potensi sebagai sebuah kalimat, karena makana
yang terkandung di dalamnya sudah utuh, sehingga dengan sendirinya penutur
pertama (Zulfikri) melontarkan pertanyaan kedua. Ada dosen? Dijawab lagi oleh
lawan tutur (iya).
Teks merupakan hasil dari sebuah proses wacana. Pada proses itu, terdapat nilai-
nilai, ideologi, emosi, serta kepentingan lain dari seorang penulis wacana.
10
Dengan demikian, memahami makna suatu teks tidak cukup hanya dengan
pemahaman tentang logika teks itu sendiri, namun juga harus memahami tentang
konteks (keaadaan) yang menyertai teks atau tuturan tersebut. Jika salah dalam
menafsirkan konteksnya, maka pemahaman pesan dan makna akan terhambat.
Perpaduan teks dan konteks disebut disebut sebagai wacana. Sumarlam (2005 : 47)
menyatakan bahwa konteks wacana adalah aspek internal wacana dan segala
sesuatu yang secara eksternal melingkupi sebuah wacana. Konteks wacana terdiri
dari berbagai unsur seperti.
Setting lebih bersifat fisik yang mengacu pada tempat dan waktu terjadinya
percakapan. Sedangkan scene (suasana) merupakan latar psikis yang lebih mengacu
pada suasana psikologi yang menyertai peritiwa tuturan. Hal tersebut bisa dilihat
dari contoh berikut.
Waktu pukul tujuh malam, desa Sanggeng sudah tampak sunyi seperti kuburan.
Melihat hal itu, Zulfikri segera menutup jendela dan pintu. Keesokan harinya dia
terbangun pada pukul enam, tak disangka jalanan sudah sangat sidesaki oleh banyak
orang.
2) Peserta (Participants)
Yaitu orang-orang yang terlibat dalam komunikasi baik secara langsung maupun
tidakm langsung. Dengan kata lain, peserta adalah orang yang melakukan tuturan
dengan orang lain, sedangkan keduanya mendapatkan informasi sesuai dengan
keinginannya.
3) Hasil (Ends)
Yaitu meliputi tujuan akhir dan tanggapan dari suatu pembicaraan yang memang
diharapkan oleh penutur
4) Amanat
5) Cara (Key)
11
6) Norma (Norm)
Norma adalah aturan prilaku peserta komunikasi. Misalnya diskusi yang cenderung
bersifat satu arah, atau pidato yang bersifat dua arah dan lain sebagainya.
Intinya, istilah teks lebih dekat pemknaannya dengan bahasa tulis dan wacana
bahasa lisan. Sedangkan konteks adalah teks yang bersifat sejajar, koordinatif, dan
memiliki hubungan dengan teks lainnya. Sebagai tambahan saja, konteks terdiri dari
empat macam yaitu.
Konteks epitemis, yaitu latar belakang pengetahuan sama yang dimiliki peserta
Konteks fisik, yaitu tempat kejadian percakapan dan objek yang disajikan dalam
percakapan Konteks sosial, yaitu hubungan sosial antara participants.
Unsur eksternal adalah sesuatu yang menjadi bagian wacana, namun tidak nampak
secara eksplisit. Terdapat beberapa bagian unsur eksternal wacana, yaitu implikatur,
presuposisi, referensi, inferensi dan konteks.
1) Implikatur
Imlikatur adalah ujaran yang menyiaratkan sesuatu yang berbeda dengan sebenarnya
yang diucapkan. Sesuatu yang berbeda tersebut adalah maksud pembicara yang
dikemukakan secara samar. Dengan kata lain implikatur adalah keinginan hati yang
tersembunyi. Contoh.
Usi : maksudmu?
2) Presuposisi
Adalah perkiraan atau anggapan dasar mengenai konteks dan situasi berbahasa, yang
membuat bentuk bahasa menjadi bermakna untuk pendengar atau pembaca.
12
Contoh.
B : ah tidak juga.
3) Referensi
Referensi adalah hubungan kata atau benda yang dirujuknya. Referensi merupakan
prilaku pembicara atau penulis. Contoh
Bangku itu terbuat dari kayu jati. Kayu jati merupakan salah satu bahan pembuatan
bangku yang sangat kuat dan tahan lama. Begitu juga harapan dan keinginan
seseorang. Harus layaknya sebuah kayu jati yang sukar dimakan waktu.
4) Inferensi
5) Konteks
Konteks berarti yang berkenaan dengan teks yang berarti benda-benda yang terlibat
dalam wacana tersebut. Menurut Brown dan Yule ,konteks adalah lingkungan
(envirenment) atau keadaan (circumstances) tempat bahasa digunakan.Contohnya
dilingkungan kelas.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
14
DAFTAR PUSTAKA