Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ANALISIS WACANA

STRUKTUR ISI WACANA

Dosen Pengampu Mata Kuliah: Randi, M.Pd.


Disusun oleh : Kelompok 5

1. Putri Febriyanti (2011290004)


2. Ainur Rohmah (2011290018)
3. Sitti Fathiah Fajriani (2011290019)
4. Janita Aisah Purnama (2011290017)
5. Nafikri Nafiatun. A (2011290024)
6. Diva Sabilillah (2011290032)

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INDONESIA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO

BENGKULU

2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Besar Muhammad
SAW. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada bapak Randi, M.Pd
selaku dosen mata kuliah Analisis Wacana yang senantiasa membimbing
penulis dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Makalah yang berjudul “Struktur Isi Wacana” ini disusun untuk memenuhi
tugas kelompok pada mata kuliah Analisis Wacana. Bilamana ada beberapa
kesalahan yang terdapat dalam makalah ini, izinkan penulis menghaturkan
permohonan maaf. Sebab, makalah ini tiada sempurna dan masih memiliki
banyak kelemahan. Penulis juga berharap pembaca makalah ini dapat
memberikan kritik dan sarannya kepada penulis. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan, ilmu pengetahuan, dan
menjadi acuan untuk menulis makalah lainnya.

Bengkulu, 16 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
1.1 STRUKTUR ISI WACANA 3
A. Proposisi 3
B. Topik 5
C. Struktur Makro 6
D. Struktur Mikro 8
E. Superstruktur 9
BAB III PENUTUP 12
A. Simpulan 12
B. Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbicara tentang wacana, tentunya tidak akan lepas dari kegiatan
menganalisisnya. Tujuan menganalisi sebuah wacana tentunya untuk mengetahui
kaidah kebahasaan yang digunakan dalam memproduksi wacana, mengontruksi
wacana, dan memahami wacana. Itulah mengapa pengkajian mengenai analissi
wacana ini terus berkembang. Semakin berkembangan zaman, kegiatan analissi
wacana semakin digemari oleh para konsumen intelektual, terutama menganalisis
wacana yang mengkaji data bahasa secara utuh yang digunakan sebagai sarana
berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis.
Wacana merupakan sebuah komponen bahasa yang lebih besar dari
kalimat, dengan susunan bahasa yang saling berkesinambungan (Hayon, dalam
Abdul Rani dkk, 2006: 40). Adapun Rani (2006:49) juga memaparkan bahwa
wacana adalah suatu unit bahasa yang terdiri dari seperangkat kalimat dan saling
memiliki hubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Dari kedua teori
tersebut, dapat disimpulkan bahwa wacana merupakan satuan bahasa yang lebih
besar dari kalimat dan pengertiannya saling berhubungan.
Sedangkan analisis wacana merupakan kegiatan mengkaji fungsi bahasa
ataupun penggunaanya sebagai sarana berkomunikasi. Adapun menurut Parera
(2004: 219) analisis wacana merupakan suatu penjelasan mengenai bagaimana
kalimat-kalimat dihubungkan dan memberikan sebuah kerangka acuan yang
dapat dipahami tentang berbagai jenis wacana, memberikan penjelasan tentang
runtun kelogisan, pengelolaan wacana, dan karakteristik sebuah wacana. Secara
sederhananya, kegiatan analisis wacana ini merupakan kegiatan yang melakukan
untuk menentukan satuan-satuan dan unsur-unsur dalam sebuah wacana.

1
Dalam studi linguistik, analisis wacana merupakan reaksi dari bentuk
linguistik formal yang berpusat pada kata, frase, dan kalimat, tanpa melihat
hubungan antar ketiga unsur tersebut. Maksudnya, analisis wacana ini lebih
ditujukan untuk menggambarkan bagaimana tata aturan kalimat, bahasa, dan
pengertian. Dan berkaitan dengan hal ini, untuk mengetahui bahwa sebuah
wacana telah disusun dengan baik, maka harus diketahui bahwa dalam analisis
wacana memiliki struktur isi yang terdiri dari proposisi, topik wacana, struktur
makro, struktur mikro, dan superstruktur.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat disusun rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana proposisi di dalam struktur isi wacana?
2. Bagaimana topik di dalam struktur isi wacana?
3. Bagaimana struktur makro pada struktur isi wacana?
4. Bagaimana struktur mikro pada struktur isi wacana?
5. Bagaimana superstruktur pada struktur isi wacana?
C. Tujuan Penulisan
Bersadarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui proposisi di dalam struktur isi wacana.
2. Untuk mengetahui topik di dalam struktur isi wacana.
3. Untuk mengetahui struktur makro pada struktur isi wacana.
4. Untuk mengetahui struktur mikro pada struktur isi wacana.
5. Untuk mengetahui superstruktur pada struktur isi wacana.

2
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 STRUKTUR ISI WACANA
Dalam sebuah wacana yang utuh, sudah pasti memiliki struktur yang lengkap.
Dalam setiap wacana pun juga memiliki strukturnya tersendiri. Hal ini sejalan dengan
pendapat Eti Setiawan (2019: 6) yang mengemukakan bahwa struktur merupakan
unsur-unsur atau komponen yang dibangun dengan pola tertentu.
Struktur wacana tidak sama dengan struktur kalimat lain. Hal ini disebabkan
komponen dalam wacana yang sifatnya kompleks. Oleh karena itu, jika jenis
wacananya berbeda, maka struktur di dalamnya akan sedikit berbeda pula (Rani, dkk.,
2013: 59). Dan dalam menganalisis suatu struktur isi wacana, seorang penulis perlu
memperhatikan proposisi, topik, struktur makro, struktur mikro, dan superstruktur.
Berikut penjelasannya :
A. Proposisi
Berbicara mengenai proposisi, sudah pasti ada kaitannya dengan wacana.
Eriyanto (2006:3) menyatakan bahwa wacana sebagai rangkaian kalimat yang
serasi, yang menghubungkan proposisi satu dengan proposisi lain, dan kalimat
satu dengan kalimat yang lain, membentuk satu kesatuan. Pengertian satu kalimat
dihubungkan dengan kalimat lain dan tidak dapat ditafsirkan satu per satu kalimat
saja. Sebagai sebuah teks, wacana bukan urutan kalimat yang tidak mempunyai
ikatan sesamanya dan bukan juga kalimat- kalimat yang dideretkan begitu saja.
Syafnidawaty (2020) mengungkapkan bahwa proposisi merupakan istilah
yang digunakan sebagai kalimat pernyataan yang memiliki makna utuh.
Sedangkan menurut Maran (2007: 63) proposisi adalah pernyataan yang dapat
dibuktikan kebenarannya dan dapat ditolak karena mengandung kesalahan
didalamnya. Dari kedua teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa proposisi
merupakan kalimat pernyataan dalam sebuah wacana yang bersifat fakta,
maksudnya bisa dipercaya dan dapat dibuktikan kebenarnya. Sederhananya,
proposisi adalah penyataan yang dapat dinilai benar dan salahnya.

3
Hal yang perlu diketahui penulis bahwa setiap proposisi dapat dinyatakan
sebagai sebuah kalimat, namun tidak semua kalimat dapat dikatakan sebagai
sebuah proposisi. Hal ini dikarenakan hanya kalimat-kalimat tertentu saja yang
dapat disebut proposisi. Bentuk kalimat yang berupa proposisi yaitu kalimat
deklaratif atau kalimat berita. Maran (2007: 63) mengungkapkan bahwa kalimat
deklaratif dapat mengekspresikan suatu penegasan, baik itu secara afirmatif
maupun secara negatif. Dan benar atau salahnya sebuah kalimat deklaratif dapat
di buktikan.
Proposisi disebut afirmatif dalam sebuah wacana apabila predikatnya
menyatakan pembenaran atas subjek. Sedangkan Proposisi dikatakan negatif
apabila predikatnya tidak mendukung subjeknya. Namun dari semua penjabaran
mengenai proposisi diatas, perlu diluruskan bahwa proposisi bukanlah kalimat
yang bernilai benar atau salah. Sebab proposisi jika dilihat secara sederhana,
hanya sebuah kalimat yang memiliki makna atau signifikan dan dapat
mengekspresikan proposisi atau kalimat dalam sebuah wacana.
Proposisi memiliki dua unsur, yaitu term subjek dan term predikat. Term
subjek merupakan subjek dalam proposisi. Sedangkan term predikat merupakan
atribut bagi term subjek. Selain itu, Maran (2007: 65) juga telah membagi
proposisi menjadi tiga macam, yaitu:
1. Proposisi Kategoris, yaitu proposisi yang melaporkan atau menyatakan
sesuatu. Contoh :
“Ikan-ikan paus menghuni pantai Lamalera di Pulau Lembata, NTT.”
Penyataan diatas menyatakan bahwa sebagian kelompok dari ikan paus
telah menempati pantai Lamalera di Pulau Lembata, NTT.
2. Proposisi Hipotesis, yaitu proposisi yang mengekspresikan kondisi yang
terjadi pada sebuah pernyataan dalam wacana. Contoh :
'Jika hari ini tidak hujan, dia pasti akan menepati janjinya.'
Penyataan diatas menyatakan kondisi yang sedang terjadi oleh si 'dia'.
Contoh proposisi ini telah mengekspresikan kondisi yang terjadi.

4
3. Proposisi Modalitas, yaitu proposisi yang mengekspresikan hakikat
hubungan antara term subjek dan term predikat.
Contoh : Roda itu bulat.
Pernyataan diatas menyatakan bahwa roda bentuknya bulat, tidak bisa
dalam bentuk lain. Dan frasa roda itu berkedudukan sebagai subjek yang
berhubungan dengan kata bulat sebagai predikatnya.
B. Topik
Dalam struktur isi wacana, topik telah menduduki posisi pertama pada
persyaratan pembentukan wacana. Hal ini karena topik merupakan fokus atau inti
dalam sebuah wacana. Sebuah topik dalam wacana tentunya akan mengarah pada
hal yang dibicarakan dalam wacana. Sebuah kalimat yang merupakan unsur
pendukung terkecil pada wacana saja juga memiliki topik. Hal ini menegaskan
bahwa sebuah wacana harus memiliki topik sebagai sesuatu yang akan ditulis
dalam wacana.
Adapun Sajarwa, dkk (2015 : 1) berpendapat bawah topik wacana adalah
perihal yang dibicarakan dalam wacana atau isi wacana. Sedangkan Parera (2004:
230) mengungkapkan bahwa topik merupakan segala sesuatu yang terjadi dalam
pokok pembicaraan pada sebuah wacana. Berdasarkan kedua teori tersebut, dapat
disimpulkan bahwa topik wacana merupakan pokok pembicaraan yang berada
dalam sebuah wacana.
Berikut bentuk contoh analisis sebuah topik dalam wacana :
 "Semua mahasiswa telah membaca pengumuman itu dan isinya juga telah
dipahami."
Pada contoh kalimat diatas, terdapat dua topik yang dibahas. Yaitu 'semua
mahasiswa' dan 'isinya' maksudnya, isi dari pengumuman yang dibaca oleh
seluruh mahasiswa.
Karena topik merupakan bagian penting yang menjadi pusat pembicaraan
dalam sebuah wacana. Baryadi (2002: 60) berpendapat, bahwa topik memiliki

5
kedudukan sentral dalam wacana. Maka dari itu, sebuah topik harus dipertahankan
keberadaannya melalui kalimat-kalimat yang membentuk wacana sehingga
membentuk kesinambungan topik. Sebab jika ada beberapa topik dalam sebuah
wacana tulis maupun lisan, maka pada wacana tersebut tidak memiliki
kesinambungan topik.
Adapun untuk memahami kesinambungan topik, kita sebagai seorang
penulis harus memahami terlebih dahulu mengenai konsep kesinambungan
wacana. Berikut merupakan kriteria dalam menentukan kesinambungan topik
menurut Juniato Sidaruk (2010) dalam artikelnya yang berjudul 'Topik, Topik
Wacana, Kriteria, Kesinambungan Topik.' :
1. Kesinambungan tematik, yaitu kesinambungan yang terletak pada
konsistensi pengulangan atas topik tertentu, sesuai dengan tema, dan
tindakan.
2. Kesinambungan tindakan, yaitu mengarah pada peristiwa yang terjadi
dalam suatu wacana.
3. Kesinambungan topik, yaitu topik yang dibincangkan dalam urutan klausa
dan kalimat.
Dari ketiga aspek diatas, seorang penulis akan mampu menyusun topik
wacana yang baik dan benar. Sebab ketiga aspek kesinambungan tersebut
memiliki hubungan yang erat satu sama lain. Namun, diantara ketiganya,
kesinambungan topik adalah aspek yang paling mudah ditentukan bentuknya.
C. Struktur Makro
Berbicara mengenai struktur makro maka hal yang harus dikuasai adalah
mencari sebuah topik atau tema atau sebuah wacana yang utuh. Pengetahuan
mengenai struktur makro harus diakuasai terlebuh dahulu oleh seorang penulis
sebelum menyusun struktur isi pada sebuah wacana sebagai salah satu struktur isi
wacana. Humairoh (2018) (dalam Fuat Anggrianto, 2022:5) mengatakan bahwa
stuktur makro merupakan sebuah makna secara global yang membentuk
pemahaman berdasarkan topiknya. Adapun Eti Setiawati dan Rossy Rusmawati

6
(2019:9) juga mengungkapkan bahwa struktur makro merupakan struktur utama
yang dapat dilihat pada sebuah topik umum dari wacana. Dari kedua teori tersebut
dapat disimpulkan bahwa seseorang dapat mengetahui topik, tindakan, pendapat,
keputusan dapat diamati pada struktur makro dalam suatu wacana.
Struktur makro memiliki hubungan yang erat dengan bagian topik pada
sebuh wacana. Hal ini karena topik dapat diutarakan melalui sebuh kalimat
sehingga nantinya menjadi gagasan utama atau ide pokok dari sebuah wacana.
Sebuah topik juga menunjukan konsep yang dominan sentral dan paling penting
dalam sebuah wacana. Dalam hal ini topik dapat diperhatikan dari pengantar yang
disampaikan oleh seseorang, kesimpulan atau inti sebuah topik secara keseluruhan.
Selain itu topik juga dapat diamati dari frekuensi keunculan kata kunci yang
dijadikan inti dari sebuah pembicaraan.
Struktur makro sebenarnya mirip dengan outline, tetapi bentuknya lebih
rinci karena melibatkan proposisi (Dahar (1996)(dalam Yanti Herlani, 2006:63)).
Hal-hal penting yang harus dicermati dalam struktur mikro tersebut adalah
proposisi sebagai dasar dari unit informasi dan penerapan argument.
Mendeskripsikan proposisi sebagai unit informasi dalam system pemrosesan
informasi seseorang. Proposisi dapat disamakan dengan gagasan. Suatu proposisi
selalu terdiri dari dua unsur yaitu suatu hubungan dan sekumpulan argument.
Dalam hubungan proposisi dapat berupa kata sifat, kata kerja dan kata keterangan.
Adapun contoh dari sebuah proposisi “Ruli mengukur suhu dengan
thermometer”. Mengukur adalah hubungan, adapun Ruli, suhu, thermometer
adalah argument. Ciri terpenting proposisi adalah suatu unit informasi yang satu
akan terkait dengan informasi lain. Dari contoh tersebut dapat kita ketahui
bahawasannya terdapat hubungan erat antara ketiga argument tersebut (Ruli, suhu,
thermometer) begitupun makro dan topik.

7
D. Struktur Mikro
Menurut Van Dijk dan Kintsch (1983:272) (dalam Mohamad Zubad Nurul
Yaqin, 2017:101) struktur mikro merupakan makna lokal suatu teks yang bersifat
konkret yang dapat diamati dari segi pilihan kata, kalimat dan gaya bahasa yang
dipakai dalam suatu teks. Sehingga dapat dikatakan bahwa struktur mikro ini
merupakan analisis paling kecil dalam penganalisisan wacana.
Struktur mikro sendiri merupakan salah satu dari struktur isi wacana yang
memfokuskan pada analisis kata, kalimat dan gaya bahasa dalam suatu teks
tersebut sepeti yang telah disampaikan oleh Van Dijk dan Kintsch sebelumnya.
Adapun analisis struktur mikro mengamati secara kritis dan mendalam mengenai
makna (semantik), penataan kalimat (sintaksis), pilihan kata (stilistik), serta retoris
(dalam I Nyoman Payuyasa, 2017:19) sebagai berikut:
1) Semantik
Menurut Chaer (2002:2) (dalam Ernani, 2016:123) semantik
mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal
yang ditandainnya dalam istilah yang digunakan pada bidang linguistik.
Menurut I Nyoman Payuyasa (2017:19) analisis semantik dalam skema
analisis wacana kritis Van Dijk digolongkan sebagai makna lokal.
Sehingga dapat dikatakan bahwa semantik dalam analisis mikro
merupakan bagian dimana proses analisis fokus pada kata dan makna
dari kata itu sendiri.
2) Sintaksis
Menurut Verhaar (2008:162) (dalam Ernani, 2016:124) sintaksis
merupakan susunan bahasa yang membahas mengenai hubungan antar-
kalimat dalam satu ujaran atau tuturan. Menurut I Nyoman Payuyasa
(2017:20) dalam analisis sintaksis ini berkaitan dengan susunan dan
penataan kalimat penutur dengan tujuan sasaran yang diinginkan dapat
tercapai. Dalam analisis struktur mikro, sintaksis menitik-fokuskan pada

8
korelasi yang terdapat dalam wacana, sehingga kalimat yang dituturkan
dapat berkesinambungan dan dapat dipahami.
3) Stilistik
Kajian stilistik atau pemilihan kata yang dituturkan oleh penutur
ini menganalisis kata yang digunakan dalam menyampaikan wacana
karena pemilihan kata dalam bertutur sangat mempengaruhi lawan tutur
(I Nyoman Payuyasa, 2017:22). Menurut Sobur (2006:82) (dalam
Ernani, 2016:124-125) stilistika merupakan style, yaitu cara yang
digunakan penulis untuk menyampaikan tujuan yang dimaksudkan
melalui bahasa. Sehingga untuk menyampaikan tujuan yang
dimaksudkan melalui bahasa tadi perlu pemilihan kata yang sesuai dan
tepat agar tersampaikan kepada lawan tutur.
4) Retoris
Bagian analisis struktur mikro yang terakhir adalah retoris atau
dapat dikatakan sebagai gaya bahasa. Dalam hal ini, retoris dapat
mengungkapkan identitas penulis ataupun penutur melalui gaya bahasa
yang digunakannya (Ernani, 2016:125). Adapun menurut I Nyoman
Payuyasa (2017:23) kajian retoris dalam analisis kritis wacana Van Dijk
menganalisis hal terkait grafis, metafora, dan ekspresi, dimana ketiga
hal itu menjadi penguat untuk memudahkan analisis yang dilakukan
pada analisis retoris.
E. Superstruktur
Setelah struktur makro dan mikro, dalam isi struktur wacana yang terakhir
yaitu superstruktur. Super struktur ini adalah struktur yang berkaitan dengan
bagian-bagian di dalam wacana. Layaknya struktur utama dalam wacana di dalam
pendekatan struktural, superstruktur juga memiliki tiga bagian. Ketiga bagian
tersebut adalah bagian pembuka, isi, dan penutup. Ketiga bagian tersebut
merupakan hal yang membentuk alur sebuah teks. Menurut Eriyanto (2001:232),
alur yang lengkap di dalam sebuah wacana itulah yang akhirnya membentuk

9
makna yang utuh. Dengan mengidentifikasi tiga bagian dari super struktur
tersebut, pembaca akan mengetahui informasi apa yang ditekankan di dalam
sebuah wacana.
Superstruktur dalam teks biasa juga disebut dengan skematik.
Superstruktur menggambarkan bentuk secara umum dari sebuah teks yang disusun
berdasarkan kategori atau pembagian tertentu, seperti pendahuluan, isi, dan
penutup. Kategori ini merupakan bentuk dari pemikiran dan strategi komunikator
dalam menyampaikan informasi dan pesannya melalui wacana yang ada. Dengan
kata lain, dalam bagian superstrukutr ini ditekankan pada bagian mana yang
ditempatkan lebih dulu dan bagian mana setelahnya.
Pada bagian tubuh berita ada dua elemen yang mendasarinya, yaitu elemen
situasi dan elemen komentar (Musyafa'ah, 2017: 206). Fuat Anggrianto(2022:22)
Elemenn situasi berisikan proses atau jalannya peristiwa dalam berita. Sedangkan,
elemen komentar menampilkan pendapat dan komentar dari narasumber dalam
berita. Ada beberapa berita yang terkadang hanya memiliki dua unsur, yaitu judul
dan tubuh berita saja tergantung dari jenis beritanya.
Dalam sebuah wacana berita biasanya ada beragam skema. Secara umum,
berita memiliki tiga elemen penting, yaitu judul, lead, dan tubuh berita
(Musyafa'ah, 2017: 206). Judul merupakan sebuah ikhtisar dari wacana yang bisa
menarik orang untuk membaca berita secara keseluruhan. Lead merupakan bagian
teras berita yang meruapakn intisari ringkas dari sebuah berita. Sedangkan, tubuh
berita berisi isi dari apa yang ingin disampaikan oleh komunikator kepada
pembaca.
Superstruktur ini juga merupakan kerangka dasar sebuah teks yang
meliputi susunan atau rangkaian struktur atau elemen sebuah teks dalam
membentuk satu kesatuan bentuk yang koheren. Dengan kata lain, analisis
superstruktur merupakan analisis skema atau alur sebuah teks. Seperti halnya
sebuah bangunan, sebuah teks juga tersusun atas berbagai elemen − seperti
pendahuluan, isi dan penutup yang harus dirangkai sedemikian rupa, guna

10
membentuk sebuah teks yang utuh dan menarik. Dalam sebuah iklan superstruktur
merupakan struktur pembentuk iklan yang meliputi headline, illustration, body
copy, signature line (logo), dan standing details.

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan penjelasan mengenai struktur isi wacana diatas, dapat
disimpulkan bahwa pada sebuah struktur isi wacana terdapat proposisi, topik, struktur

11
makro, struktur mikro, dan superstruktur. Kelima unsur ini memiliki perannya masing
dalam membentuk sebuah wacana yang baik dan benar. Pada struktur isi wacana ada
yang disebut dengan proposisi, yaitu pernyataan yang memiliki makna signifikan dan
dapat mengeskpresikan kalimat dalam sebuah wacana. Topik, yaitu pokok
pembicaraan dalam sebuah wacana. Struktur makro, yaitu struktur yang mampu
memperlihatkan topik, tindakan, pendapat, dan keputusan penulis dalam sebuah
wacana. Struktur mikro, yaitu analisis paling terkecil dalam penganalisisan wacana.
Dan superstruktur yaitu struktur wacana yang menggambarkan bentuk umum dari
sebuah teks yang disusun berdasarkan kategori tertentu.

B. Saran
Alhamdulillahirabbil’aalamiin. Sebagai manusia yang hidup di dunia ini,
hendaklah kita mempunyai harapan untuk selalu haus akan ilmu pengetahuan, dari
ilmu kita bisa melakukan hidup ini dengan sebaik- baiknya. Adapun dengan
selesainya penulisan makalah ini, semoga bisa bermanfaat untuk pembelajaran
bahasa Arab nantinya. Aamiin.
Mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya
masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca sudi memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi menjadi lebih baiknya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anggrianto Fuat. (2022). Analisis Wacana Kritis. Bogor : Cv jejak, anggota IKAPI.

12
Ernani. 2016. Struktur Makro, Superstruktur, Struktur Mikro pada Koran Kompas
Berita Lady Gaga “Curhat di Twitter” Edisi Mei 2012 (Analisis Wacana
Kritis). Universitas Islam Ogan Komering Ilir Kayuagung : Dialektologi.
Vol.1, No. 2. Tersedia pada https://bit.ly/3evsPof. Diakses pada 13 Oktober
2022.
Eriyanto. (2001). Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta:
LKiS.
Herlanti, Yanti. (2006). Tanya Jawab Seputar Pendidikan Sains. Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah
Maran, Rafael Raga. (2007). Pengantar Logika. Jakarta: Grasindo.
Musyafa’ah. 2017. Analisis Wacana Kritis Model Teun A. Van Dijk “Siswa
Berprestasi Jadi Pembunuh”. Dalam Litera Volume 4, No 4, Nomor 2.
Hal.206
Parera, Jos Daniel. (2004). Teori Semantik, edisi kedua. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Payuyasa, I Nyoman. 2017. Analisis Wacana Kritis Model Van Dijk dalam Program
Acara Mata Najwa di Metro TV. Denpasar : Segara Widya Vol.5.
Rani, Abdul., dkk. (2006). Analisis Wacana: Sebuah Kajian dalam Pemakaian.
Malang: Bayu Media.
Rani, Abdul., dkk. (2013). Analisis Wacana: Tinjauan Deskriptif. Malang: Surya
Pena Gemilang.
Sajarwa., dkk. (2015). Topik Wacana Bahasa Prancis dan Penerjemahannya dalam
Bahasa Indonesia. Disertasi S3 Linguistik Universitas Gadjah Mada. Tersedia
pada https://bit.ly/3ex79YZ.
Setiawati, Eti dan Roosi Rusmawati. (2019). Analisis Wacana. Malang: UB Press.
Sidaruk, Sidaruk. (2010). Topik, Topik Wacana, Kriteria, Kesinambunvan Topik.
Artikel S2 Ilmu Lingistik, Universitas Indonesia. Tersedia pada
http://sidauruk276.blogspot.com/2010/07/topik-topik-wacana-kriteria.
Diakses pada 13, Juli 2010.
Syafnidawanty. (2020). PROPOSISI. Diakses pada
https://raharja.ac.id/2020/11/06/proposisi/. Diakses pada 06, November 2020.
Yaqin, Mohamad Zubad Nurul. (2017). Representasi Ideologi dalam Struktur
Wacana Kata Hari Ini. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang:LiNGUA Vol.12, No.2.

13

Anda mungkin juga menyukai