MAKALAH
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Bambang Wibisono, M.Pd.
Drs. Budi Suyanto, M.Hum.
Oleh Kelompok 3:
1. Listyasari Hananie NIM 220110201010
2. Dewita Rahma Yuliana Shandi NIM 220110201041
3. Riski Rosalinda NIM 220110201042
4. Rantika Putri Yanto NIM 220110201051
5. Cintya Diyanti Utomo NIM 220110201071
Puji syukur diucapkan kepada kehadirat Allah SWT atas segala berkat
serta rahmat-Nya, sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap dosen pengampu yaitu Pak
Drs. Budi Suyanto, M.Hum. yang telah memberikan materi terkait Analisis
Wacana sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “ANALISIS
TEORI WACANA DAN IDEOLOGI PADA TEKS BERITA” dengan baik.
DAFTAR ISI
i
PRAKATA i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan dan Manfaat 2
1.3.1 Tujuan 2
1.3.2 Manfaat 2
1.4 Tinjauan Pustaka 2
1.5 Landasan Teori 2
1.5.1 Analisis Wacana 2
1.5.2 Ideologi 3
1.5.3 Kaitan Analisis Wacana dengan Ideologi 3
1.5.4 Analisis Wacana pada Teks Berita 4
BAB 2. HASIL DAN PEMBAHASAN 5
2.1 Memahami Ideologi dalam Wacana 5
2.2 Kaitan Analisis Wacana dengan Ideologi 6
BAB 3. KESIMPULAN 9
DAFTAR PUSTAKA 10
ii
BAB 1. PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Untuk melakukan sebuah penelitian ilmiah diperlukan permasalahan yang
akan dikaji atau dibahas untuk menemukan jawabannya. Permasalahan yang akan
kami bahas dalam objek wacana berita yakni yang berjudul ‘Iqbaal Ramadhan:
Gue Nggak Akan Mengorbankan Seni Demi Uang’ dalam konsep ideologi.
1.3 Tujuan dan Manfaat
Dalam melakukan sebuah penelitian perlu mencantumkan tujuan dan
manfaat penelitian tersebut. Tujuan diartikan sebagai hal yang ingin dicapai dalam
analisis penelitian sedangkan manfaat diartikan sebagai hal yang diperoleh setelah
melakukan penelitian sebuah wacana.
1.3.1 Tujuan Umum / Manfaat
Sebuah penelitian tentu diharapkan dapat memberi manfaat dari hasil
penelitian. Manfaat penelitian dibagi menjadi dua kategori, pertama manfaat
secara teoritis dan kedua manfaat secara praktis. Tujuan umum yang ingin dicapai
dalam pembahasan ini adalah membuat pembaca memahami bagaimana ideologi
dalam suatu wacana dan memahami akan konsep ideologi dalam contoh objek
wacana yang menjadi topik penelitian, yakni ‘Iqbaal Ramadhan: Gue Nggak Akan
Mengorbankan Seni Demi Uang’.
1.3.2 Tujuan Khusus / Tujuan
Tujuan khusus dalam penelitian objek wacana ‘Iqbaal Ramadhan: Gue
Nggak Akan Mengorbankan Seni Demi Uang’ adalah untuk mendeskripsikan
konsep ideologi dalam sebuah wacana tersebut.
1.4 Tinjauan Pustaka
Belum dapat ditemukan objek kajian sebelumnya yang dapat peneliti
jadikan tinjauan pustaka dalam penelitian ini. Objek teks berita “Iqbaal
Ramadhan: Gue Nggak Akan Mengorbankan Seni demi Uang” yang terbit dalam
portal berita banten.suara.com tersebut belum pernah dikaji sebelumnya.
1.5 Landasan Teori
1.5.1 Analisis Wacana
Analisis wacana adalah ilmu baru yang muncul beberapa puluh tahun
belakangan ini. Aliran-aliran linguistik selama ini membatasi penganalisisannya
2
hanya kepada soal kalimat dan barulah belakangan ini sebagian ahli bahasa
memalingkan perhatiannya kepada penganalisisan wacana (Lubis, 1991:12).
Analisis wacana adalah studi tentang struktur pesan dalam komunikasi. Lebih
tepatnya lagi, analisis wacana adalah telaah mengenai aneka fungsi (pragmatik)
bahasa (Sobur, 2009:48). Dari beberapa pengertian-pengertian analisis wacana
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa analisis wacana adalah salah satu cabang
linguistik yang menganalisis pesan/makna yang dimaksud oleh penulis dengan
berfokuskan pada catatan prosesnya (lisan atau tertulis) dimana bahasa
merupakan faktor terpenting karena bahasa digunakan untuk menyatakan
keinginan.
1.5.2 Ideologi
Ideologi merupakan sistem ide-ide yang diungkapkan dalam komunikasi;
kesadaran adalah esensi atau totalitas dari sikap, pendapat, dan perasaan yang
dimiliki oleh individu-individu atau kelompok-kelompok. Secara positif, ideologi
dipersepsi sebagai suatu pandangan dunia yang menyatakan nilai-nilai kelompok
sosial tertentu untuk membela dan memajukan kepentingan-kepentingan mereka.
Sedangkan secara negatif, ideologi dilihat sebagai sebuah kesadaran palsu, yaitu
suatu kebutuhan untuk melakukan penipuan dengan cara memutarbalikkan
pemahaman orang lain mengenai realitas sosial (Sunarto, 2001:31). Ideologi bagi
masyarakat modern digunakan sebagai alat untuk memecahkan masalah. Menurut
Sargent (dalam Sunarto, 2001: 34), ideologi memberikan suatu gambaran
mengenai dunia, baik kini maupun di masa depan, serta bagaimana menyusun
kompleksitas dunia menjadi sederhana dan dapat dipahami.
Karl Marx (1812-1883) dan Fredrich Engels (1820) melihat ideologi
sebagai fabrikasi atau pemalsuan yang digunakan oleh sekelompok orang tertentu
untuk membenarkan diri mereka sendiri. Oleh karena itu, konsep ideologi sangat
jelas subjektif dan keberadaanya bisa saja untuk melegitimasi kelas kelas tertentu
di masyarakat.
1.5.3 Kaitan Analisis Wacana dengan Ideologi
Menurut Aart van Zoest, sebuah teks pasti tidak pernah lepas dari ideologi
dan selalu memiliki kemampuan untuk memanipulasi pembaca ke arah suatu
3
ideologi (van Zoest, 1991:70). Ideologi merupakan konsep sentral dalam analisis
wacana yang bersifat kritis. Hal ini terjadi karena teks, percakapan, dan lainnya
merupakan bentuk dari praktik ideologi atau pencerminan dari suatu ideologi
tertentu. (Eriyanto, 2001:13).
1.5.4 Analisis Wacana pada Teks Berita
Melalui analisis wacana, selanjutnya akan dapat ditemukan isi berita dan
kaitannya dengan muatan apa yang ingin disampaikan. Muatan-muatan tersebut
tentu dilandasi ideologi tertentu yang dapat dianalisis melalui kata, frasa, kalimat,
dan susunan bagaimana berita itu disampaikan. Dengan melihat bagaimana
bangunan struktur kebahasaan, analisis wacana lebih bisa melihat makna yang
tersembunyi dari suatu teks (Eriyanto, 2001).
4
BAB 2. HASIL DAN PEMBAHASAN
5
Iqbaal Ramadhan merupakan aktor dan penyanyi yang terkenal di
Indonesia, tidak menutup kemungkinan tawaran untuk memerankan sebuah tokoh
dalam film akan sering ia dapatkan. Tawaran-tawaran tersebut tidak langsung ia
setujui, karena Iqbaal memiliki idealisme tersendiri dalam memandang art (seni).
Dalam wacana yang diungkapkan oleh Iqbaal, mempengaruhi ideologi pembaca
dalam memandang sebuah art (seni). Sebelum adanya berita tersebut, banyak
orang yang berpikir bahwa seorang aktor akan mendapatkan banyak uang dalam
setiap proyek film yang dikerjakan. Hal tersebut, dijawab oleh Iqbaal dalam
obrolan bersama Ernest bahwa tidak semua tawaran ia terima. Iqbaal tidak akan
mengambil peran atau karakter yang tidak ia suka. Iqbaal akan mengambil peran
yang ia suka dan ia ingin perankan. Sehingga idealisme yang dimiliki oleh Iqbaal
mempengaruhi ideologi pembaca bahwa memandang sebuah seni tidak harus
dengan ukuran uang. Sebuah seni akan lebih diterima oleh penikmat seni jika
seorang aktor mendalami dan menyukai karakter yang ia perankan. Sehingga
banyaknya tawaran uang yang akan diberikan dalam sebuah proyek film tidak
akan bisa menggantikan kecocokan karakter yang akan diperankan oleh Iqbaal
Ramadhan.
Analisis wacana dan ideologi memiliki kaitan erat karena wacana sering
kali mencerminkan dan terbentuk oleh ideologi. Ideologi merujuk pada
seperangkat keyakinan, nilai, dan pandangan dunia yang membentuk cara kita
memahami dan menjelaskan fenomena sosial, politik, dan budaya. Di sisi lain,
analisis wacana adalah pendekatan yang digunakan untuk memahami bagaimana
bahasa digunakan untuk menciptakan makna dalam suatu konteks tertentu.
Dengan menganalisis wacana dengan fokus pada ideologi, kita dapat
mendapatkan wawasan lebih dalam tentang bagaimana bahasa berperan dalam
membentuk pemikiran dan tindakan dalam suatu masyarakat.
6
yang dapat dikonversikan sebagai nilai atau value pada karakter yang telah
ditetapkan oleh dirinya. Tentu saja dunia perfilman tersebut akan membentuk
suatu kelompok sosial yang akan selalu dikembangkan oleh para pemain film,
termasuk Iqbaal sendiri. Wacana dapat mencerminkan dan membentuk perubahan
sosial yang terkait dengan ideologi. Sehingga peneliti dapat melihat bagaimana
bahasa digunakan untuk memobilisasi dukungan Iqbaal Ramadhan untuk
perubahan atau untuk mempertahankan status quo yang ada.
7
Peranan wacana dalam kerangka ideologi dimaksudkan untuk mengatur
masalah tindakan dan praktik individu atau anggota suatu kelompok. Ideologi
membuat anggota dari suatu kelompok akan bertindak dalam situasi yang sama,
dapat menghubungkan masalah mereka, dan memberinya kontribusi dalam
membentuk solidaritas dan kohesi di dalam kelompok. Dalam perspektif ini,
ideologi mempunyai beberapa implikasi penting. Pertama, ideologi secara inheren
bersifat sosial, tidak personal atau individual: ia membutuhkan share di antara
anggota kelompok, organisasi atau kolektivitas orang lainnya. Hal yang di share-
kan tersebut bagi anggota kelompok digunakan membentuk solidaritas dan
kesatuan langkah dalam bertindak dan bersikap. Katakanlah kelompok yang
mempunyai ideologi feminis antirasis, dan prolingkungan. Kedua, ideologi
meskipun bersifat sosial, ia digunakan secara internal di antara anggota kelompok
atau komunitas.
Oleh karena itu, ideologi tidak hanya menyediakan fungsi koordinatif dan
kohesi, tetapi juga membentuk identitas diri kelompok, membedakan dengan
kelompok lain. Ideologi di sini bersifat umum, abstrak dan nilai-nilai yang terbagi
antaranggota kelompok menyediakan dasar bagaimana masalah harus dilihat.
Dengan pandangan semacam ini, wacana lalu tidak dipahami sebagai sesuatu yang
netral dan berlangsung secara alamiah, karena dalam setiap wacana selalu
terkandung ideologi untuk mendominasi dan berebut pengaruh. Oleh karena itu,
analisis wacana tidak bisa menempatkan bahasa secara tertutup, tetapi harus
melihat konteks, terutama bagaimana ideologi dari kelompok-kelompok yang ada
tersebut berperan dalam membentuk wacana. Dalam teks berita misalnya, seperti
yang dicontohkan Eriyanto (2001:14), dapat dianalisis apakah teks yang muncul
tersebut pencerminan dari ideologi seseorang, apakah dia feminis, antifeminis,
kapitalis, sosialis, dan sebagainya.
8
BAB 3. KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
Rosdakarya Offset.
10