Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS TEORI WACANA DAN IDEOLOGI PADA TEKS BERITA

MAKALAH

diajukan guna memenuhi tugas Matakuliah Analisis Wacana Kelas A

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Bambang Wibisono, M.Pd.
Drs. Budi Suyanto, M.Hum.

Oleh Kelompok 3:
1. Listyasari Hananie NIM 220110201010
2. Dewita Rahma Yuliana Shandi NIM 220110201041
3. Riski Rosalinda NIM 220110201042
4. Rantika Putri Yanto NIM 220110201051
5. Cintya Diyanti Utomo NIM 220110201071

JURUSAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS JEMBER
2023
PRAKATA

Puji syukur diucapkan kepada kehadirat Allah SWT atas segala berkat
serta rahmat-Nya, sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap dosen pengampu yaitu Pak
Drs. Budi Suyanto, M.Hum. yang telah memberikan materi terkait Analisis
Wacana sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “ANALISIS
TEORI WACANA DAN IDEOLOGI PADA TEKS BERITA” dengan baik.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca terkait wacana dan ideologi. Bahkan kami
berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa menjadi contoh bagi pembacanya
ketika menyusun makalah tentang wacana dan ideologi.

Bagi kami sebagai penyusun makalah, merasa bahwa masih banyak


kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jember, 6 Oktober 2023

DAFTAR ISI

i
PRAKATA i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan dan Manfaat 2
1.3.1 Tujuan 2
1.3.2 Manfaat 2
1.4 Tinjauan Pustaka 2
1.5 Landasan Teori 2
1.5.1 Analisis Wacana 2
1.5.2 Ideologi 3
1.5.3 Kaitan Analisis Wacana dengan Ideologi 3
1.5.4 Analisis Wacana pada Teks Berita 4
BAB 2. HASIL DAN PEMBAHASAN 5
2.1 Memahami Ideologi dalam Wacana 5
2.2 Kaitan Analisis Wacana dengan Ideologi 6
BAB 3. KESIMPULAN 9
DAFTAR PUSTAKA 10

ii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Wacana merupakan sesuatu hal yang selalu ada di sekitar masyarakat.
Wacana merupakan sebuah komunikasi antara pembicara dan pendengar dalam
bentuk lisan maupun tulisan yang membahas topik tertentu. Menurut Tarigan
(dalam Ratnaningsih, 2019:9) berpendapat bahwa wacana merupakan satuan
bahasa terlengkap, terbesar dan tertinggi. Wacana merupakan produksi bahasa
yang lebih kompleks karena berada di atas kalimat atau klausa. Wacana
dilengkapi dengan unsur koherensi kohesi yang berkesinambungan.
Kesinambungan yang dibentuk oleh unsur tersebut mampu membentuk awal dan
akhir yang nyata dan dapat disampaikan melalui ragam lisan atau tulisan. Sesuai
dengan topik penelitian, penulis akan menganalisis suatu wacana dalam idealisme.
Analisis wacana sendiri menurut Kartomihardjo (dalam Ratnaningsih, 2019:14)
merupakan cabang ilmu bahasa yang dikembangkan untuk menganalisa suatu unit
bahasa yang lebih besar daripada kalimat dengan menggunakan metode yang
menginterpretasikan ujaran yang sama dengan menghubungkannya pada konteks
tempat terjadinya ujaran, kemudian juga orang-orang yang terlibat dalam
interaksi, pengetahuan umum, kebiasaan, dan adat istiadat yang berlaku.
Penulis mengambil objek penelitian pada wacana berita berjudul ‘Iqbaal
Ramadhan: Gue Nggak Akan Mengorbankan Seni Demi Uang’ untuk dianalisis
dalam konsep ideologi wacana. Wacana tersebut memberitakan tentang aktor
yang bernama Iqbaal Ramadhan mengatakan bahwa ia tidak mau mengorbankan
seni demi mendapatkan uang. Alasan penulis menganalisis objek wacana tersebut
karena sesuai dengan teori yang dibahas, wacana tersebut mengandung sebuah
idealisme yang kuat yang dimiliki oleh seorang aktor bernama Iqbaal Ramadhan.
Dalam wacana berita, diketahui bahwa Iqbaal Ramadhan memiliki idealisme yang
berhubungan dengan pekerjaannya yaitu berakting. Oleh karena itu penulis
memilih objek wacana berita dengan judul ‘Iqbaal Ramadhan: Gue Nggak Akan
Mengorbankan Seni Demi Uang’ untuk dianalisis dalam konsep ideologi.

1
1.2 Rumusan Masalah
Untuk melakukan sebuah penelitian ilmiah diperlukan permasalahan yang
akan dikaji atau dibahas untuk menemukan jawabannya. Permasalahan yang akan
kami bahas dalam objek wacana berita yakni yang berjudul ‘Iqbaal Ramadhan:
Gue Nggak Akan Mengorbankan Seni Demi Uang’ dalam konsep ideologi.
1.3 Tujuan dan Manfaat
Dalam melakukan sebuah penelitian perlu mencantumkan tujuan dan
manfaat penelitian tersebut. Tujuan diartikan sebagai hal yang ingin dicapai dalam
analisis penelitian sedangkan manfaat diartikan sebagai hal yang diperoleh setelah
melakukan penelitian sebuah wacana.
1.3.1 Tujuan Umum / Manfaat
Sebuah penelitian tentu diharapkan dapat memberi manfaat dari hasil
penelitian. Manfaat penelitian dibagi menjadi dua kategori, pertama manfaat
secara teoritis dan kedua manfaat secara praktis. Tujuan umum yang ingin dicapai
dalam pembahasan ini adalah membuat pembaca memahami bagaimana ideologi
dalam suatu wacana dan memahami akan konsep ideologi dalam contoh objek
wacana yang menjadi topik penelitian, yakni ‘Iqbaal Ramadhan: Gue Nggak Akan
Mengorbankan Seni Demi Uang’.
1.3.2 Tujuan Khusus / Tujuan
Tujuan khusus dalam penelitian objek wacana ‘Iqbaal Ramadhan: Gue
Nggak Akan Mengorbankan Seni Demi Uang’ adalah untuk mendeskripsikan
konsep ideologi dalam sebuah wacana tersebut.
1.4 Tinjauan Pustaka
Belum dapat ditemukan objek kajian sebelumnya yang dapat peneliti
jadikan tinjauan pustaka dalam penelitian ini. Objek teks berita “Iqbaal
Ramadhan: Gue Nggak Akan Mengorbankan Seni demi Uang” yang terbit dalam
portal berita banten.suara.com tersebut belum pernah dikaji sebelumnya.
1.5 Landasan Teori
1.5.1 Analisis Wacana
Analisis wacana adalah ilmu baru yang muncul beberapa puluh tahun
belakangan ini. Aliran-aliran linguistik selama ini membatasi penganalisisannya

2
hanya kepada soal kalimat dan barulah belakangan ini sebagian ahli bahasa
memalingkan perhatiannya kepada penganalisisan wacana (Lubis, 1991:12).
Analisis wacana adalah studi tentang struktur pesan dalam komunikasi. Lebih
tepatnya lagi, analisis wacana adalah telaah mengenai aneka fungsi (pragmatik)
bahasa (Sobur, 2009:48). Dari beberapa pengertian-pengertian analisis wacana
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa analisis wacana adalah salah satu cabang
linguistik yang menganalisis pesan/makna yang dimaksud oleh penulis dengan
berfokuskan pada catatan prosesnya (lisan atau tertulis) dimana bahasa
merupakan faktor terpenting karena bahasa digunakan untuk menyatakan
keinginan.
1.5.2 Ideologi
Ideologi merupakan sistem ide-ide yang diungkapkan dalam komunikasi;
kesadaran adalah esensi atau totalitas dari sikap, pendapat, dan perasaan yang
dimiliki oleh individu-individu atau kelompok-kelompok. Secara positif, ideologi
dipersepsi sebagai suatu pandangan dunia yang menyatakan nilai-nilai kelompok
sosial tertentu untuk membela dan memajukan kepentingan-kepentingan mereka.
Sedangkan secara negatif, ideologi dilihat sebagai sebuah kesadaran palsu, yaitu
suatu kebutuhan untuk melakukan penipuan dengan cara memutarbalikkan
pemahaman orang lain mengenai realitas sosial (Sunarto, 2001:31). Ideologi bagi
masyarakat modern digunakan sebagai alat untuk memecahkan masalah. Menurut
Sargent (dalam Sunarto, 2001: 34), ideologi memberikan suatu gambaran
mengenai dunia, baik kini maupun di masa depan, serta bagaimana menyusun
kompleksitas dunia menjadi sederhana dan dapat dipahami.
Karl Marx (1812-1883) dan Fredrich Engels (1820) melihat ideologi
sebagai fabrikasi atau pemalsuan yang digunakan oleh sekelompok orang tertentu
untuk membenarkan diri mereka sendiri. Oleh karena itu, konsep ideologi sangat
jelas subjektif dan keberadaanya bisa saja untuk melegitimasi kelas kelas tertentu
di masyarakat.
1.5.3 Kaitan Analisis Wacana dengan Ideologi
Menurut Aart van Zoest, sebuah teks pasti tidak pernah lepas dari ideologi
dan selalu memiliki kemampuan untuk memanipulasi pembaca ke arah suatu

3
ideologi (van Zoest, 1991:70). Ideologi merupakan konsep sentral dalam analisis
wacana yang bersifat kritis. Hal ini terjadi karena teks, percakapan, dan lainnya
merupakan bentuk dari praktik ideologi atau pencerminan dari suatu ideologi
tertentu. (Eriyanto, 2001:13).
1.5.4 Analisis Wacana pada Teks Berita
Melalui analisis wacana, selanjutnya akan dapat ditemukan isi berita dan
kaitannya dengan muatan apa yang ingin disampaikan. Muatan-muatan tersebut
tentu dilandasi ideologi tertentu yang dapat dianalisis melalui kata, frasa, kalimat,
dan susunan bagaimana berita itu disampaikan. Dengan melihat bagaimana
bangunan struktur kebahasaan, analisis wacana lebih bisa melihat makna yang
tersembunyi dari suatu teks (Eriyanto, 2001).

4
BAB 2. HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Memahami Ideologi dalam Wacana


Ideologi merupakan sistem ide yang diungkapkan dalam komunikasi;
kesadaran adalah esensi atau totalitas dari sikap, pendapat, dan perasaan yang
dimiliki oleh setiap individu atau kelompok. Dalam berita “Iqbaal Ramadhan:
Gue Nggak Akan Mengorbankan Seni demi Uang” Iqbaal mengemukakan
ideologinya tentang seni dan alasan Iqbaal tidak mudah menerima tawaran film.
Dalam berita tersebut, Iqbaal memiliki idealisme yang ia pegang teguh. Iqbaal
mengaku tidak mudah dan sembarangan memilih pekerjaan dalam dunia akting.
Menurut Iqbaal, ia tidak akan mengorbankan kualitas seni yang dimiliki untuk
uang. “Gue nggak akan pernah mengorbankan art (seni) gua buat uang,” tutur
Iqbaal dilansir dari YouTube HAHAHA TV. Dari wacana yang diucapkan Iqbaal
dalam salah satu akun YT menjelaskan bahwa Iqbaal memiliki idealisme yang
kuat dalam memerankan seni. Iqbaal lebih memikirkan peran yang akan ia ambil
daripada seberapa besar uang yang akan ia terima.
Analisis wacana adalah salah satu alternatif dari analisis isi selain “analisis
isi kuantitatif yang dominan dan banyak dipakai. Jika analisis kuantitatif lebih
menekankan pada pertanyaan “apa” (what), analisis wacana lebih melihat pada
“bagaimana” (how) dari sebuah pesan atau teks komunikasi. Dalam pembahasan
kali ini, peneliti akan menganalisis teks berita dengan analisis wacana. Pesan dari
wacana yang disampaikan oleh Iqbaal adalah tentang pandangannya terhadap art
(seni). Idealisme yang Iqbaal pegang sebagai seorang aktor di dunia perfilman
Indonesia. Karena sebagai seorang aktor harus memiliki prinsip yang harus
dipegang. Aktor harus bisa memilih karakter yang cocok dengan pribadinya atau
bisa mengambil peran sesuai dengan yang ia inginkan. Apabila peran atau
karakter yang diambil aktor tidak sesuai dan tidak diinginkan dikarenakan
banyaknya nominal uang yang didapatkan maka peran tersebut tidak akan sampai
kepada penikmat seni. Sehingga idealisme yang dimiliki oleh Iqbaal benar
adanya.

5
Iqbaal Ramadhan merupakan aktor dan penyanyi yang terkenal di
Indonesia, tidak menutup kemungkinan tawaran untuk memerankan sebuah tokoh
dalam film akan sering ia dapatkan. Tawaran-tawaran tersebut tidak langsung ia
setujui, karena Iqbaal memiliki idealisme tersendiri dalam memandang art (seni).
Dalam wacana yang diungkapkan oleh Iqbaal, mempengaruhi ideologi pembaca
dalam memandang sebuah art (seni). Sebelum adanya berita tersebut, banyak
orang yang berpikir bahwa seorang aktor akan mendapatkan banyak uang dalam
setiap proyek film yang dikerjakan. Hal tersebut, dijawab oleh Iqbaal dalam
obrolan bersama Ernest bahwa tidak semua tawaran ia terima. Iqbaal tidak akan
mengambil peran atau karakter yang tidak ia suka. Iqbaal akan mengambil peran
yang ia suka dan ia ingin perankan. Sehingga idealisme yang dimiliki oleh Iqbaal
mempengaruhi ideologi pembaca bahwa memandang sebuah seni tidak harus
dengan ukuran uang. Sebuah seni akan lebih diterima oleh penikmat seni jika
seorang aktor mendalami dan menyukai karakter yang ia perankan. Sehingga
banyaknya tawaran uang yang akan diberikan dalam sebuah proyek film tidak
akan bisa menggantikan kecocokan karakter yang akan diperankan oleh Iqbaal
Ramadhan.

2.2 Kaitan Analisis Wacana dengan Ideologi

Analisis wacana dan ideologi memiliki kaitan erat karena wacana sering
kali mencerminkan dan terbentuk oleh ideologi. Ideologi merujuk pada
seperangkat keyakinan, nilai, dan pandangan dunia yang membentuk cara kita
memahami dan menjelaskan fenomena sosial, politik, dan budaya. Di sisi lain,
analisis wacana adalah pendekatan yang digunakan untuk memahami bagaimana
bahasa digunakan untuk menciptakan makna dalam suatu konteks tertentu.
Dengan menganalisis wacana dengan fokus pada ideologi, kita dapat
mendapatkan wawasan lebih dalam tentang bagaimana bahasa berperan dalam
membentuk pemikiran dan tindakan dalam suatu masyarakat.

Berdasarkan dua pengertian ideologi yang bertolak belakang, Iqbaal


Ramadhan selama berkiprah di dunia perfilman mempunyai suatu pandangan

6
yang dapat dikonversikan sebagai nilai atau value pada karakter yang telah
ditetapkan oleh dirinya. Tentu saja dunia perfilman tersebut akan membentuk
suatu kelompok sosial yang akan selalu dikembangkan oleh para pemain film,
termasuk Iqbaal sendiri. Wacana dapat mencerminkan dan membentuk perubahan
sosial yang terkait dengan ideologi. Sehingga peneliti dapat melihat bagaimana
bahasa digunakan untuk memobilisasi dukungan Iqbaal Ramadhan untuk
perubahan atau untuk mempertahankan status quo yang ada.

Bahasa yang diciptakan Iqbaal dalam mengungkapkan ideologinya dapat


menciptakan makna yang membuat pendengar atau pembaca berasumsi pendapat
yang beragam sehingga dapat menghasilkan makna yang pro atau kontra. Ideologi
dapat diidentifikasi berdasarkan bagaimana wacana itu memberikan pemaknaan
dari bagaimana penutur tersebut berbicara, pilihan katanya, struktur kalimat,
hingga pada gaya bahasanya. Melalui analisis wacana ini, peneliti dapat
mengidentifikasi bagaimana ideologi tertentu tercermin dan diwujudkan dalam
teks.

Ideologi tersebut dapat juga menciptakan perbedaan dan menentukan


identitas dalam masyarakat. Iqbaal menuturkan bahwa memandang sebuah seni
tidak harus dengan ukuran uang. Banyak sekali yang dapat kita lihat para aktor
yang menerima tawaran film dengan asal yang penting honornya besar, hal
tersebut tidak terjadi pada Iqbaal Ramadhan. Dengan menetapkan pandangan
yang seperti itu, Iqbaal memiliki kekuasaan dan kontrol terhadap tawaran film-
film yang menurutnya tidak sesuai dengan minatnya. Sehingga peneliti
memahami bagaimana pesan-pesan yang direproduksi Iqbaal Ramadhan, dan
memahami bagaimana bahasa digunakan untuk mempertahankan atau menantang
struktur kekuasaan yang ada. Menurut teoretikus kritis Lull (1998) berpendapat
bahwa pergeseran bahasa yang tampaknya kecil ini dapat memperlancar analisis,
hal tersebut merupakan sebuah alasan utama mengapa istilah “ideologi” disukai
oleh para pengamat analisis wacana.

7
Peranan wacana dalam kerangka ideologi dimaksudkan untuk mengatur
masalah tindakan dan praktik individu atau anggota suatu kelompok. Ideologi
membuat anggota dari suatu kelompok akan bertindak dalam situasi yang sama,
dapat menghubungkan masalah mereka, dan memberinya kontribusi dalam
membentuk solidaritas dan kohesi di dalam kelompok. Dalam perspektif ini,
ideologi mempunyai beberapa implikasi penting. Pertama, ideologi secara inheren
bersifat sosial, tidak personal atau individual: ia membutuhkan share di antara
anggota kelompok, organisasi atau kolektivitas orang lainnya. Hal yang di share-
kan tersebut bagi anggota kelompok digunakan membentuk solidaritas dan
kesatuan langkah dalam bertindak dan bersikap. Katakanlah kelompok yang
mempunyai ideologi feminis antirasis, dan prolingkungan. Kedua, ideologi
meskipun bersifat sosial, ia digunakan secara internal di antara anggota kelompok
atau komunitas.

Oleh karena itu, ideologi tidak hanya menyediakan fungsi koordinatif dan
kohesi, tetapi juga membentuk identitas diri kelompok, membedakan dengan
kelompok lain. Ideologi di sini bersifat umum, abstrak dan nilai-nilai yang terbagi
antaranggota kelompok menyediakan dasar bagaimana masalah harus dilihat.
Dengan pandangan semacam ini, wacana lalu tidak dipahami sebagai sesuatu yang
netral dan berlangsung secara alamiah, karena dalam setiap wacana selalu
terkandung ideologi untuk mendominasi dan berebut pengaruh. Oleh karena itu,
analisis wacana tidak bisa menempatkan bahasa secara tertutup, tetapi harus
melihat konteks, terutama bagaimana ideologi dari kelompok-kelompok yang ada
tersebut berperan dalam membentuk wacana. Dalam teks berita misalnya, seperti
yang dicontohkan Eriyanto (2001:14), dapat dianalisis apakah teks yang muncul
tersebut pencerminan dari ideologi seseorang, apakah dia feminis, antifeminis,
kapitalis, sosialis, dan sebagainya.

8
BAB 3. KESIMPULAN

Ideologi merupakan sistem ide yang diungkapkan dalam komunikasi;


kesadaran adalah esensi atau totalitas dari sikap, pendapat, dan perasaan yang
dimiliki oleh setiap individu atau kelompok. Sebuah teks tentunya tidak pernah
lepas dari ideologi dan selalu memiliki kemampuan untuk memanipulasi pembaca
ke arah suatu ideologi, seperti pada wacana yang diucapkan Iqbaal Ramadhan
terkait penerimaan tawaran pekerjaan yang tidak dilakukan semata hanya demi
uang. Dari wacana yang diucapkan Iqbaal dalam salah satu akun YouTube,
menjelaskan bahwa Iqbaal memiliki idealisme yang kuat dalam memerankan seni.
Wacana yang diucapkan Iqbaal mempengaruhi ideologi pembaca dalam
memandang sebuah seni (art), yang mana memandang sebuah seni tidak harus
dengan ukuran uang. Apabila peran atau karakter yang diambil aktor tidak sesuai
dan tidak diinginkan dikarenakan banyaknya nominal uang yang didapatkan maka
peran tersebut tidak akan sampai kepada penikmat seni.

9
DAFTAR PUSTAKA

Eriyanto. 2011. Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media.Yogyakarta:


LKis.

Ratnaningsih, D. 2019. Analisis Wacana Kritis Sebuah Teori dan Implementasi.

Lampung Utara: Universitas Muhammadiyah Kotabumi.

Sobur, A. 2004. ANALISIS TEKS MEDIA Suatu Pengantar untuk Analisis

Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya Offset.

10

Anda mungkin juga menyukai