Anda di halaman 1dari 15

KURIKULUM TAHUN 1994 DAN

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

Dosen Pengampu Mata Kuliah: Heny Friantary, M.Pd.

Disusun oleh : Kelompok 7

1. Nendi Reza Adin Tya (2011290016)


2. Sitti Fathiah Fajriani (2011290019)
3. Nafikri Nafiatun (2011290024)
4. Indi Zinora (2011290026)

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INDONESIA

FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO

BENGKULU

2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan ka
runia-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta sa
lam semoga tetap tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Tidak lupa pula pe
nulis ucapkan terima kasih kepada ibu Heny Friantary, M.Pd. selaku dosen mata kuli
ah Kurikulum Bahasa Indonesia yang senantiasa membimbing penulis dalam menyel
esaikan tugas makalah ini.
Makalah yang berjudul ”Kurikulum Tahun 1994 dan Kurikulum Berbasis
Kompetensi” ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
Kurikulum Bahasa Indonesia.
Bilamana ada beberapa kesalahan yang terdapat dalam makalah ini, izinkan p
enulis menghaturkan permohonan maaf. Sebab, makalah ini tiada sempurna dan
masih memiliki banyak kelemahan. Penulis juga berharap para pembaca makalah ini
dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis. Semoga maka
lah ini bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan, ilmu pengetahuan, d
an menjadi acuan untuk menulis makalah lainnya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bengkulu, 02 Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
KURIKULUM TAHUN 1994
A. Pengertian Kurikulum Tahun 1994
B. Karakteristik Kurikulum Tahun 1994
C. Implementasi Kurikulum Tahun 1994
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK)
A. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
B. Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
C. Implikasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
BAB III PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk dapat menyelenggarakan kegitan belajar mengajar, salah satu hal
yang paling dibutuhkan sebuah lembaga pendidikan adalah kurikulum.
Kurikulum bukan hanya sekedar kumpulan mata pelajaran yang akan guru
ajarkan kepada siswanya dengan pemberian nilai sebagai pencapaian hasil belajar
mereka saja, tetapi kurikulum harus mampu mengakomodasikan seluruh
kebutuhan peserta didik secara individula yang ditinjau dari segi kemampuan
belajar dan waktu belajar. Oleh karena itu, merumuskan sebuah kurikulum
bukanlah masalah yang mudah. Ada banyak sekali faktor yang harus di
pertimbangkan untuk dapat menghasilkan sebuah kurikulum.
Seiring berkembangan zaman, kurikulum telah banyak mengalami
pergantian. Hal ini dikarenakan adanya fenomena dalam era global masa kini.
Dalam dunia kerja, era global akan selalu menimbulkan ketidakpastian, semakin
cepat dan sering sekali berubah, dan menuntut fleksibilitas yang besar. Sumber
daya manusia yang diminta harus memiliki kemampuan bekerja dalam bidangnya
dan dapat menguasi diri dalam menghadapi perubahan. Hal ini pun membuat
lembaga pendidikan mendapatkan tantangan baru, dan selalu merumuskan
kurikulum terbaru yang sesuai dengan berkembangan zaman agar dapat
menyiapkan peserta didik yang memiliki kemampuan bekerja yang berkualitas di
masa depan.
Pusat kurikulum sampai saat ini adalah satu-satunya lembaga resmi yang
telah banyak menelurkan kurikulum sekolah bagi lembaga sekolah
penyelenggara pendidikan nasional Indonesia. Telah tercatat sebanyak 10 macam
kurikulum yang sudah pernah diterapkan dalam pendidikan di Indonesia, yaitu: 7
kurikulum 1947, kurikulum 1952, kurikulum 1964, 1968, kurikulum 1975,
kurikulum 1984, kurikulum 1944, kurikulum 1999 edisi revisi kurikulum 1944,

1
kurikulum berbasis kompetensi (KBK), kurikulum KTSP (2006), dan kurikulum
2013 (K13). Dari semua kurikulum tersebut, masing-masing memiliki ciri khas
dan karakteristik tersendiri sebagai bentuk upaya dalam menghadirkan para
peserta didik yang paling sesuai dengan zamannya. Dan pada makalah ini yang
akan dibahas lebih lanjut mengenai kurikulum tahun 1994 dan kurikulum
berbasis kompetensi (KBK).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan masalah seba
gai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan kurikulum tahun 1994?
2. Bagaimana karakteristik dari kurikulum tahun 1994?
3. Bagaimana Implementasi dari kurikulum tahun 1994?
4. Apakah yang dimaksud dengan kurikulum berbasis kompetensi (KBK)?
5. Bagaimana karakteristik kurikulum berbasis kompetensi (KBK)?
6. Bagaimana implikasi dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK)?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian kurikulum tahun 1994.
2. Mengetahui karakteristik dari kurikulum tahun 1994.
3. Mengetahui Implementasi dari kurikulum tahun 1994.
4. Mengetahui pengertian kurikulum berbasis kompetensi (KBK).
5. Mengetahui karakteristik kurikulum berbasis kompetensi (KBK).
6. Mengetahui implikasi kurikulum berbasis kompetensi (KBK).
.

2
BAB II
PEMBAHASAN

I. KURIKULUM TAHUN 1994


A. Pengertian Kurikulum Tahun 1994
Menurut Wikipedia (2016), kurikulum 1994 atay K-94 merupakan seb
uah kurikulum operasional pendidikan yang disusun dan dilaksanakan oleh m
asing-masing satuan lembaga pendidikan di Indonesia dan telah diterapkan sej
ak tahun 1994/1995 hingga tahun 2003/2004. Imron (2018: 20) mengemukaka
n bahwa kurikulum tahun 1994 ditetapkan ketika menteri pendidikan dijabat o
leh Prof. Dr. Ing Wardiman Djojonegoro seorang teknokrat yang menimba il
mu di Jerman Barat bersama B. J Habibie.
Kehadiran kurikulum 1994 ini dikatakan sebagai penyempurnaan dari
kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan UU no. 2 tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian wakt
u terhadap pembelajaran, karena adanya perubahan dari sistem semester menj
adi sistem caturwulan. Dengan diterapkanya sistem caturwulan yang pembagi
an waktunya dalam setahun menjadi tiga tahap, lembaga pendidikan berharap
bahwa sistem ini dapat memberikan siswa kesempatan untuk dapat menerima
lebih banyak materi pelajaran.
Menurut Lise dan Fendy (2019 :109) kurikulum tahun 1994 ini dikem
bangkan berdasarkan kelemahan kurikulum 1984 yang menekankan pola peng
ajaran yang berorientasi pada teori belajar mengajar dan kurang memperhatika
n muatan isi di dalam pelajaran. Maka dari penjelasan di atas dapat disimpulk
an bahwa kurikulum tahun 1994 merupakan sebuah kurikulum operasional pe
ndidikan yang lahir dan dikembangkan sebagai penyempurna dari kelemahan
yang dimiliki kurikulum 1984 dan kurikulum tahun 1994 sudah mulai diterap
kan sejak tahun ajaran 1994/1995.

3
Adapun Imron (2018:20) menyatakan terdapat beberapa ketentuan yan
g ada didalam kurikulum tahun 1994, yaitu :
1. Bersifat objective based curriculum.
2. Nama SMP diganti menjadi SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama),
SMA menjadi SMU (Sekolah Menengah Umum).
3. Mata pelajaran PSBB dihapus.
4. Program Pengajaran SD dan SLTP disusun 13 mata pelajaran.
5. Program pengajaran SMU disusun 10 mata pelajaran.
6. Penjurusan SMA dilakukan di kelas 2 yang terdiri dari program IPA, IP
S, dan Bahasa.
Setelah menganalisi kelemahan dari kurikulum tahun 1984, para ahli p
un telah menetapkan ide pokok dari kurikulum  1994 yaitu pembelajaran activ
e learning (pembelajaran aktif) yang menekankan pada pendekatan konsep da
n keterampilan proses. Imron (2018:20) kembali mengemukakan bahwa pada
saat reformasi di tahun 1998, kurikulum tahun 1994 telah mengalami penyesu
aian-penyesuaian dalam rangka mengakomodasikan tuntutan reformasi. Karen
a hal inilah muncul suplemen kurikulum 1994 yang lahir di tahun 1994. Dala
m supplement tersebut terdapat beberapa penyesuaian terhadap materi pelajara
n terutama pada mata pelajaran sosial, seperti Sejarah, PPKN, dan pelajaran la
innya.
Adapun berikut beberapa ciri-ciri kurikulum tahun 1994 yang paling m
enonjol, yaitu :
1. Pembagian tahapan pembelajaran di sekolah menggunakan sistem catur w
ulan.
2. Pembelajaran di sekolah lebih berorientasi pada materi pelajaran, sehingg
a materi pelajaran menjadi lebih cukup padat.
3. Adanya pemberlakuan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di Indon
esia.

4
Kurikulum tahun 1994 ini bersifat kurikulum inti, sehingga daerah-dae
rah khusus pun dapat mengembangkan pengajarannya sendiri sesuai dengan k
ebutuhan di lingkungan masyarakat.
Dalam pelaksanaan kegiatan kurikulum 1994 juga, para guru dapat me
milih dan menggunakan strategi yang membuat siswa terlibat aktif dalam pro
ses belajarnya, baik itu secara mentak, fisik, maupun sosial. Untuk membuat
siswa aktif belajar, pendidik dapat memberikan bentuk soal yang mengarah ja
waban yang konvergen, divergen, dan penyelidikan.
B. Karakteristik Kurikulum Tahun 1994
Kurikulum tahun 1994 merupakan suatu kurikulum hasil upaya dalam
memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya, terutama kurikulum 1984.
Namun sayangnya akibat dari upaya perpaduan ini malah menjadikan kurikulum
1994 menjelma menjadi kurikulum super padat. Hal ini disebabkan oleh beban
belajar siswa dinilai terlalu berat, dari muatan nasional sampai muatan lokal.
Zainuri (2018:34) mengatakan bahwa adanya kejatuhan rezim Soeharto pada
1998 yang diikuti lahirnya suplemen kurikulum 1999, menimbulkan perubahan
pada kurikulum 1994 yang hanya dapat menambal sejumlah materi pelajaran
saja. Menurut Trisnawati dan kawan-kawan (2022:7) berikut ciri-ciri kurikulum
1994:
1. Kurikulum bersifat objective based kurikulum.
2. Mempergunakan sistem caturwulan.
3. Pelajaran di sekolah lebih menekankan materi yang cukup padat.
4. Kurikulum tahun 1994 bersifat populis, yaitu memberlakukan satu sistem
kurikulum untuk seluruh siswa di Indonesia.
5. Dalam pelaksanaa kegiatan, guru menggunakn strategi yang melibatkan
siswa aktif belajar baik secara fisik, mental, maupun sosial.
Lalu adapun Muhammedi (2016: 56) mengemukakan bahwa terdapat
karakteristik atau ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994,
di antaranya sebagai berikut :

5
a. Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan.
b. Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup
padat (berorientasi kepada materi pelajaran)
c. Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem
kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersif
at kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan p
engajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masyar
akat sekitar.
d. Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunaka
n strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental,
fisik, dan sosial. Dalam mengaktifkan siswa guru dapat memberikan ben
tuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen divergen (terbuka, d
imungkinkan lebih dari satu jawaban), dan penyelidikan.
e. Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan
kekhasan konsep atau pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa,
sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara pengajaran yang m
enekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan
keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
f. Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mud
ah ke hal yang sulit, dan dari hal yang sederhana ke hal yang komplek.
g. Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan u
ntuk pemantapan pemahaman siswa.
C. Implementasi Kurikulum Tahun 1994
Kurikulum tahun 1994 sudah mulai diberlakukan secara bertahap sejak
tahun ajaran 1994/1995. Menurut Hamid (2019: 202) Kurikulum tahun 1994
ini disusun dengan bertujuan agar proses pendidikan dapat selalu
menyesuaikan diri dengan tantangan zaman yang terus berkembang, sehingga
mutu pendidikan pun dapat semakin meningkat. Di bentuknya kurikulum
tahun 1994 sendiri karena kurikulum tahun 1984 yang telah diterapkan selama

6
10 tahun dipandang sudah sangat membutuhkan suatu pembaharuan, sebab
menurut hasil-hasil pengkajian, telah ditemukan adanya materi kurikulum
tahun 1984 yang tumpang tindih dengan materi yang lainnya sehingga
memerlukan perubahan. Misalnya adanya tumpang tindih antara materi PMP,
Sejarah Nasional, dan PSPB. Didalam kurikulum 1994, materi-materi tersebut
tidak tumpang tindih sebab strukturnya lebih disederhanakan.
Disahkannya UU no 2/1989 tentang sistem Pendidikan Nasional yang
sudah diikuti oleh berbagai peraturan pemerintahan tentunya memiliki
implikasi yang membuat kurikulum pendidikan mengalami penyesuaian.
Hamid (2019: 202) menyatakan bahwa menyusul terjadinya informasi, maka
dilakukan revisi kembali atas kurikulum 1994 dengan menyusun kembali
struktur programnya yang setelah itu dikenal dengan kurikulum 1994 yang
telah disempurnakan.
II. KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK)
A. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan kurikulum pengganti dari
kurikulum 1994. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) juga disebut
sebagai kurikulum 2004. Trisnawati (2020:7) mengemukakan bahwa
kurikulum ini mengharapkan para peserta didiknya dapat memiliki
pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap dalam hal berpikir dan bertindak
pada kehidupannya sehari-hari. Sebagai pengganti kurikulum 1994,
kurikulum berbasis kompetensi (KBK) atau kurikulum 2004 dalam program
pendidikannya harus mengandung tiga unsur pokoknya. Menurut Zainuri
(2018: 37) tiga unsur pokok tersebut, yaitu:
1. Pemilihan kompetensi yang sesuai.
2. Spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan
keberhasilan dalam mencapai kompetensi belajar.
3. Pengembangan pembelajaran.

7
Muzye (2002: 110) juga menyampaikan bawah kurikulum 1994 dan
kurikulum berbasis kompetensi memiliki perbedaan mendasar. Kurikulum
1994 menggunakan pendekatan penguasaan materi, sarat materi (over loaded),
dan isinya tumpang tindih (over lapping). Sedangkan KBK menggunakan
pendekatan penguasaan kompetensi tertentu, materinya sedikit tetapi
mendalam, komprehensif dan berkelanjutan, materinya kontekstual, dan
sebagainya.
Jadi kesimpulannya, pengertian dari kurikulum berbasis kompetensi
(KBK) merupakan kurikulum pengganti dari kurikulum 1994 yang
mengharapkan para peserta didiknya agar dapat memiliki pengetahuan,
keterampilan, nilai, dan sikap dalam berpikir dan bertindak.
B. Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Dalam kurikulum berbasis kompetensi atau kurikulum 2004 telah
mengupayakan agar kondisi setiap peserta didik dapat menerima dan memiliki
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang akan diwujudkan dalam
pada kebiasaan berpikir dan bertindaknya, sehingga proses penyampaiannya
harus bersifat konstekstual yang mempertimbangkan faktor kemampuan,
lingkungan, sumber, daya, norma, integrasi, dan aplikasi berbagai kecakapan
kinerja. Maka dari itulah kurikulum berbasis kompetensi ini berorientasi pada
pendekatan konstruktivisme. Adapun ciri-ciri atau karakteristik dari
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) menurut Ningsih (2021: 21-22),
yaitu :
1. Menekankan pada pencapaian kompetensi siswa, baik secara
individual maupun klasikal.
2. Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman.
3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan
metode yang bervariasi.
4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi sumber belajar yang
memenuhi unsur edukasi juga terlibat.

8
5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) berorientasi pada pendekatan konstruktivisme dan pada
kreativitas peserta didik untuk melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran.
Harapannya hal ini dapat meningkatkan pengalaman belajar peserta didik
sesuai dengan kebutuhannya. Kurikulum ini juga bertujuan untuk
menciptakan tamatan yang kompeten dan cerdas dalam membangu identitas
budaya dan bangsanya.
C. Implikasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau kurikulum 2004 yang
berorientasi pada pendekatan konstruktivisme dalam mencapai tujuannya,
berimplikasi pada penguasaan kognitif yang lebih dominan namun dalam
penguasaan keterampilannya kurang. Hal ini menjadikan lulusan pendidikan
dengan kurikulum berbasis kompetensi ini memiliki kemampuan yang
memadai terutama yang bersifat implikatif, sehingga kurikulum yang
berorientasi pada penguasaan kompetensi secara holistik ini sangatlah
diperlukan keberadaanya.
Muzye (2002: 110) memaparkan bahwa Implikasi dari KBK ini akan
menyebabkan pergeseran dari penguasaan pengetahuan (kognitif) menuju
pada penguasaan kompetensi tertentu. Lalu Muzye (2002: 110) kembali
menambahkan bahwa ada tiga macam kompetensi yang dituntut, yaitu :
1. Kompetensi Tamatan Atau Lulusan, yaitu komptensi minimal yang
harus dicapai siswa dari suatu jenjang pendidikan tertentu.
2. Kompetensi Umum Mata Pelajaran, yaitu kompetensi minimal yang
harus dicapai pada saat siswa menyelesaikan rumpun atau mata
pelajaran tertentu.
3. Kompetensi Dasar, yaitu kemampuan minimal yang harus dicapai
siswa dalam penguasaan konsep atau materi yang diajarkan.

9
Adapun Ahmadi (2013: 77) mengatakan bahwa upaya peningkatan
mutu pendidikan harus dilakukan secara menyeluruh yang mencakup
pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya, yaitu aspek-aspek
moral, akhlak, budi pekerti, pengetahuan, keterampilan, seni, olahraga, dan
perilaku.
Dengan ini dapat disimpulkan bahwa, implikasi dari pemberlakuan
KBK atau kurikulum 2004 cukup luas. Terutama yang menyangkut proses
pembelajaran, diantaranya yaitu pembaharuan pada lingkungan belajar,
metode pembelajaran, media belajar, bahan belajar, dan lain sebagainya.
Aspek-aspek tersebut telah menuntut adanya guru ataupun dosen yang juga
harus berbasis kompetensi. Hal ini karena belajar merupakan kegiatan aktif
siswa ataupun mahasiswa dalam membangun pemahaman didalam benaknya.
Oleh karena itu, guru atau dosen perlu memberikan dorongan kepada
siswa atau mahasiswanya agar dapat mengunakan otoritasnya dalam
membangun gagasan, sebab tanggung jawab belajar ada pada siswa atau
mahasiswa itu sendiri, tetapi guru atau dosen bertanggung untuk menciptakan
situasi yang mendorong prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab untuk belajar
sepanjang hayat para anak didiknya.

BAB III
PENUTUP

10
A. Simpulan

Kurikulum merupakan sebuah rancangan dalam kegiatan belajar mengajar bukan hanya
menentukan mata pelajaran akan tetapi kurikulum juga harus mampu
mengakomodasikan seluruh peserta didik secara individual yang di tinjau dari segi
kemampuan belajar dan waktu belajar

Namun seiring perkembangan zaman terdapat banyak sekali perubahan terhadap


kurikulum dikarenakan dunia kerja serta era global yang mejadi pusat utama terjadinya
perubahan kurikulum. Hal ini menjadi momok bagi lembaga pendidikan untuk kembali
merumuskan kurikulum terbaru yang sesuai dengan perkembangan zaman agar dapat
menyiapkan peserta didik yang memiliki kemampuan kerja yang mumpuni dimasa
depan.

Kurikulum di Indonesia telah tercatat sebanyak tuju kali melakuakan pergantian mulai
dari kurikulum 1947 hingga kurikulum 2013 (K13). Semua kurikulum tersebut memiliki
ciri khas masing-masing sesuai dengan upaya menghasilkan peserta didik yang memiliki
etos kerja yang berkompeten di masa yang mendatang.

B. Saran

Kebutuhan dalam dunia pendidikan saat ini begitu komplek. Begitu juga dengan
kurikulum yang ada karena kurikulum merupakan sebuah titik inti dalam kegiatan
belajar mengajar. Maka disarankan agar tiap lembaga pedidikan menerapkan suatu
kurikulum yang sesuai dengan keadaan dalam lingkup dunia pendidikan. Ini bertujuan
agar terciptanya proses belajar mengajar yang sesuai dan menghasilkan peserta didik
seperti yang diharapkan

DAFTAR PUSTAKA

11
Ahmadi. 2013. Manajemen Kurikulum: Pendidikan Kecakapan Hidup.Yogyakarta: P
ustaka Ifada.
Chamisijatin, Lise dan Fendy Hardian Permana .(2019). Telaah Kurikulum. Malang:
UMMPress.
Darmadi, Hamid. (2019). Pengantar Pendidikan Era Globalisasi. Banten: An1mage
Imanuel. (2016). Kurikulum 1994. Tersedia pada https://id.m.wikipedia.org/wiki/Isti
mewa:History/Kurikulum_1994. Diakses pada 14, Juli 2016.
Imron, Muhammad. (2018). Pengembangan Kurikulum 1994. INTAJUNA: Jurnal Ha
sil Penelitian. Vol. 2, No.1.
Insani, Farah Dina. (2019). Sejarah Perkembangan Kurikulum Di Indonesia Sejak Aw
al Kemerdekaan Hingga Saat Ini. Jurnal As-Salam I. Vol. VIII, No. 1. 
Ningsih, Ni Putu Diah Untari. (2021). Masa Depan Kurikulum di Pendidikan Vokasi.
JURNAL LAMPUHAYANG. Vol. 12, No. 1
Trisnawati, Septian Nur Ika., dkk. (2022). Kurikulum Prototipe Sebagai Opsi
Pendidikan Di Indonesia. Klaten: Tahta Media Grup.
Yantiee, Muzye. (2002). Catatan Kritis tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Jakarta: Jurnal Pendidikan Penabur. Vol. I, No. 01.
Zainuri, Ahmad. (2018). Konsep Dasar Kurikulum Pendidikan. Palembang: CV.
Amanah.

12

Anda mungkin juga menyukai