Anda di halaman 1dari 15

NAMA : NALA AVIVATUN NAFI’AH

NIM : 06040220084
MATA KULIAH : PENGEMBANGAN KURIKULUM (A)

RESUME 1

TUJUAN, URGENSI DAN MANFAAT MATA KULIAH PENGEMBANGAN


KURIKULUM

1. Tujuan Mempelajari Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum dan Perencanaan


Pembelajaran ialah agar mahasiswa mampu mengembangkan kurikulum dan menyusun
perencanaan pembelajaran sesuai dengan model kurikulum yang berlaku dan berbasis
integrasi keilmuan (integrated twin towers) untuk diaplikasikan dalam proses
pembelajaran di madrasah/sekolah.
2. Mata kuliah ini penting untuk dipajari karena Sebelum melaksanakan kegiatan
microteaching pada pada perkuliahan al-Ta'lim al-Musaghghar dan PLP-1, mahasiswa
perlu dibekali pengetahuan dasar tentang kurikulum dan bagaimana
merencanakan/mendesain pembelajaran bahasa Arab yang baik.
3. Adapun manfaat mempelajari mata kuliah ini yaitu mahasiswa memiliki kemampuan
dalam merencanakan dan mengembangakn pembelajaran yang baik yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran dan sebagai pembekalan praktek mengajar mahasiswa prodi
Pendidikan Bahasa Ara
RESUME II

KONSEP DASAR KURIKULUM PENDIDIKAN


A. DEFINISI KURIKULUM
Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu curir yang artinya pelari
dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga pada
zaman Romawi Kuno di Yunani, yang berarti jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis
start sampai finish. Adapun jarak disini diumpakan dengan sebuah kurikulum yang berisikan isi
dan materi pembelajaran yang harus ditempuh siswa untuk memperoleh ijazah. Kurikulum dalam
bahasan arab disebut juga dengan (manhaj). Sedangkan menurut terminologi, kurikulum adalah
seperangkat rencana pembelajaran yang terdiri dari isi dan materi-materi pelajaran yang
terstruktur, terprogram dan terencana dengan baik yang berkaitan dengan berbagai kegiatan dan
interaksi sosial di lingkungan dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar dengan tujuan
mencapai tujuan pendidikan.
B. DEFINISI PERKEMBANGAN KURIKULUM
Pengembangan kurikulum merupakan prosedur umum dalam kegiatan mendesain (designing),
menerapkan (implementation), dan mengevaluasi (evaluation) suatu kurikulum. Kurikulum disini
harus memiliki sifat adaptif, antisipatif dan aplikatif. Didalam perkembangannya tidak terlepas
dari para stakeholder yaitu administrator pendidikan, para ahli pendidikan ahli dalam kurikulum,
ahli dalam bidang ilmu pengetahuan, guru dan orang tua, serta tokoh masyarakat.
C. PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN KURIKULUM
Prinsip umum meliputi : berorientasi pada tujuan, relevansi, efisiensi dan efektivitas, fleksibilitas,
berkesinambungan, keseimbangan, keterpaduan, dan mutu.
Prinsip khusus meliputi :
1. Prinsip berkenaan dengan tujuan
2. Prinsip berkenaan dengan isi pendidikan
3. Prinsip berkenaan dengan proses pembelajaran
4. Prinsip berkenaan dengan media dan alat bantu
5. Prinsip berkenaan dengan evaluasi

D. SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM


a) Sebelum kemerdekaan
- Kompeni / Belanda : bertujuan untuk penyebaran agama
- Jepang : bertujuan untuk memenangkan perang
b) Setelah Kemerdekaan
- K. 1947 ( Rentjana Pelajaran)
- K. 1952 ( Rentjana Pelajaran Teruurai)
- K. 1964
- K. 1968
- K. 1975
- K. 1984 / CBSA
- K. 1994 & Suplemen K.1999
- K. 2004 ( KBK)
- KTSP 2006
- K. 13, Kurikulum Darurat dan Kurikulum Prototipe
- Kurikulum Merdeka

E. ANALISIS PERKEMBANGAN KURIKULUM BAHASA ARAB DI INDONESIA

Jika kita melihat kembali perkembangan kurikulum pembelajaran bahasa Arab di


Indonesia, maka setidaknya kita akan temukan kurikulum tahun 1964, 1974, 1984, 1994,
dan 2004. Kemudian kurikulum tahun 2004 disempurnakan dengan diterbitkannya
permendiknas No 22, 23, 24, tentang standar isi (SI) satuan pendidikan, standar
kompetensi lulusan (SKL) dan pelaksanaan SI dan SKL, dan juga didukung dengan
semangat otonomi daerah sehingga lahirlah kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
Pada kurikulum 1964, 1974, dan 1984 dapat kita lihat bahwa, bahasa Arab
diajarkan dengan pendekatan parsial (nadhoriatul furu’), baik ilmu bahasa, unsur bahasa
bahkan keterampilan bahasa, artinya dalam kurikulum tersebut antara unsur bahasa dan
keterampilan bahasa masing-masing menjadi mata pelajaran, seperti; Nahwu, Shorof,
balaghoh, adab, Muhadatsah, Muthola’ah, Insya’, Imla’, Khot, Mahfudhot, dan bahasa
Arab itu sendiri, dan masing-masing memiliki tema yang berbeda-beda. Sedangkan dalam
kurikulum Tahun 1994, bahasa Arab sudah mulai tampak diajarkan dengan pendekatan
satu kesatuan antara unsur bahasa (Ashwat, Mufrodat, dan Qowaid) dan keterampilan
berbahasa (Istima’, Kalam, Qiro’ah, dan Kitabah) dengan satu tema (Nadhoriyatul
Wahdhah), dan lebih tampak lagi pada kurikulum tahun 2004, dimana pembelajaran
bahasa Arab diarahkan pada penguasaan empat keterampilan berbahasa tersebut.
RESUME III
MEMAHAMI KURIKULUM KTSP
A. DEFINISI
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang disusun dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan berdasarkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang dikembangkan BSNP
B. KONSEP DASAR
KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional pasal 36 ayat 1 dan 2, sebagai berikut:
a) Pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan.
b) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik.
Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan KTSP adalah sebagai berikut:
a) KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik
daerah, serta sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik.
b) Sekolah dan komite sekolah mengembangkan KTSP dan silabusnya berdasarkan kerangka
dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, dibawah supervisi Dinas 6 Pendidikan
Kabupaten/Kota, dan Departemen Agama yang bertangggung jawab di bidang
pendidikan (Mapenda).
c) KTSP untuk setiap program studi di perguruan Tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh
masing-masing perguruan Tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan
C. PENILAIAN DALAM KTSP
Pada penilaian ini menerapkan penilaian PBK (Penilaian Berbasis Kelas). PBK adalah penilaian
sebagai assessment, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh dan mengefektifkan
informasi tentang hasil belajar siswa pada tingkat kelas selama dan setelah kegiatan belajar
mengajar.
Berikut ragam penilaian Kelas
1. Tes Tertulis
4. Penilaian Proyek
2. Penilaian Kinerja (Performance
5. Penilaian Hasil Kerja
Asessment)
3. Penilaian Portofolio 6. Penilaian hasil kerja
7. Penilaian Diri
D. LANDASAN KTSP
1. Pasal 36 Ayat 19 (2), Pasal 36 Ayat (3), Pasal 38 Ayat (2)
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan, pasal 1 Ayat (16), Ayat (17), Ayat (20)
3. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun
2014.
E. PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
Prinsip Pengembangan Kurikulum KTSP dikembangkan dengan mengacu pada Standar Isi (SI)
dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang
disusun oleh BSNP, serta memerhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah. Berdasarkan
ketentuan tersebut, kurikulum SD/MI dikembangkan dengandengan beberapa prinsip, pertama
yaitu berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya. Kedua, beragam dan terpadu kurikulum dikembangkan dengan memerhatikan
keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang. Ketiga, tanggap terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Keempat, relevan dengan kebutuhan
kehidupan. Kelima, menyeluruh dan berkesinambungan. Kenam, belajar sepanjang. Dan yang
terakhir yaitu seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
F. Bidang Studi Bahasa Arab di KTSP
KTSP bahasa Arab adalah sebuah kurikulum yang menekankan pada kompetensi berbahasa yakni
kompetensi menyimak, kompetensi berbicara, kompetensi membaca dan kompetensi menulis.
Untuk mencapai kompetensi tersebut guru bahasa Arab dituntut untuk dapat menciptakan
lingkungan Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) dengan
didukung penggunaan media, metode, serta pemilihan materi dan alat evaluasi yang tepat.
RESUME IV

MEMAHAMI KURIKULUM 2013


A. DEFINISI
Secara etimologi : kurikulum ( cuuriculum) berasal dari bahasa Yunani yaitu curir yang
artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. ”Curriculae” artinya jarak yang
harus ditempuh oleh seorang pelari.
Secara Terminologi : semua kegiatan dan pengalaman potensial dalam ruang lingkup
Pendidikan yang telah disiapkan secara ilmiah demi tercapainya tujuan Pendidikan.
Kurikulun 2013 merupakan kurikulum baru yang diterapkan sebagai wujud perkembangan
dari kurikulum 2006 atau KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang sudah
diterapkan selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum ini baru diterapkan secara serentak
diseluruh satuan Pendidikan pada tahun ajaran baru 2014-2015
B. ALASAN PERUBAHAN KURIKULUN DARI KTSP KE KURIKULUM 2013
Ada beberapa elemen mendasar dalam SNP yang mengalami perubahan sesuai tuntutan
kurikulum 2013. Di kurikulum 2013 ini ada 4 acuan yaitu : SKL, Standar Isu, Standar
Proses dan Standar Penilaian
 Untuk menjawab tantangan dan kompetensi masa depan yang terus berubah
 KTSP dianggap memberatkan peserta didik dengan banyaknya materi pelajaran yang
harus dipelajari.
 KTSP yang memberikan keleluasaan terhadap guru untuk membuat sebuah kurikulum
secara mandiri maupun secara individu ternyata tidak sesuai dengan apa yang diharapkan
C. PERBEDAAN KTSP 2006 dan Kurikulum 2013

 KTSP
 Mata pelajaran tertentu mendukung kompetensi tertentu. Untuk semua jenjang.
 Mata pelajaran dirancang berdiri sendiri dan memiliki kompetensi sendiri. Untuk
semua jenjang.
 Bahasa Indonesia sejajar dengan Mapel lain. Untuk jenjang SD.
 Tiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang berbeda. Untuk semua
jenjang.
 Tiap jenis konten pembelajaran diajarkan dengan terpisah (separated curriculum).
Untuk jenjang SD.
 Tematik untuk kelas I-III (belum integrated). Ini khusus untuk jenjang SD.
 TIK adalah mata pelajaran tersendiri. Ini khusus untuk jenjang SMP.
 Bahasa Indonesia sebagai pengetahuan. Untuk jenjang SMP/SMA/SMK. 9.
Untuk SMA ada penjurusan sejak kelas XI. Untuk jenjang SMA.
 SMA dan SMK tanpa kesamaan kompetensi. Untuk SMA dan SMK dan
penjurusan di SMK sangat detil (sampai keahlian). Untuk SMK.
 K13
 Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi. Untuk semua jenjang.
 Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan memiliki kompetensi
yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas. Untuk semua jenjang.
 Bahasa Indonesia sebagai penghela Mapel lain (sikap keterampilan
berbahasa).Untuk jenjang SD.
 Semua mata pelajaran diajarkan terkait dan terpadu dengan pendekatan yang sama
(saintifik) melalui mengamati, menanya, mencoba, dan menalar,...Untuk semua
jenjang.
 Bermacam jenis konten pembelajaran diajarkan terkait dan terpadu satu sama lain
( cross curriculum atau integrated curriculum). Untuk jenjang SD.
 Konten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan dijadikan konten penggerak mata
pelajaran lainnya. Untuk jenjang SD.
 Tematik untuk kelas I – VI. Untuk jenjang SD dan merupakan sarana
pembelajaran. Untuk Jenjang SMP.
 Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan carrier of knowledge. Untuk
jenjang SMP/SMA/SMK.
 Tidak ada penjurusan di SMA. Ada mata pelajaran wajib, peminatan, antar
minat, dan pendalaman minat. Untuk SMA dan SMK.
 SMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib yang sama terkait dasardasar
pengetahuan, keterampilan dan sikap.Untuk SMA dan SMK.
 Penjurusan di SMK tidak terlalu detil (sampai bidang studi), di dalamnya terdapat
pengelompokan pembelajaran dan pendalaman, Untuk jenjang SMA dan SMK.
Beberapa tahapan standar proses untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien
sebagai berikut :
1. Perencanaan Proses Pembelajaran meliputi silabus dan RPP
2. Pelaksanaan proses pembelajaran
3. Penilaian hasil dan proses pembelajaran
4. Pengawasan proses pembelajaran
Kemudian di bagian standar penilaian terdapat ruang lingkup dari penilaian yaitu: penilaian hasil
belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, penilaian hasil belajar oleh
pemerintah
RESUME 5
REGULASI KURIKULUM 2013

1. UU No 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS


a.) Bahwa pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
mengamanatkan Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum,mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan sosial. b.) Bahwa Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945 mengamanatkan Pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak
mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-
undang. c.) Bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan, Peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen
pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan
lokal,nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara
terencana,terarah,dan berkesinambungan,, d.) Bahwa Undang-undang Nomor 2 Tahun
1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional tidak memadai lagi dan perlu diganti serta
perlu disempurnakan agar sesuai dengan amanat perubahan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. e.) Bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud pada huruf a,b,c,dan perlu membentuk Undang-Undang
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Permendikbud No. 20 Tahun 2016 : Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar
dan Menengah digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar
proses, standar penilaian, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan Standar Kompetensi
lulusan tersebut meliputi Kompetensi Lulusan SD/MI SDLB Paket A: Kompetensi
Lulusan SMP/MTs SMPLB/Paket B dan Kompetensi Lulon SMA/MA/SMK MAK
SMALB Paket C.
3. Permendikbud No. 21 Tahun 2016 : Standar Isi terdiri dari Tingkat Kompetensi dan
Kompetensi Inti sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Kompetensi Inti
tersebut terdiri dari sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan kete pilan. Ruang
lingkup materi yang spesifik untuk setiap mata pelajaran dirumuskan berdasarkan
Tingkat Kompetensi dan Kompetensi Inti untuk mencapai kompetensi lulusan
minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
4. Permendikbud No. 22 Tahun 2016 : Standar Proses merupakan kriteria mengenai
pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan satuan pendidikan dasar
menengah untuk mencapai kompetensi lulusan.
5. Permendikbud No. 23 Tahun 2016 : berisi tentang standar penilaian pendidikan.
6. Permendikbud No. 37 Tahun 2018 : Berisi tentang perubahan atas peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 tahun 2016 tentang kompetensi inti
dan kompetensi dasar pelajaran pada kurikulum 2013 pada pendidikan dasar dan
pendidikanmenengah.Hal tersebut karena pada Permendikbud No 24 Tahun 2016
belum mengintegrasikan muatan informatika pada kompetensi dasar. 2 dan Pasal 3
disisipkan satu pasal yaitu pasal 2A yang berbunyi sebagai berikut: muatan
informatika pada sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah dapat digunakan sebagai alat
pembelajaran dan/atau dipelajari melalui ekstrakulikuler dan/atau muatan local. mata
pelajaran infomatika pada sekolah menengah pertama madrasah tsanawiyah dan
sekolah menegah atas/madrasah Aliyah dimuat dalam kompetensi dasar yang
digunakan sebagai acuan pembelajaran.
7. KMA 184 Tahun 2019 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum pada
Madrasah sebagai pengganti KMA No 117 Tahun 2014. : KMA Nomor 184 tahun
2019 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Pada Madrasah merupakan panduan
dalam mengiplemetasikan kurikulum di madrasah. Ruang lingkup keputusan ini
meliputi hal-hal sebagai berikut: a.) Struktur Kurikulum. b.) Pengembangan
implementai kurikulum. c.) Muatan lokal. d.) Ekstrakulikuler. e.) Pembelajaran pada
madrasah berasrama. f. Penilaian hasil belajar
8. Surat Edaran Mendikbud No. 14 Tahun 2019, tentang Penyederhanaan RPP
1.) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dilakukan dengan prinsip
efisiensi, efektif, dan berorientasi pada murid
2.) Bahwa dari 13 komponen RPP yang telah diatur dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Dasar dan Menengah, yang menjadi komponen inti adalah tujuan
pembelajaran, langkah-langkah (kegiatan) pembelajaran, dan penilaian
pembelajaran (assesment) yang wajib dilaksanakan oleh guru, sedangkan
komponen lainnya bersifat pelengkap. 3. Sekolah, kelompok guru mata pelajaran
sejenis dalam sekolah, kelompok kerja guru (KKG) / Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP), dan individu guru secara bebas dapat memilih, membuat,
menggunakan dan mengembangkan RPP secara mandiri untuk sebesar-besarnya
bagi keberhasilan pembelajaran. 4. Adapun RPP yang telah dibuat oleh guru dapat
digunakan dan dapat pula disesuaikan sesuai poin 1, 2, dan 3
9. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan :
Satuan pendidikan dalam kondisi khusus dapat menggunakan kurikulum yang sesuai
dengan kebutuhan pembelajaran peserta didik. Pelaksanaan kurikulum pada kondisi
khusus bertujuan untuk memberikan fleksibilitas bagi satuan pendidikan untuk
menentukan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran peserta didik.
Satuan pendidikan pada kondisi khusus dalam pelaksanaan pembelajaran dapat tetap
mengacu pada KurikulumNasional, menggunakan kurikulum darurat atau melakukan
penyederhanaan kurikulum secara mandiir
10. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2791 Tahun 2020,
tertanggal 18 Mei 2020 Panduan Kurikulum Darurat pada Madrasah
https://drive.google.com/file/d/1arJWp7VWduZtgiOKmt7ik_2j3D8oLANS/view
Yuridis Psikopedagogis Sosiologis Filosofis Kerangka Dasar 4 Landasan
yang sama

pada jenjang MI, MT dan MA, sepintas


hampir sama antara KMA 183 tahun 2019 dan KI dan KD pada KMA No. 183 tahun 2019
KMA 165 tahun 2014. Namun yang menjadi poin
Ranah sikap
penting pada KMA 183 2019 adalah bagaimana
siswa mempunyai kemauan untuk menjadi KI Dan KD
pembelajar sejati sepanjang hayat.
menekankan pada siswa yang
memiliki kapasitas pengetahuan
faktual dan konseptual KMA 165

Ranah Pengetahuan
Standar
menekankan pada siswa yang memiliki kapasitas pengetahuan praktis, Kompetensi prosedural dan metakognitif.
konseptual, penilaian pada aspek pengeta
Lulusan KMA 165
KMA 183
ANALISIS PERBEDAAN KMA
165 Tahun 2014 dengan KMA penilaian pada aspek pengetah
standar kelulusan KMA 165 183 Penilaian
siswa hanya ( kreatif) KMA 183
Tahun 2019
standar kelulusan siswa berupa ( kreativitas) ( produktivitas) ( berpikir kritis)
Ranah Keterampilan
( kemandirian) (kolaborasi)
KMA 183
(komunikasi melalui pendekatan saintifik)
RESUME VI

REGULASI KURIKULUM MERDEKA


Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang
beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk
mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Kurikulum Merdeka dikembangkan
sebagai bagian dari upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengatasi
krisis pembelajaran yang tercermin pada buruknya hasil belajar peserta didik dan lemahnya
literasi .
Regulasi Implementasi kurikulum merdeka tertuang pada Kepmendikbudristek No. 56
tentang pedoman penerapan Kurikulum Merdeka dan KMA 347 Tahun 2002. Untuk saat ini
satuan pendidikan diberi kebebasan memilih kurikulum yang akan ditetapkan yaitu: 1)
kurikulum 2013 secara penuh, 2) kurikulum darurat ( kurikulum 2013 yang disempurnakan),
3) kurikulum merdeka. Pemerintah menyiapkan angket untuk membantu satuan pendidikan
menilai tahap kesiapan untuk
menerapkan Kurikulum Merdeka dengan tiga pilihan kurikulum yaitu:
1.) Mandiri Belajar menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum
Merdeka tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan yang sedang diterapkan
(Kurikulum 2013 ditambah Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila)2.) Mandiri
Berubah - menerapkan Kurikulum Merdeka menggunakan perangkat ajar yang
sudah disediakn oleh pusat, 3.) Mandiri Berbagi - menerapkan Kurikulum
Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar
Adapun jika memilih Mandiri Berubah dan Mandiri Berbagi, Dapodik akan berubah
mengikuti Kurikulum Merdeka, sedangkan pilihan Mandiri Belajar masih menggunakan
Dapodik Kurikulum 2013. Pelaksanaan Kurikulum Merdeka diberlakukan secara
bertahap dengan ketentuan sebagai berikut:
 Tahun pertama dilaksanakan bagi peserta didik dengan usia 5 (lima) sampai
dengan 6 (enam) tahun pada pendidikan anak usia dini, serta peserta didik kelas
I, kelas IV, kelas VII, dan kelas X pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
Menengah
 Tahun kedua dilaksanakan bagi peserta didik dengan usia 4 (empat) sampai
dengan 6 (enam) tahun pada pendidikan anak usia dini, serta peserta didik kelas
I, kelas II, kelas IV, kelas V, kelas VII, kelas VIII, kelas X, dan kelas XI pada
jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah, dan
 Tahun ketiga dilaksanakan bagi peserta didik dengan usia 3 (tiga) sampai dengan
6 (enam) tahun tahun pada pendidikan anak usia dini, serta peserta didik kelas I,
kelas II, kelas III, kelas IV, kelas V, kelas VI, kelas VII, kelas VIII, kelas IX,
kelas X, kelas XI, dan kelas XII pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah.
Adapun diktum –diktum yang ada dalam KMA 347 Tahun 2022 sebagai berikut:
• Diktum KESATU Keputusan Menteri Agama KMA Nomor 347 Tahun 2022
Tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Merdeka Pada Madrasah menyatakan
menetapkan PedomanImplementasi Kurikulum Merdeka pada Madrasah
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Keputusan ini
• Diktum KEDUA KMA Nomor 347 Tahun 2022 Tentang Pedoman Implementasi
Kurikulum Merdeka Pada Madrasah menyatakan pedoman Implementasi
Kurikulum Merdeka pada Madrasah sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu
merupakan acuan bagi madrasah dan pemangku kepentingan lainnya dalam
strategi penyelenggaraan pembelajaran semua mata pelajaran di madrasah
• Diktum KETIGA : menyatakan Pedoman Implementasi Kurikulum Merdeka
pada Madrasah sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU memberikan
pilihan:a) Madrasah menerapkan Kurikulum 2013, dengan Standar Isi, Kompetensi
Inti (KI), dan Kompetensi Dasar (KD) yang ditetapkan oleh pemerintah, dengan
memberi kewenangan madrasah melakukan kreasi dan inovasi dalam
mengembangkan kurikulum operasional di masing-masing madrasah, b) Madrasah
menerapkan Kurikulum Merdeka dengan Standar Isi dan capaian Pembelajaran
yang ditetapkan oleh pemerintah dengan memberi kewenangan melakukan kreasi
dan inovasi dalam mengembangkan kurikulum masing – masing.
• Diktum KEEMPAT KMA Nomor 347 Tahun 2022 Tentang Pedoman
Implementasi Kurikulum Merdeka Pada Madrasah menyatakan Implementasi
kurikulum bagi Madrasah yang menerapkan Kurikulum 2013 sebagaimana
dimaksud dalam Diktum KETIGA huruf a yaitu :a) Standar Isi, Kompetensi Inti, dan
Kompetensi Dasar mata pelajaran selain Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab
berdasarkan ketetapan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi, b) Standar Isi, Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama
Islam dan Bahasa Arab berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 183 Tahun
2019, c) Implementasi Kurikulum Raudhatul Athfal (RA) berdasarkan Keputusan
MenteriAgama Nomor 792 Tahun 2018 dan, d) Implementasi kurikulum Madrasah
Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTS),Madrasah Aliyah (MA), dan
Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor
184 Tahun 2019
• Dktum KELIMA : Standar Isi dan Capaian Pembelajaran mata pelajaran selain
Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab berpedoman pada ketentuan yang
ditetapkanoleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dan
Standar Isi dan Capaian Pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Bahasa Arab mengacu pada ketentuan yang ditetapkan oleh Kementerian Agama
• Diktum KEENAM : Kurikulum Merdeka diterapkan di madrasah secara bertahap
mulai Tahun Pelajaran2022/2023, dan kurikulum Merdeka diterapkan pada RA, MI,
MTS, dan MA, dan MAK secara terbatas pada madrasah percontohan/pHoting yang
ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam.
• Diktum KETUJUH: Ketentuan mengenai beban belajar dan linieritas guru yang
mengajar pada Madrasah yang menerapkan Kurikulum Merdeka ditetapkan oleh
Direktur Jenderal Pendidikan Islam.
RESUME VII

PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

A. Pengertian Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Projek penguatan profil pelajar pancasila merupakan salah satu sarana pencapaian profil
pelajar pancasila. Menurut Sufyadi, S. et al. Projek penguatan profil pelajar pancasila
memberikan kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya.

B. Dimensi Dan Elemen Profil Pelajar Pancasila

1) Dimensi Beriman , bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia : 5
elemen dimensi ini adalah (a) akhlak beragama, (b) akhlak pribadi, (c) akhlak kepada
manusia, (d) akhlak kepada alam, dan (e) akhlak bernegara
2) Dimensi Berkebinekaan Global : Elemen kunci berkebinekaan global adalah
mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam
berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman
kebhinekaan
3) Dimensi Bergotong royong : elemen kuncinya yaitu kolaborasi, kepedulian, dan
berbagi.
4) Dimensi Mandiri: elemen kuncinya yaitu kesadaran akan diri dan situasi yang
dihadapi dan regulasi diri.
5) Dimensi Bernalar kritis: elemen kuncinya yaitu memperoleh dan memproses
informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, refleksi pemikiran
dan proses berpikir, dan mengambil keputusan
6) Dimensi Kreatif : elemen kuncinya yaitu menghasilkan gagasan yang orisinal dan
menghasilkan karya serta tindakan yang orisinal.

C. Prinsip-prinsip Kunci Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila meliputi: Holistik,


kontekstual, berpusat pada Peserta Didik, eksploratif

D. Tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila meliputi: Gaya Hidup Berkelanjutan
(SD‒ SMA), Kearifan Lokal (SD‒SMA), Bhinneka Tunggal Ika (SD‒SMA), Bangunlah
Jiwa dan Raganya (SMP‒SMA), Suara Demokrasi (SMP‒SMA), Berekayasa dan
Berteknologi untuk Membangun NKRI (SD‒SMA), Kewirausahaan (SD‒SMA)
D. Pemilihan Tema Umum Dalam Pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila dapat dilakukan berdasarkan:a)Tahap kesiapan satuan pendidikan dan pendidik
dalam menjalankan projek, b) Kalender belajar nasional, atau perayaan nasional atau
internasional, misalnya Tema "Gaya Hidup Berkelanjutan" dilaksanakan menjelang Hari
Bumi, atau tema "Bhinneka Tunggal Ika" dilaksanakan menjelang Hari Kemerdekaan
Indonesia, c) Isu atau topik yang sedang hangat terjadi atau menjadi fokus pembahasan atau
prioritas satuan pendidikan. Dalam hal ini, isu atau topik dapat dicari kesesuaian atau
keterkaitannya dengan 7 tema yang sudah ditentukan, d) Tema yang belum dilakukan di tahun
sebelumnya dan dapat mengulang siklus setelah semua tema sudah dipilih.
E. Menyusun Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Modul projek profil pada dasarnya memiliki komponen sebagai berikut:
Profil Modul :Tema dan topik atau judul modul, Fase atau jenjang sasaran, Durasi kegiatan
Tujuan: Pemetaan dimensi, elemen, sub elemen Profil Pelajar Pancasila yang menjadi tujuan
projek profil, Rubrik pencapaian berisi rumusan kompetensi yang sesuai dengan fase peserta
didik (Untuk Pendidikan Dasar dan Menengah)
Aktivitas :Alur aktivitas projek profil secara umum, Penjelasan detail tahapan kegiatan dan
asesmennya
Asesmen:Instrumen pengolahan hasil asesmen untuk menyimpulkan pencapaian projek profil
Tim fasilitator memiliki kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul projek
profil, untuk menyesuaikan dengan kondisi sekolah dan kebutuhan peserta didik. Modul dapat
diperkaya dengan menambahkan komponen berikut:
1. Deskripsi singkat projek profil 3. Alat, bahan, serta media belajar yang
perlu disiapkan
2. Pertanyaan pemantik untuk
memancing diskusi atau proses inkuiri 4. Referensi pendukung
peserta didik
Satuan pendidikan dapat menentukan pilihan pengembangan modul projek profil
sesuai dengan tingkat kesiapannya (sesuai kondisi dan kebutuhan) sebagai berikut:
1.) Tahap Awal : Menggunakan modul projek profil yang sudah tersedia: Melakukan
adaptasi modul dengan kondisi sekolah., 2.) Tahap berkembang : Menggunakan
modul projek profil yang sudah tersedia: Melakukan modifikasi di beberapa bagian
modul, baik dari topik, tujuan, aktivitas, maupun asesmennya sehingga lebih sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik, 3.) Tahap lanjutan : Merancang modul
projek profil secara mandiri: Melakukan penyusunan modul projek profil dari tahap
pemilihan tema dan tujuan hingga pengembangan aktivitas dan asesmen secara
mandiri.

Anda mungkin juga menyukai