Anda di halaman 1dari 24

http://jayharianto83.blogspot.

com/2013/12/kurikulum-kbk-ktsp-dan-kurikulum-
2013.html
Kurikulum KBK, KTSP, dan kurikulum 2013

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum di Indonesia telah
mengalami banyak sekali perubahan. Mulai dari kurikulum tradisional pasca kemerdekaan
sampai kurikulum modern.
Kemudian dikenal kurikulum modern hingga pada Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK), Kuikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan yang terakhir yaitu Kurikulum
2013. Dari ketiga kurikulum ini terjadi banyak perubahan dan perkembangan dalam
pendidikan di Indonesia.
Pada kurikulum berbasis kompetensi (KBK), siswa dituntut untuk memiliki suatu
kompetensi yang dihasilkan dari proses pembelajaran di sekolah, dan guru dalam kurikulum
ini hanya menjalankan kurikulum yang telah dirancang oleh pusat. Pada kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP), siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran dan kurikulum
yang digunakan adalah hasil dari rancangan tiap satuan pendidikan masing-masing dengan
melihat dari beberapa aspek. Kurikulum 2013 merupakan penyempurna dari kurikulum-
kurikulum yang ada sebelumnya.
Dalam makalah ini akan dibahas lebih banyak tentang kurikulum KBK, KTSP dan
kurikulum 2013. Yang mana tiga kurikulum inilah yang banyak menjadi permasalah dalam
ranah pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kurikulum?
2. Bagaimana hakikat kurikulum KBK, KTSP, dan Kurikulum 2013?
3. Bagaimana persamaan dan perbedaan antara ketiga kurikulum?

C. Tujuan Pembahasan
Dari beberapa rumusan masalah di atas, dapat disebutkan beberapa tujuan
pembahasan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum.
2. Untuk mengetahui hakikat kurikulum KBK, KTSP, dan Kurikulum 2013.
3. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan antara ketiga kurikulum.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum adalah suatu istilah yang berasal dari bahasa Yunani.[1] Pada
awalnya istilah ini digunakan untuk dunia olahraga, yaitu berupa jarak yang harus ditempuh
oleh pelari. Pada masa Yunani dahulu kala istilah kurikulum digunakan untuk
menunjukkan tahapan-tahapan yang harus dilalui atau ditempuh oleh seorang pelari dalam
perlombaan estafet yang dikenal dalam dunia atletik, proses lebih lanjut istilah ini ternyata
mengalami perkembangan, sehingga penggunaan istilah ini merambah ke dunia pendidikan.
Sejauh ini belum diketahui secara pasti kapan istilah kurikulum masuk dalam ranah
pendidikan. Persoalan ini memerlukan penelitian sejarah kurikulum yang lebih mendalam
untuk melihat lebih jauh mengenai sejarah istilah kurikulum yang dari awalnya telah
berkembang dari bahasa Yunani.
Secara etimologis, kurikulum merupakan tejemahan dari kata curriculum dalam
bahasa Inggris, yang berarti rencana pelajaran. Curriculum berasal dari bahasa latin currere
yang berarti berlari cepat, maju dengan cepat, menjalani dan berusaha untuk. Dari sudut
terminologi, pengertian kurikulum menurut S. Nasution[2] ialah sebagai sejumlah mata
pelajaran yang atau bahan ajar yang harus dikuasai murid dan diajarkan oleh guru untuk
mencapai suatu tingkatan atau ijazah.
Sedangkan pengertian kurikulum menurut para ahli kurikulum adalah perangkat
pendidikan yang merupakan jawaban terhadap kebutuhan dan tantangan masyarakat. Ada ahli
yang mengungkapkan bahwa kurikulum adalah pernyataan mengenai tujuan (MacDonald;
Popham), ada juga yang mengemukakan bahwa kurikulum adalah suatu rencana tertulis
(Tanner, 1980).
Dan berikut ini beberapa pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli:[3]
Pengertian Kurikulum Menurut Kerr, J. F (1968): Kurikulum adalah semua
pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan secara individu ataupun secara
kelompok, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Pengertian Kurikulum Menurut Inlow (1966): Kurikulum adalah usaha
menyeluruh yang dirancang oleh pihak sekolah untuk membimbing murid
memperoleh hasil pembelajaran yang sudah ditentukan.
Pengertian Kurikulum Menurut Neagley dan Evans (1967): kurikulum adalah
semua pengalaman yang dirancang dan dikemukakan oleh pihak sekolah.
Pengertian Kurikulum Menurut Beauchamp (1968): Kurikulum adalah dokumen
tertulis yang mengandung isi mata pelajaran yang diajar kepada peserta didik melalui
berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan
sehari-hari.
Pengertian Kurikulum Menurut Good V. Carter (1973): Kurikulum adalah
kumpulan kursus ataupun urutan pelajaran yang sistematik.
Pengertian Kurikulum Menurut UU No. 20 Tahun 2003: Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional.



B. Hakikat Kurikulum KBK, KTSP, dan Kurikulum 2013
1. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
a. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
Untuk memahami tentang pengertian kurikulum berbasis kompetensi (KBK) ini, perlu
dikemukakan terlebih dahulu pengertian dari kompetensi itu sendiri, Surat Keputusan
Mendiknas nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi mengemukakan
Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki
seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-
tugas di bidang pekerjaan tertentu. Kay (1977) mengemukakan bahwa kompetensi selalu
dilandasi oleh rasionalitas yang dilakukan dengan penuh kesadaran mengapa dan
bagaimana perbuatan tersebut dilakukan.[4]
Berdasarkan pengertian dari kurikulum dan kompetensi di atas, Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada
pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi
tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap
seperangkat kompetensi tertentu.[5]
Pusat kurikulum, Balitbang Depdiknas (2002) mendefinisikan bahwa kurikulum
berbasis kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan
hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan
pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah. Kurikulum
ini berorientasi pada: (1) hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik
melalui serangkaian pengalaman belajar yang bermakna, dan (2) keberagaman yang dapat
diwujudkan sesuai dengan kebutuhannya.
Dalam KBK, proses pembelajaran difokuskan pada pemerolehan kompetensi-
kompetensi oleh peserta didik. Oleh sebab itu, kurikulum ini mencakup sejumlah
kompetensi, dan seperangkat tujuan pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa,
sehingga pencapaiannya dapat diamati dalam bentuk perilaku atau keterampilan peserta didik
sebagai suatu kriteria keberhasilan. Kegiatan pembelajaran perlu diarahkan untuk membantu
peserta didik sekurang-kurangnya tingkat kompetensi minimal, agar mereka dapat mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
b. Karakteristik KBK
Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) memiliki sejumlah kompetensi yang harus
dikuasai oleh peserta didik, penilaian dilakukan berdasarkan standar khusus oleh peserta
didik, sebagai hasil demonstrasi kompetensi yang ditunjukkan oleh peserta didik,
pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan individual personal untuk menguasai
kompetensi yang dipersyaratkan.[6]
Depdiknas (2002) mengemukakan bahwa kurikulum berbasis kompetensi memiliki
karakteristik sebagai berikut :
1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.
2. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagamaan.
3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lain yang memenuhi unsur
edukatif.
5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau
pencapaian suatu kompetensi.


Selanjutnya Mulyasa menjelaskan bahwa sedikitnya dapat diidentifikasi enam
karakteristik kurikulum berbasis kompetensi, yaitu:
1. Sistem belajar dengan modul.
2. Menggunakan keseluruhan sumber belajar.
3. Pengalaman lapangan.
4. Strategi belajar individual personal.
5. Kemudahan belajar.
6. Belajar tuntas.

c. Komponen Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) merupakan kerangka pokok yang memiliki
empat komponen yaitu:
1. Kurikulum dan hasil belajar, di dalamnya berisi perencanaan pengembangan kompetensi
peserta didik yang perlu dicapai secara keseluruhan dari sejak lahir hingga selesai di sekolah
tingkat menengah (kira-kira pada umur 18 tahun).
2. Penilaian berbasis kelas, di dalamnya berisi prinsip, sasaran dan pelaksanaan penilaian
berkelanjutan yang lebih pasti dan akurat serta konsisten.
3. Kegiatan belajar dan mengajar, di dalamnya berisi gagasan-gagasan pokok tentang
pembelajaran dan pengajaran untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan.
4. Pengelolaan kurikulum berbasis sekolah, di dalamnya berisi berbagai bentuk pola
pengembangan dan pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya lain untuk
meningkatkan mutu pendidikan, sehingga berdampak baik bagi nasib bangsa dan Negara
kedepannya.
Dalam kurikulum berbasis kompetensi ini terdapat 9 mata pelajaran yang diajarkan yaitu,
pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan dan pengetahuan sosial, bahasa Indonesia,
matematika, IPA, kerajinan tangan dan kesenian, pendidikan jasmani, dan ditambahi kegiatan
yang mendukung kebiasaan, dan muatan lokal.
2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
a. Konsep Dasar KTSP
Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, Ayat 15) dikemukakan bahwa
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh
satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan undang-undang No.20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1), dan 2) sebagai berikut.[7]
1) Pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan
Tujuan Pendidikan Nasional.
2) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, petensi daerah, dan peserta didik.

b. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. KTSP yang merupakan
penyempurnaan dari Kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan/sekolah.[8] KTSP terdiri dari tujuan
pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan
pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Silabus adalah rencana pembelajaran pada
suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi ,
kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
c. Tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan
memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada
lembaga pendidikan. KTSP memberikan kesempatan kepada sekolah untuk berpartisipasi
aktif dalam pengembangan kurikulum.[9]
Secara khusus tujuan diterapkan KTSP adalah.
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam
mengembangkan kurikulum, mengelola, dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum
melalui pengambilan keputussan bersama.
3. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan
yang akan dicapai.
d. Karakteristik KTSP
KTSP merupakan bentuk operasional pengembangan kurikulum dalam konteks
desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah, yang akan memberikan wawasan baru
terhadap system yang sedang berjalan selama ini. Hal ini diharapkan depat membawa
dampak terhadap peningkatan efisiensi dan efektivitas kinerja sekolah, khususnya dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran.
Karekteristik KTSP bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan satuan
pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan sumber belajar,
profesionalisme tenaga kependidikan, serta system penilaian. Berdasrkan uraian di atas, dapat
dikemukakan beberapa karakteristik KTSP sebagai berikut; pemberian otonomi luas kepada
sekolah dan satuan pendidikan, partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi,
kepemimpinan yang demokratis dan professional, serta tim-kerja yang kompak dan
transparan.[10]
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan terdapat 11 mata pelajaran yang
diajarkan, sebagai berikut; pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa
Indonesia, matematika, IPA, IPS, kerajinan tangan dan kesenian, pendidikan jasmani, seni
budaya dan keterampilan, mulok, dan pengembangan diri.

e. Kelebihan Dan Kekurangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
1. Kelebihan.
Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.
Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin
meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program pendidikan.
KTSP memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan
mengembangkan mata pelajaran tertentu yang aspektabel bagi kebutuhan siswa..
KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan
kurang lebih 20%.
KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk
mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan.
2. Kekurangan.
Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan
satuan pendidikan yang ada
Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendikung sebagai kelengkapan dari
pelaksanaan KTSP
Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara Komprehensif baik
konsepnya, penyusunanya maupun prakteknya di lapangan
Penerapan KTSP yang merokomendasikan pengurangan jam pelajaran akan
berdampak berkurangnya pendapatan guru.
3. Kurikulum 2013
a. Pengertiaan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang sedang dalam tahap perencanaan dan
saat ini sedang dalam proses pelaksanaan oleh pemerintah, karena ini merupakan perubahan
dari struktur kurikulum KTSP. Perubahan ini dilakukan karena banyaknnya masalah dan
salah satu upaya untuk memperbaiki kurikulum yang kurang tepat.
Dalam KTSP, kegiatan pengembangan silabus merupakan kewenangan satuan
pendidikan, namun dalam Kurikulum 2013 kegiatan pengembangan silabus beralih menjadi
kewenangan pemerintah, kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara khusus
dikembangkan di satuan pendidikan yang bersangkutan.
Meskipun silabus sudah di kembangkan oleh pemerintah pusat , namun guru tetap
dituntut untuk dapat memahami seluruh pesan dan makna yang terkandung dalam silabus,
terutama untuk kepentingan operasionalisasi pembelajaran. Oleh karena itu, kajian silabus
tampak menjadi penting, baik dilakukan secara mandiri maupun kelompok sehingga
diharapkan para guru dapat memperoleh perspektif yang lebih tajam, utuh dan komprehensif
dalam memahami seluruh isi silabus yang telah disiapkan tersebut.
Adapun penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) masih merupakan
kewenangan guru yang bersangkutan, yaitu dengan berusaha mengembangkan dari Buku
Babon (termasuk silabus) yang telah disiapkan pemerintah.
b. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013
1. Kelebihan.
Lebih menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan inovatif, pendidikan
karakter juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu. Misalnya, pendidikan budi
pekerti luhur dan karakter harus diintegrasikan kesemua program studi.
Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau kota.
Seringkali anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk memaksimalkan potensi
mereka.
Merangsang pendidikan siswa dari awal, misalnya melalui jenjang pendidikan anak usia
dini.
Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu kemampuannya melalui
pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan kecakapan
profesionalisme secara terus menerus.
2. Kekurangan.
Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama dalam
kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan
kurikulum 2013.
Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum
2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih diberlakukan.
Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
untuk jenjang pendidikan dasar tidak tepat, karena rumpun ilmu pelajaran-pelajaran tersebut
berbeda.

Untuk jam pelajaran dan pembelajaran dalam kurikulum 2013 nanti, untuk SD yang
semula 10 mata pelajaran akan menjadi enam mata pelajarann yakni Matematika, Bahasa
Indonesia, Pendidikan Agama, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, serta Kesenian. Di lain pihak, materi IPA dan IPS menjadi tematik di
pelajaran-pelajaran lainnya. Untuk Siswa SMP dari 32 jam menjadi 38 jam pelajaran per
minggu. Mengacu kurikulum baru, jumlah mata pelajaran SMP yang semula 12 nanti menjadi
10 mata pelajaran. Mata ajar muatan lokal dan pengembangan diri akan melebur ke dalam
mata pelajaran seni budaya dan prakarya.
Sedangkan mata pelajaran yang lain tetap, yakni Pendidikan Agama, Pancasila dan
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, Seni Budaya
(muatan lokal), Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
c. PRO KONTRA PUBLIC TERHADAP KURIKULUM 2013
Kurikulum 2013, yang rencananya diterapkan mulai tahun ajaran 2013/2014, masih
menimbulkan pro dan kontra di kalangan praktisi pendidikan. Pihak yang mendukung
kurikulum baru menyatakan, Kurikulum 2013 memadatkan pelajaran sehingga tidak
membebani siswa, lebih fokus pada tantangan masa depan bangsa, dan tidak memberatkan
guru dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Pihak yang kontra menyatakan, Kurikulum 2013 justru kurang fokus karena
menggabungkan mata pelajaran IPA dengan Bahasa Indonesia di sekolah dasar. Ini terlalu
ideal karena tidak mempertimbangkan kemampuan guru serta tidak dilakukan uji coba dulu
di sejumlah sekolah sebelum diterapkan. Masa sosialisasinya juga terlalu pendek, kata
David Bambang, guru SD Negeri 03 Santas, Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan
Barat, Kamis (20/12).[11]

C. Persamaan dan Perbedaan Antara KBK, KTSP, dan Kurikulum 2013
Dalam perkembangan kurikulum di Indonesia terjadi banyak perubahan dalam sistem
pendidikan di Indonesia. Antara kurikulum yang satu dengan lainnya terdapat perbedaan,
tetapi juga masih ada persamaan di antara kurikulum itu.
1. Persamaan dan Perbedaan Kurikulum KBK dengan Kurikulum KTSP
a. Persamaan.
Sama sama menekankan pada aspek kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa
Sama sama merupakan kurikulum yang bersifat otonomi daerah dimana setiap daerah
diberikan kesempatan yng seluas-luasnya untuk mengembangkanya.
Adanya persamaan dalam perancangan pembelajaran berupa adanya standar kompetensi,
kompetensi dasar dan indikator pencapaian.
Sama sama adanya sistem evaluasi dalam penenentuan hasil belajar siswa.
Adanya kebebasan dalam pengembngan yang dilakukan oleh guru waluapun di KTSP itu
guru diberikan kebebasan yang lebih.
Sama -sama berorientasi pada prinsip pendidikan sepanjang hayat.
Sama- sama memerlukan sarana dan prasarana yang memadai
b. Perbedaan.
KBK KTSP
Kurang operasional Lebih operasional
Guru cenderung tidak kreatif Guru lebih kreatif
Guru menjabarkan kurikulum yang
dibuat Depdiknas
Guru membuat kurikulum sendiri
Sekolah kurang diberi kewenangan
untuk mengembangkan kurikulum
Sekolah diberi keleluasaan untuk
mengembangkan kurikulum
Kurang relevan dengan otonomi
daerah
Lebih relevan
2. Persamaan dan Perbedaan KTSP dengan Kurikulum 2013.
a. Persamaan.
Kurikulum 2006 (KTSP) dan Kurikulum 2013 sama-sama menampilkan teks sebagai
butir-butir KD.
Untuk struktur kurikulumnya baik pada KTSP atau pada 2013 sama-sama dibuat atau
dirancang oleh pemerintah tepatnya oleh Depdiknas.
Beberapa mata pelajaran masih ada yang sama seperti KTSP.
Terdapat kesamaan esensi kurikulum, misalnya pada pendekatan ilmiah yang pada
hakekatnya berpusat pada siswa. Dimana siswa yang mencari pengetahuan bukan menerima
pengetahuan.
b. Perbedaan.
No KTSP Kurikulum 2013
1 Mata pelajaran tertentu
mendukung kompetensi tertentu
Tiap mata pelajaran mendukung semua
kompetensi (Sikap, Keteampilan,
Pengetahuan)
2 Mata pelajaran dirancang berdiri
sendiri dan memiliki kompetensi
dasar sendiri
Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan
yang lain dan memiliki kompetensi dasar
yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas
3 Bahasa Indonesia sejajar dengan
mapel lain
Bahasa Indonesia sebagai penghela mapel
lain (sikap dan keterampilan berbahasa)
4 Tiap mata pelajaran diajarkan
dengan pendekatan berbeda
Semua mata pelajaran diajarkan dengan
pendekatan yang sama (saintifik) melalui
mengamati, menanya, mencoba, menalar
5 Tiap jenis konten pembelajaran
diajarkan terpisah
Bermacam jenis konten pembelajaran
diajarkan terkait dan terpadu satu sama
lainKonten ilmu pengetahuan diintegrasikan
dan dijadikan penggerak konten
pembelajaran lainnya
6 Tematik untuk kelas I-III (belum
integratif)
Tematik integratif untuk kelas I-III
7 TIK mata pelajaran sendiri TIK merupakan sarana pembelajaran,
dipergunakan sebagai media pembelajaran
mata pelajaran lain
8 Bahasa Indonesia sebagai
pengetahuan
Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi
dan carrier of knowledge
9 Untuk SMA ada penjurusan sejak
kelas XI
Tidak ada penjurusan SMA. Ada mata
pelajaran wajib, peminatan, antar minat, dan
pendalaman minat
10 SMA dan SMK tanpa kesamaan
kompetensi
SMA dan SMK memiliki mata pelajaran
wajib yang sama terkait dasar-dasar
pengetahuan, keterampilan dan sikap.
11 Penjurusan di SMK sangat detil Penjurusan di SMK tidak terlalu detil sampai
bidang studi, didalamnya terdapat
pengelompokkan peminatan


BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Sedangkan pengertian kurikulum
menurut para ahli kurikulum adalah perangkat pendidikan yang merupakan jawaban terhadap
kebutuhan dan tantangan masyarakat. Ada ahli yang mengungkapkan bahwa kurikulum
adalah pernyataan mengenai tujuan (MacDonald; Popham), ada juga yang mengemukakan
bahwa kurikulum adalah suatu rencana tertulis (Tanner, 1980).
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu konsep
kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi)
tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh
peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. KTSP yang
merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang
disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan/sekolah. KTSP terdiri dari
tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan
pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Silabus adalah rencana pembelajaran pada
suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi ,
kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Kurikulum 2013
merupakan kurikulum yang sedang dalam tahap perencanaan dan saat ini sedang dalam
proses pelaksanaan oleh pemerintah, karena ini merupakan perubahan dari struktur
kurikulum KTSP.
Dalam perkembangan kurikulum di Indonesia terjadi banyak perubahan dalam sistem
pendidikan di Indonesia. Antara kurikulum yang satu dengan lainnya terdapat perbedaan,
tetapi juga masih ada persamaan di antara kurikulum itu. Antara kurikulum KBK dengan
KTSP terdapat beberapa persamaan seperti, sama-sama menekankan pada aspek kompetensi
yang harus dimiliki oleh siswa dan sama-sama berorientasi pada prinsip pendidikan
sepanjang hayat. Dan juga persamaan antara KTSP dan Kurikulum 2013, seperti, Kurikulum
2006 (KTSP) dan Kurikulum 2013 sama-sama menampilkan teks sebagai butir-butir KD.

B. SARAN
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Dari pengertian kurikulum tersebut
dapat dipahami bagaimana pentingnya kurikulum dalam dunia pendidikan. Terkait dengan
bergantinya kurikulum pendidikan, sebaiknya kita harus tetap melaksanakannya agar
pendidikan di Indonesia ini bisa lebih baik lagi.
Kurikulum 2013 masih perlu ditinjau ulang dikarenakan sosialisasinya masih dapat
dibilang sangat minim dilakukan oleh pemerintah. Juga banyak sekali opini publik yang
kontra terhadap kurikulum 2013 ini.



DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, Lias. Tanpa tahun. Kurikulum dan Pemikiran Pendidikan. Jakarta: Gaung
Persada.
Mulyasa, E. 2005. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, Dan Implementas,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Muslich, Masnur. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
http://panduanmu.blogspot.com/2012/12/pro-kontra-kurikulum-2013.html.
http://www.pengertianahli.com/2013/09/pengertian-kurikulum-menurut-para- ahli.html





http://umikholifatun.blogspot.com/2013/12/perbedaan-kbk-ktsp-dan-kurikulum-2013.html
PERBEDAAN ANTARA KBK, KTSP, DAN KURIKULUM 2013
Pengertian Kurikulum secara umum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan
tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi
dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. (BSNP,2006: 1).
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang
kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa, penilaian, kegiatan belajar
mengajar, dan pemeberdayaan sumber daya pendidikan( Depdiknas 2002). KBK merupakan
sebuah konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan
(kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat
dirasakan oleh siswa, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau Kurikulum 2004, adalah kurikulum
dalam dunia pendidikan di Indonesia yang mulai diterapkan sejak tahun 2004 walau sudah
ada sekolah yang mulai menggunakan kurikulum ini sejak sebelum diterapkannya. Secara
materi, sebenarnya kurikulum ini tak berbeda dari Kurikulum 1994, perbedaannya hanya
pada cara para murid belajar di kelas.
Dalam kurikulum terdahulu, para murid dikondisikan dengan sistem caturwulan.
Sedangkan dalam kurikulum baru ini, para siswa dikondisikan dalam sistem semester.
Dahulu pun, para murid hanya belajar pada isi materi pelajaran belaka, yakni menerima
materi dari guru saja. Dalam kurikulum 2004 ini, para murid dituntut aktif mengembangkan
keterampilan untuk menerapkan IPTek tanpa meninggalkan kerja sama dan solidaritas, meski
sesungguhnya antar siswa saling berkompetisi. Jadi di sini, guru hanya bertindak sebagai
fasilitator, namun meski begitu pendidikan yang ada ialah pendidikan untuk semua. Dalam
kegiatan di kelas, para siswa bukan lagi objek, namun subjek. Dan setiap kegiatan siswa ada
nilainya.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum
operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang system Pendidikan nasional dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP
oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI)
danStandar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana
yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22
Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang
dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan
memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada
lembaga pendidikan. Secara khusus diterapkannya KTSP adalah untuk :
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam
menge,bangkan kurikulum, mengelola, dan memberdayakan sumber daya yang tersedia;
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum
melalui pengambilan keputuasan bersama;
3. Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan
yang akan dicapai.

Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun
pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu
sendiri. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan
kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP
mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan
dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata pelajaran,
dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.
Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan
pendidikan yang memuat:
kerangka dasar dan struktur kurikulum,
beban belajar,
kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di tingkat satuan
pendidikan, dan
kalender pendidikan.
SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari
satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok
mata pelajaran. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah
disepakati. Pemberlakuan KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL, ditetapkan oleh
kepala sekolah setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah. Dengan kata lain,
pemberlakuan KTSP sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi
dari Dinas Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional. Penyusunan KTSP selain
melibatkan guru dan karyawan juga melibatkan komite sekolah serta bila perlu para ahli dari
perguruan tinggi setempat. Dengan keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan KTSP
maka KTSP yang disusun akan sesuai dengan aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi
lingkungan dan kebutuhan masyarakat.
Kurikulum 2013
Sedangkan kurikulum terbaru saat ini yang digunakan di Indonesia yaitu Kurikulum
Tahun 2013, di mana kurikulum ini lebih mirip dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Model kurikulum berbasis kompetensi ini ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa
sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas
dalam berbagai mata pelajaran. Walaupun hampir mirip dengan model Kurikulum Berbasis
Kompetensi, akan tetapi masih ada juga perbedaan-perbedaannya. Kurikulum dikembangkan
dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dan
kemampuan yang mereka miliki. Di dalam kurikulum ini memandang bahwa setiap peserta
didik itu memiliki potensinya masing-masing yang perlu digali dan dikembangkan, sehingga
kelak potensinya tersebut dapat bermanfaat di dalam kehidupan si peserta didik nantinya
dalam bermasyarakat. Kurikulum ini dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa setiap peserta
didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar, sehingga dapat dikatakan bahwa guru
hanya sebagai fasilitator saja. Peran peserta didik di dalam kegiatan pembelajaran itu lebih
diutamakan, sehingga potensi-potensi yang ada di dalam diri peserta didik menjadi lebih
tersalurkan dan dapat berkembang. Penyelenggaraan pendidikan seperti yang disampaikan
dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai
generasi penerus bangsa di masa depan.

Perbedaan antara KBK, KTSP dan kurikulum 2013
KBK 2004:
Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi
Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi
Lulusan Mata Pelajaran
Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk
Pengetahuan
Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran
Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah
Pengembangan kurikulum sampai pada silabus
Tematik Kelas I dan II (mengacu mapel)

KTSP 2006:

Pada KTSP, sekolah diberikan keleluasaan untuk mendelegasikan seluruh isi kurikulum
melihat karakter, dan potensi lokal, KTSP tetap menekankan kompetensi akan tetapi lebih
dikerucutkan lagi dalam operasional dan implementasinya di sekolah.
Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi
Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran
Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk
Pengetahuan
Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran
Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah
Pengembangan kurikulum sampai pada komptensi dasar
Tematik Kelas I-III (mengacu mapel)

Kurikulum 2013:

Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan masyarakat
Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan
Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan
Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai
Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti (tiap kelas)
Pengembangan kurikulum sampai pada buku teks dan buku pedoman guru
Tematik integratif Kelas I-VI (mengacu kompetensi)

Tabel : Perbandingan Kurikulum 2004 dan 2006
ASPEK KURIKULUM 2004 KURIKULUM 2006
1. Landasan Hukum Tap MPR/GBHN Tahun 1999-
2004
UU No. 20/1999 Pemerintah-
an Daerah
UU Sisdiknas No 2/1989
kemudian diganti dengan UU
No. 20/2003
PP No. 25 Tahun 2000 tentang
pembagian kewenangan
UU No. 20/2003 Sisdiknas
PP No. 19/2005 SPN
Permendiknas No. 22/2006
Standar Isi
Permendiknas No. 23/2006
Standar Kompetensi Lulusan
2. Implementasi /
Pelaksanaan
Kurikulum
Bukan dengan Keputusan/
Peraturan Mendiknas RI
Keputusan Dirjen Dikdasmen
No.399a/C.C2/Kep/DS/2004
Tahun 2004.
Keputusan Direktur Dikme-
num No. 766a/C4/MN/2003
Tahun 2003, dan No. 1247a/
C4/MN/2003 Tahun 2003.
Peraturan Mendiknas RI No.
24/2006 tentang Pelaksanaan
Peraturan Menteri No. 22 tentang
SI dan No. 23 tentang SKL
3. Ideologi Pendidik-
an yang Dianut
Liberalisme Pendidikan :
terciptanya SDM yang cerdas,
kompeten, profesional dan
kompetitif
Liberalisme Pendidikan :
terciptanya SDM yang cerdas,
kompeten, profesional dan
kompetitif
4. Sifat (1) Cenderung Sentralisme
Pendidikan : Kurikulum
disusun oleh Tim Pusat secara
rinci; Daerah/Sekolah hanya
melaksanakan
Cenderung Desentralisme
Pendidikan : Kerangka Dasar
Kurikulum disusun oleh Tim
Pusat; Daerah dan Sekolah dapat
mengembangkan lebih lanjut.
5. Sifat (2) Kurikulum disusun rinci oleh
Tim Pusat (Ditjen Dikmenum/
Dikmenjur dan Puskur)
Kurikulum merupakan kerangka
dasar oleh Tim BSNP
6. Pendekatan Berbasis Kompetensi
Terdiri atas : SK, KD, MP dan
Indikator Pencapaian
Berbasis Kompetensi
Hanya terdiri atas : SK dan KD.
Komponen lain dikembangkan
oleh guru
7. Struktur Berubahan relatif banyak
dibandingkan kurikulum
Penambahan mata pelajaran untuk
Mulok dan Pengem-bangan diri
sebelumnya (1994 suplemen
1999)
Ada perubahan nama mata
pelajaran
Ada penambahan mata
pelajaran (TIK) atau
penggabungan mata pelajaran
(KN dan PS di SD)
untuk semua jenjang sekolah
Ada pengurangan mata pelajaran
(Misal TIK di SD)
Ada perubahan nama mata
pelajaran
KN dan IPS di SD dipisah lagi
Ada perubahan jumlah jam
pelajaran setiap mata pelajaran
8. Beban Belajar Jumlah Jam/minggu :
SD/MI = 26-32/minggu
SMP/MTs = 32/minggu
SMA/SMK = 38-39/minggu
Lama belajar per 1 JP:
SD = 35 menit
SMP = 40 menit
SMA/MA = 45 menit
Jumlah Jam/minggu :
SD/MI 1-3 = 27/minggu
SD/MI 4-6 = 32/minggu
SMP/MTs = 32/minggu
SMA/MA= 38-39/minggu
Lama belajar per 1 JP:
SD/MI = 35 menit
SMP/MTs = 40 menit
SMA/MA = 45 menit
9. Pengembangan
Kurikulum lebih
Lanjut
Hanya sekolah yang mampu
dan memenuhi syarat dapat
mengembangkan KTSP.
Guru membuat silabus atas
dasar Kurikulum Nasional dan
RP/Skenario Pembelajaran
Semua sekolah /satuan pendidikan
wajib membuat KTSP.
Silabus merupakan bagian tidak
terpisahkan dari KTSP
Guru harus membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
10. Prinsip
Pengembangan
Kurikulum
1. Keimanan, Budi Pekerti Luhur,
dan Nilai-nilai Budaya
2. Penguatan Integritas Nasional
3. Keseimbangan Etika, Logika,
Estetika, dan Kinestetika
4. Kesamaan Memperoleh
Kesempatan
5. Perkembangan Pengetahuan
dan Teknologi Informasi
6. Pengembangan Kecakapan
Hidup
7. Belajar Sepanjang Hayat
8. Berpusat pada Anak
9. Pendekatan Menyeluruh dan
Kemitraan
1. Berpusat pada potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik dan
lingkungannya
2. Beragam dan terpadu
3. Tanggap terhadap perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni
4. Relevan dengan kebutuhan
kehidupan
5. Menyeluruh dan berkesinam-
bungan
6. Belajar sepanjang hayat
7. Seimbang antara kepentingan
nasional dan kepentingan daerah
11. Prinsip
Pelaksanaan
Kurikulum
Tidak terdapat prinsip pelaksanaan
kurikulum
1. Didasarkan pada potensi,
perkembangan dan kondisi peserta
didik untuk menguasai kompetensi
yang berguna bagi dirinya.
1. Menegakkan lima pilar belajar:
1. belajar untuk beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME,
2. belajar untuk memahami dan
menghayati,
3. belajar untuk mampu
melaksanakan dan berbuat secara
efektif,
4. belajar untuk hidup bersama dan
berguna bagi orang lain,
5. belajar untuk membangun dan
menemukan jati diri, melalui
proses pembela-jaran yang efektif,
aktif, kreatif & menyenangkan.
3. Memungkinkan peserta didik mendapat
pelayanan perbaik-an, pengayaan,
dan/atau percepatan sesuai dengan
potensi, tahap perkembangan, dan
kondisinya dengan memperhatikan
keterpaduan pengembangan pribadi
peserta didik yang berdimensi ke-
Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan
moral.
1. Dilaksanakan dalam suasana
hubungan peserta didik dan
pendidik yang saling meneri-ma
dan menghargai, akrab, terbuka,
dan hangat, dengan prinsip tut wuri
handayani, ing madia mangun
karsa, ing ngarsa sung tulada
5. Menggunakan pendekatan multistrategi
dan multimedia, sumber belajar dan
teknologi yang memadai, dan meman-
faatkan lingkungan sekitar sebagai sumber
belajar.
6. Mendayagunakan kondisi alam, sosial
dan budaya serta kekayaan daerah untuk
keberhasilan pendidikan dengan muatan
seluruh bahan kajian secara optimal.
7. Diselenggarakan dalam kese-imbangan,
keterkaitan, dan kesinambungan yang
cocok dan memadai antarkelas dan jenis
serta jenjang pendidikan.
12. Pedoman
Pelaksanaan
Kurikulum
1. Bahasa Pengantar
2. Intrakurikuler
3. Ekstrakurikuler
4. Remedial, pengayaan,
akselerasi
5. Bimbingan & Konseling
6. Nilai-nilai Pancasila
7. Budi Pekerti
8. Tenaga Kependidikan
9. Sumber dan Sarana Belajar
10. Tahap Pelaksanaan
11. Pengembangan Silabus
12. Pengelolaan Kurikulum
Tidak terdapat pedoman pelaksanaan
kurikulum seperti pada Kurikulum 2

Anda mungkin juga menyukai