Anda di halaman 1dari 18

Bentuk dan Makna Bahasa Indonesia

Disusun untuk Memenuhi TugasMata

Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen pengampu : Eka Mei Ratnasari, M.pd.

Disusun Oleh

Kelas/Semester : C/1

1. Riski Fatchur Rochman (2101011085)

2. Elvina Nathania (2101011027)

3. Anisa Olivia (2101011069)

4. Lilis Porwati (2101011051)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

METRO LAMPUNG

TA. 2021/2022

KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT karena rahmat-Nya,penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Bentuk dan Makna”Penulisan makalah
merupakan salah satu tugas matapelajaran Bahasa Indonesia di Fakultas Tarbiyah.Selesainya
penulisan makalah ini tidak terlepas dari dukungan, bantuan, berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulismengucapkan terima kasih, khususnya kepada teman -teman
yangtelah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepadapenulis, baik
selama mengikuti pembelajaran maupun dalam menyelesaikanmakalah ini. Makalah ini masih
terdapat beberapa kekurangan disebabkan olehketerbatasan wawasan yang penulis miliki. Oleh
karena itu, penulismengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk penulisan makalah-
makalah berikutnya.Akhirnya, penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Metro, 22 Oktober 2021


DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2. Batasan Masalah ........................................................................ 2

1.3. Rumusan Masalah ....................................................................... 2

1.4. Metode Penulisan ....................................................................... 2

1.5. Tujuan Penulisan ......................................................................... 2

1.6. Manfaat Penulisan ...................................................................... 2

BAB II BENTUK DAN MAKNA...................................................................... 3

2.1. Bentuk dan Makna ........................................................................ 3

2.2. Fonem, Morfem, Kata dan Frasa .................................................. 3

2.3. Jenis-Jenis Kata ............................................................................ 9

2.4. Makna dan Perubahan ................................................................ 24

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 26

3.1. Simpulan ....................................................................................... 26

3.2. Saran .............................................................................................. 27

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 28

BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Bahasa merupakan sarana berpikir baik untuk menyampaikan pesan kepadaorang lain ataupun
menerima infromasi dari orang lain. Pikiran yang disampaikandalam pembicaraan atau tulisan
diungkapkan melalui rangkaian kata yangterpilih dan tersusun menurut kaidah tertentu. Bahasa
sebagai simbol yangbermakna terdiri atas satuan-satuan tertentu yang secara fungsional
salingberhubungan sebagai suatu sistem. Satuan terkecil yang mengandung maknaberupa kata
atau frasa (kelompok kata), sedangkan satuan yang lebih besar yangmengandung pikiran
berupa kalimat.Kalimat adalah bagian ujaran yang paling tidak mempunyai struktur subjek
(S)dan predikat (P) dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkapdengan
makna. Intonasi final kalimat dalam bahasa tulis adalah berupa tandabaca titik, tanda Tanya,
atau tanda seru. Penetapan struktur minimal S dan Pdalam hal ini menunjukkan bahwa kalimat
bukanlah sekedar gabungan ataurangkaian kata yang tidak mempunyai kesatuan bentuk.
Lengkap dengan maknamenunjukkan sebuah kalimat harus mengandung pokok pikiran yang
lengkapsebagai pengungkap maksud dari penuturannya.Ini menunjukkan bahwapenguasaan
bahasa sebagai sarana berpikir dan berkomunikasi banyakditentukan oleh penguasaan kaidah
kalimat yang didukung oleh kosakata yangmemadai.Hal inilah yang kemudian menarik untuk
diketahui tentang bagaimanapengertiaan kalimat. Oleh karena itu penulis berusaha untuk
memberikanpemahaman tentang pertanyaan tersebut dalam makalah ini. Semoga makalahini
dapat menjadi jawaban dan memberikan pemahaman terkait pertanyaanyang dikaji.

1.2 Batasan Masalah

1. Bagian-bagian dalam pembahasan ini adalah bagian-bagian bentuk dan makna.

2.Jenis pembahasan makalah ini adalah jenis bentuk dan maknaberdasarkan fungsi

1.3 Rumusan Masalah

1.Apakah yang dimaksud dengan bentuk dan makna?

2.Apa saja bagian-bagian bentuk dan makna dalam Bahasa Indonesia yangbaik dan benar?

3. Apa saja jenis-jenis bentuk dan makna?

1.4 Metode Penulisan

1.Kajian Teori

1.5 Tujuan Penulisan


1.Untuk mengetahui apa itu bentuk dan makna.

2. Untuk mengetahui bagian-bagian bentuk dan makna.

3. Untuk mengetahui jenis-jenis bentuk dan makna.

1.6 Manfaat Penulisan

1. Dapat mengetahui apa itu bentuk dan makna yang baik dan benar.

2. Dapat mengetahui bagian-bagian bentuk dan makna.

3. Dapat menggunakan bentuk dan makna dalam berbahasa Indonesia yangbaik dan benar.

BAB II

BENTUK DAN MAKNA

2.1 Bentuk dan Makna

Satuan bentuk terkecil dalam bahasa adalah fonem dan yang terbesar adalahkarangan. Di
antara satuan bentuk terkecil dan terbesar itu terdapat deretanbentuk morfem, kata, frasa,
kalimat dan alinea.Ketujuh satuan bentuk bahasa itu diakui eksistensinya jika mempunyai
maknaatau dapat mempengaruhi makna. Dapat mempengaruhi makna
maksudnyakehadirannya dapat mengubah makna atau menciptakan makna baru.
Hubunganantara bentuk dan makna dapat diibaratkan sebagai dua sisi mata uang, yangsaling
melengakapi. Karena bentuk yang tidak bermakna atau tidak dapatmempengaruhi makna tidak
terdapat dalam tata satuan bentuk bahasa.

2.2 Fenom,Morfem,Kata dan Frasa

a. FONEM

Fonem adalah bunyi terkecil yang dapat membedakan arti (bunyi dari huruf),sedangkan huruf
adalah lambang bunyi atau lambang fonem. Jadi, fonem samadenagn bunyi (untuk didengar),
huruf adalah lambang ( untuk dilihat). Jumlahhuruf hanya ada 26, tetapi fonem bahasa
Indonesia lebih dari 26 karenabeberapa huruf ternyata mempunyai lebih dari satu lafal bunyi.

Variasi pelafalan huruf e, o, dan k

Huruf Contoh pelafalan dalam kata Foneme

e jahe, karate, sate

emas, lepas, pedas

enak, engsel, elok /e /

/∂ /

/ /

Sekolah, organisasi, sosial

beo, solo (=sendiri), trio (=penyanyi) /o/

/o/

k bak (tempat air), botak, otak

anak, enak, ternak /k/


/?/

b. MORFEM

Morfem adalah satuan bentuk terkecil yang dapat membedakan makna dan ataumempunyai
makna. Morfem dapat berupa imbuhan (misalnya

an, me-, me-kan),klitika/partikel (misalnya

lah, -kah), dan kata dasar (misalnya bawa, makan).Untuk membuktikan morfem sebagai
pembeda makna dapat dilakukan denganmenggabungkan morfem dengan kata yang
mempunyai arti leksikal. Jikapenggabungan menghasilkan makna baru, unsur yang digabungkan
dengan katadasar itu adalah morfem.Contoh:makan + -an = makananme- + makan =
memakanYang disebut partikel adalah unsur-unsur kecil dalam bahasa. Dalam buku TataBahasa
Baku Bahasa Indonesia (1998:342), partikel -kah, -lah, -tah diakui sebagaiklitika. Klitika tidak
sama dengan imbuhan.Menurut bentuk dan maknanya, morfem ada dua macam:1) Morfem
bebas: morfem yang dapat berdiri sendiri dari segi makna tanpa harusdihubungkan dengan
morfem yang lain. Semua kata dasar tergolong sebagaimorfem bebas.2) Morfem terikat:
morfem yang tidak dapat dapat berdiri sendiri dari satumakna. Maknanya baru jelas setelah
dihubungkan dengan morfem yang lain.Semua imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, kombinasi
awalan dan akhiran),partikel -ku, -lah, -kah dan bentuk bentuk lain yang tidak dapat berdiri
sendiritermasuk morfem terikat.

C. KATA

Kata adalah satuan bentuk terkecil (dari kalimat) yang dapat berdiri sendiri danmempunyai
makna. Kata yang terbentuk dari gabungan huruf atau gabunganmorfem; atau gabungan huruf
dengan morfem, baru diakui sebagai kata bilabentuknya mempunyai makna.

segi bentuk, kata dibagi atas dua macam:

1) Kata yang bermorfem tunggal (kata dasar).Yaitu kata yang belum mendapat imbuhan.

2) Kata yang bermorfem banyak


Yaitu kata yang sudah mendapat imbuhan.Pembagian kelas atau jenis kata:

1) kata benda (nomina) 6) kata bilangan (numeralia)

2) kata kerja (verba) 7) kata sambung (konjungsi)

3) kata sifat (adjektiva) 8) kata sandang (artikel)

4) kata ganti (pronomina) 9) kata seru (interjeksi)

5) kata keterangan (adverbia) 10) kata depan (preposisi)

1. Kata kerja (verba)Adalah kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan, proses, dan
keadaanyang bukan merupakan sifat. Umumnya berfungsi sebagai predikat dalamkalimat.

Ciri-ciri kata kerja:

1) Dapat diberi aspek waktu, seperti akan,sedang, dan telah.Contoh: (akan) mandi

2) Dapat diingkari dengan kata tidakContoh: (tidak) makan

3) Dapat diikuti oleh gabungan kata (frasa) dengan + kata benda /kata sifat.Contoh: tulis +
dengan pena (KB) menulis + dengan cepat (KS)Selain bentuk di atas, ada bentuk verba yang lain,
yaitu:

a) Verba reduplikasi atau verba berulang dengan dengan atau tanpa

pengimbuhan, misalnya makan-makan, batuk-batuk.

b) Verba majemuk, yaitu verba yang terbentuk melalui proses penggabungankata, namun
bukan berupa idiom; misalnya terjun payung, tatap muka.

c) Verba berpreposisi, yaitu verba intransitif yang selalu diikuti oleh preposisitertentu; misalnya
tahu akan, cinta pada.

2. Kata sifat (adjektiva)Adalah kata yang menerangkan sifat, keadaan, watak,


tabiatorang/binatang/suatu benda. Umumnya berfungsi sebagai predikat, objek ,danpenjelas
dalam kalimat. Dibedakan atas dua macam, yaitu:

1) kata sifat berbentuk tunggal, dengan ciri-ciri:

a. dapat diberi keterangan pembanding seperti lebih, kurang, dan paling:misalnya lebih baik.
b. Dapat diberi keterangan penguat seperti sangat, sekali; misalnya sangatsenang, sedikit sekali.

c. Dapat diingkari dengan kata ingkar tidak, misalnya tidak benar.

2) kata sifat berimbuhan. Contoh: abadi, manusiawi, kekanak-kanakan.

3. Kata keterangan (adverbia)Adalah kata yang memberi keterangan pada verba, adjektiva,
nomina predikatif,atau kalimat. Kalimat Saya ingin segera melukis, kata segera adalah
adverbiayang menerangkan verba melukis.

4. Rumpun kata benda (nomina)Adalah kata yang mengacu kepada sesuatu benda (konkret
maupun abstrak).Kata benda berfungsi sebagai subjek, objek, pelengkap, dan keterangan
dalamkalimat.

Ciri kata benda:

1) Dapat diingkari dengan kata bukan.Contoh: gula (bukan gula).

2) Dapat diikuti setelah gabungan kata yang + kata sifat atau yang sangat + katasifat.Contoh:
buku + yang mahal (KS).

Ada dua jenis kata yang juga mengacu kepada benda, yaitu:Pronomina: kata yang dipakai untuk
mengacu kepada nomina lain.Contoh: mana, kapan, BuNumeralia : kata yang dipakai untuk
menghitung banyaknya orang, binatang,atau barang.Contoh: tiga, puluhan.Jadi, rumpun kata
benda ada: 1) kata benda (nomina), 2) kata ganti (pronomina),3) kata bilangan (numeralia).

5. Rumpun kata tugas (partikel)Adalah kumpulan kata dan partikel. Lebih tepat dinamakan
rumpun kata tugas,yang terdiri atas:1) Kata depan (preposisi)Adalah kata tugas yang selalu
berada di depan kata benda, kata sifat atau katakerja untuk membentuk gabungan kata depan
(frasa preposional).Contoh: di kantor, sejak kecil.2) Kata sambung (konjungsi)Adalah kata tugas
yang berfungsi menghubungkan dua kata atau dua kalimat.Contoh: -

…antara hidup dan mati (dalam kalimat)

- Situasi memang sudah membaik. Akan tetapi, kita harus selalu siaga.3) Kata seru
(interjeksi)Adalah kata tugas yang dipakai untuk mengungkapkan seruan hati seperti
rasakagum, sedih, heran, dan jijik. Kata seru dipakai di dalam kalimat seruan ataukalimat
perintah (imperatif).Contoh: Aduh, gigiku sakit sekali!Ayo, maju terus, pantang mundur!
4) Kata sandang (artikel)

Adalah kata tugas yang membatasi makna jumlah orang atau kata benda. Artikelada tiga, yaitu:
(a) yang bermakna tunggal: sang putri(b) yang bermakna jamak: para hakim(c) yang bermakna
netral: si hitam manis.

5) PartikelBermakna unsur-unsur kecil dari suatu benda. Partikel yang dibicarakan di siniadalah
partikel yang berperan membentuk kalimat tanya (interogatif) danpernyataan, yaitu:

-kah: Apakah Bapak Ahmadi sudah datang?Berfungsi sebagi kalimat tanya yang membutuhkan
jawaban.

-lah: Apalah dayaku tanpa bantuanmu?Berfungsi sebagai kalimat tanya yang tidak
membutuhkan jawaban tetapi tetapdiberi tanda tanya.

Dialah yang Mahakuasa, kata lah dalam kalimat ini menunjukkan partikel dan harus ditulis
dengan huruf kecil.

DiaLah yang makan, kata lah dalam kalimat ini menunjukkan kata hubung dan harus ditulis
dengan huruf besar.

-tah: apatah dayaku tanpa engkau ?

Kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban ( kalimat retoris). Partikel ini adalah
serapan dari bahasa jawa.

Pun: karena dosen berhalangan ,kuliah pun dibatalkan . setiap kalimat yang memerlukan
jawaban harus diberi tanda tanya.

6. Frasa

Adalah kelompok kalimat yang tidak mengandung predikat dan belum membentuk klausa atau
kalimat. Berfungsi sebagai subjek, predikat, objek dan keterangan didalam kalimat.

Ciri frasa:

1. Kontruksinya tidak mempunyai predikat

2. Proses pemaknaannya berbeda dengan idiom

3. Susunan katanya berpola tetap


Frasa tidak boleh mengandung predikat dan tidak sama dengan idiom, karena cakupan makna
yang dibentuk oleh frasa masih disekitar makna leksikal kata pembentukannya karena
hakikatnya frasa adalah kaa yang diperluas dengan memberikan keterangan. Contoh : jumpa
pers; berjumpa dengan pers.

2.3 Jenis-Jenis Kata

1. Kata Benda (Nomina)

Kata benda (nomina) adalah kata-kata yang merujuk pada bentuk suatu benda, bentuk benda
itu sendiri dapat bersifat abstrak ataupun konkret. Dalam bahasaIndonesia kata benda
(nomina) terdiri dari beberapa jenis, sedangkan dari proses pembentukannya kata benda terdiri
dari 2 jenis, yaitu :

a.Kata Benda (Nomina) Dasar

Kata benda dasar atau nomina dasar ialah kata-kata yang secara konkretmenunjukkan identitas
suatu benda, sehingga kata ini sudah tidak bisa lagidiuraikan ke bentuk lainnya. Contoh : buku,
meja, kursi, radio, dll.

b.Kata Benda (Nomina) Turunan

Nomina turunan atau kata benda turunan ialah jenis kata benda yang terbentukkarena proses
afiksasi sebuah kata dengan kata atau afiks. Proses pembentukan initerdiri dari beberapa
bentuk, yaitu :

a.Verba + (-an) contoh: Makanan.

b.(Pe-) + Verba contoh: Pelukis.

c.(Pe-) + Adjektiva contoh: Pemarah, Pembohong.

d.(Per-) + Nomina + (-an) contoh: Perbudakan.

Kata benda menurut wujudnya, dibagi atas :

1. Kata benda konkret

Kata benda konkret adalah nama dari benda-benda yang dapat ditangkap pancaindera, Contoh
: buku, kertas, rumah, dan sebagainya.Contoh kalimat: buku tulis ada di atas meja Ini termasuk
kata benda konkret karena buku memang benar dilihat di atas mejaindera yang dipergunakan
yakni penglihatan.
2.Kata benda abstrak

Kata benda abstrak

ialah kata benda yang wujud bendanya tidak nampak kelihatan dan tidak dapat ditangkap oleh
pancaindera, namun keberadaannya ada.Contoh : ide, udara, ilmu, dan sebagainya.

Contoh kalimat: udara di pegunungan sangat dingin

Kata udara termasuk kata benda abstrak karena udara tidak dapat dilihat namaudapat
dirasakan keberadaannya.Selain dua jenis kata benda diatas, ada satu lagi jenis kata benda,
yaitukata yangdibendakan. Kata yang dibendakan adalah kata yang sebenarnya tidak terdiri
darikata benda asli namun dianggap sebagai kata benda sebab mendapatkan imbuhan.Contoh :
keberanian, kekuatan, penyanyi, dan sebagainya.Kata keberanian asalnya dari kata sifat, yaitu
berani. Namun karena mendapatkanimbuhan ke-an, maka kata sifat ini dianggap sebagai kata
benda atau disebutsebagai kata yang dibendakan. Begitu pula dengan kata penyanyi yang
aslanyakata kerja, yaitu nyanyi. Berhubung kata ini mendapatkan imbuhan pe-, maka
katatersebut berubah menjadi kata yang dibendakan.

Untuk menentukan apakah suatu kata masuk dalam kategori kata benda atau tidak,kita
menggunakan dua prosedur:

1. Melihat dari segi bentuk sebagai prosedur pencalonan

2. Melihat dari segi kelompok kata ( frasa), sebagai prosedur penentuan

a) BENTUK

Segala kata yang mengandung morfem terikat ( imbuhan ) : ke-an, pe-an, ke-,dicalonkan
sebagai kata benda.

Contoh: perumahan, kecantikan, pelari, kehendak

dan lain-lain.

Tetapi di samping itu ada sejumlah besar kata yang tidak dapat ditentukan masukkata benda
berdasarkan bentuknya, walaupun diketahui bahwa itu adalah kata benda.

Contoh:meja, kursi, pohon, dan lain-lain

b) KELOMPOK KATA
Kedua macam kata benda itu (baik yang berimbuhan maupun yang tidak berimbuhan) dapat
mengandung suatu ciri struktural yang sama yaitu dapatdiperluas dengan yang + Kata Sifat

Contoh:

perumahan yang baru

pelari yang cepat

kehendak yang baik

meja yang bagus

pohon yang tua

c) TRANSPOSISI

Suatu kata yang asalnya dari suatu jenis kata, dapat dipindahkan jenisnya ke jenislain.
Pemindahan itu terjadi karena menambahkan imbuhan atau partikel. Kat ajar, sebenarnya kata
kerja, jika ditambahkan afiks pe-,maka dapat ditransposisikan menjadi kata benda : pelajar.

d) GOLONGAN KATA BENDA

Karena kata ganti adalah kata yang menduduki tempat kata benda dalamhubungannya atau
posisi tertentu, serta strukturnya sama dengan kata benda, makakata ganti dimasukan dalam
jenis kata benda dan diperlakukan sebagai sub-golongan dari kata benda. Melalui substitusi,
kata ganti menduduki segala macam fungsi yang dapatdiduduki oleh kata benda.

Contoh: Fitra pergi ke kampus Iapergi ke kampus

Dosen mengajar Fitra Dosen mengajar nya

2.Kata Kerja (Verba)

Kata kerja atau verba adalah jenis kata yang menyatakan suatu perbuatan. Katakerja dapat
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :

a.Kata Kerja Transitif Kata kerja transitif merupakan kata kerja yang selaludiikuti oleh unsur
subjek, contoh : membeli, membunuh memotong, dll.

b.Kata Kerja Intransitif

Kata kerja intransitif ialah kata kerja yang tidak memerlukan pelengkap. Sepertikata tidur untuk
contoh kalimat berikut: saya tidur , pada kalimat tersebut kata tidur yang berposisi sebagai
predikat (P) tidak lagi diminta menerangkanuntuk memperjelas kalimatnya, karena kalimat itu
sudah jelas.

Dilihat dari segi bentuknya kata kerja transitif dapat dibagi menjadi 2 bentuk,yaitu: Kata kerja
transitif berimbuhan dan kata kerja transitif tak berimbuhan.

1) Kata kerja transitif tak berimbuhan, contoh: makan nasi, minum susu, dansebagainya.

2) Kata kerja transitif berimbuhan

a. Kata kerja transitif berawalan me:

- Menabrak pohon

- Memukul anjing

- Menelan obat

b. Kata kerja transitif berimbuhan me-kan:

- Mengikatkan tali

- Melepaskan sandal

- Memutuskan ikatan

c. Kata kerja transitif berimbuhan memper-kan:

- Mempertahankan prestasi

- Memperjuangkan hidup

- Mempermainkan bola

d. Kata kerja transitif berimbuhan me-i:

- Menyeberangi jalan

- Mengendarai sepeda

- Mengawasi ujian

e. Kata kerja transitif berimbuhan memper-i:

- Memperbarui lukisan

- Memperbaiki sepeda
- Memperingati hari kemerdekaan

f. Kata kerja transitif berimbuhan memper- :

- Memperburuk suasana

- Memperdalam ilmu

- Memperjelas masalah

Sedangkan kata kerja intransitif dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu :

1) Kata kerja intransitif berimbuhan

- Saya duduk-duduk

- Ibu berjalan-jalan

- Adik menangis

2) Kata kerja intransitif yang terbentuk dari kata kerja yang aus (tidak berimbuhan)

- Adik lari

- Kakak pulang

- Ibu pergi

ciri-ciri kata kerja:

a) BENTUK

Segala kata yang berimbuhan:me-, ber-, -kan, di-, -i dapat dicalonkan menjadikata kerja.

b) KELOMPOK KATA

Segala macam kata tersebut di atas dalam segi kelompok kata mempunyaikesamaan struktur
yaitu dapat diperluas dengan kelompok kata dengan + KataSifat.

Contoh:

Ia berbicaradengan keras

Anak itu menaridengan gemulai

c) TRANSPOSISI
Kata kerja dapat dipindah jenisnya ke jenis kata lain dengan pertolongan morfemterikat,
misalnya menari menjadi penari, tarian;membaca menjadi pembaca,bacaan, dan lain-lain.
Begitu pula sebaliknya, kata benda atau kata sifat dapatditransposisikan menjadi kata kerja,
misalnya pendek menjadi memendekkan,turun menjadimenurunkan dan sebagainya.

2.4 Makna dan Perubahan

Makna dan perubahannya

Ada dua macama makna yang terpenting, yaitu:

1) Makna leksikal/makna denotasi/makna lugas adalah makna kata secara lepas tanpakaitan
dengan kata yang lain dalam sebuah struktur. Leksikal berasal dari leksikon yang berarti kamus.
Sehingga, makna leksikal ialah makna yang tertera dalam kamus, misalnyakata belah dapat
bermakna celah, pecah menjadi dua, sisi dll. Makna ini biasanyadigunakan dalam surat-surat
resmi, surat-surat dagang, laporan dan tulisan ilmiah agarmakna menjadi pasti, sehingga tidak
terjadi salah tafsir.

2) Makna gramatikal atau makna konotasi ialah makna yang timbul akibat prosesgramatikal.
Disebut juga makna struktural karena makna yang timbul bergantung pada struktur tertentu
sesuai dengan konteks dan situasi dimana kata itu berada.

Contoh

1. Lembah hitam ( daerah / tempat mesum)

2. Kuhitamkan negeri ini ( ketinggalkan untuk selamanya)

hukuman. Homograf terjadi jika dua kata mempunyai bentuk yang sama tetapi bunyi
atauucapan dan maknanya berbeda; misalnya beruang = nama binatang, beruang =mempunyai
uang. d) Hiponim terjadi jika makna sebuah ungkapan merupakan bagiandari makna ungkapan
yang lain. Misalnya merah adalah hiponim dari kata berwarna. Dandiantara perubahan makna
yang penting, antara lain: 1) Meluas, jika cakupan maknasekarang lebih luas dari makna yang
lama. Misalnya kata putra-putri = anak-anak raja(dahulu) = laki-laki dan wanita (sekarang) 2)
Menyempit, jika cakupan makna dahululebih luas dari makna yang sekarang. Misalnya kata
sarjana = semua cendekiawan(dahulu) = gelar akademis (sekarang) 3) Amelioratif yaitu
perubahan makna yangmengakibatkan makna baru dirasakan lebih tinggi atau lebih baik
nilainya dari maknalama. Kata wanita nilainya lebih tinggi dari kata perempuan. 4) Peyoratif
yaitu perubahanmakna yang mengakibatkan makna baru dirasa lebih rendah nilainya dari
makna lama.Dalam peyoratif, arti yang baru dirasa lebih rendah nilainya dari arti yang lama.
Dan bertalian erat dengan sopan santun yang dituntut dalam kehidupan bermasyarakat.
Katayang mulanya dipakai untuk menyembunyikan kata yang dianggap kurang sopan,
suatuwaktu dapat dianggap kurang sopan, sehingga harus diganti dengan kata lain. Kata
bunting dianggap tinggi pada zaman dahulu, sekarang dirasa sebagai kata yang kasar dankurang
sopan, lalu diganti dengan kata hamil atau mengandung. 5) Sinestesia yaitu perubahan makna
yang terjadi karena pertukaran tanggapan dua indera yang berlainan.Contoh: Mukanya masam.
6) Asosiasi yaitu perubahan makna yang terjadi karena persamaan sifat. Contoh: Beri dia
amplop agar urusan cepat beres. 7) Metafora adalah perubahan majna karena persamaan sifat
antara dua objek> Conto: putrid malam (untuk bulan).

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Dari Penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Satuan bentuk dalam bahasaIndonesia terdiri
dari beberapa macam, yaitu :

- Fonem

- Morfem

- Kata

- Frasa

- Makna dan perubahannya

Masing-masing dari mereka mempunyai fungsi yang berbeda, tetapi saling berkaitan
danmendukung terciptanya

3.2 Saran
Makalah ini tentunya belum mencakup semua pembahasan mengenai tatakalimat dalam
Bahasa Indonesia, oleh karena itu untuk melengkapinya perluditunjang dengan membaca dan
mempelejari tentang kalimat dalam BahasaIndonesa dari referensi lainnya yang membahas
tentang tata kalimat dalam bahasa Indonesia.

Daftar Pustaka

Anwar,H. Rosihan. 2004. Bhasa jurnalistik Indonesia dan komposisi. Yogyakarta : Media Abadi

Chaer ,Abdul,1984.Tata Bahasa Pendidikan Bahasa Indonesia.Jakarta: Reneka Cipta.

Finoza, Lamuddin, 2006. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta : Insan Media.

Keraf, Gorys, 1996. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta : PT Gramedia.

Kentjono,Djoko, 1978. Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta :Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai