Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

“KALIMAT DAN PARAGRAF”

Oleh Kelompok 4:

1. M. IZAAZ DWI NUGRAHA (NIM 20021367005)


2. DEWI SHINTA CAHYANINGATI (NIM 20021367010)
3. GLORIA ARMITA SIMAMORA (NIM 20021367016)
4. M. ZAIDAN ABBAD (NIM 20021367023)
5. CALVIN YURIKO (NIM 20021367031)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

JURUSAN DESAIN

PROGRAM STUDI DESAIN GRAFIS

2021
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penyusunan Makalah ........................................................................................... 1
BAB 2 PEMBAHASAN ........................................................................................................... 2
2.1 Kalimat ............................................................................................................................. 2
2.1.1 Jenis Kalimat ............................................................................................................. 2
2.1.1.1 Jumlah Klausa ..................................................................................................... 2
2.1.1.2 Predikat ............................................................................................................... 3
2.1.1.3 Kategori Sintatik ................................................................................................. 3
2.1.1.4 Kelengkapan Unsur ............................................................................................. 3
2.2 Paragraf ............................................................................................................................ 4
2.2.1 Jenis Paragaf .............................................................................................................. 4
2.2.1.1 Berdasarkan Letak Gagasan Utama .................................................................... 4
2.2.1.2 Berdasarkan Sifat dan Tujuan ............................................................................. 5
2.2.1.3 Berdasarkan Cara Pengembangan....................................................................... 6
2.2.1.4 Berdasarkan Fungsi ............................................................................................. 7
2.3 Sistematika Menyusun Kalimat dan Paragraf dengan Baik ............................................. 8
2.4 Pentingnya Keterampilan dalam Menyusun Kalimat atau Paragraf dengan Baik ......... 10
BAB 3 PENUTUP .................................................................................................................. 11
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 12

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Menulis merupakan salah satu keterampilan yang digunakan dalam berkomunikasi secara
tidak langsung dengan menggunakan bahasa sebagai media utama. Menulis juga merupakan
suatu kegiatan dimana penulis dapat menghasilkan karya dan mengekspresikan ide dan
pemikirannya dalam sebuah tulisan. Susunan kalimat dan paragraf dibuat sedemikian rupa
agar dapat menyampaikan maksud dan tujuan sang penulis.

Dalam dunia pendidikan, khususnya pelajar atau mahasiswa, keterampilan dalam menulis
merupakan salah satu hal yang sangat penting dan tak terpisahkan selama menuntut ilmu.
Namun, masih banyak mahasiswa yang seringkali belum mengerti bagaimana cara menyusun
kalimat dan paragraf yang baik, agar lebih efektif dan memiliki keterpaduan antar satu
dengan lainnya. Oleh karena itu, makalah ini kami susun agar mahasiswa dapat lebih
memahami kalimat dan paragraf lebih dalam. Selain itu juga agar mereka mampu
mengembangkan kemampuan menyusun paragraf dengan baik dan benar dengan penggunaan
kalimat yang efektif serta tidak terjadi kesalahan dalam penulisannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan kalimat dan paragraf?
2. Apa saja jenis-jenis kalimat dan paragraf?
3. Bagaimana sistematika dalam menyusun kalimat dan paragraf yang baik?
4. Mengapa keterampilan dalam menyusun kalimat dan paragraf dengan baik sangat
penting?

1.3 Tujuan Penyusunan Makalah


1. Agar dapat mengetahui pengertian dari kalimat dan paragraf.
2. Agar dapat mengetahui berbagai jenis pembagian kalimat dan paragraf.
3. Agar dapat mengetahui dan menyusun kalimat dan paragraf sesuai dengan sistematika
penulisan yang baik.
4. Agar dapat mengetahui pentingnya keterampilan dalam menyusun kalimat dan
paragraf dengan baik.

1
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Kalimat
Pada buku edisi pertamanya, Moeliono (1988: 254) menyatakan bahwa kalimat adalah
bagian terkecil ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara
ketatabahasaan. Namun pada edisi keempatnya, pernyataan tersebut direvisi menjadi, kalimat
adalah satuan gramatikal terbesar yang mengandung predikat dan mengungkapkan sebuah
pikiran (2017: 407). Menurut Keraf (dalam Ratih, 2012: 12) kalimat adalah suatu bagian
ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan, sedangkan intonasinya menunjukkan
bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap. Selain itu, Kridalaksana (1985: 182) juga
berpendapat bahwa kalimat adalah satuan gagasan yang relatif berdiri sendiri, mempunyai
ciri utama berupa intonasi final, dan secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa. Dari
beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah satuan gagasan yang
didahului dan diikuti oleh kesenyapan, sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa bagian
ujaran itu sudah lengkap untuk mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan.

2.1.1 Jenis Kalimat


Dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia: Edisi keempat (Moeliono, 2017),
dijelaskan bahwa pembagian jenis kalimat dapat ditinjau dari empat sudut, yaitu jumlah
klausa, predikat, kategori sintatik, dan kelengkapan unsur.

2.1.1.1 Jumlah Klausa


Berdasarkan jumlah klausanya, kalimat dapat dibagi atas kalimat simpleks (tunggal),
kalimat kompleks (majemuk bertingkat), kalimat majemuk, dan kalimat majemuk kompleks.

1. Kalimat Simpleks (Tunggal)


Kalimat simpleks, yang lazim disebut kalimat tunggal, adalah kalimat yang terdiri
atas satu klausa. Hal itu berarti bahwa unsur untuk tiap bagian kalimat, seperti subjek
dan predikat, hanyalah satu dan merupakan satu kesatuan. Dalam kalimat simpleks
terdapat semua unsur wajib yang diperlukan. Di samping itu, tidak mustahil ada pula
unsur manasuka seperti keterangan tempat, keterangan waktu, atau keterangan alat.
Dengan demikian, kalimat simpleks tidak selalu dalam wujud yang pendek, tetapi
juga dapat panjang.
2. Kalimat Kompleks (Majemuk Bertingkat)
Kalimat kompleks, yang lazim disebut kalimat majemuk bertingkat, adalah kalimat
yang terdiri atas dua klausa dan salah satu klausanya menjadi bagian dari klausa yang

2
3

lain. Klausa yang menjadi bagian klausa lain itu biasanya berupa perluasan salah satu
unsur kalimat. Klausa yang menjadi bagian dari klausa yang lain itu disebut klausa
subordinatif, sedangkan klausa yang lainnya disebut klausa utama. Klausa
subordinatif itu tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat yang mandiri atau sebagai
kalimat yang lepas, ia selalu bergantung pada kehadiran klausa utama. Klausa
subordinatif ini, pada edisi sebelumnya disebut anak kalimat, sedangkan klausa utama
disebut induk kalimat.
3. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk, yang lazim disebut kalimat majemuk setara, adalah kalimat yang
terdiri atas dua klausa atau lebih dan mempunyai hubungan setara. Hubungan
antarklausa itu dapat ditandai dengan kehadiran konjungsi dan., atau, atau tetapi.
4. Kalimat Majemuk Kompleks
Kalimat majemuk kompleks adalah kalimat majemuk yang salah satu konstituennya
atau lebih berupa kalimat kompleks atau kalimat kompleks yang salah satu
konstituennya berupa kalimat majemuk.

2.1.1.2 Predikat
Berdasarkan jenis predikatnya, kalimat dapat dibedakan menjadi kalimat berpredikat
verbal, kalimat berpredikat adjektival, kalimat berpredikat nominal (termasuk pronominal),
kalimat berpredikat numeralia, dan kalimat berpredikat preposisional. Kalimat berpredikat
verbal dapat dikelompokkan berdasarkan kemungkinan kehadiran nomina atau frasa nominal
objeknya menjadi kalimat taktransitif dan kalimat transitif, yaitu kalimat yang berpredikat
verba transitif memerlukan kehadiran objek, sedangkan kalimat yang berpredikat verba
taktransitif tidak memerlukan kehadiran objek.

2.1.1.3 Kategori Sintatik


Berdasarkan kategori sintaktisnya, kalimat dapat dibagi atas kalimat deklaratif yang
lazim digunakan untuk membuat pernyataan, kalimat imperatif yang lazim digunakan untuk
membuat perintah, kalimat interogatif yang lazim digunakan untuk bertanya, dan kalimat
eksklamatif yang lazim digunakan untuk menyatakan perasaan yang dalam, seperti keheranan
dan kekaguman.

2.1.1.4 Kelengkapan Unsur


Berdasarkan kelengkapan unsurnya, kalimat dapat dibedakan atas kalimat lengkap
(juga disebut kalimat mayor) dan kalimat taklengkap (juga disebut kalimat minor).
4

1. Kalimat Lengkap (Mayor)


Apabila dicermati, kalimat lengkap (kalimat mayor) dapat berupa kalimat dasar atau
kalimat luas. Oleh karena itu, kalimat lengkap dapat berupa S-P, S-P-O, S-P-O-Pel,
atau berupa S-P-Ket, S-P-O-Ket, S-P-O-Pel-Ket. Predikat kalimat lengkap yang
berpola S-P dapat berupa verba atau frasa verbal, nomina atau frasa nominal,
adjektiva atau frasa adjektival, atau numeralia atau frasa numeralia.
2. Kalimat Taklengkap (Minor)
Kalimat taklengkap (kalimat minor) pada dasarnya adalah kalimat yang unsurnya
tidak lengkap. Keberterimaan kalimat itu sangat ditentukan oleh hadirnya kalimat lain
dalam konteks wacana, baik karena sudah diketahui maupun karena sudah disebutkan.
Perhatikan penggalan percakapan berikut.

2.2 Paragraf
Ramlan (1993: 1) mengungkapkan bahwa paragraf adalah bagian dari suatu karangan
atau turunan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi
dengan gagasan utama sebagai pengendalinya. Menurut Akhadiah (dalam Nasucha, Rohmadi
dan Wahyudi. 2009: 33) Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah
pikiran. Paragraf dapat juga dikatakan karangan yang paling pendek atau singkat (Nasucha,
dkk, 2009: 33). Terdapat pula pendapat lain dari Wiyanto (2004: 20) bahwa paragraf adalah
sekelompok kalimat yang saling berhubungan dan bersama-sama menjelaskan satu unit
pokok pikiran. Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
paragraf merupakan bagian dari suatu karangan yang memiliki satu unit buah pikiran yang
didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat
utama atau topik, kalimat-kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat
ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.

2.2.1 Jenis Paragaf


Dalam buku Terampil Menulis Paragraf (Wiyanto, 2004), pembagian jenis paragaf
dibagi menjadi empat, yaitu berdasarkan letak gagasan utama, sifat dan tujuan, cara
pengembangan, dan fungsi.

2.2.1.1 Berdasarkan Letak Gagasan Utama


Berdasarkan letak kalimat utamanya, paragraf dibagi kembali menjadi paragraf
deduktif, induktif, dan campuran.

1. Paragraf Deduktif
5

Paragraf deduktif memiliki gagasan atau pikiran utama di bagian awal rangkaian
kalimat. Biasanya, pada paragraf deduktif, gagasan utamanya berada di kalimat
pertama. Sementara itu, kalimat-kalimat lainnya berisi penjelasan yang mendukung
gagasan utama yang telah dipaparkan di awal.
2. Paragraf Induktif
Berkebalikan dengan yang sebelumnya, gagasan utama pada jenis paragraf induktif
baru bisa ditemukan di bagian akhir dari rangkaian kalimat dan lebih sering berada di
kalimat terakhir. Gagasan utama di akhir ini bersifat menyimpulkan inti dari kalimat-
kalimat penjelas yang berada di kalimat sebelumnya.
3. Paragraf Campuran
Dan yang terakhir, paragraf campuran adalah gabungan gagasan utama yang berada di
awal dan akhir rangkaian kalimat. Gagasan di kalimat awal biasanya berupa inti
pikiran dari paragraf tersebut. Sementara itu, di bagian akhir kembali ditekankan
mengenai gagasan utama dengan kalimat yang mungkin saja berbeda dari kalimat
gagasan utama di awal.

2.2.1.2 Berdasarkan Sifat dan Tujuan


Isi dari paragraf tentunya memiliki berbagai tujuan. Ada yang sifatnya memaparkan,
mengajak, mendebat, dan lain-lain. Berdasarkan sifat dan tujuan dari isinya, paragraf dapat
dikelompokkan menjadi lima jenis.

1. Paragraf Narasi
Isi dari jenis paragraf ini bersifat menceritakan suatu hal secara kronologis. Untuk
yang bersifat naratif, tiap kalimatnya disusun secara runtut sehingga memudahkan
pembaca membayangkan kejadian atau peristiwa yang tengah diceritakan. Karena
sifatnya yang “bercerita”, pembaca akan menemukan sudut pandang dalam kalimat-
kalimat di paragraf tersebut. Jenis ini biasanya dijumpai pada cerpen, novel, ataupun
prosa bebas lainnya.
2. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah jenis paragraf yang isinya berupa penjelasan untuk
memaparkan fakta-fakta yang ada. Karena fakta yang menjadi dasarnya, tulisan-
tulisan eksposisi cenderung bersifat ilmiah. Tujuannya adalah memberikan informasi
yang detail kepada pembaca. Ciri-cirinya adalah memiliki fakta yang jelas dari berita
ataupun penelitian dan tidak mencampurkan pendapat penulis di dalamnya. Model
seperti ini cenderung dijumpai pada artikel-artikel berita.
3. Paragraf Argumentasi
Jenis paragraf yang bertujuan memberikan pandangan kepada para pembacanya ini
tidak hanya menyajikan fakta ataupun isu permasalahan dalam isinya, namun juga
memberikan pendapat-pendapat dari sang penulis. Jadi, data maupun fakta hanyalah
pelengkap dari opini sang penulis. Pada jenis paragraf argumentasi, akan dijumpai
kesimpulan dari rentetan pendapat penulis di dalam rangkaian kalimat tersebut.
Kesimpulan tersebut cenderung diletakkan di akhir paragraf.
6

4. Paragraf Persuasi
Hampir sama dengan paragraf argumentasi, paragraf persuasi biasanya menampilkan
pendapat-pendapat dari sang penulis terhadap suatu berita atau isu tertentu.
Perbedaannya, kalimat-kalimat yang isinya bertujuan memengaruhi pembaca ini
cenderung mengandung kata-kata ajakan atau imbauan, seperti ayo dan mari. Kata
dan gaya bahasa yang digunakan pun dipilih yang semenarik mungkin untuk semakin
meyakinkan pembaca atas ajakan tersebut.
5. Paragraf Deskripsi
Jenis paragraf yang satu ini bertujuan membuat pembaca dapat merasakan ataupun
membayangkan hal yang dideskripsikan secara jelas dan nyata, seolah-olah pembaca
dapat melihat, mendengar, ataupun mencecap objek yang dijelaskan tersebut. Karena
itulah, isinya merupakan gambaran lengkap dari sebuah objek yang disusun dalam
kalimat-kalimat.

2.2.1.3 Berdasarkan Cara Pengembangan


Terdapat berbagai macam pola pengembangan paragraf, beberapa di antaranya yaitu
klimaks-antiklimaks, sebab-akibat, umum-khusus, perbandingan, analogi, repetisi, definisi,
pertanyaan, sudut pandang, contoh, kronologi, dan klasifikasi.

1. Paragraf Klimaks-Antiklimas
Paragraf ini dikembangkan dengan menggunakan pola klimaks-antiklimaks. Dasar
klimaks merupakan gagasan utama yang mula-mula diperinci dengan sebuah gagasan
bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya kemudian berangsur dengan
gagasan lain yang paling tinggi kedudukan atau kepentingannya.
2. Paragraf Sebab-Akibat
Sesuai dengan namanya, paragraf sebab-akibat atau deduktif kausal adalah paragraf
yang dikembangkan dengan pola sebab-akibat. Paragraf ini dikembangkan dengan
melihat hubungan sebab-akibat dari pernyataan pada kalimat topik.
3. Paragraf Umum-Khusus
Paragraf ini adalah jenis paragraf yang dikembangkan berdasarkan pola umum-khusus
yaitu suatu pola pengembangan dengan mengutarakan pikiran pokok yang umum
kemudian dilakukan perincian atau pengkhususan secara teratur. Pola ini juga dapat
dibalik yaitu dari hal yang khusus menuju ke hal umum (khusus-umum).
4. Paragraf Perbandingan
Paragraf ini menggunakan pola pengembangan perbandingan yaitu membandingkan
dua hal berbeda dengan cara memperinci perbandingan ke dalam bagian-bagian kecil
yang lebih konkret.
5. Paragraf Analogi
Paragraf analogi hampir sama dengan paragraf perbandingan yaitu membandingkan
dua hal yang berbeda. Namun, paragraf ini dikembangkan dengan cara melihat
perbandingan dua hal tersebut berdasarkan kesamaan segi atau fungsinya.
6. Paragraf Repetisi
Paragraf repetisi atau pengulangan dikembangkan dengan cara mengulang kelompok
kata atau bagian kalimat yang dianggap penting.
7

7. Paragraf Definisi
Paragraf defini memiliki pola pengembangan yang dilakukan dengan cara
menjelaskan suatu pengertian atau istilah yang terkandung di dalam kalimat topik
dengan menggunakan serangkaian kalimat pengembang.
8. Paragraf Pertanyaan
Jenis paragraf ini dikembangkan dengan cara menjelaskan kalimat topik dalam bentuk
kalimat tanya dan kalimat berita.
9. Paragraf Sudut Pandang
Paragraf sudut pandang adalah paragraf yang pola pengembangannya berdasarkan
bagaimana seseorang menggambarkan sesuatu dari posisi tertentu.
10. Paragraf Contoh
Paragraf contoh adalah paragraf yang kalimat pokoknya dikembangkan dengan
memberikan contoh-contoh untuk memperjelas suatu pengertian atau kalimat utama
tersebut agar lebih mudah dipahami oleh pembaca.
11. Paragraf Kronologi
Pola pengembangan paragraf ini adalah dengan memaparkan kronologi atau urutan
secara runtut dari suatu peristiwa atau kejadian.
12. Paragraf Klasifikasi
Paragraf klasifikasi memiliki pola pengembangan dengan cara mengelompokkan
sesuatu dalam kelompok-kelompok tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu.

2.2.1.4 Berdasarkan Fungsi


Sesuai dengan pengertiannya, maka secara umum fungsi sebuah paragraf adalah
untuk menyampaikan sebuah ide atau gagasan mengenai suatu topik atau pikiran utama
dengan memanfaatkan beberapa kalimat penjelas sehingga dihasilkan informasi yang dapat
dimengerti. Berdasarkan fungsinya, paragraf dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu paragraf
pembuka, penghubung, dan penutup.

1. Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka berfungsi sebagai pengantar atau pendahuluan sebelum sampai
kepada pokok permasalahan. Paragraf ini biasanya bersifat ringkas, menarik, dan
berisi kalimat yang menjadi gambaran bagi pembaca mengenai masalah yang akan
diuraikan.
2. Paragraf Penghubung
Paragraf penghubung berfungsi menghubungkan paragraf pembuka dan penutup.
Paragraf ini berisi inti masalah yang akan diuraikan atau dikemukakan. Paragraf
penghubung biasanya lebih panjang dibandingkan yang lain dan keseluruhan
paragrafnya saling terkait.
8

3. Paragraf Penutup
Paragraf penutup berfungsi sebagai penutup atau akhiran suatu karangan yang berisi
kesimpulan atau pengulangan hal-hal penting dalam paragraf penghubung.

2.3 Sistematika Menyusun Kalimat dan Paragraf dengan Baik


Unsur pembentuk paragraf terdiri dari empat, yaitu: gagasan pokok/utama, kalimat topik,
kalimat penjelas atau pendukung, dan kalimat transisi atau konjungsi. Topik paragraf berupa
gagasan pengarang maupun suatu masalah yang ingin disampaikan kepada pembaca. Dengan
adanya gagasan utama, para pembaca dapat mengerti isi keseluruhan dari paragraf tersebut.
Maka dari itu sebelum membuat paragraf, penulis harus menentukan gagasan utama terlebih
dahulu. Unsur pembentuk paragraf ketiga ialah kalimat penjelas atau kalimat pendukung.
Kalimat pendukung ialah sebuah kalimat yang berisi gagasan penjelas. Unsur pembentuk
paragraf terakhir ialah transisi. Keempat unsur pembentuk paragraf tersebut tersusun atas
beberapa penanda kebahasaan. Antara lain penunjukan, yaitu penggunaan kata untuk
menunjuk atau mengacu atau suatu acuan yang sudah disebutkan. Misalnya: itu, tersebut,
demikian, ini. Misalnya: dia, mereka, sana, sini. Kemudian, pelepasan yaitu melepaskan atau
menghilangkan unsur suatu kalimat berikutnya karena kehadiran unsur penghematan atau
efektifitas.

Paragraf yang baik harus memenuhi beberapa unsur yaitu kesatuan, kepaduan, dan
kelengkapan (Akhadiah, dkk, 1992: 112). Ketiga unsur tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut :

1. Paragraf dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam paragraf itu tidak
terlepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik. Fungsi paragraf adalah
mengembangkan topik atau tema tersebut. Oleh sebab itu, dalam pengembangannya
tidak boleh terdapat unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan tema
atau topik. Penyimpangan akan menyulitkan pembaca. Jadi, tiap paragraf hanya boleh
mengandung satu tema atau pokok pikiran utama. Semua kalimat dalam paragraf
harus membicarakan gagasan pokok atau tema.
2. Koherensi yaitu paragraf bukanlah merupakan kumpulan kalimat-kalimat yang
masing-masing berdiri sendiri, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai
hubungan timbal balik. Jadi kepaduan dititik beratkan pada hubungan antara kalimat
dengan kalimat. Pembaca dapat dengan mudah memahamai dan mengikuti jalan
pikiran penulis tanpa hambatan karena adanya loncatan pikiran yang
membingungkan. Jadi kepaduan atau koherensi ini menitikberatkan pada hubunga
antara kalimat dengan kalimat.
3. Unsur kelengkapan paragraf yang baik harus memenuhi unsur kelengkapan yaitu
paragraf dikatakan lengkap, jika sudah berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup
untuk menunjang kejelasan kalimat topik. Sebaliknya suatu paragraf dikatakan tidak
lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan-
pengulangan.
9

Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun secara singkat, padat, dan lengkap yang
memenuhi tiga unsur subjek, predikat, dan objek. Penulisan tanda baca seperti penulisan titik,
koma, titik dua, tanda seru, dan tanda baca baca lainnya juga merupakan hal penting yang
perlu dicermati.

Pedoman-pedoman yang harus dipegang saat ingin menyusun kalimat dan paragraf
yang baik :

1. Berpegang kepada teori


Artinya karangan ilmiah harus mempunyai teori yang dijadikan sebagai landasan
berpikir, kerangka pemikiran atau acuan dalam pembahasan masalah. Beberapa fungsi
dari teori adalah sebagai tolak ukur pembahasan dan menjawab setiap persoalan, data
penunjang yaitu berupa fakta, dan untuk menjelaskan, menerangkan, mengekspos atau
mendeskripsikan sesuatu. Selain itu, teori juga digunakan untuk mendukung dan
memperkuat pendapat penulis agar tidak manjadi tulisan yang bersifat ambigu
(memiliki makna lebih).
2. Berdasarkan fakta
Artinya setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa adanya, sebenarnya,
konkret dan tidak ada melebih lebihkan atau mengurangi setiap fakta yang ada.
3. Logis
Artinya setiap keterangan dalam kerangka ilmiah selalu dapat ditelusuri, diselidiki
dan diusut alasan-alasannya, rasional dan dapat diterima oleh akal.
4. Objektif
Artinya dalam kerangka ilmiah semua keterangan yang diungkapkan tidak pernah
subjektif, senantiasa faktual dan apa adanya, serta tidak diintervensi oleh kepentingan
baik pribadi maupun golongan.
5. Sistematis
Baik penulisan atau penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah disajikan
secara rutin, teratur, kronologis, sesuai dengan prosedur dan sistem yang berlaku,
terurut, dan tertib.
6. Sahih atau Valid
Artinya baik bentuk maupun isi karangan ilmiah sudah sah dan benar menurut aturan
ilmiah yang berlaku.
7. Jelas
Artinya setiap informasi dalam karangan ilmiah diungkapkan sejernih-jernihnya,
gamblang, dan sejelas-jelasnya sehingga tidak menimbulkan pertanyaan dan
keraguan-raguan dalam benak pembaca.
8. Seksama
Baik penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah dilakukan secara cermat,
teliti, dan penuh kehati-hatian agar tidak mengandung kesalahan betapa pun kecilnya.
9. Tuntas
Pembahasan dalam karangan ilmiah harus sampai ke akar-akarnya. Agar karangan
tuntas, pokok masalah harus dibatasi dan tidak boleh terlalu luas dan dapat mencakup
masalah inti.
10

10. Bahasa Baku


Bahasa dalam kerangka ilmiah harus baku artinya harus sesuai dengan bahasa yamg
dijadikan tolak ukur atau standar bagi betul tidaknya penggunaan bahasa.
11. Penulisan Sesuai dengan Aturan yang Ada
Akan tetapi, tata cara penulisan laporan penelitian yang berlaku di lembaga tempat
penulis bernaung tetap harus diperhatikan.

2.4 Pentingnya Keterampilan dalam Menyusun Kalimat atau Paragraf dengan Baik
Tidak semua paragraf yang ditulis orang itu efektif. Dalam kenyataanya, banyak
mahasiswa yang menulis paragraf yang tidak atau kurang efektif. Paragraf yang efektif
adalah paragraf yang dapat menyampaikan ide/gagasan penulisnya sedemikian rupa sehingga
pembaca dapat menangkap ide itu persis seperti apa yang dikehendaki penulisnya.
Sebaliknya, paragraf yang tidak efektif adalah paragraf yang, karena cara menulisnya,
membuat pembaca bertanya-tanya, bingung, dan tidak dapat menangkap apa yang ingin
disampaikan penulisnya. Keefektifan paragraf menentukan keefektifan suatu karya tulis
(misalnya, makalah atau buku). Kalau diibaratkan karya tulis itu sebagai bangunan rumah,
maka paragraf adalah batu batanya. Kalau batu bata itu berkualitas baik dan kuat, maka
bangunan rumah itu akan menjadi kokoh dan kuat pula. Demikian pula dengan paragraf
dalam suatu karya tulis.

Menurut Shin Do Hyun dan Yoon Na Ru penulis buku The Power of Language asal
Korea. Terdapat kutipan tentang kebiasaan berbahasa yaitu:

“Jika kita menerima suatu pengetahuan begitu saja, kita tidak bisa mengasah kecerdasan
kita. Pengetahuan yang kita terima harus kita interpretasikan sesuai pemahaman kita, barulah
pengetahuan itu bisa menjadi kecerdasan dan hikmat. Di titik ini, kita harus bisa
membedakan penjelasan dan interpretasi. Penjelasan adalah penguraian yang tapat dari
ucapan atau topik yang diberikan, sementara itu interpretasi berarti melihat secara saksama
siapa penuturnya dan apa latar belakang ucapan tersebut. Jika dibandingkan, penjelasan
dilakukan sebagai objek, sementara interpretasi dilakukan sebagai subjek. Melatih
kemampuan interpretasi sangat penting jika kita ingin mempelajari pengetahuan dunia dan
memperkuat kata-kata kita berdasarkan itu.” (2018: 108)

Begitu juga dengan membuat suatu paragraf menjadi baik dan efektif kita harus bisa
mengerti apa yang penulis tuliskan dan mengubahnya dengan pemahaman yang kita miliki
dengan menggunakan pedoman pedoman menulis dengan baik. Jika harus memiliki skill
untuk interpretasi dalam menafsirkan kata kata yang ada. Tentu kita juga harus
mengembangkan skill berbahasa yang kita punya, menyampaikan yang ada dipikiran kita lalu
menuangkannya dalam bentuk tulisan bukanlah suatu yang gampang juga bukan suatu yang
mustahil.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah satuan gagasan
yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan, sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa
bagian ujaran itu sudah lengkap untuk mengungkapkan pikiran yang utuh secara
ketatabahasaan. Sedangkan paragraf adalah bagian dari suatu karangan yang memiliki satu
unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari
kalimat pengenal, kalimat utama atau topik, kalimat-kalimat penjelas sampai pada kalimat
penutup. Kalimat dan paragraf sendiri dapat dibagi kembali menjadi beberapa bagian ditinjau
dari berbagai aspek kebahasaan seperti jumlah klausa, predikat, kategori sintatik, dan
kelengkapan unsurnya untuk kalimat. Kemudian, berdasarkan letak gagasan utama, sifat dan
tujuan, pola pengembangan, serta fungsinya untuk paragraf.

Dalam menyusun paragaraf atau kalimat tentunya perlu memperhatikan aturan atau
pedoman yang ada. Keterkaitan antar satu dengan yang lainnya pun juga harus efektif dan
tidak terlalu berputar-putar. Keterampilan dalam menyusun kalimat dan paragraf dengan baik
merupakan suatu hal yang penting, terutama bagi para mahasiswa. Selama menuntut ilmu di
perkuliahan, tentu akan ditemui tugas-tugas untuk membuat tesis, makalah, karya tulis
ilmiah, proposal, esai, dan juga skripsi. Oleh karena itu, kemampuan ini akan sangat
membantu mereka dalam menyampaikan gagasan, ide atau pikiran dalam bentuk karya tulis.

11
DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti, dkk. 1992. Bahasa Indonesia, Depdikbud Dirjen Dikti, Proyek Pembinaan
Tenaga Kependidikan. Jakarta: DIKTI.

Arief Furchan. 2016. Cara Mudah Menulis Paragraf yang Efektif. Surabaya : UINSA Press.
Hyun, Shin dan Ru, Yoon. 2018. The Power of Language: Versi Indonesia. Jakarta: Haru.

Kridalaksana, Harimurti, dkk. 1985. Tata Bahasa Deskriptif Bahasa Indonesia: Sintaksis.
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Moeliono, Anton, dkk. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia: Edisi Pertama. Jakarta:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Moeliono, Anton, dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia: Edisi Keempat. Jakarta:
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Ramlan, M. 1993. Paragraf: Alur Pikiran dan Kepaduannya dalam Bahasa Indonesia.
Yogyakarta: Andi Offset.
Ratih, Dewi. 2012. Skripsi. Jenis Kalimat pada Media Online Akun Twitter Harian Kompas
(@HarianKompas). Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Suladi. 2014. Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia: Paragraf. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Wiyanto, Asul. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Grasindo

12

Anda mungkin juga menyukai