Disusun Oleh :
Kelompok 2
Puji syukur dan terima kasih kami panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa, yang telah memberikan berkatnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalahnya yang berjudul “Kalimat dan Kalimat Efektif dalam
Penulisan” dengan baik dan lancar. Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan
tugas dari mata kuliah Bahasa Indonesia sebagai proses untuk pembelajaran
dalam perkuliahan di Universitas Sriwijaya pada semester 2.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................ii
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................2
1.3 Tujuan..............................................................................................2
BAB II
Pembahasan
2.1 Pengertian kalimat dan kalimat efektif.............................................3
2.2 Persyaratan kalimat efektif..............................................................4
2.3 Unsur kalimat efektif........................................................................6
2.4 Ciri-ciri kalimat efektif.......................................................................13
2.5 Kiat Penyusunan Kalimat Efektif.....................................................16
2.6 Penyebab ketidakefektifan kalimat..................................................18
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan......................................................................................20
3.2 Saran...............................................................................................20
Daftar Pustaka.......................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian
lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang
dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapan gagasan pemakainya
secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya,
unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya,
unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan
keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan
kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim, 1994:86).
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi
syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin kalimat-
kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan adanya
kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena
kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk
membahas kalimat efektif dalam penulisan.
1
2.1 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kalimat dan kalimat efektif ?
2. Apa saja syarat-syarat dari kalimat efektif?
3. Apa saja unsur kalimat efektif ?
4. Bagaimana ciri-ciri kalimat efektif ?
5. Apa saja kiat penyusunan kalimat efektif ?
6. Apa penyebab ketidakefektifan kalimat?
2
BAB II
Pembahasan
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang merupakan kesatuan pikiran. Dalam
bahasa lisan kalimat diawali dan diakhiri dengan kesenyapan, dan dalam bahasa
tulis diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda seru atau
tanda tanya.
Kalimat disusun berdasarkan unsur-unsur yang berupa kata, frasa, dan/atau klausa.
Jika disusun berdasarkan pengertian di atas, unsur-unsur tersebut mempunyai
fungsi dan pengertian tertentu yang disebut bagian kalimat. Ada bagian yang tidak
dapat dihilangkan, ada pula bagian yang dapat dihilangkan. Bagian yang tidak dapat
dihilangkan itu disebut inti kalimat, sedangkan bagian yang dapat dihilangkan
disebut bukan inti kalimat.
Kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, padat, jelas, lengkap dan dapat
menyampaikan informasi secara tepat. Kalimat dikatakan singkat karena hanya
menggunakan unsur yang diperlukan saja. Setiap unsur kalimat benar-benar
berfungsi. Sedangkan sifat padat mengandung makna sarat dengan informasi yang
terkandung di dalamnya. Dengan sifat ini tidak terjadi pengulangan-pengulangan
pengungkapan. Sifat jelas ditandai dengan kejelasan struktur kalimat dan makna
yang terkandung di dalamnya. Sifat lengkap mengandung makna kelengkapan
struktur kalimat secara gramatikal, dan kelengkapan konsep atau gagasan yang
terkandung di dalam kalimat tersebut.
3
2.2 Persyaratan Kalimat Efektif
Menurut Widdowson (1979) ada dua persyaratan yang harus dipenuhi dalam
membuat kalimat efektif, yakni persyaratan kebenaran strukur (correctness) dan
persyaratan kecocokan konteks (appropriacy).
Kalimat efektif terikat pada kaidah struktur. Dengan keterikatan itu, kalimat efektif
dituntut memiliki struktur yang benar. Struktur itu dapat dilihat pada hubungan
antarunsur kalimat.
Contoh:
(1) Saya sarankan sudah hadir agar rapat ditunda pelaksanaannya agar anggota
semuanya dapat hadir.
Pernyataan tersebut bukan kalimat efektif karena tidak mengikuti kaidah struktur.
(2) Saya sudah sarankan agar rapat ditunda pelaksanaannya agar anggota
semuanya dapat hadir.
(3) Sudah saya sarankan agar pelaksanaan rapat ditunda agar semua anggota
dapat hadir.
Dari uraian tersebut, dapat dilihat bahwa struktur kalimat berada dalam
rentangan kebenaran struktur. Ada yang betul-betul tidak berstruktur, ada yang
berstruktur tapi mengandung kesalahan struktur, dan ada yang betul-betul
berstruktur benar.
4
Pada tataran kalimat, unsur-unsur yang memiliki fungsi sintaksis seperti
subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan juga harus jelas. Kalimat
berikut, walaupun sering Anda dengar dalam penggunaan bahasa, tetapi melanggar
kaidah struktur karena hubungan antarfungsi sintaktisnya tidak jelas.
Contoh:
Kepada hadirin dimohon berdiri.
Kalimat tersebut terdiri dari tiga unsur fungsi, yakni kepada hadirin, dimohon, dan
berdiri. Hubungan ketiga unsure fungsi tidak jelas karena tidak dapat dicari fungsi
subjeknya, walaupun dapat ditentukan predikatnya, yakni dimohon dan berdiri.
2. Persyaratan Kecocokan
Contoh :
1. Belum ada hujan di daerah yang mengalami kekurangan air. Gerimis pun tak
pernah ada.
3. Kemungkinan akan ada hujan bulan ini. Gerimis pun tak pernah ada.
4. Pada musim kemarau hanya ada satu atau dua kali hujan. Gerimispun tak pernah
ada.
Kalimat (1), (2), (3), dan (4) telah memenuhi persyaratan kebenaran, tetapi hanya
kalimat (1) dan (2) memenuhi persyaratan kecocokan. Kita dapat memanfaatkan
struktur informasi dalam melihat kecocokan tersebut. Jika dalam tuturan pendahulu
ada informasi yang sudah diketahui bersama, informasi itu harus dipahami sebagai
informasi lama dan dikemukakan sebagai pangkal tolak tuturan.
5
2.3 Unsur kalimat efektif
1. Subjek (S)
Subjek (S) adalah bagian kalimat menunjukkan pelaku, tokoh, benda,
sesuatu hal, atau suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok
pembicaraan.
Ciri-ciri:
1. Subjek biasanya diisi oleh jenis kata/frasa benda (nominal), klausa,
atau frasa verbal.
2. Dapat disertai kata tunjuk berupa “ini” dan “itu”.
3. Mempunyai keterangan pewatas “yang”
Kata yang menjadi subjek suatu kalimat dapat diberi keterangan
lebih lanjut dengan menggunakan penghubung “yang”. Keterangan
ini dinamakan keterangan pewatas.
4. Bisa didahului dengan adjektiva atau kata sifat, namun disertai dengan
kata 'si' dan 'sang'.
5. Subjek tidak didahului preposisi, seperti: dari, dalam, di, ke, kepada,
pada.
6. Menjawab pertanyaan dengan kata tanya apa atau siapa.
Contoh :
1. Ibu membuat kue untuk lebaran. (nomina)
2. Dedi si pencuri itu sekarang sudah masuk ke dalam penjara. (frasa
nomina)
3. Gunung Merapi berdekatan letaknya dengan Gunung Merbabu. (frasa
nomina)
4. Gunung Krakatau yang pernah meletus tahun 1875 kini mulai
terbatuk-batuk. (frasa nomina)
5. Berjalan kaki menyehatkan badan. (frasa verbal)
6. Memetik bunga sangat menyenangkan. (frasa verbal)
6
Contoh kalimat yag tidak memiliki subjek karena tidak ada / tidak jelas
pelaku atau bendanya.
1. Bagi siswa sekolah dilarang masuk
2. Di sini melayani obat generic
2. Predikat (P)
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan
(tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku/tokoh atau
benda di dalam suatu kalimat). Selain memberitahu tindakan atau
perbuatan subjek (S), Predikat dapat pula menyatakan sifat, situasi,
status, ciri, atau jati diri subjek.
Ciri-ciri:
1. Predikat suatu kalimat dapat berupa:
a. Kata, misalnya verba, adjektiva, atau nomina
b. Frasa, misalnya frasa verbal, frasa adjektival, frasa nomina, frasa
numeralia (bilangan).
2. Predikat dapat berupa kata “adalah” atau “ialah” Ketika subjek kalimat
berupa unsur yang panjaang sehingga batas antara subjek dan
pelengkap tidak jelas.
3. Dapat disertai kata-kata aspek atau modalitas
Verba & adjektiva: telah, sudah, sedang, belum, dan akan. (kata-
kata aspek)
Nomina bernyawa: ingin, hendak, dan mau. (kata modalitas yang
menyatakan sikap subjek sebagai pembicara)
4. Umunya disebelah kanan subjek
7
5. Biasanya menjawab pertanyaan dengan kata tanya mengapa,
bagaimana, atau ada apa.
Contoh:
1. Pak Niko mengajar matematika.
Memberitahukan perbuatan Pak Niko.
Contoh kalimat yang tidak memiliki predikat karena tidak ada kata-kata
menunjuk pada perbuatan, sifat, keadaan, ciri, atau status pelaku atau
bendanya.
1. Adik saya yang gendut lagi lucu itu. (frasa)
Tidak ada jawaban atas pertanyaan “melakukan apa adik yang gendut
lagi lucu?”.
8
Tidak ada jawaban atas pertanyaan “ada apa dengan kantor di Jalan
Gatot Subroto?”.
3. Objek (O)
Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat. Bagian kalimat
yang merupakan kata atau hal yang dikenai, dikerjakan oleh subjek.
Ciri-ciri:
1. Berupa nomina, frasa nominal, atau klausa.
2. Letaknya disebelah kanan predikat yang berupa verba transitif, yaitu
verba yang menuntut wajib hadirnya Objek, contoh:
a. Arsitek merancang…
b. Jaksa menghadirkan…
c. Juru masak menggoreng…
3. Jika Predikat merupakan verba intransitive, objek tidak diperlukan.
Contoh:
a. Nenek mandi.
b. Komputerku rusak.
c. Tamunya pulang.
4. Dapat diubah menjadi subjek kalimat pasif.
Contoh:
1. Pedagang itu menjual gula (O).
Gula (S) dijual oleh pedagang itu.
9
4. Salma oceania mengalahkan Bayu Angkasa (O).
Bayu Angkasa (S) dikalahkan oleh Salma Oceania.
4. Pelengkap (Pel.)
Pelengkap (P) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi
predikat serta kehadirannya bergatung pada predikat.
Ciri-ciri:
1. Dapat berupa nomina atau frasa nomina, verba atau frasa verbal, dan
adjektiva atau frasa adjektiva.
2. Tidak dapat diubah menjadi subjek (S) dalam kalimat pasif.
Contoh:
1. Diah membelikan saya komputer. (nomina)
2. Pak Camat menghadiahi Lurah Banjarsari mobil perpustakaan
keliling. (frasa nominal)
3. Saya menganggap pimpinan itu bijaksana (adjektiva)
4. Geri menganggap Siska sangat tidak tegas. (frasa adjektiva)
5. Annisa melihat Dyah sedang menulis. (frasa verbal)
5. Keterangan (K)
Keterangan (K) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal
mengenai bagian kalimat yang lainnya.Unsur Keterangan dapat berfungsi
menerangkan Subjek, Predikat, Objek, dan Pelengkap.
Ciri-ciri:
1. Dapat berupa frasa adverbial, frasa preposisional, atau klausa.
2. Posisinya bersifat bebas, dapat di awal, di tengah, atau di akhir
kalimat.
3. Keterangan merupakan unsur tambahan yang kehadirannya dalam
struktur dasar kebanyakan tidak bersifat wajib.
10
Para ahli membagi keterangan atas Sembilan macam (Hasan Alwi dkk,
1998:366) yaitu seperti yang tertera pada tabel di bawah ini.
11
Bersama Bersama orang tuanya
Beserta Beserta saudaranya
Contoh:
1. Tidak biasanya dia pulang larut malam.
2. Orang tua saya pernah bekerja di perusahaan kayu lapis.
3. Dia menandatangani surat bermeterai itu dengan terpaksa.
4. Dia telah datang kemarin.
5. Anak Pak Lurah telah diwisuda tiga hari yang lalu.
6. Waluyo datang seorang diri.
7. Agaknya saran itu mulai diperhatikan.
8. Jahe dan beras kencur merupakan tanaman yang sangat berguna bagi
kesehatan.
12
2.4 Ciri-ciri Kalimat Efektif
1. Strukturnya Sepadan
Contoh:
Dia yang pergi meninggalkan saya. (tidak efektif)
Dia pergi meninggalkan saya. (efektif)
d. Tidak bersubjek ganda, bukan berarti subjek tidak boleh lebih dari satu,
namun lebih ke arah menggabungkan subjek yang sama.
Contoh:
Adik demam sehingga adik tidak dapat masuk sekolah. (tidak efektif)
Adik demam sehingga tidak dapat masuk sekolah. (efektif)
13
2. Hemat dalam Kata
Karena salah satu syarat kalimat efektif adalah ringkas dan tidak bertele-tele, tidak
boleh menyusun kata-kata yang bermakna sama di dalam sebuah kalimat. Ada dua
hal yang memungkinkan kalimat membuat kalimat yang boros sehingga tidak efektif.
Yang pertama menyangkut kata jamak dan yang kedua mengenai kata-kata
bersinonim. Untuk menghindari hal tersebut, berikut ini contoh mengenai kesalahan
dalam kata jamak dan sinonim yang menghasilkan kalimat tidak efektif.
14
3. Sejajar dalam Bentuk
Ciri-ciri yang satu ini menyangkut soal imbuhan dalam kata-kata yang ada di kalimat,
sesuai kedudukannya pada kalimat itu. Pada intinya, kalimat efektif haruslah
berimbuhan pararel dan konsisten. Jika pada sebuah fungsi digunakan
imbuhan me-, selanjutnya imbuhan yang sama digunakan pada fungsi yang sama.
Contoh:
Hal yang mesti diperhatikan soal sampah adalah cara membuang, memilah, dan
pengolahannya. (tidak efektif)
Hal yang mesti diperhatikan soal sampah adalah cara membuang, memilah, dan
mengolahnya. (efektif)
Tidak selamanya subjek harus diletakkan di awal kalimat, namun memang peletakan
subjek seharusnya selalu mendahului predikat. Akan tetapi, dalam beberapa kasus
tertentu, kalian bisa saja meletakkan keterangan di awal kalimat untuk memberi efek
penegasan. Ini agar pembaca dapat langsung mengerti gagasan utama dari kalimat
tersebut. Penegasan kalimat seperti ini biasanya dijumpai pada jenis kalimat
perintah, larangan, ataupun anjuran yang umumnya diikuti partikel lah atau pun.
Contoh:
Kamu sapulah lantai rumah agar bersih! (tidak efektif)
Sapulah lantai rumahmu agar bersih! (efektif)
Kelogisan berperan penting untuk menghindari kesan ambigu pada kalimat. Karena
itu, buatlah kalimat dengan ide yang mudah dimengerti dan masuk akal agar
pembaca dapat dengan mudah pula mengerti maksud dari kalimat tersebut.
15
Contoh:
Kepada Bapak Kepala Sekolah, waktu dan tempat kamI persilakan. (tidak efektif)
Bapak Kepala Sekolah dipersilakan menyampaikan pidatonya sekarang. (efektif)
Contoh: Untuk menguasai kemahiran menulis diperlukan latihan, latihan, dan sekali
lagi latihan.
16
3. Kiat ketiga yang dapat dilakukan adalah penyejajaran. Penyejajaran ini
menimbulkan kesan bahwa unsur yang disejajarkan itu penting dan tampak
menonjol. Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyejajaran ini adalah
konsistensi.
4. Kiat keempat yang dapat dilakukan adalah pengaturan variasi kalimat. Variasi
ini terdiri dari dua, yaitu variasi struktur dan variasi jenis. Variasi struktur
memiliki kemungkinan struktur aktif-pasif ataupun struktur panjang-pendek.
Variasi jenis memiliki kemungkinan jenis kalimat berita, kalimat tanya dan
kalimat seru.
Contoh:
1. Kemarin saya meminjam buku di perpustakaan. Buku itu saya baca tadi malam.
(kalimat variasi struktur)
17
2.6 Penyebab ketidakefektifan kalimat
b. Pleonasme
Pleonasme adalah pemakaian kata-kata yang berlebihan (Putrayasa
2010:100). Penggunaan dua kata yang mengandung makna yang sama tidak
perlu karena menimbulkan makna yang mubazir. Jadi, terkesan tidak efektif.
Contoh : 1. Semua guru-guru sedang rapat dalam penyusunan silabus.
2. Para murid-murid sedang membaca di Perpustakaan
18
Contoh : 1. Anak dari Pak Bagus menjadi Polisi.
2. Sepeda dari adik rusak berat karena ditabrak mobil.
f. Kesalahan Nalar
Nalar menentukan apakah kalimat yang kita tuturkan adalah kalimat
yang logis atau tidak. Nalar ialah aktivitas yang memungkinkan seseorang
berpikir logis. Pikiran yang logis ialah pikiran yang masuk akal yang berterima
(Putrayasa 2010:112).
Contoh : 1. Hadirin yang kami hormati. Kita tiba-tiba sekarang pada
acara berikut yaitu sambutan bapak Bupati. Waktu dan tempat kami
persilakan!
2. Pengemudi mobil tangki premix siap diajukan ke
Pengadilan.
19
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat berfungsi mengungkapkan
informasi secara tepat, cepat, dan mudah dipahami dan mempunyai hubungan
kalimat, penekanan dan pengucapannya. Di dalam penyusunan kalimat efektif
sangat perlu diperhatikan struktur kalimat, kelugasan penyusunan kata serta faktor-
faktor lainnya agar kalimat yang disusun menjadi kalimat utuh yang efektif. Unsur-
unsur dalam kalimat efektif, ialah: subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel)
dan keterangan (Ket) dan mengenai syarat-syarat kalimat efektif meliputi: koherensi,
kesatuan, kehematan, paralelisme atau kesejajaran, penekanan, kevariasian dan
logis/nalar.
3.2 Saran
20
3. Bagi lembaga pendidikan (Formal dan Informal)
21
Daftar Pustaka
Nikmah, Masrutin. 2016. Bentuk-bentuk Kalimat tidak Efektif pada Teks Nonsastra
Karya Siswa SMP Kelas VII. 2016. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas
Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Semarang: Semarang.
Pericha, Ratu Alivia. 2018 Kalimat tidak Efektif dalam Rubrik Jati Diri Surat Kabar
Jawa Pos Edisi 2016. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan. Universitas Jember: Jember.