KELOMPOK 3
UNIVERSITAS MADURA
FAKULTAS HUKUM PROGRAM STUDI HUKUM
2023/2024
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan. Tidak lupa
shalawat serta salam tercurahkan bagi Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah membimbing
kita menuju jalan yang lurus.
Penyusunan makalah berjudul "kalimat bahasa Indonesia" makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Penulis membahas pengertian, struktur, jenis-
jenis, ciri-ciri dan macam-macam kalimat. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Bahasa Indonesia, Ibu Laili Amalia, S.PD, M.PD yang telah membimbing penyelesaian makalah.
Kami juga berterima kasih kepada para pihak yang mendukung penulisan makalah.
Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada kesalahan dalam proses
pembuatan makalah. Penulis berharap terbuka pada kritik dan saran sebagai bagian dari revisi
makalah bahasa Indonesia ini.
I
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .................................................................................................................. I
DAFTAR ISI ................................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................1
1.1. Latar belakang ..................................................................................................................1
1.2. Rumusan masalah .............................................................................................................1
1.3. Tujuan ...............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................2
2.1. Definisi kalimat ...............................................................................................................2
2.2. Struktur kalimat ...............................................................................................................2
2.3. Kalimat deklaratif atau pernyataan ..................................................................................3
2.4. Kalimat interogatif............................................................................................................4
2.5. Kalimat imperatif .............................................................................................................6
2.6. Kalimat interjeksi .............................................................................................................7
2.7. Ciri-ciri kalimat ................................................................................................................8
2.8. Kalimat langsung dan tidak langsung ..............................................................................8
2.9. Macam-macam kalimat ....................................................................................................8
2.10. Kalimat efektif ................................................................................................................11
BAB III PENUTUP ......................................................................................................................13
3.1. Kesimpulan ......................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................14
II
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Manusia dalam berkomunikasi menggunakan dua cara yaitu lisan dan tertulis.
Walaupun kita mengenal cara-cara lain seperti isyarat, gerak, dan simbol-simbol, namun
cara yang paling efektif dalam berkomunikasi sehari-hari manusia normal adalah dengan
cara lisan maupun tertulis. Hakikatnya seseorang menulis adalah untuk menuangkan
sebuah gagasan, fakta, sikap,maupun isi pikiran yang ada di benaknya. Gagasan, fakta,
sikap, maupun isi pikiran tersebut ditulis dengan jelas dan utuh sehingga pembaca dapat
memahaminya dengan jelas. Tujuan ditulisnya gagasan, fakta, sikap, maupun isi pikiran
tersebut juga agar gagasan itu dapat bertahan lama dan mempunyai bukti otentik, bahwa
kita pernah menulis. Hal inisesuai dengan kelebihan dari bahasa tertulis yaitu mempunyai
bukti otentik yang kuat.
Untuk dapat membuat sebuah tulisan yang menarik, perlu kita memahami
terlebih dahulu bagaimana cara penulisan kalimat yang efektif. Karena sebuah
tulisan yang baik tidak terlepas dari sebuah kalimat yang membangun tulisan
tersebut. kalimat yang baik akan menghasilkan paragraf yang baik, pargraf yang baik
dan padu akan menghasilkan sebuah tulisan yang baik serta enak dibaca.
1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu kalimat
2. Untuk memahami bagaimana cara membuat sebuah kalimat yang baik dan benar
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Devinisi kalimat
Kalimat adalah sebuah Kumpulan kata-kata yang mempunyai arti dan suatu
bahasa yang terdiri atas dua kata atau lebih yang memiliki suatu pengertian dan pola
intonasi akhir. Untuk lebih jelasnya simak penjelasan berikut.Pengertian Kalimat Kalimat
merupakan satuan bahasa yang mengandung suatu pikiran lengkap. Dalam sebuahkalimat
paling kurang mengandung suatu subjek dan predikat. Kalimat dalam wujud
lisandiucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut,disela jeda dan diakhiri dengan
sebuah intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan
sebuah huruf kapital dan diakhiri dengan sebuah tanda titik (.), tanda tanya (?) dan tanda
seru (!)
3
2.4. Kalimat Interogatif
Kalimat interogatif adalah kalimat yang mengandung pertanyaan. Kalimat ini
mempunyai intonasi yang berbeda dengan intonasi kalimat berita (kalimat deklaratif).
Perbedaan intonasi ada di kalimat tanya yang bernada naik. Fungsi kalimat interogatif
yakni menanyakan sesuatu pada lawan bicara.
2.4.1. Ciri Kalimat Interogatif
Mengutip dari skripsi Kalimat Interogatif dan Kalimat Imperatif dalam
Terjemahan Surah Yasin, ditulis oleh Sri Rahayu ciri kalimat negatif ada 5. Berikut
ciri-ciri kalimat interogatif menurut Tenriola:
1. Akhir kalimat interogatif diakhiri dengan tanda tanya (?)
2. Awal kalimat interogatif ditandai dengan kata tanya (5W+1H) yaitu apa, kapan,
siapa, mengapa, dimana, dan bagaimana.
3. Kata imbuhan dalam kalimat negatif adalah -kah di akhir kalimat. Contohnya
kata tanya apakah, bukankah, siapakah, bagaimanakah.
4. Jawaban dari kalimat negatif yaitu ya atau tidak.
5. Intonasi kalimat interogatif menarik di akhir kalimat.
6. Ada kalimat interogatif yang membutuhkan respon panjang, sehingga intonasi
bisa menurun di akhir kalimat.
2.4.2. Jenis Kalimat Interogatif
Jenis kalimat interogatif ini dibagi menjadi beberapa bagian antara lain:
1. Kalimat Interogatif Meminta Pengakuan
Kalimat tanya ini dipakai untuk pengakuan ya -tidak atau ya-bukan
yang memberi intonasi berbeda. Intonasi ini disertai tanda tanya di akhir kalimat
tanya singkat. Kalimat ini disertai partikel -kah untuk beberapa kata.
Contoh Kalimat Interogatif Meminta Pengakuan
Mereka bekerjasama untuk kerja bakti? (Pertanyaan)
Ya, mereka kerjasama dengan RT sebelah. (Jawaban)
2. Kalimat Interogatif Meminta Keterangan
Jenis kalimat ini memberi unsur kalimat yang dibentuk memakai kata
tanya siapa, apa, mana, berapa, dan kapan. Ada partikel imbuhan -kah yang
dipakai dan biasanya susunan berada di awal kalimat.
Kata siapa, biasanya dipakai untuk menanyakan orang, serta berada di
awal kalimat. Partikel -kah bisa ditempatkan di awal kalimat interogatif. Kata
apa dipakai untuk menanyakan suatu sesuatu. Sementara kata mana dipakai
untuk menanyakan keberadaan suatu benda. Berapa dipakai untuk menanyakan
jumlah atau banyaknya benda, sedangkan kapan dipakai di awal kalimat.
Kata siapa, biasanya dipakai untuk menanyakan orang, serta berada di
awal kalimat. Partikel -kah bisa ditempatkan di awal kalimat interogatif. Kata
apa dipakai untuk menanyakan suatu sesuatu. Sementara kata mana dipakai
4
untuk menanyakan keberadaan suatu benda. Berapa dipakai untuk menanyakan
jumlah atau banyaknya benda, sedangkan kapan dipakai di awal kalimat.
Contoh Kalimat Interogatif Meminta Keterangan
Kapan nenek berangkat ke Bandung?
Contoh Kalimat Interogatif yang Meminta Alasan
Mengapa murid itu selalu terlambat?
3. Kalimat Interogatif Meminta Pendapat
Kalimat tanya ini memakai kata tanya bagaimana. Menjelaskan tentang
proses atau menanyakan pendapat. Partikel yang dipakai ini adalah -kah. Contoh
Kalimat Interogatif Meminta Pendapat
Bagaimana caranya memasak mie?
Dulu dia sering bepergian ke gunung bersama temannya. Bagaimana cara dia
pergi ke gunung itu?
4. Kalimat Interogatif Meminta Keterangan
Kata mengapa dipakai untuk mengawali kalimat pertanyaan untuk
meminta keterangan sebab. Contoh kalimat ini yaitu kapan kau akan berangkat
ke Bali?
2.4.3. Contoh Kalimat Interogatif
1. Apa
Kata tanya apa dipakai untuk menanyakan benda, hewan, dan tumbuh-
tumbuhan. Contoh kalimat:
Apa kabar dia yang sudah dua hari absen ke sekolah?
Apakah kamu jadi pergi menonton konser?
2. Siapa
Kata tanya siapa dipakai untuk menanyakan orang, malaikat, dan Tuhan. Contoh
kalimat:
Dia mencari siapa?
Kakek mengundang siapa saja?
3. Mengapa
Kata tanya mengapa dipakai untuk menanyakan sebab dan perbuatan. Contoh
kalimat:
Mengapa dia pergi sendirian?
Koki itu mengapa cepat-cepat pergi?
4. Mana
Mana dipakai untuk menanyakan tempat dan dipakai kata sambung, seperti
dimana. Contoh kalimat,
Mana uang yang kau simpan?
Dari mana saja dirimu selama ini?
Ayahmu yang mana?
Dimana dia tinggal?
5
5. Bagaimana
Bagaimana digunakan untuk memecahkan masalah atau cara. Contoh kalimat
interogatif bagaimana yaitu:
Bagaimana kabar dia bersama kedua orang tuanya?
Apakah kamu tahu bagaimana cara membuat kue?
6. Kapan
Kapan dipakai untuk menanyakan waktu pada seseorang. Contoh kalimat:
Kapan dia bisa pergi?
Kapan kamu berhenti bermain dan fokus belajar?
Sejak kapan dia mulai sakit?
7. Berapa
Berapa dipakai untuk menanyakan jumlah dan bilangan.
Berapa harga satu dus buku?
Kamu punya hewan peliharaan berapa?
6
2.6. Kalimat Interjeksi
Kalimat seru atau disebut juga dengan kalimat interjeksi adalah jenis kalimat
dalam Bahasa Indonesia yang berisi ungkapan perasaan penulis atau pembicara.
Penggunaan kata seru ini bertujuan untuk menegaskan perasaan tersebut. Dalam
penggunaan kata seru memiliki ciri khas intonasinya yang dapat menggambarkan
perasaan. Perasaan yang dimaksud dapat berupa perasaan marah, sedih, gembira, sakit,
kagum, terkejut, dll.
2.6.1. Ciri Kalimat Interjeksi
1. Kalimat interjeksi memiliki intonasi yang menggambarkan isi perasaan dari
pembicara.
2. Penempatan kata seru berada di awal kalimat, biasanya hanya satu kata dan
kemudian di ikuti tanda koma jika dalam bentuk tertulis.
3. Kata seru digunakna untuk menegaskan perasaan.
2.6.2. Jenis dan Contoh Kalimat Interjeksi
1. Kalimat interjeksi menyatakan rasa kagum atau kepuasaan.
Kata seru yang biasanya digunakan untuk menyatakan rasa kagum atau kepuasan
seperti aduh, aduhai, amboi, asyik, wah, dll.
Contoh: Wah, indah sekali hasil lusikannya!
Wah, indah sekali hasil lusikannya!
2. Kalimat interjeksi menyatakan rasa syukur.
Biasanya menggunakan kata seru, seperti: syukur, alhamdulillah, puji syukur,
untung, dll.
Contoh: Syukurlah, kita terhindar dari kejaran anjing itu.
3. Kalimat interjeksi menyatakan rasa kaget
Biasanya menggunakan kata seru, seperti astaga, alamak, gila, dll.
Contoh: Astaga, saya tidak menyangka kamu melakukannya!
4. Kalimat interjeksi menyatakan harapan atau keinginan
Biasanya menggunakan kata seru, seperti : mudah-mudahkan, insyallah,
semoga, dll.
Contoh: Mudah-mudahan kita bisa bertemu lagi.
5. Kalimat interjeksi menyatakan ajakan.
Biasanya menggunakan kata seru, seperti : ayo, mari, yuk, dll.
Contoh: Ayo kita berangkat sekarang!
6. Kalimat interjeksi mengungkapkan panggilan
Biasanya menggunakan kata seru, seperti: hai, woy, halo, dll.
Contoh: Hai, bagaimana kabarmu?
7. Kalimat interjeksi mengungkapkan rasa marah
Biasanya menggunakan kata seru, seperti : bodoh, dasar, dll.
Contoh: Bodoh sekali, kenapa kau lakukan itu!
7
8. Kalimat interjeksi mengungkapkan rasa marah
Biasanya menggunakan kata seru, seperti : bodoh, dasar, dll.
Contoh: Bodoh sekali, kenapa kau lakukan itu!
2.7. Ciri – Ciri Kalimat
Dilansir dari laman resmi Kemdikbud RI, ciri-ciri kalimat adalah sebagai berikut:
1. Diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca, seperti tanda baca titik
(.), tanya (?), maupun seru (!).
2. Kalimat setidaknya terdiri dari subjek dan predikat.
3. Merupakan satu kesatuan bahasa yang memiliki fonem dan morfem. Fonem adalah
bunyi pada sebuah bahasa yang membedakan makna dalam sebuah kata, sedangkan
morfem adalah bentuk bahasa yang mengandung arti pada sebuah kata.
4. Dalam satu paragraf terdiri dari dua kalimat atau lebih. Kalimat-kalimat tersebut
disusun dalam satuan makna yang saling berkaitan.
8
4. Kalimat tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk mengungkapkan pertanyaan
terhadap suatu hal. Kalimat ini berakhir dengan tanda tanya (?) dengan di
dalamnya terdapat kata tanya seperti bagaimana, di mana, kemana, kapan, siapa,
mengapa, dan berapa. Contoh: Berapa berat mobil itu?
2.9.2. Kalimat berdasarkan pengucapan
1. Kalimat langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang penulisannya menirukan omongan atau
suara orang lain. Ciri dari kalimat ini adalah terdapat dua tanda petik di awalan
dan akhiran kalimat (“…”). Contoh: Budi berkata, “Kamu sungguh cantik.”
2. Kalimat tidak langsung
Kalimat tidak langsung merupakan kalimat yang mengalami perubahan dari
kalimat langsung yang menggunakan tanda petik, ke bentuk berita yang tidak
menggunakan tanda petik. Contoh: Rahman mengatakan bahwa ia
menginginkan Rahma menjadi pasangannya.
2.9.3. Kalimat berdasarkan cara penyajian
1. Kalimat melepas
Kalimat melepas adalah kalimat yang berbentuk kalimat majemuk yang diawali
dengan induk kalimat dan diikuti oleh anak kalimat. Contoh: Adit diperbolehkan
pulang dari kantor bila sudah menyelesaikan tugas kantornya.
2. Kalimat klimaks
Kalimat klimaks merupakan kalimat yang berbentuk kalimat majemuk dengan
diawali anak kalimat lalu diikuti oleh kalimat utama. Contoh: Karena tugas
kantornya belum selesai, Adit tidak diperbolehkan untuk pulang.
3. Kalimat berimbang
Kalimat berimbang adalah kalimat yang berbentuk kalimat majemuk setara atau
campuran. Contoh: Harga PPN naik, pedagang dan konsumen
mempermasalahkan harga yang semakin naik.
2.9.4. Kalimat berdasarkan pola subyek dan predikat
1. Kalimat versi Kalimat versi adalah kalimat yang sesuai dengan susunan dasar
pola kalimat S-P-O-K (subyek-predikat-obyek-keterangan). Contoh: Andi
membeli makanan ringan di toko klontong.
Keterangan:
Andi: subyek
Membeli: predikat
Makanan ringan: obyek
Di toko klontong: keterangan
2. Kalimat inversi Kalimat inversi adalah kalimat yang predikatnya sebelum
subyek. Biasanya kalimat ini dipakai untuk penegasan atau penekanan. Contoh:
Tutup pintu itu!
9
Keterangan:
Tutup: predikat
Pintu itu: subyek
1.9.5. Macam kalimat berdasarkan unsur kalimat
1. Kalimat lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang setidaknya mempunyai subyek dan
predikat. Contoh: Andi menutup pintu.
2. Kalimat tidak lengkap
Kalimat tidak lengkap yaitu kalimat yang tidak sempuran. Kalimat tidak lengkap
berupa kalimat yang hanya mempunyai subyek atau hanya predikat. Contoh:
Pulang, Yuk!
2.9.6. Macam kalimat berdasarkan jumlah frasa
1. Kalimat tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya memiliki satu pola saja. Kalimat
tunggal terdiri dari dua macam, yaitu kalimat nominal dan kalimat verbal.
Penjelasannya:
Kalimat nominal Adalah kalimat yang menggunakan kata benda sebagai
predikatnya. Contoh: Ibu saya adalah guru.
Kalimat verbal Adalah kalimat yang menggunakan kata kerja sebagai
predikatnya. Contoh: Afifah mengepel.
2. Kalimat majemuk Kalimat majemuk yakni kalimat yang mempunyai dua pola
(klausa) kalimat atau lebih. Kalimat majemuk terdiri dari induk dan anak
kalimat. Cara membedakan induk dan anak kalimat yaitu ditandai dengan
konjungsi atau kata penghubung. Terdapat empat macam kalimat majemuk,
yaitu majemuk setara, bertingkat, campuran, dan rapatan. Berikut ulasannya:
Kalimat majemuk
setara Kalimat majemuk setara adalah kalimat gabungan antara dua kalimat
tunggal atau lebih yang kedudukannya sejajar atau sederajat. Contoh: Rina
menulis surat dan Rani yang mengirimnya.
Kalimat majemuk bertingkata
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat gabungan antara dua kalimat
tunggal atau lebih yang kedudukannya berbeda. Contoh: Adit pergi dari
rumah karena bertengkar dengan adiknya.
10
Kalimat majemuk rapatan adalah gabungan beberapa kalimat tunggal yang
karena subyek, predikat, atau obyek yang sama. Bagian yang sama hanya
disebutkan sekali. Contoh: Afifah pandai berbahasa Indonesia, Spanyol, dan
Korea.
2.9.7. Macam kalimat berdasarkan subyek
1. Kalimat aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang unsur subyeknya melakukan suatu tindakan
atau pekerjaan. Terdapat dua macam kalimat aktif, yakni:
Kalimat aktif transitif
Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang predikatnya berawalan ‘me-‘ dan
selalu dapat diubah ke dalam bentuk kalimat pasif yang predikatnya
berawalan ‘di-‘. Contoh: Rama menyapu halaman rumah (kalimat aktif).
Dapat diubah menjadi halaman rumah disapu oleh Rama (kalimat pasif).
Kalimat aktif intransitif
Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang predikatnya berawalan ‘ber-‘
dan tidak dapat diubah menjadi kalimat pasif. Contoh: Kami berjaga di luar
rumah.
2. Kalimat pasif
Kalimat pasif merupaka kalimat yang subyeknya melakukan suatu tindakan.
Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kalimat pasif biasa dan
zero.
Kalimat pasif biasa
Kalimat pasif biasa adalah kalimat pasif yang predikatnya selalu berawalan
dengan imbuhan ‘di-‘, ‘ter-‘, dan ‘ke-an’. Contoh: Halaman rumah disapu
Budi.
Kalimat pasif zero
Kalimat pasif zero yaitu kalimat pasif yang predikatnya berakhiran ‘-kan’
sehingga membuat awalan ‘di-‘ menghilang dari predikat. Predikat juga bisa
menggunakan kata dasar yang bersifat kata kerja, kecuali kata kerja ‘aus’
yang tidak bisa menggunakan awalan ‘me-‘ dan ‘ber-‘. Contoh: Akan saya
tunjukkan kepadamu…
11
2. Logis
3. Diksi (pilihan katanya) tepat
4. Menunjukkan kesatuan gagasan
5. Memiliki koherensi (kepaduan) yang baik
6. Tidak ambigu (bermakna ganda) dan
7. Memiliki kesejajaran bentuk.
2.10.1. Kalimat gramatikal
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008: 461),
gramatikal diartikan sesuai dengan tata bahasa. Dimana makna katanya
mengalami proses afiksasi, reduplikasi, komposisi, atau kalimatisasi.
Makna dari gramatikal sendiri adalah kata yang berubah-ubah sesuai
dengan konteks (berkenaan dengan situasinya, yakni tempat, waktu, dan
lingkungan penggunaan bahasa) pemakainya. Kalimat gramatikal adalah kalimat
yang makna katanya berubah-ubah karena mengalami proses pengimbuhan,
pengulangan ataupun pemajemukan yang disesuaikan menurut tata bahasa serta
terikat dengan konteks pemakainya. Contoh Kalimat Gramatikal:
1. Minuman, minum-minum, peminum (makna gramatikal)
Contoh :
1. Polisi menyita beberapa peti minuman keras dari dalam toko itu.
2. Pagi, siang, malam, kerjanya hanya duduk dan minum-minum saja.
3. Seluruh orang di kampung ini tahu, kalau ia seorang peminum.
2.10.2. Kalimat yang tidak gramatika
Dalam Bahasa Indonesia, kalimat yang tidak gramatikal adalah kalimat
yang melanggar aturan tata bahasa atau struktur kalimat. Kalimat yang tidak
gramatikal sering kali sulit dipahami atau memiliki arti yang kabur. Berikut
adalah beberapa contoh kalimat yang tidak gramatikal:
1. “Anak ayam sedang bermain bola.”
2. “Saya sering tidak makan sarapan.”
3. “Lampu menyala tidak.”
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil namun terlengkap maknanya dan
mempunyai intonasi final yang mengakhirinya. Sebuah kalimat dalam Bahasa Indonesia
secara sederhana biasanya terdiri dari dua unsur yang membangunnya, yaitu unsur Subjek
(S) dan Predikat (P). Kalimat tunggal adalah jika kalimat tersebut hanya memiliki satu
gagasan dan hanya terdiri dari subjek (S) dan predikat (P) saja. Kalimat majemuk adalah
jika kalimat itu terdiri dari dua atau lebih klausa yang membangunnya, dan biasanya
memiliki lebih dari satu Predikat (P)
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menjelaskan gagasan penulis kepada
pembacasecara utuh tanpa ada kebimbangan atau keraguan dalam menafsirkannya.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/amp/s/www.detik.com/sulsel/berita/d-6915168/apa-itu-kalimat-pahami-
pengertian-ciri-ciri-jenis-unsur-serta-contohnya/amp
https://www.qubisa.com/article/struktur-kalimat-yang-baik
https://www.google.com/amp/s/www.detik.com/edu/detikpedia/d-6434311/kalimat-pengertian-
unsur-dan-jenis-jenisnya/amp
https://www.google.com/amp/s/www.cnnindonesia.com/edukasi/20230615102253-569-
962136/pengertian-ciri-serta-contoh-kalimat-langsung-dan-tidak-langsung/amp
https://katadata.co.id/safrezi/berita/61af0f6788635/pengertian-ciri-dan-jenis-kalimat-interogatif
https://www.kompas.com/skola/read/2022/12/13/080000269/kalimat-imperatif--pengertian-dan-
contohnya
https://www.sekolahan.co.id/pengertian-kalimat-interjeksi-ciri-ciri-jenis-dan-contohnya-paling-
lengkap/
https://www.kompas.com/skola/read/2022/04/05/130000069/macam-macam-kalimat-dan-
contohnya?page=all
https://www.detik.com/sulsel/berita/d-6915168/apa-itu-kalimat-pahami-pengertian-ciri-ciri-jenis-
unsur-serta-contohnya
14