Dosen Pengampu
Disusun oleh :
(STAI) MADIUN
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan dan berkat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah “Tata Kalimat Bahasa Indonesia” ini
dengan baik. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia. Makalah ini menjelaskan lebih mendalam mengenai Tata, pola,
bentuk, dan fungsi kalimat dengan bahasa yang lebih mudah untuk di cerna
dan di pahami. Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder
yang penulis peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan kalimat
bahasa Indonesia, serta infomasi dari media massa yang berhubungan dengan
kalimat yang baik.
Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi
kita semua, serta dapat menambah wawasan kita mengenai keluasan kalimat
dalam bahasaIndonesia. Akhir kata, mungkin dalam penulisan makalah ini
masih banyak kekurangan.Kritik dan saran tentunya sangat kami harapkan
demi perbaikan dan kesempurnaan. Penulismengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantudalam
penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 4
1.3 Tujuan Masalah .................................................................................................... 5
BAB II TEORI DAN PEMBAHASAN .............................................................................. 6
2.1 Pengertian Kalimat ............................................................................................... 6
2.2 Pola Kalimat ......................................................................................................... 7
2.3 Macam-macam Kalimat ....................................................................................... 8
2.4 Bentuk Kalimat..................................................................................................... 8
2.5 Fungsi Kalimat ..................................................................................................... 9
2.6 Jenis-jenis Kalimat ............................................................................................. 10
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 13
3.2 Saran ................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 14
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa adalah sarana berpikir baik untuk menyampaikan pesan kepada
orang lain maupun untuk menerima pesan dari orang lain. Pikiran yang
disampaikan dalam pembicaraan atau tulisan diungkapkan melalui
rangkaian kata yang terpilih dan tersusun menurut kaidah tertentu. Bahasa
sebagai symbol yang bermakna terdiri atas satuan- satuan tertentu yang
secara fungsional saling berhubungan sebagai suatu system. Satuan
terkecil yang mengandung makna berupa kata atau frasa (kelompok kata),
sedangkan satuan yang lebih besar yang mengandung pikiran berupa
kalimat. Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal
subjek (S) dan predikat (P) dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu
sudah lengkap dengan makna. Intonasi final kalimat dalam bahasa tulis
adalah berupa tanda baca titik, tanda tanya, atau tanda seru. Penetapan
struktur minimal S dan P dalam hal ini menunjukkan bahwa kalimat
bukanlah semata-mata gabungan atau rangkaian kata yang tidak
mempunyai kesatuan bentuk. Lengkap dengan makna menunjukkan
sebuah kalimat harus mengandung pokok pikiran yang lengkap sebagai
pengungkap maksud penuturannya. Hal ini menunjukkan bahwa
penguasaan bahasa sebagai sarana berpikir dan berkomunikasi banyak
ditentukan oleh penguasaan kaidah kalimat yang didukung oleh kosa kata
yang memadai. Hal inilah yang kemudian menarik untuk diketahui tentang
bagaimana pengertian kalimat, bagian- bagiannya dan jenis kalimat
tunggal. Oleh karena itu penulis berusaha untuk memberikan pemahaman
tentang pertanyaan tersebut dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat
menjadi jawaban dan memberikan pemahaman terkait pertanyaan yang
dikaji.
5
BAB II
TEORI DAN PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kalimat
Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun
tertulis, harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Kalau tidak memiliki
unsur subjek dan unsur predikat, pernyataan itu bukanlah kalimat. Deretan
kata yang seperti itu hanya dapat disebut sebagai frasa. Kalimat adalah
satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan
dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan
intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), dan tanda
seru (!).1 Untuk mengenal lebih dalam bahasa Indonesia yaitu bahasa kita
sendiri, Kalimat juga dapat diartikan sebagai gabungan dari dua buah kata
atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir.2
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia Online, Kalimat adalah kesatuan
ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan, perkataan,
ling satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola
intonasi final dan secara aktual ataupun potensial yang terdiri atas klausa.3
Sedangkan menurut pakar linguistik, Kalimat adalah satuan bahasa yang
secara relatif dapat berdiri sendiri, yang mempunyai pola intonasi akhir
yang terdiri dari klausa.4 Jadi dapat disimpulkan Kalimat adalah gabungan
beberapa kata atau klausa yang memiliki unsur subjek dan predikat yang
saling berkaitan satu sama lain, dan diberi irama dengan tanda baca yang
menghasilkan sebuah intonasi sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh
dan bermakna.
1
E.Zaenal Arifin dan S.Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia, (Jakarta, Akademika
pressindo, 2010), hlm.66.
2
Ahmad Ali Hasan, Gramatika Bahasa Indonesia, (Bandung, Acarya Media Utama,2011),
hlm.4.
3
https://kbbi.web.id/kalimat
4
Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Tata Bahasa Tagmemik, (Bandung, Angkasa, 1988),
hlm.48.
6
2.2 Pola Kalimat
Kalimat dasar bukanlah nama jenis kalimat, melainkan acuan untuk
membuat berbagai tipe kalimat atau dapat diartikan sebagai kalimat yang
menjadi dasar untuk membangun kalimat luas, baik kalimat luas tunggal
maupun kalimat luas majemuk. Bentuk kalimat ini memiliki beberapa ciri,
diantaranya adalah:
1. Berkontruksi sederhana atau simple
2. Bermakna pernyataan
3. Berintonasi netral
4. Berunsur inti subjek diikuti predikat yang dilengkapi objek atau
pelengkap yang wajib hadir.
Kalimat dasar ini memiliki dua macam pola. Pertama adalah pola
berdasarkan atas jabatan kata atau frasa. Jabatan kata yang dijadikan
komponen dasar adalah subjek, predikat, objek, pelengkap. Kedua, adalah
pola berdasarkan kategori kata atau frase pendukung fungsi predikat.
Apakah konstruksi pendukung itu kata benda, kata kerja, dan sterusnya.5
a. Pola Berdasarkan Jabatan Kata
Berdasarkan susunan jabatan kata atau frasa, kalimat dasar itu berpola:
1) Pola S + P (Subjek + Predikat) Contoh: (1) Langit biru, (2) Rakyat
Sejahtera.
2) Pola S + P + O (Subjek + Predikat + Objek) Contoh: (1) Petani
membajak sawah. (2) Adik menggambar kerbau.
3) Pola S + P + Pel (Subjek + Predikat + Pelengkap) Contoh: (1) Dia
bersuara emas. (2) Puisi adalah seni.
4) Pola S + P + O1 + O2 (Subjek + Predikat + Objek 1 + Objek 2)
Contoh: (1) Ayah membelikan adik kelereng. (2) Dia menghadiahkan
Dilan jaket.
b. Pola Berdasarkan Kategori Kata atau Frase Pendukung Predikat
1) Pola KB + KB (Kata benda + Kata benda) Contoh: (1) Orang tuanya /
pedagang. (2) Bangunan itu / rumah tua.
2) Pola KB + KK (Kata benda + Kata kerja) Contoh: (1) Anak-anak /
bermain bola. (2) Petani / bercocok tanam.
5
Iyo Mulyuno, Ihwal Kalimat Bahasa Indonesia Dan Problematika Penggunaanya, (Bandung,
CV Yrama Widya, 2012),hlm.95.
7
3) Pola KB + KS (Kata benda + Kata sifat) Contoh: (1) Warnanya /
jingga. (2) Perhitungannya / tepat.
4) Pola KB + Kbil (Kata benda + Kata bilangan) Contoh: (1) Tingginya
/ 3200 meter. (2) Penduduknya / ratusan juta.
5) Pola KB + KD (Kata benda + Kata depan) Contoh: (1) Ayah / di
perantauan. (2) Nenek / ke kampung.
6
Dendy Sugono, Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid 1, (Jakarta, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan,2011),hlm.93.
8
b. Kalimat Inti
Kalimat inti hanya terdiri dari dua kata dan keduanya merupakan subjek
dan predikat.
Contoh: (1) Ayah / datang. (2) Adik / belajar. (3) Singa / mengaum.
c. Kalimat Luas
Kalimat luas merupakan hasil perluasan kalimat atau kalimat dasar. Jika
kedua bentuk kalimat mengalami perluasan dengan minimal satu unsur
keterangan (K), terbentuklah kalimat luas.
Contoh: (1) Besok Ayah datang. (K + S + P) (2) Adik belajar dengan
teman-temannya. (S + P + K) (3) Ayah menghadiahkan sepeda baru
kepada Adik. (S + P + O + K)
7
E.Zaenal Arifin dan S.Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia, (Jakarta, Akademika
pressindo, 2010), hlm.94
9
2. Kalimat Tanya (Interogatif)
Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu
informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri
dengan tanda tanya(?) dalam penulisannya dan dalam pelafalannya
menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah
bagaimana, dimana, berapa, kapan. Contoh:
(1) Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan disainnya?
(2) Kapan Justin kembali ke Inggris?
3. Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan
perasaan “yang kuat” atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya
ditandai dengan intonasi yang tinggi dalam pelafalannya dan
menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya.
Contoh:
(1) Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
(2) Bukan main, eloknya.
4. Kalimat Pernyataan (Deklaratif)
Kalimat pernyataan dipakai ketika penutur ingin menyatakan sesuatu
dengan lengkap pada waktu ia ingin mentakan sesuatu dengan lengkap
pada waktu ia ingin menyampaikan informasi kepada lawan
berbahasanya. Biasanya intonasi menurun, tanda baca titik (.). Contoh:
(1) Presiden Jokowi mengadakan kunjungan ke luar negeri.
(2) Tidak semua nasabah bank memperoleh kredit lemah.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan Kalimat adalah gabungan beberapa kata atau
klausa yang memiliki unsur subjek dan predikat yang saling berkaitan satu
sama lain, dan diberi irama dengan tanda baca yang menghasilkan sebuah
intonasi sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh dan bermakna.
Selain itu Kalimat merupakan bagian ujaran/tulisan yang mempunyai
struktur minimal subjek (S), predikat (P) dan intonasi finalnya
menunjukkan bagian ujaran/tulisan itu sudah lengkap dengan makna
(bernada berita, tanya, atau perintah).
Kalimat inti berbeda dengan inti kalimat. Kalimat inti adalah kalimat yang
terdiri atas S dan P. Sedangkan inti kalimat adalah kalimat yang terdiri atas
inti-inti kalimat atau unsur-unsur kalimat yaitu S-P-O. Dan perlu kita
ketahui bersama kalimat itu tidak hanya sekedar kalimat, tetapi kalimat
memiliki susunan pola kalimat, bentuk-bentuk kalimat, jenis-jenis kalimat
dan fungsi kalimat seperti apa yang telah dijabarkan di bab sebelumnya.
3.2 Saran
Untuk para pembaca perlu adanya kajian yang lebih lanjut tentang masalah
ini dengan metode dan teknik kajian yang lebih tepat sehingga simpulan
diperoleh lebih lanjut.
13
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal E., dan S Amran Tasai. 2010. Cermat Berbahasa Indonesia.
Jakarta:Akademika Pressindo.
Fitriyani, Alfi Syahrin., Firda Fairisa Azhar, dan Siti Kurniasih. 2015. Tata
Kalimat.
Makalah dipublikasikan pada Google Drive, Maret 2015,Sumedang.
https://kbbi.web.id/kalimat
(Diunduh pada hari, Sabtu 2 November 2019)
14