Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA


Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu

Shofia Fajrin Hardiyanti, M.Pd.I

Disusun oleh :

Ma’rifatul Nur Fadhilah

Tarisa Yohana Hernani

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MADIUN

(STAI) MADIUN

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan dan berkat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah “Tata Kalimat Bahasa Indonesia” ini
dengan baik. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia. Makalah ini menjelaskan lebih mendalam mengenai Tata, pola,
bentuk, dan fungsi kalimat dengan bahasa yang lebih mudah untuk di cerna
dan di pahami. Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder
yang penulis peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan kalimat
bahasa Indonesia, serta infomasi dari media massa yang berhubungan dengan
kalimat yang baik.

Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi
kita semua, serta dapat menambah wawasan kita mengenai keluasan kalimat
dalam bahasaIndonesia. Akhir kata, mungkin dalam penulisan makalah ini
masih banyak kekurangan.Kritik dan saran tentunya sangat kami harapkan
demi perbaikan dan kesempurnaan. Penulismengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantudalam
penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Madiun, 4 November 2019

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 4
1.3 Tujuan Masalah .................................................................................................... 5
BAB II TEORI DAN PEMBAHASAN .............................................................................. 6
2.1 Pengertian Kalimat ............................................................................................... 6
2.2 Pola Kalimat ......................................................................................................... 7
2.3 Macam-macam Kalimat ....................................................................................... 8
2.4 Bentuk Kalimat..................................................................................................... 8
2.5 Fungsi Kalimat ..................................................................................................... 9
2.6 Jenis-jenis Kalimat ............................................................................................. 10
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 13
3.2 Saran ................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 14

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa adalah sarana berpikir baik untuk menyampaikan pesan kepada
orang lain maupun untuk menerima pesan dari orang lain. Pikiran yang
disampaikan dalam pembicaraan atau tulisan diungkapkan melalui
rangkaian kata yang terpilih dan tersusun menurut kaidah tertentu. Bahasa
sebagai symbol yang bermakna terdiri atas satuan- satuan tertentu yang
secara fungsional saling berhubungan sebagai suatu system. Satuan
terkecil yang mengandung makna berupa kata atau frasa (kelompok kata),
sedangkan satuan yang lebih besar yang mengandung pikiran berupa
kalimat. Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal
subjek (S) dan predikat (P) dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu
sudah lengkap dengan makna. Intonasi final kalimat dalam bahasa tulis
adalah berupa tanda baca titik, tanda tanya, atau tanda seru. Penetapan
struktur minimal S dan P dalam hal ini menunjukkan bahwa kalimat
bukanlah semata-mata gabungan atau rangkaian kata yang tidak
mempunyai kesatuan bentuk. Lengkap dengan makna menunjukkan
sebuah kalimat harus mengandung pokok pikiran yang lengkap sebagai
pengungkap maksud penuturannya. Hal ini menunjukkan bahwa
penguasaan bahasa sebagai sarana berpikir dan berkomunikasi banyak
ditentukan oleh penguasaan kaidah kalimat yang didukung oleh kosa kata
yang memadai. Hal inilah yang kemudian menarik untuk diketahui tentang
bagaimana pengertian kalimat, bagian- bagiannya dan jenis kalimat
tunggal. Oleh karena itu penulis berusaha untuk memberikan pemahaman
tentang pertanyaan tersebut dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat
menjadi jawaban dan memberikan pemahaman terkait pertanyaan yang
dikaji.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian kalimat?
2. Bagaimana susunan pola kalimat?
3. Apa saja macam-macam kalimat?
4
4. Apa fungsi dari kalimat?
5. Apa saja jenis-jenis kalimat?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian kalimat.
2. Untuk mengetahui susunan pola kalimat.
3. Untuk mengetahui macam-macam kalimat.
4. Untuk mengetahui fungsi dari kalimat.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis kalimat.

5
BAB II
TEORI DAN PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kalimat
Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun
tertulis, harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Kalau tidak memiliki
unsur subjek dan unsur predikat, pernyataan itu bukanlah kalimat. Deretan
kata yang seperti itu hanya dapat disebut sebagai frasa. Kalimat adalah
satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan
dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan
intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), dan tanda
seru (!).1 Untuk mengenal lebih dalam bahasa Indonesia yaitu bahasa kita
sendiri, Kalimat juga dapat diartikan sebagai gabungan dari dua buah kata
atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir.2
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia Online, Kalimat adalah kesatuan
ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan, perkataan,
ling satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola
intonasi final dan secara aktual ataupun potensial yang terdiri atas klausa.3
Sedangkan menurut pakar linguistik, Kalimat adalah satuan bahasa yang
secara relatif dapat berdiri sendiri, yang mempunyai pola intonasi akhir
yang terdiri dari klausa.4 Jadi dapat disimpulkan Kalimat adalah gabungan
beberapa kata atau klausa yang memiliki unsur subjek dan predikat yang
saling berkaitan satu sama lain, dan diberi irama dengan tanda baca yang
menghasilkan sebuah intonasi sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh
dan bermakna.

1
E.Zaenal Arifin dan S.Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia, (Jakarta, Akademika
pressindo, 2010), hlm.66.
2
Ahmad Ali Hasan, Gramatika Bahasa Indonesia, (Bandung, Acarya Media Utama,2011),
hlm.4.
3
https://kbbi.web.id/kalimat
4
Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Tata Bahasa Tagmemik, (Bandung, Angkasa, 1988),
hlm.48.

6
2.2 Pola Kalimat
Kalimat dasar bukanlah nama jenis kalimat, melainkan acuan untuk
membuat berbagai tipe kalimat atau dapat diartikan sebagai kalimat yang
menjadi dasar untuk membangun kalimat luas, baik kalimat luas tunggal
maupun kalimat luas majemuk. Bentuk kalimat ini memiliki beberapa ciri,
diantaranya adalah:
1. Berkontruksi sederhana atau simple
2. Bermakna pernyataan
3. Berintonasi netral
4. Berunsur inti subjek diikuti predikat yang dilengkapi objek atau
pelengkap yang wajib hadir.
Kalimat dasar ini memiliki dua macam pola. Pertama adalah pola
berdasarkan atas jabatan kata atau frasa. Jabatan kata yang dijadikan
komponen dasar adalah subjek, predikat, objek, pelengkap. Kedua, adalah
pola berdasarkan kategori kata atau frase pendukung fungsi predikat.
Apakah konstruksi pendukung itu kata benda, kata kerja, dan sterusnya.5
a. Pola Berdasarkan Jabatan Kata
Berdasarkan susunan jabatan kata atau frasa, kalimat dasar itu berpola:
1) Pola S + P (Subjek + Predikat) Contoh: (1) Langit biru, (2) Rakyat
Sejahtera.
2) Pola S + P + O (Subjek + Predikat + Objek) Contoh: (1) Petani
membajak sawah. (2) Adik menggambar kerbau.
3) Pola S + P + Pel (Subjek + Predikat + Pelengkap) Contoh: (1) Dia
bersuara emas. (2) Puisi adalah seni.
4) Pola S + P + O1 + O2 (Subjek + Predikat + Objek 1 + Objek 2)
Contoh: (1) Ayah membelikan adik kelereng. (2) Dia menghadiahkan
Dilan jaket.
b. Pola Berdasarkan Kategori Kata atau Frase Pendukung Predikat
1) Pola KB + KB (Kata benda + Kata benda) Contoh: (1) Orang tuanya /
pedagang. (2) Bangunan itu / rumah tua.
2) Pola KB + KK (Kata benda + Kata kerja) Contoh: (1) Anak-anak /
bermain bola. (2) Petani / bercocok tanam.

5
Iyo Mulyuno, Ihwal Kalimat Bahasa Indonesia Dan Problematika Penggunaanya, (Bandung,
CV Yrama Widya, 2012),hlm.95.

7
3) Pola KB + KS (Kata benda + Kata sifat) Contoh: (1) Warnanya /
jingga. (2) Perhitungannya / tepat.
4) Pola KB + Kbil (Kata benda + Kata bilangan) Contoh: (1) Tingginya
/ 3200 meter. (2) Penduduknya / ratusan juta.
5) Pola KB + KD (Kata benda + Kata depan) Contoh: (1) Ayah / di
perantauan. (2) Nenek / ke kampung.

2.3 Macam-macam Kalimat


Pemilihan kata,pembentukan kata, atau pembuatan kalimat yang tidak
cermat mengakibatkan nalar yang terkandung dalam kalimat terganggu.
Hal itu seharusnya dihindari oleh penyusun kalimat yang ingin
menyampaikan informasi secara tepat.6
1. Berdasarkan Diathesis Kalimat
a. Kalimat aktif (subyek melakukan perbuatan) : bentuk kalimat
yang subjeknya melakukan pekerjaan yang mengenai langsung
terhadap objeknya.
Contoh: Budi membeli daging.
b. Kalimat pasif : suatu bentuk kalimat yang mana subjeknya dari
kalimat tersebut menderita.
Contoh: Roni berkelahi.
2. Berdasarkan Urutan Kata
a. Kalimat normal ( subyek mendahului predikat)
b. Kalimat inverse (prediakat mendahului obyek)

2.4 Bentuk Kalimat


1. Kalimat Dasar, Kalimat Inti, dan Kalimat Luas
a. Kalimat Dasar
Kalimat dasar ini memiliki dua macam pola. Pertama adalah pola
berdasarkan jabatan kata atau frasa. Jabatan kata yang dijadikan
komponen dasar adalah objek, predikat, subjek, pelengkap. Kedua,
adalah pola berdasarkan kategori kata atau frase pendukung fungsi
predikat.

6
Dendy Sugono, Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid 1, (Jakarta, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan,2011),hlm.93.
8
b. Kalimat Inti
Kalimat inti hanya terdiri dari dua kata dan keduanya merupakan subjek
dan predikat.
Contoh: (1) Ayah / datang. (2) Adik / belajar. (3) Singa / mengaum.
c. Kalimat Luas
Kalimat luas merupakan hasil perluasan kalimat atau kalimat dasar. Jika
kedua bentuk kalimat mengalami perluasan dengan minimal satu unsur
keterangan (K), terbentuklah kalimat luas.
Contoh: (1) Besok Ayah datang. (K + S + P) (2) Adik belajar dengan
teman-temannya. (S + P + K) (3) Ayah menghadiahkan sepeda baru
kepada Adik. (S + P + O + K)

2.5 Fungsi Kalimat


Menurut fungsinya, kalimat dapat diperinci menjadi kalimat pernyataan,
kalimat pertanyaan, kalimat perintah, dan kalimat seruan. Semua jenis
kalimat itu dapat di sajikan dalam bentuk positif dan negatif. Dalam
bahasa lisan intonasi yang khas menjelaskan kapan kita berhadapan
dengan salah satu jenis itu. Dalam bahasa tulisan, perbedaannya dijelaskan
oleh bermacam macam tanda baca.7
1. Kalimat Perintah (Imperatif)
Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah
kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya
diakhiri dengan tanda seru (!) dalam penulisannya. Sedangkan dalam
bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi. Macam-
macam kalimat perintah :
* Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah. Contoh :
Gantilah bajumu !
* Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan. Contoh :
Jangan membuang sampah sembarangan !
* Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.
Contoh : Tolong temani nenekmu di rumah !

7
E.Zaenal Arifin dan S.Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia, (Jakarta, Akademika
pressindo, 2010), hlm.94

9
2. Kalimat Tanya (Interogatif)
Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu
informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri
dengan tanda tanya(?) dalam penulisannya dan dalam pelafalannya
menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah
bagaimana, dimana, berapa, kapan. Contoh:
(1) Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan disainnya?
(2) Kapan Justin kembali ke Inggris?
3. Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan
perasaan “yang kuat” atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya
ditandai dengan intonasi yang tinggi dalam pelafalannya dan
menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya.
Contoh:
(1) Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
(2) Bukan main, eloknya.
4. Kalimat Pernyataan (Deklaratif)
Kalimat pernyataan dipakai ketika penutur ingin menyatakan sesuatu
dengan lengkap pada waktu ia ingin mentakan sesuatu dengan lengkap
pada waktu ia ingin menyampaikan informasi kepada lawan
berbahasanya. Biasanya intonasi menurun, tanda baca titik (.). Contoh:
(1) Presiden Jokowi mengadakan kunjungan ke luar negeri.
(2) Tidak semua nasabah bank memperoleh kredit lemah.

2.6 Jenis – jenis Kalimat


1. Kalimat Berita, Kalimat Tanya, Kalimat Perintah, dan Kalimat
Seru.
a. Kalimat Berita
Kalimat berita yang lazim disebut kalimat deklaratif ialah kalimat
yang berisi pernyataan atau pemberitahuan dari pembircar atau
penulis tentang sesuatu kepada pembaca atau pendengar. Kalimat
jenis ini bertujuan agar pendengar atau pembaca mengetahui apa yang
ditulis atau diucapkannya. Contoh: Seorang gadis memetik mawar di
halaman kami.
10
b. Kalimat Tanya
Kalimat Tanya yang lazim disebut kalimat introgatif ialah kalimat
yang berisi pertanyaan dari penulis patau pembicara. Wujudnya,
selain berintonasi pertanyaan, juga lazim digunakan kata tanya,
seperti apa, mengapa, kapan, siapa, berapa, kenapa, bagaimana, di
mana, dan sebagainya. Tujuan penggunaan kalimat jenis ini adalah
agar penulis atau pembicara mengetahui tentang apa yang
ditanyakannya berdasarakan respons jawaban dari orang kedua.
Contoh: Siapakah yang harus mengerjakan tugas itu?
c. Kalimat Perintah
Kalimat perintah atau kalimat imperatif ialah kalimat yang isinya
berupa perintah dari pembicara kepada pihak yang lain. Tujuan
kalimat perintah adalah respons tindakan yang yang dilakukan oleh
lawan bicara. Jika dalam kalimat tanya sering digunakan partikel –
kah, kadang-kadang –tah, maka dalam kalimat perntah lazim
digunakan partikel penegas –lah.
d. Kalimat Seruan
Kalimat seruan atau kalimat interjektif adalah kalimat yang bermakna
seruan dari pembicara kepada pihak lain. Karena jenis kalimat ini
berisi seruan, lazim sekali digunakan kata seru, seperti ah, amboi,
bukan main, hai, halo, huh, wah, hus, wow, dan sebagainya. Contoh:
Amboi, cantiknya putri itu.

5. Kalimat Afirmatif dan Kalimat Negatif


Pengelompokan kalimat atas kalimat aternatif dan kalimat negatif
adalah ada atau tidak adanya kata negasi di depan predikat kalimat. Kata
negasi yang dimaksukan adalah kata tidaak untuk menegatifkan predikat
kata kerja dan kata sifat, dan kata bukan untuk menegatifkan predikat
kata bilangan dan kata benda. Predikat frasa presepsisioal bias
dinegatifkan dengan kedua-duanya, seperti dalam ungkapan bukan ke
kota tetapi ke kantor, dan ungkapan ayah tidak kekantor.
Kalimat afirmatif disebut juga kalimat positif. Kalimat ini ditandai
dengan tidak adanya kata negasi didepan predikat. Sebaliknya, kalimat
negative ialah kalimat yang ditamdai adanya kata negasi didepan
11
predikat. Dibawah ini disajikan contoh pasangan kalimat alternatif (a)
dan kalimat negatif (b).
Contoh:
(1a) Peraturan itu menungtungkan semua pihak.
(1b) Peraturan itu tidak menguntungkan semua pihak.
(2a) Tempatnya jauh dari rumahnya.
(2b) Tempatnya tidak jauh dari rumahnya.

6. Kalimat Langsung dan Kalimat Tidak Langsung


Penjenisan kalimat atas kalimat kangsung dan kalimat tidak langsung
didasari ada atau tidaknya petikan ucapan dalam kalimat. Kalimat
langsung ialah kalimat yang berupa petikan langsung ucapan seseorang.
Sebaliknya, kalimat tidak langsung ialah kalimat yang tidak merupakan
petikan langsung dari ucapan seseorang. Dalam penulisan, kalinat
langsung memerankan tanda petik, sedangkan kalimat tidak langsung
memerankaan konjungsi bahwa atau konjungsi tanya. Selain itu,
manakala kalimat langsung diubah nenjadi kalimat tidak langsung,
terjadi pula perubahan bentuk kata dan perubahan kata ganti persona
yang terkadung di dalamnya. Maksud sepasang kalimat langsung dan
kalimat tidak langsung itu sama. Hanya bentuknya yang berbeda. Di
bawah ini disajikan contoh pasangan kalimat langsung (a) dan kalimat
tidak langsung (b).
Contoh:
(1a) Mario berkata, “Hai, Maria aku cinta kepadamu.”
(1b) Mario mengatakan, bahwa dia mencintai Maria.
(2a) Kepada Gina,Gani bertanya,“Apakah engkau bisa menemani saya?”
(2b) Kepada Gina, Gani menyatakan apakah Gina bias menemaninya.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan Kalimat adalah gabungan beberapa kata atau
klausa yang memiliki unsur subjek dan predikat yang saling berkaitan satu
sama lain, dan diberi irama dengan tanda baca yang menghasilkan sebuah
intonasi sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh dan bermakna.
Selain itu Kalimat merupakan bagian ujaran/tulisan yang mempunyai
struktur minimal subjek (S), predikat (P) dan intonasi finalnya
menunjukkan bagian ujaran/tulisan itu sudah lengkap dengan makna
(bernada berita, tanya, atau perintah).
Kalimat inti berbeda dengan inti kalimat. Kalimat inti adalah kalimat yang
terdiri atas S dan P. Sedangkan inti kalimat adalah kalimat yang terdiri atas
inti-inti kalimat atau unsur-unsur kalimat yaitu S-P-O. Dan perlu kita
ketahui bersama kalimat itu tidak hanya sekedar kalimat, tetapi kalimat
memiliki susunan pola kalimat, bentuk-bentuk kalimat, jenis-jenis kalimat
dan fungsi kalimat seperti apa yang telah dijabarkan di bab sebelumnya.

3.2 Saran
Untuk para pembaca perlu adanya kajian yang lebih lanjut tentang masalah
ini dengan metode dan teknik kajian yang lebih tepat sehingga simpulan
diperoleh lebih lanjut.

13
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal E., dan S Amran Tasai. 2010. Cermat Berbahasa Indonesia.
Jakarta:Akademika Pressindo.

Fitriyani, Alfi Syahrin., Firda Fairisa Azhar, dan Siti Kurniasih. 2015. Tata
Kalimat.
Makalah dipublikasikan pada Google Drive, Maret 2015,Sumedang.

Hasan, Ahmad Ali. 2011.Gramatika Bahasa Indonesia. Bandung:Acarya.

Mulyuno, Iyo. 2012. Ihwal Kalimat Bahasa Indonesia Dan Problematika


Penggunaanya. Bandung:CV Yrama Widya.

Sugono, Dendy. 2011. Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid 1. Jakarta:Badan


Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

Tarigan, Henry Guntur. 1987. Pengajaran Tata Bahasa Tagmemik.


Bandung:Angkasa.

https://kbbi.web.id/kalimat
(Diunduh pada hari, Sabtu 2 November 2019)

14

Anda mungkin juga menyukai