DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH :
Alhamdulillah, makalah Pengantar Bahasa Indonesia ini telah kami susun secara maksimal
dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Makalah ini dibuat dengan maksud agar para pembaca mengetahui dan memahami tentang apa
yang dimaksud dengan kalimat.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini,
oleh karena itu, dengan terbuka kami dapat memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga
makalah Pengantar Bahasa Indonesia ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia berkomunikasi dengan dua cara, lisan dan tulisan. Sementara kita menyadari
sarana lain seperti gerakan tangan, gerak tubuh dan simbol, dalam kehidupan sehari-hari manusia
normal, sarana komunikasi yang paling efektif adalah lisan atau tertulis. Hakikat tulisan seseorang
adalah untuk mengungkapkan suatu gagasan, fakta, sikap atau isi pikiran dalam benaknya. Pikiran,
fakta, sikap, dan isi gagasan ditulis dengan jelas dan lengkap sehingga pembaca dapat
memahaminya dengan jelas. Tujuan penulisan pemikiran, fakta, sikap dan ide ini juga untuk
membuatnya bertahan lama dengan bukti nyata dari apa yang kita tulis. Hal ini sejalan dengan
kekuatan bahasa tulis yang menjadi bukti kuat keasliannya.
Untuk dapat menulis artikel yang menarik, pertama-tama kita perlu memahami cara
menulis kalimat yang efektif. Karena penulisan yang baik tidak lepas dari kalimat yang
membangun penulisan tersebut. Kalimat yang baik menghasilkan paragraf yang baik, dan paragraf
yang padu menghasilkan tulisan yang baik dan mudah dibaca
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan
sejumlah sebagai berikut :
C. Tujuan Maalah
Tujuan dari makalah ini dibuat untuk :
1. Untuk mengetahui pengertian dari kalimat.
2. Untuk mengetahui bentuk struktur dan susunan kalimat
3. Untuk mengetahui pengertian kalimat efektif
4. Untuk mengetahui syarat kalimat efektif
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kalimat
Kalimat dapat dipahami sebagai bahasa terkecil yang dapat digunakan untuk
menyampaikan suatu pikiran atau gagasan. (Akarnya mengatakan bahwa kalimat adalah unit
linguistik yang relatif mandiri dengan intonasi akhir, sebenarnya dan berpotensi terdiri dari klausa.
Klausa adalah unit linguistik, yang merupakan kumpulan kata, yang terdiri dari setidaknya subjek
dan predikat.
Kalimat adalah sebuah Kumpulan kata-kata yang mempunyai arti dan suatu bahasa
yangterdiri atas dua kata atau lebih yang memiliki suatu pengertian dan pola intonasi akhir.
Untuklebih jelasnya simak penjelasan berikut.Pengertian KalimatKalimat merupakan satuan
bahasa yang mengandung suatu pikiran lengkap. Dalam sebuahkalimat paling kurang mengandung
suatu subjek dan predikat. Kalimat dalam wujud lisandiucapkan dengan suara naik turun, dan keras
lembut,disela jeda dan diakhiri dengan sebuahintonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf
latin kalimat dimulai dengan sebuah huruf kapital dan diakhiri dengan sebuah tanda titik (.),
tanda tanya (?) dan tanda seru (!).
Pengertian Kalimat Menurut Para Ahli Berikut ini adalah pengertian menurut para ahli,
antara lain:
4
4. Dardjowidojo : Kalimat menurut Dardjowidojo merupakan bagian terkecil dari suatu
ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kalimat adalahserangkaian kata yang tersusun
secara bersistem sesuai dengan kaidah yang berlaku untuk mengungkapkan gagasan, pikiran, atau
perasaan yang relatif lengkap.
1. Ciri-ciri subyek
Jawaban atas pertanyaan apa atau siapa kepada predikat. Contoh:
a) Ahmad memelihara binatang langka. siapa memelihara? Jawab: Ahmad (maka
Ahmad adalah S sedangkan memelihara adalah predikat) siapa atau apa Binatang
langka ? =tidak ada jawaban.
b) Sepeda itu dibeli oleh paman.Apa dibeli ? =jawab Sepeda.
biasanya ditandai kata itu,ini dan yang (yang ,ini, dan itu juga sebagai pembatas antara
subyek dan predikat) contoh:
Laki-laki itu mencuri ponselku
S P
2. Ciri-ciri Predikat
” Menimbulkan pertanyaan apa atau siapa.
Dalam hal ini jika predikat maka dengan pertanyaan tersebut akan ada jawabanya .
Perhatikan pada subyek diatas. Subyek dan predikat ditentukansecara bersama-sama.
” Kata adalah atau ialah. Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Kalimat
dengan peredikat demikian itu terutama di gunakan pada kalimat majemuk bertingkat
anak kalimat pengganti peredikat.
”Dapat disertai Kata-kata aspek atau modalitas. Predakat kalimat yang berupa verba atau
adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti telah, sudah, sedang,
5
belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba tau adjektiva. Kalimat dan
subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas. Kata-kata yang
menyatakan sikap pembicara (subyek). Seperti ingin, hendak dan mau.
3. Ciri-ciri obyek
Predikat yang berupa verba intransitif ( kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak
memerlukan obyek, verba transitif yang memerlukan obyek kebanyakan berawalan me- .
Ciri-ciri obyek ini sebagai berikut.
” Langsung di belakang predikat. obyek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak
pernah mendahului predikat.
4. Ciri-ciri pelengkap
a) Terdapat di belakang predikat
Ciri ini sma dengan objek. Perbedaanya, objek langsung berada di belakang predikat,
sedangkan pelengkap masih dapat disisipi, unsur lain yaitu objek, contohnya terdapat pada
kalimat berikut:
- Diah mengirimi saya buku baru.
- Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.
Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak
mendahului predikat.
5. Ciri-ciri keterangan
Ciri keterangan adalah dapat dipindah-pindah posisinya, perhatikan contoh berikut;
Sita sudah membuat tiga kue dengan bahan itu. SPOK
Dengan bahan itu sita sudah membuat tiga kue. KSPO
Sita dengan bahan itu sudah membuat tiga kue. SKPO
6
adalah danketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi
kebahasaan tertentu pula.
7
Dalam membangun jalan itu, kami dibantu oleh warga desa. (Benar)
c) Tidak menggunakan kata penghubung intrakalimat dalam kalimat tunggal Misalnya:
Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara
pertama(Salah)
Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara
pertama. (Benar)
d) Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yangMisalnya:Bahasa Indonesa yang
berasal dari bahasa Melayu.(Salah)
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.(Benar)
2. Kehematan
Menurut Finoza, kehematan adalah usaha menghindari pemakaian kata yang tidak perlu.
Hemat disini berarti tidak menggunakan kata-kata mubazir, tidak menjamakkankata yang
sudah berbentuk jamak, dan tidak mengulang subjek. Dengan menghematkata, kalimat
menjadi padat dan berisi.Contoh kalimat kehematan:
a) Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke pesta itu. (Salah)
Karena tidak diundang, dia tidak datang ke pesta itu. (Benar)
b) Presiden Jokowi menghadiri Rapat hari Senin (Salah)
Presiden Jokowi menghadiri rapat Senin itu. (Benar)
c) Dia hanya membawa badannya saja (Salah)
Dia membawa badannya saja / Dia hanya membawa badannya. (Benar)
d) Para tamu-tamu (Salah)
e) Para tamu/ Tamu-tamu. (Benar)
3. Keparalelan
Menurut Amran Tasai dan Arifin, keparalelan merupakan kesamaan bentuk
yangdigunakan dalam kalimat itu.Maksudnya yaitu jika pada kata pertama berbentuk verba,
maka kata kedua juga harus berbentuk verba.Materi terkait: Verba Transitif dan Intransitif
Serta ContohnyaContoh kalimat keparalelan:Sang tutor menjelaskan, memaparkan, dan
penerapan sebuah aplikasi pada para praktikan. (Salah) Sang tutor menjelaskan, memaparkan,
dan menerapkan sebuah aplikasi.(Benar)
8
4. Kelogisan
Menurut Arifin dan Amran Tasai, kelogisan adalah ide kalimat itu dapat diterima
olehakal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Contoh kalimat efektif kelogisan:
Waktu dan tempat kami persilahkan. (Salah)
Bapak dosen kami persilahkan. (Benar)
5. Kepaduan (Koherensi)
Menurut Finoza, koherensi adalah terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur
pembentukan kalimat.Merupakan syarat dari kalimat efektif agar diharapakan nantinya setiap
informasiyang diterima tidak terpecah-pecah.Ciri-ciri di contoh koherensi dibawah ini yaitu
koherensi yang rusak karena tempatkata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola
kalimat.Misalnya:
a) Ikan memakan adik tadi pagi (Salah)
Adik memakan ikan tadi pagi (Benar)
Selain itu, satu contoh lagi koherensi yang rusak karena menyisipkan sebuah kataseperti
daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh kalimat kepaduan:
a) Mereka membahas daripada kehendak rakyat. (Salah)
Mereka membahas kehendak rakyat. (Benar)
6. Ketepatan
Menurut Finoza, ketepatan adalah kesesuaian atau kecocokan pemakaian unsur-unsuryang
membentuk suatu kalimat sehingga tercipta pengertian yang bulat dan pasti. Contoh kalimat
ketepatan, misalnya dibawah ini tentang kesalahan dalam penggunaantanda koma:
a) Sidik lupa bagaimana cara melukis, mengecat dan berjahitan. (Salah)
Sidik lupa bagaimana cara melukis, mengecat, dan menjahit.(Benar)
.