Anda di halaman 1dari 19

MODUL PERKULIAHAN

AGAMA
ISLAM
(MEMBANGUN MASYARAKAT ISLAM MODERN)

MANUSIA DAN
KETUHANAN

Fakultas Proram Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


U001700001
02
EKONOMI DAN BISNIS MANAJEMEN MUHAMMAD FAZLURRAHMAN ANSHAR,
S.Kom.I,MA.

Abstract Kompetensi
Dalam abad teknologi ultra modern Pada bab ini mahasiswa akan
sekarang ini, manusia telah membahas masalah keimanan dan
diruntuhkan eksistensinya sampai pengkajian kembali dalam masalah
ke tingkat mesin akibat pengaruh tersebut. Sebagian aspek keimanan
modernisasi. Roh dan kemuliaan mendapat perhatian dan pengkajian
manusia telah diremehkan begitu yang begitu intensif, sehingga mudah
rendah. Manusia adalah mesin yang didapat di tengah masyarakat. Aspek
dikendalikan oleh kepentingan yang akan dikaji dalam bab ini adalah
financial untuk menuruti arus hidup aspek kejiwaan dan nilai. Aspek ini
yang materialistis dan sekuler. belum mendapat perhatian seperti
Martabat manusia berangsur-angsur perhatian terhadap aspek lainnya.
telah dihancurkan dan Kecintaan kepada Allah, ikhlas beramal
kedudukannya benar-benar telah hanya karena Allah, serta mengabdikan
direndahkan. Modernisai adalah diri dan tawakal sepenuhnya kepada-
merupakan gerakan yang telah dan Nya, merupakan nilai keutamaan yang
sedang dilakukan oleh Negara- perlu diperhatikan dan harus
negara Barat Sekuler untuk secara diutamakan dalam menyempurnakan
sadar atau tidak, akan menggiring cabang-cabang keimanan.
kita pada kehancuran peradaban.
Tak sedikit dari orang-orang Islam
yang secara perlahan-lahan menjadi
lupa akan tujuan hidupnya, yang
semestinya untuk ibadah, berbalik
menjadi malas ibadah dan lupa akan
Tuhan yang telah memberikannya
kehidupan. Akibat pengaruh
modernisasi dan globalisasi banyak
manusia khususnya umat Islam
yang lupa bahwa sesungguhnya ia
diciptakan bukanlah sekedar ada,
namun ada tujuan mulia yaitu untuk

2020 KULIAH AGAMA ISLAM


2 .
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
beribadah kepada Allah SWT.

2020 KULIAH AGAMA ISLAM


3 .
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pembahasan

MANUSIA DAN KETUHANAN

Pendidikan modern telah mempengaruhi peserta didik dari berbagai arah dan
pengaruhnya telah sedemikian rupa merasuki jiwa generasi penerus. Jika tidak pandai
membina jiwa generasi mendatang, “dengan menanamkan nilai-nilai keimanan dalam nalar
pikir dan akal budi mereka”, maka mereka tidak akan selamat dari pengaruh negatif
pendidikan modern. Mungkin mereka merasa ada yang kurang dalam sisi spiritualitasnya
dan berusaha menyempurnakannya dari sumber-sumber lain. Bila ini terjadi, maka perlu
segera diambil tindakan, agar pintu spiritualitas yang terbuka tidak diisi oleh ajaran lain yang
bukan berasal dari ajaran spiritualitas Islam.

Seorang muslim yang paripurna adalah yang nalar dan hatinya bersinar, pandangan
akal dan hatinya tajam, akal pikir dan nuraninya berpadu dalam berinteraksi dengan Allah
dan dengan sesama manusia, sehingga sulit diterka mana yang lebih dahulu berperan
kejujuran jiwanya atau kebenaran akalnya. Sifat kesempurnaan ini merupakan karakter
Islam, yaitu agama yang membangun kemurnian akidah atas dasar kejernihan akal dan
membentuk pola pikir teologis yang menyerupai bidang-bidang ilmu eksakta, karena dalam
segi akidah, Islam hanya menerima hal-hal yang menurut ukuran akal sehat dapat diterima
sebagai ajaran akidah yang benar dan lurus.

Pilar akal dan rasionalitas dalam akidah Islam tercermin dalam aturan muamalat dan
dalam memberikan solusi serta terapi bagi persoalan yang dihadapi. Selain itu Islam adalah
agama ibadah. Ajaran tentang ibadah didasarkan atas kesucian hati yang dipenuhi dengan
keikhlasan, cinta, serta dibersihkan dari dorongan hawa nafsu, egoisme, dan sikap ingin
menang sendiri. Agama seseorang tidak sempurna, jika kehangatan spiritualitas yang
dimiliki tidak disertai dengan pengalaman ilmiah dan ketajaman nalar. Pentingnya akal bagi
iman ibarat pentingnya mata bagi orang yang sedang berjalan. 

2020 KULIAH AGAMA ISLAM


4 .
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2.2.SIAPAKAH TUHAN ITU ?

Perkataan ilah, yang selalu diterjemahkan “Tuhan”, dalam al-Qur’an dipakai untuk


menyatakan berbagai objek yang dibesarkan atau dipentingkan manusia, misalnya dalam
surat  al-Furqan ayat 43.

”Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya
?”Perkataan ilah dipakai oleh Fir’aun untuk dirinya sendiri:

Dan Fir’aun berkata: ‘Wahai para pembesar hambaku, aku tidak mengetahui Tuhan bagimu
selain aku’.(QS. alQhashash ayat 38)

Contoh ayat-ayat tersebut di atas menunjukkan bahwa perkataan ilah bisa mengandung arti


berbagai benda, baik abstrak (nafsu atau keinginan pribadi maupun benda nyata (Fir’aun
atau penguasa yang dipatuhi dan dipuja). Perkataan ilah dalam al-Qur’an juga dipakai dalam
bentuk tunggal (mufrad: ilaahun), ganda (mutsanna: ilaahaini), dan banyak (jama’:
aalihatun).Bertuhan nol atau atheisme tidak mungkin. Untuk dapat mengerti tentang
definisi Tuhan atau Ilah yang tepat, berdasarkan logika al-Qur’an adalah sebagai berikut:

Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia
sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai olehnya.

Perkataan dipentingkan hendaklah diartikan secara luas. Tercakup di dalamnya yang


dipuja, dicintai, diagungkan, diharap-harapkan dapat memberikan kemaslahatan atau
kegembiraan, dan termasuk pula sesuatu yang ditakuti akan mendatangkan bahaya atau
kerugian.

Ibnu Taimiyah memberikan definisi al-ilah sebagai berikut:

Al-ilah ialah: yang dipuja dengan penuh kecintaan hati, tunduk kepadanya, merendahkan
diri di hadapannya, takut, dan mengharapkannya, kepadanya tempat berpasrah ketika
berada dalam kesulitan, berdo’a, dan bertawakkal kepadanya untuk kemaslahatan diri,
meminta perlindungan dari padanya, dan menimbulkan ketenangan di saat mengingatnya
dan terpaut cinta kepadanya. (M. Imaduddin, 1989: 56).

Berdasarkan definisi tersebut di atas dapat dipahami, bahwa Tuhan itu bisa berbentuk
apa saja, yang dipentingkan oleh manusia. Yang pasti ialah manusia tidak mungkin atheis,
tidak mungkin tidak ber-Tuhan. Berdasarkan logika al-Qur’an setiap manusia pasti
mempunyai sesuatu yang dipertuhankannya. Dengan demikian, orang-orang komunis pada

2020 KULIAH AGAMA ISLAM


5 .
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
hakikatnya ber-Tuhan juga. Adapun Tuhan mereka ialah ideologi atau angan-angan (utopia)
mereka.

Dalam ajaran Islam diajarkan kalimat “Laa illaha illaa Allah”. Susunan kalimat tersebut
dimulai dengan peniadaan, yaitu “tidak ada Tuhan”, kemudian baru diikuti dengan suatu
penegasan “melainkan Allah”. Hal itu berarti bahwa seorang muslim harus membersihkan
dari segala macam Tuhan terlebih dahulu, yang ada dalam hatinya hanya satu Tuhan yang
bernama Allah.

2.3 Sejarah Pemikiran Manusia tentang Tuhan

1.    Pemikiran Barat

Konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia adalah konsep yang didasarkan atas
hasil pemikiran baik melalui pengalaman lahiriah maupun batiniah, baik yang bersifat
penelitian rasional maupun pengalaman batin. Dalam literatur sejarah agama, dikenal teori
evolusionisme, yaitu teori yang menyatakan adanya proses dari kepercayaan yang amat
sederhana, lama kelamaan meningkat menjadi sempurna. Teori tersebut mula-mula
dikemukakan oleh Max Muller, kemudian dikemukakan oleh EB Taylor, Robertson Smith,
Lubbock, dan Jevens. Proses perkembangan pemikiran tentang Tuhan menurut teori
evolusionisme adalah sebagai berikut:

a.     Dinamisme

             Manusia sejak zaman primitif telah mengakui adanya kekuatan yang berpengaruh
dalam kehidupan. Mula-mula sesuatu yang berpengaruh tersebut ditujukan pada benda.
Setiap benda mempunyai pengaruh pada manusia, ada yang berpengaruh positif dan ada
pula yang berpengaruh negatif. Kekuatan yang ada pada benda disebut dengan nama yang
berbeda-beda, seperti mana (Melanesia), tuah (Melayu), dan syakti (India). Mana adalah
kekuatan gaib yang tidak dapat dilihat atau diindera dengan pancaindera. Oleh karena itu
dianggap sebagai sesuatu yang misterius. Meskipun mana tidak dapat diindera, tetapi ia
dapat dirasakan pengaruhnya.

b.    Animisme

Masyarakat primitif juga mempercayai adanya peran roh dalam  hidupnya. Setiap benda
yang dianggap benda baik, mempunyai roh. Oleh masyarakat primitif, roh dipercayai
sebagai sesuatu yang aktif sekalipun bendanya telah mati. Oleh karena itu, roh dianggap
sebagai sesuatu yang selalu hidup, mempunyai rasa senang, rasa tidak senang, serta

2020 KULIAH AGAMA ISLAM


6 .
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
mempunyai kebutuhan-kebutuhan. Roh akan senang apabila kebutuhannya dipenuhi.
Menurut kepercayaan ini, agar manusia tidak terkena efek negatif dari roh-roh tersebut,
manusia harus menyediakan kebutuhan roh. Saji-sajian yang sesuai dengan pesan dukun
adalah salah satu usaha untuk memenuhi kebutuhan roh.

c.    Politeisme

Kepercayaan dinamisme dan animisme lama-lama tidak memberikan kepuasan, karena


terlalu banyak yang menjadi sanjungan dan pujaan. Roh yang lebih dari yang lain kemudian
disebut dewa. Dewa mempunyai tugas dan kekuasaan tertentu sesuai dengan bidangnya.
Ada Dewa yang bertanggung jawab terhadap cahaya, ada yang membidangi masalah air,
ada yang membidangi angin dan lain sebagainya.

d.    Henoteisme

       Politeisme tidak memberikan kepuasan terutama terhadap kaum cendekiawan. Oleh
karena itu dari dewa-dewa yang diakui diadakan seleksi, karena tidak mungkin mempunyai
kekuatan yang sama. Lama-kelamaan kepercayaan manusia meningkat menjadi lebih
definitif (tertentu). Satu bangsa hanya mengakui satu dewa yang disebut dengan Tuhan,
namun manusia masih mengakui Tuhan (Ilah) bangsa lain. kepercayaan satu Tuhan untuk
satu bangsa disebut dengan henoteisme (Tuhan tingkat Nasional).

 e.    Monoteisme

       Kepercayaan dalam bentuk henoteisme melangkah menjadi monoteisme. Dalam


monoteisme hanya mengakui satu Tuhan untuk seluruh bangsa dan bersifat internasional.
Bentuk monoteisme ditinjau dari filsafat Ketuhanan terbagi dalam tiga paham yaitu: deisme,
panteisme, dan teisme.

2.4 Konsep Ketuhanan dalam Islam

Istilah Tuhan dalam Al-Quran digunakan kata ilaahun, yaitu setiap yang menjadi
penggerak atau motivator, sehingga dikagumi dan dipatuhi oleh manusia. Orang yang
mematuhinya di sebut abdun (hamba). Kata ilaah (tuhan) di dalam Al-Quran konotasinya
ada dua kemungkinan, yaitu  Allah, dan selain Allah. Subjektif (hawa nafsu) dapat menjadi
ilah (tuhan). Benda-benda seperti : patung, pohon, binatang, dan lain-lain dapat pula
berperan sebagai ilah. Demikianlah seperti dikemukakan pada surat Al-Baqarah (2) : 165,
sebagai berikut:

2020 KULIAH AGAMA ISLAM


7 .
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 “Diantara manusia ada yang bertuhan kepada selain Allah, sebagai tandingan terhadap
Allah. Mereka mencintai tuhannya itu sebagaimana mencintai Allah.” (QS AlBaqoroh:162)

Sebelum turun Al-Quran dikalangan masyarakat Arab telah menganut konsep tauhid
(monoteisme). Allah sebagai Tuhan mereka. Hal ini diketahui dari ungkapan-ungkapan yang
mereka cetuskan, baik dalam do’a maupun acara-acara ritual. Abu Thalib, ketika
memberikan khutbah nikah Nabi Muhammad dengan Khadijah (sekitar 15 tahun sebelum
turunya Al-Quran) ia mengungkapkan kata-kata Alhamdulillah. (Lihat Al-Wasith,hal 29).
Adanya nama Abdullah (hamba Allah) telah lazim dipakai di kalangan masyarakat Arab
sebelum turunnya Al-Quran. Keyakinan akan adanya Allah, kemaha besaran Allah,
kekuasaan Allah dan lain-lain, telah mantap. Dari kenyataan tersebut timbul pertanyaan
apakah konsep ketuhanan yang dibawakan Nabi Muhammad? Pertanyaan ini muncul
karena Nabi Muhammad dalam mendakwahkan konsep ilahiyah mendapat tantangan keras
dari kalangan masyarakat. Jika konsep ketuhanan yang dibawa Muhammad sama dengan
konsep ketuhanan yang mereka yakini tentu tidak demikian kejadiannya.

Pengakuan mereka bahwa Allah sebagai pencipta semesta alam dikemukakan


dalam Al-Quran surat Al-Ankabut (29) ayat 61 sebagai berikut;

Jika kepada mereka ditanyakan, “Siapa yang menciptakan lagit dan bumi, dan
menundukkan matahari dan bulan?” Mereka pasti akan menjawab Allah.

Dengan demikian seseorang yang mempercayai adanya Allah, belum tentu berarti
orang itu beriman dan bertaqwa kepada-Nya. Seseorang baru layak dinyatakan bertuhan
kepada Allah jika ia telah memenuhi segala yang dimaui oleh Allah. Atas dasar itu inti
konsep ketuhanan Yang Maha Esa dalam Islam adalah memerankan ajaran Allah yaitu Al-
Quran dalam kehidupan sehari-hari. Tuhan berperan bukan sekedar Pencipta, melainkan
juga pengatur alam semesta.

A.    Definisi Iman

Iman menurut bahasa adalah percaya atau yakin, keimanan berarti kepercayaan
atau keyakinan. Dengan demikian, rukun iman adalah dasar, inti, atau pokok – pokok
kepercayaan yang harus diyakini oleh setiap pemeluk agama Islam.

Kata iman juga berasal dari kata kerja amina-yu’manu – amanan yang berarti
percaya. Oleh karena itu iman berarti percaya menunjuk sikap batin yang terletak dalam
hati.

2020 KULIAH AGAMA ISLAM


8 .
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dalam surat al-Baqarah 165, dikatakan bahwa orang yang beriman adalah orang
yang amat sangat cinta kepada Allah (asyaddu hubban lillah). Oleh karena itu, beriman
kepada Allah berarti sangat rindu terhadap ajaran Allah.

Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah Atthabrani, iman didefinisikan
dengan keyakinan dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan diwujudkan dengan amal
perbuatan (al-Imaanu ‘aqdun bil qalbi waiqraarun billisaani wa’amalun bil arkaan)

Istilah iman dalam al-qur’an selalu dirangkaikan dengan kata lain yang memberikan
corak dan warna tentang suatu yang diimani, seperti dalam surat an-Nisa’: 51 yang dikaitkan
dengan jibti (kebatinan/Idealisme) dan thaghut (realita/nasionalisme). Sedangkan dalam
surat al-Ankabut: 52 dikaitkan dengan kata bathil, yaitu wallaziina aamanuu bil baathili.
Bathil berarti tidak benar menurut Allah.Sementara dalam surat al-Baqarah: 4 iman
dirangkaikan dengan kata ajaran yang diturunkan oleh Allah.

Dengan demikian, kata iman yang tidak dikaitkan dengan kata Allah atau ajarannya,
dikatakan sebagai iman haq, sedangkan yang dikaitkan dengan selainnya dinamakan iman
bathil.

Keimanan adalah perbuatan yang bila diibaratkan pohon, mempunyai pokok dan
cabang. Bukankah sering kita baca atau dengar sabda Rasullah saw. Yang kita jadikan
kata-kata mutiara, misalnya malu adalah sebagian dari iman, kebersihan sebagian dari
iman, cinta bangsa dan Negara sebagian dari iman, bersikap ramah sebagian dari iman,
menyingkirkan duri atau yang lainnya yang dapat membuat orang sengsara dan menderita,
itu juga sebagian dari iman. Diantara cabang - cabang keimanan yang paling pokok adalah
keimanan kepada Allah SWT.

B. Wujud Iman

Iman bukan hanya berarti percaya, melainkan keyakinan yang mendorong seorang
muslim berbuat amal soleh. Seseorang dinyatakan beriman bukan hanya percaya terhadap
sesuatu, melainkan mendorongnya untuk mengucapkan dan melakukan sesuatu sesuai
keyakinannya.

Akidah Islam adalah bagian yang paling pokok dalam agama Islam. Seseorang
dipandang muslim atau bukan muslim tergantung pada akidahnya. Apabila ia berakidah
muslim maka segala sesuatu yang dilakukannya akan bernilai sebagai amal saleh. Apabila
tidak berakidah, maka segala perbuatannya dan amalnya tidak mengandung arti apa-apa.

Oleh karena itu, menjadi seorang muslim berarti meyakini dan menjalankan segala
sesuatu yang diajarkan dalam ajaran Islam.

2020 KULIAH AGAMA ISLAM


9 .
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
C. Proses Terbentuknya Iman

Benih iman yang dibawa sejak dalam kandungan memerlukan pembinaan yang
berkesinambungan. Pengaruh pedidikan keluarga secara langsung maupun tidak langsung
sangat berpengaruh terhadap iman seseorang.

Pada dasarnya, proses pembentukan iman diawali dengan proses perkenalan.


Mengenal ajaran Allah harus dilakukan sedini mungkin sesuai dengan kemampuan anak itu.
Disamping pengenalan, proses pembiasaan juga perlu diperhatikan, seorang anak harus
dibiasakan dari kecil untuk mengenal dan melaksanakan ajaran Allah, agar kelak dapat
melaksanakan ajaran -ajaran Allah.

D. Tanda-tanda Orang Beriman

Al-qur’an menjelaskan tanda-tanda orang yang beriman sebagai berikut:

1. Jika disebut nama Allah, hatinya akan bergetar dan berusaha ilmu Allah tidak lepas
dari syaraf memorinya (al-anfal : 2)
2. Senantiasa tawakal, yaitu bekeja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah. (Ali
imran : 120, Al maidah: 12, al-anfal : 2, at-taubah: 52, Ibrahim:11)
3. Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu melaksanakn perintah-Nya. (al-anfal:
3, Al-mu’minun: 2, 7)
4. Menafkahkan rizki yang diterima di jalan Allah. (al-anfal: 3, Al-mukminun: 2, 7)
5. Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan.(Al-
mukminun:3, 5)
6. Memelihara amanah dan menepati janji. (Al-mukminun: 6)
7. Bersungguh-sungguh di jalan Allah dan Suka menolong. (al-Anfal : 74)
8. Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin. (an-nur: 62)

2. 5. Implementasi Iman

A.     Pemantapan Iman

Masa depan ditentukan oleh umat yang memiliki kekuatan iman yang dominan.
Generasi peloporpenyumbang di bidang pemikiran (aqliyah), dan pembaruan (inovator),
perlu dibentuk di era pembangunan.            

Keunggulan generasi pelopor akan di ukur di tengah masyarakat dengan


pengetahuan dan pemahaman (identifikasi) permasalahan yang dihadapi umat, dengan
mengarah kepada kaderisasi (patah tumbuh hilang berganti). Keunggulan ini diiringi dengan

2020 KULIAH AGAMA ISLAM


10 .
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kemampuan penswadayaan kesempatan-kesempatan. Pentingnya menumbuhkan generasi
pelopor menjadi relevansi tuntutan agama dalam menatap ke depan. 

Mantapnya pemahaman agama dan adat budaya (tamaddun) dalam perilaku


seharian jadi landasan dasar kaderisasi re-generasi. Usaha ke arah pemantapan metodologi
pengembangan melalui program pendidikan dan pelatihan, pembinaan keluarga, institusi
serta lingkungan mesti sejalin dan sejalandengan pemantapan Akidah Agama pada
generasi mendatang. Political action berkenaan pengamalan ajaran Agama menjadi sumber
kekuatan besar menopang proses pembangunan melalui integrasi aktif, dimana umat
berperan sebagai subjek dalam pembangunan bangsa itu sendiri. 

B.    Melemahnya Jati Diri

Kelemahan mendasar ditengah perkembangan zaman adalah melemahnya jati diri,


dan kurangnya komitmen kepada nilai luhur agama yang menjadi anutan bangsa. Isolasi diri
karena tidak berkemampuan menguasai “bahasa dunia” (politik, ekonomi, sosial, budaya,
iptek), berujung dengan hilangnya percaya diri. Kurangnya kemampuan dalam penguasaan
teknologi dasar yang akan menopang perekonomian bangsa, dipertajam oleh kurangnya
minat menuntut ilmu, menjadikan isolasi diri masyarakat bertambah tertutup. Kondisi ini
akan menjauhkan peran serta di era-kesejagatan (globalisasi), dan akhirnya membuka
peluang menjadi anak jajahan di negeri sendiri.

Sosialisasi pembinaan jati diri bangsa mesti disejalankan dengan pengokohan


lembaga keluarga (extended family), dan peran serta masyarakat pro aktif menjaga
kelestarian adat budaya (hidup beradat, di masyarakat Minangkabau adat bersendikan
syarak, syarak bersendikan Kitabullah). Setiap generasi yang dilahirkan dalam satu rumpun
bangsa wajar tumbuh menjadi kekuatan yang peduli dan pro-aktif menopang pembangunan
bangsa.

  Melibatkan generasi muda secara aktif menguatkan jalinan hubungan timbal balik
antara masyarakat serumpun di desa dalam tata kehidupan sehari-hari. Aktifitas ini
mendorong lahirnya generasi penyumbang yang bertanggung jawab, di samping antisipasi
lahirnya generasi lemah.

C.   Arus Globalisasi

2020 KULIAH AGAMA ISLAM


11 .
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Memasuki millenium ketiga, abad dua puluh satu ditemui lonjakan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi dengan pesat. Globalisasi sebenarnya dapat diartikan
sebagai suatu tindakan atau proses menjadikan sesuatu mendunia (universal), baik dalam
lingkup maupun aplikasinya.Era globalisasi adalah era perubahan cepat. Dunia akan
transparan, terasa sempit seakan tanpa batas.

Hubungan komunikasi, informasi, transportasi menjadikan jarak satu sama lain


menjadi dekat, sebagai akibat dari revolusi industri, hasil dari pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Arus globalisasi juga menggeser pola hidup masyarakat dari
agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern.

Arus kesejagatan (globalisasi) secara dinamik memerlukan penyesuaian kadar agar


arus kesejagatan tidak mencabut generasi dari akar budaya bangsanya. Sebaliknya arus
kesejagatan mesti dirancang bisa merobah apa yang tidak di kehendaki.

Membiarkan diri terbawa arus derasperubahan sejagat tanpa memperhitungkan jati


diri akan menyisakan malapetaka. Globalisasi menyisakan banyak tantangan (sosial,
budaya, ekonomi, politik, tatanan, sistim, perebutan kesempatan menyangkut banyak aspek
kehidupan kemanusiaan.)

Globalisasi juga menjanjikan harapan dan kemajuan. Setiap Muslim harus ‘arif dalam
menangkap setiap pergeseran dan tanda-tanda perubahan zaman. Kejelian dalam
menangkap ruh zaman (zeitgeist) mampu men- jaring peluang-peluang yang ada, sehingga
memiliki visi jauh ke depan. Diantara yang menjanjikan itu adalah pertumbuhan ekonomi
yang pesat. Pesatnya pertumbuhan ekonomi menjadi alat untuk menciptakan kemakmuran
masyarakat.

D.     Paradigma Tauhid

Paradigma tauhid, laa ilaaha illa Allah, mencetak manusia menjadi ‘abid, hamba
yang mengabdi kepada Allah dalam arti luas,  berkemampuan melaksanakan ajaran syar’iy
mengikuti perintah Allah dan sunnah Rasul Allah, untuk menjadi manusia mandiri (self help),
sesuai dengan eksistensi manusia itu di jadikan.

Manusia pengabdi (‘abid) adalah manusia yang tumbuh dengan Akidah Islamiah
yang kokoh. Akidah Islamiah merupakan sendi fundamental dari dinul Islam, dan titik dasar
paling awal untuk menjadikan seorang muslim. 

Apabila Akidah tauhid telah hilang, dapat dipastikan akan lahir prilaku fatalistis
dengan hanya menyerah kepada nasib sambil bersikap apatis dan pesimis. Sikap negatif ini

2020 KULIAH AGAMA ISLAM


12 .
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
adalah virus berbahaya bagi individu pelopor penggerak pembangunan. Keyakinan tauhid
secara hakiki menyimpan kekuatan besar berbentuk energi ruhaniah yang mampu
mendorong manusia untuk hidup inovatif.

2. 6.Problematika, Tantangan dan Resiko Dalam Kehidupan Modern

Problem-problem manusia dalam kehidupan modern adalah munculnya dampak


negatif (residu), mulai dari berbagai penemuan teknologi yang berdampak terjadinya
pencemaran lingkungan, rusaknya habitat hewan maupun tumbuhan, munculnya beberapa
penyakit, sehingga belum lagi dalam peningkatan yang makro yaitu berlobangnya lapisan
ozon dan pemanasan global akibat rumah kaca.

Aktualisasi taqwa adalah bagian dari sikap bertaqwa seseorang. Karena begitu
pentingnya taqwa yang harus dimiliki oleh setiap mukmin dalam kehidupan dunia ini
sehingga beberapa syariat islam yang diantaranya puasa adalah sebagai wujud
pembentukan diri seorang muslim supaya menjadi orang yang bertaqwa, dan lebih sering
lagi setiap khatib pada hari jum’at atau shalat hari raya selalu menganjurkan jamaah untuk
selalu bertaqwa. Begitu seringnya sosialisasi taqwa dalam kehidupan beragama
membuktikan bahwa taqwa adalah hasil utama yang diharapkan dari tujuan hidup manusia
(ibadah).

Taqwa adalah satu hal yang sangat penting dan harus dimiliki setiap muslim.
Signifikansi taqwa bagi umat islam diantaranya adalah sebagai spesifikasi pembeda
dengan umat lain bahkan dengan jin dan hewan, karena taqwa adalah refleksi iman
seorang muslim. Seorang muslim yang beriman tidak ubahnya seperti binatang, jin dan iblis
jika tidak mangimplementasikan keimanannya dengan sikap taqwa, karena binatang, jin dan
iblis mereka semuanya dalam arti sederhana beriman kepada Allah yang menciptakannya,
karena arti iman itu sendiri secara sederhana adalah “percaya”, maka taqwa adalah satu-
satunya sikap pembeda antara manusia dengan makhluk lainnya. Seorang muslim yang
beriman dan sudah mengucapkan dua kalimat syahadat akan tetapi tidak merealisasikan
keimanannya dengan  bertaqwa dalam arti menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi
segala laranganNya, dan dia juga tidak mau terikat dengan segala aturan agamanya
dikarenakan kesibukannya atau asumsi pribadinya yang mengaggap eksistensi syariat
agama sebagai pembatasan berkehendak yang itu adalah hak asasi manusia, kendatipun
dia beragama akan tetapi agamanya itu hanya sebagai identitas pelengkap dalam
kehidupan sosialnya, maka orang semacam ini tidak sama dengan binatang akan tetapi
kedudukannya lebih rendah dari binatang, karena manusia dibekali akal yang dengan akal
tersebut manusia dapat melakukan analisis hidup, sehingga pada akhirnya menjadikan
taqwa sebagai wujud implementasi dari keimanannya.

2020 KULIAH AGAMA ISLAM


13 .
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Taqwa adalah sikap abstrak yang tertanam dalam hati setiap muslim, yang
aplikasinya berhubungan dengan syariat agama dan kehidupan sosial. Seorang muslim
yang bertaqwa pasti selalu berusaha melaksanakan perintah Tuhannya dan menjauhi
segala laranganNya dalam kehidupan ini. Yang menjadi permasalahan sekarang adalah
bahwa umat islam berada dalam kehidupan modern yang serba mudah, serba bisa bahkan
cenderung serba boleh. Setiap detik dalam kehidupan umat islam selalu berhadapan
dengan hal-hal yang dilarang agamanya akan tetapi sangat menarik naluri kemanusiaanya,
ditambah lagi kondisi religius yang kurang mendukung. Keadaan seperti ini sangat berbeda
dengan kondisi umat islam terdahulu yang kental dalam kehidupan beragama dan situasi
zaman pada waktu itu yang cukup mendukung kualitas iman seseorang.

Adanya kematian sebagai sesuatu yang pasti dan tidak dapat dikira-kirakan serta
adanya kehidupan setelah kematian menjadikan taqwa sebagai obyek vital yang harus
digapai dalam kehidupan manusia yang sangat singkat ini. Memulai untuk bertaqwa adalah
dengan mulai melakukan hal-hal yang terkecil seperti menjaga pandangan, serta melatih diri
untuk terbiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya, karena arti
taqwa itu sendiri  sebagaimana dikatakan oleh Imam Jalaluddin Al-Mahally dalam tafsirnya
bahwa arti taqwa adalah “imtitsalu awamrillahi wajtinabinnawahih”, menjalankan segala
perintah Allah dan menjauhi segala laranganya.

2.7. Beberapa problem yang sering dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

A. Problem Ekonomi

Semakin lama manusia semakin menganggap bahwa dirinya merupakan homo


economicus, yaitu merupakan makhluk yang memenuhi kebutuhan hidupnya dan
melupakan dirinya sebagai homo religious yang erat dengan kaidah-kaidah moral. Ekonomi
kapitalisme materialisme yang menyatakan bahwa berkorban sekecil-kecilnya dengan
menghasilkan keuntungan yang sebesar -besarnya telah membuat manusia menjadi
makhluk konsumtif yang egois dan serakah.

B. Problem Moral

Pada hakikatnya Globalisasi adalah sama halnya dengan Westernisasi.  Ini tidak lain
hanyalah kata lain dari penanaman nilai-nilai Barat yang menginginkan lepasnya ikatan-
ikatan nilai moralitas agama yang menyebabkan manusia Indonesia pada khususnya selalu
“berkiblat” kepada dunia Barat dan menjadikannya sebagai suatu symbol dan tolok ukur
suatu kemajuan.

C. Problem Agama

2020 KULIAH AGAMA ISLAM


14 .
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tantangan agama dalam kehidupan modern ini lebih dihadapkan kepada faham
Sekulerisme yang menyatakan bahwa urusan dunia hendaknya dipisahkan dari urusan
agama. Hal yang demikian akan menimbulkan apa yang disebut dengan split personality di
mana seseorang bisa berkepribadian ganda. Misal pada saat yang sama seorang yang rajin
beribadah juga bisa menjadi seorang koruptor.

D. Problem Keilmuan

Masalah yang paling kritis dalam bidang keilmuan adalah pada corak
kepemikirannya yang pada kehidupan modern ini adalah menganut faham positivisme
dimana tolok ukur kebenaran yang rasional, empiris, eksperimental, dan terukur lebih
ditekankan. Dengan kata lain sesuatu dikatakan benar apabila telah memenuhi criteria ini.
Tentu apabila direnungkan kembali hal ini tidak seluruhnya dapat digunakan untuk menguji
kebenaran agama yang kadang kala kita harus menerima kebenarannya dengan
menggunakan keimanan yang tidak begitu poluler di kalangan ilmuwan – ilmuwan karena
keterbatasan rasio manusia dalam memahaminya.

Perbedaan metodologi yang lain bahwa dalam keilmuan dikenal istilah falsifikasi.
Artinya setiap saat kebenaran yang sudah diterima dapat gugur ketika ada penemuan baru
yang lebih akurat. Sangat jauh dan bertolak belakang dengan bidang keagamaan.Jika anda
tidak salah lihat, maka akan banyak anda temukan banyak ilmuwan yang telah menganut
faham atheis (tidak percaya adanya tuhan) akibat dari masalah – masalah dalam bidang
keilmuan yang telah tersebut di atas.

I.8 Pengaruh Modernisasi

Dalam abad teknologi ultra modern sekarang ini, manusia telah diruntuhkan
eksistensinya sampai ke tingkat mesin akibat pengaruh modernisasi. Roh dan kemuliaan
manusia telah diremehkan begitu rendah. Manusia adalah mesin yang dikendalikan oleh
kepentingan financial untuk menuruti arus hidup yang materialistis dan sekuler. Martabat
manusia berangsur-angsur telah dihancurkan dan kedudukannya benar-benar telah
direndahkan. Modernisai adalah merupakan gerakan yang telah dan sedang dilakukan oleh
Negara-negara Barat Sekuler untuk secara sadar atau tidak, akan menggiring kita pada
kehancuran peradaban. Tak sedikit dari orang-orang Islam yang secara perlahan-lahan
menjadi lupa akan tujuan hidupnya, yang semestinya untuk ibadah, berbalik menjadi malas
ibadah dan lupa akan Tuhan yang telah memberikannya kehidupan. Akibat pengaruh
modernisasi dan globalisasi banyak manusia khususnya umat Islam yang lupa bahwa
sesungguhnya ia diciptakan bukanlah sekedar ada, namun ada tujuan mulia yaitu untuk
beribadah kepada Allah SWT.

2020 KULIAH AGAMA ISLAM


15 .
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kondisi di atas meluaskan segala hal dalam aspek kehidupan manusia. Sehingga
tidak mengherankan ketika batas-batas moral, etika dan nilai-nilai tradisional juga
terlampaui. Modernisasi yang berladangkan di atas sosial kemasyarakatan ini juga tidak bisa
mengelak dari pergeseran negatif akibat modernisasi itu sendiri. Peningkatan intensitas dan
kapasitan kehidupan serta peradaban manusia dengan berbagai turunannya itu juga
meningkatan konstelasi  sosial kemasyarakatan baik pada level individu ataupun level
kolektif. Moralitas, etika dan nilai-nilai terkocok ulang menuju keseimbangan baru searah
dengan laju modernisasi. Pergerakan ini tentu saja mengguncang perspektif individu dan
kolektif dalam tatanan kemasyarakatan yang telaha ada selama ini.

Perubahan kepercayaan, pemikiran, kebudayaan, dan peradaban merupakan


prasyarat bagi perubahan ekonomi, politik, dan sebagainya. Itulah sebabnya, ketika
masyarakat modern tak dapat mengakomodasikan apa yang tersedia di lingkungannya,
mereka memilih alternatif atau model dari negara imperialis yang menjadi pusat-pusat
kekuatan dunia. Secara politis, mereka berlindung pada negara-negara tersebut. Terbukalah
kemungkinan konfrontasi antara kekuatan eksternal dengan kekuatan internal (kekuatan
Islam) bila Islam hendak ditampilkan sebagai kekuatan nyata. Moderenisasi bagi umat Islam
tidak perlu diributkan, diterima ataupun ditolak, namun yang paling penting dari semua
adalah seberapa besar peran Islam dalam menata umat manusia menuju tatanan dunia
baru yang lebih maju dan beradab. Bagi kita semua, ada atau tidaknya istilah modernisasi
dan globalisasi tidak menjadi masalah, yang penting ajaran Islam sudah benar-benar
diterima secara global, secara mendunia oleh segenap umat manusia, diterapkan dalam
kehidupan masing-masing pribadi, dalam berkeluarga, bertetangga, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

Sebagai umat Islam hendaknya nilai modern jangan kita ukur dari modernnya
pakaiannya, perhiasan dan penampilan. Namun modern bagi umat Islam adalah modern
dari segi pemikiran, tingkah laku, pergaulan, ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, sosial
budaya, politik dan keamanan yang dijiwai akhlakul karimah, dan disertai terwujudnya
masyarakat yang adil, makmur, sejahtera dalam naungan ridha Allah SWT.

I.9 Peran Iman dalam Menjawab Problema dan Tantangan Kehidupan Modern

Pengaruh iman terhadap kehidupan manusia sangat besar. Berikut ini dikemukakan
beberapa pokok manfaat dan pengaruh iman pada kehidupan manusia:

2020 KULIAH AGAMA ISLAM


16 .
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
a.      Iman melenyapkan sikap Materialis

Orang  yang beriman hanya percaya pada kekuatan dan kekuasaan Allah. Kalau
Allah hendak memberikan pertolongan, maka tidak ada satu kekuatanpun yang dapat
mencegahnya. Sebaliknya jika Allah hendak menimpakan bencana, maka tidak ada satu
kekuatanpun yang sanggup menahan dan mencegahnya. Kepercayaan dan keyakinan
demikian menghilangkan sifat mendewa-dewakan manusia yang kebetulan sedang
memegang kekuasaan, menghilangkan kepercayaan pada kesaktian benda-benda keramat,
mengikis kepercayaan pada khufarat, takhyul, jampi-jampi dan sebagainya. Pegangan orang
yang beriman adalah firman Allah surat Al Fatihah ayat 1-7

b.      Iman menanamkan semangat berani

Takut menghadapi maut menyebabkan manusia menjadi pengecut. Banyak diantara


manusia yang tidak berani mengemukakan kebenaran, karena takut menghadapi resiko.
Orang yang beriman yakin sepenuhnya bahwa kematian di tangan Allah. Pegangan orang
beriman mengenai soal hidup dan mati adalah firman Allah:

Dimana saja kamu berada, kematian akan datang mendapatkan kamu kendatipun kamu di
benteng yang tinggi lagi kokoh. ( alQuran Surat An Nisa 4: 78)

c.       Iman menanamkan sikap Evaluasi diri

Rezeki memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Banyak orang yang
melepaskan pendirian bahkan tidak segan-segan melepaskan prinsip,menjual
kehormatan,bermuka dua,menjilat dan memperbudak diri karena kepentingan materi.
Pegangan orang beriman dalam hal ini adalah firman Allah:

“Dan tidak ada satu binatang melatapun dibumi melainkan Allah-lah yang memberi
rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang dan tempat penyimpanannya.
Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (lauhul mahfud”) (QS.Hud, 11:6)

d.      Iman memberikan kententraman jiwa

Acapkali manusia dilanda resah dan duka cita, serta digoncang oleh keraguan dan
kebimbangan. Orang yang beriman mempunyai keseimbangan , hatinya
tentram(mutmainah), dan jiwanya tenang(sakinah), seperti dijelaskan firman Allah:

…..(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat
Allah. Ingatlah,hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram (Ar-Ra’d,13:28)

e.       Iman mewujudkan kehidupan yang baik (hayatan tayyibah)

2020 KULIAH AGAMA ISLAM


17 .
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kehidupan manusia yang baik adalah kehidupan orang yang selalu melakukan
kebaikan dan mengerjakan perbuatan yang baik. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah :

“Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik
dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahal yang lebih baik
dari apa yang mereka kerjakan.” (QS.An Nahl, 16:97)

f.       Iman melahirkan sikap Komitmen

Iman memberi pengaruh pada seseorang untuk selalu berbuat ikhlas, tanpa pamrih ,
kecuali keridaan Allah. Orang yang beriman senantiasa konsekuen dengan apa yang telah
diikrarkannya, baik dengan lidahnya maupun dengan hatinya. Ia senantiasa berfirman pada
firman Allah:

“Katakanlah : Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam.”(QS. Al-An’aam, 6:162)

g.      Iman memberikan keberuntungan

Orang yang beriman selalu berjalan pada arah yang benar karena Allah membimbing
dan mengarahkan pada tujuan hidup yang hakiki. Dengan demikian orang yang beriman
adalah orang yang beruntung dalam hidupnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah:

Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-
orang yang beruntung. (Al-Baqarah, 2:5)

h.      Iman mencegah penyakit

Akhlak, tingkah laku, perbuatan fisik seorang mukmin, atau fungsi biologis tubuh
manusia mukmin dipengaruhi oleh iman.

Jika seseorang jauh dari prinsip-prinsip iman, tidak mengacuhkan azas moral dan ahklak,
merobek-robek nilai kemanusiaan dalam setiap perbuatannya, tidak pernah ingat kepada
Allah, maka orang yang seperti ini hidupnya akan dikuasai oleh kepanikan dan ketakutan.

Hal itu akan menyebabkan tingginya hormon adrenalin dan persenyawaan kimia
lainnya. Selanjutnya akan menimbulkan pengaruh yang negatif terhadap biologi tubuh serta
lapisan otak bagian atas. Hilangnya keseimbangan hormon dan kimiawi akan
mengakibatkan terganggunya kelancaran proses metabolisme zat dalam tubuh manusia.
Pada waktu itulah timbullah gejala penyakit, rasa sedih, dan ketegangan psikologis, serta
hidupnya selalu dibayangi oleh kematian.

2020 KULIAH AGAMA ISLAM


18 .
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
  Demikianlah pengaruh dan manfaat iman pada kehidupan manusia, ia bukan hanya
sekedar kepercayaan yang berada dalam hati, tetapi menjadi kekuatan yang mendorong
dan membentuk sikap perilaku hidup. Apabila suatu masyarakat terdiri dari orang-orang
yang beriman, maka akan terbentuk masyarakat yang aman, tentram, damai, dan sejahtera

Daftar Pustaka

1. Abdurrahim, Muhammad, Imaduddin, Kuliah Tauhid, (Jakarta: Yayasan Sari Insan, 1989),


h. 16-21, 54-56.
2. Al-Ghazali, Muhammad Selalu Melibatkan Allah, (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta,
2001), h. 28-39.
3. Jusuf, Zaghlul, Dr, SH., Studi Islam, (Jakarta: Ikhwan, 1993), h. 26-37.
4. Kadir, Muhammad Mahmud Abdul, Dr. Biologi Iman, (Jakarta: al-Hidayah, 1981), h. 9-11.
5. Khan, Waheduddin, Islam Menjawab Tantangan Zaman, (Bandung: Penerbit Pustaka,
1983), h. 39-101.
6. Suryana, Toto, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Tiga Mutiara, 1996), h. 67-77.
7. Daradjat, Zakiah, Dasar-dasar Agama Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), h. 55-152.

2020 KULIAH AGAMA ISLAM


19 .
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai