Anda di halaman 1dari 15

FRASA

Disusun guna
memenuhi tugas
mata kuliah
Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu
Muhhamad Fadely, M.Pd., Gr.

Disusun Oleh:

Kelompok 2

Evan Verlanma : 2311500069


Reigen : 2311500053
Regina Meisya Putri : 2311500072
Hidayatul Jannah : 2311500009
Farhan Alfariz Ghufran : 2311500017

Kelas TI2A
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
INSTITUT SAINS DAN BISNIS (ISB) ATMA LUHUR
PANGKAL PINANG
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Muhhamad Fadely, M.Pd.,
Gr. sebagai dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Pangkal Pinang, Maret 2024

Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sintaksi adalah salah satu tataran (level) dalam gramatika (tata bahasa) yang
mempersoalkan hubungan antara kata dengan satuan satuan yang lebih besar,
membentuk suatu konstruksi yang disebut kalimat. Sintaksi dapat dideskripsikan
atas konstruksi satuan satuannya. dengan perkataan lain, satuan sintaksi itu
disusun oleh satuan satuan yang lebih kecil. Unsur bahasa yang termasuk didalam
lingkup sintaksi adalah frasa, klausa dan kalimat. Dan salah satunya yang akan
dibahas adalah frasa.

1.1. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian frasa?
2. Bagaimana ciri-ciri frasa?
3. Apa saja jenis-jenis dari frasa?

1.2. Ruang Lingkup Masalah


Pembahasan makalah ini dibatasi pada:
1. Pengertian Frasa;
2. Ciri-ciri Frasa;
3. Jenis-jenis Frasa.

1.3. Tujuan Pembahasan


Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami seputar:
1. Pengertian Frasa;
2. Ciri-ciri Frasa;
3. Jenis-jenis Frasa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Frasa atau frase adalah salah satu istilah yang sering dibicarakan dalam
kajian linguistik. Frasa merupakan satuan linguistik yang lebih besar dari kata dan
lebih kecil dari klausa dan kalimat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) Frasa diartikan sebagai gabungan dua kata atau lebih yang bersifat
nonpredikatif. Bersifat nonpredikatif berarti bahwa salah satu kata yang terdapat
dalam gabungan kata tersebut bukan berfungsi sebagai predikat. Sifat
nonpredikatif pada gabungan kata ini yang membedakan frasa dari klausa dan
kalimat.

Pada sumber yang lain mengartikan frasa sebagai sebuah gabungan atau
kesatuan kata yang terbentuk dari dua bagian kata atau juga lebih yang
mempunyai satu makna gramatikal (makna yang berubah-ubah dengan
menyesuaikan sebuah konteks).

2.2. Ciri-ciri

Frasa memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


1. Terdiri minimal dari dua kata atau lebih;
2. Menduduki atau memiliki fungsi gramatikal (tata bahasa) dalam kalimat;
3. Harus memiliki satu makna gramatikal (subjek/predikat/objek/keterangan);
4. Frasa bersifat nonpredikatif (salah satu katanya tidak berfungsi sebagai
predikat).

2.3. Jenis-jenis

Berdasarkan Persamaan Distribusi dengan Unsurnya

1. Frasa Endosentris

Frasa Endosentris merupakan frasa yang kedudukannya sejajar, sehingga dalam


suatu fungsi tertentu dapat digantikan oleh unsurnya. Unsur frasa yang dapat
menggantikan fungsi tertentu dari frasa tersebut disebut sebagai unsur pusat.
Dengan kata lain frasa endosentris merupakan frasa yang memiliki unsur pusat.
Frasa endosentris dapat dibagi menjadi tiga, yakni frasa endosentris koordinatif,
frasa endosentris atributif, serta frasa endosentris apositif.

a. Frasa Endosentris Kontributif

Frasa Endosentris Koordinatif merupakan frasa endosentris yang semua


unsurnya adalah unsur pusat. Untuk unsur yang mengacu pada hal yang berbeda
pada tiap unsurnya, frasa dapat diberi sisipan kata ‘dan’ atau ‘atau’.

Contoh :

 Pekarangan rumah
 Suami istri
 Ayah ibu
 Kakak adik
 Muda mudi
 Pembianaan dan pembangunan
 Pembangunan dan pembaharuan
 Maju atau mundur
 Bekerja atau belajar
 Kuliah atau bekerja

b. Frasa Endosentris Atributif

Frasa Endosentris Atributif adalah frasa endosentris yang mempunyai


unsur pusat serta unsur atribut. Atribut merupakan bagian frasa yang bukan
termasuk unsur pusat, akan tetapi menerangkan unsur pusat untuk membentuk
frasa yang yang bermakna.

Contoh :

 Pemilihan presiden
(UP) (Atribut)

 Pembangunan lima tahun

(UP) (Atribut)

 Sekolah Inpres
 Buku baru
 Kemarin malam
 Malam ini
 Minggu ini
 Sedang syuting
 Sangat bahagia
 Orang itu
 Anak Pak Ujang
 Sedang menari

Kata kata yang dicetak miring merupakan unsur pada frasa tersebut,
sedangkan kata yang tidak dicetak miring merupakan atribut yang menerangkan
unsur pusat pada frasa tersebut.

c. Frasa Endosentris Apositif

Frasa Endosentris Apositif merupakan frasa endosentris yang semua unsur di


dalamnya adalah unsur pusat serta menunjuk pada satu hal yang sama. Atau
dengan kata lain, unsur pusat yang satu merupakan aposisi dari unsur pusat
lainnya.

Contoh:

Taufik Hidayat, pebulutangkis Indonesia, meraih medali emas Olimpiade


Athena

‘Taufik Hidayat’ merupakan unsur pusat, sedangkan ‘pebulutangkis Indonesia’


merupakan aposisinya. Sehingga kalimat tersebut dapat dituliskan sebagai
berikut :

Taufik Hidayat, ……………………………………meraih medali emas


Olimpiade Athena

……………………..pebulutangkis Indonesia meraih medali emas Olimpiade


Athena

Contoh lain frasa endosentris apositif adalah sebagai berikut :

 Bogor, kota Hujan, ………


 Leonardo di Caprio, pemenang Piala Oscar, ………
 Film ‘La La Land’, peraih lima piala BAFTA, ………..
 Sutarno, pesulap Indonesia, ……….
 Bapak Jokowi, presiden ketujuh Republik Indonesia, ………..
 Ahmad Dhani, calon wakil bupati Bekasi, ………….
 Aulia Rahman, temanku, ………….
 Ibu Ani Yudhoyono, istri Bapak SBY, …………..
 Solo, kota kelahiranku, …………
 Azza, pemain basket FEM, ………..

Frasa yang dicetak miring merupakan unsur pusat, sedangnya frasa yang
tidak dicetak miring merupakan aposisi dari unsur pusat tersebut.

2. Frasa Eksosentris

Frasa Eksosentris merupakan frasa yang tidak memiliki persamaan


kedudukan dengan unsurnya. Dengan kata lain, frasa eksosentris tidak memiliki
unsur pusat atau UP.

Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan contoh dari frasa eksosentrik)

 Kedua saudagar mengadakan jual beli


 Mereka bertemu di pelabuhan
 Mahasiswa di lapangan
 Anak itu mengadu pada ibunya
 Saiful dan Aria ke perpustakaan
 Dia baru pulang dari Medan
 Ananda melakukan penelitian di Bogor
 Ia mengirimkan surat pada sahabatnya
 Sindikat pencuri biasa beraksi pada malam
 Ia menunggu di rumah

Berdasarkan Kategori Kata yang Menjadi Unsur Pusatnya

1. Frasa Nomina

Frasa nomina adalah frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata nomina.
Frasa nomina dibedakan kembali menjadi beberapa kategori sebagai berikut:

a. Nomina Sebenarnya

Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan frasa nomina)

 Pasir pantai itu sangat putih.


 Gerobak itu berwana merah.
 Rumah ini milik keluarga Hasim.
 Jeruk itu manis sekali.
 Roda motornya kempes.
b. Pronomina

Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan frasa nomina)

 Dia itu seorang penulis.


 Mereka semua tergabung dalam grup musik yang sama.
 Kami ini perwakilan universitas.
 Dia itu memang manis.
 Kita itu saudara.

c. Nama

Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan frasa nomina)

 Dian itu saudara sepupu saya.


 Ayah Ahmad seorang pelaut.
 Koki Andita sudah terkenal di mana mana.
 Rihanna itu memang terkenal baik dari dulu.
 Rumanah itu anak dari Pak RT.

d. Kata-kata selain nomina yang berubah strukturnya menjadi nomina

Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan frasa nomina)

 Dia rajin (verba) – >rajin itu menguntungkan.


 Anak kucing kami tiga ekor (numeralia) -> Tiga itu cuma sedikit
dibandingkan yang diterima sebenarnya.
 Dia berlari (verba) -> Berlari itu bentuk olahraga yang murah dan mudah.
 Dia baik (adjektiva) -> Anak baik itu bernama Ananda.
 Harga rumah kami tiga juta rupiah (numeralia) -> Tiga juta itu hilang
dirampok.

2. Frasa Verba

Frasa verba adalah frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata verba dan
ditandai dengan adanya afiks verba. Frasa verba dapat ditambahkan imbuhan kata
‘sedang’ untuk verba aktif dan kata ‘sudah’ untuk verba yang menyatakan
keadaan. Frasa verba tidak dapat diberikan imbuhan kata ‘sangat’ dan biasanya
menduduki fungsi sebagai predikat dalam suatu kalimat.

Contoh :

 Berlari kencang.
 Memacu motornya kencang.
 Sedang menjemur.
 Menghitung penghasilan bulan ini.
 Berjalan memutari kompleks.
 Belajar beladiri.
 Membawa keranjang buah.
 Pergi berlibur.
 Membantu teman.
 Menjenguk pamannya.

3. Frasa Adjektiva

Frasa adjektiva adalah frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata
adjektiv. Unsur dalam frasa adjektiva dapat diberikan imbuhan ter- (untuk
mewakili kata paling). Biasanya menduduki fungsi sebagai predikat dalam suatu
kalimat.

Contoh :

 Rumahnya sangat besar.


 Alangkah senangnya kami.
 Dia itu sesukanya sendiri.
 Dia memang yang terbaik.
 Ananda sangat baik
 Jalannya sangat panjang.
 Panci itu sangat panas.
 Hasil ujiannya yang paling baik di antara teman temannya
 Pekarangangan itu sangat lebar.
 Dia anak paling penurut di antara saudaranya.

4. Frasa Numeralia

Frasa numeralia merupakan frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata
numeralia atau kata kata yang menyatakan suatu bilangan atau jumlah tertentu.
Frasa numeralia dapat diberi kata bantu bilangan seperti ekor, buah, satuan mata
uang, dan lain sebagainya.

Contoh :

 Dua puluh lima.


 Lima belas ribu.
 Dua ekor.
 Tiga puluh tangkai.
 Lima puluh lima tandan.
 Dua ratus juta rupiah.
5. Frasa Preposisi

Frasa preposisi adalah frasa yang ditandai dengan adanya preposisi atau
kata depan sebagai penunjuk/indikator dan diikuti kata atau kelompok kata, yang
bukan klausa, yang berdiri sebagai petanda.

Contoh:

 Di teras.
 Di depan rumah.
 Dari sekolah.
 Untuk saya.
 Kepada hadirin yang terhormat.
 Untuk semua murid yang mengikuti upacara bendera.
 Ke stasiun.
 Dari arah utara.
 Menuju rumah.
 Ke arah yang berlawanan.

6. Frasa Konjungsi

Frasa konjungsi adalah frasa yang ditandai dengan adanya konjungsi atau
kata penghubung. Frasa konjungsi disebut juga sebagai frasa verbal atau
keterangan.

Contoh:

 Terus diam.
 Ketika belajar.
 Masa lampau.
 Kemarin malam.
 Akhir minggu.
 Tadi sore.
 Tengah malam.
 Kemarin siang.
 Besok petang.
 Terus berlari.
Berdasarkan Kedudukannya

1. Frasa Setara

Frasa setara merupakan frasa yang memiliki hubungan antar unsur setara.

Contoh :

 Keluar masuk.
 Depan belakang.
 Hitam putih.
 Muda mudi.
 Tua muda.
 Suami istri
 Maju mundur
 Pergi kembali
 Pulang pergi.
 Asal usul

2. Frasa Setara Bertingkat

Frasa setara bertingkat merupakan frasa yang kedudukan antar unsurnya


tidak setara atau bertingkat.

Contoh :

 Uang tunai.
 Cara baru.
 Pedang tajam.
 Bangku emas.
 Mengayuh sepeda.

Berdasarkan Makna yang Dikandungnya

1. Frasa Biasa

Frasa biasa adalah frasa yang hasil dari pembentukannya berupa makna
denotasi atau makna sebenarnya.

Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan frasa biasa)

 Ayah membeli sapi putih.


 Kursi favorit ibu berwarna biru.
 Ibu membeli asam jawa dan garam di warung.
 Arya selalu memantau perkembangan anak laki-lakinya.
 Mobil merah itu buatan Eropa.

2. Frasa Idiomatik

Frasa idiomatik merupakan kebalikan dari frasa biasa, yaitu frasa yang
hasil pembentukannya berupa makna konotasi atau makna yang bukan
sebenarnya.

Contoh :

 Saya baru kembali dari Pangkalpinang. (arti: nama tempat)


 Saya akan berangkat ke luar negeri besok siang. (arti: ke negara lain)
 Akhirnya Ayu menginjakkan kakinya di Negeri Paman Sam. (arti: julukan
Amerika)
 Ia memiliki kaki tangan yang dapat diandalkan. (arti; orang kepercayaan)
 Erdi membawa buah tangan dari Surabaya. (arti: oleh oleh)
 Dia menjadi kuda hitam dalam turnamen ini. (arti: jagoan yang tidak
terprediksi)
 Aji orangnya sangat ringan tangan. (arti; suka membantu)
 Ia menjadi buah bibir di masyarakat. (arti: omongan)
 Ayah anak itu banting tulang setiap hari. (arti: bekerja)
 Antasari Ashar merasa dijadikan kambing hitam. (arti: orang yang disalahkan)

3. Frasa Ambigu

Frasa ambigu adalah frasa yang memiliki makna lebih dari satu atau
makna ganda tergantung pada penggunaannya dalam kalimat.

Contoh :

 Buah tangan. (arti: ‘buah yang dipegang tangan’ atau ‘oleh oleh’)
 Panjang tangan. (arti: ‘panjang dari sebuah tangan’ atau ‘suka mencuri’)
 Kambing hitam. (arti: ‘kambing yang berwarna hitam’ atau ‘orang yang
disalahkan’)
 Sapi perah. (arti: ‘jenis sapi yang diternak untuk diambil susunya’ atau ‘orang
yang dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan tertentu)
 Keras kepala. (arti: ‘kepala yang keras’ atau ‘orang yang tidak mau
mendengarkan nasehat orang lain’)
 Haram. (arti: ‘sesuatu yang tidak halal (makanan)’ atau ‘suatu perbuatan yang
dilarang oleh agama’)

BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Frasa adalah sebuah gabungan atau kesatuan kata yang terbentuk dari dua
bagian kata atau juga lebih yang mempunyai satu makna gramatikal (makna yang
berubah-ubah dengan menyesuaikan sebuah konteks).

Frasa memiliki ciri-ciri yaitu:

1. terdiri minimal dari dua kata atau lebih,


2. menduduki atau memiliki fungsi gramatikal (tata bahasa) dalam kalimat,
3. harus memiliki satu makna gramatikal (subjek/predikat/objek/keterangan),
4. bersifat nonpredikatif (salah satu katanya tidak berfungsi sebagai
predikat).

Adapun jenis-jenis frasa sebagai berikut:

Berdasarkan Persamaan Distribusi dengan Unsurnya

1. Frasa Endosentris

Yaitu frasa yang kedudukannya sejajar, sehingga dalam suatu fungsi tertentu
dapat digantikan oleh unsurnya.

a. Frasa Endosentris Kontributif


Yaitu frasa endosentris yang semua unsurnya adalah unsur pusat.
b. Frasa Endosentris Atributif
Yaitu frasa endosentris yang mempunyai unsur pusat serta unsur atribut.
c. Frasa Endosentris Apositif
Yaitu frasa endosentris yang semua unsur didalamnya adalah unsur pusat serta
menunjuk pada satu hal yang sama.
2. Frasa Eksosentris

Yaitu frasa yang tidak memiliki persamaan kedudukan dengan unsurnya.

Berdasarkan Kategori Kata yang Menjadi Unsur Pusatnya

1. Frasa Nomina

Yaitu frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata nomina.

a. Nomina Sebenarnya
b. Pronomina
c. Nama
d. Kata-kata selain nomina yang berubah strukturnya menjadi nomina

2. Frasa Verba

Yaitu frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata verba dan ditandai dengan
adanya afiks verba.

3. Frasa Adjektiva

Yaitu frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata adjektiv.

4. Frasa Numeralia

Yaitu frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata numeralia atau kata kata
yang menyatakan suatu bilangan atau jumlah tertentu.

5. Frasa Preposisi

Yaitu frasa yang ditandai dengan adanya preposisi atau kata depan sebagai
penunjuk/indicator.

6. Frasa Konjungsi

Yaitu frasa yang ditandai dengan adanya konjungsi atau kata penghubung.

Berdasarkan Kedudukannya

1. Frasa Setara

Yaitu frasa yang memiliki hubungan antar unsur setara.

2. Frasa Setara Bertingkat


Yaitu frasa yang kedudukan antar unsurnya tidak setara atau bertingkat.

Berdasarkan Makna yang Dikandungnya

1. Frasa Biasa, yaitu frasa yang hasil dari pembentukannya berupa makna
denotasi.
2. Frasa Idiomatik, yaitu frasa yang hasil pembentukannya berupa makna
konotasi.
3. Frasa Ambigu, yaitu frasa yang memiliki makna lebih dari satu atau makna
ganda.

1.2. Saran

Untuk mengetahui lebih jauh dan lebih banyak atau bahkan lebih lengkap
tentang pembahasan frasa, pembaca dapat membaca dan mempelajari buku-buku
yang didalamnya membahas tentang frasa, salah satunya buku sintaksi dari
berbagai pengarang. Karena didalam makalah ini kami selaku penulis hanya
membahas garis besarnya saja tentang pembahasan frasa. Semoga pembahasan
yang terbatas ini dapat memberikan pemahaman pembaca mengenai frasa.

DAFTAR PUSTAKA

Ibeng, Parta. 2019. “Pengertian Frasa, Ciri, Jenis, dan Contohnya”,


https://pendidikan.co.id/frasa/ , diakses pada tanggal 27 Oktober 2019 pukul
20.05.

Sumarni, Ratna. 2017. “Jenis-jenis Frasa”, https://dosenbahasa.com/jenis-


jenis-frasa, diakses pada tanggal 28 Oktober 2019 pukul 20.30.

Tim Wikipedia. 2019. “Frasa”, https://id.wikipedia.org/wiki/Frasa, diakses


pada tanggal 28 Oktober 2019 pukul 20.45.

Anda mungkin juga menyukai