Disusun guna
memenuhi tugas
mata kuliah
Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu
Muhhamad Fadely, M.Pd., Gr.
Disusun Oleh:
Kelompok 2
Kelas TI2A
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
INSTITUT SAINS DAN BISNIS (ISB) ATMA LUHUR
PANGKAL PINANG
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Muhhamad Fadely, M.Pd.,
Gr. sebagai dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sintaksi adalah salah satu tataran (level) dalam gramatika (tata bahasa) yang
mempersoalkan hubungan antara kata dengan satuan satuan yang lebih besar,
membentuk suatu konstruksi yang disebut kalimat. Sintaksi dapat dideskripsikan
atas konstruksi satuan satuannya. dengan perkataan lain, satuan sintaksi itu
disusun oleh satuan satuan yang lebih kecil. Unsur bahasa yang termasuk didalam
lingkup sintaksi adalah frasa, klausa dan kalimat. Dan salah satunya yang akan
dibahas adalah frasa.
Pada sumber yang lain mengartikan frasa sebagai sebuah gabungan atau
kesatuan kata yang terbentuk dari dua bagian kata atau juga lebih yang
mempunyai satu makna gramatikal (makna yang berubah-ubah dengan
menyesuaikan sebuah konteks).
2.2. Ciri-ciri
2.3. Jenis-jenis
1. Frasa Endosentris
Contoh :
Pekarangan rumah
Suami istri
Ayah ibu
Kakak adik
Muda mudi
Pembianaan dan pembangunan
Pembangunan dan pembaharuan
Maju atau mundur
Bekerja atau belajar
Kuliah atau bekerja
Contoh :
Pemilihan presiden
(UP) (Atribut)
(UP) (Atribut)
Sekolah Inpres
Buku baru
Kemarin malam
Malam ini
Minggu ini
Sedang syuting
Sangat bahagia
Orang itu
Anak Pak Ujang
Sedang menari
Kata kata yang dicetak miring merupakan unsur pada frasa tersebut,
sedangkan kata yang tidak dicetak miring merupakan atribut yang menerangkan
unsur pusat pada frasa tersebut.
Contoh:
Frasa yang dicetak miring merupakan unsur pusat, sedangnya frasa yang
tidak dicetak miring merupakan aposisi dari unsur pusat tersebut.
2. Frasa Eksosentris
Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan contoh dari frasa eksosentrik)
1. Frasa Nomina
Frasa nomina adalah frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata nomina.
Frasa nomina dibedakan kembali menjadi beberapa kategori sebagai berikut:
a. Nomina Sebenarnya
c. Nama
2. Frasa Verba
Frasa verba adalah frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata verba dan
ditandai dengan adanya afiks verba. Frasa verba dapat ditambahkan imbuhan kata
‘sedang’ untuk verba aktif dan kata ‘sudah’ untuk verba yang menyatakan
keadaan. Frasa verba tidak dapat diberikan imbuhan kata ‘sangat’ dan biasanya
menduduki fungsi sebagai predikat dalam suatu kalimat.
Contoh :
Berlari kencang.
Memacu motornya kencang.
Sedang menjemur.
Menghitung penghasilan bulan ini.
Berjalan memutari kompleks.
Belajar beladiri.
Membawa keranjang buah.
Pergi berlibur.
Membantu teman.
Menjenguk pamannya.
3. Frasa Adjektiva
Frasa adjektiva adalah frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata
adjektiv. Unsur dalam frasa adjektiva dapat diberikan imbuhan ter- (untuk
mewakili kata paling). Biasanya menduduki fungsi sebagai predikat dalam suatu
kalimat.
Contoh :
4. Frasa Numeralia
Frasa numeralia merupakan frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata
numeralia atau kata kata yang menyatakan suatu bilangan atau jumlah tertentu.
Frasa numeralia dapat diberi kata bantu bilangan seperti ekor, buah, satuan mata
uang, dan lain sebagainya.
Contoh :
Frasa preposisi adalah frasa yang ditandai dengan adanya preposisi atau
kata depan sebagai penunjuk/indikator dan diikuti kata atau kelompok kata, yang
bukan klausa, yang berdiri sebagai petanda.
Contoh:
Di teras.
Di depan rumah.
Dari sekolah.
Untuk saya.
Kepada hadirin yang terhormat.
Untuk semua murid yang mengikuti upacara bendera.
Ke stasiun.
Dari arah utara.
Menuju rumah.
Ke arah yang berlawanan.
6. Frasa Konjungsi
Frasa konjungsi adalah frasa yang ditandai dengan adanya konjungsi atau
kata penghubung. Frasa konjungsi disebut juga sebagai frasa verbal atau
keterangan.
Contoh:
Terus diam.
Ketika belajar.
Masa lampau.
Kemarin malam.
Akhir minggu.
Tadi sore.
Tengah malam.
Kemarin siang.
Besok petang.
Terus berlari.
Berdasarkan Kedudukannya
1. Frasa Setara
Frasa setara merupakan frasa yang memiliki hubungan antar unsur setara.
Contoh :
Keluar masuk.
Depan belakang.
Hitam putih.
Muda mudi.
Tua muda.
Suami istri
Maju mundur
Pergi kembali
Pulang pergi.
Asal usul
Contoh :
Uang tunai.
Cara baru.
Pedang tajam.
Bangku emas.
Mengayuh sepeda.
1. Frasa Biasa
Frasa biasa adalah frasa yang hasil dari pembentukannya berupa makna
denotasi atau makna sebenarnya.
2. Frasa Idiomatik
Frasa idiomatik merupakan kebalikan dari frasa biasa, yaitu frasa yang
hasil pembentukannya berupa makna konotasi atau makna yang bukan
sebenarnya.
Contoh :
3. Frasa Ambigu
Frasa ambigu adalah frasa yang memiliki makna lebih dari satu atau
makna ganda tergantung pada penggunaannya dalam kalimat.
Contoh :
Buah tangan. (arti: ‘buah yang dipegang tangan’ atau ‘oleh oleh’)
Panjang tangan. (arti: ‘panjang dari sebuah tangan’ atau ‘suka mencuri’)
Kambing hitam. (arti: ‘kambing yang berwarna hitam’ atau ‘orang yang
disalahkan’)
Sapi perah. (arti: ‘jenis sapi yang diternak untuk diambil susunya’ atau ‘orang
yang dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan tertentu)
Keras kepala. (arti: ‘kepala yang keras’ atau ‘orang yang tidak mau
mendengarkan nasehat orang lain’)
Haram. (arti: ‘sesuatu yang tidak halal (makanan)’ atau ‘suatu perbuatan yang
dilarang oleh agama’)
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Frasa adalah sebuah gabungan atau kesatuan kata yang terbentuk dari dua
bagian kata atau juga lebih yang mempunyai satu makna gramatikal (makna yang
berubah-ubah dengan menyesuaikan sebuah konteks).
1. Frasa Endosentris
Yaitu frasa yang kedudukannya sejajar, sehingga dalam suatu fungsi tertentu
dapat digantikan oleh unsurnya.
1. Frasa Nomina
a. Nomina Sebenarnya
b. Pronomina
c. Nama
d. Kata-kata selain nomina yang berubah strukturnya menjadi nomina
2. Frasa Verba
Yaitu frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata verba dan ditandai dengan
adanya afiks verba.
3. Frasa Adjektiva
4. Frasa Numeralia
Yaitu frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata numeralia atau kata kata
yang menyatakan suatu bilangan atau jumlah tertentu.
5. Frasa Preposisi
Yaitu frasa yang ditandai dengan adanya preposisi atau kata depan sebagai
penunjuk/indicator.
6. Frasa Konjungsi
Yaitu frasa yang ditandai dengan adanya konjungsi atau kata penghubung.
Berdasarkan Kedudukannya
1. Frasa Setara
1. Frasa Biasa, yaitu frasa yang hasil dari pembentukannya berupa makna
denotasi.
2. Frasa Idiomatik, yaitu frasa yang hasil pembentukannya berupa makna
konotasi.
3. Frasa Ambigu, yaitu frasa yang memiliki makna lebih dari satu atau makna
ganda.
1.2. Saran
Untuk mengetahui lebih jauh dan lebih banyak atau bahkan lebih lengkap
tentang pembahasan frasa, pembaca dapat membaca dan mempelajari buku-buku
yang didalamnya membahas tentang frasa, salah satunya buku sintaksi dari
berbagai pengarang. Karena didalam makalah ini kami selaku penulis hanya
membahas garis besarnya saja tentang pembahasan frasa. Semoga pembahasan
yang terbatas ini dapat memberikan pemahaman pembaca mengenai frasa.
DAFTAR PUSTAKA