OLEH :
1.Sasna Safitri
1444 HIJRIYAH
DAFTAR ISI
Bab 1 Pendahuluan.......................................................................................................1
1.1Latar Belakang...............................................................................................1
1.2Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3Tujuan Masalah..............................................................................................2
Bab II Pembahasan.......................................................................................................3
3.1 Kesimpulan...................................................................................................15
3.2 saran..............................................................................................................16
Daftar Pustaka.............................................................................................................16
Bab I
Pendahuluan
Kalimat merupakan primadona dalam kajian bahasa. Hal ini disebabkan antara
lain karena dengan perantaraan kalimatlah seorang dosen dapat menyampaikan maksud
secara lengkap dan jelas. Satuan bentuk bahasa yang sudah kita kenal sebelum sampai pada
tataran kalimat adalah kata (misal tidak) dan frasa atau kelompok kata (misal tidak tahu).
Kata dan frasa tidak dapat mengungkapkan suatu maksud secara lengkap dan jelas, kecuali
jika kata dan frasa itu sedang berperan dalam kalimat minor atau merupakan jawaban sebuah
pemyataan. Untuk dapat berkalimat dengan baik perlu kita pahami terlebih dahulu sturuktur
dasar suatu kalimat. Sebelum menentukan kalimat sebagai unsur bahasa, tentunya perlu
dipahami terlebih dahulu bahwa secara sederhana bahasa terdiri dari dua lapisan, yaitu
lapisan bentuk dan lapisan arti. Bentuk bahasa terdiri atas satuan - satuan sebagai
pembentuknya dan secara umum disebut sebagai satuan gramatik. Satuan - satuan yang
dimaksud ialah morfem, kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana. Khususnya kalimat, dalam
ragam resmi, baik lisan maupun tubs harus memiliki subjek dan predikat. Kalau tidak
memiliki unsur subjek dan predikat pemyataan itu bukanlah kalimat. Untuk dapat memahami
dan berkalimat dengan baik penulis terlebih dahulu harus mengetahui struktur dasar suatu
kalimat, pola dari sebuah kalimat dan jenis-jenis kalimat.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apakah kalimat dan unsur kalimat?
2) Apa sajakah syarat dari sebuah kalimat?
3) Bagaimanakah struktur dan pola sebuah kalimat?
4) Apa sajakah jenis-jenis kalimat?
5) Bagaimanakah kalimat yang benar itu?
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian dari kalimat dan unsur kalimat.
2) Untuk mengetahui syarat dari sebuah kalimat.
3) Untuk mengetahui struktur dan pola dari sebuah kalimat.
4) Untuk mengetahui jenis-jenis dari sebuah kalimat.
5) Untuk mengetahui penulisan kalimat yang benar dan mengindari kesalahan.
Bab II
Pembahasan
2.Predikat
Predikat adalah bagian yang menandai apa yang telah diucapkan ataupun dituliskan oleh
pihak pertama.
Contoh dalam kalimat adalah:
Merokok membahayakan kesehatan.
Keladi itu tumbuhan.
Ciri-ciri predikat dalam sebuah kalimat adalah sebagai berikut:
Pada umumnya predikat berada di sebelah kanan subjek.
Predikat menjelaskan subjek sehingga kalimat menjadi bermakna, sebagai contoh "Sektor
kehutanan berkembang secara fluktuatif."
Predikat dapat berkategori kata kerja (verba), kata benda (nomina), kata depan (preposisi), atau
kata sifat (adjektiva) sehingga predikat menyebabkan beberapa jenis kalimat tunggal.
Predikat mengisyaratkan perlu tidaknya kata lain di sebelah kanannya agar kalimat menjadi
lebih lengkap.
Pada umumnya, predikat dapat dicari dengan menggunakan kata tanya bagaimana. Predikat
dapat diikuti partikel -lah, contohnya adalah sebagai berikut "Tertawalah ia pada saat malam itu."
3.Objek
Objek adalah sebuah hal atau perkara yang akan menjadi topik pembicaraan. Fungsi objek
adalah membentuk kalimat utama pada kalimat berpredikat transitif, memperjelas makna dalam
sebuah kalimat, dan membentuk kesatuan atau kelengkapan pikiran dalam kalimat.
Ciri-ciri objek adalah sebagai berikut:
- Objek berada di samping kanan predikat tanpa disisipi kata, kecuali pada kalimat pasif. Contoh
kalimatnya adalah sebagai berikut, "ITB mengadakan langkah-langkah pelestarian alam di
sekitar kampus."
- Kata atau frasa yang bisa menjadi objek berkelas kata benda, contohnya "Tingkat pendidikan
petani yang rendah menyebabkan penguasaan teknologi" Objek dapat berpindah posisi menjadi
subjek bila predikatnya diubah menjadi pasif, contohnya "Pemerintah dapat menciptakan kondisi
yang kondusif" menjadi "Kondisi yang kondusif dapat diciptakan oleh pemerintah."
-Objek dapat tersurat atau tersirat. Contoh objek tersirat terdapat pada kalimat berikut
"Kecurangan dalam pemilu dilaporkan ke Mahkamah Konstitusi", sedangkan contoh kalimat
objek tersurat adalah sebagai berikut "Kecurangan dalam pemilu dilaporkan oleh Panwaslu ke
Mahkamah Konstitusi."
- Objek dapat diganti dengan akhir -nya.
4.Pelengkap
Pelengkap adalah bagian frasa verbal yang membuatnya menjadi predikat lengkap dalam
sebuah klausa. Fungsi pelengkap adalah melengkapi kalimat lainnya seperti subjek, predikat,
objek, dll kalimat tersebut dapat berdiri sendiri.
Ciri-ciri pelengkap adalah sebagai berikut:
- Pelengkap berkategori kata atau frasa nominal, verbal, atau adjektival.
-Pelengkap berada setelah verba semitransitif dan dwitransitif. Contoh pada kalimat yang
mengandung verba semitransitif adalah "Hal itu merupakan masalah besar." Contoh pada kalimat
yang mengandung verba dwitransitif adalah "Pak Wirya menugasi mahasiswa membuat desain."
-Pelengkap dapat didahului oleh preposisi.
- Pelengkap tidak dapat dipasifkan (jika dapat dipasifkan tidak dapat menjadi subjek).
5.Keterangan
Keterangan adalah sebuah bagian kalimat yang memiliki tujuan untuk memperjelas kalimat.
Unsur keterangan memiliki fungsi untuk menambah informasi pada kalimat yang akan disajikan
sehingga komunikasi mudah dipahami. Tanpa unsur kalimat keterangan, informasi menjadi tidak
jelas. Hal ini dapat ditemukan terutama dalam surat undangan, laporan penelitian, dan informasi
yang terkait dengan tempat. waktu, sebab, dan lain-lain.
Ciri-ciri unsur kalimat keterangan adalah:
- Letaknya bisa berpindah-pindah. Misalnya "Hari ini kami akan praktik lapangan ke hutan"
menjadi “Kami akan praktik lapangan hari ini ke hutan."
-Keterangan dapat dihilangkan dalam sebuah kalimat. Biasanya, kata atau kelompok kata
didahului kata depan.
a. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa atau satu susunan struktur
subjek predikat. Hal yang menjadi tanda bahwa kalimat tersebut merupakan kalimat
tunggal, yaitu dengan adanya satu informasi saja yang didapat dari kalimat tersebut.
Berikut contoh kalimat tunggal;
Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang bertujuan untuk mengungkapkan perasaan. Ada
beberapa ciri dari jenis kalimat seruan, di antaranya bernotasi tinggi dan diakhiri dengan tanda
baca seru. Berikut contoh kalimat seruan: Wah, kamu hebat sekali! Hore, kita menang!
c. Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang unsur subjeknya diberikan suatu tindakan atau pekerjaan.
Imbuhan yang biasanya terdapat dalam kalimat ini, yaitu di-, ter-, ke-an, atau ter-kan. Jenis
kalimat ini diikuti oleh kata depan oleh: Risma diantar oleh Ami. Aku kelelehannya
menunggunya.
Terdapat beberapa kata penghubung yang dapat digunakan dalam sebuah kalimat majemuk
bertingkat yang disesuaikan dengan fungsi dari kata penghubung, yaitu:
1) Untuk menyatakan waktu, antara lain dapat menggunakan setelah, sesudah, sejak
2) Untuk menyatakan syarat atau kondisional, antara lain dapat menggunakan jika, asal, apabila.
3) Jika menyatakan pengandaian, antara lain dapat menggunakan seandainya dan andaikan.
4) Untuk menyatakan tujuan, antara lain dapat menggunakan agar dan agar.
5) Untuk menyatakan perlawanan, antara lain dapat menggunakan meskipun dan sekalipun.
6) Untuk menyatakan alasan, antara lain dapat menggunakan sebab dan karena.
7) Untuk menyatakan akibat, antara lain dapat menggunakan sampai dan maka.
8) Untuk menyatakan perbandingan, antara lain dapat menggunakan seperti dan ibarat
Sudah paham kan tentang pengertian dari klausa.Jadi klausa itu dapat berbentuk satu
subjek maupun satu predikat. Klausa juga berbeda dengan kalimat. Namun, ada juga klausa yang
dapat berubah menjadi kalimat mayor, yang dapat kamu jumpai ketika mempelajari jenis jenis
dari klausa. Selanjutnya, kita akan belajar tentang jenis-jenis dari klausa. Silahkan diperhatikan
baik-baik pembahasan di bawah ini.
Jenis-Jenis Klausa Terdapat beberapa jenis dari klausa. Nah, perbedaan jenis klausa
tersebut dibedakan berdasarkan struktur dan berdasarkan pada kategori yang menjadi predikat
dalam klausa. Berdasarkan pada strukturnya, klausa dibedakan menjadi dua hal. Apa sajakah itu?
Yaitu klausa bebas dan klausa terikat. Klausa bebas merupakan suatu klausa yang mempunyai
unsur-unsur yang lengkap.
Unsur lengkap tersebut setidaknya memiliki subjek dan predikat. Sehingga, klausa memiliki
kemampuan untuk menjadi suatu kalimat mayor. Contoh dari klausa bebas yang mampu menjadi
kalimat mayor, sebagai berikut.
Adikku masih sehat dan kakakku gagah berani. Klausa tersebut dalam menjadi kalimat mayor
dengan cara diberikan intonasi di akhir. Yaitu sebagai berikut. Adikku masih sehat. Kakakku
gagah berani.
Selanjutnya, setelah dijelaskan tentang klausa bebas, akan dijelaskan kembali tentang klausa
terikat. Klausa terikat memiliki struktur yang tidak lengkap. Unsur yang terkandung dalam
klausa dapat berupa subjek saja maupun keterangan saja
Berbeda dengan klausa bebas yang dapat menjadi kalimat mayor. Klausa terikat tidak
mampu menjadi kalimat mayor. Klausa terikat dapat diketahui dari adanya konjungsi atau
penghubung antarkata, antarklausa, antarfrase, dan antarkalimat yang terdapat di depannya.
Kemudian, perbedaan klausa dapat dibedakan berdasarkan kategori unsur yang mampu menjadi
predikat, dapat dibedakan menjadi lima klausa. Klausa - klausa tersebut yaitu klausa nominal,
klausa verbal, klausa ajektival, klausa adverbial, dan klausa preposisional. Masing masing jenis
klausa dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.Klausa verbal merupakan suatu klausa yang predikatnya menggunakan kategori verbal.
Contoh klausa verbal yaitu: kakak menari, ayam itu bertelur, dan ayah mandi.
Klausa verbal ini masih dibedakan menjadi dua, disebabkan adanya berbagai tipe verba, yaitu
klausa transitif dan klausa intransitif. Klausa transitif merupakan suatu klausa yang predikatnya
berwujud verba transitif atau yang Ani membaca buku keterampilan. Klausa intransitif
merupakan suatu klausa yang predikatnya berwujud verba intransitif atau yang tidak
memerlukan objek.
Contoh: Budi berlari- lari. membutuhkan objek.
2. Klausa nominal merupakan suatu klausa yang predikatnya berwujud suatu nomina atau fase
nominal.
Contoh: Kamu sekarang guru fisika.
3. Kata sifat Klausa merupakan suatu klausa yang predikatnya sebagai kategori ajektif, baik
berwujud kata maupun frase.
Contoh: Kantor sudah panas sekali.
4. Klausa adverbial merupakan suatu klausa yang predikatnya berwujud adverbia.
Klausa adverbial jumlah sangat terbatas dalam bahasa Indonesia. Hal tersebut sejalan dengan
jumlah kata maupun frase adverbial yang memang tidak dalam jumlah yang banyak.
Contoh dari klausa adverbial yaitu nakalnya keterlaluan sekali. Klausa preposisional merupakan
suatu klausa yang predikatnya berwujud frase yang sebagai kategori preposisi.
Contoh: Ulvi di kamar, Ibu ke pasar, dan Anton dari Jakarta.
5. Klausa preposisional dalam ditemukan dalam ragam bahasa yang tidak baku. Klausa
perposisional dapat menjadi klausa verbal, jika dilengkapi dengan keterangan ada, datang, dan
pergi.
6. Klausa numeral merupakan suatu klausa yang predikatnya berwujud kata maupun frase
numeralia. Contoh klausa numeral, yaitu tunjangannya dua juta sebulan, mobilnya sepuluh buah.
Kontruksi dalam klausa numeral dianggap keliru dalam bahasa Indonesia baku.
Sebab yang benar adalah tunjangannya adalah dua juta sebulan, mobilnya ada sepuluh buah.
Kata dengan dan ada menunjukkan pada verba, sehingga klausa numeral tersebut dinamakan
dengan klausa verbal.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil namun terlengkap maknanya dan mempunyai
intonasi final yang mengakhirinya. Sebuah kalimat dalam Bahasa Indonesia secara sederhana
biasanya terdiri dari dua unsur yang membangunnya, yaitu unsur Subjek (S) dan Predikat (P).
Kalimat tunggal adalah jika kalimat tersebut hanya memiliki satu gagasan dan hanya terdiri
dari subjek (S) dan predikat (P) saja. Kalimat majemuk adalah jika kalimat itu terdiri dari dua
atau lebih klausa yang membangunnya, dan biasanya memiliki lebih dari satu Predikat (P).
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menjelaskan gagasan penulis kepada pembaca
secara utuh tanpa ada kebimbangan atau keraguan dalam menafsirkannya.
B.SARAN
Sebagai seorang mahasiswa agar dapat memahami materi pembelajaran ada lebih baiknya
kita belajar secara tatap muka agar materi yang di sampaikan bisa di terima dengan baik dan
benar