PSIKOLOGI HUKUM
Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Puji syukur penulis sampaikan kepada Allah Swt., yang telah memberikan taufiqserta
hidayah-Nya kepada kita, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugasmenyusun makalah Mata
Kuliah Bahasa Indonesia.Kemampuan dan Pengetahuan penulis yang terbatas, sehingga penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, untuk dapatmembuat makalah yang lebih baik di masa mendatang penulis
senantiasamenerima dengan tangan terb uka segala kritik dan saran dan semua pihakterutama
pembaca yang budiman.Akhir kata penulis mengharapkan semoga Allah Swt., melimpahkan
rahmat danhidayah-Nya kepada mereka yang telah berjasa kepada penulis dalam
menyusunmakalah ini, untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................
Daftar isi ......................................................................................................
Bab I Pendahuluan ...................................................................................
1.1 Latar belakang ......................................................................................
1.2 Rumusan masalah ................................................................................
1.3 Tujuan penelitian ..................................................................................
Bab II Pembahasan...................................................................................
2.1 Pengertian Psikologi ............................................................................
2.2 Pengertian Hukum ...............................................................................
2.3 Pengertian Psikologi Hukum ................................................................
2.4 Ruang Lingkup Psikologi Hukum .........................................................
2.5 Penerapan Psikologi dalam Hukum .....................................................
2.6 Faktor faktor Psikologis yang mempengaruhi tindak Pidana ................
2.7 Manfaat Ilmu Psikologi Hukum .............................................................
2.8 Peran Psikologi dalam Hukum ...........................................................
2.9 Contoh Studi Kasus ............................................................................
Bab III Penutup.....................................................................................
3.1 Kesimpulan ........................................................................................
3.2 Saran ..................................................................................................
Daftar pustaka ..........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
* Pengertian Psikologi Hukum menurut para ahli yang di ungkapkan sebagai berikut:
1. Menurut Soerjono Soekanto (1983:2) Psikologi hukum adalah studi hukum yang akan
berusaha menyoroti hukum sebagai suatu perwujudan dari gejala-gejala kejiwaan tertentu, dan
juga landasan kejiwaan dari perilaku atau sikap tindak tersebut.
2. Menurut Achmad Ali (2002: 274) Karena hukum dibentuk oleh jiwa manusia seperti putusan
pengadilan dan peraturan perundang-undangan, menandakan bahwa psikologi merupakan
krakteristik hukum yang tidak dapat dipisahkan dari hukum itu sendiri. Aliran pemikiran hukum
historis.
3. G. Puchta, murid Friedrich Carl Von Savigny (1779-1861) Menamai hukum volkgeist yaitu
hukum merupakan pencerminan dari jiwa rakyat"
4. Menurut Edward E. Jones: 1996 Psikologi hukum adalah suatu kajian tentang sifat, fungsi, dan
perilaku hukum dari pengalaman mental dari individu dalam hubungannya dengan berbagai
fenomena hukum.
5. Menurut Purnadi Purbacaraka Psikologi hukum, yaitu suatu cabang ilmu pengetahuan yang
mempelajari hukum sebagai perwujudan dari pada perkembangan jiwa manusia.
(Ishaq,2009,241)
Meskipun psikologi hukum usia nya relative masih sangat muda, tetapi kebutuhan akan
cabang ilmu pengetahuan ini sangat dirasakan. Misal nya dalam bidang penegakan hukum.
Psikologi hukum dapat menelaah faktor - faktor psikologi apakah yang mendorong seseorang
untuk mematuhi kaidah hukum (berperilaku normal) dan meneliti faktor-faktor apakah yang
mendorong seseorang dalam melanggar kaidah hukum (berperilaku abnormal). Walaupun faktor
lingkungan ada pengaruh nya, tetapi tinjauan utama adalah factor pribadi.
Sedangkan faktor lingkungan sosial secara analitis menjadi ruang lingkup dari sosiologi
hukum. Dan faktor lingkungan sosial budaya, terutama menjadi ruang lingkup penelitian dari
antropologi budaya. Pengungkapan faktor-faktor psikologis mengapa seseorang melakukan
pelanggran hukum, mempunyai arti penting dalam penegakan hukum pidana di pengadilan.
Dalam hukum pidana misalnya dibedakan ancaman terhadap seseorang yang menghilangkan
jiwa orang lain dengan segaja dan tidak disengaja, yang direncanakan dan tidak direncanakan,
yang dilakukan oleh orang yang sehat akal pikiran nya dan yang dilakuan oleh orang yang gila.
Soerjono soekanto, dalam bukunya beberapa catatan tentang psikologi hukum menyudutkan
secara terperinci penting nya psikologi hukum bagi penegakan hukum, yaitu sebagai berikut:
1. Untuk memberikan isi atau penafsiran yang tepat pada kaidah hukum serta pengertianya misal
nya seperti pengertian itikad baik, itikad buruk, tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai
suami atau istri, mempertanggungjawabkan perbuatan dan seterusnya.
2. Untuk menerapkan hukum dengan mempertimbangkan keadaan psikologi pelaku.
3. Untuk lebih menyerasikan ketertiban dan ketentraman yang menjadi tujuan utama dari hukum.
4. Untuk sebanyak mungkin menghindarkan penggunaan kekerasan dala penegakan hukum.
5. Untuk memantapkan pelaksanaan fungsi penegakan hukum dengan cara lebih mengenal diri
atau lingkungan nya.
6. Untuk menentukan batas-batas penggunaan hukum sebagai sarana pemeliharaan dan
penciptaan kedamaian.
Psikologi hukum sebagai cabang ilmu yang baru yang melihat kaitan antara jiwa manusia
disatu pihak dengan hukum di lain pihak terbagi dalam beberapa ruang lingkup antara lain:
Menurut Soedjono, ruang lingkup psikologi hukum (1983:40) sebagai berikut:
a. Segi psikologi tentang terbentuknya norma atau kaidah hukum.
b. Kepatuhan atau ketaatan terhadap kaedah hukum.
c. Perilaku menyimpang.
d. Psikologi dalam hukum pidana dan pengawasan perilaku.
Demikianpun Soerjono Soekanto (1979: 11) membagi ruang lingkup psikologi hukum yaitu:
a. Dasar-dasar kejiwaan dan fungsi pelanggaran terhadap kaidah hukum.
b. Dasar-dasar kejiwaan dan fungsi pola-pola peyelesaian pelanggaran kaidah hukum.
c. Akibat-akibat dari pola penyelesaian sengketa tertentu.
b. Psikologi dan Hukum (Psychology and Law), meliputi psyco-legal research yaitu
penelitian individu yang terlibat di dalam hukum, seperti kajian terhadap perilaku pengacara,
yuri, dan hakim.
c. Psikologi Hukum (psychology of law), mengacu pada riset psikologi mengapa orang-
orang mematuhi atau tidak mematuhi Undang-undang tertentu, perkembangan moral, dan
persepsi dan sikap publik terhadap berbagai sanksi pidana, seperti apakah hukuman mati dapat
mempengaruhi penurunan kejahatan.
d. Psikologi Forensik (Forensic Psychology), suatu cabang psikologi untuk penyiapan
informasi bagi pengadilan (psikologi di dalam pengadilan).
e. Psikologi Hukum Pidana (Criminal Psychology), sumbangan psikologi hukum yang
menggambarkan dinamika interpersonal dan kelompok dari pembuatan putusan pada suatu
tahapan kunci di dalam proses mendakwa seseorang mulai dari waktu penetapannya sebagai
tersangka hingga pada momen penjatuhan pidana f. Neuroscience and law, suatu kajian baru
tentang keunikan pentingnya pengaruh otak dan syaraf bagi perilaku manusia, masyarakat, dan
hukum. Kajiannya meliputi wawasan baru tentang isu-isu pertanggungjawaban, meningkatkan
kemampuan untuk membaca pikiran, prediksi yang lebih baik terhadap perilaku yang akan
datang, dan prospek terhadap peningkatan kemampuan otak manusia.
Menurut Costanzo (2006) peran psikologi dalam hukum sangat luas dan beragam. Ia
memberikan tiga peran yaitu:
⚫ Pertama, psikolog sebagai penasehat. Para psikolog sering kali digunakan sebagai penasehat
hakim atau pengacara dalam proses persidangan. Psikolog diminta memberikan masukan apakah
seorang terdakwa atau saksi layak dimintai keterangan dalam proses persidangan.
⚫ Kedua, psikolog sebagai evaluator. Sebagai seorang ilmuwan, psikolog dituntut mampu
melakukan evaluasi terhadap suatu program. • Ketiga, Psikolog sebagai pembaharu. Psikolog
diharapkan lebih memiliki peran penting dalam sistem hukum. Psikolog diharapkan menjadi
pembaharu atau reformis dalam sistem hukum. Psikolog diharapkan mampu mengaplikasi ilmu
pengetahuannya ke dalam tataran aplikatif, sehingga sistem hukum, mulai dari proses
penangkapan, persidangan, pembinaan, dan penghukuman berlandaskan kajian-kajian ilmiah
(psikologis), Ketika seorang saksi mata memberi keterangan, baik di tahap penyelidikan,
penyidikan maupun di persidangan pengadilan, maka Psikologi Hukum akan sangat banyak
membantu menilai keakuratan kesaksian tersebut.
3.1 Kesimpulan
Seperti yang sudah dipaparkan diatas bahwa psikologi adalah cabang ilmu tentang
kejiwaan manusia. Dan hukum yang berisi peraturan yang mengatur manusia-manusia dalam
masyarakat. Dan kedua ilmu ini, psikologi dan hukum memiliki keterkaitan dan menyatu dalam
cabang ilmu psikologi hukum dan memberikan manfaat kepada masyarakat. Psikologi hukum
adalah suatu cabang pengetahuan yang mempelajari hukum sebagai suatu perwujudan dari jiwa
manusia. Ilmu pengetahuan ini mempelajari perilaku atau sikap tindakan hukum yang mungkin
merupakan perwujudan dari gejala-gejala kejiwaan tertentu, dan juga landasan kejiwaan dari
perilaku atau sikap tindakan tersebut.
Setiap tindakan manusia, dalam hal ini tindakan kriminal yang dilakukan oleh tersangka
bisa jadi di latar belakangi oleh faktor psikologis. Dan ilmu psikologi hukum hadir dan memiliki
andil dalam proses penyelidikan dan penegakan ilmu hukum. Peran psikologi dalam hukum
memberikan manfaat yang besar dalam perkembangan ilmu hukum, serta memberikan banyak
manfaat dalam penuntasan kasus-kasus hukum sesuai prespektif psikologi.
3.2 Saran
Demikianlah definisi Psikologi Hukum yang penulis paparkan menurut beberapa pakar
hukum. Penulis menyadari akan masih banyak nya kesalahan penulisan, dan
kekurangsempurnaan materi. Maka dari itu penulis dengan senang hati membuka kesempatan
bagi para pembaca untuk memberikan saran dan atau kritikan untuk dijadikan motivasi dan
perbaikan bagi penulis untuk karya-karya tulisan yang mungkin akan penulis buat lagi dimasa
yang akan datang, sehingga penulis dapat menghasilkan karya tulis yang lebih baik dari
sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA