Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia dalam berkomunikasi
menggunakan dua cara yaitu
lisan dan tertulis. Walaupun
kita
mengenal cara-cara lain seperti
isyarat, gerak, dan simbol-
simbol, namun cara yang
paling
efektif dalam berkomunikasi
sehari-hari manusia normal
adalah dengan cara lisan
maupun
tertulis. Hakikatya seseorang
menulis adalah untuk
menuangkan sebuah gagasan,
fakta, sikap,
maupun isi pikiran yang ada di
benaknya. Gagasan, fakta,
sikap, maupun isi pikiran
tersebut
ditulis dengan jelas dan utuh
sehingga pembaca dapat
memahaminya dengan jelas.
Tujuan
ditulisnya gagasan, fakta,
sikap, maupun isi pikiran
tersebut juga agar gagasan
itu dapat
bertahan bertahan lama dan
mempunyai bukti otentik,
bahwa kita pernah menulis.
Hal ini
sesuai dengan kelebihan dari
bahasa tertulis yaitu
mempunyai bukti otentik yang
kuat.
Untuk dapat membuat sebuah
tulisan yang menarik, perlu
kita memahami terlebiih
dahulu
bagaimana cara penulisan
kalimat yang efektif.
Karena sebuah tulisan yang
baik tidak
terlepas dari sebuah
kalimat yang membangun
tulisan tersebut. kalimat
yang baik akan
menghasilkan paragraf yang
baik, pargraf yang baik dan
padu akan menghasilkan
sebuah
tulisan yang baik serta enak
dibaca.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia dalam berkomunikasi
menggunakan dua cara yaitu
lisan dan tertulis. Walaupun
kita
mengenal cara-cara lain seperti
isyarat, gerak, dan simbol-
simbol, namun cara yang
paling
efektif dalam berkomunikasi
sehari-hari manusia normal
adalah dengan cara lisan
maupun
tertulis. Hakikatya seseorang
menulis adalah untuk
menuangkan sebuah gagasan,
fakta, sikap,
maupun isi pikiran yang ada di
benaknya. Gagasan, fakta,
sikap, maupun isi pikiran
tersebut
ditulis dengan jelas dan utuh
sehingga pembaca dapat
memahaminya dengan jelas.
Tujuan
ditulisnya gagasan, fakta,
sikap, maupun isi pikiran
tersebut juga agar gagasan
itu dapat
bertahan bertahan lama dan
mempunyai bukti otentik,
bahwa kita pernah menulis.
Hal ini
sesuai dengan kelebihan dari
bahasa tertulis yaitu
mempunyai bukti otentik yang
kuat.
Untuk dapat membuat sebuah
tulisan yang menarik, perlu
kita memahami terlebiih
dahulu
bagaimana cara penulisan
kalimat yang efektif.
Karena sebuah tulisan yang
baik tidak
terlepas dari sebuah
kalimat yang membangun
tulisan tersebut. kalimat
yang baik akan
menghasilkan paragraf yang
baik, pargraf yang baik dan
padu akan menghasilkan
sebuah
tulisan yang baik serta enak
dibaca.
A. LATAR BELAKANG
Manusia dalam berkomunikasi
menggunakan dua cara yaitu
lisan dan tertulis. Walaupun
kita
mengenal cara-cara lain seperti
isyarat, gerak, dan simbol-
simbol, namun cara yang
paling
efektif dalam berkomunikasi
sehari-hari manusia normal
adalah dengan cara lisan
maupun
tertulis. Hakikatya seseorang
menulis adalah untuk
menuangkan sebuah gagasan,
fakta, sikap,
maupun isi pikiran yang ada di
benaknya. Gagasan, fakta,
sikap, maupun isi pikiran
tersebut
ditulis dengan jelas dan utuh
sehingga pembaca dapat
memahaminya dengan jelas.
Tujuan
ditulisnya gagasan, fakta,
sikap, maupun isi pikiran
tersebut juga agar gagasan
itu dapat
bertahan bertahan lama dan
mempunyai bukti otentik,
bahwa kita pernah menulis.
Hal ini
sesuai dengan kelebihan dari
bahasa tertulis yaitu
mempunyai bukti otentik yang
kuat.
Untuk dapat membuat sebuah
tulisan yang menarik, perlu
kita memahami terlebiih
dahulu
bagaimana cara penulisan
kalimat yang efektif.
Karena sebuah tulisan yang
baik tidak
terlepas dari sebuah
kalimat yang membangun
tulisan tersebut. kalimat
yang baik akan
menghasilkan paragraf yang
baik, pargraf yang baik dan
padu akan menghasilkan
sebuah
tulisan yang baik serta enak
Makalah Bahasa Indonesia

Kalimat Dalam Bahasa Indonesia

U
N

OLEH :

1.Sasna Safitri

2.Della Anissa Putri

DOSEN PENGAMPUH : Mutia Hafifah, S.Pd, M.Hum

PROGRAM STUDI : Hukum Ekonomi Syariah

TAHUN AKADEMIK 2022.2023.

1444 HIJRIYAH
Daftar Isi

Daftar Isi........................................................................................................................i

Bab 1 Pendahuluan.......................................................................................................1

1.1Latar Belakang...............................................................................................1

1.2Rumusan Masalah..........................................................................................2

1.3Tujuan Masalah..............................................................................................2

Bab II Pembahasan.......................................................................................................3

2.1 Pengertian Akhlak.........................................................................................3

2.2 Penilaian baik dan buruk menurut ajaran agama islam................................4

2.3 Jenis-jenis akhlak..........................................................................................5

2.4. Perbedaan Akhlak dan Tasawuf...................................................................9

2.5 . Manfaat Akhlak Tasawuf............................................................................10

Bab III Penutup.............................................................................................................15

3.1 Kesimpulan...................................................................................................15

3.2 saran..............................................................................................................15

3.3 Daftar Pustaka...............................................................................................16


Bab I
Pendahuluaan

1.1 LATAR BELAKANG


Manusia dalam berkomunikasi menggunakan dua cara yaitu lisan dan tertulis. Walaupun
kita mengenal cara-cara lain seperti isyarat, gerak, dan simbol-simbol, namun cara yang paling
efektif dalam berkomunikasi sehari-hari manusia normal adalah dengan cara lisan maupun
tertulis. Hakikatya seseorang menulis adalah untuk menuangkan sebuah gagasan, fakta, sikap,
maupun isi pikiran yang ada di benaknya. Gagasan, fakta, sikap, maupun isi pikiran tersebut
ditulis dengan jelas dan utuh sehingga pembaca dapat memahaminya dengan jelas. Tujuan
ditulisnya gagasan, fakta, sikap, maupun isi pikiran tersebut juga agar gagasan itu dapat bertahan
bertahan lama dan mempunyai bukti otentik, bahwa kita pernah menulis.
Hal ini sesuai dengan kelebihan dari bahasa tertulis yaitu mempunyai bukti otentik yang kuat.
Untuk dapat membuat sebuah tulisan yang menarik, perlu kita memahami terlebih dahulu
bagaimana cara penulisan kalimat yang efektif. Karena sebuah tulisan yang baik tidak terlepas
dari sebuah kalimat yang membangun tulisan tersebut, kalimat yang baik akan menghasilkan
paragraf yang baik, pargraf yang baik dan padu akan menghasilkan sebuah tulisan yang baik
serta enak dibaca

B. RUMUSAN MASALAH
1.Apa itu Kalimat ?
2. Apa saja syarat kalimat ?
3.Apa saja unsur-unsur yang ada pada kalimat?
4.Bagaimana menyusun dan mengenal sebuah kalimat yang baik dan efektif ?
C. TUJUAN
1.Untuk mengetahui apa itu kalimat
2. Untuk memahami bagaimana cara membuat sebuah kalimat yang baik dan benar
Bab II
Pembahasan

A.Devinisi Kalimat Kalimat


Kalimat adalah sebuah Kumpulan kata-kata yang mempunyai arti dan suatu bahasa yang
terdiri atas dua kata atau lebih yang memiliki suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Untuk
lebih jelasnya simak penjelasan berikut. Pengertian Kalimat Kalimat merupakan satuan bahasa
yang mengandung suatu pikiran lengkap. Dalam sebuah kalimat paling kurang mengandung
suatu subjek dan predikat. Kalimat dalam wujud lisan diucapkan dengan suara naik turun, dan
keras lembut,disela jeda dan diakhiri dengan sebuah intonasi akhir. Dalam wujud tulisan
berhuruf latin kalimat dimulai dengan sebuah huruf kapital dan diakhiri dengan sebuah tanda
titik (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Menurut Susilo (1990:2), mengungkapkan lima ciri
kalimat bahasa Indonesia yaitu :
1.Bermakna
2.Bersistem urutan frase
3.Bisa berdiri sendiri dalam hubungannya dengan suatu kalimat yang lain
4.Berjeda
5.Berhenti dengan berakhirnya sebuah intonasi. Namun hal tersebut belum menjamin
bahwa sebuah kalimat itu ialah kalimat bahasa Indonesia baku. Pengertian Kalimat Menurut Para
Ahli Berikut ini adalah pengertian menurut para ahli, antara lain:
1) Kridalaksana (2001:92)
Kalimat menurut Kridalaksana (2001:92) merupakan sebagai satuan bahasa yang secara
relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final, dan secara aktual maupun potensial terdiri
dari klausa; klausa bebas yang menjadi bagian kognitif percakapan; satuan proposisi yang
merupakan gabungan klausa atau merupakan satu klausa, yang membentuk satuan bebas:
jawaban minimal, seruan, salam, dan sebagainya.
2) Keraf (1984:156)
Kalimat menurut Keraf ( 1984:156) menyatakan bahwa kalimat sebagai satu bagian dari
ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan, sedang intonasinya menunjukkan bagian
ujaran itu sudah lengkap
3) Alwi dkk., (2000:311)
Kalimat menurut Alwi dkk., (2000:311) menyatakan bahwa, "Dalam wujud tulisan,
kalimat diucapkan dalam suara naik-turun dan keras-lembut disela jeda, diakhiri intonasi akhir
yang
diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan, baik asimilasi bunyi maupun
proses fonologis lainnya"

4) Dardjowidojo (1988: 254)


Kalimat menurut Dardjowidojo (1988: 254) merupakan bagian terkecil dari suatu ujaran
atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan.
5) Slametmuljana (1969)
Kalimat menurut Slametmuljana (1969) adalah kalimat keseluruhan pemakaian kata yang
berlagu, disusun menurut sistem bahasa yang bersangkutan; mungkin yang dipakai hanya satu
kata, mungkin lebih.

B.Syarat Kalimat yang Baik


Kalimat yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut.
1.Tidak menyimpang dari kaidah bahasa
Kalimat yang tidak menyimpang dari kaidah bahasa maksudnya adalah kalimat yang
cermat baik dari segi pemilihan kata dan bentukan kata maupun susunan kalimatnya memenuhi
aturan sintaksis yang benar. Sebaliknya, kalimat yang menyimpang dari kaidah bahasa, susunan
kalimatnya tidak sesuai dengan aturan sintaksis yang benar.
Contoh: Jadwal di atas menunjukkan kereta api eksekutif Argo Lawu berangkat pada pukul
17.00 dari Gambir.
2. Logis atau dapat diterima nalar
Kalimat juga harus logis atau dapat dinalar oleh akal. Meskipun secara gramatikal sesuai
dengan kaidah namun jika tidak logis, kalimat tersebut tak akan dapat dipahami dengan baik bila
disampaikan kepada orang lain.
Contoh: Anak-anak itu sedang asyik mengumpulkan pohonan.
3. Jelas dan dapat menyampaikan maksud atau pesan dengan tepat
Kalimat yang baik juga harus mengandung pengertian yang jelas, tidak membingungkan
serta tidak menimbulkan penafsiran ganda atau ambigu. Tidak sedikit pula kita temui kalimat
kalimat yang diucapkan oleh penutur bahasa mengandung pengertian ganda. Kalimat ini selain
dapat membingungkan juga menimbulkan respons atau tanggapan yang tak sesuai karena tidak
tersampaikannya pesan secara benar.
Contoh: Saya bingung melihat kelakuan anak itu

C.Unsur-unsur Kalimat
Suatu kalimat terdiri atas beberapa unsur pembentuk kalimat. Kalimat sendiri setidaknya
terdiri atas unsur subjek dan predikat.
Berikut adalah penjabaran mengenai unsur-unsur pembentuk kalimat.
1.Subjek
Subjek adalah kata benda dalam sebuah kalimat yang dapat berupa nama orang, hewan, benda,
sapaan, dan lain-lain.
Contoh subjek dalam suatu kalimat ditandai dengan kata yang dicetak tebal: Gina adalah teman
kami. Ayah kami sedang lomba memancing. Subjek memiliki delapan ciri sebagai berikut. Kata
atau frase biasanya berkelas kata benda (nomina), contohnya pada kalimat berikut, "Ilmu
kehutanan akan tetap dibutuhkan selama manusia hidup di bumi". Nomina tidak pernah diawali
oleh kata tugas (kata depan atau kala sambung) karena kata tugas mengubah fungsi nomina
menjadi keterangan. Kalimat berikut menunjukan bahwa kata benda yang diawali kata tugas
akan menjadi keterangan. "Tentang ilmu kehutanan membahas mengenai kelestarian pepohonan
di hutan." Ada kata petunjuk (artikel) ini atau itu. Contohnya adalah "Suara ini dikenal sebagai
suara burung yang paling terancam punah di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango." Subjek
bukan kata ganti tanya. Adakalanya subjek bukan sebagai kata benda (nomina), namun pada
umumnya diikuti artikel ini atau itu. Sebagai contoh pada kalimat berikut, "Berenang (itu)"
Subjek dapat dicari dengan menggunakan kata tanya siapa dan apa. Subjek dapat ditambahkan
akhiran -nya. Sebagai contoh, "Masalahnya ialah tersangka tidak bisa digiring ke Polres untuk
dimintai keterangan." Pada struktur bahasa Indonesia, subjek pada umumnya berada pada awal
kalimat. 2.Predikat Predikat adalah bagian yang menandai apa yang telah diucapkan ataupun
dituliskan oleh

Anda mungkin juga menyukai