Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat
menyelesaikan Makalah ini. Penyusunan Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Bahasa
Indonesia tentang Kalimat Penyusunan Kalimat. Selain itu tujuan dari penyusunan Makalah
ini juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan Bahasa secara meluas.
Dalam menyelesaikan Makalah ini, Kami telah banyak mendapatkan bantuan dan
masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami ingin
menyampaikan banyak terima kasih kepada :
1.       Ibu Ihramsari Akidah selakau Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan
tugas mengenai makaliah ini sehingga pengetahuan kami dalam penulisan Makalah ini
semakin bertambah.
2.       Kedua orang tua kami, yang senantiasa memberikan do’a serta dukungan baik moril maupun
materil.
3.       Teman-teman kami yang telah memberikan semangat dan dukungan sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah ini.
4.       Pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang turut membantu penyusunan
Makalah ini.
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan  penyusun, makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia . Makalah ini membahas tentang
penyusunan kalimat.
Tak ada gading yang tak retak Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari
pembaca sangat penyusun harapkan untuk penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya.

Makassar , Oktober 2015

Kelompok 3   
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar                                                                                                             i
Daftar Isi                                                                                                                      ii
BAB I  PENDAHULUAN
1.      Latar belakang                                                                                                 1
2.      Rumusan masalah                                                                                            1
3.      Tujuan pembahasan                                                                                         1
BAB II PEMBAHASAN
1.      Kata dan Kalimat                                                                                               2
2.      bagian-bagian dari kalimat                                                                                   3
3.      Kalimat tunggal dengan kalimat majemuk                                                             4
4.      kalimat majemuk bertingkat                                                                                 5
5.      kalimat efektif                                                                                                     6
BAB III PENUTUP
1.      Kesimpulan                                                                                                     
2.      Saran                                                                                                               
Daftar Pustaka                                                        
BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
            Kalimat merupakan primadona dalam kajian bahasa. Hal ini disebabkan antara
lain karena dengan perantaraan kalimatlah seorang guru atau dosen dapat
menyampaikan maksud secara lengkap dan jelas.Satuan bentuk bahasa yang sudah
kita kenal sebelum sampai pada ttaran kalimat adalah kata (mis.tidak ) dan frasa atau
kelompok kata (mis. tidak tahu). Kata dan frasa tidak dapat mengungkapkan suatu
maksud secara lengkap dan jelas, kecuali jika kata dan frasa itu sedang berperan
dalam kalimat minor atau merupakan jawaban sebuah pernyataan. Untuk dapat
berkalimat dengan baik perlu kita pahami terlebih dahulu sturuktur dasar suatu
kalimat.
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan
sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran,
keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang
digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang
dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau
pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan
kalimat efektif.
B. Rumusan Masalah
1.      Apakah perbedaan kata dengan Kalimat?
2.        Apa saja bagian-bagian dari kalimat?
3.      Apakah perbedaan Kalimat tunggal dengan kalimat majemuk?
4.      Apa itu kalimat majemuk bertingkat?
5.      Apa itu kalimat efektif?

C.    Tujuan
1.       Untuk mengetahui apa perbedaan kata dengan Kalimat
2.       Untuk mengetahui bagian-bagian dari kalimat
3.       Untuk mengetahui perbedaan Kalimat tunggal dengan kalimat majemuk
4.       Untuk mengetahui Apa itu kalimat majemuk bertingkat?
5.       Untuk mengetahui apa itu kalimat efektif.

BAB 2
                                                     PEMBAHASAN
1.      Pengertian Kata dan kalimat
Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari
satu atau lebih morfem. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan
beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat.
Contoh:
Mangga!   (dari kata)
Mangga manis!   (dari frasa)
Andik membeli mangga manis. (dari klausa)
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang merupakan kesatuan pikiran
(Widjono, 2007). Kalimat dapat dibedakan menjadi bahasa lisan dan bahasa
tulis. Dalam bahasa lisan, kalimat adalah satuan bahasa yang terbentuk atas gabungan
kata dengan kata, gabungan kata dengan frasa, atau gabungan frasa dengan frasa,
yang minimal berupa sebuah klausa bebas yang minimal mengandung satu subjek dan
prediket, satuan bahasa itu didahului oleh suatu kesenyapan awal, diselingi atau tidak
diselingi oleh kesenyapan antara dan diakhiri dengan kesenyapan akhir yang berupa
intonasi final, yaitu intonasi berita, tanya, intonasi perintah, dan intonasi
kagum. Dalam bahasa tulis, kalimat adalah satuan bahasa yang diawali oleh huruf
kapital, diselingi atau tidak diselingi tanda koma (,), titik dua (:), atau titik koma (;),
dan diakhiri dengan lambang intonasi final yaitu tanda titik (.), tanda tanya (?), atau
tanda seru (!). Adapun ciri- ciri kalimat yaitu :
a.       Dalam bahasa lisan diawali dengan kesenyapan dan diakhiri dengan kesenyapan.
Dalam bahasa tulis diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda
tanya, atau tanda seru.
b.      Sekurang-kurangnya terdiri dari atas subjek dan prediket.
c.         Predikat transitif disertai objek, prediket intransitif dapat disertai pelengkap.
d.        Mengandung pikiran yang utuh.
e.       Mengandung urutan logis, setiap kata atau kelompok kata yang mendukung fungsi
(subjek, prediket, objek, dan keterangan) disusun dalam satuan menurut fungsinya.
f.       Mengandung satuan makna, ide, atau pesan yang jelas.

2.      Bagian- bagian kalimat


Setiap kalimat memiliki unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur
kalimat akan membentuk kalimat yang mengandung arti. Unsur-unsur inti kalimat
antara lain SPOK :
            -Subjek / Subyek (S)
            - Predikat (P)
            - Objek / Obyek (O)
            - Keterangan (K)
Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang setidaknya terdiri dari gabungan minimal satu
buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat
lengkap. Contoh kalimat Lengkap
- Presiden SBY (S) membeli (P) buku gambar (O)
- Si Jarwo (S) Pergi (P)
- PKI (S) digagalkan (P) TNI (O)
Kalimat Tidak Lengkap
            Kalimat tidak lengkap adalah kamilat yang tidak sempurna karena hanya
memiliki sabyek saja, predikat saja, objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak
lengkap dapat berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban,
seruan, larangan, sapaan dan kekaguman. Contoh kalimat tak lengkap :
            - Selamat sore
            - Silakan Masuk!
            - Kapan menikah?
            - Hei, Kawan...
Kalimat Aktif
            Kalimat Aktif adalah kalimat di mana subyeknya melakukan suatu perbuatan
atau aktifitas. Kalimat aktif biasanya diawali oleh awalan me- atau ber- - Ayah
membeli daging .Contoh:
- Kadir merayu gadis desa
- Bang Jajang bertemu Juminten
Kalimat Pasif
            Kalimat pasif adalah kalimat yang subyeknya dikenai suatu perbuatan atau
aktifitas. Kalimat pasif biasanya diawali oleh awalan ter- atau di-
- Pak Lurah dimintai pertanggung jawaban oleh Pak Camat
- Ayam dipukul Kucing
- Bunga anggrek hitam itu terinjak si lay

3.      Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk


a.       Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri dari unsur Subjek dan Predikat
saja. Namun kalimat tunggal bisa juga diikuti dengan objek dan keterangan.
Berdasarkan jenis predikatnya, kalimat tunggal terdiri dari beberapa jenis yaitu:
         Kalimat Nominal
Kalimat tunggal nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata
benda.Contoh:
Ayahnya   guru   di SMA.
S                  p            K
         Kalimat Verbal
Kalimat tunggal verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.
Contoh:
Shinta  menangis  semalaman
               S            P                  K
         Kalimat Adjektival
           Kalimat ini memiliki Predikat yang berupa kata sifat.Contoh:
            Rumahnya   sangat besar
              S                    P
         Kalimat Numeral
           Kalimat tunggal numeral memiliki predikat berupa kata bilangan.Contoh:
           Yang   datang 10 orang
              S               P
         Kalimat Preposisional
             Kalimat ini predikatnya berupa kata depan atau preposisioanal. Contoh:
             Ibunya   dari Jawa Barat
                  S                 P
Perluasan Kalimat Tunggal
Perluasan kalimat tunggal bisa dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
1. Menambahkan unsur baru seperti keterangan atau pelengkap.
Contoh:
Pemburu   membakar  hutan   kemarin malam
S                      P           O                K   
Kalimat tersebut mengalami perluasan dengan ditambahkan keterangan waktu
kemarin malam.
2. Memperluas unsur-unsur yang ada seperti subjek dan predikat.
Contoh:
Paman yang tinggal di Bandung  akan datang
             S                                               P
Kalimat tersebut mengalami perluasan pada unsur subjek.
2. Kalimat Majemuk
                Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki 2 klausa atau lebih yang
digabungkan kedalam satu kalimat dengan menggunakan Konjungsi atau kata
penghubung. Kalimat majemuk digolongkan menjadi 3 jenis kalimat yaitu kalimat
majemuk setara, bertingkat, dan campuran.
a.     Kalimat Majemuk Setara
 Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang memiliki 2 klausa yang sejajar atau
sederajat. Kalimat ini biasanya dihubungkan dengan konjungsi berupa  dan, lalu,
kemudian, tetapi, atau, bahkan.
Ayah membaca Koran dan ibu menonton televisi.
Klausa1= Ayah membaca ; Klausa 2= Ibu menonton televisi
Contoh:
 Budi pergi ke sekolah sedangkan Andi tinggal di rumah.
 Budi anak yang pintar, tetapi kakaknya lebih pintar.
 Angga tidak lulus ujian, karena dia tidak belajar.
 Budi anak yang pintar, bahkan gurunya pun mengakuinya.
 Setelah membersihkan pekarangan rumah, kemudian dia membakar sampah.
b.      Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk ini memiliki 2 klausa yang hubungannya tidak sejajar. Di dalam
kaliamat ini terdapat klausa yang berkedudukan sebagai induk kalimat dan anak
kalimat. konjungsi penghubung kalimat ini adalah jika, ketika, walaupun, bahwa,
bagaikan, sebab, sehingga dan dengan.
Para petani pergi ke sawah sebelum matahari terbit
Induk kalimat= Para petani pergi ke sawah ; anak kalimat= matahari terbit
Contoh:
 Aku sudah tertidur, ketika ayahku pulang.
 Jika aku menjadi juara kelas, Ayah akan memberiku hadiah.
 Walupun dia sangat kaya, hidupnya sederhana.
 Wanita yang memakai baju merah itu temanku waktu waktu kecil.
 Tingkah lakunya menunjukan bahwa dia anak yang nakal.
c.       Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran adalah kalimat yang menghubungkan kalimat majemuk
setara dan kalimat majemuk bertingkat. Biasanya kalimat majemuk campuran
memiliki klausa lebih dari 2.
Contoh:
Pekerjaan itu telah selesai ketika ayahku datang dan ibu sudah menyiapkan makan
malam.
Induk kalimat= Pekerjaan itu telah selesai.
Anak kalimat= Ayah datang.
Anak kalimat= Ibu sudah menyiapkan makan malam.
Contoh:
 Indonesia negara maritim, tetapi Indonesia menghadapi kendala serius dalam
hal tekhnologi sehingga pemanfaatannya tidak optimal.
 Semua temanku telah pulang, ketika aku datang padahal hari masih cerah.
 Pamanku memberitahukan bahwa dia akan dataang dan aku sangat senang.
4.      Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
penutur/penulisnya secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca
secara tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki
kemampuan menimbulkan gagasan atau pikiran pada pendengar atau pembaca.
Dengan kata lain, kalimat efektif  adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis
atau pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami pikiran
tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau
pembicaranya.Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:
1.      Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2.      mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau
pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
a.       Ciri-ciri Kalimat Efektif
Kesejajaran
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata
kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
  Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu
menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan
predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat itu harus diubah :
1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kehematan
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang
berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata
mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.
Kalimat yang benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.
Penekanan
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
• Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di
depan kalimat.
Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
• Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -
pun, dan –kah.
Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?
• Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang
tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap
saling memahami antara satu dan lainnya.
• Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau
berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.
Kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam
kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati
yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan
struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan
gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini:
* Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.
Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu
tidak efektif. Kejelasan subjek dan predika
suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di,
dalam bagi untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan
subjek.
Contoh:
a. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah)
b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar).
Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan
dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk
pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh:
a. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
b.Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,
memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan
pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat
itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk
membentuk penekanan dalam kalimat.
Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam
kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
a.Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang
tidak
simetris.Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.
Misalnya:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah
terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak
keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan
beradab

b.Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam
kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
Contoh:
Surat itu saya sudah baca.
Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.
Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan
verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk
a. Surat itu sudah saya baca.
b. Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
c.Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau
tentang
antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Perhatikan kalimat ini :
a. Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.
Seharusnya:
a. Mereka membicarakan kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.

b.      Struktur Kalimat Efektif


Struktur kalimat efektif  haruslah benar. Kalimat itu harus memiliki kesatuan
bentuk, sebab kesatuan bentuk itulah yang menjadikan adanya kesatuan arti. Kalimat
yang strukturnya benar tentu memiliki kesatuan bentuk dan sekaligus kesatuan arti.
Sebaliknya kalimat yang strukturnya rusak atau kacau, tidak menggambarkan
kesatuan apa-apa dan merupakan suatu pernyataan yang salah.
Jadi, kalimat efektif selalu memiliki struktur atau bentuk yang jelas. Setiap
unsur yang terdapat di dalamnya (yang pada umumnya terdiri dari kata) harus
menempati posisi yang jelas dalam hubungan satu sama lain. Kata-kata itu harus
diurutkan berdasarkan aturan-aturan yang sudah dibiasakan. Tidak boleh
menyimpang, aalagi bertentangan. Setiap penyimpangan biasanya akan menimbulkan
kelainan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat pemakai bahasa itu.
Misalnya, Anda akan menyatakan Saya menulis surat buat papa. Efek yang
ditimbulkannya akan sangat lain, bila dikatakan:
1.    Buat Papa menulis surat saya.
2.    Surat saya menulis buat Papa.
3.    Menuis saya surat buat Papa.
4.    Papa saya buat menulis surat.
5.    Saya Papa buat menulis surat.
6.    Buat Papa surat saya menulis.
Walaupun kata yang digunakan dalam kalimat itu sama, namun terdapat
kesalahan. Kesalahan itu terjadi karena kata-kata tersebut (sebagai unsur kalimat)
tidak jelas fungsinya. Hubungan kata yang satu dengan yang lain tidak jelas. Kata-kata
itu juga tidak diurutkan berdasarkan apa yang sudah ditentukan oleh pemakai bahasa.

BAB III
PENUTUP
a.      Kesimpulan
Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu
atau lebih morfem
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang merupakan kesatuan pikiran (Widjono,
2007). Kalimat dapat dibedakan menjadi bahasa lisan dan bahasa tulis. Dalam bahasa
lisan, kalimat adalah satuan bahasa yang terbentuk atas gabungan kata dengan kata,
gabungan kata dengan frasa, atau gabungan frasa dengan frasa, yang minimal berupa
sebuah klausa bebas yang minimal mengandung satu subjek dan prediket, satuan
bahasa itu didahului oleh suatu kesenyapan awal, diselingi atau tidak diselingi oleh
kesenyapan antara dan diakhiri dengan kesenyapan akhir yang berupa intonasi final,
yaitu intonasi berita, tanya, intonasi perintah, dan intonasi kagumKalimat tunggal
adalah kalimat yang hanya terdiri dari unsur Subjek dan Predikat saja. Namun
kalimat tunggal bisa juga diikuti dengan objek dan keterangan. Berdasarkan jenis
predikatnya
Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki 2 klausa atau lebih yang digabungkan
kedalam satu kalimat dengan menggunakan Konjungsi atau kata penghubung.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara
secara tepat sehingga pndengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan
mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimasud oleh penulis atau pembicaranya.
Unsur-unsur dalam kalimat meliputi : subjek (S), prediket (P), objek (O), pelengkap
(Pel), dan keterangan (Ket).
Ciri-ciri kalimat efektif yaitu : Kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kehematan,
kecermatan, kepaduan, kelogisan.
b.      Saran
Pada kenyataannya, pembuatan makalah ini masih bersifat sangat sederhana dan
simpel. Serta dalam Penyusunan makalah ini pun masih memerlukan kritikan dan
saran bagi pembahasan materi tersebut.

Daftar Pustaka

Ali, Lukman dkk. 1991. Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Badudu, J.S. 1983. Membina Bahasa Indonesia baku. Bandung: Pustaka Prima.
Finoza, Lamuddin. 2002.. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.
Razak, Abdul. 1985. Kalimat Efektif. Jakarta: Gramedia.
http:////Pengertian, Ciri, dan Penggunaan Kalimat Efektif.html.
http://dayintapinasthika.wordpress.com/2013/01/02/contoh-kalimat-efektif-dan-
kalimat-tidak-efektif/
http://arifharypurnomo.blogspot.com/2013/10/kalimat-efektif-ciri-ciri-dan-contoh.html
 

Anda mungkin juga menyukai