Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

BAHASA INDONESIA
“KALIMAT, KALIMAT EFEKTIF DAN PARAGRAF”
Dosen Pengampuh: Dr. Muhammad Saleh, S.Pd. , M. Pd
Dosen Mitra: Asri Ismail, S.Pd. , M. Pd.

Disusun Oleh:

KELOMPOK V
Tyara Septiani : 220208501003
Sitti Nur Azizah : 220208501005
Nurul Ilmi Dahri : 220208501017
Syafa Anastasya : 220208502001
Siti Hadawiah : 220208502003
Dytha Resky Ramadhani : 220208502011
Yulianti : 220208502022

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
“Kalimat, Kalimat Efektif dan Paragraf” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia
yang telah memberikan tugas ini.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai kalimat, kalimat efektif dan paragraph dalam bahasa
Indonesia. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan.

Makassar, 2022

Penulis.

ii
DAFTAR ISI

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia dalam berkomunikasi menggunakan dua cara yaitu lisan dan tertulis.
Walaupun kita mengenal cara-cara lain seperti isyarat, gerak, dan simbol-simbol, namun cara
yang paling efektif dalam berkomunikasi sehari-hari manusia normal adalah dengan cara lisan
maupun tertulis. Hakikatya seseorang menulis adalah untuk menuangkan sebuah gagasan,
fakta, sikap, maupun isi pikiran yang ada di benaknya. Gagasan, fakta, sikap, maupun isi
pikiran tersebut ditulis dengan jelas dan utuh sehingga pembaca dapat memahaminya dengan
jelas. Tujuan ditulisnya gagasan, fakta, sikap, maupun isi pikiran tersebut juga agar gagasan
itu dapat bertahan bertahan lama dan mempunyai bukti otentik, bahwa kita pernah menulis.
Hal ini sesuai dengan kelebihan dari bahasa tertulis yaitu mempunyai bukti otentik yang kuat.
Untuk dapat membuat sebuah tulisan yang menarik, perlu kita memahami terlebih
dahulu bagaimana cara penulisan kalimat yang efektif. Karena sebuah tulisan yang baik tidak
terlepas dari sebuah kalimat yang membangun tulisan tersebut. Kalimat yang baik akan
menghasilkan paragraph yang baik, pargraf yang baik dan padu akan menghasilkan sebuah
tulisan yang baik serta enak dibaca.
Penggunaan bahasa Indonesia sering digunakan tanpa memperhatikan kaidah-kaidah
Bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga terdapat ketidak efektifan dalam kalimat
tersebut. Pengajaran kalimat efektif termasuk salah satu pengajaran keterampilan berbahasa
yang menuntut strategi yang efektif dan efisien tidak lepas dari kata-kata yang membangun.
Kalimat yang digunakan harus benar-benar dikuasai dan mudah dipahami oleh pembaca dan
pendengar.
Memahami kalimat efektif harus melihat dari segi karakteristiknya antara lain:
kesatuan, kepaduan, kelogisan, keparalelan, kehematan, dan ketepatan. Karakteristik disini
maksudnya adalah sebuah keterampilan membuat pengetahuan yang dipraktekkan dan
dilaksanakan berdasarkan memahami kaidah-kaidah dari kalimat efektif tersebut.
Rendahnya pemahaman siswa terhadap kalimat efektif masih sering terdengar, hal ini
banyak dari segi penyampaian materi yang diajarkan. Kalimat efektif bukan lagi hal yang
jarang didengar dalam bidang pendidikan, kalimat efektif sudah biasa dan sering di gunakan
hanya saja penggunaanya tidak tepat di gunakan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah
meningkatkan pembelajaran tentang tata kalimat, sehingga dengan tingginya penguasaan
siswa tentang kalimat akan memberikan sumbangan yang positif terhadap kemampuan siswa
menggunakan kalimat efektif. Namun yang menjadi masalah adalah bagaimana kontribusi
penggunaan kalimat efektif terhadap kemampuan menulis paragraf eksposisi.
Selama ini dalam membuat suatu paragraf sudah dilaksanakan dengan cukup baik.
Dalam membuat suatu paragraf kita harus mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi
dalam sebuah paragraf. Paragraf yang akan dibuat harus dapat mempunyai kepaduan antara
paragraf yang lain. Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis

iv
dan melalui ungkapan-ungkapan pengait antar kalimat. Disini kita di tuntut agar mampu
membuat suatu paragraf dengan baik dan benar sesuai dengan kaedahnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kalimat, kalimat efektif dan paragraf?
2. Apa saja jenis-jenis kalimat, kalimat efektif dan paragraf?
3. Apa saja ciri-ciri kalimat efektif dan paragraf?
4. Apa saja syarat-syarat kalimat efektif?
5. Apa saja unsur-unsur kalimat efektif?
6. Bagaimana struktur dan contoh kalimat efektif?
7. Apa saja bagian-bagian paragraf?
8. Apa fungsi dari paragraf?

C. Tujuan Pembuatan
1. Mengetahui dan memahami pengertian kalimat, kalimat efektif dan paragraf.
2. Mengetahui dan memahami jenis-jenis kalimat, kalimat efektif dan paragraf.
3. Mengatahui dan memahami ciri-ciri kalimat efektif dan aragraph.
4. Mengetahui dan memahami syarat-syarat kalimat efektif.
5. Mengetahui dan memahami unsur-unsur kalimat efektif.
6. Mengetahui dan memahami struktur dan contoh kalimat efektif.
7. Mengetahui dan memahami bagian-bagian paragraf.
8. Mengetahui dan memahami fungsi paragraf.

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. KALIMAT

1.1. Pengertian Kalimat


Kalimat adalah kumpulan kata yang setidaknya terdiri atas subjek dan predikat. Kalimat pun
dapat terbentuk dari satu klausa maupun beberapa klausa. Kalimat menurut Soelistyowati
(2015) adalah bagian terkecil ujaran atau teks yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara
kebahasaan. Dalam wujud lisan kalimat diiringi oleh alunan titinada, disela oleh jeda, diakhiri
oleh intonasi selesai, dan diikuti oleh kesenyapan yang memustahilkan adanya perpaduan
atau amilasi bunyi. Dalam wujud tulisan huruf latin, sebuah kalimat ditandai dengan adanya
berbagai tanda baca yang menunjukan seperti apa kalimat harus seperti apa dibaca.
Menurut Kridalaksana (2001), kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri
sendiri, mempunyai pola intonasi final, dan secara aktual maupun potensial terdiri dari
klausa; klausa bebas yang menjadi bagian kognitif percakapan; satuan proposisi yang
merupakan gabungan klausa atau merupakan satu klausa, yang membentuk satuan bebas;
Jawaban minimal, seruan, salam, dan sebagainya. Kalimat menurut Arifin dan Tasai (2002)
adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran
yang utuh. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi baik lisan dan tulisan harus
memiliki subjek dan predikat. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kalimat /Ka-li-
mat/ adalah: (1) kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan; (2)
perkataan; linguistic (3) satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola
intonasi final dan secara aktual maupun potensial terdiri atas klausa.

1.2. Jenis-Jenis Kalimat


Berkut ini, kalimat di bedakan menjadi beberapa jenis sebagai berikut:
a. Kalimat Berdasarkan Tujuan
Macam-macam kalimat berdasarkan tujuannya terbagi:
 Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan untuk memberikan
perintah kepada seseorang untuk melakukan sesuatu. Kalimat ini akan
diakhiri tanda seru (!) yang pelafalannya dengan intonasi tinggi.

Contoh: Tolong buka pintu stoples itu!

 Kalimat Berita
Kalimat berita merupakan kalimat yang bertujuan untuk
memberitahukan atau menginformasikan suatu hal. Kalimat berita
diakhiri dengan tanda titik (.) yang dalam pelafalannya diakhiri dengan
intonasi menurun.

Contoh: Kita akan berangkat menonton pertandingan sepak bola sore


nanti.
vi
 Kalimat Seruan
Kalimat seruan yaitu kalimat yang bertujuan untuk mengungkapkan
perasaan. Kalimat ini diakhiri tanda seru (!) atau tanda titik (.) yang
pelafalannya dengan intonasi tinggi.

Contoh: Wah, hebat sekali kamu!

 Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk mengungkapkan
pertanyaan terhadap suatu hal. Kalimat ini berakhir dengan tanda tanya
(?) dengan di dalamnya terdapat kata tanya seperti bagaimana, di mana,
kemana, kapan, siapa, mengapa, dan berapa.

Contoh: Berapa berat mobil itu?

b. Kalimat Berdasarkan Pengucapan


Macam-macam kalimat berdasarkan pengucapan, yaitu:
 Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang penulisannya menirukan
omongan atau suara orang lain. Ciri dari kalimat ini adalah terdapat
dua tanda petik di awalan dan akhiran kalimat (“…”).

Contoh: Budi berkata, “Kamu sungguh cantik.”

 Kalimat Tidak Langsung


Kalimat tidak langsung merupakan kalimat yang mengalami perubahan
dari kalimat langsung yang menggunakan tanda petik, ke bentuk berita
yang tidak menggunakan tanda petik.

Contoh: Rahman mengatakan bahwa ia menginginkan Rahma menjadi


pasangannya.

c. Kalimat Berdasarkan Cara Penyajian


Macam-macam kalimat berdasarkan cara penyajiannya, adalah:
 Kalimat Melepas
Kalimat melepas adalah kalimat yang berbentuk kalimat majemuk
yang diawali dengan induk kalimat dan diikuti oleh anak kalimat.

Contoh: Adit diperbolehkan pulang dari kantor bila sudah


menyelesaikan tugas kantornya.

 Kalimat Klimaks
Kalimat klimaks merupakan kalimat yang berbentuk kalimat majemuk
dengan diawali anak kalimat lalu diikuti oleh kalimat utama.

vii
Contoh: Karena tugas kantornya belum selesai, Adit tidak
diperbolehkan untuk pulang.

 Kalimat Berimbang
Kalimat berimbang adalah kalimat yang berbentuk kalimat majemuk
setara atau campuran.

Contoh: Harga PPN naik, pedagang dan konsumen mempermasalahkan


harga yang semakin naik.

d. Kalimat Berdasarkan Pola Subyek dan Predikat


Macam-macam kalimat berdasarkan pola subyek dan predikat, sebagai berikut:
 Kalimat Versi
Kalimat versi adalah kalimat yang sesuai dengan susunan dasar pola
kalimat S-P-O-K (subyek-predikat-obyek-keterangan).

Contoh: Andi membeli makanan ringan di toko klontong.

Keterangan:
Andi: subyek
Membeli: predikat
Makanan ringan: obyek
Di toko klontong: keterangan

 Kalimat inversi
Kalimat inversi adalah kalimat yang predikatnya sebelum subyek.
Biasanya kalimat ini dipakai untuk penegasan atau penekanan.

Contoh: Tutup pintu itu!

Keterangan:
Tutup: predikat
Pintu itu: subyek

e. Kalimat Berdasarkan Unsur Kalimatnya


Macam-macam kalimat berdasarkan unsur kalimatnya, yaitu:
 Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang setidaknya mempunyai subyek
dan predikat.

Contoh: Andi menutup pintu.

 Kalimat Tidak Lengkap

viii
Kalimat tidak lengkap yaitu kalimat yang tidak sempuran. Kalimat
tidak lengkap berupa kalimat yang hanya mempunyai subyek atau
hanya predikat.

Contoh: Pulang, Yuk!

f. Kalimat Berdasarkan Jumlah Frasa


Macam-macam kalimat berdasarkan jumlah fasa, terbagi menjadi:
 Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya memiliki satu pola saja.
Kalimat tunggal terdiri dari dua macam, yaitu kalimat nominal dan
kalimat verbal. Penjelasannya:
1) Kalimat nominal adalah kalimat yang menggunakan kata benda
sebagai predikatnya. Contoh: Ibu saya adalah guru.
2) Kalimat verbal adalah kalimat yang menggunakan kata kerja
sebagai predikatnya. Contoh: Afifah mengepel.
3) Kalimat majemuk yakni kalimat yang mempunyai dua pola
(klausa) kalimat atau lebih. Kalimat majemuk terdiri dari induk
dan anak kalimat. Cara membedakan induk dan anak kalimat
yaitu ditandai dengan konjungsi atau kata penghubung.
Terdapat empat macam kalimat majemuk, yaitu majemuk
setara, bertingkat, campuran, dan rapatan. Berikut ulasannya:
 Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat gabungan
antara dua kalimat tunggal atau lebih yang
kedudukannya sejajar atau sederajat. Contoh: Rina
menulis surat dan Rani yang mengirimnya.
 Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat gabungan
antara dua kalimat tunggal atau lebih yang
kedudukannya berbeda. Contoh: Adit pergi dari rumah
karena bertengkar dengan adiknya.
 Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran adalah kalimat gabungan
antara majemuk setara dengan majemuk bertingkat.
Contoh: Dani bermain game dengan Abid dan Ramdan
mengerjakan tugas, ketika Adit datang ke rumah Dani.
 Kalimat Majemuk Rapatan
Kalimat majemuk rapatan adalah gabungan beberapa
kalimat tunggal yang karena subyek, predikat, atau
obyek yang sama. Bagian yang sama hanya disebutkan
sekali. Contoh: Afifah pandai berbahasa Indonesia,
Spanyol, dan Korea.

g. Kalimat Berdasarkan Subjek


Macam-macam kalimat berdasarkan subyek, yaitu:

ix
 Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang unsur subyeknya melakukan suatu
tindakan atau pekerjaan. Terdapat dua macam kalimat aktif, yakni:
1) Kalimat Aktif Transitif
Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang predikatnya
berawalan ‘me-‘ dan selalu dapat diubah ke dalam bentuk
kalimat pasif yang predikatnya berawalan ‘di-‘. Contoh: Rama
menyapu halaman rumah (kalimat aktif). Dapat diubah menjadi
halaman rumah disapu oleh Rama (kalimat pasif).
2) Kalimat Aktif Intransitive
Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang predikatnya
berawalan ‘ber-‘ dan tidak dapat diubah menjadi kalimat pasif.
Contoh: Kami berjaga di luar rumah.
 Kalimat Pasif
Kalimat pasif merupaka kalimat yang subyeknya melakukan suatu
tindakan. Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
kalimat pasif biasa dan zero.
1) Kalimat Pasif Biasa
Kalimat pasif biasa adalah kalimat pasif yang predikatnya
selalu berawalan dengan imbuhan ‘di-‘, ‘ter-‘, dan ‘ke-an’.
Contoh: Halaman rumah disapu Budi.
2) Kalimat Pasif Zero
Kalimat pasif zero yaitu kalimat pasif yang predikatnya
berakhiran ‘-kan’ sehingga membuat awalan ‘di-‘ menghilang
dari predikat. Predikat juga bisa menggunakan kata dasar yang
bersifat kata kerja, kecuali kata kerja ‘aus’ yang tidak bisa
menggunakan awalan ‘me-‘ dan ‘ber-‘.
Contoh: Akan saya tunjukan kepadamu........

B. KALIMAT EFEKTIF

1.1. Pengertian Kalimat Efektif


Kalimat efektif adalah kalimat yang memberikan pemikiran yang bisa dibaca
jelas oleh pembaca. Kalimat ini biasanya dipakai dalam karya tulis ilmiah. Kalimat
efektif membuat proses penyampaian dan penerimaan pesan dapat dipahami oleh
pembaca.
Kalimat efektif mengembangkan gagasan, memakai kata yang penting dan
seperlunya, serta ada bagian pemusatan perhatian tertentu. Kalimat efektif ini bisa
menyelaraskan pemikiran penulis.
Struktur kalimat efektif ini memakai kaidah bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Jika struktur kalimat kacau, bisa membuat pembaca kesulitan memahami
bacaan.

x
Kalimat ini biasanya dipakai dalam penulisan ilmiah seperti makalah, skripsi,
tesis, disertasi, dan laporan penelitian. Kalimat efektif berbeda dengan pola kalimat
yang ada dalam majalah, novel, atau tulisan wartawan.
Dalam sebuah kalimat ada dua unsur yang penting yaitu subjek dan predikat.
Dalam kalimat inti subjek menjadi unsur penting dalam kalimat selain predikat.
Bagian subjek bisa berupa nomina, frasa nominal, atau klausa.

1.2. Ciri-Ciri Kalimat Efektif


Supaya lebih mudah dalam menyusun kalimat efektif sekaligus
menjadikannya memenuhi berbagai syarat kalimat efektif. Maka penting untuk
mengetahui ciri-ciri kalimat efektif, yaitu:
a. Kelengkapan atau Kesepadanan Struktur
Ciri yang pertama dari kalimat yang efektif adalah memiliki kelengkapan
atau kesepadanan struktur. Mengenai ciri-ciri satu ini maka mencakup
beberapa poin penting, seperti:
 Struktur kalimat lengkap dengan minimal terdapat dua unsur utama
yaitu subjek dan predikat. Subjek selalu diletakan di depan kalimat,
dan menghindari penggunaan preposisi (kata depan) di depan
subjek tersebut. Misalnya:
 Bagi semua peserta acara diharapkan hadir tepat waktu.
(tidak efektif).
 Semua peserta acara diharapkan hadir tepat waktu. (efektif).

 Sebaiknya tidak menggunakan konjungsi (kata hubung) setelah


menuliskan subjek. Misalnya:
 Andi yang pergi meninggalkan Rani (tidak efektif).
 Andi pergi meninggalkan Rani (efektif).

 Tidak ada subjek ganda, sehingga subjek ditulis satu kali dalam
satu kalimat. Misalnya:
 Ika makan dengan lahap sehingga ika merasa kenyang.
(tidak efektif).
 Ika makan dengan lahap sampai kenyang. (efektif).

b. Penggunaan Kata Cenderung Efisien


Ciri berikutnya dari kalimat yang sudah dianggap memenuhi syarat kalimat
efektif adalah penggunaan kata yang cenderung efisien alias hemat. Sehingga
dalam satu kalimat hanya menggunakan kata yang sekiranya perlu dan memang
wajib ada, supaya maksud kalimat tersebut tersampaikan dengan baik. Sehingga
dalam sebuah kalimat efektif biasanya berbentuk kalimat pendek, terdiri dari
beberapa kata dan kemudian sudah diakhiri dengan tanda baca yang sesuai.
Kesalahan sering dijumpai, karena menggunakan kata yang sebenarnya tidak
diperlukan. Sehingga kalimat terkesan bertele-tele.

xi
c. Memiliki Kesejajaran Bentuk
Ciri berikutnya berkaitan dengan bentuk kata dalam kalimat yang intinya
adalah sejajar. Maksudnya adalah ketika memakai kata dengan imbuhan me-
maka pada kalimat tersebut juga memakai keterangan dengan imbuhan me- lagi.
Contohnya adalah:
 Nangka muda supaya matang sempurna harus dipotong tipis, dicuci,
dan kemudian merebusnya sampai matang. (tidak efektif).
 Nangka muda supaya matang sempurna harus dipotong tipis, dicuci,
dan direbus sampai matang. (efektif)

d. Makna Kalimat Tegas atau Jelas


Kalimat cenderung menjadi efektif ketika susunannya dibuat tegas dan jelas.
Sehingga pendengar maupun pembaca bisa langsung memahami maksud dari
pembicara atau penulis. Mengenai ciri satu ini, maka akan dijumpai beberapa
kalimat efektif yang subjek diletakan di tengah atau akhir kalimat. Sedangkan
untuk keterangan diletakan di bagian depan, sehingga mempertegas kalimat
tersebut. Berikut contohnya:
 Kamu sapulah lantai kamar. (tidak efektif).
 Sapulah lantai kamarmu! (efektif).

e. Kalimat Bersifat Logis


Ciri terakhir dari kalimat yang memenuhi syarat kalimat efektif adalah bersifat
logis. Artinya kalimat efektif memiliki makna yang jelas atau tidak ambigu
sehingga membuatnya mudah dipahami. Jadi, ketika menjumpai kalimat yang
ambigu karena pemilihan kata yang terasa janggal. Maka dipastikan kalimat
tersebut tidak efektif.

1.3. Syarat Kalimat Efektif


Selain memiliki sejumlah ciri-ciri, kalimat juga baru bisa disebut efektif ketika
memenuhi sejumlah syarat. Dalam bahasa Indonesia, kalimat efektif pada dasarnya
memiliki empat syarat utama. Yaitu:
a. Sudah Sesuai dengan EYD
Syarat yang pertama adalah kata-kata dalam kalimat harus sesuai dengan
EYD, yang menjadi kaidah utama dalam penulisan kalimat bahasa Indonesia.
Sehingga penting untuk selalu menggunakan kata-kata baku, yakni penulisannya
sudah sesuai dengan EYD.
Selain itu, kalimat efektif juga harus memiliki tanda baca yang tepat. Sehingga
makna atau maksud dari kalimat tersebut jelas. Kalimat perintah akan diakhiri
dengan tanda seru, kalimat tanya akan diakhiri dengan tanda tanya, dan kalimat
penjelas atau standar akan diakhiri tanda titik.
Ketentuan ini menjadi ketentuan dasar yang wajib dipahami dan diterapkan
setiap kali menyusun karya tulis. Supaya kalimat di dalam karya tersebut memang
merupakan kalimat efektif, sejak lembar pertama sampai lembar terakhir.

xii
b. Susunannya Sistematis
Kalimat juga bisa dikatakan efektif ketika susunannya tepat atau sistematis
yang mengandung semua unsur kalimat yang baik dan benar. Sehingga suatu
kalimat belum bisa disebut efektif meskipun sudah memakai kata-kata baku jika
susunannya amburadul.
Urutan kata dalam kalimat perlu dibuat sistematis, sederhana, dan mudah
dipahami agar tidak membuat pembacanya pusing. Jadi, seorang penulis perlu
mengecek kembali hasil tulisannya. Supaya bisa mengoreksi kalimat yang
belakangan baru diketahui tidak efektif.
Kalimat yang efektif memiliki susunan dimulai dari subjek, predikat, dan
disusul dengan objek atau pelengkap dan keterangan. Urutan ini penting untuk
disesuaikan dengan standar SPOK. Kecuali untuk kalimat tanya dan perintah,
maka penempatan subjek dan keterangan bisa dipindahkan sesuai kebutuhan.

c. Tidak Boros Kata


Royal terhadap penggunaan kata akan dianggap melanggar syarat kalimat
efektif sehingga tidak diperlukan. Artinya pada saat menyusun suatu kalimat
usahakan memakai kata yang hemat, hanya memakai kata yang diperlukan. Tidak
perlu menambahkan kata yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
Hal ini akan membuat kalimat menjadi panjang namun maknanya bisa ambigu
atau bahkan kosong. Sehingga kalimat yang panjang namun tidak efektif justru
akan memusingkan pembacanya. Jauh lebih baik menyusun kalimat pendek yang
efektif agar pembaca paham.
Selain itu, memilih menghemat pemakaian kata akan membantu penulis lebih
produktif. Sebab waktu yang diperlukan untuk menyusun kalimat panjang dengan
kalimat pendek tentu berbeda jauh. Lebih hemat waktu menulis kalimat pendek
namun efektif, dan hasilnya pun lebih memuaskan karena mudah dipahami.

d. Tidak Ambigu
Syarat kalimat efektif berikutnya adalah memiliki makna yang jelas dan tidak
ambigu. Penulis yang menyusun kalimat efektif akan mampu menjelaskan suatu
hal dengan baik dan mudah dipahami. Sehingga mencegah pembaca melakukan
multitafsir, sehingga pesan dalam tulisan tidak tersampaikan dengan baik.
Supaya makna dalam kalimat bebas dari resiko ambigu, maka susunannya
perlu dibuat ringkas dan sederhana. Selain itu penyusunan kata demi kata juga
harus sistematis dengan mengikuti panduan rumus SPOK. Pastikan pula penulis
memakai kata yang baku dan sesuai EYD.
Sehingga semua syarat terpenuhi untuk menjadikan suatu kalimat sebagai
kalimat yang efektif. Kalimat seperti ini adalah kalimat yang benar, enak dibaca,
dan mudah dipahami oleh siapa saja.

1.4. Unsur-Unsur Kalimat Efektif


Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa
Indonesia lazim disebut dengan peran kata dalam kalimat. Kalimat bahasa Indonesia

xiii
baku sekurang-kurangnya harus memiliki unsur subjek dan predikat. Tambahan unsur
lainnya dalam kalimat antara lain, objek, pelengkap, dan keterangan, yang
kehadirannya tidak diwajibkan dalam sebuah kalimat.
Mengutip dalam buku Bahasa Indonesia Akademik oleh Siddik dkk, unsur-
unsur kalimat efektif berupa subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan
keterangan (Ket). Berikut adalah penjelasan lengkapnya.
a. Subjek
Subjek (S) adalah bagian dari klausa yang menunjukkan adanya pelaku, tokoh,
sosok, sesuatu hal, suatu masalah yang menjadi pokok pembicaraan. Subjek pada
suatu kalimat biasanya memuat jenis kata atau frasa benda, klausa, ataupun frasa
verbal. Dalam bahasa Indonesia, setiap kata, frasa, klausa pembentuk S selalu merujuk
pada benda (konkret atau abstrak). Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh kalimat di
bawah ini.
 Ibuku sedang membaca
 Rumah Yanto memiliki teknologi tinggi
 Yang berkerudung adalah ibu saya
 Berolahraga dapat dilakukan sehari-hari
 Menulis skripsi butuh waktu lama.
Untuk poin pertama dan kedua, merupakan subjek yang diisi oleh kata dan frasa
benda. Sedangkan pada poin ketiga, merupakan subjek yang diisi oleh klausa.
Sementara itu, pada contoh kalimat dua terakhir, disusun oleh frasa verbal.
b. Predikat
Predikat (P) merupakan bagian kalimat yang fokusnya untuk memberi tahu suatu
tindakan atau keadaan bagaimana si subjek. Selain memberi tahu tindakan atau
perbuatan subjek, predikat ini juga menyatakan sifat, situasi, status, ciri ataupun jati
diri subjek.
Predikat dalam suatu kalimat dapat berupa pernyataan tentang jumlah sesuatu
yang dimiliki oleh S. Predikat juga dapat berupa kata atau frasa yang sebagai besar
berkelas verba atau adjektiva tetapi juga frasa nominal. Berikut contoh dari predikat
dalam suatu kalimat:
 Ibu sedang memasak (melakukan apa)
 Sandi anak yang cantik (bagaimana)
 Nisa lulusan ilmu komunikasi (status)
 Laptopku berwarna hitam (ciri-ciri)
 Anak ibu Risma empat (jumlah).
c. Objek
Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi Predikat (P). Objek pada
umumnya berisi nominal, frasa nominal, ataupun klausa. Untuk penulisan letaknya
sendiri, objek berada di belakang predikat yang berupa verba transitif atau verba yang
menuntut wajib hadirnya objek. Berikut contoh kalimat yang mengandung objek di
dalamnya.
 Sari berfikir............
 Kucing itu mencium.........

xiv
 Chef memasak............
Verba transitif berpikir, mencium, dan memasak pada contoh di atas adalah
predikat yang menuntut untuk dilengkapi. Unsur yang akan melengkapi P pada ketiga
kalimat itulah yang dinamakan objek.
d. Pelengkap
Unsur pelengkap pada kalimat efektif adalah bagian kalimat yang melengkapi
predikat. Biasanya berada di belakang predikat yang berupa verba. Meskipun begitu,
tidak menutup kemungkinan unsur pelengkap ditempati oleh objek, atau jenis kata
lain yang mengisi pelengkap, seperti nomina, frasa nominal, atau klausa.
e. Keterangan
Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai
bagian kalimat lainnya yang dapat diletakkan secara bebas dalam kalimat, sehingga
unsur ini berfungsi untuk menerangkan subjek, predikat, objek dan pelengkap.

1.5. Struktur dan Contoh Kalimat Efektif


Susunan kalimat juga diatur dengan ketat, dalam bahasa Indonesia kemudian
mengenal rumus SPOK yang sudah disinggung beberapa kali di atas. Rumus ini
membangun struktur kalimat bahasa Indonesia yang baik dan benar sekaligus efektif.
Susunannya kemudian melibatkan semua unsur yang sudah dijelaskan di atas.
Namun, tidak semua unsur kalimat sifatnya wajib sehingga tidak perlu heran
ada kalimat pendek yang hanya berisi subjek dan predikat. Misalnya:
 Aku mencintaimu.
 Ibu kelelahan.
 Anitas memasak.
Kalimat-kalimat pendek di atas tersusun atas subjek dan predikat, dan sudah
mudah dipahami. Artinya kalimat tersebut sudah memenuhi berbagai syarat kalimat
efektif yang dijelaskan di atas. Namun, perlu diakui kalimat pendek terkesan kaku dan
kurang sesuai untuk ditempatkan di beberapa jenis tulisan.
Sehingga susunannya perlu dilengkapi dengan objek dan juga keterangan.
Berikut beberapa contoh kalimat yang sudah memenuhi empat unsur SPOK tersebut:
 Ibu (subjek) belanja (predikat) sayur dan daging ayam (objek) di pasar
(keterangan).
 Anita (subjek) mengayuh (predikat) sepeda (objek) dengan sangat
kencang (keterangan).

C. PARAGRAF

1.1. Pengertian Paragraf


Paragraf adalah kumpulan kalimat yang berisi gagasan dan kesatuan pikiran
yang mengungkapkan ide pokok. Penulisannya sedikit menjorok ke bagian dalam atau
menggunakan garis baru.

xv
1.2. Bagian-Bagian Paragraf
Bagian-bagian paragraf terdiri dari:
a. Kalimat utama merupakan kalimat yang mengandung gagasan utama mengenai suatu
topik yang sedang dibahas di dalam sebuah paragraf. Kalimat utama menjadi acuan
untuk mengembangkan suatu paragraf. Letaknya bisa di awal ataupun di akhir
paragraf.
b. Kalimat penjelas merupakan kalimat yang berfungsi menjelaskan kalimat utama.
Kalimat penjelas mengandung gagasan penjelas, gagasan yang menjelaskan suatu
gagasan utama.
c. Gagasan utama merupakan gagasan yang dibahas dan menjadi inti dasar
pengembangan sebuah paragraf. Letak gagasan utama dapat ditentukan di awal
(deduktif), di akhir (induktif), atau di awal dan di akhir (campuran). Gagasan utama
menyatakan hal-hal umum yang merangkum seluruh gagasan yang ada dalam suatu
paragraf.
d. Gagasan penjelas merupakan gagasan yang fungsinya menjelaskan gagasan utama.
Gagasan penjelas umumnya dinyatakan oleh lebih dari satu kalimat. Kalimat yang
mengandung gagasan penjelas disebut kalimat penjelas
1.3. Ciri-Ciri Paragraf
Adapun ciri-ciri paragraph yaitu:
a. Setiap paragraf mengandung makna, pesan pikiran, ide pokok pikiran atau ide pokok
yang relevan dengan ide pokok keseluruhan karangan.
b. Paragraf umumnya dibangun oleh sejumlah kalimat.
c. Paragraf adalah satu kesatuan ekspresi pikiran.
d. Paragraf adalah kesatuan koheren dan padat.
e. Kalimat-kalimat paragraf tersusun secara logis dan sistematis.
1.4. Jenis-Jenis Paragraf
Berikut beberapa jenis-jenis dari paragraf, antara lain:
a. Jenis-Jenis Paragraf Berdasarkan Kalimat Utama
• Paragraf Deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak pada awal
paragraf. Kalimat utama di awal paragraf bertujuan untuk mengemukakan hal
yang bersifat umum terlebih dahulu kemudian diikuti hal-hal yang bersifat
khusus.
o Contoh: Kota Bandung adalah kota yang paling kami cintai. Kota ini
lebih sejuk dari kota lain yang sama besarnya di Indonesia. Kota ini
juga lebih aman dibandingkan kota lainnya. Kota ini lebih kaya ragam
budayanya dibanding kota lainnya yang sejenis.

• Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada di bagian


akhir. Karakteristik paragraf induktif menyajikan penjelasan terlebih dahulu,
baru kemudian diakhiri dengan pokok pembicaraan (unsur khusus-umum).
Biasanya, kalimat utama pada paragraf induktif menggunakan konjungsi
xvi
penyimpul antarkalimat, seperti “jadi”, “maka”, “dengan demikian”,
“akhirnya”, dan “oleh karena itu”.
o Contoh: Secara ekonomi, kota ini sangat kondusif untuk berbisnis.
Secara budaya, kota ini amat kaya akan ragam budaya etnis.
Penduduknya relatif terbuka terhadap terhadap unsur etnis yang
berbeda berbeda -beda dan yang memperkayanya. Secara geografis,
kota ini terletak di daerah yang relatif tinggi, namun tidak terlalu tinggi
yang membuat badan kami membeku seperti es. Artinya, kota ini
relatif sejuk. Itulah antara lain tiga hal yang membuat kami merasa
amat kerasan tinggal di kota Bandung ini.

• Paragraf campuran atau deduktif-induktif adalah paragraf yang kalimat


utamanya berada di bagian awal dan akhir paragraf. Kalimat utama dalam
paragraf ini ada dua. Kalimat utama yang ada di bagian akhir paragraf
merupakan pengulangan dari dari kalimat di awal paragraf dengan penekanan
dan penambahan di bagian tertentu.
o Contoh: Faktor ekonomi, faktor budaya, dan faktor geografislah yang
membuat kami amat kerasan tinggal di kota Paris Van Java ini. Secara
ekonomis kami merasa amat mudah mencari sesuap nasi di kota ini.
Asal kreatif hampir semua hal bisa dijadikan mata pencaharian. Secara
budaya kami juga mudah diterima lingkungan masyarakat Sunda, hal
bisa dijadikan mata pencaharian. Secara budaya kami juga mudah
diterima lingkungan masyarakat Sunda, sekalipun kami berasal dari
tanah Karo yang terbuka benar kebudayaannya dengan mereka. Mereka
amat terbuka menerima pendatang dari mana pun. Secara geografis,
kami tidak terlalu kaget dengan hawa kota Bandung yang sejuk, malah
kami merasa amat nyaman dibuatnya. Itulah tiga faktor yang membuat
kami lagi-lagi amat kerasan tinggal di kota Bandung: faktor ekonomi,
faktor budaya, dan faktor geografis.

• Paragraf ineratif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada di tengah


paragraf. Paragraf ineratif diawali dengan gagasan penjelas sebagai pengantar,
kemudian disajikan gagasan utama sebagai puncaknya. Dalam paragraf ini,
kalimat-kalimat penjelas dipaparkan terlebih dahulu, lalu diikuti kalimat
utamanya, dan diakhiri dengan kalimat-kalimat penjelas.
o Contoh: Asupan makanan di pagi hari sangat penting bagi tubuh. Karena,
hal tersebut dapat membuat tubuh lebih berenergi, sehingga kita pun bisa
menjalankan aktivitas sehari-hari dengan optimal. Maka dari itu, sarapan di
waktu pagi sangatlah penting bagi tubuh kita. Adapun makanan yang mesti
kita santap di waktu sarapan adalah makanan yang sehat dan bergizi, serta
cukup mengenyangkan perut kita.
b. Jenis-Jenis Paragraf Berdasarkan Isinya
• Paragraf eksposisi adalah paragraf yang bertujuan menerangkan suatu pokok
persoalan yang dapat memperluas wawasan pembaca.

xvii
• Paragraf deskriptif adalah paragraf yang menggambarkan suatu keadaan atau
peristiwa sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengan, dan
merasakan serta mengalami peristiwa tersebut.
• Paragraf persuasi adalah paragraf yang isinya dapat memengaruhi atau
membujuk pembaca untuk tertarik dengan gagasan atau ajakan yang dibuat
penulis.
• Paragraf argumentatif adalah paragraf yang isinya dapat meyakinkan pembaca
sehingga memperoleh dan menerima gagasan dalam sebuah karya yang dibuat
penulis.
• Paragraf naratif adalah paragraf yang isinya menceritakan suatu peristiwa atau
sebuah masalah, sehingga membuat pembaca menjadi terhibur atau terharu.
1.5. Fungsi Paragraf
Berikut ini merupakan fungsi dari paragraf, antara lain:
a. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan
ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.
b. Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi kalangan yang terdiri dari
beberapa paragraf. Berganti paragraf berarti berganti pikiran.
c. Memudahkan organisasi gagasan bagi penulis dan memudahkan pemahaman bagi
pembacanya.
d. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang
lebih kecil.
e. Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri dari beberapa
variabel.
f. Menampung petikan pikiran atau ide pokok. Alat untuk memudahkan pembaca
memahami jalan pikiran pengarang.
g. Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis.
h. Pedoman bagi pembaca untuk mengikuti dan memahami alur pikiran pengarang.
i. Alat untuk menyampaikan ide pokok pengarang kepada pembaca.

xviii
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Kalimat adalah satuan Bahasa terkecil, dalam wujud lisan dan tulisan yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan
dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan
intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat di mulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru
(!).
2. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat berfungsi mengungkapkan
informasi secara tepat, cepat, dan mudah dipahami dan mempunyai hubungan
kalimat, penekanan dan pengucapannya. Didalam penyusunan kalimat efektif
sangat perlu diperhatikan struktur kalimat, kelugasan penyusunan kata serta
factor-faktor lainnya agar kalimat yang disusun menjadi kalimat utuh yang
efektif. Unsur-unsur dalam kalimat efektif ialah: subjek (S), Predikat (P),
objek (O), pelengkap (Pel) dan keterangan (Ket) dan mengenai syarat-syarat
kalimat efektif meliputi: koherensi, kesatuan, kehematan, paralelisme atau
kesejajaran, penekanan, kevariasian, dan logis/nalar.
3. Paragraf merupakan kumpula satu kesatuan fikiran yang lebih luas dari pada
kalimat atau Alinea merupakan kalimat tetapi kalimat yang bukan sekedar
berkumpul melainkan berhubangan antara yang satu dengan yang lain dalam
suatu rangkaian yang membentuk suatu kalimat.
B. SARAN
1. Kalimat merupakan hal yang pokok untuk kita ketahui sebagai manusia yang
ingin berkomunikasi dan membutuhkan orang lain umumnya dan juga sebagai
mahasiswa dan pelajar umumnya, karena baik langsung maupun tidak
langsung, mau disengaja maupun tidak mahasiswa setiap hari bergelut dengan
kalimat. Misalnya saja apabila kita membuat karya tulis dan karya sastra
lainnya harus mempunyai pengatahuan yang matang tentang penggunaan
kalimat yang baik, benar dan berbobot serta bis di mengerti oleh penulis dan
pembaca.
2. Para pendidik sebaiknya memhami dengan seksama tentang Bahasa Indonesia
yang memiliki berbagai ragam Bahasa supaya dalam proses kegiatan belajar
mengajar terjadi komunikasi yang baik dan tepat penggunaan bahasanya.
3. Dalam membuat suatu paragraf yang terdiri dari beberapa kalimat yang harus
mengetahui dahulu kalimat yang akan disusun mengenai paragraf tersebut,
harus memiliki hubungan yang erat dan memenuhi syarat-syarat yang telah
penulis uraikan di bab sebelumnya.

xix
Demikianlah makalah ini dibuat, semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan
para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata
dan kalimat yang kurang jelas, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan. Kami
mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat diterima dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

xx

Anda mungkin juga menyukai