Disusun Oleh:
Muh musyaid Saputra 19320014
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan hidayah-
Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan yang diharapkan. Dalam
makalah ini saya akan membahas tentang “Kalimat dalam Bahasa Indonesia”. Dan
juga saya berterima kasih kepada Bapak Nadir La Djamudi, S.Pd., M.Pd selaku
dosen mata kuliah Bahasa Indonesia di universitas dayanu ikhsanuddin. Makalah ini
disusun sebagai soal ujian akhir pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu,
makalah ini juga dapat menambah wawasan kita.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan.
Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu dan teman-teman yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Penulis
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................. 1
Daftar Isi........................................................................................................ 2
Bab I Pendahuluan....................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 3
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................... 3
Bab II Pembahasan...................................................................................... 4
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Cook (1971:1) kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif dapat
berdiri sendiri, yang mempunyai pola intonasi akhir yang terdiri dari klausa).
Sementara itu, Alisyabana (1978:1) mengatakan bahwa kalimat adalah satuan
bentuk bahasa yang terkecil, yang mengucapkan suatu pikiran yang lengkap.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang
berupa klausa, yang dapat berdiri sendiri dan mengandung pikiran yang lengkap.
Dengan mengaitkan peran kalimat sebagai alat interaksi dan kelengkapan pesan
atau isi yang akan disampaikan, kalimat didefinisikan sebagai “Susunan kata-kata
yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap”. Sedangkan Chaer (2009:44) dalam
kaitannya dengan satuan-satuan sintaksis yang lebih kecil (kata, frase, dan klausa)
bahwa kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang
biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta disertai
dengan intonasi final.
Sehingga disimpulkan, bahwa yang penting atau yang menjadi dasar kalimat
adalah konstituen dasar dan intonasi final, sedangkan konjungsi hanya ada kalau
4
diperlukan. Intonasi final yang ada yang memberi ciri kalimat ada tiga, yaitu intonasi
deklaratif, yang dalam bahasa tulis dilambangkan dengan tanda titik; intonasi
interogatif, yang dalam bahasa tulis dilambangkan dengan tanda tanya; dan intonasi
seru, yang dalam bahasa tulis dilambangkan dengan tanda seru.
Sebuah kalimat dapat mengandung satu klausa atau lebih. Hal ini menyangkut
berbagai hubungan yang terdapat antara satu klausa dengan klausa yang lain di
dalam kalimat majemuk setara atau bertingkat.
Subjek (S)
Unsur yang pertama adalah subjek yang fungsinya sebagai penunjuk pelaku
yang melakukan atau terlibat dalam kalimat tersebut. biasanya subjek yang
ada di dalam kalimat berupa objek atau benda, misalnya manusia, barang,
binatang, tumbuhan maupun kata benda abstrak, seperti asap, gas, dan lain –
lain. Contoh : Budi, aku, saya, mereka, keledai, cita – cita, dan lain – lain.
Predikat (P)
Bersama dengan subjek, predikat menjadi unsur yang paling penting dalam
sebuah kalimat. Tanpa adanya kedua unsur tersebut maka bisa dipastikan
kata-kata itu bukanlah kalimat, tetapi sebuah frasa. Fungsi dari predikat ini
adalah untuk menyatakan kegiatan yang dilakukan oleh subjek, di dalam
sebuah kalimat. Biasanya hal ini berupa kata-kata kerja baik yang transitif
ataupun yang intransitif. Contoh : Memakan, lari, menangis, bernyanyi, dan
lain – lain.
Objek (O)
Unsur yang lainnya dalam kalimat adalah objek. Fungsi dari unsur yang satu
ini adalah untuk menyatakan korban atau pihak yang dikenai oleh subjek
melalui predikat. Objek juga bisa melakukan tindakan pada subjek, yang bila
diubah ke dalam kalimat yang pasif. Sama dengan subjek, objek juga
dinyatakan dengan kata benda baik benda yang konkret maupun yang
abstrak. Contoh : Uang, Tanaman, Gagasan, Ani, dan lain – lain.
5
Pelengkap (Pel)
Pelengkap adalah unsur kalimat yang melengkapi unsur yang lainnya, seperti
misalnya subjek atau objek. Fungsi dari unsur ini adalah untuk menambahkan
arti dan keterangan.
Contoh :
Pelengkap objek : Saya membeli buku yang baru terbit di toko buku.
Pelengkap subjek : Gadis yang berambut pirang itu menemui aku di kelas
pagi ini.
Keterangan (Ket)
Fungsi dari unsur ini adalah sebagai penambah keterangan dalam sebuah
kalimat. Unsur keterangan biasanya diletakkan di depan atau di belakang
kalimat. Ada beberapa jenis unsur keterangan, diantaranya yaitu :
Keterangan waktu : Kemarin, besok, bulan lalu, dua hari yang lalu, tahun
depan, dan lain – lain.
Keterangan tujuan : Supaya pintar, agar naik kelas, dan lain – lain.
Keterangan penyerta : Bersama ibu, dengan ayah, berdua dengan kakak, dan
lain – lain.
2.3 Struktur Kalimat
Semua kalimat yang biasa kita gunakan, beberapa diantaranya berasal dari
struktur ataupun pola dari kalimat dasarnya saja.
Sesuai dengan kebutuhan tiap individu, kalimat dasar tersebut dapat
dikembangkan lagi berdasarkan dengan kaidah yang berlaku.
6
Adapun pola dasar dari kalimat bahasa Indonesia, yakni:
1. Kalimat dasar berpola SP
Kalimat dasar berpola SP hanya memiliki dua unsur yakni subjek dan
predikat. Pada umumnya, predikat dapat berupa kata kerja, kata benda, kata
sifat, maupun kata bilangan.
Contoh: Mobil itu besar
Mobil itu sebagai subjek, dan besar sebagai predikat.
11
2. Berdasarkan Diathesis Kalimat
a. Kalimat Aktif
Kalimat aktif merupakan kalimat yang dimana subjeknya langsung melakukan
pekerjaan terhadap objeknya. Pada umumnya, kata kerja yang digunakan
ditandai dengan awalan me-. Namun tak sedikit, predikat di dalam kalimat
aktif tidak disertai dengan imbuhan, sebagai contoh makan dan minum.
Contoh kalimat aktif: Gilang menggunakan botol untuk menciptakan suara.
b. Kalimat Pasif
Dalam kalimat pasif, kata kerja yang digunakan cenderung memakai kata di-
atau ter-.
Contoh kalimat pasif: Bangunan disana dikerjakan dengan sangat baik oleh
para arsitektur ternama.
13
Contoh kalimat majemuk campuran: Sebab hujan turun dengan derasnya,
mereka tidak dapat pulang dan menunggu di sekolah.
6. Berdasarkan Pengucapan
a. Kalimat Langsung
Kalimat langsung secara detail menirukan sesuatu yang disampaikan orang
lain. Tanda baca kutip juga digunakan dalam penulisan kalimat langsung.
Kutipan dalam kalimat langsung dapat berupa kalimat tanya, kalimat berita
ataupun kalimat perintah.
Contoh kalimat langsung: “Letakkan sapumu!” bentak pak satpam.
b. Kalimat Tak Langsung
Kalimat yang melaporkan kembali mengenai kalimat yang disampaikan orang
lain. Kutipan dalam kalimat tak langsung semuanya berbentuk berita.
Contoh kalimat tak langsung: Bapak Gilang berkata padaku bahwa lebih baik
membaca daripada main-main.
14
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kalimat adalah serangkaian kata yang tersusun secara bersistem sesuai dengan
kaidah yang berlaku untuk mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan yang
relatif lengkap. Dalam merangkai kata tersebut di perlukan unsur-unsur dan pola
dasar kalimat agar kalimat yang terbentuk menjadi efektif. Ada lima unsur yang
membentuk sebuah kalimat,sebagai berikut:
1. Subjek.
2. Prediket.
3. Objek.
4. Pelengkap.
5. Keterangan.
Kelima unsur tersebut disusun dalam sebuah pola dasar sehingga dapat
membentuk sebuah kalimat yang efektif. Berikut adalah pola dasar pembentuk
kalimat:
a. SPOK (Subjek-Prediket-Objek-Keterangan).
b. SPOPel (Subjek-Prediket-Objek-Pelengkap).
c. SPO (Subjek-Prediket-Objek).
d. SPPel (Subjek-Prediket-Pelengkap).
e. SPK (Subjek-Prediket-Keterangan).
f. SP (Subjek-Prediket) Prediket berupa Verba .
g. SP (Subjek-Prediket) Prediket berupa Nomina.
h. SP (Subjek-Prediket) Prediket berupa Adjektiva.
15
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka
Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Presindo
Chaer, Abdul. 2011. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Faizah, Hasnah. 2008. Mata Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia. Pekanbaru:
Cendikia Insani
Hs, Widjono. 2012. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo
Nursalim. 2011. Pengantar Kemampuan Berbahasa Indonesia Berbasis Kompetensi.
Pekanbaru: Zanafa Publishing
Putrayasa, Ida Bagus. 2006. Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Bandung: Refika
Aditama
Rahardi, R. Kunjana. 2009. Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-
Mengarang. Jakarta: Erlangga
Ramlan. 2005. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: C.V. KARYONO
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Sintaksis. Bandung: Angkasa
Wijayanti, Sri Hapsari, dkk. 2013. Bahasa Indonesia Penulisan dan Penyajian Karya
Ilmiah. Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA
16