Anda di halaman 1dari 10

1

Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia


FRASE VERBA DAN FRASE AVERBIA BAHASA MENUI
Eka Widiasari
Syamsuddin
Email: EkaWidiasari98@gmail.com
Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako
Jl. Soekarno Hatta KM. 9 Kampus Bumi Tadulako Telp.(0451) 429743, 422611
Email: untad@.ac.id

ABSTRAK -Eka Widiasari, 2017. Frase Verba Dan Frase Adverbia Bahasa Menui. Seminar Hasil
Penelitian, Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. Pembimbing (I) Saharudin Barasandji dan
pembimbing (II) Ulinsa.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan struktur frase verba dan frase adverbial bahasa Menui.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ialah metode simak dan metode cakap dengan
menggunakan teknik sadap,tehnik simak libat cakap, tehnik catat, tehnik pancing dan tehnik cakap
semuka. Metode yang digunakan dalam menganalisis data ialah metode padan dan metode distribusional.
Sistem frase verba dan frase adverbia bahasa Menui, sangat erat kaitannya dengan kelas kategori yang
mencapai slot hulu dalam frase tersebut. Jika slot hulu kelas verba, maka frase tersebut dinamai frase
verba sedangkan pada adverbia jika slot hulu adverbia maka frase tersebut dinamai frase adverbial.
Namun dalam struktur frase verba terbagi atas dua sub kategori yakni (1) frase verba transitif dan (2)
frase verba intransitif. Analisi data menunjukan bahwa dalam bahas Menui frase verba intransitif dibagi
atas empat macam yaitu (1) frase verba intransitif tipe modifikatif H-T (2) frase verba intransitif tipe
modifikatif T-H (3) frase verba intransitif tipe modifikatif T-H-T (4) frase verba intransitif tipe
koordinatif H-H. Frase verba transitif terbagi atas empat macam yaitu (1) frase verba monotransitif H-T
(2) frase verba monotransitif T-H (3) frase verba monotransitif T-H-T (4) frase verba transitif koordinatif
H-H. Begitu pula dengan frase adverbia terbagi atas empat bagian yaitu (1) frase adverbial tipe H-T (2)
frase adverbial tipe T-H (3) frase adverbial tipe T-H-T (4) frase adverbial tipe H-H. frase verba dan frase
adverbia tidak hanya terdapat didalam bahasa Indonesia ataupun bahasa-bahasa daerah lainnya,
melainkan frase verba dan frase adverbia juga terdapat di dalam bahasa Menui.

Kata kunci : Frase Verba, Adverbia, Bahasa Menui.

PENDAHULUAN Berdasarkan uraian di atas, penulis


Bahasa Menui merupakan bahasa daerah memilih bahasa menui sebagai penelitian yakni
yang berada di Sulawesi tengah Kabupaten “Frase Verba dan Frase Adverbia Bahasa
Morowali Kecamatan Menui Kepulauan Menui” dengan alasan bahwa bahasa Menui
khususnya di Desa Padalaa. Bahasa Menui layak untuk diteliti.
digunakan untuk berinteraksi dalam kehidupan Frase verba dan frase adverbia
sehari-hari. Bahasa ini lahir sejak nenek moyang merupakan salah satu kajian bidang sintaksis.
dan dipergunakan sejak lahir oleh masyarakat Menurut Chaer (Triningsi, 2009:3) frase adalah
setempat. Bahasa Menui juga digunakan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata
B1 (Bahasa pertama) dan B2 (Bahasa kedua) yang bersifat nonpredikat, atau lazim juga
serta dipelihara dan dikembangkan oleh disebut gabungan kata yang mengisi salah satu
masyarakat Kecamatan Pulau Menui Kabupaten fungsi sintaksis di dalam kalimat. Frase verba
Morowali dan menjadi lambang identitas adalah satuan sintaksis yang terbentuk dari dua
masyarakat penutur, serta dipakai sebagai sarana kata atau lebih yang dapat menggantikan
komunikasi seperti upacara keagamaan, kategori verba. Konstruksi verba bisa tersusun
kawinan, kesenian, dan alat komunikasi dalam secara endosentris subordinatif dan endosentris
keluarga masyarakat daerah setempat. koordinatif Khairah dan Ridwan (2014:42).
Menurut Warinner frase adverbia ialah suatu
2
Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia
frase endosentris yang konstituen-konstituennya Berkaitan rumusan masalah di atas
terdiri dari adverbia. penelitian ini, bertujuan untuk (1)
Adapun hal yang menjadi pertimbangan mendeskripsikan struktur frase verba bahasa
untuk meneliti frase verba dan frase adverbia Menui, (2) mendeskripsikan struktur frase
bahasa Menui yaitu; (1) Sepanjang penelusuran adverbia bahasa Menui.
pustaka tidak ditemukan hasil penelitian tentang Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil
frase verba dan frase adverbia bahasa Menui, (2) penelitian ini adalah manfaat secara teoritis hasil
Bahasa Menui kurang diperhatikan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
keberadaannya dan hanya dipergunakan pada memahami teori linguistik pada kajian sintaksis
lingkungan yang memiliki penutur asli paling tentang frase verba dan frase adverbia khususnya
banyak. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk dalam bahasa Menui yang berada di Desa
meneliti bahasa tersebut agar keberadaannya Padalaa Kecamatan Menui Kepulauan.
tidak punah dan selalu berkembang, (3) Bahasa Selanjutnya Manfaat secara praktis hasil
Menui tergolong unik karena dalam bahasa penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat (1)
Menui terdapat kata yang hanya memiliki satu sebagai bahan perbandingan dengan frase verba
kata, akan tetapi dalam bahasa Indonesia dan frase adverbia bahasa lain. (2) sebagai salah
terdapat dua kata. Contoh: pekikihi “sapu satu upaya untuk mengembangkan dan
tangan”, dan puturia “tempat tidur”, (4) Bahasa melestarikan bahasa daerah. (3) sebagai bahan
Menui selalu diakhiri dengan akhiran vokal dan informasi bagi peneliti untuk mengetahui
tidak ditemukan satu katapun dengan akhiran bagaimana pentingnya bahasa daerah bagi
konsonan. Bahasa Menui memiliki kesamaan masyarakat penutur. (4) sebagai bahan informasi
dengan bahasa Kaili. Kesamaan yang dimaksud bagi pembaca dan bagi peneliti bahasa Menui di
adalah bersifat vokalik. Berikut contoh frase masa mendatang.
verba dan frase adverbia dalam bahasa Menui: Batasan istilah dalam frase ini yakni (1)
(a) Contoh frase verba tinangku mombula Frasa merupakan satuan gramatikal yang
fingkeu. Tinangku (S:FN) mombula fingkeu tersusun dari dua kata atau lebih dan merupakan
(P:FV). Jika diartikan dalam bahasa Indonesia satuan gamatikal yang hanya memiliki satu
ialah “ibu saya menanam ubi”. Kata ibu dalam fungsi saja, (2) Verba adalah kata kerja yang
bahasa Menui tidak ada jika tidak ditambahkan menyatakan makna perbuatan, pekerjaan,
dengan akhiran ku,no, mu dan akhiran to. klitik tindakan, proses atau keadaan, (3) Adverbial
ku menandakan kepemilikan sendiri atau hak adalah kata yang memberi keterangan pada kata
milik satu orang, klitik no menandakan lainnya. Kata keterangan dapat dibedakan atas
kepemilikian orang lain, klitik mu menandakan (a) kata ketarangan bentuk dasar dan (b) kata
kepemilikan orang yang berada di hadapan si keterangan turunan, (4) Frase verba adalah
penutur atau hak milik orang yang menjadi satuan sintaksis yang terbentuk dari dua kata
lawan tutur, sedangkan klitik to menandakan atau lebih yang dapat menggantikan kategori
kepemilikan bersama. (b) Contoh frase adverbial verba. Konstruksi verba bisa tersusun secara
mengkali ke morungku. Mengkali (Adv) ke endosentris subordinatif dan endosentris
(penghubung/koordinatif) morungku (Adv). Jika koordinatif, (5) frase adverbia ialah suatu frase
diartikan dalam bahasa Indonesia ialah “cepat endosentris yang konstituen-konstituennya
atau lambat”, (5) Bahasa Menui digunakan terdiri atas adverbia.
sebagai pengantar pelajaran pada sekolah dasar
(SD) yang berada di Desa Padalaa Kecamatan KAJIAN PUSTAKA
Menui Kepulauan Kabupaten Morowali 2.1 Penelitian yang Relevan
Sulawesi Tengah khususnya kelas 1 untuk Berdasarkan penelusuran yang dilakukan
mempermudah siswa memahami apa yang oleh peneliti, diketahui bahwa peneliti belum
disampaikan oleh guru. menemukan adanya penelitian tentang frase
verba dan frase adverbia bahasa Menui. Namun,
Rumusan masalah dalam penelitian ini
ada beberapa penemuan peneliti yang melakukan
adalah (1) Bagaimana struktur frase verba bahasa
penelitian tentang bahasa Menui penemuan itu
Menui? (2) Bagaimana struktur frase adverbia
antara lain adjektiva bahasa Menui dan pengaruh
bahasa Menui?
3
Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia
bahasa Menui terhadap bahasa Indonesia. Oleh
karena itu, karena kurangnya penelitian tentang 2.2.3 Pengertian Verba
bahasa Menui, perlu dilakukan penelitian- Verba adalah yang menyatakan suatu
penelitian lagi guna untuk mengembangkan dan tindakan, keberadaan, pengelaman atau
mendokumentasikannya. Selain penelitian pengertian dinamis lainnya. Jenis kata ini
tentang bahasa Menui peneliti juga menemukan umumnya menjadi predikat dalam suatu frasa
penelitian yang meneliti verba yakni penelitian atau kalimat. Waridah (2008: 264) verba adalah
tentang frase verba bahasa Saluan yang diteliti kata kerja yang menyatakan makna perbuatan,
oleh Deibi Anggriani tahun 2016 dengan pekerjaan, tindakan, proses atau keadaan.
menggunakan jenis penelitian kualitatif dan Verba yang pada dasarnya dapat dibedakan
penelitian tentang reduplikasi verba bahasa atas dua kategori. Yaitu: (1) verba transitif (vt)
Bungku yang diteliti oleh Hasmila tahun 2016 (2) verba intransitif (vi). Kriteria yang digunakan
dengan rumusan masalah bagaimana bentuk, dalam membedakan kedua verba tersebut adalah
fungsi dan makna reduplikasi bahasa Bungku. ciri morfologi dan ciri semantik.
Akan tetapi, penelitian tentang frase adverbia
sampai saat ini peneliti belum menemukan 2.2.4 Pengertian Adverbia
penelitian tersebut. Menurut Waridah, (2008: 264) adverbia
Penelitian yang akan dilakukan kali ini, akan adalah kata yang memberi keterangan pada kata
menguraikan dan mendeskripsikan secara lainnya. Kata keterangan dapat dibedakan atas
lengkap tentang frase verba dan frase adverbial (1) kata keterangan bentuk dasar dan (2) kata
bahasa Menui. Oleh karena itu, penelitian yang keterangan turunan dengan tingkat, derajat atau
akan dilakukan diharapkan bisa membantu untuk mutu.
penelitian yang akan datang khususnya Contoh: paling sangat, lebih, kurang
penelitian tentang bahasa Menui.
2.2.5 Pengertian Frase Verba
2.2 Landasan Teori Menurut (Ramlan, 1987:168) frase verba
2.2.1 Pengertian Frase atau frase golongan verba ialah frase yang
Frase adalah satuan linguistik yang secara mempunyai distribusi yang sama dengan kata
potensial merupakan gabungan dua kata atau verba.
lebih, yang tidak mempunyai ciri-ciri klausa Di sisi lain Lyons mengemukakan bahwa
Tarigan, (Cook, 1971:91, Elson end Pickett, frase verba adalah frase yang slot hulunya berisi
1969:73) atau yang tidak melampaui batas dengan kelas verba sedangkan slot tambahannya
subjek atau predikat (Ramlan, 1976:50). berisi dengan pelbagai adverbia dan partikel
negatif. Hal ini menunjukan bahwa semua kelas
2.2.2 Jenis-Jenis Frase kata yang berhubungan secara sintaksis dengan
Berdasarkan jumlah intinya jenis frase dibedakan verba dapat diklasifikasikan ke dalam set
atas: adverbia. Adverbia pengisi slot tambahan pada
A. Frase Endosentris frase verba yang dapat disajikan pada
Frase endosentis adalah frase yang salah kesempatan ini meliputi partikel negatif, set
satu unsurnya boleh dilesapkan. Frase manner (mnr), temporal (temp), aspek (asp) dan
endosentris dibedakan atas frase endosentris modalitas. Kelima subkategori adverbia ini dapat
koordinatif, frase endosentris atributif dan frase berkonstruksi dengan verba intransitif dan verba
endosentris apositif. transitif.
B. Frase eksosentris Struktur frase verba terdiri atas 4 (empat)
Frase eksosentris adalah frase yang kategori yaitu: (1) frase verba H-T, (2) frase
mempunyai dua unsur, yaitu (1) perangkai verba T-H, (3) frase verba T-H-T dan (4) frase
(relater) yang berupa proposisi atau partikel dan verba H-H. keempat kategori frase tersebut
(2) sumbu (axis) yang berupa kata atau terdapat frase verba intransitif dan frase verba
kelompok kata. Berdasarkan jenis perangkainya transitif.
frase ekosentris dibedakan atas Frase eksosentris
direktif dan Frase eksosentris non-direktif
4
Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia
1. Frase Verba Intransitif sistem analisis tagmenik, konstituen objek dan
Dalam frase verba intransitif terdapat empat adjung (frase perangkai – aksis) tidak dipandang
kategori yakni (1) Frase verba intransitif H-T sebagai konstituan frase melainkan konstituen
terdiri atas hulu (H) yang berisi dengan verba klausa (S + P + O + Adj).
intransitif dan slot tambahan (T) yang berisi
dengan manner (mnr) atau temporan (temp). 2.2.6 Pengertian Frase Adverbia
FVi = H:Vi + T: mnr, contoh mobasa itonia Frase adverbia adalah rangkaiyan kata
“membaca tadi” FVi = H:Vi + T : temp, contoh : yang tidak berpola subjek maupun verba, yang
totoro moiko-iko lo’onu “duduk baik-baik mana inti dari rangkaiyan kata tersebut terletak
sebentar”, (2) Frase verba intransitif T-H terdiri pada kata keterangan (adverbia). Frase adverbia
dari slot tambahan (T) yang berisi dengan aspek , digunakan untuk memberikan penjelasan yang
modalitas dan negatif. Slot hulu (H) yang berisi lebih terhadap suatu kata keterangan. Menurut
dengan verba intransitif. Berikut ini akan Pattekai (2003:27) mengemukakan pengertian
dikemukakan rumusnya. FVi = T : neg/asp/mod frase adverbia bahwa Frase adverbia ialah suatu
+ H : Vi Contoh napi poturi “belum tidur” (3) frase endosentris yang konstituen-konstituennya
(4) Frase verba intransitif T-H-T terdiri dari slot terdiri dari adverbia. Frase adverbia terdiri atas
tambahan (T) yang terdiri dengan negatif (neg), konstruksi H - T, T - H, T – H - T dan H – H.
aspek (asp), modalitas (mod) dan hulu (H) yang Berikut ini dikemukakan rumusnya.
terdiri dengan verba intransitif, serta slot 1) Frase adverbia H-T terdiri dari slot hulu yang
tambahan (T) yang berisi dengan manner (mnr), berisi dengan temporal (temp) dan slot
temporal (temp). berikut ini dikemukakan tambahan yang berisi dengan komperatif
rumusnya FVi = T : neg/asp/mod + H : Vi + T : (kompr) F adv = H:temp + T:kompr
mnr/temp contoh atihomo mecarita itonia Contoh: asangkarai eano “sebentar sekali”
“sudah bercerita tadi” (5) Frase verba intransitif 2) Frase adverbia T-H terdiri dari slot tambahan
H-H terdiri atas slot hulu (H) yang berisi dengan (T) yang berisi dengan negatif (neg) dan slot
verba intransitif (Vi) dan slot hulu (H) yang hulu (H) yang berisi dengan temporal.
berisi dengan verba intransitif (Vi), serta slot F adv = T : neg + H : temp
penghubung (pengh) yang berisi dengan Contoh: nai mengkali “tidak cepat”
konjungsi koordinatif dan dan alternatif atau. 3) Frase adverbia T-H-T terdiri dari slot
Berikut ini diberikan rumusnya FVi = H : Vi + tambahan (T) yang berisi dengan negatif
pengh: kootdinatif + H : Vi contoh moturi ke (neg), slot hulu (H) yang berisi dengan
fangu “tidur atau bangun” temporal dan slot tambahan (T) yang berisi
pada dasarnya struktur frase verba dengan komperatif. F adv = T : neg + H :
intransitif ini berlaku pula pada frase verba temp + T : kompr
transitif. Perbedannya hanya terletak pada Contoh: nai mengkali to’u “tidak selesai
kehadiran objek langsung. benar”
4) Frase adverbia H-H terdiri dari slot hulu (H)
2. Frase Verba Transitif yang berisi dengan adverbia, slot penghubung
Dalam frase verba transitif terdapat empat (pengh) yang berisi dengan koordinatif
kategori yakni (1) FVt = H : Vt + T : temp/mnr /gabungan atau alternatif, dan slot hulu (H)
contoh mo’oli ika te’ile “membeli ikan yang berisis dengan adverbia. F adv = H : adv
kemarin”, (2) FVt = T : neg/asp/mod + H : Vi + pengh : koord + H : adv
contoh ariho mombula itonia“sudah menanam Contoh: teaturu koko tou-tou “teratur dan
padi”, (3) FVt = T : neg/asp/mod + H : Vt + T : sungguh-sungguh”
mnr/temp contoh napi ponahu kina
itonia“belum memasak nasi tadi”, 4) FVt = H : 2.3 Kerangka pemikiran
Vt + pengh/koord + H :V contoh moburi koko Kerangka pemikiran adalah penjelasan
moburi funta “menulis dan membaca surat”. sementara terhadap suatu gejala yang menjadi
Konstituen objek (akusatif) yang ada objek permasalahan atau merupakan alur
frase verba transitif inilah yang membedakan pemikiran guna untuk memecahkan masalah atau
dengan frase verba intransitif. Akan tetapi bagi menggarap hal yang ada pada apa yang akan
diteliti. Hal ini berfungsi untuk membantu dan
5
Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia
memudahkan peneliti untuk melakukan 3.2 Tempat dan waktu penelitian
penelitian guna memecahkan rumusan masalah 3.2.1 Tempat Penelitian
yang akan diteliti oleh peneliti. Rumusan Penelitian ini dilakukan untuk meneliti
masalah yang dimaksud adalah bagaimana frase verba dan frase adverbial bahasa Menui
struktur frase verba dan struktur frase adverbia yang digunakan oleh masyarakat Menui
bahasa Menui. Kepulauan Kabupaten Morowali khususnya yang
Untuk itu dapat dibentuk alur diagram berada di Desa Padalaa, karena masyarakat di
berikut ini: desa tersebut dalam kehidupan sehari-harinya
berkomunikasi menggunakan bahasa Menui,
Frase verba dan frase sehingga dapat memudahkan penulis untuk
adverbia bahasa Menui mengumpulkan data.

3.2.2 Waktu Penelitian


Waktu penelitian yaitu mulai pada tanggal
Struktur frase verba Struktur frase adverbia 30 Juli sampai pada tanggal 30 Agustus 2016.

3.3 Data dan Sumber Data


H-T 3.3.1 Data
H-T
Data penelitian ini, yakni struktur frase
T-H verba dan struktur frase adverbia bahasa Menui
T-H yang diperoleh dari hasil observarsi di lapangan.
T-H-T Data yang dimaksud yakni data lisan dan data
T-H-T tulisan
H-H
H-H 3.3.2 Sumber Data
Jenis data yang akan diperoleh yakni data
Keterangan: H hulu lisan sebagai data utama atau primer dan data
tulisan sebagai data penunjang atau data
T tambahan sekunder. Data lisan diperoleh peneliti melalui
METODE PENELITIAN informan yakni penutur asli bahasa Menui yang
ada di Desa Padalaa Kecamatan Menui
3.1 Jenis Penelitian Kepulauan Kabupaten Morowali, sedangkan data
Jenis penelitian ini ialah penelitian kualitatif. tertulis yang diperoleh dari cerita rakyat yang
Hanafi, (2011:92) penelitian yang ingin mencari telah didokumentasikan dalam beberapa skripsi
makna kontekstual secara menyeluruh (holistic) yang telah meneliti tentang bahasa Menui.
berdasarkan fakta-fakta (tindakan, ucapan, sikap Adapun kriteria informan menurut Djajasudarma
dan lain sebagainya) yang dilakukan subjek (2006 : 21-26) yang akan dipilih yaitu:
penelitian dalam latar ilmiah secara emic, 1. Informan harus memiliki keaslian (penutur
menurut yang dikonstruktur subjek penelitian asli).
untuk membangun teori (nomotetik, mencari 2. Dapat berartikulasi dengan baik tanpa
hukum keberlakuan umum). Penggunaan jenis memiliki cacat.
penelitian ini dilakukan dengan tujuan ingin 3. Umur informan terdiri dari dua klasifikasi,
mencari makna dibalik fakta secara emic dan yaitu (1) kualifikasi umur 20-40 tahun dan (2)
nomotetik dengan cara mendeskripsikan fakta- kualifikasi umur 40-60 tahun.
fakta dan merekonstruktursi atau membangun 4. Penelitian informan diambil dari empat
teori berdasarkan fakta-fakta yang ada. Dengan kualifikasi, yaitu (1) pendidikan Sekolah
demikian, struktur frase verba dan struktur frase Dasar (SD), (2) sekolah lanjut tingkat pertama
adverbial bahasa Menui dapat dideskripsikan (SMP), (3) sekolah lanjut tingkat atas (SMA)
secara jelas sehingga dapat dipahami. dan (4) sarjana muda.
5. Disamping itu informan dari yang bisa
berhubungan dengan masyarakat lainnya
6
Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia
dengan memakai bahasa Indonesia dan orang- menggunakan metode simak ialah mondake ni’i
orang yang tidak pernah memakai bahasa artinya memanjat kelapa dan mongkerusi
Indonesia. fifiraha artinya menyapu halaman (frase verba)
da I rahansikola artinya sedang di sekolah dan I
3.4 Instrumen Penelitian olu itonia artinya di pasar tadi (frase adverbial).
Instrumen yang dimaksud dalam Metode ini diikuti dengan tehnik lanjutan
penulisan karya ilmiah yakni peneliti sendiri berupa; (1) Tehnik simak libat cakap, (2) Tehnik
sebagai instrumen utama, namun untuk catat .
melengkapi data agar lebih jelas dan terstruktur Metode cakap adalah berupa percakapan
peneliti perlu mengembangkan instrumen antara peneliti dan informan. Metode cakap
melalui wawancara dan observasi guna dilakukan melalui percakapan langsung antara
melengkapi data yang sudah ada. Adapun alat peneliti dan informan secara lisan. Metode cakap
yang digunakan peneliti untuk melakukan dilakukan dengan tehnik sebagai berikut; (1)
penelitian yakni, kamera digital, buku, pulpen, Tehnik pancing, (2) Tehnik cakap semuka.
leptop, alat rekam dan beberapa format
wawancara yang telah disediakan untuk 3.6 Tekhnik Analisis Data
pengumpulan data. Metode yang digunakan dalam penyajian
hasil analisis data ini adalah metode padan dan
3.5 Tekhnik Pengumpulan Data metode distribusional. Metode padan digunakan
Mahsun (2012 : 92) pengumpulan data untuk menjelaskan makna dan pengertian dari
dalam penelitian ini menggunakan metode frase itu sediri. Metode distribusional merupakan
simak, dan metode cakap. Metode simak berarti struktur yang digunakan untuk menjelaskan
peneliti mengadakan wawancara dengan distribusi frase dalam satuan lingual.
informan dan menyimak tuturan informan
masyarakat Menui yang mengandung frase verba HASIL DAN PEMBAHSAN
dan frase adverbia kemudian dicatat sebagai data 4.1 Hasil Penelitian
oleh peneliti. Metode simak ini dilakukan oleh Berdasarkan temuan di lapangan
peneliti untuk menyimak bahasa informan atau diperoleh hasil penelitian struktur Frase Verba
sekelompok orang yang dijadikan sebagai objek dan Frase Adverbia Bahasa Menui. Adapun
penelitian. uraiannya dipaparkan sebagai berikut.
Istilah simak yang dimaksud tidak hanya
bekaitan penggunaan bahasa secara lisan, tetapi 4.1.1 Frase Verba Bahasa Menui
juga penggunaan bahasa secara tertulis. Metode Frase verba bahasa Menui terdiri atas 1)
ini memiliki tehnik dasar yang berwujud tehnik frase verba intransitif ; meliputi a) frase verba
sadap, karena pada hakekatnya penyimakan intransitif tipe modifikatif terdiri atas 1)
diwujutkan dengan penyadapan. Artinya, dalam modfatif H-T, 2) modifikatif T-H, 3) modifikatif
upaya mendapatkan data peneliti melakukan T-H-T, b) frase verba intransitif tipe koordinatif
penyadapan penggunaan bahasa seseorang atau yaitu 1) koordinatif H-H, 2) frase verba transitif;
beberapa orang yang menjadi informan. meliputi a) frase verba monotransitif; terdiri atas
Penyadapan penggunaan bahasa yang dimaksud, 1) monotrastif H-T, 2) monotransiti T-H, 3)
yaitu bahasa secara lisan maupun secara tulisan. monotransitif T-H-T, b) frase verba koordinatif
Jenis metode ini dapat disejajarkan dengan yaitu 1) koordinatif H-H. paparan data struktur
metode pengamatan atau observasi. Pengamatan frase verba bahasa menui yng dikemukakan di
adalah kegiatan yang dilakukan untuk atas, diuraikan sebagai berikut.
mengumpulkan segala informasi mengenai objek
yang kita amati, sedangkan observasi adalah 4.1.1.1 Frase Verba Intransitif
tehnik pengumpulan data yang dilakukan secara Frase verba intransitif adalah frase verba
sistematis dan sengaja, yang dilakukan melalui yang berhulu verba intransitif (V.int) dan
pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang tambahan yang mengukuti verba tersebut adalah
diselidiki. Contoh data yang didapatkan adverbial. Adanya hulu dan tambahan karena
dilapangan yang mengandung frase veba dan menguraikan analisis frase verba intransitif.
frase adverbia bahasa Menui dengan
7
Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia
4.1.1.1.1 Frase Verba Intransitif Tipe kelas kata verba dan dihubungkan dengan
Modifikatif konjungsi koordinatif.
frase verba intrasitif modifikatif adalah frase a) Frase Veraba Intransitif Tipe Koordinatif
verba yang berhulu verba intransitif (V.int) dan H-H
tambahan yang mengikuti verba tersebut adalah FV = H : Vi + Peng + H : Vi
adverbia Data 4 Hule koko mako
a) Frase Verba Intransitif Tipe Modifikatif
H-T H Peng H
FV = H : V Int + T : Adv
Data 1 mongka mefalo FVi Konjungsi Vi

H T Hule koko mako


“Pulang” “dan” “pergi”
Vi Adv Contoh kalimat : risna hule koko mako kampus
Risna Pulang dan pergi sekolah
mongka mefalo
“Makan” “enak”
4.1.1.2 Frase Verba Transitif
Contoh kalimat : Sri mongka mefalo i rahano
Frase verba transitif adalah ferba yang
“Sri makan enak di rumahnya”
berhulukan verba transitif yang diikuti adverbial
b) Frase Verba Intransitif Tipe Modifikatif
sebagai tambahannya.
T-H
FV = T : Ad + H : V.int
Data 2 Kadiomo umere 4.1.1.2.1 Frase Verba Monotransitif
Frase verba monotransitif adalah frase verba
T H yang mempunyai satu objek.
a) Frase Verba Monotransitif H-T
Adv Vi FV = H : Vt + T : Adv.
Data 5 Mo’onto golu indifa
Kadiomo umere
“Selalu” “menangis” FV FN Adv
Contoh kalimat : Sinta kadiomo umore I kamara
“Sinta selalu menangis di kamar” Vt N
c) Frase Verba Intransitif Tipe Modifikatif
T-H-T Mo’onto golu indifa
FV = T : Ad + H : Vi + T : Adv. “Menonton” “bola” “kemarin”
Data 3 tau mongkolingo to’u Contoh kalimat : Andra mo’onto golu indifa i
lapangan
T H T “Andra menonton bola kemarin di lapangan”

Adv Vi Adv b) Frase Verba Monotransitif T-H


FV = T : Adv + H : Vt.
tau mongkolingo to’u Data 6 Ari mongka kina
“Jangan” “ribut” “sekali”
Contoh kalimat : Ucok tau mongkolingo to’u i FV.Trans FN
kelas
“Ucok jangan ribut sekali di kelas” T H N

4.1.1.1.2 Frase Verba Intransitif Tipe Adv V.Trans


Koordinatif
frase verba intransitif koordinatif adalah Ari mongka kina
frase yang kedua hulunya diisi oleh kategori “Sudah” “makan” “nasi”
8
Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia
Contoh kalimat : Sri ari mongka kina i dapura
“Sri sudah makan nasi di dapur”\ 4.1.2.2 Frase Adverbia Tipe T – H
F.Adv = T : Neg + Temp.
c) Frase Verba Monotransitif T-H-T Data 10 nai mondo
FV = T : Ad + H : V.Trans + T : Adv.
Data 7 Ari mo’oli sapatu indifa T H

FVT FN Ajung Adv Adv

T H N T nai mondo
“tidak” “cukup”
Adv Vt Adv
Contoh kalimat : Mia doi yaiko nai mondo
Ari mo’oli sapatu indifa “Mia uang itu tidak cukup”
“Sudah” “membeli” “sepatu” “kemarin”
4.1.2.3 Frase Adverbial Tipe T – H – T
Contoh kalimat : Andra ari mo’oli sapatu indifa F.Adv = T : Neg + H : Temp + T : Kompr.
“Andra sudah membeli sepatu kemarin” Data 11 Nai me’u to’u

4.1.1.2.2 Frase Verba Transitif Koordinatif T H T


FV : Koord = H :V.tran + konj + H : V.tran.
Adv Adv AdV
Data 8 Mo’asa koko mo’oli lambu
Nai me’u to’u
FV.tran FN “Tidak” “banyak” “sekali”
Contoh kalimat : Tiwi pekaraja nai me’u to’u
H Konj H “Tiwi kerja tidak lama sekali”

V.tran Koor V.tran N 4.1.2.4 Frase Adverbial Tipe H – H


F.Adv = H : Adv + Pengh : Koord + H :Adv
Mo’asa koko mo’oli lambu Data 12 Mehina ke dede
“Menjual” “dan” “membeli” “baju”
H pengh H
Contoh kalimat : tinangku mo’asa koko mo’oli
lambu untuk anano Adv Kord Adv
“ibuku menjual dan membeli baju untuk
anaknya” Mehina ke dede
“Banyak” “atau” “sedikit”
4.1.2 Frase Adverbia Bahasa Menui Contoh kalimat : Emi koeya ika mehina ke dede
4.1.2.1 frase adverbia tipe H – T “Emi itu ikan banyak atau sedikit”
F.Adv = H : Temp + T : Kompr
Data 9 mengkali to’u 4.2 Pembahasan
Frase verba dan frase adverbia bahasa
H T Menui akan dibahas dengan uraian sebagai
berikut.
Adv Adv
4.2.1 Frase Verba Bahasa Menui
mengkali to’u frase verba bahasa Menui adalah frase
“Cepat” “sekali” verba yang slot hulunya berisi kelas verba
Contoh kalimat : Arjia leu mengkali to’u sedangkan slot tambahannya berisi dengan
“Arjia datang cepat sekali”
9
Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia
adverbia. Frase verba dapat diuraikan sebagai H : Vt + koord/pengh + H : Vt mo’asa koko
berikut. mo’oli lambu “menjual dan membeli baju”
mo’ala ke moluarako doi “mengambil atau
4.2.1.1 Frase Verba Intransitif mengeluarkan uang”.
frase verba intrasitif adalah frase yang
tidak memerlukan kehadiran objek; meliputi (1) 4.2.1 Frase Adverbia Bahasa Menui
frase verba intransitif tipe modifikatif adalah Frase adaverbia adalah frase yang slot
frase verba yang berhulu verba intransitif (V.Int) hulu dan tambahan berisi dengan kelas kata
dan tambahan yang mengikuti verba tersebut adverbia. Dari susunan fungsi frase adverbia
adalah adverbia (Adv); meliputi (a) frase verba dibagi menjadi empat macam yaitu (1) frase
intransitif tipe modifikatif H-T dengan rumusan adverbia H-T dengan rumusan F.Adv = H :
FV = H : V Int + T : Adv mongka mefalo Temp + T : Komp mengkali to’u “cepat sekali”
“makan enak” mekerusi itonia “menyapu tadi” asansara to’u “sebentar sekali” (2) frase
(b) frase verba intransitif tipe modifikatif T-H adverbia T-H dengan rumusan F.Adv = T : Neg
dengan rumusan FV = T : Adv + H : V.Int + H : Temp nai mondo “tidak cukup” lalo
kadiomo umere “selalu menangis” nai pebaho dedeho “terlalu sedikit” (3) frase adverbia T-H-
“tidak mandi” (c) frase verba intransitif tipe T dengan rumusan F.Adv = T : Neg + H : Temp
modifikatif T-H-T dengan rumusan FV = T : + T : Komp nai me’u t’u “tidak lama sekali” nai
Adv + H : V.Int + T : Adv tau mongkolingo to’u mingkali tou “tidak cepat sekali” dan (4) frase
“jangan ribut sekali” ari mobasa itonia “sudah adverbia H-H dengan rumsan F.Adv = H : Adv +
membaca tadi” (2) frase verba intransitif tipe Koord/Pengh + H : Adv mehina ke dede “banyak
koordinatif adalah frase yang kedua hulunya diisi atau sedikit” mefangu koko malo “pagi dan
oleh kategori kelas kata verba dan dihubungkan malam”.
dengan konjungsi koordnatif; meliputi (a) frase
verba intransitif tipe koordinatif H-H dengan KESIMPULAN DAN SARAN
rumusan FV = H : V.Int + koord/pengh + H : 5.1 Kesimpulan
V.Int hule koko mako “pulang dan pergi” Berdasarkan data yang ditemukan dapat
mongka ke mondo’u “makan dan minum”. disimpulkan bahwa dalam bahasa Menui
terdapat struktur frase verba dan frase adverbia.
4.2.1.2 Frase Verba Transitif Frase verba dalam bahasa Menui terdiri dari dua
frase verba transitif adalah frase verba sub kategori yaitu frase verba intransitif dan
yang memerlukan kehadiran objek, karena itu frase verba transitif. Sistem frase verba dalam
frase ini tidak terpisa dengan objek; meliputi (1) bahasa Menui, sangat erat kaitannya dengan
frase verba monotransitif adalah frase verba yang kelas kategori yang menempati slot hulu dalam
mempunyai satu objek; meliputi (a) frase verba frase tersebut. Jika slot hulu adalah kelas verba,
monotransitif H-T dengan rumusan FV = H : Vt maka frase tersebut dinamai frase verba.
+ T : Adv mo’onto golu indifa “menonton bola Analisis data menunjukan bahwa dalam
kemarin” mo’asa ika kanangkana’ai “menjual bahasa Menui frase verba intransitif susunan
ikan sekarang” (b) frase verba monotransitif T-H fungsinya dibagi atas empat macam, yaitu (1)
dengan rumusan FV = T : Adv + H : Vt ari frase verba intransitif tipe modifikatif H-T, (2)
mongka kina “sudah makan nasi” hinapo frase verba intransitif tipe modifikatif T-H, (3)
podontani saro “belum membuang sampah” (c) frase verba intransitif tipe modifikatif T-H-T, (4)
frase verba monotransitif T-H-T dengan rumusan frase verba intransitif tipe koordinatif H-H.
FV = T : Adv + H : V.Int + T : Adv ari mo’oli begitu pula dengan frase verba transitif dalam
sapatu indifa “sudah membeli sepatu kemarin” bahasa Menui susunan fungsinya dibagi atas
ari mobasa bobo itonia “sudah membaca buku empat macam, yaitu (1) frase verba
tadi” (2) frase verba transitif koordinatif adalah monotransitif H-T, (2) frase verba monotransitif
frase yang kedua hulunya diisi oleh kategori T-H, (3) frase verba monotransitif T-H-T, (4)
kelas kata verba dan dihubungkan dengan frase verba koordinatif H-H. Sedangkan dalam
konjungsi koordnatif; meliputi (a) frase verba frase adverbia bahasa Menui, sangat erat pula
transitif koordinatif H-H dengan rumusan FV = kaitannya dengan kelas kategori yang
10
Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia
menempati slot hulu dan slot tambahan. Jika slot Chaer. Abdul. (2000). Tata Bahasa Praktis
hulu dan slot tambahan adalah kelas adverbia, Bahasa
maka frase tersebut dinamai dengan frase Indonesia.
adverbia. Analisis data menunjukan bahwa Jakarta : PT.
susunan fungsinya dibagi juga menjadi empat Rineka Cipta
macam, yaitu (1) frase adverbia H-T, (2) frase
adverbia T-H, (3) frase adverbia T-H-T, (4) frase Chaer. Abdul.
adverbia H-H. (2012).
Linguistic Umum. Jakarta : PT. Rineka Cipta
5.2. Saran
Djajasudarma. Fatimah. (2006). Metode
Penelitian ini mengkaji struktur frase
Linguistik. Bandung : Refika Aditama.
verba dan frase adverbia bahasa Menui. Hasil
penelitian ini disajikan dengan mendeskripsikan Hanafi. Halim. Abdul. (2011). Metodologi
struktur fraseverba dan frase adverbia dalam Penelian Bahasa. Jakarta : Diadit Media
bentuk struktur distribusional. Sehingga Pres
penelitian ini dapat disajikan sebagai referensi
penelitian terhadap bahasa Menui dengan http://pengertian-dan-contoh-adverbia-
menkaji bidang kebahasaan lainnya di masa yang frase.html?m=1
akan datang.
Penelitian ini hanya mengkaji struktur Khairah dan Ridwan. (2014). Sintaksis. Jakarta :
frase verba dan frase adverbia bahasa Menui PT. Bumi Asaka
sehingga peneliti menyarankan penelitian di Mahsun. (2012). Metode Penelitian Bahasa.
masa yang akan datang sebaiknya mengkaji Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada
struktur frase nomina dan frase adjektiva bahasa
Menui. Patekkai. Indris (2003). Sintaksis Bahasa
Harapan penulis kepada kepada Indonesia I. Buku Ajar FKIP UNTAD
masyarakat Menui untuk tetap menggunakan Palu : Tidak diterbitkan
bahasa Menui sebagai bahasa pertama (BI)
ataupun bahasa kedua (B2) dalam berkomunikasi Ramlan. (1987). Ilmu Bahasa Indonesia
sehari-hari baik di rumah maupun dalam Sintaksis. Yogyakarta : C.V. Karyono
kegiatan sosial kemasyarakatan. Agar bahasa
Sidu. (2012). Sintaksis Bahasa Indonesia.
Menui dapat dipertahankan dan dilestarikan
Kendari : Unhalu Pres
sebagai salah satu aset budaya bangsa Indonesia
sehingga dapat mewarnai dan menjadi ciri khas Triningsi. (2009). Frasa. Klaten. PT Intan
dalam masyarakat Menui. Pariwara

DAFTAR PUSTAKA Waridah. Ernawati. (2008). EYD dan Seputar


Kebahasaan-indonesiaan. Jakarta :
Anggriani. Deibi. (2016). Frase Verba Bahasa Kawan Pustaka
Saluan. Skripsi Sarjana pada FKIP
UNTAD Palu : Tidak diterbitkan
Arifin. Salman. Siti. Dkk. (1997). Sintaksis
Bahasa Sindang. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Ba’dulu dan Herman. (2010). Morfosintaksis.
Jakarta. PT Rineka Cipta
Chaer. Abdul. (2009). Sintaksis Bahasa
Indonesia. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai