Anda di halaman 1dari 18

UMI KULSUM: MENYELISIK KOSAKATA BAHASA SUNDA ...

MENYELISIK KOSAKATA BAHASA SUNDA


DALAM KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA
PUSAT BAHASA EDISI IV

INVESTIGATING SUNDANESE VOCABULARY


IN THE GREAT DICTIONARY OF THE INDONESIAN LANGUAGE
OF THE LANGUAGE CENTER IN THE FOURTH EDITION

Umi Kulsum
Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat
Jalan Sumbawa Nomor 11, Bandung
Ponsel: 085624076463
Pos-el: umikulsum_1973@yahoo.co.id

Tanggal naskah masuk: 21 April 2014


Tanggal revisi terakhir: 3 November 2014

Abstract
IN Indonesian language borrowing rules it was stated that indigenous language
has the second priority next to Malay language to be the source of Indonesian
language. Meanwhile, foreign language is placed as the last option. Such priority
of source is considered the best measure in the maintenance of Malay language
and native language. Besides, it aims at preventing the borrowings of foreign
language into Indonesian language to preserve its identity. Sundanese has large
amount of speakers and already has the stability of corpus (grammar and
dictionary) and usage. The problem of this writing is to find out (1) Sundanese
vocabulary in KBBI (Indonesian language) and (2) its characteristics by the
form, class, meaning, the possibility of becoming Indonesian vocabulary,
inconsistencies, and obstacles. This writing is expected to be an input to revise
the KBBI IV edition and the possibility of the other elements of Sundanese to
enter the KBBI of the next edition. There are 141 Sundanese elements entering
the KBBI (labeled Sd) and they vary in the form, class, and meaning. However,
there are some notes about the possibility of the elements, their inconsistencies,
and obstacles in the KBBI IV edition.
Key words: vocabulary, Sundanese, Indonesian language, The Great Dictionary
of Indonesian Language

Abstrak
D ALAM kaidah penyerapan bahasa Indonesia dinyatakan bahwa bahasa daerah
merupakan prioritas kedua, setelah bahasa Melayu, untuk menjadi bahasa sumber bagi
bahasa Indonesia, sementara bahasa asing diposisikan sebagai alternatif terakhir. Alasan
prioritas ini merupakan langkah yang tepat dalam pemertahanan bahasa Melayu dan
bahasa daerah. Selain itu, hal tersebut bertujuan untuk mempertahankan identitas bahasa
Indonesia supaya tidak terlalu banyak kosakata bahasa asing yang diserap ke dalam
bahasa Indonesia. Sebagai bahasa daerah dengan penutur yang cukup banyak, bahasa
Sunda mempunyai kemantapan, baik dalam korpus (tata bahasa, kamus) maupun dalam
pemakaiannya. Permasalahan tulisan ini adalah (1) kosakata apa saja dari bahasa
Sunda yang masuk ke dalam KBBI (bahasa Indonesia) dan (2) bagaimana karakteristik

235
Metalingua, Vol. 12 No. 2, Desember 2014:235—252

kosakata tersebut dilihat dari segi bentuk, kelas, makna, kemungkinan menjadi kosakata
bahasa Indonesia, inkonsisten, dan kendala yang ada? Metode yang digunakan dalam
penelitian ini ialah metode deskriptif. Tulisan ini dapat dijadikan masukan untuk revisi
KBBI IV dan juga peluang unsur lain dari bahasa Sunda untuk masuk ke dalam KBBI
edisi selanjutnya. Jumlah unsur Sunda yang masuk ke dalam KBBI (dilabeli Sd) ada
161. Dari segi bentuk, kelas, dan makna unsur-unsur tersebut cukup beragam. Akan
tetapi, ada beberapa catatan, baik berupa peluang unsur Sunda, inkonsistensi, maupun
kendala unsur bahasa Sunda yang masuk KBBI IV tersebut.
Kata kunci: kosakata, bahasa Sunda, bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa
Indonesia

1. Pendahuluan berdasarkan prioritas, jika ada konsep baru yang


belum ada kosakatanya dalam bahasa Indonesia,
1.1 Latar Belakang dicari dulu dalam bahasa Melayu (melalui proses
Setiap masyarakat pemakai suatu bahasa penerjemahan), jika tidak ditemukan, dicari dalam
memiliki kesepakatan tentang bahasanya, baik dari bahasa daerah, dan jika tetap tidak ditemukan
segi struktur maupun kosakatanya. Kata-kata dalam bahasa daerah, baru diserap dari bahasa
yang terdapat pada suatu bahasa tentunya asalnya, yaitu bahasa asing (Sunaryo, 2002) .
merupakan kata yang khas yang menjadi ciri Alasan prioritas bahasa sumber adalah bahasa
bahasa tersebut. Akan tetapi, tidak menutup Melayu dan bahasa daerah merupakan langkah
kemungkinan akan adanya kesepakatan untuk yang tepat dalam pelestarian bahasa Melayu dan
menggunakan kosakata dari bahasa luar yang bahasa daerah. Selain itu, hal tersebut bertujuan
dianggap lebih mampu mewadahi sebuah konsep, untuk mempertahankan identitas bahasa Indonesia
gagasan, atau ide sehingga akan memperkaya supaya tidak terlalu banyak kosakata bahasa asing
bahasa tersebut. Masyarakat bahasa yang yang diserap ke dalam bahasa Indonesia,
bersangkutan melakukan penyerapan sebagaimana pernyataaan Remy Silado yang
(borrowing) unsur bahasa, terutama kosakata, menjadi judul bukunya, yaitu 9 dari 10 Kata
dari bahasa lain. Penyerapan (atau biasa disebut Bahasa Indonesia Adalah Asing. Jadi, masuknya
juga dengan peminjaman) menjadi salah satu kosakata daerah merupakan jawaban Badan
penyebab perkembangan sebuah bahasa. Bahasa atas kritik yang menyebutkan mengapa
Bahasa Indonesia akan senantiasa berkem- lema-lema banyak mengadopsi bahasa asing.
bang sesuai dengan perkembangan masyarakat Bahasa daerah di Indonesia cukup banyak,
penuturnya. Bahasa Indonesia dalam hal ini juga di antaranya adalah bahasa Sunda. Sebagai bahasa
banyak menggunakan kosakata dari luar yang daerah dengan penutur yang cukup banyak, bahasa
dianggap lebih mewakili konsep, gagasan, atau Sunda mempunyai kemantapan, baik dalam korpus
ide. Bahasa yang dapat menjadi sumber serapan (tata bahasa, kamus) maupun dalam
bagi bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu pemakaiannya. Bahasa Sunda sudah mempunyai
(sumber bahasa Indonesia), bahasa daerah lain beberapa kamus, baik dwibahasa maupun kamus
di Indonesia, atau bahasa asing. umum, mempunyai buku tata bahasa, dan bentuk-
Dalam kaidah penyerapan dinyatakan bentuk lainnya yang mendukung kaidah-kaidah
bahwa bahasa daerah merupakan prioritas kedua, yang terdokumentasikan dalam bentuk buku. Selain
setelah bahasa Melayu, untuk menjadi bahasa itu, beberapa media massa berbahasa Sunda, baik
sumber bagi bahasa Indonesia, sementara bahasa surat kabar, majalah, maupun tabloid, hidup dan
asing diposisikan sebagai alternatif terakhir. Jadi, berkembang di wilayah penutur bahasa tersebut

236
UMI KULSUM: MENYELISIK KOSAKATA BAHASA SUNDA ...

(sebagian besar Provinsi Jawa Barat, sebagian yang masuk ke dalam bahasa Indonesia/Kamus
besar Provinsi Banten, dan sebagian kecil Provinsi Besar Bahasa Indonesia atau memperkaya
Jawa Tengah). bahasa Indonesia dan (2) karakteristik kosakata
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tersebut dilihat dari segi segi bentuk, kelas, makna,
sebagai salah satu sarana pendokumentasian kemungkinan menjadi kosakata bahasa Indonesia,
kosakata bahasa Indonesia sudah sampai edisi IV. inkonsisten, dan kendala yang ada.
Dinyatakan dalam KBBI Pusat Bahasa Edisi
Keempat bahwa KBBI Edisi I terdiri atas 62.000
1.4 Metode
lema, KBBI Edisi II terdiri atas 72.000, Edisi III
terdisi atas 78.000 lema, dan Edisi IV terdiri atas Metode yang digunakan dalam penelitian ini
90.049 lema. Edisi terakhir, yaitu Edisi IV terbit pada ialah metode deskriptif. Metode deskriptif dalam
tahun 2008. Penambahan dari edisi sebelumnya, tulisan ini dipakai untuk mencari dan menganalisis
yaitu Edisi III ke Edisi IV cukup signifikan. Hal data. Pengambilan data dilakukan dengan studi
tersebut disebabkan masuknya kosakata budaya pustaka, yaitu mengumpulkan kosakata bahasa
daerah dalam kamus tersebut. Kosakata budaya Sunda dari KBBI Edisi IV dan melakukan
daerah ditandai dengan label tertentu. Untuk pengecekan dari kamus Sunda, buku-buku, dan
kosakata budaya Sunda dilabeli dengan Sd. media massa berbahasa Indonesia yang terbit di
Tulisan ini mencoba menyelisik kosakata wilayah Sunda. Kemudian, data tersebut dicatat dan
bahasa Sunda dalam KBBI Edisi IV yang berlabel dikartukan. Metode yang digunakan dalam kajian
Sd dengan harapan mendapatkan informasi ialan metode padan referensial, yaitu salah satu
kosakata bahasa Sunda apa saja yang sudah metode yang mengandalkan referensi atau makna
masuk dalam KBBI tersebut dengan mengamati dari sebuah unsur/kosakata (Djajasudarma, 2006:9).
karakteristik kosakata tersebut: bentuk, kelas,
makna, kemungkinan menjadi kosakata bahasa 2. Kerangka Teori
Indonesia, inkonsisten, dan kendala yang ada.
Tulisan ini dapat dijadikam masukan untuk revisi Dalam pembentukan istilah perlu diperhati-
KBBI IV dan juga mencari peluang unsur lain dari kan persyaratan berikut: (1) kata atau frasa yang
bahasa Sunda untuk masuk ke dalam KBBI edisi paling tepat untuk mengungkapkan konsep
selanjutnya karena masih banyak kosakata Sunda termaksud dan yang tidak menyimpang dari makna
yang berpeluang masuk KBBI. itu, (2) paling singkat di antara pilihan yang tersedia
yang mempunyai rujukan sama, (3) bernilai rasa
(konotasi) baik, (4) sedap didengar (eufonik), dan
1.2 Masalah (5) sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
Dalam tulisan ini inti permasalahan dapat Bahasa Inggris, Belanda, Arab, dan
dirumuskan sebagai berikut (1) kosakata apa saja Sansekerta adalah beberapa bahasa asing yang
dari bahasa Sunda yang masuk ke dalam Kamus dijadikan sumber unsur serapan asing dalam
Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi berbagai kosakata atau istilah bahasa Indonesia.
IV dan (2) bagaimana karakteristik kosakata Bahasa Melayu dan bahasa daerah tetap
bahasa Sunda yang masuk KBBI tersebut jika dijadikan sebagai sumber utama bahasa
dilihat dari segi bentuk, kelas, makna, Indonesia dan bahasa asing dijadikan sebagai
kemungkinan menjadi kosakata bahasa Indonesia, sumber tambahan dalam hal pemerkaya bahasa
inkonsisten, dan kendala yang ada. Indonesia (Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa, 2012:1).
Penyerapan istilah untuk menjadi istilah
1.3 Tujuan
Indonesia dilakukan berdasarkan hal-hal berikut.
Yang menjadi tujuan dari tulisan ini adalah a. Istilah yang akan diserap meningkatkan
mendeskripsikan (1) kosakata dari bahasa Sunda ketersalinan bahasa sumber dan bahasa

237
Metalingua, Vol. 12 No. 2, Desember 2014:235—252

Indonesia secara timbal balik (inter- lawan jenis’ (hlm. 280), gurandil n ‘penambang
translatability) mengingat keperluan masa emas liar’ (hlm. 468), jatnika a dengan makna
depan. mulia, senang hidup dalam kesenangan’ (hlm.
b. Istilah yang akan diserap mempermudah 570), gacong v ‘menuai padi di sawah orang lain
pemahaman teks oleh pembaca Indonesia dan mendapat upah sepersepuluh bagian dari
karena dikenal lebih dahulu. tuaiannya’ (hlm. 402), aom n ‘gelar untuk anak
c. Istilah yang akan diserap lebih ringkas jika bupati zaman dulu’ (hlm 79), asiwung n ‘kapas
dibandingkan dengan terjemahan penutup muka mayat’ (hlm 94), dan barabadan
Indonesianya. n ‘barang kebutuhan sehari-hari yang dijual di
d. Istilah yang akan diserap mempermudah pasar atau toko atau dijajakan sambil berkeliling
kesepakatan antarpakar jika padanan di perumahan penduduk’ (hlm.139).
terjemahannya terlalu banyak sinonimnya.
e. Istilah yang akan diserap lebih cocok dan B. Kata Berimbuhan
tepat karena tidak mengandung konotasi
buruk (Badan Pengembangan dan Kosakata Sunda dalam KBBI yang
Pembinaan Bahasa, 2012:6). mempunyai turunan di antaranya adalah rompes
v merompes v ‘1 membuang sekaligus kaki
Proses penyerapan istilah asing, dengan binatang yang tidak akan ikut dimakan; 2
mengutamakan bentuk visualnya, dilakukan memotong sayuran dan membuang bagian yang
dengan cara yang berikut. tidak akan dimakan; 3 memotong dan membuang
a. Penyerapan dengan penyesuaian ejaan dan daun atau ranting agar tanaman cepat berbuah’,
lafal, misalnya camera [kæm@ra]==kamera contoh ibu sedang merompes tanaman di kebun
[kamera]. (hlm. 1181); rorok v merorok v ‘memelihara
b. Penyerapan tanpa penyesuaian ejaan, tetapi anak orang lain, biasanya bayi yang tidak bisa
dengan penyesuaian lafal, misalnya bias menyusu kepada ibunya’ (hlm. 1183), contoh dia
[baî@s]== bias [bias]. merorok anak itu dari umur dua hari; hanca
c. Penyerapan tanpa penyesuaian ejaan dan n ‘pekerjaan yang tertunda’, menghanca v
lafal, dilakukan jika istilah itu juga dipakai ‘melanjutkan pekerjaan yang tertunda’, contoh
secara luas dalam kosakata umum, istilah itu besok kita menghanca pekerjaan kemarin
tidak ditulis dengan huruf miring (dicetak (hlm. 479); kawih n mengawih v ‘menyanyikan
dengan huruf tegak), misalnya golf== golf (lagu) kawih’, contoh tiba-tiba kedengaran
(Badan Pengembangan dan Pembinaan olehnya anak-anak gembala mengawih
Bahasa, 2012:6—7). “ayang-ayang gung” (hlm. 639); dilak,
mendilak v ‘melemparkan pandangan ke
3. Hasil dan Pembahasan samping untuk menunjukkan rasa marah, tidak
puas’ (hlm. 328); takol v ‘pukul’, menakol v
Ditemukan sebanyak 161 unsur yang dilabeli ‘memukul’ (hlm. 1381).
Sd (Sunda) dalam KBBI Edisi IV dan Kata lain yang paling lengkap dari sisi
diklasifikasikan/dianalisis berdasarkan bentuk, turunannya adalah pacek v, memacek v ‘masuk
kategori, makna, dan inkonsistensi (pelabelan). ke tanah (tentang akar); 2 menjantani; mengawini,
menyetubuhi (tentang binatang)’ (hlm. 994),
3.1 Berdasarkan Bentuk pemacek n ‘binatang jantan untuk membiakkan
keturunan (bibit); pejantan’, pemacekan n
A. Kata Dasar
‘persetubuhan (tentang hewan)’, dan berpacek
Data yang ditemukan sebagian besar berupa v ‘bersetubuh (tentang hewan jantan)’.
kata dasar. Contohnya adalah cunihin a ‘suka Kata asup ‘masuk’ (hlm. 96) ada dalam
menggoda atau berbuat kurang sopan kepada KBBI Edisi IV dan turunan asup, yaitu mengasup

238
UMI KULSUM: MENYELISIK KOSAKATA BAHASA SUNDA ...

‘memasukkan, memakan, mengonsumsi’ dan Contoh lainnya adalah jukut n 1rumput


2
pengasupan ‘proses, cara, perbuatan ulam (hlm. 591). Ada juga nama jukut dalam
mengasup’. Keduanya, yaitu mengasup dan bahasa Sunda, yaitu jukut cangkore ‘jukut yang
pengasupan, belum dikenal dalam masyarakat tumbuh di pasir pantai’; Centotheca lappacea
Indonesia. Akan tetapi, kata asupan ‘masukan yang masuk dalam KBBI IV. Bentuk majemuk
(biasanya tentang makanan, gizi) tambahan, sudah lainnya adalah utun inji n ‘kata sapaan kepada
sangat dikenal, contohnya terdapat pada kalimat anak yang masih dalam kandungan, belum jelas
Rendahnya asupan kalsium dan vitamin jenis kelaminnya (hlm. 1541) yang berasal dari
menjadi penyebab lain munculnya kata utun n kata sapaan kepada laki-laki yang
osteoporosis. Contoh lainnya adalah kata disayangi.
riungan n ‘kumpulan’, hari ini keluarga kami Terdapat bentuk majemuk yang merupakan
mengadakan riungan di Bandung yang berasal perpaduan antara bahasa Sunda dan bahasa
dari riung v meriung v (duduk) ‘berkumpul’, Indonesia. Bentuk majemuk tersebut adalah
mereka meriung di bawah pohon sambil singkong aci (sublema singkong). Singkong
menikmati bekal yang mereka bawa (hlm. merupakan kata bahasa Indonesia dan aci
1178); kata turunan riungan lebih sering merupakan kata bahasa Sunda. Singkong aci n
digunakan daripada bentuk dasar atau verbanya. adalah singkong yg beracun; kembang singkong
yang umbinya kecil, batangnya berwarna kuning,
C. Kata Ulang tangkai daunnya merah muda, daunnya berwarna
kuning terang dengan tepi hijau tua (hlm. 1314).
Hanya ditemukan satu kata ulang, yaitu
pungak-pinguk v ‘malu, tidak tahu apa yang
harus diperbuat’ (hlm. 1116). Sementara itu, E. Ungkapan
bentuk ulang (kata ulang semu) cukup banyak, Ungkapan dari bahasa Sunda yang mewarnai
baik bentuk ulang utuh, di antaranya adalah dog- bahasa Indonesia dalam KBBI Edisi Keempat
dog ‘alat musik’, kuwung-kuwung n pelangi tidak banyak. Hanya ada enam ungkapan Sunda,
(hlm. 766), maupun bentuk dwipurwa, di yaitu (1) sampurasun ‘permisi’ (hlm. 1583), (2)
antaranya adalah gegelu n ‘tanah yang kotok bongkok ‘anak ayam yang mati ketika masih
dipadatkan dan dibentuk bulat-bulat untuk di dalam telur’ (hlm. 1582), (3) lembur kuring
mengganjal mayat di kuburan’ (hlm. 426), ‘kampung saya; kampungku’ (hlm. 1582), (4)
sosompang ‘bangunan tambahan yang menempel nyalindung ka gelung ‘perkawinan antara pria,
pada bangunan induk’, papatong ‘capung’, dan yang masih agak muda dan tidak kaya dengan
papacang n ‘tunangan (wanita) (hlm. 1018)’. wanita yang agak tua, tetapi kaya’ (hlm. 1583),
(5) randa bengsrat ‘janda yg masih perawan’ (hlm.
D. Kata Majemuk 1583), dan (6) saur sepuh ‘nasihat dari orang tua
(yang dituakan ); petitih; makna harfiahnya adalah
Dalam KBBI Edisi IV ada bentuk dasar ‘kata orang tua’ (hlm. 1583).
tertentu yang belum begitu dikenal masyarakat
umum dan yang lebih dikenal adalah kata
mejemuknya. Contohnya adalah kata anjang v, 3.2 Berdasarkan Kelas Kata
menganjang dengan makna ‘mengunjungi’. Hanya ditemukan tiga kelas yang ada di
Istilah yang dikenal pada masyarakat Indonesia dalam KBBI Edisi IV, yaitu nomina, verba, dan
secara umum adalah bentuk majemuknya, yaitu adjektiva. Sementara itu, partikel tidak ditemukan
anjangsana n ‘kunjungan untuk melepaskan rasa dalam kamus, padahal banyak partikel dalam
rindu atau kunjungan ke rumah tangga, saudara, bahasa Sunda, seperti mah, teh, dan atuh, yang
kawan lama, atau sahabat’ (hlm, 71). lebih banyak daripada partikel dalam bahasa

239
Metalingua, Vol. 12 No. 2, Desember 2014:235—252

Indonesia. Hal ini dimungkinkan partikel tidak (hlm. 930), rayungan a 1 ‘suka mencintai
mempunyai makna leksikal sehingga sulit untuk beberapa orang sekaligus’; 2 ‘suka berganti-ganti
dideskripsikan. pekerjaan’ (hlm. 1150), dan wedel a ‘tidak
mudah robek tentang tenunan atau anyaman;
A. Nomina kuat’ (hlm. 1560).

Contoh kosakata Sunda yang masuk ke


KBBI Edisi IV dengan kategori nomina adalah 3.3 Berdasarkan Makna
mojang n ‘perawan, gadis’: dia akan menikah Berdasarkan makna, unsur bahasa Sunda
dengan mojang Priangan (hlm. 925); muncang yang masuk ke dalam KBBI Edisi IV dapat dipilih
n ‘kemiri’ (hlm. 939), rungkun n ‘rumpun (buluh menjadi hal-hal berikut.
dsb.)’ (hlm. 1191), sengker n ‘batas’ (hlm. 1272),
situ n ‘danau; telaga’ (hlm. 1322), dan
A. Budaya
karembong n (1) ‘kain untuk menggendong anak,
selendang’; wanita itu menggendong anaknya Kosakata yang terkait dengan budaya yang
dengan karembong (2) ‘kain panjang atau bujur masuk ke dalam Kamus Besar Bahasa
sangkar, khususnya dikenakan kaum perempuan Indoenesia Pusat Bahasa Edisi Keempat dapat
sebagai penutup kepala atau dikenakan di bahu’ diklasifikasikan atas hal-hal berikut.
(hlm. 626). Contoh lainnya adalah cempor n (1) Nama Kesenian
‘lampu minyak yang tidak memakai semprong Contoh beluk n ‘kesenian berupa
(biasanya dibuat dari kaleng bekas yang dilubangi pembacaan cerita dengan ditembangkan
untuk tempat sumbu)’ (hlm. 257). secara bergilir’ (hlm. 165), ujungan n
‘kesenian yang menunjukkan pertarungan
B. Verba dua orang laki-laki yang saling memukul
dengan menggunakan rotan’ (hlm. 1519),
Contoh kosakata Sunda yang masuk ke
doger n ‘pertunjukan tari (tandak)’ (hlm.
KBBI Edisi IV dengan kategori verba di antaranya
337), gubyag n ‘tradisi menangkap ikan
adalah barung v ‘menendang bola bersamaan
secara massal di danau atau di sungai besar
dengan lawan dalam permainan sepak bola’ (hlm.
pada waktu tertentu dan dihadiri para
143), singsat v ‘menyingsatkan, menggulung;
pembesar’ (hlm. 463), kawih n ‘lagu
menyingsing kain, menyingsatkan kain’ (hlm.
tradisional dalam bahasa Sunda yang
1314), dan menyiduk v ‘mengambil air dengan
iramanya tidak teratur, dinyanyikan sambil
siduk’ (hlm. 1302) yang berasal dari nomina siduk
bersajak’: lagu kawih biasanya dinyanyikan
‘gayung’.
orang untuk mengiringi kecapi (hlm. 639),
mengawih v ‘menyanyikan (lagu) kawih’;
C. Adjektiva tiba-tiba kedengaran olehnya anak-anak
Contoh kosakata Sunda yang masuk ke gembala kerbau mengawih “ayang-
KBBI Edisi IV dengan kategori adjektiva adalah ayang gung”.
deleka a ‘suka mencelakai atau menyakiti orang (2) Alat Musik
lain’ (hlm. 308), handaruan a ‘keras (tentang Contoh alat musik adalah dog-dog n
bunyi) sekali sampai menimbulkan pantulan suara’ Mus ‘alat musik jenis genderang, terdiri atas
(hlm. 479), jugala a 1 ‘sangat kaya karena usaha sehelai selaput kulit (sapi dsb.) dibunyikan
yang sungguh-sungguh’; 2 ‘besar-besar (pesta dengan pukulan tangan atau dengan pemukul
dsb.)’ (hlm. 590), motekar a ‘mampu (hlm. 337)’, hadro n alat musik yang terdiri
menjalankan berbagai usaha untuk menambah atas empat buah rebana dan sebuah gendang
pengetahuan atau untuk meningkatkan kehidupan’ (hlm. 473), dan dag-dag n musik genderang

240
UMI KULSUM: MENYELISIK KOSAKATA BAHASA SUNDA ...

dengan sehelai selaput kulit yang dibunyikan tepung kanji dan dihidangkan dengan ditusuk
dengan pukulan tangan atau dengan sebuah seperti satai’ (hlm. 267) dan goyobod (hlm. 461)
pemukul (hlm. 286). n ‘minuman, dibuat dari tepung kanji dengan agar-
(3) Istilah Budaya agar yang diiris persegi dan dicampur dengan
Contoh istilah budaya yang masuk dalam avokad. Selain itu, kata colenak n kepanjangan
KBBI Edisi IV adalah aom ‘gelar untuk anak dicocol enak, ‘penganan, dibuat dari singkong
bupati zaman dulu’ (hlm 79), puun n yang dibakar dan dicocolkan ke kinca (cairan
‘pemimpin adat di Baduy’ (hlm.1125), dan dari gula merah)’ (hlm. 272), comro n
nayor n ‘delman yang dihias seperti opelet kepanjangan dari oncom dijero, ‘penganan dari
dan rodanya diganti dengan ban mobil’ (hlm. singkong yang diparut, dibentuk bulat panjang dan
955). di dalamnya diisi oncom yang dibumbui, kemudian
digoreng’ (hlm. 273), dan misro n akr ‘penganan
dibuat dari singkong dan gula merah yang
B. Nama Tumbuhan digoreng, seperti comro (akr dari amis dijero,
Nama tumbuhan bahasa Sunda juga masuk ‘manis di dalam’ (hlm. 921)
dalam KBBI Edisi IV, di antaranya antanan n Nama makanan lainnya dari bahasa Sunda
‘tumbuhan menjalar yang dijadikan lalap atau yang mewarnai KBBI adalah galendo n ‘ampas
obat’; Hydrocotyle sibthovpioides (hlm. 73), minyak kelapa yang diolah menjadi makanan’
kawung n 1 ‘kaung; enau’; 2 ‘rokok dengan daun (hlm. 408), timbel n ‘bekal berupa nasi dan lauk-
enau sebagai pembungkusnya’ (hlm. 640). Selain pauknya yang dibawa dalam perjalanan’ (hlm.
itu, nama kembang juga ada, yaitu sedek n 1465), ulukutek n ‘makanan dari sayur-sayuran
‘kembang buah salak’ ((hlm. 1238), ulated n dan oncom’ (hlm. 1523) dan bobotok n 1 Mk
‘kembang bawang’, dan uceng n ‘bunga melinjo’ ‘lauk-pauk yang dicampur kelapa yang berbumbu
(hlm. 1522). dan dibungkus dengan daun singkang, kemudian
dimasak’; 2 Sd botok (hlm. 202).
C. Pekerjaan
E. Nama Hewan
Nama pekerjaan dalam bahasa Sunda cukup
beragam. Berikut adalah nama-nama pekerjaan Dunia hewan mewarnai kosakata budaya
dalam bahasa Sunda yang ada dalam KBBI Edisi dalam KBBI yang berasal dari bahasa Sunda,
Keempat; candoli n ‘perempuan yang bertugas contohnya adalah bagong n ‘babi hutan, celeng’
menjaga dan menyediakan makanan dalam pesta (hlm. 114), congcorang n ‘belalang hijau yang
(hajatan)’ (hlm. 241), anjun ‘orang yang besar’, termasuk ordo Mantodea (hlm. 274),
pekerjaannya membuat gerabah’ (hlm. 72), kasintu n ‘ayam hutan’ (hlm. 631), lubang n
gurandil n ‘penambang emas liar’ (hlm. 468), ‘belut besar’ (hlm. 844), maung ‘harimau’ (hlm.
paledang n ‘orang yang pekerjaannya membuat 890), kuya n ‘kura-kura, baning, bulus’ (hlm.
barang-barang dari tembaga’ (hlm.1004), 766), papatong n ‘capung’ (hlm.1019), munding
pamatang n ‘orang yang pekerjaannya berburu n ‘kerbau’ (hlm. 939), dan tutut n ‘siput’ (hlm.
dengan menggunakan tombak’ (hlm.1006), dan 1511).
sarageni n ‘prajurit yg bertugas menembakkan Nama anak hewan juga terdapat dalam
meriam’ (hlm. 1226). KBBI, di antaranya adalah bangkanang n ‘anak
banteng’ (hlm. 132), begu n ‘anak babi hutan’
(hlm.157), tunggir n ‘bagian tulang ekor ayam
D. Makanan
atau burung yang mengandung banyak lemak’
Makanan dari bahasa Sunda juga mewarnai (hlm. 1504), begog n ‘anak monyet’ ((hlm. 157),
KBBI, khususnya makanan yang populer, di dan aom n ‘anak laba-laba’ (hlm. 79). Yang terkait
antaranya adalah cilok n ‘bakso yang terbuat dari dengan dunia hewan juga masuk dalam KBBI, di
241
Metalingua, Vol. 12 No. 2, Desember 2014:235—252

antaranya adalah bajir n ‘ternak betina yang tidak kalimat sebagai berikut: melihat orang lain
pernah beranak sehingga badannya gemuk dan makan enak kita sering kabita. Contoh yang
banyak lemak’ (hlm. 120). terkait rasa lainnya adalah kalikiben n ‘rasa nyeri
di dalam perut yang timbul jika perut terguncang-
F. Alat guncang sehabis makan/minum karena berlari
dsb.’ (hlm. 608) dan giung a ‘rasa tidak enak di
Contoh kategori alat dari bahasa Sunda yang lidah karena terlalu manis atau terlalu banyak
masuk ke dalam KBBI adalah gawul n ‘alat untuk makan makanan yang manis-manis’ (hlm. 454).
menangkap ikan yang terbuat dari kayu pohon
aren (kawung)’ (hlm. 422), pekarang n ‘senjata’:
saya tidak takut oleh pekarang dan tidak J. Sapaan
gentar menghadapi pedang (hlm.1038), Contoh sapaan bahasa Sunda dalam KBBI
gantar n ‘galah’ (hlm. 414), 2 gobang n ‘pedang’ Edisi IV adalah utun n ‘kata sapaan kepada laki-
(hlm. 456), boboko n ‘tempat nasi terbuat dari laki yang disayangi’ dengan kata majemuknya,
anyaman bambu atau rotan’ (hlm. 202), dan yaitu utun inji n ‘kata sapaan kepada anak yang
talupuh n ‘sepotong bambu yg dipupuh hingga masih dalam kandungan, belum jelas jenis
menjadi pipih dan melebar (dipakai sebagai alas kelaminnya’ (hlm. 1541), mamang n ‘paman’
kasur)’, contoh Ia tergolek di atas sebuah balai- (hlm. 869), mang n kependekan emang;
balai tua beralaskan selembar talupuh (hlm. ‘paman’, n kata sapaan kepada laki-laki yang
1385). usianya kurang lebih sebaya dengan paman (hlm.
873), neng n ‘kata sapaan kepada anak
G. Sifat perempuan (yang orang tuanya patut dihormati)’
(hlm. 958), teteh n ‘panggilan kepada kakak
Contoh sifat bahasa Sunda yang masuk ke perempuan’ (hlm. 1458), dan ontohod ‘sebutan
dalam KBBI adalah deleka a ‘suka mencelakai untuk orang yang tidak tahu malu’ (hlm. 983).
atau menyakiti orang lain’ (hlm. 308), baheula a
‘dahulu kala; kuno’ (hlm.118), bangor a ‘nakal,
suka usil (mengganggu)’ (hlm. 133), bedegong K. Terkait Dunia Pertanian
a ‘sombong, angkuh’ (hlm. 156), celi a 1 ‘teliti’ Kata yang berkaitan dengan dunia pertanian
(hlm. 254), dan kasep a ‘tampan (untuk laki-laki), dalam KBBI yang berasal dari bahasa Sunda
cakap’ (hlm. 630). adalah gacong v ‘menuai padi di sawah orang
lain dan mendapat upah sepersepuluh bagian dari
H. Terkait dengan Fisik tuaiannya’ (hlm. 402) dan gamblung n ‘lahan
yang dibiarkan tidak ditanami, tidak dipelihara,
Contoh kosakata yang terkait dengan fisik dan dibiarkan ditumbuhi rumput dan semak’ (hlm.
dalam bahasa Indonesia yang ada dalam KBBI 409).
Edisi IV adalah demplon a ‘cantik dan montok’
(hlm. 311), jeding a ‘berbentuk melentik ke atas L. Terkait dengan Keadaan Alam
(tt bibir)’ (hlm. 573), dan donto a ‘montok’ (hlm.
341). Contoh kata yang terkait dengan keadaan
alam dari bahasa Sunda yang ada dalam KBBI
Edisi IV adalah layung n ‘kuning kemerah-
I. Rasa merahan di langit pada saat matahari akan
Kata yang mengandung rasa, yaitu kabita terbenam; mambang kuning’ (hlm.799), lembur
pun sudah dimuat sebagai lema dalam halaman n ‘bagian kampung yang merupakan kesatuan’
597 dengan kelas kata verba, kabita berarti (hlm. 810), dan silalatu n ‘benda-benda ringan
‘tertarik dan mengingkan sesuatu yang dimiliki yang berasal dari benda yang terbakar dan
atau dialami orang lain’. KBBI memberi contoh beterbangan apabila ditiup angin’ (hlm. 1305).
242
UMI KULSUM: MENYELISIK KOSAKATA BAHASA SUNDA ...

M. Bagian dari Rumah, Warna, dan yang merupakan sublema dari lema burit n (sore)
Ukuran dan tercantum di halaman 226. Ngabuburit (Sd)
Contoh bagian dari rumah dalam bahasa berarti ‘menunggu azan Magrib menjelang
Sunda yang mewarnai KBBI Edisi IV adalah berbuka puasa’ dan pada halaman 226 juga ada
sosompang n ‘bangunan tambahan yang lema lain, yaitu burit yang dimaknai dengan
menempel pada bangunan induk’ (hlm. 1332). (bagian) belakang, buntut, dubur, punggung, salah
Selain itu, warna bahasa Sunda juga memperkaya satu turunannya adalah buritan ‘bagian belakang
bahasa Indonesia, di antaranya adalah kayas n kapal atau perahu’. Lema yang bermakna kedua
‘putih sedikit kemerah-merahan; merah muda’ bukan berasal dari bahasa Sunda.
(hlm. 640) dan paul n ark 1) ‘biru’; 2 (orang Contoh lainnya adalah rawayan n ‘jembatan
yang) kurang adat (tidak sopan) (hlm.1032). Lalu, gantung dari bambu’ (hlm. 1149), rimbangan 1
contoh ukuran dalam bahasa Sunda juga ada n cetakan untuk membuat bata; 2 a sering
yang masuk dalam KBBI, yaitu caing n ‘satuan memecahkan barang yang sedang dipegangnya
yang jumlahnya sama dengan 200 ikat (tentang tanpa disengaja (hlm. 1175), torog n 1 hadiah
padi)’ (hlm. 236). dari perempuan kepada laki-laki yang dicintainya
kebalikan dari pahugi n ‘tambahan uang dalam
barter’ (hlm. 1482), sapat a ‘terpenggal sama
3.4 Kemungkinan Menjadi Kosakata sekali’ (hlm. 1225), dan cadel a ‘kurang
Bahasa Indonesia sempurna mengucapkan kata-kata sehingga bunyi
Kosakata bahasa daerah (Sunda) dapat [r] dilafalkan [l]= misal kata raja diucapkan laja;
masuk ke dalam KBBI dan menjadi bagian dari pelat, telor’ (hlm. 234).
bahasa Indonesia jika bersifat khas (budaya),
mengandung konsep yang tidak ditemukan dalam B. Kosakata yang Bersinonim
bahasa Indonesia, dan umumnya terdapat dalam
media massa, khususnya media yang berbahasa Yang dimaksud dengan bersinonim adalah
Indonesia sehingga jelas terlihat bahwa kosakata bahwa kosakata tersebut sudah ada dalam bahasa
tersebut diperlukan untuk bahasa Indonesia. Indonesia sehingga kehadiran kosakata budaya
Berdasarkan kemungkinan masuknya, kosakata tersebut menjadi sinonim dengan kosakata bahasa
terbagi menjadi dua, yaitu kosakata yang belum Indonesia yang ada. Yang termasuk kosakata
ada konsepnya dan kosakata yang bersinonim yang bersinonim adalah (1) agan ‘juragan’ (hlm.
dengan kosakata bahasa Indonesia. 15). Kata agan merupakan bentuk pangkas dari
juragan. Selain itu, kata (2) ajengan ‘orang
terkemuka, terutama guru agama Islam, kiai (hlm.
A. Konsep Belum Ada 23) juga menambah jumlah lema dalam KBBI
Dalam KBBI Edisi IV juga terdapat tersebut. Kata (3) akang ‘kakak (laki-laki)
kosakata atau konsep yang belum ada dalam abang, aa’ (hlm. 23) juga menjadi bagian dari
bahasa Indonesia. Jadi, jika kata bahasa Sunda KBBI. Padahal, ketiga kosakata tersebut, yaitu
ini akan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia agan, ajengan, dan akang sudah ada padanan-
dinyatakan dengan beberapa kata. Kata baru nya dalam bahasa Indonesia, yaitu juragan, kiai,
dengan konsep baru tersebut, di antaranya adalah dan kakak laki-laki/abang.
angkaribung v dengan makna ‘membawa Contoh lainnya adalah baheula ‘dahulu kala;
barang yang banyak dan bermacam-macam kuno’ (hlm.118), bangor ‘nakal, suka usil
dengan menggunakan tangan kanan dan kiri‘ (hlm. (mengganggu)’ (hlm. 133), celi a 1 ‘teliti’ (hlm.
68). Contoh: dia angkaribung dengan oleh- 254), kasep a ‘tampan (untuk laki-laki) cakep’
oleh. Kata ini dapat menjadi kosakata baru untuk (hlm. 630), 1 cucuk n ‘duri’ (hlm. 277), gantar
bahasa Indonesia karena tidak ada kata yang n ‘galah’ (hlm. 414), 2 gobang n ‘pedang’ (hlm.
mewakili konsep ini. Selain itu, kata ngabuburit 456), karuhun n ‘nenek moyang: leluhur orang

243
Metalingua, Vol. 12 No. 2, Desember 2014:235—252

tua dan aku hidup di sana’ (hlm. 629), emang n menjelang berbuka puasa pada waktu bulan
‘paman’ (hlm. 365), 2 cerah 1 ‘retak 2 garis’ Ramadan; anak-anak biasanya ngabuburit
(hlm. 261), cawang n ‘tanda catatan’ (hlm. 248), dengan bermain (hlm. 226), tidak dipilih
donto a ‘montok’ (hlm. 241), kawung n 1 mengabuburit. Contoh lainnya adalah kata
‘kaung; enau 2 rokok dengan daun enau sebagai mabal 1 v ‘memakai jalan yang tidak biasa’ 2 ki
pembungkusnya’ (hlm. 640), kayas n ‘putih ‘tersesat dari kepercayaan yang benar ke
sedikit kemerah-merahan; merah muda (pink)’ kepercayaan yang salah’, 3 membolos sekolah;
(hlm. 925) dan mojang n ‘perawan’, muncang anak sekarang banyak yang sering mabal
n kemiri (hlm. 939), rungkun n ‘rumpun (buluh (hlm. 852), dalam hal ini tidak digunakan
dsb)’, sengker n ‘batas’, situ n ‘danau; telaga’, memabal.
siduk n ‘gayung’, menyiduk v ‘mengambil air
dengan siduk’, timburu a ‘cemburu’, dan B. Pelabelan
waruga n ‘badan; tubuh; sosok tubuh’ (hlm.
1557) dan nama hewan, di antaranya kuya n Ada beberapa kekeliruan dalam pelabelan,
‘kura-kura, baning, bulus’ (hlm. 766), papatong contohnya kata bobotoh yang bermakna ‘sebutan
n ‘capung’ (hlm.1019), dan munding n ‘kerbau’ untuk pendukung sepak bola’ (hlm. 202) dilabeli
(hlm. 939). dengan v (verba) padahal kata bobotoh (dengan
makna ‘suporter’) jelas berkelas nomina
(Pamungkas, 2014:34–37). Kata lainnya adalah
3. 6 Inkonsistensi dan Kekeliruan salatri n dengan makna ‘sakit atau pingsan karena
Inkonsistensi dan kekeliruan (ketidakajekan) terlalu lapar atau terlambat makan (hlm. 1209)
meliputi hal yang terkait dengan afiksasi, dilabeli n (nomina) padahal sakit atau pingsan
pelabelan, bentuk, makna, dan pemberian contoh. berkelas verba. Contoh lainnya adalah kata
Hal tersebut dapat dilihat pada paparan berikut. anjangsana yang dilabeli nomina dengan makna
‘kunjungan untuk melepaskan rasa rindu atau
A. Afiksasi kunjungan ke rumah tangga, saudara, kawan
lama, atau sahabat’ (hlm. 71). Kita mengenal kata
Hal yang perlu diperhatikan dalam masuknya beranjangsana dan kata anjang ‘mengunjungi’
bahasa Sunda ke ke dalam KBBI Edisi IV antara dilabeli v (verba). Contoh lain mengenai kekeliruan
lain adalah afiksasi atau proses pengimbuhan. dalam pelabelan adalah pungak-pinguk v ‘malu;
Afiksasi yang tidak konsisten ialah penggunaan tidak tahu apa yang harus diperbuat’ (hlm.1116)
prefiks. Prefiks yang dilekatkan di awal kata yang dilabeli dengan v (verba) sementara kita tahu
sebagian besar adalah imbuhan bahasa Indonesia bahwa malu merupakan adjektiva.
(meng-) sementara di sisi lain tetap digunakan Selain kekeliruan dari segi pemberian label
imbuhan bahasa Sunda. Contoh yang kategori kata, ada satu kekeliruan dari penulisan, yaitu
menggunakan prefiks meng- adalah kata bodor pengingkatan Sunda. Sebagian besar singkatan
n ‘pelawak; badut’, dengan kata turunan Sunda dilabeli dengan Sd, tetapi ada data yang dilabeli
membodor v ‘berbuat jenaka (lucu); melucu’. Hal dengan Sdn, yaitu pada ungkapan lembur kuring
tersebut juga terjadi pada kata yang berasal dari Sdn ‘kampung saya; kampungku’ (hlm. 1582).
bahasa lain, contohnya kosakata yang berasal dari Kemungkinan besar hal itu disebabkan pengetikan
bahasa Bali. Kata aben ‘membakar mayat di Bali’ tanpa spasi, semestinya diketik Sd n (Sunda nomina).
diturunkan menjadi mengaben, umumnya Pelabelan yang keliru juga terdapat pada
digunakan ngaben dalam surat kabar ataupun kata, comro n kp oncom dijero, ‘penganan dari
buku. Sementara itu, untuk kata tertentu singkong yang diparut, dibentuk bulat panjang,
digunakan prefiks bahasa Sunda, contoh dan di dalamnya diisi oncom yang dibumbui,
ngabuburit yang berasal dari kata burit ‘sore’ kemudian digoreng’ (hlm. 273) dan misro n akr
dengan makna v ‘menunggu waktu azan Magrib ‘penganan dibuat dari singkong dan gula merah

244
UMI KULSUM: MENYELISIK KOSAKATA BAHASA SUNDA ...

yang digoreng, seperti comro’ (akr dari amis Untuk konsep tertentu, digunakan kata
dijero, ‘manis di dalam’) (hlm. 921). Untuk benda dialek (kosakata dari daerah lain), bukan kata
yang hampir sama, hanya beda isinya, diberi label yang dianggap lulugu ‘standar’ dari bahasa
yang berbeda, yang satu, yaitu comro, dilabeli Sunda. Akan tetapi, kata tersebut (kata yang
dengan kp (kependekan) dan yang lain, yaitu berasal dari dialek tertentu) dengan kosakata
misro dilabeli dengan akr (akronim). Kata standar berbeda hanya dalam satu fonem (awal).
colenak n ‘penganan, dibuat dari singkong yang Kata tersebut adalah talupuh n ‘sepotong bambu
dibakar dan dicocolkan ke kinca (cairan dari gula yang dipupuh hingga menjadi pipih dan melebar
merah)’ juga dilabeli dengan kp. (dipakai sebagai alas kasur)’, contoh ia tergolek
di atas sebuah balai-balai tua beralaskan
C. Bentuk selembar talupuh (hlm. 1385). Bentuk lulugu
‘baku’nya adalah palupuh.
Kekuranghati-hatian mewarnai kosakata
bahasa Sunda yang masuk KBBI, yaitu ada kata
dengan makna yang sama diberikan dalam dua D. Makna
bentuk yang berbeda. Hal tersebut terlihat pada Beberapa kekeliruan pemaknaan juga
halaman 656), yaitu kata 2 keliki n 1 pohon jarak, dijumpai dalam kosakata Sunda yang masuk ke
2 buah jarak dan 2 kelilih n jarak; Ricinus dalam KBBI, di antaranya adalah gegem a
communis, 2 ‘buah kelikih. Contoh lainnya adalah ‘pandai menyimpan rahasia’ (hlm. 426). Dalam
kata pahugi n (hlm. 656) dengan makna ‘hadiah kamus Sunda disebutkan bahwa gegem
dari laki-laki kepada perempuan yang dicintainya’ bermakna ‘teliti dan rajin’. Untuk kata deres a
yang tempatnya terpisah (lema yang berbeda) ‘sering (atau kerap) melahirkan banyak anak’
dengan kata turunannya, yaitu memahugi v (hlm. 317) mengandung pengertian yang ambigu
‘memberikan hadiah kepada perempuan yang atau berlebih-lebihan. Sering atau kerap
dicintainya’; dia memahugi kepada pacarnya melahirkan anak sudah cukup memerikan konsep
(hlm. 897). Seharusnya kata memahugi berada gegem, tidak perlu ditambah kata banyak karena
di bawah (menjadi sublema) pahugi. jumlah anak yang dilahirkan sebagian besar hanya
Contoh yang berupa alat musik juga satu, tidak banyak yang melahirkan lebih dari satu
mengalami permasalahan yang sama, yaitu dog- anak (dalam sekali melahirkan). Jika akan
dog n Mus ‘alat musik jenis genderang, terdiri ditambahkan, lebih baik diberi penjelasan dengan
atas sehelai selaput kulit (sapi dsb.) dibunyikan sering melahirkan anak atau banyak anak.
dengan pukulan tangan atau dengan pemukul’ Selain itu, kata colenak n kepanjangan
(hlm. 337) dan dag-dag n ‘musik genderang dicocol enak, ‘penganan, dibuat dari singkong
dengan sehelai selaput kulit yang dibunyikan yang dibakar dan dicocolkan ke kinca (cairan
dengan pukulan tangan atau dengan sebuah dari gula merah)’ (hlm. 272), juga mengalami
pemukul’ (hlm. 286) yang mengacu ke benda yang pemaknaan yang keliru karena colenak bukan
sama. Jika dilihat dalam kamus Sunda, yang dibuat dari singkong yang dibakar, melainkan dari
ditemukan untuk konsep alat musik tersebut dari peuyeum ‘tape’. Pada lema ulukutek n
adalah dog-dog. ‘makanan dari sayur-sayuran dan oncom’ (hlm.
Kata mamang n ‘paman’ (hlm. 869) dan 1523) juga terdapat pemerian yang menyesatkan
mang n ‘kependekan emang; paman, kata karena ulukutek dibuat dari leunca ‘sejenis
sapaan kepada laki-laki yang usianya kurang lebih terung-terungan dengan ukuran yang kecil,
sebaya dengan paman’ (hlm. 873) masuk dalam sebesar kelereng, bulat, berwarna hijau, dan
KBBI dengan lema yang berbeda, sementara umumnya digunakan sebagai lalap’, bukan
maknanya sama dan mengapa tidak dituliskan sayuran. Pemerincian tersebut akan lebih tepat
mang merupakan kependekan dari mamang jika menjadi makanan atau sejenis lauk yang
(lema yang sama). terbuat dari leunca, bukan sayuran. Kata

245
Metalingua, Vol. 12 No. 2, Desember 2014:235—252

bedegong dimaknai dengan ‘sombong, angkuh’ sangat tinggi dalam surat kabar berbahasa
(hlm. 156) padahal dalam kamus dijelaskan Indonesia, terutama yang terbit di Jawa Barat.
bahwa bedegong bermakna ‘sulit dinasihati’. Terkait dengan vokal /eu/ ini, ada satu kosakata
Ungkapan nyalindung ka gelung, yaitu yang mengandung vokal /eu/ yang masuk dalam
‘perkawinan antara pria, yang masih agak muda KBBI, yaitu geulis yang ditulis dengan gelis ‘indah,
dan tidak kaya dengan wanita yang agak tua, tetapi cantik, elok, bagus’ (hlm. 432). Ini berarti bahwa
kaya (hlm. 1583) sebenarnya kurang tepat dari telah terjadi penyesuaian ejaan dalam penyerapan
segi pemaknaan karena dalam kamus Sunda kosakata tersebut.
dinyatakan bahwa ungkapan nyalindung ka
gelung tidak saja disandingkan kepada laki-laki
4. Penutup
muda, bisa muda atau sudah tua, yang penting
wanitanya yang kaya. 4.1 Simpulan
Dari hasil dan pembahasan dapat
disimpulkan hal-hal berikut. Jumlah kosakata
E. Pemberian Contoh
bahasa Sunda yang masuk ke dalam KBBI IV
Ada beberapa kosakata yang diberikan adalah 161. Berdasarkan bentuknya, kosakata
contoh pemakaian dalam kalimat dan sebagian tersebut ada yang berupa kata (1) kata dasar
besar lainnya tidak disertai contoh. Kosakata yang (merupakan jumlah terbanyak), contohnya adalah
diberikan contoh di antaranya ialah renyem a cak cunihin; (2) kata berimbuhan, contohnya adalah
1 gatal-gatal tubuhnya; 2 Jk ki tidak karuan (rasa asupan lebih dikenal daripada asup dan
hatinya) tidak beres: dia jadi renyem mengasup; (3) kata ulang (hanya ditemukan satu
memikirkan perkara itu. Mengapa menjadi kata ulang), yaitu pungak-pinguk, sementara
renyem gini (hlm. 1166) dan kosakata yang tidak bentuk ulang yang berupa kata ulang semu cukup
diberi contoh di antaranya adalah mental a ‘ada banyak, baik bentuk ulang utuh, contohnya adalah
gunanya, ada pengaruhnya (tentang obat, nasihat, dog-dog, maupun bentuk dwipurwa, contohnya
dsb.)’ (hlm. 901), laas a ‘hilang baunya/ adalah gegelu; (4) kata majemuk, contohnya
khasiatnya karena terlalu lama disimpan (misal, singkong aci (sublema singkong); (5) ungkapan
kayu putih, obat, dsb.)’ (hlm. 767), dan lantis a (hanya ada enam), contoh sampurasun.
‘terkena zat cair secara merata’ (hlm. 787). Berdasarkan kelas kata, hanya ditemukan
tiga kelas yang ada di dalam KBBI Edisi IV, yaitu
3.5 Kendala nomina, verba, dan adjektiva. Sementara itu,
partikel tidak ditemukan dalam kamus.Contoh
Ada kendala dalam pemerkayaan bahasa nomina mojang; contoh verba adalah barung;
Indonesia melalui kosakata bahasa Sunda. Kendala contoh adjektiva adalah deleka.
tersebut adalah tidak samanya vokal dalam bahasa Berdasarkan makna, unsur bahasa Sunda
Indonesia dan Sunda. Dalam bahasa Sunda yang masuk ke dalam KBBI Edisi IV dapat dipilih
terdapat vokal /eu/, tetapi vokal ini tidak ditemukan atas (1) budaya dengan klasifikasi (a) nama
dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian, kesenian, seperti beluk, (b) alat musik, seperti
kosakata bahasa Sunda yang mengandung /eu/ dog-dog, dan (c) istilah budaya, seperti puun.
mengalami kendala untuk diserap ke dalam bahasa Klasifikasi lainnya adalah (2) nama tumbuhan,
Indonesia. Padahal, banyak sekali kosakata bahasa seperti antanan, (3) pekerjaan, seperti candoli,
Sunda yang berpotensi, tetapi mengandung /eu/. (4) makanan, seperti cilok, (5) nama hewan,
Contohnya adalah kata cileuncang ’air tergenang seperti congcorang, (6) alat, seperti gawul, (6)
setelah hujan yang cepat surut lagi’, kadeudeuh sifat, seperti deleka, (7) terkait dengan fisik,
‘yang disayangi’ dan keukeuh ‘teguh pendirian seperti demplon, (8) rasa, seperti kalikiben, (9)
dalam konteks yang negatif’. Ketiganya belum sapaan, seperti neng, (10) terkait dunia pertanian,
masuk KBBI sementara pemakaiannya sudah seperti gacong, (11) terkait dengan keadaan
246
UMI KULSUM: MENYELISIK KOSAKATA BAHASA SUNDA ...

alam, seperti silalatu, (12) bagian rumah, warna, tidak samanya vokal dalam bahasa Indonesia dan
dan ukuran, seperti sosompang kayas dan caing. Sunda. Dalam bahasa Sunda terdapat vokal /eu/,
Berdasarkan kemungkinan menjadi kosakata tetapi vokal ini tidak ditemukan dalam bahasa
bahasa Indonesia, kosakata tersebut berbagi atas Indonesia. Dengan demikian, kosakata bahasa
(1) konsep belum ada, contoh angkaribung dan Sunda yang mengandung /eu/ mengalami kendala
ngabuburit, dan (2) kosakata yang bersinonim, untuk diserap ke dalam bahasa Indonesia. Ada
contohnya adalah ajengan dan akang. satu kosakata yang mengandung vokal /eu/ yang
Inkonsistensi dan kekeliruan kosakata Sunda masuk dalam KBBI, yaitu geulis yang ditulis
dalam KBBI terdiri atas hal-hal yang terkait dengan gelis ‘indah, cantik, elok, bagus’ (hlm.
dengan (1) afiksasi, khususnya penggunaan 432). Ini berarti bahwa telah terjadi penyesuaian
prefiks meng-, kadang-kadang digunakan prefiks ejaan dalam penyerapan kosakata tersebut.
bahasa Indonesia (meng-), kadang-kadang
digunakan prefiks bahasa Sunda (nasal), 4.2 Saran
contohnya bodor = membodor, sementara burit
= ngabuburit; (2) pelabelan, contohnya kata Sangat menarik mengungkap kosakata
bobotoh yang dilabeli dengen v, pelabelan Sd bahasa Sunda yang ada dalam KBBI IV dan
dan Sdn, untuk kata Sunda, serta kp dan akr kosakata tersebut dapat digunakan untuk kata
untuk kata comro dan misro; (3) bentuk, dua umum atau istilah bidang tertentu agar tidak terlalu
bentuk untuk makna yang sama, contohnya adalah banyak serapan dari bahasa asing dalam bahasa
keliki dan kelilih serta digunakannya kosakata Indonesia sehingga masuknya kosakata bahasa
dialek; (4) makna, yaitu makna yang tidak sesuai, daerah ke dalam KBBI harus terus dilakukan dan
contohnya gegem, serta (5) pemberian contoh, digalakkan. Akan tetapi, harus diperhatikan
ada yang diberi contoh dan ada juga yang tidak. aspek-aspek pemaknaan dan pelabelan sehingga
Ada kendala dalam pemerkayaan bahasa KBBI akan semakin lengkap dan sempurna.
Indonesia yang berasal dari bahasa Sunda, yaitu

Daftar Pustaka
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2012. Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Cetakan
Ketujuh. Jakarta: KDT.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2012. Pengindonesian Kata dan Ungkapan Asing.
Cetakan Kelima. Jakarta: KDT.
Danadibrata, R.A.. 2009. Kamus Bahasa Sunda. Bandung: Panitia Penerbitan Kamus Basa Sunda.
Djajasudarma, T. Fatimah. 2006. Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Cetakan
Kedua. Bandung: PT Eresco.
Imam J.P. “Bobotoh, Goyobod, Cunihin”, Dalam Ridwan, Dudung (Ed.). Jangan Salahkan Bahasa:
Sepilihan Esai Bahasa Indonesia. Bandung.
Pamungkas, Nandang R. 2014. “Bobotoh Menuju Pentas Nasional”. Dalam Ridwan, Dudung (Ed.). Jangan
Salahkan Bahasa: Sepilihan Esai Bahasa Indonesia. Bandung.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1996. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Cetakan V. Bandung: Pustaka
Setia.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana Universsity
Press.
Sugono, Dendy dkk. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Edisi IV. Jakarta: PT
Gramedia.

247
Metalingua, Vol. 12 No. 2, Desember 2014:235—252

Tabel Kosakata Bahasa Sunda yang Terdapat dalam KBBI IV

No. Lema Halaman Makna


1 agan 15 juragan (merupakan bentuk pangkas dari juragan)
2 ajengan 23 orang terkemuka, terutama guru agama Islam, kiai
3 akang 23 kakak (laki-laki) abang, aa
4 angkaribung v 68 membawa barang yang banyak dan bermacam-macam dengan
menggunakan tangan kanan dan kiri
5 anjang v menganjang mengunjungi
6 anjangsana n 71 kunjungan untuk melepaskan rasa rindu atau kunjungan ke rumah
tangga, saudara, kawan lama, atau sahabat
7 anjun n 72 orang yang pekerjaannya membuat gerabah
8 antanan n 73 tumbuhan menjalar yang dijadikan lalap atau obat’: Hydrocotyle
sibthovpioides
9 aom n 79 gelar untuk anak bupati zaman dulu
10 aom n 79 anak laba-laba
11 asiwung n 94 kapas penutup muka mayat
12 asup v 96 masuk
mengasup v memasukkan, memakan, mengonsumsi
pengasupan n proses, cara, perbuatan mengasup
asupan n masukan (biasanya tentang makanan, gizi) tambahan, sudah
sangat dikenal
13 bagong n 114 babi hutan, celeng
14 baheula a 118 dahulu kala; kuno
15 bajir n 120 ternak betina yang tidak pernah beranak sehingga badannya
gemuk dan banyak lemak
16 bangkanang n 132 anak banteng
17 bangor a 133 nakal, suka usil (mengganggu)
18 barabadan n 139 barang kebutuhan sehari-hari yang dijual di pasar atau toko atau
dijajakan sambil berkeliling di perumahan penduduk
19 barung v 143 menendang bola bersamaan dengan lawan dalam permainan
sepak bola
20 bedegong a 156 sombong, angkuh
21 begog n 157 anak monyet
22 begu n 157 anak babi hutan
23 beluk n 165 kesenian berupa pembacaan cerita dengan ditembangkan secara
bergilir
24 boboko n 202 tempat nasi terbuat dari anyaman bambu atau rotan
25 bobotoh v 202 sebutan untuk pendukung sepak bola
26 bobotok n 202 lauk-pauk yang dicampur kelapa yang berbumbu dan dibungkus
dengan daun singkong, kemudian dimasak
27 burit n ngabuburit v 226 menunggu azan Magrib menjelang berbuka puasa
28 bodor n 203 pelawak; badut
membodor v berbuat jenaka (lucu); melucu
29 cadel a 234 kurang sempurna mengucapkan kata-kata sehingga bunyi [r]
dilafalkan [l]= misal kata raja diucapkan laja; pelat, telor
30 caing n 236 satuan yang jumlahnya sama dengan 200 ikat (tentang padi)
31 candoli n 241 perempuan yang bertugas menjaga dan menyediakan makanan
dalam pesta (hajatan)
32 cawang n 248 tanda catatan
33 celi a 254 teliti
34 cempor n 257 lampu minyak yang tidak memakai semprong (biasanya dibuat
dari kaleng bekas yang dilubangi untuk tempat sumbu)
35 cerah n 261 1 retak 2 garis

248
UMI KULSUM: MENYELISIK KOSAKATA BAHASA SUNDA ...

36 cilok n 267 bakso yang terbuat dari tepung kanji dan dihidangkan dengan
ditusuk seperti satai
37 colenak n 272 kepanjangan dicocol enak, penganan, dibuat dari singkong yang
dibakar dan dicocolkan ke kinca (cairan dari gula merah)
38 comro n 273 kepanjangan dari oncom di jero, penganan dari singkong yang
diparut, dibentuk bulat panjang dan di dalamnya diisi oncom
yang dibumbui, kemudian digoreng
39 congcorang n 274 belalang hijau yang besar, termasuk ordo Mantodea
40 cucuk n 277 duri
41 cunihin a 280 suka menggoda atau berbuat kurang sopan kepada lawan jenis
42 dag-dag n 286 musik genderang dengan sehelai selaput kulit yang dibunyikan
dengan pukulan tangan atau dengan sebuah pemukul
43 deleka a 308 suka mencelakai atau menyakiti orang lain
44 demplon a 311 cantik dan montok
45 deres a 317 sering (atau kerap) melahirkan banyak anak
46 dilak, mendilak v 328 melemparkan pandangan ke samping untuk menunjukkan rasa
marah, tidak puas
47 dog-dog n Mus 337 alat musik jenis genderang, terdiri atas sehelai selaput kulit (sapi
dsb.) dibunyikan dengan pukulan tangan atau dengan pemukul
48 doger n 337 pertunjukan tari (tandak) yang dibunyikan dengan pukulan
tangan atau dengan pemukul
49 donto a 341 montok
50 emang n 365 paman
51 gacong v 402 menuai padi di sawah orang lain dan mendapat upah sepersepuluh
bagian dari tuaiannya
52 galendo n 408 ampas minyak kelapa yang diolah menjadi makanan
53 gamblung n 409 lahan yang dibiarkan tidak ditanami, tidak dipelihara, dan dibiarkan
ditumbuhi rumput dan semak
54 gantar n 414 galah
55 gawul n 422 alat untuk menangkap ikan yang terbuat dari kayu pohon aren
(kawung)
56 gegelu n 426 tanah yang dipadatkan dan dibentuk bulat-bulat untuk
mengganjal mayat di kuburan
57 gegem a 426 pandai menyimpan rahasia
58 gelis a 432 indah, cantik, elok, bagus
59 gigih n 451 nasi yang baru setengah masak
60 gobang n 456 pedang
61 goyobod n 461 minuman, dibuat dari tepung kanji dengan agar-agar yang diiris
persegi dan dicampur dengan avokad
62 giung 454 rasa tidak enak di lidah karena terlalu manis atau terlalu banyak
makan makanan yang manis-manis
63 gubyag n 463 tradisi menangkap ikan secara massal di danau atau di sungai
besar pada waktu tertentu dan dihadiri para pembesar
64 gurandil n 468 penambang emas liar
65 hadro n 473 alat musik yang terdiri atas empat buah rebana dan sebuah
gendang
66 hanca n 479 pekerjaan yang tertunda
menghanca melanjutkan pekerjaan yang tertunda
67 handaruan a 479 keras (tentang bunyi) sekali sampai menimbulkan pantulan suara
68 jatnika a 570 mulia, senang hidup dalam kesenangan
69 jeding a 573 berbentuk melentik ke atas (ttg bibir)
70 jugala a 590 1 sangat kaya karena usaha yang sungguh-sungguh; 2 besar-
besar (pesta dsb.)
1
71 jukut n 591 rumput 2ulam
72 jukut cangkore n 591 jukut yang tumbuh di pasir pantai; Centotheca lappacea

249
Metalingua, Vol. 12 No. 2, Desember 2014:235—252

73 karembong n 626 (1) kain untuk menggendong anak, selendang; (2) kain panjang
atau bujur sangkar, khususnya dikenakan kaum perempuan
sebagai penutup kepala atau dikenakan di bahu
74 kabita a 597 tertarik dan menginginkan sesuatu yang dimiliki atau dialami
orang lain
75 kalikiben n 608 rasa nyeri di dalam perut yang timbul jika perut terguncang-
guncang sehabis makan/minum karena berlari dsb.
76 karuhun n 629 nenek moyang: leluhur orang tua dan aku hidup di sana
77 kasep a 630 tampan (untuk laki-laki), cakap
78 kasintu n 631 ayam hutan
79 kawih n 639 lagu tradisional dalam bahasa Sunda yang iramanya tidak teratur,
dinyanyikan sambil bersajak: lagu kawih biasanya dinyanyikan
orang untuk mengiringi kecapi
80 kawih n mengawih v 639 menyanyikan (lagu) kawih
81 kawung n 640 1 kaung; enau; 2 rokok dengan daun enau sebagai
pembungkusnya
82 kayas n 640 putih sedikit kemerah-merahan; merah muda
83 keliki n 656 1 pohon jarak; 2 buah jarak
84 kelilih n 656 jarak; Ricinus communis; 2 buah kelikih
85 kotok bongkok 1582 anak ayam yang mati ketika masih di dalam telur
86 kuricak, kuricakan n 762 rakyat biasa, rakyat jelata
87 kuwung-kuwung n 766 pelangi
88 kuya n 766 kura-kura, baning, bulus
89 laas a 767 hilang baunya/khasiatnya karena terlalu lama disimpan (misal,
kayu putih, obat, dsb.)
90 lantis a 787 terkena zat cair secara merata
91 layung n 799 kuning kemerah-merahan di langit pada saat matahari akan
terbenam; mambang kuning
92 lembur n 810 bagian kampung yang merupakan kesatuan
93 lembur kuring 1582 kampung saya; kampungku
94 lubang n 844 belut besar
95 mabal 852 1 v memakai jalan yang tidak biasa; 2 ki tersesat dari kepercayaan
yang benar ke kepercayaan yang salah; 3 membolos sekolah
96 mamang n 869 paman
97 mang n kependekan emang 873 paman, n kata sapaan kepada laki-laki yang usianya kurang lebih
sebaya dengan paman
98 maung 890 harimau
99 memahugi v memberikan hadiah kepada perempuan yang dicintainya
100 mental a 901 ada gunanya, ada pengaruhnya (tentang obat, nasihat, dsb..)
101 misro n 921 akr penganan dibuat dari singkong dan gula merah yang
digoreng, seperti comro (akr dari amis dijero ‘manis di dalam’)
102 motekar a 930 mampu menjalankan berbagai usaha untuk menambah
pengetahuan atau untuk meningkatkan kehidupan
103 mojang n 939 perawan, gadis
104 muncang n 939 kemiri
105 munding n 939 kerbau
106 nayor n 955 delman yang dihias seperti opelet dan rodanya diganti dengan
ban mobil
107 neng n 958 kata sapaan kepada anak perempuan (yang orang tuanya patut
dihormati)
108 nyalindung ka gelung 1583 perkawinan antara pria, yang masih agak muda dan tidak kaya
dengan wanita yang agak tua, tetapi kaya
109 ontohod n 983 sebutan untuk orang yang tidak tahu malu
110 pacek v memacek v 994 1 masuk ke tanah (tentang akar); 2 menjantani; mengawini,
menyetubuhi (tentang binatang)

250
UMI KULSUM: MENYELISIK KOSAKATA BAHASA SUNDA ...

pemacek n binatang jantan untuk membiakkan keturunan (bibit); pejantan


pemacekan n persetubuhan (tt hewan)
berpacek v bersetubuh (tt hewan jantan)
111 pais n 999 pepes
112 paledang n 1004 orang yang pekerjaannya membuat barang-barang dari tembaga
113 pamatang n 1006 orang yang pekerjaannya berburu dengan menggunakan tombak
114 pamali n 1006 tabu; pantangan, larangan
115 pameget n 1006 1 sapaan pembantunya terhadap majikan laki-laki; tuan; 2 laki-
laki
116 papacang n 1018 tunangan (wanita)
117 papatong n 1019 capung
118 paul n ark 1032 1 biru; 2 (orang yang) kurang adat (tidak sopan)
119 pekarang n 1038 senjata
120 pahugi n 1082 hadiah dari laki-laki kepada perempuan yang dicintainya
121 pahugi n 1082 tambahan uang dalam barter
122 pungak-pinguk v 1116 malu, tidak tahu apa yang harus diperbuat
123 puun n 1125 pemimpin adat di Baduy
124 randa bengsrat 1583 janda yg masih perawan
125 rawayan n 1149 jembatan gantung dari bambu
126 rayungan a 1150 1 suka mencintai beberapa orang sekaligus’; 2 ‘suka berganti-
ganti pekerjaan
127 renyem a cak 1166 1 gatal-gatal tubuhnya; 2 Jk ki tidak karuan (rasa hatinya) tidak
beres
128 rimbangan a 1175 1 n cetakan untuk membuat bata; 2 a sering memecahkan barang
yang sedang dipegangnya tanpa disengaja
129 riung v meriung (duduk) berkumpul
riungan n kumpulan
130 rompes v merompes v 1181 1 membuang sekaligus kaki binatang yang tidak akan ikut
dimakan; 2 memotong sayuran dan membuang bagian yang tidak
akan dimakan; 3 memotong dan membuang daun atau ranting
agar tanaman cepat berbuah
131 rorok v merorok v 1183 memelihara anak orang lain, biasanya bayi yang tidak bisa
menyusu kepada ibunya
132 rungkun n 1191 rumpun (buluh dsb.)
133 salatri n 1209 sakit atau pingsan karena terlalu lapar atau terlambat makan
134 sampurasun 1583 permisi
135 sapat a 1225 terpenggal sama sekali
136 sarageni n 1226 prajurit yang bertugas menembakkan meriam
137 saur sepuh 1583 nasihat dari orang tua (yang dituakan); petitih; makna harfiahnya
adalah kata orang tua
138 sedek n 1238 kembang buah salak
139 sengker n 1272 batas
140 siduk n 1302 gayung
menyiduk v mengambil air dengan siduk
141 singkong aci n 1314 singkong yg beracun; kembang singkong yang umbinya kecil,
batangnya berwarna kuning, tangkai daunya merah muda,
daunnya berwarna kuning terang dengan tepi hijau tua
142 singsat v 1314 menyingsatkan, menggulung; menyingsing kain, menyingsatkan
kain
143 situ n 1322 danau; telaga
144 silalatu n 1305 benda-benda ringan yang berasal dari benda yang terbakar dan
beterbangan apabila ditiup angin
145 sosompang n 1332 bangunan tambahan yang menempel pada bangunan induk
146 talupuh n 1385 sepotong bambu yg dipupuh hingga menjadi pipih dan melebar
(dipakai sebagai alas kasur)

251
Metalingua, Vol. 12 No. 2, Desember 2014:235—252

147 takol v 1381 pukul


menakol v memukul
148 teteh n 1458 panggilan kepada kakak perempuan
149 timbel n 1465 bekal berupa nasi dan lauk-pauknya yang dibawa dalam
perjalanan
150 timburu a 1465 cemburu
151 torog n 1482 hadiah dari perempuan kepada laki-laki yang dicintainya
152 tunggir n 1504 bagian tulang ekor ayam atau burung yang mengandung banyak
lemak
153 tutut n 1511 siput
154 uceng n 1522 bunga melinjo
155 ujungan n 1519 kesenian yang menunjukkan pertarungan dua orang laki-laki
yang saling memukul dengan menggunakan rotan
156 ulated n 1541 kembang bawang
157 ulukutek n 1523 makanan dari sayur-sayuran dan oncom
158 utun n 1522 kata sapaan kepada laki-laki yang disayangi
159 utun inji n 1541 kata sapaan kepada anak yang masih dalam kandungan, belum
jelas jenis kelaminnya
160 waruga n 1557 badan; tubuh; sosok tubuh dan nama hewan
161 wedel a 1560 tidak mudah robek tentang tenunan atau anyaman; kuat

252

Anda mungkin juga menyukai