SEMINAR PROPOSAL
Diajukan untuk memenuhi untuk memenuhi syarat mata kuliah seminar proposal
di ampu oleh Hj. Lina Siti Nurwahidah, M. Pd
Oleh
ZIHAN FEBRIANI
NIM 17211001
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA
2020
2
BAB I
PENDAHULUAN
sistem, artinya, bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara
lain.
alat komunikasi. Dapat dikatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi antar
manusia yang paling efektif. Dalam fungsinya sebagai alat komunikasi, bahasa
ragam atau variasi bergantung pada konteks komunikasi yang terjadi dengan kata
lain setiap orang dimungkinkan memilih salah satu variasi bahasa yang digunakan
pokok pembicaraan, tempat, suasana, dan tujuan orang berbicara (Widada dan
Prayogi, 2010:271).
3
tidak terlepas dari kajian sintaktis. Hal tersebut sangat penting karena sintaktis
berperan sebagai kerangka sebuah bahasa yang memiliki hubungan erat satu
dengan yang lainnya. Sintaktis merupakan bagian dari ilmu bahasa yang
bahasa, komputer yang dapat mengerti bahasa alami dapat mengakses informasi
ini. Selain itu, antar muka sistem komputer yang kompleks yang menggunakan
bahasa alami dapat diakses oleh setiap orang. Sistem yang seperti ini akan lebih
fleksibel dan intelligent dan sangat mungkin diterapkan pada teknologi komputer
sekarang ini.
Inggris. Penelitian bahasa alami yang dilakukan terhadap bahasa Indonesia masih
Indonesia sendiri.
pengurai (parser) struktur kalimat. Pengurai sintaks kalimat ini memberi indikasi
bagaimana hubungan antar kata dalam satu kalimat. Struktur ini juga
yang mana yang melakukan modifikasi kata yang lain dan kata-kata yang mana
yang merupakan kata-kata inti dalam satu kalimat. Dengan informasi ini,
4
mendasar pada keduanya adalah tata bahasa dalam dunia komputer merupakan
tata bahasa yang bebas konteks (context free grammar), sedangkan tata bahasa
pada bahasa Indonesia merupakan tata bahasa alami yang peka terhadap konteks
(context sensitive). Pendefinisian tata bahasa yang peka terhadap konteks untuk
diproses oleh komputer merupakan hal yang sangat kompleks. Oleh karena itu,
salah satu alternatif penyelesaian masalah ini adalah analisa konteks terhadap
suatu kalimat dalam bahasa alami dipisahkan dengan analisa sintaks. Walaupun
dalam bahasa alami tetap tidak sederhana. Oleh karena itu, setelah dilakukan
2 di SMAN 3 Garut
ini adalah struktur sintaks kalimat yang sesuai dengan aturan sintaks tata bahasa
bagaimana suatu kata melakukan modifikasi terhadap kata-kata yang lain dan juga
ini berdasarkan tata bahasa yang bebas konteks. Dengan kata lain, representasi
struktur kata suatu kalimat tidak tergantung pada makna atau konteks kata lain
aturan sintaks bahasa Indonesia ini juga memberi arti bahwa tugas akhir ini tidak
kalimat yang diuraikan terbatas pada kalimat lengkap tunggal dan kalimat tunggal
diuraikan adalah kalimat yang digunakan dalam bahasa tulisan sebab kalimat yang
sering mengalami peniadaan unsur adalah kalimat yang digunakan dalam bahasa
lisan.
Hasil keluaran dari pengurai ini adalah struktur pohon pengurai (parse
tree) dari struktur kalimat jika kalimat masukan sesuai dengan tata bahasa baku
bahasa Indonesia. Jika kalimat masukan tidak sesuai dengan tata bahasa baku,
maka struktur pohon tidak akan terbentuk. Pengecekan validasi atau analisa
kesalahan struktur pohon urai secara lebih detil tidak dilakukan dalam tugas akhir
6
ini. Analisa kesalahan kalimat masukan yang tidak dapat dibuat struktur pohon
teori dalam bidang kebahasaan, teori dalam bidang pengajaran bahasa, dan
pembelajaran intaksis di perguruan tinggi. Selain itu, hasil penelitian ini juga
Anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang
1. Struktur sintaks adalah bagian tata bahasa yang mempelajari dasar-dasar dan
mencangkup kelas kata dan satuan-satuan yang lebih besar, yaitu frasa,
tersebut
8
aturan sintaks ini didefinisikan dalam suatu format tertentu yang mudah
yang dibahas dalam karangan. Jenis karangan ini berkaitan dengan panca
indera manusia. Karangan ini dikembangkan dengan satu gagasan utama yang
Indonesia.
dibuat dalam penelitian ini. Bab ini dimulai dengan penentuan kelas-kelas kata
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
hubungannya dengan kata lain atau unsur-unsur lain sebagai suatu ujaran. Dilihat
dari asal-usul kata sintaksis yaitu yang berasal dari bahasa Yunani, sun yang
berarti ‘dengan’ dan kata trattein yang berarti ‘menempatkan’. Jadi, secara
atau pun wacana, sehingga dapat diujarkan dan memiliki arti. Sintaksis bicara
tentang kata sebagai satuan terkecil. Hal ini dijelaskan oleh Chaer dalam bukunya
satuan terkecil, yang secara hierarkial menjadi komponen pembentuk satuan yang
yaitu bahwa sintaksis itu adalah studi penghimpunan dan tautan timbal balik
11
sama kata-kata menjadi kumpulan kata atau kalimat. Keterkaitan kata-kata, frasa-
antara kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa dalam kalimat.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa kata merupakan satuan terkeci l dalam
tataran hierarkial sintaksis maka dijelaskan bahwa kata memiliki dua macam yaitu
kata penuh dan kata tugas. Kata penuh merupakan kata leksikal yang memiliki
makna. Sedangkan kata tugas merupakan kata leksikal yang tidak mempunyai
makna, contohnya yaitu preposisi dan konjungsi. Yang dikatakan sebagai kata
adverbial, dan numeralia. Kategori tersebut dikenal dengan istilah klasifikasi kata
atau kelas kata. Dari berbagai kategori atau kelas kata tersebut adjektiva
merupakan kelas kata yang dijadikan bahan untuk melakukan penelitian ini
2.2.1. Kata
bagian dari satuan sintaktis. Kata merupakan unit sintaktis terkecil pembentuk
frasa.
bersifat berulang-ulang, dan secara potensial ujaran itu dapat berdiri sendiri.
Kata mempunyai ciri-ciri fonologis yang sesuai dengan ciri bahasa yang
bersangkutan.
Masih banyak ahli bahasa yang belum sepakat mengenai batasan kata
sebagai satuan gramatikal. Namun, menurut Lyons (1971) dan Dik (1976),
tetapi identitasnya tetap. Kata memiliki keutuhan internal yang kuat sehingga
tidak bisa disisipi kata atau bentuk apapun lainya. Oleh karena itu, awalan,
akhiran, dan konfiks hanya dapat melekat pada bagian awal, bagian akhir,
Secara ortografis, kata ditentukan oleh sistem aksara yang berlaku dalam
bahasa itu.
2.2.2. Frasa
Menurut Rusyana dan Samsuri dalam Arifin dan Junaiyah (2008, hal.
4), frasa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat
nonpredikatif atau satu konstruksi ketatabahasaan yang terdiri atas dua kata atau
lebih. Frasa terdiri atas frasa eksosentris dan frasa endosentris. Frasa eksosentris
13
terdiri atas frasa eksosentris direktif dan frasa eksosentris nondirektif. Frasa
endosentris terdiri atas frasa endosentris bersumbu satu dan frasa endosentris
bersumbu jamak. Frasa endosentris bersumbu satu dapat dibedakan menjadi frasa
nominal, frasa pronominal, frasa verba, frasa adjektival, dan frasa numeral. Frasa
endosentris bersumbu jamak terbagi menjadi frasa koordinatif dan frasa apositif.
2.2.3. Klausa
subjek dan predikat. Klausa berpotensi menjadi kalimat. Klausa dapat dibedakan
distribusi satuannya, klausa dapat dibedakan menjadi klausa bebas dan klausa
2.2.4. Kalimat
mempunyai intonasi final (kalimat lisan), dan secara aktual ataupun potensial
14
antara sebuah klausa dan klausa yang lain. Jika dilihat dari fungsinya, unsur-
campuran.
a. Unsur-Unsur Kalimat
1. Subjek
Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat di samping
predikat. Ciri-ciri subjek, yaitu jawaban apa atau siapa, disertai kata ini ; itu ;
didahului preposisi, dan berupa nomina atau frasa nomina. (Sugono, 2009,
hal. 41-55)
2. Predikat
Predikat merupakan unsur utama suatu kalimat, disamping subjek. Ciri- ciri
kata adalah atau merupakan, dapat diingkari (dengan kata tidak), dapat
disertai kata keterangan aspek, dapat disertai kata keterangan modalitas, dan
dapat didahului kata yang. Predikat dapat berupa kata benda / frasa nominal,
kata kerja / frasa verbal, kata sifat / frasa adjektival, kata bilangan / frasa
3. Objek
Objek merupakan unsur kalimat yang bisa diperlawankan oleh subjek. Unsur
kalimat ini bersifat wajib dalam susunan kalimat yang berpredikat verba.
subjek dalam kalimat pasif, dan tidak didahului preposisi. (Sugono, 2009,
hal. 70-79)
4. Pelengkap
Persamaan pelengkap dan objek, yaitu bersifat wajib (harus ada karena
pelengkap tidak bisa menjadi subjek dalam kalimat pasif. (Sugono, 2009,
hal. 79-84)
5. Keterangan
keterangan, yaitu bukan unsur utama dan tidak terikat posisi. Jenis-jenis
campuran.
1) Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu subjek dan satu
predikat. Semua kalimat dasar adalah kalimat tunggal. Kalimat tunggal dapat
diperoleh dari beberapa segi, yaitu kalimat tunggal adalah kalimat murni,
Kalimat dasar yang diperluas dengan berbagai unsur keterangan. (Arifin &
3) Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk yang terdiri atas dua kalimat tunggal atau lebih yang
dan, atau, sedangkan, dan tetapi. (Arifin & Junaiyah, 2008, hal. 62)
unsur anak kalimat dan induk kalimat. (Arifin & Junaiyah, 2008, hal. 62)
Contoh : Saya akan sulit sampai di kantor jika pagi-pagi sekali hari
sudah hujan.
meneliti tentang makna. Kata semantik berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata
benda ‘sema’ yang berarti ‘tanda’ atau ‘lambang’. Kata kerja dari kata ‘sema’
ditandainya (Chaer, 2002, hal. 2). Semantik menurut Saeed (2003) adalah
bahasa.”
bentuk bahasa dan mencoba menyelidiki arti atau arti-arti secara abstrak, ia
Menurut Parera (2004, hal. 42), kita perlu membedakan semantik dengan
semantik general. Semantik general, yang diukir oleh seorang filsuf Amerika yang
Semantik general menurut Korzybski dalam Parera (2004, hal. 18) adalah studi
lewat fungsi bahasa sebagai penghubung waktu: bahasa mengikat waktu dan
umur manusia.
sebagai pelafalan lain dari istilah ‘la sematique’ yang diukir oleh M.Breal dari
Perancis merupakan salah satu cabang linguistik general. Oleh karena iu,
semantik di sini adalah satu studi dan analisis tentang makna-makna linguistik.
Menurut Keraf (2007, hal 27-28), kata makna dalam semantik dibagi
secara umum menjadi dua, yaitu makna yang bersifat denotatif dan makna yang
bersifat konotatif .
1. Makna Denotatif
Menurut Keraf (2007, hal. 28), makna denotatif disebut juga dengan
menunjuk kepada suatu referen, konsep, atau ide tertentu dari suatu referen.
19
Disebut makna kognitif karena makna itu bertalian dengan kesadaran atau
dan rasio manusia. Makna ini juga disebut makna proposisional karena
bersifat faktual. Makna ini adalah makna yang paling dasar pada suatu kata.
dibedakan atas dua macam relasi, yaitu pertama, relasi antara sebuah kata
dengan barang individual yang diwakilinya, dan kedua relasi antara sebuah
kata dan ciri-ciri atau perwatakan tertentu dari barang yang diwakilinya.
2. Makna Konotatif
senang dan sebagainya pada pihak pendengar; di pihak lain, kata yang dipilih
hanya mempunyai makna denotatif, tetapi ada juga sinonim yang mempunyai
lain.
20
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
metode interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenan dengan intrepretasi
instrumennya adalah orang atau human instruments, yaitu peneliti itu sendiri.
kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang
mengandung makna. Sementara itu jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti
adalah analisis deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar,
dan bukan berupa angka-angka. Hal tersebut dilakukan dengan alasan Semiotika
bahwa karya sastra memiliki sistem tersendiri. Itulah yang mendasari kajian
dengan tanda-tanda. Tanda sekecil apapun dalam pandangan semiotik tetap harus
diperhatikan. Dengan demikian, laporan penelitian ini akan berisi kutipan data
untuk memberi gambar penyajian laporan tersebut. (Sugiyono, 2015: hal 8-9).
Indonesia yang baku. Penelitian terhadap struktur kalimat bahasa Indonesia ini
penulis juga mempelajari perluasan dari kalimat dasar bahasa Indonesia yaitu
22
definisi BNF. Aturan-aturan sintaks untuk kalimat sederhana itu kemudian sedikit
demi sedikit dimodifikasi agar dapat menguraikan kalimat yang lebih kompleks.
dengan mengacu pada pola kalimat bahasa Indonesia yang sudah dipelajari
sebelumnya.
Indonesia. Proses uji coba kemudian dilakukan terhadap pengurai kalimat untuk
mengecek kebenaran aturan-aturan sintaks yang sudah dibuat dan juga untuk
melakukan analisa struktur kalimat bahasa Indonesia yang juga merupakan tujuan
penelitian ini
memahami apa yang dirasakan orang lain, memahami pola pikir dan sudut
berdasarkan sudut pandang sekelompok orang atau komunitas tertentu dalam latar
alamiah.
pandang subjek atau sekelompok subjek dan fungsi peneliti hanya sebagai orang
yang mengemas apa yang dilihat oleh subjek alamat sekelompok subjek.
(Herdiansyah, 2012:18)
research) yaitu penelitian yang mengumpulkan data dari berbagai literatur yang
23
diteliti tidak terbatas pada buku-buku, tetapi juga bahan-bahan dokumentasi. Atau
bisa diartikan dengan penelitian yang menggunakan data dan informasi dengan
2012:24)
Indonesia (2007: 43). Maka, analisis yang dimaksud dalam penelitian adalah
3.2.2. Struktur kalimat adalah rangkaian kata yang membentuk sebuah kalimat
dan dibangun oleh unsur-unsur yang sifatnya relatif tetap, berupa subjek,
(2007: 134). Bahasan di atas sudah mewakili struktur kalimat lengkap, yaitu
kalimat yang terdiri atas subyek dan predikat. Meskipun struktur kalimat
yang terdiri atas subyek dan presikat sudah dapat mewakili kalimat lengkap,
namun keberadaan objek juga cukup penting. Adanya objek pada sebuah
2013: 61). Adapun objek dalam penelitian ini adalah Karangan Deskriptif
161). Objek penelitian sastra adalah pokok atau topik penelitian sastra. Istilah
menjadi dua, yaitu objek material dan objek formal. Objek (material)
objek formalnya ditentukan oleh sudut pandang yang dilakukan oleh masing-
masing peneliti dalam penelitian sastra (Sangidu, 2013 : 64). Pada penelitian
ini terdapat dua objek penelitian, yaitu objek material dan objek formal.
Objek material adalah suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau
pandang yang ditujukan pada bahan penelitian. Objek material penelitian ini
1. Data
Dalam penelitian ini yang dijadikan data adalah unsur analisis pada
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada Karangan
kepustakaan (library research), dalam hal ini kajian terhadap Karangan Deskriptif
Siswa Kelas XI IPA 2 di SMAN 3 Garut, ini menjadi sumber data utama atau
sumber primer dalam penelitian ini. Secara hermeneutis, kajian kepustakaan ini
1. Peneliti membaca secara kritis sumber data pada Karangan Deskriptif Siswa
3. Peneliti membaca sekali lagi sumber data untuk memberi tanda bagian bagian
diangkat menjadi data dan dianalisis lebih lanjut. Penandaan ini disesuaikan
mencukupi.
instrumen adalah peneliti itu sendiri. Posisi peneliti dalam penelitian kualitatif
data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.
penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai
Pada tahap teknik analisis data ini peneliti menggunakan model analisis
data berlangsung atau mengalir seperti yang dikemukakan oleh Milles dan
Huberman, berikut tahapan yang peneliti lakukan pada proses analisis data kali
1. Reduksi Data
terjadi secara kontinu melalui kehidupan suatu proyek atau kalimat yang
menyusun data dalam suatu cara dimana kesimpulan akhir dapat digambarkan
dan diverifikasikan.
2. Display Data
Langkah kedua dari kegiatan analisis data adalah model data. Kita
Melihat sebuah tayangan membantu untuk memahami apa yang terjadi dan
tersebut. Bentuk yang paling sering dari model data kualitatif selama ini
3. Penarikan/Verifikasi Kesimpulan
dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
DAFTAR PUSTAKA