(PTK Pada Mata Pelajaran IPS di SDN Mekarwangi 02, Kecamatan Tarogong Kaler,
Kabupaten Garut Semester II Tahun Pelajaran 2016-2017)
Oleh
Cucu Suningsih, S.Pd.SD
ABSTRAK
Kata Kunci: Peningkatan Hasil Belajar, Model Mean Ends Analisys (MEA), materi
Menjaga Kebersihan Rumah.
PENDAHULUAN
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya. Dalam Undang-Undang RI nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
2
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
diskriminatif dengan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia, Nilai Keagamaan, Nilai
kultural, dan Kemajemukan Bangsa. Pendidikan di selenggarakan sebagai satu kesatuan yang
sistemik dengan sistem terbuka dan Multimakna. Pendidikan di selenggarakan sebagai suatu
proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu
layanan pendidikan”.
pada pengembangan pola fikir, namun juga untuk mengembangkan semua potensi yang ada
Ciri-ciri pembelajaran IPS yang efektif ialah bila siswa sanggup menemukan
sendiri melalui pengalaman dalam pemecahan masalah. Dengan dapat menemukan sendiri
dalam pemecahan masalah tentunya siswa dapat memahami konsep-konsep yang dibahas.
Agar siswa berhasil dalam belajarnya, dalam arti mampu menemukan dan membentuk
pengetahuan
Guru tidak hanya menyampaikan materi tetapi sebagai figur yang dapat merangsang
perkembangan siswa, sebagaimana yang tertuang dalam kurikulum 2006 (KTSP) mata
3
pelajaran IPS di SD/MI, pembelajaran IPS sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah
serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu
pengembangan ketrampilan proses dan sikap ilmiah dalam hal ini seorang guru harus
memiliki kompetensi yang cukup sebagai pengelola pembelajaran. Seorang guru yang
memiliki kompetensi diharapkan akan lebih baik dan mampu menciptakan suasana dan
Pembelajaran yang berhasil akan ditunjukan dengan dikuasainya materi oleh siswa
yang dapat dilihat nilai yang diperoleh siswa. Demikian halnya yang terjadi di kelas yang
Peneliti alami di Kelas I semester 2 tahun pelajaran 2016-2017 menunjukkan hasil yang
masih sangat kurang dari yang diharapkan. Hal ini ditunjukkan dari hasil ulangan seluruh
siswa Kelas I hari Selasa Tanggal 14 Maret 2017 dari jumlah siswa sebanyak 33 siswa hanya
15 atau 45% yang mencapai ketuntasan belajar, sedangkan 18 atau 55% siswa siswa belum
Berdasar data nilai di atas Peneliti melakukan refleksi diri dan diskusi dengan teman
sejawat untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi pada proses pembelajaran, untuk
melakukan sebuah penelitian dengan judul: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar pada
Mata Pelajaran IPS Tentang Menjaga Kebersihan Rumah dengan Model Reciprocal
Teaching Pada Kelas I (PTK Pada Mata Pelajaran IPS di SDN Mekarwangi 02 ,
02.; (3). Seberapa besar peningkatan hasil belajar dengan penerapan model
Adapun tujuan penelitian ini adalah : (1). Untuk mengetahui proses pembelajaran
SD Negeri Mekarwangi 02. (3). Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dengan
belajar siswa.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti sebagai guru
kelas, siswa, guru-guru yang lain, sekolah tempat penelitian, pendidikan dasar, dan bagi
pembaca. (1). Dapat menemukan masalah dari proses pembelajaran yang dilakukan
sendiri; (2). Dapat memperbaiki pembelajaran karena akan menemukan solusi sendiri dari
keprofesionalan seorang guru karena dapat menilai atas kelemahan yang dimiliki dan
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
5
Teaching merupakan salah satu model pembelajaran yang memiliki manfaat agar
tujuan pembelajaran tercapai melalui kegiatan belajar mandiri dan peserta didik
mampu menjelaskan temuannya pada pihak lain. Yang diharapkan, selain agar
menurut Palinscar dan Brown (dalam Supartini, 2005: 10) sebagai berikut. A
dialogue between student and teacher, each taking a turn in the role of dialogue
clariflying, predicting.
Teaching adalah:
memprediksi.
kepada siswa diajarkan empat strategi pemahaman mandiri yang spesifik yaitu
materi tersebut secara mandiri. Keempat strategi tersebut dijelaskan. yaitu sebagai
berikut.
a. Merangkum: siswa mengidentifikasi intisari dan ide utama dari apa yang
mereka baca.
membaca materi.
selanjutnya berdasarkan pada syarat-syarat dalam teks dan ide yang telah
disajikan.
mengidentifikasi hal-hal yang penting dalam bacaan yang sedang dipelajari. Pada
dapat membantu siswa untuk mengeluarkan ide dari hal yang tidak dipahaminya
sehingga bisa memotivasi untuk mencari lebih banyak lagi dari sumber bacaan
mengembangkan kemampuan siswa dalam hal berbicara mengenai apa yang telah
matematiknya.
Teaching.
4) Selanjutnya siswa belajar untuk memimpin tanya jawab dengan atau tanpa
adanya guru.
tanya jawab.
B. Hasil belajar
bertambahlah ilmu pengetahuan. Jadi hasil belajar itu adalah suatu hasil nyata
8
yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani di
dicapai oleh seseorang dalam belajar, maka harus dilakukan evaluasi. Untuk
menentukan kemajuan yang dicapai maka harus ada kriteria (patokan) yang
mengacu pada tujuan yang telah ditentukan sehingga dapat diketahui seberapa
1989:82) adalah keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni prestasi belajar
(Bandung: Jemmars, 1980:25) hasil belajar siswa bagi kebanyakan orang berarti
ulangan, ujian atau tes. Maksud ulangan tersebut ialah untuk memperoleh suatu
Dari definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar
adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar
Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar dapat dikatakan berhasil, setiap
berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa suatu proses belajar
perlu mengadakan tes formatif pada setiap menyajikan suatu bahasan kepada
9
siswa. Penilaian formatif ini untuk mengetahui sejauh mana siswa telah
menguasai tujuan pembelajaran khusus yang ingin dicapai. Fungsi penelitian ini
adalah untuk memberikan umpan balik pada guru dalam rangka memperbaiki
proses belajar mengajar dan melaksanakan program remedial bagi siswa yang
belum berhasil. Karena itulah, suatu proses belajar mengajar dinyatakan berhasil
METODE PENELITIAN
Kabupaten Garut. Pada Kelas I semester 2 tahun pelajaran 2016-2017. Jumlah siswa 33 anak
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan
yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). “Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas
Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan
tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya”. Tindakan itu dilakukan pada
situasi alami (bukan laboratorium) dan ditujukan untuk memecahkan permasalahan praktis.
tindakan tersebut sesuatu kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.
10
Karakteristik dari PTK itu sendiri antara lain, yaitu : 1). Munculnya kesadaran pada
diri guru bahwa praktik yang dilakukannya selama ini di kelas mempunyai masalah yang
harus diselesaikan, 2). Penelitian melalui refleksi diri, 3). Penelitian dilakukan di dalam kelas,
yang selama ini telah dilaksanakan agar pembelajaran dapat berlangsung lebih efesien dengan
memperhatikan perkembangan pemahaman siswa. Selain itu metode ini, dapat meningkatkan
Model penelitian tindakan kelas yang akan digunakan adalah model yang
dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart. Penelitian tindakan model Kemmis dan Mc.
Taggart ini menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan perencanaan
kembali.
Model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart seperti gambar di atas
adalah penelitian yang terdiri dari beberapa siklus. Tiap siklus dimulai dari rencana (planing),
kemudian tindakan (acting), dilanjutkan dengan observasi (observing), dari tindakan yang
Pada tahap rencana peneliti menjelaskan apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa,
dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Tahap tindakan merupakan implementasi atau
penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan kelas. Pada tahap observasi yaitu
kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat, dan tahap refleksi merupakan kegiatan
untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilaksanakan. Apabila sudah diketahui letak
keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang baru dilaksanakan dalam satu siklus, peneliti
menentukan rancangan untuk siklus ke dua dan melanjutkan ke tahap 2,3, dan 4 seperti yang
terjadi pada siklus pertama. Jika sudah selesai dengan siklus kedua dan guru belum merasa
puas dapat dilanjutkan ke siklus ketiga. Siklus tersebut akan berhenti dengan penelitian yang
Instrumentyang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1). Silabus; 2). Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); 3). Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar; 4).
Instrumen Evaluasi adalal skala penilaian dengan aspek yang dinilai Pengetahuan, Sikap,
Keseriusan, Nilai Tes Evaluasi. Nilai setiap aspek Tepat: (3), Sedang: (2), Kurang tepat: (1).
Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilakukan dalam PTK ini, yaitu
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik kuantitatif yang
berupa perhitungan dan teknik kualitatif yang berupa uraian. Setelah data terkumpul dan
diperiksa, bila memenuhi persyaratan maka data tersebut ditabulasikan dalam tabel yang siap
PEMBAHASAN
maka Peneliti merencanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II. Berikut ini adalah
Interval Siklus
No. Prasiklus Ket Ket
Kelas 1
1 0-54 6 18 orang 3 8 orang
2 55-64 10 55% 4 24%
3 65-74 2 Tidak Tuntas 1 Tidak Tuntas
4 75-84 9 15 orang 9 25 orang
5 85-94 5 45% 15 76%
6 95-100 1 Tuntas 1 Tuntas
Jumlah 33 33 33 33
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari siswa sebanyak 33 siswa, hasil
perolehan nilai tes formatif Prasiklus hanya 15 siswa yang tuntas, sehingga masih ada
18 siswa yang belum tuntas. Tetapi setelah diadakan perbaikan siklus I terdapat 25
Tabel 2
Perkembangan Penguasaan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siklus I
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa pada kegiatan prasiklus, grafik pada
rentang nilai 0-100 dengan jumlah 18 siswa, yang berarti bahwa 55% siswa belum
diunjukkan bahwa terjadi penurunan yang cukup signifikan pada jumlah siswa yang
belum mencapai ketuntasan belajar yang berdasar pada rentang nilai 0-100 dengan
secara efektif sehingga sangat membantu siswa dalam menyerap informasi yang
tabel dan diagram batang di bawah ini mulai dari perbaikan, perbaikan pembelajaran
Tabel 3. Hasil Perolehan Nilai Tes Formatif Prasiklus, Perbaikan Siklus I dan
Siklus II
No Interval Siklu Siklus
Prasiklus Ket Ket Ket
. Kelas sI II
1 0-54 6 18 orang 3 8 orang 0 0 orang
2 55-64 10 55% 4 24% 0 0%
Tidak Tidak Tidak
3 65-74 0
2 Tuntas 1 Tuntas Tuntas
33
15 orang 25 orang 17
4 75-84 9 9 orang
5 85-94 5 45% 15 76% 14 100%
6 95-100 1 Tuntas 1 Tuntas 2 Tuntas
Jumlah 33 33 33 33 33 33
terbukti bahwa pembelajaran memerlukan kompetensi yang tinggi dari seorang guru.
SIKLUS I
Pembelajaran pada siklus I masih banyak hal-hal yang belum dilaksanakan oleh
guru secara optimal seperti penggunaan metode dan alat peraga sehingga tingkat
Pelaksanaan diskusi kelompok masih kurang menarik minat siswa. Hal ini
terhadap materi pelajaran. Dari 33 siswa yang mendapat nilai tuntas baru 28 siswa dan
10 siswa belum mencapai nilai tuntas. Nilai rata-rata kelas 78. Dengan demikian Peneliti
SIKLUS II
pembelajaran dengan persiapan yang lebih matang. Alat peraga yang akan digunakan
Hasil analisa penilaian menunjukkan hasil yang lebih baik dari pada perbaikan
dengan tugas yang dirancang dengan jelas, setiap kelompok menghadapi lembar kerja
maka semua siswa akan aktif dalam belajar. Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas
pembelajaran akan menyenangkan dan bermakna apabila dalam prosesnya guru trampil
dalam memilih dan menentukan model, metode dan media pembelajaran yang
Sebagai bukti bahwa pembelajaran itu berhasil adalah adanya hasil evaluasi yang
mencapai nilai ketuntasan belajar yang telah ditetapkan. Pada pembelajaran IPS ini siswa
yang tuntas ada 38 dari 33 siswa. Tidak ada siswa yang mencapai nilai tidak tuntas..
Nilai rata-rata kelas mencapai 83. Ini terbukti bahwa hipotesa dugaan yang Peneliti
A. Simpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran yang sudah dilaksanakan dalam dua siklus
kurang memuaskan.. Hal ini ditunjukkan dari seluruh siswa Kelas I sebanyak 33 siswa
16
ketuntasan belajar.
baik dan dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan
rata rata hasil belajar siswa dari 70 pada prasiklus, menjadi 78 pada siklus I, dan terus
Teaching dalam pembelajaran IPS pada materi Menjaga Kebersihan Rumah di Kelas
I SD Negeri Mekarwangi 02 terhadap hasil belajar siswa terbukti bahwa hasil belajar
siswa meningkat. Hal ini diindikasikan dari peningkatan jumlah siswa yang tuntas
dari 15 orang siswa pada prasiklus, menjadi 22 siswa pada siklus I dan terus
B. S a r a n
1. Bagi Guru
materi pelajaran, agar siswa lebih mudah dalam menerima materi pelajaran
yang disampaikan.
c. Guru harus aktif dan kreatif agar dapat mengembangkan kualitas profesinya.
2. Bagi Siswa
pembelajaran.
17
3. Bagi Sekolah
keberhasilan tercapainya tujuan. Oleh sebab itu guru harus memiliki keterampilan
mengajar serta metode mengajar yang tepat. Sehingga prestasi siswa semakin
melalui PTK, guru seyogyanya selalu aktif dalam kegiatan KKG sehingga temuan-
temuan dan permasalahan yang timbul dalam KBM dapat dicari solusi atau
pemecahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono, 2017. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustka
Pelajar.
Asep Herry Hernawan, dkk. 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Miftahul Huda. 2011. Cooperatif Learning, Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Tantya Hisnu P, Winardi. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial 5. BSE. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Udin S Winataputra dkk. (2008). Materi dan Pembelajaran IPS SD. Universitas Terbuka.
Jakarta.
Cucu Suningsih, S.Pd.SD. lahir di Garut pada tanggal 15 Februari 1964. Saat ini tercatat
sebagai Tenaga Pendidik di SDN Mekarwangi 02, Kecamatan Tarogong Kaler,
Kabupaten Garut