Anda di halaman 1dari 11

CIRI KHAS GAYA SELINGKUNG 5 ARTIKEL JURNAL ILMIAH

DI BIDANG PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


Rizki Widyastuti
Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universits Sebelas Maret
Jl. Ir. Sutami No. 36 A, Pucangsawit, Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57126
rizkiwidyastuti@student.uns.ac.id

Abstract
Inhouse style is a guideline for writing procedures. This style grows and develops in a
certain time and becomes mature after establishing itself. Inhouse style is dynamic,
following the flow of development that occurs in society. Each publisher and the media
have different styles of personalities and their respective characteristics in displaying
published works. Some are obedient and obedient one hundred percent of the rules of
language and some are not following the rules of language as a whole. Inhouse style is also
found in journal articles. Each journal has its own characteristics in displaying articles.
Although there are differences in inhouse styles in each journal, many similarities are
found in each journal. For prospective scriptwriters, the inhouse style must be considered
carefully so that it has greater potential to be accepted and published.

Key Word: inhouse, style, guide, article, journal

Abstrak
Gaya selingkung adalah pedoman tata cara penulisan. Gaya ini tumbuh dan berkembang
dalam suatu rentan waktu tertentu dan menjadi matang setelah memantapkan diri. Gaya
selingkung bersifat dinamis, mengikuti alur perkembangan yang terjadi dalam masyarakat.
Setiap penerbit maupun media mempunyai gaya selingkung yang berbeda-beda dan ciri
khasnya masing-masing dalam menampilkan karya yang diterbitkan. Ada yang patuh dan
taat seratus persen terhadap kaidah kebahasaan dan ada pula yang tidak mengikuti kaidah
kebahasaan secara utuh. Gaya selingkung juga terdapat dalam artikel jurnal. Setiap jurnal
memiliki ciri khasnya masing-masing dalam menampilkan artikel. Meskipun terdapat
perbedaan gaya selingkung dalam setiap jurnal, tetapi banyak ditemukan persamaan gaya
selingkung yang dimiliki setiap jurnal. Bagi calon penulis naskah, gaya selingkung harus
diperhatikan dengan saksama agar berpotensi lebih besar untuk diterima dan diterbitkan.

Kata kunci: gaya, selingkung, artikel, jurnal.

PENDAHULUAN
Bahasa merupakan sarana utama dalam penulisan karya ilmiah. Menurut Jujun
S. Suriasumantri (Yakub, 2009:55) ciri bahasa keilmuan meliputi: reproduktif, tidak
ambigu, tidak emotif, penggunaan ragam bahasa baku, penggunaan istilah keilmuan,
bersifat denotatif, rasinal, kohesif, langsung ke sasaran, dan penggunaan kalimat efektif.
Menurut Johanes (Kurniawan, 2012:15) menyatakan gaya bahasa keilmuan pada
dasarnya pengertiannya sama dengan ragam bahasa fungsional baku. Ragam bahasa
fungsional baku adalah ragam bahasa yang ditandai dengan ciri-ciri: 1) bahasanya
adalah bahasa resmi, bukan bahasa pergaulan, 2) sifatnya formal dan objektif, 3)
nadanya tidak emosional, 4) keindahan bahasanya tetap diperhatikan, 5) kemubaziran
dihindari, dan 6) isinya lengkap, bayan, ringkas, meyakinkan, dan tepat.
Anton Moeliono (Kurniawan, 2012:16) berpandangan bahwa ciri-ciri bahasa
keilmuan yang menonjol adalah kecendekiaannya. Pencedekiaan bahasa dapat diartikan
sebagai proses peyesuaiannya menjadi bahasa yang mampu membuat pernyataan yang
tepat, saksama, dan abstrak. Bentuk kalimatnya mencerminkan ketelitian penalaran
yang objektif. Kalimat satu dengan kalimat yang lainnya memiliki hubungan yang logis.
Hubungan antarkalimat yang logis meliputi relasi sebab dan akibat, lantaran dan tujuan,
hubungan kesejajaran, kemungkinan, kementakan (probabilitas), dan darurat yang
dieksplisitkan lewat kalimat yang khusus. Kejelasan gagasan dalam sebuah tulisan akan
memudahkan pembaca memahami tulisan itu dalam Waluyo, dkk (2016). Kemampuan
pemahaman bacaan, kemampuan berpikir kritis, dan pengaturan diri dapat dieksplorasi
pada mahasiswa tingkat awal untuk meningkatkan kemampuan menulis ilmiah
(Wahyuni, 2016).
Salah satu contoh dari karya bahasa keilmuan yaitu artikel jurnal ilmiah. Selama ini
banyak hasil penelitian yang menjadi dokumen yang terkumpul di kantor atau dipajang
di perpustakaan. Hasil penelitian tersebut hanya dibaca oleh kalangan tertentu. Agar
hasil penelitian itu dibaca oleh banyak orang, perlu ditulis kembali dalam bentuk artikel
ilmiah untuk dipublikasikan melalui jurnal ilmiah.
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang tidak mudah. Membuat
tulisan atau jurnal yang baik membutuhkan proses dan latihan. Sependapat dengan
Nur'aini, dkk (2015) bahwa keterampilan menulis merupakan keterampilan yang
dianggap paling tinggi tingkatannya jika dibandingkan dengan ketiga keterampilan
lainnya. Menulis merupakan salah satu kompetensi bahasa yang ada dalam setiap
jenjang pendidikan, mulai tingkat prasekolah hingga perguruan tinggi. Menulis adalah
salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai dengan baik oleh
siswa dalam Mundziroh, dkk (2013). Setiap tulisan harus memiliki makna di dalamnya,
makna kata dibuat setepat mungkin untuk menghindari kesalahpahaman terhadap
makna yang ada pada pemakaian kata. Setiap kata memiliki makna denotasi dan
konotasi. Makna denotasi (Chaer, 2009:66) sering disebut dengan makna sebenarnya,
sedangkan makna konotasi sering disebut makna tidak sebenarnya. Makna denotasi
sering juga disebut dengan makna denotasional, makna konseptual, atau makna kognitif
karena dilihat dari sudut yang lain. Makna konotasi juga disebut makna tidak
sebenarnya. Pada tingkatan yang paling sederhana, kata itu hadir karena adanya dunia
luar. Dengan demikian, pada tingkat awal terdapat hubungan yang penting antara makna
dan dunia luar. Oleh karena itu, pendekatan referensial pada umumnya digunakan pada
awal kajian semantik (Suwandi, 2011: 69-70).
Artikel merupakan sebuah karangan atau prosa yang dimuat dalam media massa
yang membahas isu tertentu, persoalan, atau kasus yang berkembang dalam masyarakat
(Tartono 2005:84). Menurut Pranata (2002:120), artikel merupakan karya tulis atau
karangan, karangan non fiksi, karangan tak tentu panjangnya, karangan yang bertujuan
untuk meyakinkan, mendidik, atau menghibur, sarana penyampaiannya adalah surat
kabar, majalah, dan lainnya. Wujud karangan berupa berita atau ‘kharkas’. Keberadaan
artikel jurnal mulai menjadi salah satu alternatif untuk dijadikan referensi dan sumber
pustaka bagi mahasiswa. Artikel jurnal memiliki berbagai kemudahan bagi pengguna
untuk mengaksesnya. Publikasi jurnal merupakan salah satu faktor yang mendukung
untuk dijadikan sebuah referensi dan sumber pustaka.
Jurnal yang baik adalah mempunyai ISSN (International Standard Serial Number).
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) adalah lembaga yang menerbitkan ISSN
di Indonesia. Publikasi jurnal yang akan dibahas dan ditelaah pada kajian ini yaitu:
Pena Literasi, Hortatori, Deiksis, Transformatika, dan Semiotika. Jurnal-jurnal tersebut
telah memiliki ISSN sehingga dapat dikatakan jurnal-jurnal tersebut merupakan jurnal
yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah menelaah, menyajikan, dan menungkapkan
perbedaan-perbedaan gaya selingkung yang dimiliki oleh jurnal Pena Literasi, Hortatori,
Deiksis, Transformatika, dan Semiotika.
Secara umum, format penulisan pada artikel jurnal menggunakan penulisan yang
sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonsia (PUEBI). Ditik rapi pada kertas
A4, font 12 Arial, margin (atas, kiri, kanan, bawah) 3433, spasi 1, dan maksimal 15
halaman (terhitung dari judul hingga daftar pustaka/lampiran yang diperlukan jika ada).
Naskah yang diterima bisa berbahasa Indonesia dan berbahasa Inggris. Pengaturan
untuk jarak spasi sangat diperhatikan (before and after spacing harus 0(nol)). Jarak
antara bab, subbab, dengan anak bab hanya berjarak 1 spasi (1 kali enter). First line
indent pada penulisan awal paragraf menjorok ke dalam 9 huruf (1,1 cm). Secara umum
naskah ajuan terdiri atas judul, abstrak, pendahuluan, metodologi penelitian, hasil,
pembahasan(analisis), kesimpulan dan daftar pustaka. Namun, terdapat penambahan
hal-hal lain seperti sub bab atau hal lain yang tergantung pada kebijakan format
penulisan masing-masing jurnal.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Tujuan dari penelitian
ini adalah menunjukkan ciri khas gaya selingkung jurnal. Pemilihan jenis penelitian ini
bertujuan untuk mengungkapkan berbagai informasi kualitatif dengan pendeskripsian
yang teliti dan penuh nuansa untuk menggambarkan secara cermat sifat-sifat suatu hal,
keadaan, gejala, atau fenomena, tidak terbatas pada sekadar pengumpulan data
melainkan meliputi analisis dan interpretasi mengenai data tersebut (Saddhono, 2012).
Penelitian deskriptif kualitatif menafsirkan dan menuturkan data atau dokumen yang
dijadikan sebagai sumber referensi. Data yang dimaksud berupa simpulan dari hasil
observasi terhadap data-data dokumen pada sumber referensi yang digunakan. Data
tersebut akan digunakan sebagai sumber penguat yang menunjukkan masing-masing ciri
khas gaya selingkung jurnal.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gaya Selingkung Tiap Jurnal
1. Jurnal Pena Literasi
Jurnal ini merupakan jurnal nasional yang berbasis penelitian di bidang
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. e-ISSN: 2614-8226 (online). Jurnal
Pena Literasi dibuat oleh PBSI FIP Universitas Muhammadiyah Jakarta. Jurnal
Pena Literasi terbit 2 kali dalam setahun. Secara berkala terbit setiap bulan April
dan Oktober. Jurnal Pena LIterasi terindeks di: Google Scholar, Science dan
Technology Index (SINTA).
Gaya selingkung jurnal ini adalah font penulisan menggunakan Times New
Roman, menggunakan drop cap dalam penulisan awal pada bagian pendahuluan.
Penulisan sitasi atau rujukan menggunakan Body note, sebagai contoh (Sumardi,
2017). Gambar diletakkan di tengah (center) dan dirujuk di dalam teks (tight).
Keterangan gambar dituliskan bawah gambar dengan diberi nomor. Keterangan
gambar diawali dengan huruf besar. Jika keterangan gambar lebih dari 1 baris,
maka ditulis dengan spasi 1. Bagian referensi hanya memuat referensi yang
benar-benar dirujuk dengan menggunakan sistem APA.
2. Jurnal HORTATORI
Jurnal yang bernomor ISSN (E-ISSN 2579-7840) (P-ISSN 2579-7832)
adalah jurnal Open Access ilmiah peer-review. Pertama kali diterbitkan pada
Juni 2017 oleh Departemen Pendidikan Bahasa, Universitas Indraprasta PGRI.
Tujuan dan ruang lingkup dalam jurnal ini adalah forum yang ditujukan untuk
studi interdisipliner pendidikan bahasa dan komunikasi. Diterbitkan dua kali
setahun pada bulan Juni dan Desember.
Gaya selingkung yang dimiliki oleh jurnal ini adalah penulisan
menggunakan font Times New Roman, judul dicetak tebal 16pt. Judul ditulis
menggunakan bahasa Inggris. Abstrak hanya menggunakan bahasa Inggris dan
panjangnya maksimal 150 kata. Penulisan daftar rujukan/referensi mengacu
pada MLA 7th Sytle Publication Manual. Jurnal ini menyarankan menggunakan
citation software seperti MENDELEY, ZOTERO, atau ENDNOTE untuk
memudahkan anda melakukan pengutipan. Penggunaan rujukan/referensi
diharapkan lebih banyak berasal dari tahun-tahun terakhir (5-10 tahun yang
lalu).
3. Jurnal Deiksis
Jurnal ini merupakan Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
berkala ilmiah yang diterbitkan tiga kali dalam setahun, berisi hasil penelitian,
pemikiran tentang kajian sastra Indonesia, pengajaran dan pembelajaran dalam
bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Deiksis memiliki p-ISSN 2355-
6633, Vol. 1, Vol. 2 dan Vol. 3 tersedia hanya dalam versi cetak. Sejak tahun
2017 (Volume 4) Deiksis mulai terbit online dan memiliki e-ISSN 2548-5490.
Ruang lingkup artikel ilmiah yang dapat diterbitkan dalam Deiksis: Jurnal
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia adalah Pembelajaran, pengajaran dan
kurikulum Bahasa dan Sastra, serta Kajian tentang teori sastra, kritik sastra,
sejarah sastra, genre, alih wahana dan sastra.
Gaya selingkung jurnal ini adalah penulisan judul artikel menggunakan
Times New Roman 13. Identitas ditulis nama terang tanpa gelar, di bawahnya
diikuti dengan jurusan dan Institut, alamat lengkap, dan email semua penulis.
Abstrak ditulis dalam dua versi yaitu versi bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.
Abstrak versi bahasa Indonesia ditulis menggunakan Times New Roman 11.
Abstrak terdiri dari 200 kata yang disusun dalam satu paragraf, dengan format
esei bukan enumeratif. Abstrak diketik dengan spasi tunggal dan dengan format
yang lebih sempit dari teks utama (margin kanan dan kiri menjorok masuk
beberapa ketukan). Penulisan daftar pustaka menggunakan sistem American
Psychological Association atau yang sering disebut dengan istilah APA style.
4. Jurnal Transformatika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
Jurnal dengan ISSN 2549-5941 (cetak) dan 2549-6271 (online) adalah peer-
review oleh proses review double-blind dan jurnal akses ilmiah terbuka.
Diterbitkan oleh Universitas Tidar bekerja sama dengan Asosiasi Dosen Bahasa
dan Sastra Indonesia / Asosiasi Bahasa dan Sastra Indonesia (ADOBSI) dan
Program Asosiasi Studi Bahasa dan Sastra Indonesia / Asosiasi Program Studi
Bahasa dan Sastra Indonesia (IKAPROBSI). Diterbitkan dua kali setahun (dua
tahunan) pada bulan Maret dan September. Pertama kali diterbitkan pada 6 Mei
1994. Jurnal ini terdaftar dalam sistem CrossRef dengan awalan Digital Object
Identifier (DOI) 10.31002. Tujuan dari jurnal ini adalah untuk menerbitkan
artikel berkualitas tinggi yang didedikasikan untuk semua aspek perkembangan
terbaru yang luar biasa di bidang bahasa Indonesia, sastra, dan pengajaran.
Gaya selingkung yang dimiliki oleh jurnal ini adalah Penulisan judul artikel
menggunakan maksimal 14 kata, huruf kapital pada awal kata (capitalize each
word), jenis hurufnya Tahoma ukuran 15, di bold dan center. Identitas ditulis
berurutan dimulai penulis 1, penulis 2, dan penulis 3 menggunakan paragraf
center, jenis huruf Tahoma ukuran 11 dan di bold. Penulisan identitas penulis
diikuti dengan institusi, dan email penulis. Penulisan institusi dan email
menggunakan paragraf center, jenis hurufnya Tahoma ukuran 9.
Abstrak ditulis dalam dua versi yaitu versi bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris. Abstrak ditulis menggunakan Tahoma ukuran 10. Abstrak terdiri dari
120-150 kata yang disusun dalam satu paragraf, dengan format esei bukan
enumeratif. Abstrak diketik dengan spasi 1,0 dengan format rata kanan dan
kirinya (tidak menjorok). Abstrak disertai dengan 3-5 kata-kata kunci, yaitu kata
terpenting yang tampak dalam judul atau abstrak. Penulisan daftar pustaka
menggunakan sistem American Psychological Association atau yang sering
disebut dengan istilah APA style edisi ke 6. Daftar pustaka berisi referensi-
referensi yang digunakan pada penyusunan jurnal ini, dimana referensi
utamanya adalah jurnal internasional. Semua referensi harus berasal dari sumber
yang paling relevan dan terbaru.
5. Jurnal SEMIOTIKA
Jurnal SEMIOTIKA diterbitkan oleh Jurusan Sastra Indonesia Fakultas
Sastra Universitas Jember bekerja sama dengan Himpunan Sarjana-Kesusastraan
Indonesia (HISKI), Himpunan Pembina Bahasa Indonesia (HPBI), Masyarakat
Linguistik Indonesia (MLI), dan Forum Program Studi Sastra Indonesia
(FORPROSI). Jurnal SEMIOTIKA terbit pertama kali dalam edisi cetak pada
tahun 2000 dengan Print ISSN: 1411-5948. Sejak tahun 2017 Jurnal
SEMIOTIKA terbit dalam edisi online platform Open Journal System (OJS)
dengan Online ISSN: 2599-3429. Jurnal SEMIOTIKA terbit dua kali setahun
pada Januari dan Juli, berisi artikel hasil pemikiran dan hasil penelitian yang
ditulis oleh para pakar, ilmuwan, praktisi, dan pengkaji masalah bahasa dan
sastra.
Gaya selingkung yang dimiliki oleh jurnal ini adalah penulisan
menggunakan font Time New Roman, judul artikel ditulis dengan huruf kapital
maksimal 12 kata. Abstrak dalam dua bahasa yaitu bahasa Inggris dan bahasa
Indonesia, maksimal 250 kata, Abstrak berisi tujuan penelitian, metode, hasil
penelitian, dan simpulan, dan diketik miring, beserta kata kunci. Sumber rujukan
menggunakan pustaka mutakhir, minimal 50% terbitan 10 tahun terakhir.
Rujukan yang diutamakan adalah sumber primer berupa manuscript dalam jurnal
dan hasil penelitian, termasuk skripsi, tesis, dan disertasi. Penulisan daftar
pustaka mengacu kepada Publication Manual of the American Psychological
Association (edisi 6) dan APA Style Guide to Electronic References`.

B. Tabel Perbedaan Tiap Jurnal


Sebelumnya telah dijelaskan mengenai gaya selingkung beberapa jurnal yang
ditelaah, selanjutnya akan ditampilkan tabel perbedaan dari jurnal-jurnal yang
ditelaah. Perbedaan dilihat dari beberapa aspek, yaitu struktur artikel, sistem
pengutipan, penulisan judul, dan lain-lain. Berikut ini merupakan tabel perbedaan
jurnal-jurnal.
No Aspek Hortatori Pena Literasi Deiksis Transformati Semiotika
Pembanding ka
Struktur Judul, abstrak, Judul, Judul, Judul, Judul,
penulisan pendahuluan, abstrak, abstrak, abstrak, identitas
metode, hasil pendahuluan, pendahuluan, abstract, penulis,
dan diskusi, metode, hasil metode, pendahuluan, informasi
simpulan, dan pembahasan metode, hasil artikel,
daftar rujukan pembahasan, dan isi, dan abstrak,
kesimpulan, penutup pembahasan, pendahuluan,
ucapan (simpulan simpulan, metode, hasil
terima kasih, dan saran), dan daftar dan
dan referensi dan daftar pustaka pembahasan,
pustaka. kesimpulan,
daftra
pustaka, dan
tentang
penulis.
th th
Sistem MLA 7 Sytle APA APA APA 6 APA 6th
pengutipan Publication edition style. edition style.
Manual
Citation MENDELEY, ZOTERO - - -
software ZOTERO,
atau
ENDNOTE
Penulisan Sentence case, Kapital, TNR Capitalize Capitalize Kapital, TNR
judul TNR Bold 16 14 Each Word, each word, 14
TNR 13 bold, center,
Tahoma 15
Penulisan Abstrak hanya Abstrak versi Abstrak dua Abstrak dua Abstrak dua
Abstrak menggunakan bahasa versi bahasa versi yaitu bahasa yaitu
bahasa Inggris Indonesia Inggris dan versi bahasa bahasa
dan ditulis sesuai bahasa Indonesia Inggris dan
panjangnya aturan Indonesia, dan bahasa bahasa
maksimal 150 Pedoman ditulis Inggris. Indonesia,
kata. Umum Ejaan menggunaka Abstrak maksimal
Bahasa n Times New ditulis 250 kata,
Indonesia. Roman 11. menggunaka diketik
Abstrak n Tahoma miring,
terdiri dari ukuran 10. beserta kata
200 kata. Abstrak kunci.
terdiri dari
120-150 kata
yang disusun
dalam satu
paragraf.
Pendahuluan Tanpa drop Menggunaka Menggunaka Menggunaka Tanpa drop
cap n drop cap di n drop cap di n drop cap di cap
bagian awal bagian awal bagian awal

KESIMPULAN
Setiap jurnal memiliki gaya selingkung. Gaya selingkung adalah pedoman tata cara
penulisan. Setiap jurnal memiliki gaya selingkung yang berbeda-beda. Hal tersebut
berlaku juga pada jurnal Pena Literasi, Hortatori, Dieksis, Transformatika, dan jurnal
Semiotika. Perbedaan-perbedaanya dapat dilihat dari berbagai aspek, misalnya aspek
struktur artikel, format penulisan, penulisan abstrak, sistem pengutipan, dan lain-lain.
Perbedaan gaya selingkung beberapa jurnal tersebut banyak ditemukan dalam bagian
penulisan judul dan abstrak.
Penulisan artikel jurnal harus mengacu pada format penulisan masing-masing
jurnal, dengan mengikuti aturan yang sudah ditetapkan pada jurnal tersebut, dengan
begitu kemungkinan artikel yang kita buat akan dimuat di jurnal tersebut akan semakin
besar. Dengan mengikuti setiap format penulisan yang diberikan oleh jurnal, serta
secara mandiri kita mengamati berbagai jurnal yang sudah diterbitkan oleh jurnal
tersebut. Secara tidak langsung kita sudah mengamati bagaimana sebuah artikel dapat
dimuat dalam jurnal tersebut, format penulisan dan gaya selingkung seperti apa yang
biasanya dimuat pada jurnal yang bersangkutan.
Kaidah penulisan selingkung mungkin berbeda antara wadah terbitan satu
dengan yang lain, baik dalam satu lembaga maupun antarlembaga. Hal ini dikarenakan
setiap jurnal memiliki karakteristiknya masing-masing. Beberapa hal yang terkait
dengan gaya selingkung dalam wadah terbitan jurnal adalah: sistematika penulisan, cara
merujuk, cara menulis daftar rujukan, penulisan atau penyajian tabel, penulisan gambar,
dan penulisan identitas penulis.

DAFTAR PUSTAKA
Ayudia, Edi Suryanto, Budhi Waluyo. (2016). “Analisis Kesalahan Penggunaan Bahasa
Indonesia dalam Laporan Hasil Observasi pada Siswa SMP”, Jurnal Penelitian
Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pengajarannya, 4 (1): 34.
Chaer, A. (2011). Ragam Bahasa Ilmiah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Mundziroh, S., Andayani, Saddhono, K. (2013). “Peningkatan Kemampuan Menulis
Cerita dengan Menggunakan Metode Picture and Picture pada Siswa Sekolah
Dasar”. Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pengajarannya, 2 (1): 2.
Nur’aini, H.I.M., Saddhono, K., Ulya, C. (2015). “Implementasi Kurikulum 2013 pada
Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi (Studi Kasus di Kelas X SMK Negeri 1
Karanganyar)”. Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pengajarannya,
3 (3): 3.
Pranata, X. Q. (2002). Menulis dengan Cinta: Belajar Mandiri dan Mengajarkan
Kembali Jurnalisme Kasih Sayang. Yogyakarta: Yayasan ANDI.
Rahardja, M. (2010). Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan.
(http://mudjirahardjo.uin.malang.ac.id/artikel/140-penelitian-dan-pengembangan-
ilmu-pengtahuan-html/) 1 November 2017
Saddhono, K. (2012). “Kajian Sosiolinguistik Pemakaian Bahasa Mahasiswa Asing
dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) di
Universitas Sebelas Maret”. Kajian Linguistik dan Sastra, 24 (2): 176-186.
Santoso, R. (2003). Semiotika Sosial: Pandangan terhadap Bahasa. Jakarta: Wedatama
Widya Sastra.
Santoso, Kusno Budi. (1990). Problematika Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa.
Sugono, D. (2008). Peran Bahasa Indonesia dalam Mencerdaskan Anak Bangsa.
Semarang: UNNES.
Suwandi, S. (2011). Semantik Pengantar Kajian Makna. Yogyakarta: Media Perkasa.
Tanjung, B. (2005). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Mempersiapkan Diri
Menjadi Penulis Artikel Ilmiah. Jakarta: Kencana.
Tartono, S. (2005). Menulis di Media Massa Gampang!. Yogyakarta: Yayasan Pustaka
Nusantama.
Template Jurnal Deiksis
Template Jurnal Hortatori
Template Jurnal Pena Literasi
Template Jurnal Semiotika
Template Jurnal Transformatika
Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2009 Pasal 28 tentang Bendera,
Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. 2009. Jakata: Depdiknas.
Wahyuni, E. S. (2016). “Pengaruh Kemampuan Berpikir Kritis, Pemahaman Bacaan,
dan Pengaturan Diri terhadap Kemampuan Menulis Ilmiah.” Ranah, 4 (1): 120-
132.
Yakub, N. (2009). Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta:
Media Perkasa.

Anda mungkin juga menyukai