Week 8
NIM: 2502076663
Perhatikanlah hal-hal berikut dalam mengerjakan tugas
Jawaban harus mengacu pada referensi yang disepakati di mata kuliah Bahasa Indonesia
Cermatilah instruksi pada soal khususnya perbedaan antara jelaskan dan sebutkan
Tidak menyalin-tempel jawaban dari rekan mahasiswa yang lain
Jawab:
Cara membuat judul untuk artikel ilmiah tidak boleh sembarangan. Ada ketentuan atau
pedoman untuk membuatnya. Cenderung formal, dan harus menggunakan kalimat baku
sesuai PUEBI dan KBBI.
Contoh judul artikel ilmiah: Dampak Moneter Kebijakan Defisit Anggaran Pemerintah :
Peranan Ala Nalar dalam Simulasi Model Makro Ekonomi Indonesia (R. Maryatmo,
2005).
Sedangkan untuk membuat judul karangan ilmiah populer, boleh menggunakan kalimat
populer. Tidak ada ketentuan atau standar tertentu. Judul harus dibuat menarik agar
membuat penasaran pembaca. Boleh menggunakan kalimat tidak baku.
Sistematika Penulisan
Secara sistematika, penulisan artikel ilmiah memiliki aturan atau standar baku dan harus
sesuai dengan kaidah kebahasaan PUEBI. Tidak boleh menggunakan sistematika yang
LANG6031 - Indonesian
berbeda dengan ketentuan baku. Jumlah bab, urutan penulisan, metode pembahasan,
semua ada ketentuan yang harus dipenuhi.
Pada karangan ilmiah populer, sistematika penulisan tidak ada ketentuan baku. Yang
penting logis, sistematis dan mudah dipahami. Karangan ilmiah populer tidak harus
mengacu pada suatu teknik penulisan tertentu, penulis bebas berekspresi dengan
sistematika yang disukainya.
Bahasa penulisan
Artikel ilmiah harus menggunakan bahasa baku yang sesuai dengan kaidah PUEBI dan
KBBI. Pemilihan kata, pembentukan kalimat, penyusunan paragraf, semua harus sesuai
kaidah kebahasaan baku. Tidak boleh menggunakan bahasa tidak baku.
Pada karangan ilmiah populer, boleh menggunakan bahasa populer yang umum ada di
tengah masyarakat sesuai segmen pembaca. Penulis bebas menggunakan bahasa sesuai
keinginannya, dan tidak terikat dengan kaidah penulisan baku. Ini memudahkan penulis
mengekspresikan ide dan pemikirannya.
Pemilihan Istilah
Penulisan artikel ilmiah banyak menggunakan istilah teknis dalam bidang keilmuan
masing-masing. Istilah-istilah teknis seperti ini cenderung tidak dimengerti oleh
masyarakat umum. Hanya dimengerti oleh mereka yang berada dalam disiplin ilmu yang
sama.
Penulisan karangan ilmiah populer, menggunakan istilah populer yang sudah umum dan
dipahami masyarakat luas. Jangan menggunakan istilah akademik yang tidak dimengerti
khalayak, karena tujuan karangan ilmiah populer adalah untuk kepentingan khalayak
luas.
Tujuan Penulisan
Artikel ilmiah ditulis untuk memenuhi tugas akhir kuliah di universitas, membuat laporan
praktikum / penelitian, memenuhi persyaratan kenaikan pangkat / jabatan pada Aparat
Sipil Negara (ASN), menulis untuk jurnal akademik, dan lain sebagainya.
LANG6031 - Indonesian
Pembahasan dan Analisis
Artikel ilmiah dibahas dan dianalisa dengan metodologi ilmiah tertentu yang baku. Cara
pembahasan, cara menganalisa, cara mengambil kesimpulan, hingga cara penyajian
dalam tulisan, semua ada aturan baku yang harus diikuti.
Sedangkan pada karangan ilmiah populer, pembahasan dan analisis dilakukan secara
populer. Bisa merujuk kepada kepustakaan dan cara analisa tertentu, namun disampaikan
dengan gaya populer yang mudah dipahami masyarakat luas.
Isi Tulisan
Artikel ilmiah berisi hasil penelitian yang dibahas, dianalisa dengan metodologi yang
jelas, dan disimpulkan. Dengan demikian Aril berisi informasi ilmiah yang akurat.
Sedangkan pada karangan ilmiah populer, isi tulisan bisa berupa apa saja. Bisa pemikiran
atau pendapat pribadi, analisa pribadi, pengalaman, perasaan, refleksi, atau berbagai hal
yang diangkat dari kehidupan sehari-hari. Tidak harus berbasis penelitian.
Jawab:
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber
daya dalam tingkat kehidupan sosial yang terus berkembang pada masyarakat dunia/global.
Revolusi Industri Keempat adalah adalah sebuah kondisi pada abad ke-21 ketika terjadi
perubahan besar-besaran di berbagai bidang lewat perpaduan teknologi yang mengurangi sekat-
sekat antara dunia fisik, digital, dan biologi. Sedangkan Society 5.0 dapat dikatakan sebagai
super smart society. Sebuah visi Jepang demi masa depan. Society 5.0 is a human- centered
society that balances economic advancement with the resolution of social problem,s by a system
that highly integrates cybershape and psysical space.
Perubahan sosial merupakaan perubahan penting dalam memahami struktur sosial yang
meliputi pola-pola perilaku dan interaksi sosial yang menunjuk pada perubahanfenomena sosial
LANG6031 - Indonesian
di berbagai bentuk dan tingkat kehidupan sosial yang meliputi tingkat individu, interaksi,
organisasi, institusi, komunitas , masyarakat, kebudayaan, peradaban dan global. Strauss dan
Corbin (1990) menyatakan analisis tingkat kehidupan manusia dalam menghadapi perubahan
meliputi tindakan, interaksi, kelompok masyarakat, organisasi/pranata, komunitas, nasional,
internasional. Bentuk interaksi sosial seperti kerjasama/kooperasi, hubungan harmonis dan
serasi, penanganan persaingan, konflik, dan penyesuaian. Aspek-aspek perubahan sosial dan
perilaku tingkat kehidupan sosial semacam ini perlu mendapatkan perhatian sebagai aspek social
humaniora dalam pendidikan, termasuk pendidikan vokasi. Secara singkat bahasa dan sastra
Indonesia dalam Literasi sosial humaniora memerlukan pendekatam pengendalian social
dalam menghadapi masyarakat yang berubah. Peranan bahasa, pengetahuan dan
keterampilan bahasa dan pemanfaatannya dalam/sebagai literasi menjadi sangat penting.
Paradigma baru pendidikan bahasa da sastra Indonesia dalam kajian sosio literqasi
humaniora adalah paradigm fungsional. Pendidikan vokasional bidang Sosio-Humaniora
menekankan pada pemaknaan perubahan sosial, ekonomi, dan budaya dalam cakupannya sebagai
pengembangan mutu pendidikan, ketercakupannya dalam upaya pembentukan pribadi terampil,
berkompetensi dan profesional pada bidangnya untuk mencapai sebuah kondisi education and
income, longer employment, dan everyleaner should become his own teacher. Dalam bidang
cakupan literasi bahasa dan sastra Indonesia, kemampuan berkomunikasi adalah syarat utama
menghadapi perubahan dan keluasan isu globalisasi dalam dunia kepariwisataan. Sedangan
untuk kepariwisataan ini perlu dikembangkan melalui konsep pemikiran maupun konsep
kegiatan yang dapat meningkatkan macam, intensitas, maupun mutu kepariwisataan dan feeder
(pemasok) pemikiran solusi atas perkembangan kepariwisataan
DAFTAR PUSTAKA
Bagus, I Gusti Ngurah (ed). 1997. Masalah Budaya dan Pariwisata dalam Pembangunan.
Calhoun CC and Finch AV. 1982. Vocational Education: Consept and Operation. Bellmont
LANG6031 - Indonesian