NPM : 220109004
Tugas
1. Menurut anda, apakah yang disebut jurnal? (berikan atau sebutkan contoh jurnal)
3. Carilah contoh hasil resensi yang sudah pernah dimuat di jurnal atau terbitan harian!
5. Jelaskan perbedaan antara karya ilmiah murni dengan karya ilmiah populer berdasar
aspek bahasa, aktualitas tema dan sistematika!
Jawaban
a.Jurnal Ilmiah : . Jurnal ilmiah adalah publikasi ilmiah yang diterbitkan secara berkala, yang
memuat tulisan hasil penelitian atau kajian ilmiah.
b.Jurnal penelitian : jurnal yang berisi tentang laporan penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya.
2.artikel penelitian adalah jenis karya tulis ilmiah yang memberikan informasi
terkait temuan penelitian, pembahasan hasil penelitian dan kesimpulan.
Artikel hasil penelitian pada umumnya berisi tentang
(1) judul artikel,
(5) metode,
(6) hasil dan pembahasan,
(7) kesimpulan,
3.
4. kumpulan dari paper akademis yang dipublikasikan dalam suatu acara
seminar akademis.
5.
ILMIAH MURNI ILMIAH POPULER Aspek
Bahasa baku, bahasa Bahasa Bahasa populer Bahasa
populer Bahasa teknis keilmuan
Aktualitas Tema. Tulisan atau artikel ilmiah populer sangat mementingkan tema atau topik
yang sedang hangat terjadi (aktual) dan banyak dibicarakan oleh khalayak umum. Melalui
pilihan tema yang aktual tersebut diharapkan dapat mengundang banyak kalangan agar
mau membacanya. Oleh karena itu, seorang calon penulis artikel ilmiah populer harus
pandai-pandai mencari tema apa saja yang sedang aktual.
Sedangkan aktualitas tema pada artikel ilmiah murni bukan merupakan sesuatu yang
mutlak harus diikuti. Namun, artikel ilmiah murni yang kebetulan melaporkan hasil
penelitiannya terkait dengan hal-hal yang sedang aktual akan dipandang memiliki nilai
lebih sehingga lebih menarik untuk dibaca. Pada umumnya suatu jurnal menyajikan
artikel-artikel yang memiliki tema (topik) penelitian yang beragam. Hal ini disebabkan
karena artikel yang disusun oleh seorang peneliti biasanya berdasarkan hasil penelitian
yang sesuai dengan minat dan kepakarannya. Tentu saja para pengelola atau redaksi
jurnal akan merasa kesulitan mencari naskah artikel jika tema jurnal sudah ditentukan.
Misalnya topik yang saat ini sedang banyak dibahas dalam dunia pendidikan:
pendidikan karakter, pluralitas dan keberagaman, sikap intoleransi dalam keberagaman.
Sistematika. Sistematika pada artikel ilmiah murni selalu menggunakan aturan baku sesuai
dengan format yang sudah ditentukan redaksi jurnal. Ketentuan tersebut dapat dijumpai pada
halaman bagian dalam cover belakang jurnal.
Sedangkan artikel ilmiah populer bersifat fleksibel dan tidak memiliki aturan baku. Sistematika
dalam artikel ilmiah populer lebih mementingkan penyajian yang menuntun pembaca untuk
lebih mudah mencerna isi tulisan si penulis.
6. Analisis
a. TINDAK TUTUR EKSPRESIF MEMINTA MAAF PADA MASYARAKAT MUSLIM MELALUI MEDIA SOSIAL DI
HARI RAYA
Penelitian ini mengetengahkan deskripsi penggunaan wujud lingual dan strategi tindak tutur
ekspresif meminta maaf yang dilakukan masyarakat muslim Indonesia melalui media sosial
pada hari raya keagamaan (idul fitri dan idul adha). Data berupa tuturan dikumpulkan
dengan
teknik dokumentasi melalui rekam-catat. Penutur terdiri atas dosen, mahasiswa, dan guru
yang sebagian di antaranya merupakan etnis Sunda. Analisis difokuskan pada bagaimana
wujud lingual tindak tutur meminta maaf dan bagaimana strategi tindak tutur yang digunakan
pelaku
tutur. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa wujud tindak tutur berbentuk tuturan
langsung (denotatif) dan tuturan tidak langsung (konotatif). Sementara berdasarkan strategi
tindak tutur ditemukan jenis tindak tutur kesopanan terus terang, tindak tutur basa basi positif
dan tindak tutur samarsamar. Pada umumnya tuturan berisi permintaan maaf dan doa,
sebagian lainnya disertai detail sebagai alasan dan menunjukkan kesungguhan. Detail
disampaikan secara puitis menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Sunda dengan ungkapan
khusus. Namun, tindak tutur meminta maaf yang digunakan masih bersifat umum, tidak
ditemukan yang difokuskan pada satu kesalahan tertentu. Demikian pula, tindak tutur tidak
sepenuhnya menunjukkan kesungguhan meminta maaf sebagai sebuah ritual keagamaan.
Dalam praktiknya tindak tutur hanya digunakan sebagai sebuah kecenderungan budaya baru
komunikasi yang mewarnai hari raya keagamaan.