Disusun oleh:
NPM : 220109003
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Rumah Sakit Tipe C”. Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Promosi
Kesehatan di Rumah sakit, Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat.
Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai layanan
internet. Oleh karena itu, penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran yang sifatnya membangun guna
sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi untuk saya
maupun untuk semuanya.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.. latar Belakang……………………………………………iv
B. Tujuan………………………………………………...iv
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan……………………………………………..iv
B. SARAN………………………………………………....iv
DAFTAR PUSTAKA
Pringsewu, 23 November2022
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit adalah suatu fasilitas umum (public facility) yang berfungsi sebagai
pusat pelayanan kesehatan meliputi pencegahan dan penyembuhan penyakit, serta
pemeliharaan, peningkatan dan pemulihan kesehatan secara paripurna.
Pada dasarnya rumah sakit merupakan salah satu sarana atau fasilitas pelayanan
kesehatan yang tugas utamanya adalah melayani kesehatan perorangan di samping
pelayanan lainnya. Selanjutnya yang dimaksud dengan fasilitas pelayanan kesehatan
adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat (Pasal 1 angka 7
UU K No. 36 Tahun 2009).
Rumah sakit menurut ketentuan Pasal 1 angka 1 UU RS No. 44 Tahun 2009 adalah
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan rawat inap, rawat jalan dan gawat
darurat. Pelayanan kesehatan paripurna yang dimaksud adalah pelayanan kesehatan
yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan tugas kesehatan
perorangan secara paripurna tersebut, pada dasarnya rumah sakit mempunyai fungsi
menyelenggarakan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan
standar pelayanan rumah sakit.
Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan
pada semua bidang dan jenis penyakit.
Rumah Sakit Khusus adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada
satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur,
organ, jenis penyakit atau kekhususan lainnya.
B. Tujuan
• Untuk mengetahui definisi dari Rumah Sakit Tipe C
• Untuk mengetahui kriteria dari Rumah Sakit Tipe C
• Untuk mengetahui contoh-contoh dari Rumah Sakit Tipe C
BAB II
PEMBAHASAN
Rumah Sakit Umum kelas C adalah rumah sakit yang mampu memberikan
pelayanan kedokteran subspesialis terbatas. Terdapat empat macam pelayanan spesialis
disediakan yakni pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah, pelayanan kesehatan anak,
serta pelayanan kebidanan dan kandungan. Rumah Sakit kelas C ini adalah rumah sakit yang
didirikan di Kota atau kabupaten-kabupaten sebagai faskes tingkat 2 yang menampung
rujukan dari faskes tingkat 1 ( Puskesmas/poliklinik atau dokter pribadi ).
Pelayanan gawat darurat, harus diselenggarakan 24 (dua puluh empat) jam sehari
secara terus menerus.
b. Pelayanan medik umum
Pelayanan medik umum, meliputi pelayanan medik dasar, medik gigi mulut,
kesehatan ibu dan anak, dan keluarga berencana.
c. Pelayanan medik spesialis dasar
Pemerintah;
b. jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 20% (dua puluh persen)
dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik swasta;
c. jumlah tempat tidur perawatan intensif sebanyak 5% (lima persen) dari seluruh
tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah dan Rumah Sakit milik swasta.
d. jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 30% (tiga puluh persen)
dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik
Pemerintah;
e. jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 20% (dua puluh persen)
dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik swasta;
f. jumlah tempat tidur perawatan intensif sebanyak 5% (lima persen) dari seluruh
tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah dan Rumah Sakit milik swasta.
g. jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 30% (tiga puluh persen)
dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik
Pemerintah;
h. jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 20% (dua puluh persen)
dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik swasta;
i. jumlah tempat tidur perawatan intensif sebanyak 5% (lima persen) dari seluruh
tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah dan Rumah Sakit milik swasta.
a. Tenaga medis
Tenaga medis paling sedikit terdiri atas:
• 9 (sembilan) dokter umum untuk pelayanan medik dasar;
• 2 (dua) dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut;
• 2 (dua) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis dasar;
• 1 (satu) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis
penunjang; dan
• 1 (satu) dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis gigi
mulut.
b. Tenaga kefarmasian
Tenaga kefarmasian paling sedikit terdiri atas:
• 1 (satu) orang apoteker sebagai kepala instalasi farmasi Rumah Sakit;
• 2 (dua) apoteker yang bertugas di rawat inap yang dibantu oleh paling sedikit
4 (empat) orang tenaga teknis kefarmasian;
• 4 (empat) orang apoteker di rawat inap yang dibantu oleh paling sedikit 8
(delapan) orang tenaga teknis kefarmasian;
• 1 (satu) orang apoteker sebagai koordinator penerimaan, distribusi dan
produksi yang dapat merangkap melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat
inap atau rawat jalan dan dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian yang
jumlahnya disesuaikan dengan beban kerja pelayanan kefarmasian Rumah
Sakit.
c. Tenaga keperawatan
Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43
ayat (1) huruf c dihitung dengan perbandingan 2 (dua) perawat untuk 3 (tiga)
tempat tidur.
E. Pelayanan Kefarmasian
Kepala instalasi farmasi 1
1. RS
(2) Peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiri dari
peralatan medis untuk instalasi gawat darurat, rawat jalan, rawat inap,
rawat intensif, rawat operasi, persalinan, radiologi, laboratorium klinik,
pelayanan darah, rehabilitasi medik, farmasi, instalasi gizi, dan kamar jenazah.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rumah Sakit Umum kelas C adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran subspesialis terbatas. Terdapat empat macam pelayanan spesialis disediakan yakni
pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah, pelayanan kesehatan anak, serta pelayanan
kebidanan dan kandungan. Rumah Sakit kelas C ini adalah rumah sakit yang didirikan di Kota
atau kabupaten-kabupaten sebagai faskes tingkat 2 yang menampung rujukan dari faskes
tingkat 1 ( Puskesmas/poliklinik atau dokter pribadi ).
Kriteria Rumah Sakit yang harus dipenuhi oleh RS tipe C meliputi pelayanan, sumber
daya serta peralatan yang memenuhi standar sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan no.
56 tahun 2014.
B. Saran
Dalam sistem pelayanan kesehatan perlu terus ditingkatkan mutu serta kualitas dari
pelayanan kesehatan agar system pelayanan ini dapat berjalan dengan efektif. Itu semua dapat
dilakukan dengan melihat nilai nilai yang ada di masyarakat, dan diharapkan para petugas medis
dapat memberikan pelayanan dengan kualitas yang bagus dan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Sugeng Suharto, Kajian Survey Kepuasan Layanan Publik Dan Kebijakan Pemerintah
Daerah Propinsi Bengkulu Dalam Bidang Kesehatan, Bengkulu : Uwais Inspirasi Indonesia, 2019
Febri Endra Budi Setyawan, Manajemen Rumah Sakit, Sidoarjo : Zifatama Jawara, 2019