Anda di halaman 1dari 18

NAMA : AFIFAH

NIM : 1610912220001

1. Jelaskan 3 RS (Ulin, Ratu Zalecha, Idaman) termasuk tipe apa, kemudian


klasifikasikan tipe tersebut berdasarkan fasilitas, sarana dan tenaga
kesehatan yang dimiliki RS!

Jawab :
a. RSUD Ulin Provinsi Kalimantan Selatan
Menurut website RSUD Ulin Prov. Kalimantan Selatan bahwa RS ini
merupakan rumah sakit kelas A Pendidikan yang berada di Kota Banjarmasin
Kalimantan Selatan dan merupakan rumah sakit rujukan di Kalimantan Selatan.
Peralatan Rumah Sakit Umum kelas A paling sedikit terdiri dari peralatan medis
untuk instalasi gawat darurat, rawat jalan, rawat inap, rawat intensif, rawat
operasi, persalinan, radiologi, laboratorium klinik, pelayanan darah, rehabilitasi
medik, farmasi, instalasi gizi, dan kamar jenazah.

Berdasarkan PMK No. 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan


Rumah Sakit bahwa Pelayanan Rumah Sakit Umum Kelas A paling sedikit
meliputi: pelayanan medik, pelayanan kefarmasian, pelayanan keperawatan dan
kebidanan, pelayanan penunjang klinik, pelayanan penunjang nonklinik, dan
pelayanan rawat inap.

1) Pelayanan Medik
Pelayanan medik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf a, paling
sedikit terdiri dari: pelayanan gawat darurat; pelayanan medik spesialis
dasar; pelayanan medik spesialis penunjang; pelayanan medik spesialis lain;
pelayanan medik subspesialis; dan pelayanan medik spesialis gigi dan
mulut. Pada Rumah Sakit (RS) kelas A, mengacu di Permenkes, Bab IV
pasal 6 ayat 1, RS harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan
medik, paling sedikit 4 Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 5 Pelayanan
Spesialis Penunjang Medik, 12 Pelayanan Medik Spesialis Lain, dan 13
Pelayanan Medik Sub Spesialis.
2) Pelayanan Kefarmasian
Pelayanan kefarmasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf b
meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai, dan pelayanan farmasi klinik.
3) Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan
Pelayanan keperawatan dan kebidanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
14 huruf c meliputi asuhan keperawatan generalis dan spesialis serta asuhan
kebidanan.
4) Pelayanan Penunjang Klinik
Pelayanan penunjang klinik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf d
meliputi pelayanan bank darah, perawatan intensif untuk semua golongan
umur dan jenis penyakit, gizi, sterilisasi instrumen dan rekam medik.
5) Pelayanan Penunjang Non-Klinik
Pelayanan penunjang nonklinik sebagaimana dimaksud dalam Pasal
14huruf e meliputi pelayanan laundry/linen, jasa boga/dapur, teknik dan
pemeliharaan fasilitas, pengelolaan limbah, gudang, ambulans, sistem
informasi dan komunikasi, pemulasaraan jenazah, sistem penanggulangan
kebakaran, pengelolaan gas medik, dan pengelolaan air bersih.
6) Pelayanan Rawat Inap
Pelayanan rawat inap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf f harus
dilengkapi dengan fasilitas sebagai berikut: a.jumlah tempat tidur perawatan
Kelas III paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari seluruh tempat tidur
untuk Rumah Sakit milik Pemerintah; b.jumlah tempat tidur perawatan
Kelas III paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari seluruh tempat tidur
untuk Rumah Sakit milik swasta; c.jumlah tempat tidur perawatan intensif
sebanyak 5% (lima persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit
milik Pemerintah dan Rumah Sakit milik swasta.
Sumber daya manusia Rumah Sakit Umum kelas A terdiri atas: tenaga
medis; tenaga kefarmasian; tenaga keperawatan; tenaga kesehatan lain;
tenaga non-kesehatan.
1) Tenaga medis
Tenaga medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a paling sedikit
terdiri atas:
a) 18 dokter umum untuk pelayanan medik dasar;
b) 4 dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut;
c) 6 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis dasar;
d) 3 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis penunjang;
e) 3 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis lain;
2) Tenaga Kefarmasian
Tenaga kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b paling
sedikit terdiri atas:
a) 1 apoteker sebagai kepala instalasi farmasi Rumah Sakit;
b) 5 apoteker yang bertugas di rawat jalan yang dibantu oleh paling sedikit
10 tenaga teknis kefarmasian;
c) 5 apoteker di rawat inap yang dibantu oleh paling sedikit 10 tenaga
teknis kefarmasian;
d) 1 apoteker di instalasi gawat darurat yang dibantu oleh minimal 2
tenaga teknis kefarmasian;
e) 1 apoteker di ruang ICU yang dibantu oleh paling sedikit 2 tenaga
teknis kefarmasian;
f) 1 apoteker sebagai koordinator penerimaan dan distribusi yang dapat
merangkap melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau
rawat jalan dan dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian yang jumlahnya
disesuaikan dengan beban kerja pelayanan kefarmasian Rumah Sakit;
g) 1 apoteker sebagai koordinator produksi yang dapat merangkap
melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan dan
dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian yang jumlahnya disesuaikan
dengan beban kerja pelayanan kefarmasian Rumah Sakit.
3) Tenaga Keperawatan
Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
21 ayat (1) huruf c sama dengan jumlah tempat tidur pada instalasi rawat
inap.
4) Tenaga Kesehatan Lain dan Tenaga Non Kesehatan
Jumlah dan kualifikasi tenaga kesehatan lain dan tenaga nonkesehatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf d dan huruf e disesuaikan
dengan kebutuhan pelayanan Rumah Sakit.

Fasilitas Medis yang dimiliki RSUD Ulin adalah antara lain:

 Medical Check Up
 Laboratorium Patologi Klinik
 Laboratorium Patologi Anatomi
 Hemodialisa
 X-ray
 Ct-Scan
 USG
 MRI
 Endoscopy
 Klonoscopy
 Cytoscopy
 Laringoscopy
 Bronkoscopy
 Spirometri
 WSD
 FNAB
 Holter Monitoring
 Nebulizer
 Fungsi pleura
 Mammografi
 Cystgrafithy
 ESWL
 Operasi Jantung Terbuka
 ECG
 Dental X-Ray
 Echocardiografi
 Treadmill
 Pusat Diagnostik Fiber Optik
 Dexa Bone Densitometri
 Laser Photocoagulation
 Bedah Phacoemulsification
 Tonometri
 Funduskopi
 Refraksi
 Sinotophor
 Angiografi

Adapun fasilitas non-medis yang dimiliki oleh RSUD Ulin adalah antara lain:

 Instalasi CSSD & Laundry


 Parkir
 Musholla dan masjid
 Kantin dan Restaurant
 Resepsionis
 Cleaning Service
 Pengaduan Masyarakat
 Perpustakaan
 Pemulasaraan Jenazah

b. Rumah Sakit Ratu Zalecha Martapura

RSUD Ratu Zalecha adalah rumah sakit umum daerah milik Pemerintah dan
merupakan salah satu rumah sakit tipe B yang terletak di wilayah Martapura,
Kalimantan Selatan. Rumah sakit ini memberikan pelayanan di bidang
kesehatan yang didukung oleh layanan dokter spesialis dan sub spesialis, serta
ditunjang dengan fasilitas medis yang memadai. Selain itu RSUD Ratu Zalecha
juga sebagai rumah sakit rujukan untuk wilayah Kabupaten Banjar dan
sekitarnya.
Berdasarkan Permenkes Nomor 34 tahun 2016, Rumah Sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat. Berdasarkan fasilitas pelayanan rumah sakit kelas
dibagi menjadi Rumah sakit B1 yaitu RS yang melaksanakan pelayanan medik
minimal 11 (sebelas) spesialistik dan belum memiliki sub spesialistik luas.
Rumah sakit B2 yaitu RS yang melaksanakan pelayanan medik spesialistik dan
sub spesialistik.
1) Pelayanan Medik
Pelayanan medik yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum kelas B paling
sedikit meliputi:
 Pelayanan gawat darurat 24 terus menerus.
 Pelayanan medik spesialis dasar meliputi pelayanan penyakit dalam,
kesehatan anak, bedah, dan obstetri dan ginekologi.
 Pelayanan medik spesialis penunjang meliputi pelayanan anestesiologi,
radiologi, patologi klinik, patologi anatomi, dan rehabilitasi medik.
 Pelayanan medik spesialis lain paling sedikit berjumlah 8 (delapan)
pelayanan dari 13 (tiga belas) pelayanan yang meliputi pelayanan mata,
telinga hidung tenggorokan, syaraf, jantung dan pembuluh darah, kulit dan
kelamin, kedokteran jiwa, paru, orthopedi, urologi, bedah syaraf, bedah
plastik, dan kedokteran forensik.
 Pelayanan medik subspesialis paling sedikit berjumlah 2 (dua) pelayanan
subspesialis dari 4 (empat) subspesialis dasar yang meliputi pelayanan
subspesialis di bidang spesialisasi bedah, penyakit dalam, kesehatan anak,
dan obstetri dan ginekologi.
 Pelayanan medik spesialis gigi dan mulut paling sedikit berjumlah 3 (tiga)
pelayanan yang meliputi pelayanan bedah mulut, konservasi/endodonsi, dan
orthodonti.
2) Pelayanan Kefarmasian
Pelayanan kefarmasian meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai, dan pelayanan farmasi klinik.
3) Pelayanan keperawatan dan kebidanan
Pelayanan keperawatan dan kebidanan meliputi asuhan keperawatan dan
asuhan kebidanan.
4) Pelayanan penunjang klinik
Pelayanan penunjang klinik meliputi pelayanan bank darah, perawatan
intensif untuk semua golongan umur dan jenis penyakit, gizi, sterilisasi
instrumen dan rekam medik.
5) Pelayanan penunjang nonklinik
Pelayanan penunjang nonklinik meliputi pelayanan laundry/linen, jasa
boga/dapur, teknik dan pemeliharaan fasilitas, pengelolaan limbah, gudang,
ambulans, sistem informasi dan komunikasi, pemulasaraan jenazah, sistem
penanggulangan kebakaran, pengelolaan gas medik, dan pengelolaan air
bersih.
6) Pelayanan rawat inap
Pelayanan rawat inap harus dilengkapi dengan fasilitas sebagai berikut:
 Jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 30% (tiga puluh
persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah
 Jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 20% (dua puluh
persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik swasta
 Jumlah tempat tidur perawatan intensif sebanyak 5% (lima persen) dari
seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah dan Rumah
Sakit milik swasta.
SUMBER DAYA MANUSIA
1) Tenaga Medis
Tenaga medis paling sedikit terdiri atas:
 12 (dua belas) dokter umum untuk pelayanan medik dasar
 3 (tiga) dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut
 3 (tiga) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis
dasar
 2 (dua) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis
penunjang
 1 (satu) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis
lain
 1 (satu) dokter subspesialis untuk setiap jenis pelayanan medik
subspesialis
 1 (satu) dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik
spesialis gigi mulut.
2) Tenaga Kefarmasian
Tenaga kefarmasian paling sedikit terdiri atas:
 1 (satu) orang apoteker sebagai kepala instalasi farmasi Rumah Sakit
 4 (empat) apoteker yang bertugas di rawat jalan yang dibantu
olehpaling sedikit 8 (delapan) orang tenaga teknis kefarmasian
 4 (empat) orang apoteker di rawat inap yang dibantu oleh paling sedikit
8 (delapan) orang tenaga teknis kefarmasian
 1 (satu) orang apoteker di instalasi gawat darurat yang dibantu oleh
minimal 2 (dua) orang tenaga teknis kefarmasian
 1 (satu) orang apoteker di ruang ICU yang dibantu oleh paling sedikit 2
(dua) orang tenaga teknis kefarmasian
 1 (satu) orang apoteker sebagai koordinator penerimaan dan distribusi
yang dapat merangkap melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat
inap atau rawat jalan dan dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian yang
jumlahnya disesuaikan dengan beban kerja pelayanan kefarmasian
Rumah Sakit
 1 (satu) orang apoteker sebagai koordinator produksi yang dapat
merangkap melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau
rawat jalan dan dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian yang jumlahnya
disesuaikan dengan beban kerja pelayanan kefarmasian Rumah Sakit.
3) Tenaga Keperawatan
 Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan sama dengan jumlah tempat
tidur pada instalasi rawat inap.
 Kualifikasi dan kompetensi tenaga keperawatan disesuaikan dengan
kebutuhan pelayanan Rumah Sakit.
4) Tenaga Kesehatan Lain
Jumlah dan kualifikasi tenaga kesehatan lain disesuaikan dengan
kebutuhan pelayanan Rumah Sakit.
5) Tenaga Non Kesehatan.
Jumlah dan kualifikasi tenaga kesehatan lain disesuaikan dengan
kebutuhan pelayanan Rumah Sakit.
Berikut merupakan failitas yang terdapat di Rumah Sakit Ratu Zalecha
Martapura:

Fasilitas dan Layanan

1. Ambulance
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Farmasi / Apotek
4. Bank Darah
5. Ruang Operasi
6. Instalasi Gizi
7. Dokter Umum
Penunjang Medis
1. Laboratorium
 Patologi Klinik
 Patologi Anatomi
2. Radiologi
 Rontgen
 Computed Tomography (CT Scan)
3. Ultrasonografi (USG)
4. Elektrokardiogram (EKG)
5. Elektroensefalografi (EEG)
6. Fisioterapi
7. Hemodialisa
Rawat Jalan
Poliklinik umum dan poliklinik spesialis memberikan pelayanan sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan. Berikut ini merupakan daftar layanan poli yang ada
di RSUD Ratu Zalecha :
1. Poliklinik Gigi
 Dokter Gigi Umum
 Spesialis Konservasi Gigi
 Spesialis Gigi Periodonsia
2. Spesialis Penyakit Dalam
3. Spesiails Kebidanan dan Kandungan
4. Spesialis Anak
5. Spesialis Bedah
 Bedah Umum
 Bedah Orthopedi
6. Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah
7. Spesialis Mata
8. Spesialis THT
9. Spesialis Paru
10. Spesialis Orthopedi
11. Spesialis Saraf
12. Spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin
13. Spesialis Kejiwaan
14. Klinik VCT
Rawat Inap Pasien
1. Perawatan Khusus dan Intensif
 ICU / ICCU / NICU
 Ruang Isolasi
 Ruang Perawatan Bayi
2. Perawatan Umum
 Ruang Perawatan Kelas Super VIP
 Ruang Perawatan Kelas VIP
 Ruang Perawatan Kelas I
 Ruang Perawatan Kelas II
 Ruang Perawatan Kelas III
c. RSUD Idaman Kota Banjarbaru
Berdasarkan BANJARMASINPOST.CO.ID, peningkatan status RSUD
Banjarbaru dari tipe C menjadi tipe B masih mengalami kendala. Terbatasnya
tenaga medis menjadi hal utama. Berdasarkan peraturan materi kesehatan
Nomor 56 tahun 2014, memang masih banyak kekurangan harus dilengkapi
manajemen RSUD Banjarbaru, dengan judul RS tipe B Banjarbaru terkendala
kurangnya tenaga medis. Dengan demikian, RSUD Idaman Banjarbaru masih
termasuk dalam rumah sakit tipe C. Adapun persyaratan minimal yang harus
dipenuhi rumah sakit tipe C adalah sebagai berikut:
6) Pelayanan Medik
 Pelayanan gawat darurat 24 jam secara terus menerus
 Pelayanan medik umum meliputi pelayanan medis dasar, medik gigi
mulut, kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana
 Pelayanan medik spesialis dasar meliputi pelayanan penyakit dalam,
kesehatan anak, bedah, dan obstetri dan ginekologi
 Pelayanan medik spesialis penunjang meliputi pelayanan
anestesiologi, radiologi, dan patologi klinik
 Pelayanan medik spesialis gigi dan mulut paling sedikit berjumlah 1
(satu) pelayanan
7) Pelayanan Kefarmasian
 Pelayanan kefarmasian meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai, dan pelayanan farmasi
klinik
8) Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan
 Pelayanan keperawatan meliputi asuhan keperawatan dan asuhan
kebidanan
9) Pelayanan Penunjang Medik
 Pelayanan penunjang klinik meliputi pelayanan bank darah,
perawatan intensif untuk semua golongan umur dan jenis penyakit
gizi, sterilisasi instrumen dan rekam medik
10) Pelayanan Penunjang Nonklinik
 Pelayanan penunjang nonklinik meliputi pelayanan laudry, jasa
boga, teknik dan pemeliharaan fasilitas, pengelolaan limbah gudang,
ambulans, sistem informasi dan komunikasi, penelusuran jenazah,
sistem penanggulangan kebakaran, pengelolaan gas medik,dan
pengelolan air bersih.
11) Pelayanan rawat inap
 Jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 30% dari
seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah
Adapun sumber daya yang harus dimiliki rumah sakit tipe C adalah sebagai
berikut :

1) Tenaga Medis
 9 dokter umum untuk pelayanan medik dasar
 2 dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut
 2 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis dokter
 1 spesialis untuk semua jenis pelayanan medik spesialis penunjang
 1 dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis
gigi mulut
2) Tenaga kefarmasian
 1 orang apoteker sebagai kepala instansi kefarmasian rumah sakit
 2 orang apoteker yang bekerja di rawat inap yang dibantu paling
sedikit 4 teknis kefarmasian
 4 orang apoteker dirawat inapyang dibantu paling sedikit 8 teknis
kefarmasian
 1 orang apoteker sebagai koordinator penerimaan
3) Tenaga keperawatan
 Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan dihitung dengan
perbandingan 2 perawat untuk 3 tempat tidur
4) Tenaga kesehatan lain
 Jumlah dan kualifikasi tenaga kesehatan lain disesuaikan dengan
kebutuhan pelayanan
5) Tenaga non medis
 Jumlah dan kualifikasi tenaga lainan disesuaikan dengan kebutuhan
pelayanan
2. Jelaskan perbedaan puskesmas berdasarkan akreditasi (dasar, madya,
paripurna)!

Jawab :

Sembilan Bab standar akreditasi puskesmas (total 802 EP). Tiap pembuktian
elemen diberikan nilai: 0 jika belum sama sekali atau baru sebagian kecil ada (0%
- 20%). 5 jika sebagian besar sudah dijalankan (20% - 79%). 10 jika sudah
dilaksanakan (80% - 100%). Terakreditas dasar jika pencapaian nilai Bab I, II, III
lebih dari 75%, bab IV, V, VI lebih dari 60%, serta bab VII, VIII, IX lebih dari
20%. Terakreditas madya jika pencapaian nilai bab I, II, III, IV, V lebih dari 75%,
bab VI, VII lebih dari 60%, serta bab VIII, IX lebih dari 20%. Terakreditas
paripurna jika pencapaian nilai semua bab lebih dari 75%.

3. Jelaskan perbedaan tipe RS berdasarkan kepemilikan!

Jawab :

Berdasarkan kepemilikan, rumah sakit dibagi atas: Rumah Sakit Umum


Pemerintah Rumah sakit umum pemerintah adalah rumah sakit umum milik
pemerintah, baik pusat maupun daerah, Departemen Pertahanan dan Keamanan,
maupun Badan Usaha Milik Negara. Rumah sakit umum pemerintah dapat
dibedakan berdasarkan unsur pelayanan, ketenagaan, fisik dan peralatan menjadi
empat kelas yaitu rumah sakit umum Kelas A, B, C, dan D. Rumah Sakit Umum
Swasta, terdiri atas: 1. Rumah Sakit Umum Swasta Pratama, yaitu rumah sakit
umum swasta yang memberikan pelayanan medik bersifat umum, setara dengan
rumah sakit pemerintah kelas D. 2. Rumah Sakit Umum Swasta Madya, yaitu
rumah sakit umum swasta yang memberikan pelayanan medik bersifat umum dan
spesialistik dalam 4 cabang, setara dengan rumah sakit pemerintah kelas C. 3.
Rumah Sakit Umum Swasta Utama, yaitu rumah sakit umum swasta yang
memberikan pelayanan medik bersifat umum, spesialistik dan subspesialistik,
setara dengan rumah sakit pemerintah kelas B.
4. Apakah akreditas puskesmas dan tipe RS berbeda? Jelaskan!

Jawab :

Tipe Rumah Sakit di Kalimantan Selatan


a. RSUD Ratu Zalecha Martapura
Pada tanggal 21 Agustus 2013 RSUD Ratu Zalecha Martapura menjadi rumah
sakit tipe B sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
HK.02.03/I/1470/2013. Berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan
Nomor: 054 Tahun 2013 tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan di Provinsi
Kalimantan Selatan RSUD Ratu Zalecha Martapura ditetapkan sebagai pusat
rujukan regional 2 (dua) yang meliputi kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar,
Kabupaten Tapin dan Kabupaten Tanah Laut.
b. RSUD Ulin Banjarmasin
Saat ini RSUD Ulin Banjarmasin sudah menjalani Survei Akreditasi RS:
Akreditasi Penuh Tingkat Lengkap 16 Bidang (SK Menkes 2007
YM.01.10/III/1142/07) dan Akreditasi ulang dengan predikat lulus Penuh 16
Bidang Pelayanan pada tahun 2010. RSUD Ulin Banjarmasin merupakan rumah
sakit pusat rujukan di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan
Timur. Saat ini sebagai Lembaga Teknis Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
dengan klasifikasi Kelas A telah ditetapkan sebagai PPK Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD) bertahap melalui Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan
No.188.44/0456/Kum/2007 tanggal 27 Desember Tahun 2007. PPK-BLUD Penuh
melalui Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan No.188.44/0464/Kum/2009.
c. RS Idaman Banjarbaru
RSD Idaman Banjarbaru, Terakreditasi, ISO : 9001 - 2008, BLUD : Penuh
Perbedaan Akreditasi Puskesmas & Rumah Sakit
a. Puskesmas
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, Akreditasi Puskesmas adalah
pengakuan terhadap Puskesmas yang diberikan oleh lembaga independen
penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri setelah dinilai bahwa
Puskesmas telah memenuhi standar pelayanan Puskesmas yang telah ditetapkan
oleh Menteri untuk meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas secara
berkesinambungan.
Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan, Puskesmas wajib diakreditasi
secara berkala paling sedikit 3 (tiga) tahun sekali. Sebelum dilakukannya akreditasi
oleh lembaga nasional, beberapa Puskesmas sudah mendapatkan akreditasi oleh
lembaga swasta yaitu ISO atau International Organization for Standardization.
Sesuai dengan Ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun
2015 tentang akreditasi Puskesmas, klinik pratama, tempat praktik mandiri dokter
dan dokter gigi, predikat hasil akreditasi dibagi menjadi paripurna, utama, madya,
dasar dan tidak terakreditasi. Penetapan status Akreditasi Puskesmas terdiri atas: a.
tidak terakreditasi; b. terakreditasi dasar; c. terakreditasi madya; d. terakreditasi
utama; atau e. terakreditasi paripurna. Jika semua Puskemas sudah terakreditasi,
sistem kesehatan di Indonesia dapat bersaing dalam era MEA. Akreditasi juga
bermanfaat untuk masyarakat karena meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
sehingga masyarakat lebih merasa nyaman dalam berobat di Puskesmas.
b. Rumah Sakit
Akreditasi rumah sakit yang sudah mulai dilaksanakan sejak tahun 1995 di
Indonesia, selama ini menggunakan standar akreditasi berdasarkan tahun berapa
standar tersebut mulai dipergunakan untuk penilaian, sehingga selama ini belum
pernah ada Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit di Indonesia, sedangkan
status akreditasi saat ini ada status akreditasi nasional dan status akreditasi
internasional, maka di Indonesia perlu ada Standar Nasional Akreditasi Rumah
Sakit. Berdasarkan hal tersebut maka standar akreditasi untuk rumah sakit yang
mulai diberlakukan pada Januari 2018 ini diberi nama Standar Nasional Akreditasi
Rumah Sakit Edisi 1 dan disingkat menjadi SNARS Edisi 1. Standar Nasional
Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1, merupakan standar akreditasi baru yang bersifat
nasional dan diberlakukan secara nasional di Indonesia. Disebut dengan edisi 1,
karena di Indonesia baru pertama kali ditetapkan standar nasional untuk akreditasi
rumah sakit. Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit edisi 1 berisi 16 bab. Dalam
Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 yang selanjutnya disebut SNARS
Edisi 1 ini juga dijelaskan bagaimana proses penyusunan, penambahan bab penting
pada SNARS Edisi 1 ini, referensi dari setiap bab dan juga glosarium istilah-istilah
penting, termasuk juga kebijakan pelaksanaan akreditasi rumah sakit.
Standar Akreditasi Pelayanan Kesehatan juga ada yang berskala
Internasional. Dalam hal ini, Kementerian Kesehatan selaku regulator di bidang
kesehatan memilih akreditasi dengan sistem Joint Commission International (JCI)
karena lembaga akreditasi tersebut merupakan badan yang pertama kali
terakreditasi oleh International Standart Quality (ISQua) selaku penilai lembaga
akreditasi.
Proses dan Hasil Penilaian Akreditasi memiliki beberapa jenis, diantaranya:
12) Hasil Penilaian Akreditasi RS Non Pendidikan
Tidak lulus akreditasi Rumah sakit tidak lulus akreditasi bila dari 15 bab
yang disurvei, semua mendapat nilai kurang dari 60 % Bila rumah sakit
tidak lulus akreditasi dapat mengajukan akreditasi ulang setelah
rekomendasi dari surveior dilaksanakan. Akreditasi tingkat dasar Rumah
sakit mendapat sertifikat akreditasi tingkat dasar bila dari 15 bab yang di
survei hanya 4 bab yang mendapat nilai minimal 80 % dan 12 bab lainnya
tidak ada yang mendapat nilai dibawah 20 %.
a) Akreditasi tingkat madya Rumah sakit
Mendapat sertifikat akreditasi tingkat madya bila dari 15 bab yang di survei
ada 8 bab yang mendapat nilai minimal 80 % dan 7 bab lainnya tidak ada
yang mendapat nilai dibawah 20 % .
b) Akreditasi tingkat utama Rumah sakit
Mendapat sertifikat akreditasi tingkat utama bila dari 15 bab yang di survei
ada 12 bab yang mendapat nilai minimal 80 % dan 3 bab lainnya tidak ada
yang mendapat nilai dibawah 20 %.
c) Akreditasi tingkat paripurna Rumah sakit
Mendapat sertifikat akreditasi tingkat paripurna bila dari 15 bab yang di
survei semua bab mendapat nilai minimal 80 %.

b) Hasil Penilaian Akreditasi RS Pendidikan


Tidak lulus akreditasi Rumah sakit tidak lulus akreditasi bila dari 16 bab
yang di survey mendapat nilai kurang dari 60 % Bila rumah sakit tidak lulus
akreditasi dapat mengajukan akreditasi ulang setelah rekomendasi dari
surveior dilaksanakan.
a) Akreditasi tingkat dasar Rumah sakit
Mendapat sertifikat akreditasi tingkat dasar bila dari 16 babyang di survei
hanya 4 bab, dimana salah satu babnya adalah Institusi pendidikan
pelayanan kesehatan, mendapat nilai minimal 80 % dan 12 bab lainnya tidak
ada yang mendapat nilai dibawah 20 %
b) Akreditasi tingkat madya Rumah sakit
Mendapat sertifikat akreditasi tingkat madya bila dari 16 bab yang di survei
ada 8 bab, dimana salah satu babnya adalah Institusi pendidikan pelayanan
kesehatan, mendapat nilai minimal 80 % dan 8 bab lainnya tidak ada yang
mendapat nilai dibawah 20 %
c) Akreditasi tingkat utama Rumah sakit
Mendapat sertifikat akreditasi tingkat utama bila dari 16 bab yang di survei
ada 12 bab, dimana salah satu babnya adalah Institusi pendidikan pelayanan
kesehatan mendapat nilai minimal 80 % dan 4 bab lainnya tidak ada yang
mendapat nilai dibawah 20 % \
d) Akreditasi tingkat paripurna Rumah sakit
Mendapat sertifikat akreditasi tingkat paripurna bila dari 16 bab yang di
survei semua bab mendapat nilai minimal 80 % Bila Rumah Sakit tidak
mendapat status akreditasi paripurna dan ada bab nilainya dibawah 80 %
tetapi diatas 60 %, maka Rumah Sakit dapat mengajukan survey remedial
untuk bab tersebut.

5. Sebutkan standar minimal jumlah tempat tidur setiap tipe RS!

Jawab :

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 340 tentang klasifikasi


Rumah Sakit, standar minimal jumlah tempat tidur berdasarkan tipe nya ialah:
a. Rumah Sakit Umum Kelas A
Sarana prasarana rumah sakit berdasarkan pasal 8 ayat 4 ialah jumlah tempat
tidur minimal ialah 400 buah. Dengan perbandingan tenaga keperawatan dan
tempat tidur adalah 1:1 dengan kualifikasi tenaga keperawatan sesuai dengan
pelayanan di RS.
b. Rumah Sakit Umum Kelas B
Sarana prasarana rumah sakit berdasarkan pasal 12 ayat 4 ialah jumlah tempat
tidur minimal ialah 200 buah. Dengan perbandingan tenaga keperawatan dan
tempat tidur adalah 1:1 dengan kualifikasi tenaga keperawatan sesuai dengan
pelayanan di RS.
c. Rumah Sakit Umum Kelas C
Sarana prasarana rumah sakit berdasarkan pasal 16 ayat 4 ialah jumlah tempat
tidur minimal ialah 100 buah. Dengan perbandingan tenaga keperawatan dan
tempat tidur adalah 2:3 dengan kualifikasi tenaga keperawatan sesuai dengan
pelayanan di RS.
d. Rumah Sakit Umum Kelas D
Sarana prasarana rumah sakit berdasarkan pasal 20 ayat 4 ialah jumlah tempat
tidur minimal ialah 50 buah. Dengan perbandingan tenaga keperawatan dan
tempat tidur adalah 2:3 dengan kualifikasi tenaga keperawatan sesuai dengan
pelayanan di RS.

Anda mungkin juga menyukai