Organisasi Manajemen
dan Perilaku Organisasi Rumah Sakit
Dosen:
Dr. Syahrir A. Pasinringi, MS.
Oleh:
FOURENTY KUSUMA K022211031
Jenis Pelayanan
Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit dikategorikan (Pasal 6):
a. Rumah Sakit Umum memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis
penyakit. Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Rumah Sakit umum paling sedikit
terdiri atas (Pasal 7,8,9,10):
Pelayanan medik dan penunjang medik
o Pelayanan medik umum → pelayanan medik dasar
o Pelayanan medik spesialis → pelayanan medik spesialis dasar (penyakit dalam,
anak, bedah dan obstetri dan ginekologi dan spesialis lain
o Pelayanan medik subspesialis → pelayanan medik subspesialis dasar dan
subspesialis lain
Pelayanan keperawatan dan kebidanan meliputi asuhan keperawatan generalis dan/atau
asuhan keperawatan spesialis, dan asuhan kebidanan.
Pelayanan nonmedik terdiri atas pelayanan farmasi, pelayanan laundry/binatu,
pengolahan makanan/gizi, pemeliharaan sarana prasarana dan alat kesehatan, informasi
dan komunikasi, pemulasaran jenazah, dan pelayanan nonmedik lainnya.
Sumber daya manusia pada Rumah Sakit umum berupa tenaga tetap meliputi (Pasal
11):
tenaga medis: dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dokter gigi spesialis, dan/atau dokter
subspesialis;
tenaga psikologi klinis;
tenaga keperawatan;
tenaga kebidanan;
tenaga kefarmasian;
tenaga kesehatan masyarakat;
tenaga kesehatan lingkungan;
tenaga gizi;
tenaga keterapian fisik;
tenaga keteknisian medis;
tenaga teknik biomedika;
tenaga kesehatan lain; dan
tenaga nonkesehatan
Jumlah dan kualifikasi sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disesuaikan dengan hasil analisis beban kerja, kebutuhan, dan kemampuan pelayanan
Rumah Sakit.
b. Rumah Sakit Khusus memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis
penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau
kekhususan lainnya. Rumah sakit khusus dapat menyelenggarakan pelayanan lain di luar
kekhususannya meliputi pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan kegawatdaruratan. Terdiri
atas (Pasal 12,13):
1) ibu dan anak;
2) mata;
3) gigi dan mulut;
4) ginjal;
5) jiwa;
6) infeksi;
7) telinga-hidung-tenggorok kepala leher;
8) paru;
9) ketergantungan obat;
10) bedah;
11) otak;
12) orthopedi;
13) kanker; dan
14) jantung dan pembuluh darah.
Selain Rumah Sakit khusus di atas, Menteri dapat menetapkan Rumah Sakit khusus
lainnya, dapat berupa penggabungan jenis kekhususan yang terkait keilmuannya atau jenis
kekhususan baru. Penetapan Rumah Sakit khusus lainnya dilakukan berdasarkan hasil
kajian dan rekomendasi asosiasi perumahsakitan serta organisasi profesi terkait.
Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Rumah Sakit khusus paling sedikit terdiri
atas (Pasal 14):
Pelayanan medik dan penunjang medik terdiri atas pelayanan medik umum, pelayanan
medik spesialis sesuai kekhususan, pelayanan medik subspesialis sesuai kekhususan,
pelayanan medik spesialis lain, dan pelayanan medik subspesialis lain
Pelayanan keperawatan dan kebidanan meliputi asuhan keperawatan generalis, asuhan
keperawatan spesialis, dan/atau asuhan kebidanan, sesuai kekhususannya
Pelayanan nonmedik meliputi pelayanan farmasi, pelayanan laundry/binatu, pengolahan
makanan/gizi, pemeliharaan sarana prasarana dan alat kesehatan, informasi dan
komunikasi, pemulasaran jenazah, dan pelayanan nonmedik lainnya.
Sumber daya manusia pada Rumah Sakit khusus berupa tenaga tetap meliputi (Pasal
15):
tenaga medis terdiri atas dokter, dokter gigi, dokter spesialis sesuai kekhususannya,
dokter gigi spesialis sesuai kekhususannya, dokter spesialis lain, dokter subspesialis
sesuai kekhususan, dokter spesialis dengan kualifikasi tambahan sesuai
kekhususannya, dokter subspesialis lain, dan dokter spesialis lain dengan kualifikasi
tambahan;
tenaga keperawatan dan/atau tenaga kebidanan;
tenaga kefarmasian;
tenaga kesehatan lain; dan
tenaga nonkesehatan,
sesuai dengan pelayanan kekhususan dan/atau pelayanan lain di luar kekhususannya.
Jumlah dan kualifikasi sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disesuaikan dengan hasil analisis beban kerja, kebutuhan, dan kemampuan pelayanan
Rumah Sakit.
Izin Mendirikan dan Izin Operasional merupakan perizinan berusaha sektor kesehatan
yang diterbitkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/wali kota berdasarkan kewenangan
masing-masing melalui Lembaga OSS sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan (Pasal 29).
Menteri, gubernur, atau bupati/wali kota dalam menerbitkan izin harus
mempertimbangkan sebaran Rumah Sakit secara merata di setiap wilayah provinsi dan
kabupaten/kota berdasarkan pemetaan dengan memperhatikan jumlah dan persebaran
penduduk, rasio jumlah tempat tidur, dan akses masyarakat sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan (Pasal 29).
Izin Mendirikan dan Izin Operasional Rumah Sakit kelas A dan Rumah Sakit penanaman
modal asing diberikan oleh Menteri melalui Direktur Jenderal.
Izin Mendirikan dan Izin Operasional Rumah Sakit kelas B diberikan oleh gubernur
setelah mendapatkan notifikasi dari kepala dinas yang berwenang di bidang kesehatan
pada Pemerintah Daerah provinsi.
Izin Mendirikan dan Izin Operasional Rumah Sakit kelas C dan Rumah Sakit kelas D
diberikan oleh bupati/walikota setelah mendapatkan notifikasi dari kepala dinas yang
berwenang di bidang kesehatan pada Pemerintah Daerah kabupaten/kota.
Rumah sakit yang menambah jumlah tempat tidur, dan memenuhi jumlah tempat
tidur minimal kelas Rumah Sakit diatasnya harus melakukan perubahan Izin
Operasional sesuai dengan klasifikasi Rumah Sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17
dan Pasal 19. Selain ketentuan tersebut, perubahan Izin Operasional harus dilakukan apabila
terjadi perubahan: badan hukum; nama Rumah Sakit; kepemilikan modal; jenis Rumah Sakit;
dan/atau alamat Rumah Sakit (Pasal 41).