Anda di halaman 1dari 31

Makalah Tipe -Tipe Rumah Sakit

Pembimbing : Pak Tri Sakti


Disusun oleh : Akhmad Kurniawan
202002010078/3A

Program Studi Diploma Tiga Keperawatan


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
2022

1
BABIITINJAUANUMUM

2.1. RumahSakit
2.1.1 PengertianRumahSakit
Rumah Sakit adalah suatu fasilitas umum (public facility)
yangberfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan meliputi
pencegahandan penyembuhan penyakit, serta pemeliharaan,
peningkatan danpemulihan kesehatan secara paripurna. Adapun
pengertian RumahSakit lainnya, antara lain:

a. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009

tentangRumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan

kesehatanyang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

perorangan secaraparipurna yang menyediakan pelayanan rawat

inap, rawat jalandan gawat darurat. (Depkes RI, 2009,

http://depkes.go.id,diaksestanggal 20 Juli 2010).

b. W.H.O (World Health Organization)memaparkan bahwa


menurutWHO Rumah Sakit adalah organisasi terpadu dari bidang
sosialdan medic yang berfungsi sebagai pusat pemberi
pelayanankesehatan, baik pencegahan penyembuhan dan pusat
latihan danpenelitian biologi-sosial.

2.1.2 KlasifikasiRumahSakitmenurutkelas/tipe
MenurutKeputusanMenteriKesehatanRepublik
IndonesiaNomor1204/MENKES/SK/X/2004 tentang persyaratan
kesehatanlingkunganrumahsakitdinyatakanbahwarumahsakitsebagais
aranapelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit
maupunorang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit
sertamemungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan
gangguankesehatan (Depkes ,RI 2004).

2
Berdasarkan Permenkes RI Nomor
986/Menkes/Per/11/1992pelayananrumahsakitumumpemerintahDepar
temenKesehatandanPemerintah Daerah diklasifikasikan menjadi
kelas/tipe A,B,C,D dan E(Azwar,1996):

1. RumahSakitKelasA
RumahSakitkelasAadalahrumahsakityangmampumemberikanp
elayanankedokteranspesialisdansubspesialisluasolehpemerintah,
rumah sakit ini telah ditetapkan sebagai tempatpelayanan rujukan
tertinggi (top referral hospital)ataudisebutjugarumah sakit pusat.

2. RumahSakitKelasB
RumahSakitkelasBadalahrumahsakityangmampumemberikanp
elayanankedokteranmedikspesialisluasdansubspesialisterbatas.
Direncanakan rumah sakit tipe B didirikan disetiap ibukota propinsi
(provincial
hospital)yangmenampungpelayananrujukandarirumahsakitkabupaten.
Rumah sakitpendidikan yang tidak termasuk tipe A juga
diklasifikasikan sebagairumah sakit tipe B.

3. RumahSakitKelasC
RumahSakitkelasC adalah rumah sakit yang
mampumemberikan pelayanan kedokteran subspesialis terbatas.
Terdapatempat macam pelayanan spesialis disediakan yakni
pelayananpenyakit dalam, pelayanan bedah, pelayanan kesehatan
anak, sertapelayanan kebidanan dan kandungan. Direncanakan
rumah sakit tipeC ini akan didirikan di setiap kabupaten/kota (regency
hospital) yangmenampung pelayanan rujukan dari puskesmas.

4. RumahSakitKelasD
RumahSakitinibersifattransisikarenapadasuatusaatakan

3
ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas C. Pada saat ini
kemampuanrumah sakit tipe D hanyalah memberikan pelayanan
kedokteranumum dan kedokteran gigi. Sama halnya dengan rumah
sakit tipe C,rumah sakit tipe D juga menampung pelayanan yang
berasal daripuskesmas.

5. RumahSakitKelasE
Rumahsakitinimerupakanrumahsakitkhusus(specialhospital)yan
gmenyelenggarakanhanyasatumacampelayanankedokteransaja. Pada
saat ini banyak tipe E yang didirikanpemerintah,misalnya rumah sakit
jiwa, rumah sakit kusta, rumah sakitparu, rumah sakit jantung, dan
rumah sakit ibu dan anak.

2.1.3 Penggolongan Rumah Sakit (Peraturan Menteri Kesehatan


RITentang Rumah Sakit, BAB I Ketentuan Umum, Pasal 1)
a. BerdasarkanBentukPelayanan
Rumah Sakit Umum
Rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan
semuajenis penyakit dariyangbersifatdasarsampaisubspedialistik.

Rumah Sakit Khusus


Rumahsakityangmelenggarakanpelayanankesehatanberdasar
kan jenis penyakit tertentu atau disiplin ilmu.

b. BerdasarkanJumlahTempatTidur,Pemilik,danPengelola: R
umah sakit kelas A
1000-1500 tempat tidur, pemilik dan pengelola
Pemerintah(Depkes).

Rumah sakit kelas B


400-1000tempattidur,pemilikdanpengelolaPemerintahDati 1
(di Ibukota propinsi).
RumahsakitkelasC

4
100-300tempattidur,pemilikdanpengelolaPemerintahDati II/III,
memiliki minimal 4 cabang spesialis.

Rumah sakit kelas D


25-100 tempat tidur, pemilik dan pengelola Pemerintah
DatiI/II/III, umum.

Rumah sakit kelas E


Pelayanankesehatantertentu(kusta,paru-paru,bersalin,dan
lain-lain).
c. BerdasarkanKepemilikandanPenyelenggaraan
1. RumahSakitPemerintah
Rumahsakityangdibiayai, dipelihara, dan diawasi
olehDepartemen Kesehatan, Pemerintah Daerah, ABRI,
dandepartemen lain, termasuk BUMN. Misalnya Rumah
SakitUmum Pusat, Provinsi, Kabupaten dan lokal. Usaha
inidijalankan berdasarkan usaha sosial.
2. RumahSakitSwasta
Rumahsakityangdijalankanolehsuatuyayasanatauswastalain
yangumumnyajugaberdasarkansosialsertatujuan ekonomi
(mencari keuntungan).

2.1.4 Persyaratan Penyelenggaraan Rumah Sakit menurut


MenteriDepartement Kesehatan
Berdasarkan kepemilikannya, rumah sakit dapat
dibedakanmenjadi 2 (dua), yaitu Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah
SakitSwasta. Pada dasarnya, peraturan yang dilakukan pada kedua
jenisrumah sakit tersebut sama, namun ada beberapa peraturan
yangmembedakannya. Misanya penyelenggarakan rumah sakit
bertujuanuntuk memberikan pelayanan penyembuahn penyakit,
peningkatankesehatan, pencegahan penyakit, dan pemulihan
kesehatan individuyang bermutu, efisiensi, efektif, dan merata; Rumah
sakit wajibmempunyai ruangan untuk penyelenggaraan rawat jalan.
Rawat
5
inapminimal25tempattidur,rawatdarurat,penunjangmedikdannon-

6
medik; Kelas pelayanan rumah sakit terdiri dari kelas VIP, kelas
I,kelas II, kelas III.

2.1.5 PerbedaanpersyaratanpenyelenggaraanRumahSakitPemerintahDan
Rumah Sakit Swasta menurut Undang-undang .
a. Pemerintah

Rumahsakitpemerintahdimilikidandiselenggarakanoleh: De
partemen Kesehatan

PemerintahDaerah
ABRI
Badan Usaha Milik Negara
(BUMN)KlasifikasiRumahSakitUmumPemerintahterdiri
dari:
KelasAmempunyaifasilitasdankemampuanpelayananmedic
spesialistik luas dan sub-spesialistik luas.

KelasBIImempunyaifasilitasdankemapuanpelayananmedik
spesialistik luas dan sub-spesialistik terbatas.

KelasBImempunyaifasilitasdankemampuanpelayanamedik
spesialistik sekurang-kurangnya 11 jenis spesialistik.

KelasCmempunyaifasilitasdankemampuansekurang-kurangnya
pelayanan medik 4 dasar lengkap.

KelasDmempunyaifasilitasdankemampuansekurang-kurangnya
pelayanan medik dasar.
Klasifikasi Rumah Sakit Umum Pemerintah ditentukan
berdasarkantingkat fasilitas dan kemampuan pelayanan dan
bidangkekhususannya dan ditetapkan tersendiri oleh Menteri
Kesehatan.

b. Swasta

Rumah sakit swasta diselenggarakan berasaskan


kemandiriandengan prinsip wirausaha dengan tetap
7
melaksanakan fungdi sosial.

Kepemilikanrumahsakitberbentukyayasan,PerseroanTerbatas(PT),
koperasi dan atau badan hokum lainnya.

8
Rumah sakit swasta harus memenuhi persyaratan standar
bangunanprasarana, dan peralatan sesuai dengan jenis dan
klasifikasi rumahsakit meliputi :
1. Lokasi atau letak bangunan prasarana harus sesuai
denganrencana umum tata ruang dan terhindar dari pencemaran.
2. Bangunan, prasarana, peralatan, harus dalam kondisi
terpeliharadan memenuhi standar keamanan, keselamatan,
dankesejahteraan kerja.
3. persyaratan teknis bangunan, prasarana, peralatan, dan
dampaklingkungan internal dan eksternal.
4. Peralatanmedikharusmemenuhipersyaratanpengujian/kalibrasi.

Rumahsakitswastadalammemberikanpelayananharusmenjaminhak-hak
pasien.

Rumahsakitswastawajibmeneyelenggarakanpeningkatanmutupelayana
n yang diselenggarakan oleh pemerintah.

Rumahsakitswastawajibmempunyaikomitemedikdankomitekeperawatan
.

Rumah sakit swasta wajib merujuk pasien ke rumah sakit yang


lebihmampupelayanannyaapabilarumahsakittersebutmampumenanga
ni pasien tersebut.
Bentuk pelayanan rumah sakit swasta adalah rumah sakit umum
danrumah sakit khusus.

Setiap rumah sakit swasta wajib melaksanakan fungsi sosial.

Rumahsakitswastayangmemilkiyayasan, perhimpunan,perkumpulan
sosial, dan rumah sakit BUMN yang melayani pasienumum minimal
25% dan rumah sakit swasta yang dimiliki pemilikmodal minimal 10%.

1.1.6JenispelayananRumahSakit
Kegiatan utama suatu rumah sakit adalah penyembuhan
padadinseseorangataubanyakorang,sehinggaorangtersebutdapat

9
kembali melakukan kegiatannya sehari-hari tanpa terganggu
olehkeadaan kelainan atau tidak normalnya fungsi fisik atau jiwanya.
Olehkarena besar dan banyaknya kegiatan yang dilaksanakan oleh
suaturumah sakit, maka kegiatan rumah sakit dibagi dalam
beberapakelompok pelayanan. Kelompok ini ditunjang oleh sarana
pelayanansebagai pelengkap kegiatan kelompok tersebut. Dengan
berpedomanpada rumah sakit yang terlengkap, kegiatan kelompok
pelayananadalah sebagai berikut :

Pelayanan Administrasi, antara lain :


Gedung administrasi rumah sakit, pendidikan dan latihan
dansebagainya.

Pelayanan Medis, antara lain :


Rawatjalan(Poliklinik),Gawatdarurat(Emergency),Bedahsentral(Ce
ntral Operating Theater), Obstetric & Gynocolog, dansebagainya.

Pelayanan penunjang medis, antara lain :


Radiology, Instalasi Farmasi, Instalasi Laboratorium, Instalasi
Gizi,Kamar Jenazah,

Pelayanan Perawatan, antara lain :


ICCU, ICU, Phisiotherapy, Rawat Nginap dan
sebagainya.Patologidan sebagainya.
Pelayanan Penunjang Non Medis, antara lain :
CSSD,Laundry, Instalasi Pemeliharaan Sarana,
Genset,Incenerator, Halaman/parkir, Selasar dan sebagainya

2.1.7 PersyaratanTeknisSaranaRumahSakit

(PERMENPUNo.45/PRT/M/2007tentangPedomanTeknisPembangunanBangunan
Gedung Negara.)

2.1.7.1 Zonasi.

Pengkategorianpembagianareaatauzonasirumahsakitadalahzonasiberdasarkantin
gkatrisikoterjadinyapenularanpenyakit,zonasiberdasarkan

10
privasidanzonasiberdasarkanpelayanan.

(1).Zonasi berdasarkan tingkat risiko terjadinya penularan penyakit terdiridari:

area dengan risiko rendah, yaitu ruang kesekretariatan danadministrasi,


ruang komputer, ruang pertemuan, ruang arsip/rekammedis.

area dengan risiko sedang, yaitu ruang rawat inap non-


penyakitmenular, rawat jalan.

area dengan risiko tinggi, yaitu ruang isolasi, ruang


ICU/ICCU,laboratorium, pemulasaraan jenazah dan ruang bedah
mayat, ruangradiodiagnostik.

area dengan risiko sangat tinggi, yaitu ruang bedah, IGD,


ruangbersalin, ruang patolgi.

(2) Zonasiberdasarkanprivasikegiatan terdiridari:

area publik, yaitu area yang mempunyai akses langsung


denganlingkungan luar rumah sakit, misalkan poliklinik, IGD, apotek).

area semi publik, yaitu area yang menerima tidak


berhubunganlangsung dengan lingkungan luar rumah sakit, umumnya
merupakanarea yang menerima beban kerja dari area publik,
misalnyalaboratorium, radiologi, rehabilitasi medik.

area privat, yaitu area yang dibatasi bagi pengunjung rumah


sakit,umumnya area tertutup, misalnya seperti ICU/ICCU, instalasi
bedah,instalasi kebidanan dan penyakit kandungan, ruang rawat inap.

(3) Zonasiberdasarkanpelayanan terdiridari:

Zona Pelayanan Medik dan Perawatan yang terdiri dari :


InstalasiRawatJalan(IRJ),InstalasiGawatDarurat(IGD),InstalasiRawatI
nap(IRNA), Instalasi Perawatan Intensif (ICU/ICCU/PICU/NICU),
InstalasiBedah, Instalasi Rehabilitasi Medik (IRM), Instalasi Kebidanan
danPenyakit Kandungan

11
Zona Penunjang dan Operasional yang terdiri dari : Instalasi
Farmasi,Instalasi Radiodiagnostik, Laboratorium, Instalasi Sterilisasi
Pusat(;Central Sterilization Supply Dept./CSSD), Dapur Utama,
Laundri,Pemulasaraan Jenazah, Instalasi Sanitasi, Instalasi
PemeliharaanSarana (IPS).

Zona Penunjang Umum dan Administrasi yang terdiri dari :


BagianKesekretariatan dan Akuntansi, Bagian Rekam Medik,
BagianLogistik/ Gudang, Bagian Perencanaan dan
Pengembangan(Renbang), Sistem Pengawasan Internal (SPI),
Bagian Pendidikandan Penelitian (Diklit), Bagian Sumber Daya
Manusia (SDM), BagianPengadaan, Bagian Informasi dan Teknologi
(IT).

Gambar2.1ZoningRumahSakitBerdasarkanPelayananPadaRS

12
PolaPembangunan Horisontal

13
2.1.7.2 Kebutuhanluaslantai.

Kebutuhanluaslantai untukrumahsakitpendidikandisarankan+110
2 2
msetiaptempattidur.)

Sebagai contoh, rumah sakit pendidikan dengan kapasitas 500 tempat


2
tidur,kebutuhanluaslantainyaadalahsebesar+110(m/tempattidur)
2
x500tempattidur=+55.000m.

Kebutuhanluaslantaiuntukrumahsakitumum(nonpendidikan)saat
2 2 3)
inidisarankan80m sampaidengan110msetiaptempattidur.

Sebagaicontoh,rumahsakitumum(nonpendidikan)dengankapasitas300
2
tempattidur,kebutuhanluaslantainya adalahsebesar 80(m/tempattidur)
2
x300tempattidur=+24.000m

2.1.7.3 Langit-langit.

(1) Umum.

Langit-langitharuskuat,berwarnaterang,danmudahdibersihkan.
(2) Persyaratanlangit-langit.

Tinggilangit-langitdiruangan, minimal2,70m,dantinggidiselasar(koridor)
minimal 2,40 m.

Rangka langit-langit harus kuat.

Langit-langit mungkin harus dari bahan kedap suara.

2.1.7.4 DindingdanPartisi.
a.Umum.
Dinding harus keras, tidak porous, tahan api, kedap air, tahan karat,
tidakpunya sambungan (utuh), dan mudah dibersihkan. Disamping itu
dindingharus tidak mengkilap.

14
Persyaratandindingpadaruang-ruangkhusus.

Pelapisan dinding dengan bahan keras seperti formika,


mudahdibersihkan dan dipelihara. Sambungan antaranya bisa di
“seal”dengan filler plastik. Polyester yang dilapisi (laminated polyester)
atauplesteryanghalusdandicat, memberikan dinding tanpa kampuh
(tanpa sambungan = seamless).

Dinding yang berlapiskan keramik/porselen, megumpulkan debu


danmikro organisme diantara sambungannya. Semen
diantarakeramik/porselin tidak bisa halus, dan kebanyakan
sambungan yangdiplaster cukup porous sehingga mudah ditinggali
mikro organismemeskipun telah dibersihkan.

Keramik/porselin bisa retak dan patah.

Cat epoksi pada dasarnya mempunyai kecenderungan


untukmengelupas atau membentuk serpihan.

Pelapislembar/sikubajatahankarat(stainlesssteel)padasudut-sudut
tempat benturan membantu mengurangi kerusakan.

2.1.7.5 Lantai.

a.Umum.

Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata,
tidaklicin, warna terang, dan mudah dibersihkan.

Persyaratanlantaipadaruang-ruangkhusus.

Lantai yang selalu kontak dengan air harus mempunyai


kemiringanyang cukup ke arah saluran pembuangan.

Pertemuan lantai dengan dinding harus berbentuk konus/lengkungagar


mudah dibersihkan.

Lantai harus cukup konduktif, sehingga mudah untuk


menghilangkanmuatan listrik statik dari peralatan dan petugas, tetapi

15
bukansedemikiankonduktifnyasehinggamembahayakanpetugasdari

16
sengatanlistrik.

Untuk mencegah menimbunnya muatan listrik pada


tempatdipergunakan gas anestesi mudah terbakar, lantai yang
konduktifharus dipasang.

Lantai yang konduktif bisa diperoleh dari berbagai jenis


bahan,termasuk vinil anti statik, ubin aspal, linolium, dan teraso.
Tahananlistrik dari bahan-bahan ini bisa berubah dengan umur dan
akibatpembersihan.

Tahanan dari lantai konduktif diukur tiap bulan, dan harus


memenuhipersyaratan yang berlaku seperti dalam NFPA 56A.

Permukaan lantai tersebut harus dapat memberikan jalan bagiperalatan


yang mempunyai konduktivitas listrik yang sedang antaraperalatan
dan petugas yang berhubungan dengan lantai tersebut.

Lantai dilokasi anestesi yang tidak mudah terbakar tidak


perlukonduktif.Semacamplastikkeras(vinil),danbahan-
bahanyangtanpasambungan dipergunakan untuk lantai yang non
konduktif.

Permukaan dari semua lantai tidak boleh porous, tetapi cukup


kerasuntuk pembersihan dengan penggelontoran (flooding),
danpemvakuman basah.

2.1.7.6 SistemPenghawaan(Ventilasi)danPengkondisianUdaraSis

tem Penghawaan (Ventilasi)

(1)Umum.

Setiap bangunan rumah sakit harus mempunyai ventilasi alami


dan/atauventilasi mekanik/buatan sesuai dengan fungsinya. Bangunan
rumah sakitharus mempunyai bukaan permanen, kisi-kisi pada pintu dan
jendeladan/atau bukaan permanen yang dapat dibuka untuk kepentingan
ventilasialami.
17
PersyaratanTeknis

Jika ventilasi alami tidak mungkin dilaksanakan, maka diperlukan


ventilasimekanis seperti pada bangunan fasilitas tertentu yang
memerlukanperlindungan dari udara luar dan pencemaran.

Persyaratan teknis sistem ventilasi, kebutuhan ventilasi,


mengikutiPersyaratan Teknis berikut:

SNI 03 – 6572 - 2000 atau edisi terbaru; Tata cara perancangansistem


ventilasi dan pengkondisian udara pada bangunan gedung.

SNI03– 6390-2000atauedisiterbaru;Konservasienergisistemtataudara
pada bangunan gedung.

2.1.7.7 SistemPengkondisianUdara

a.Umum.

Untuk kenyamanan termal dalam ruang di dalam bangunan rumah


sakitharus mempertimbangkan temperatur dan kelembaban udara.

MenurutFungsiRuangatauUnit.

TabelFungsiStandarSuhu,kelembabab,danTekananUdara

No. RuangatauUnit Suhu Kelembaban( Tekanan


(0C) %)
1 Operasi 19–24 45–60 Positif
2 Bersalin 24–26 45–60 Positif
3 Pemulihan/perawatan 22–24 45–60 Seimbang
4 Observasibayi 21–24 45–60 Seimbang
5 Perawatanbayi 22–26 35-60 Seimbang
6 Perawatanpremature 24–26 35-60 Positif
7 ICU 22–23 35-60 Positif
8 Jenazah/Otopsi 21–24 45-60 Negative
9 Penginderaanmedis 19–24 45–60 Seimbang
10 Laboratorium 22–26 35-60 Positif
11 Radiologi 22–26 45–60 Seimbang
12 Sterilisasi 22–30 35-60 Positif
13 Dapur 22–30 35-60 Seimbang
14 GawatDarurat 19–24 45–60 Positif

18
15 Administrasi, 21–24 45-60 Seimbang
16. Ruanglukabakar 24–26 35-60 Positif

2.1.7.8 Pencahayaan
Pencahayan dirumah sakit pada umunya menggunakan sumber
listrikyang berasal dari PLN atau pembangkit tenaga listrik yang dimiki
rumahsakit. Pencahyaan mengkonsumsi energy dan memberikan pengaruh
besarpada fungsi penggunaan ruang suatu bangunan. Systempencahyaan
harusdipilih yang mudah penggunaanya, efektif, nyaman untuk penglihatan,
tiadakmenghambat kelancaran kegiatan, tidak mengganggu kesehatan
terutamadalam ruang-ruang tertentu dan menggunakan energy yang
seminimalmungkin. Dalarn pedoman pencahayaan ini kita coba memahami
sedikitmengenai sistem satuan, agar tidak mengalami kesulitan dalam
ha1pengukuran pencahayaan dilapangan serta batasan luas bidang kerja
yangdiukur. Untuk menghitung keperluan penerangan dirumah
sakit,pencahayaan yang baik hams memperhatikan hal-ha1 berikut :
a. Keselamatanpasiendantenagamedis/paramedis.
b. Peningkatankecermatan.
c. Kesehatanyanglebihbaik.
d. Suasanayanglebihnyaman.
Pemilihan sistem penerangan yangsebaiknya dipergunakan,
ditentukanolehbeberapa faktor antara lain :
a. Intensitaspenerangandibidang kerja.
b. Intensitaspeneranganumumdalamruangan.
c. Biayainstalasi.
d. Biayapemakaianenergi.
e. Biaya penggantian instalasi termasuk penggantian lampu-
lampu.Pedoman pencahayaan dirumah sakit ini memuat beberapa
penjelasan dantheoripencahayaansertakatagoripencahayaanpadaruangan-
ruangandirumah sakit yang disesuaikan dengan bidang
kerjanya.Katagoripencahayaandiberikan nilai dengannotasi huruf
A,B,C ,D , E , F ,G , H , I.Masing-masing notasi hurufmempunyai nilai
intensitaspenerangan3(tiga)
19
macamyaitunilaiminimal,yangdiharapkandanmaximal.

Tabel2.4–TabelIndeksPencahayaanMenurutJenisRuangatauUnit

No. RuangatauUnit IntensitasCahaya Keterangan


(lux)
Ruangpasien
1 - saattidaktidur 100–200 Warnacahayasedang
maks. 50
- saattidur

2 R.Operasiumum 300–500
Warna cahaya
3 Mejaoperasi 10.000–20.000 sejukatau
sedang

tanpabayangan
4 Anastesi,pemulihan 300–500
5 Endoscopy,lab 75–100
6 SinarX minimal60
7 Koridor Minimal100
8 Tangga Minimal100 Malamhari
9 Administrasi/kantor Minimal100
10 Ruangalat/gudang Minimal200
11 Farmasi Minimal200
12 Dapur Minimal200
13 Ruangcuci Minimal100
14 Toilet Minimal100
15 R. Isolasi khusus 0,1–0,5 Warnacahayabiru
16 Ruanglukabaker 100–200
2.1.7.9 SistemPengolahandanPembuanganLimbah

Persyaratan Pengolahan dan Pembuangan Limbah Rumah


Sakitdalam bentuk padat, cair dan gas, baik limbah medis maupun non-
medisdapat dilihat pada Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor1204/MENKES/SK/X/2004, tentang Persyaratan Kesehatan
LingkunganRumah Sakit. (Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana Rumah Sakit
Kelas C)

20
2.2. RumahSakitMata
2.2.1 PengertianRumahSakitMata
MenurutkamusbesarbahasaIndonesia Rumah sakit mata adalahrumah
sakit yg khusus memberikan layanan, pengobatan, dan perawatanbagi
penderita penyakit mata.

2.2.2 Jenispenyakitmata:

Penyakit mata sangat beragam dan tidak semuanya dapat


menular.Jika penyakit mata disebabkan virus atau bakteri maka bisa
menular,sedangkan jika penyebabnya alergi tidak akan menular. Cara
penanganandan pencegahan macam-macam penyakit mata ini pun berbeda,
tergantungpenyebabnya. Berikut ini beragam penyakit mata :

Penyakitmatayangmenular
1. Konjungtivitis(menular)
Merupakan penyakit mata akibat iritasi atau peradangan akibat
infeksidibagianselaputyangmelapisimata. Gejalanya mata memerah,
berarir,terasa nyeri, gatal, penglihatan kabur, dan keluar kotoran. Penyakit
inimudah menular dan bisa berlangsung berbulan-bulan. Beberapa
faktormenjadi penyebabnya, seperti infeksi virus atau bakteri, alergi (debu,
serbuk,angin,buluatauasap),pemakaianlensakontakdalamjangkawaktupanjan
gdan kurang bersih.
2. Trakoma (menular)
Infeksi pada mata yang disebabkan bakteri Chlamydia
trachomatisyang berkembang biak di lingkungan kotor atau bersanitasi buruk
serta bisamenular. Penyakit ini sering menyerang anak-anak, khususnya di
negaraberkembang.

Penyakitmatayangtidakmenular:
1. KeratokonjungtivitasVernalis(KV)
Penyakitiritasi/peradanganpadabagiankornea(selaputbening)

21
akibat alergi sehingga menimbulkan rasa sakit. Memiliki gejala mata
merah,berair, kelopak mata bengkak, gatal, dan adanya kotoran mata.
KVmerupakan peradangan yang berulang atau musimam dan
penderitanyacenderung kambuh, khususnya di musim panas.
2. Endoftalmitis
Infeksi pada lapisan mata bagian dalam sehingga bola matabernanah.
Gejalanya mata merah, terasa nyeri bahkan sampai mengalamigangguan
penglihatan. Infeksi ini cukup berat sehingga harus segeraditangani karena
bisa menimbulkan kebutaan. Penyebab biasanya karenamata tertusuk
sesuatu.
3. SelulitisOrbitalis(SO)
Penyakit mata akibat peradangan pada jaringan di sekitar bola
mata.Gejalanya mata merah, nyeri, kelopak mata bengkak, bola mata
menonjoldanbengkak,sertademam.Padaanak-
anak,SOseringterjadiakibatcederamata, infeksi sinus atau infeksi berasal dari
gigi. Dokter biasanya akanmelakukan rontgen gigi dan mulut atau CT Scan
sinus untuk memastikanpenyebabnya.
4. Blefaritis
Peradangan yang terjadi pada kelopak mata akibat produksi
minyakberlebihan dan berasal dari lapisan mata. Memiliki gejala berupa
matamerah, panas, nyeri, gatal, berarti, terdapat luka di bagian kelopak mata
danmembengkak, bahkan rontoknya bulu mata. Blefaritis terbagi dua jenis,
yaitublefaritis anterior (peradangan mata bagian luap depan yaitu di
melekatnyabulu mata, disebabkan bakteri stafilokukus).
4. Dakrosistitis
Penyakit mata yang disebabkan penyumbatan pada
duktusnasolakrimalis (saluran yang mengalirkan air mata ke hidung).
Penyumbatandisebabkan alergi sehingga menyebabkan infeksi di sekitar
kantung air matayang menimbulkan nyeri, warna merah dan bengkak, bisa
mengeluarkannanah dan mengalami demam.
5. UlkusKornea(UK)
Infeksipadakorneabagianluardanbiasanyaterjadiakibatjamur,

22
virus, protozoa, atau beberapa jenis bakteri seperti
stafilokokus,pseudomonas atau pneumokukus. Awalnya bisa karena kelilipan
atautertusuk benda asing.

2.2.3 IzinmendirikanRumahSakitKhusus
I. Persyaratan:
1. Surat Permohonan Izin Mendirikan RS dari
pemilik(Yayasan/PT/Badan Hukum Lainnya); ditujukan
kepadaBupati/Walikota Cq.Kepala Badan Pelayanan Perizinan
Terpadu;
2. Fotocopy Surat Akte Notaris Pendirian Yayasan/PT/Badan
HukumLainnya;
3. Fotocopysertifikattanaha/npemohon;
4. SIMB(suratizinmendirikanrumahsakit)a.n.pemohon;
5. IzinLokasidariPemdaKabupaten/Kotasetempat;
6. Studikelayakan,masterprogramdanmasterplan;
7. Denahbangunan(skala1:200);
8. PersyaratanyangdimintaditingkatKab/Kota;
9. Surat Pernyataan sanggup mentaati peraturan yang berlaku di
bidangkesehatan dari Pemohon;
10. DokumenUPL/UKLdanRekomendasi/HasilPenelitianUPL/UKL
11. StrukturOrganisasiBadanHukum
II. KlasifikasiRumahSakitKhususditetapkanberdasarkan:
a. Pelayanan;
b. SumberDayaManusia;
c. Peralatan;
d. SaranadanPrasarana;dan
e. AdministrasidanManajemen.
2.2.4 Fungsi Rumah Sakit Mata menurut Undang-Undang Nomor 44
Tahun2009 tentang rumah sakit
Rumahsakitmataberfungsisebagai:

23
a. Rumah sakit khusus memberikan pelayanan diagnosis
danpengobatan untuk penderita dengan kondisi medik tertentu
baikbedah maupun nonmedik, seperti rumah sakit kanker,
bersalin,mata, lepra, rumah sakit rehabilitasi dan penyakit kronis.
b. Golongan rumah sakit kelas E, dimana memberikan
pelayanankesehatan khusus, yaitu mata.

2.2.5 KriteriaKlasifikasiRumahSakitMataMenurutMenteriKesehatanRI

a. JenisPelayananMedis

1. Pelayanan spesialistik mata : Refraksi, Infeksi dan


imunologimata, Glaucoma, Bedah katarak, Medical retina,
Oftalmologikomunitas, Refraksi dan lensa kontak, infeksi dan
imunologimata, pediatric olfalmologi, bedah plastic dan
rekonstruksi danonkologi mata.
2. Pelayanan sub-spesialistik mata : Refraksi dan lensa
kontak,infeksi dan imunologi mata, lensa dan bedah
refraktif,glaucoma, vitreo retina, strabismus, neuro oftalmologi,
plasticrekonstruksi, orbita onkologi, pediatric ontamologi
danoftamologikomunitas.Pelayananspesialisenestesi,Pelayana
nRawat inap,Pelayanan Rawat Jalan,PelayananGawat
DaruratMata, Pelayanan Bedah operasi, Pelayanan
Penunjang,PelayananFarmasi,PelayananLaboratoriumsederha
na,Optik,Gizi,Sterilisasi,BankMata,RekamMedik,Laundry,
PemulanggaranJenazah,PenanggulangiBencana

b. Peralatan

Sarana dan prasarana Kesehatan Mata primer minimal


harustersedia peralatan sebagai berikut : Slit Lamp, Auto
refraktermeter,Ofralmostop direk, Oftalmostop indirek, Lens Meter,
Trial lens set,LupBinokuler3-
5Dioptri,Streakretinaskopi,BukuIshihara
24
kanahera, Snellen test project, Basic ophtalmik instrument,
Flashlight, Loup, Tonometer Schiatz, Sterilizer table mata,
Obatdiagnostic midriatikum, Anastetic Topical, Lensa
Gonometridengan 3 cermin dan Set dilator punctum

c. SaranadanprasaranaKesehatanMataSekunderminimalharustersedi
a peralatan sebagai berikut :

Peralatan Diagnostik
Lembar optotip snellen yang dilengkapi clock dial, Lembar kartutes
baca, Bingkai uji coba trial lens, Buku ishihara-
Kanehara,Lensometer, Optalmostop direk, Optalmoskop indirek,
Slit lamp,Tonometer Schiotz, Tonometer aplanasi, Tonometer non
contact,Streakretinoscopy, Lensa gonioskopi dengan 3 cermin,
Refraktokeratomete.

2.3 Antropometri
2.3.1 ANTROPOMETRIRUANGPERAWAT
JarakTerhadapRuangPasien
Malkin(1992)menyatakanbahwawaktuuntukberjalandankemampuanuntu
kmenengokpasienmenjadisemakinpentinguntukmengatasi keterbatasan
tenaga perawat. Jika jarak perjalanan pendekdan suplai mudah maka
perawat dapat menggunakan waktu lebihbanyak untuk pasien. Jadi
dapat ditegaskan bahwa jarak ruang perawatterhadap ruang pasien
harus sedekat mungkin sehingga memudahkanjangkauan.

Data lapangan menunjukkan bahwa ruang perawat terletak di


ujungtimur deretan ruang pasien. Dengan demikian maka untuk ruang
pasienyang terletak di sekitar ruang perawat tidak akan menjadi
masalah.Namun untuk ruang pasien yang terletak di ujung Barat maka
jaraknyamenjadi jauh.

25
HubunganDenganRuangPendukung
De Chiara dan Challender
(1990)menyatakanbahwarencanaruangperawatharusmenyertakanpular
uang-ruangyangmengakomodasikereta penyimpanan linan, alat-alat
dan suplai lainnya yang dibawa dariunit suplai dan sterilisasi sentral.
Jadi jarak ruang perawat harussedekat mungkin dengan ruang-ruang
tersebut, dan bila ruang beradadi lantai atas maka lift untuk barang atau
ramps harus diletakkan diluarnya.
Data lapangan menunjukkan bahwa ruang perawat terletak di
depanruang-ruang suplai/pendukung seperti ruang obat, ruang linan,
dapur,dan ruang cuci. Sedangkan lift/ramps terletak di luarnya dalam
jarakyang paling dekat dibanding ruang-ruang pendukung
sepertidikemukakan di atas telah sesuai.

DenahAreaKerjaPerawatdanJarakRuang
MenurutPanerodanZelnik(1979)lebar91,4 cm adalah jarak ruangminimal
yang memungkinkan antara meja kerja dengan meja belakang.Ini akan
memungkinkan akses ke meja belakang bagi orang ke duasementara
perawat sedang menggunakan meja kerja. Disamping itujuga membuat
arsip-arsip mudah terjangkau oleh perawat yangmemutar kursinya ke
belakang.
Data lapangan menunjukkan bahwa jarak meja kerja dengan
mejabelakang (berupa rak panjang) adalah 175 cm. Dengan demikian
aksesorang kedua ke meja belakang dapat dilakukan dengan leluasa.

26
Gambar2.13.StandarJarakAreaKerjaRuangPerawat

2.3.2 ANTROPOMETRIKORIDOR
MenurutWoodson (1981), koridor harus cukup lebar sehingga
orangtidak harus berjalan berhati-hati agar tidak menabrak dinding,
oranglain, atau perabot yang menempel pada dinding atau dibawa
denganalat dorong. Data lapangan menunjukkan bahwa koridor pada
GedungLukas terdiri dari koridor utama yang memiliki lebar 250 cm dan
sub-koridor yang memiliki lebar 125 cm.
Koridor utama merupakan akses utama yang menghubungkan
seluruhruang di dalam Gedung Lukas secara langsung kecuali toilet dan
terasruangpasien.Padakoridorutamaterdapatperabotyangmeliputi:daftar
nama pasien, papan tata tertib, box telepon, kotak saran,
tabungpemadam dan pot-pot tanaman. Kebanyakan dari perabot
tersebutdipasang pada dinding di sisi koridor kecuali pot tanaman
yangdiletakkan pada pojok-pojok koridor. Penggunaannya meliputi
pasienbesertakeluarga/penunggunya,pengunjung,dokterdanstaf

27
keperawatan. Perabot yang sering melintasi adalah kursi roda,
keretamakan, kereta injeksi, kereta balut, dan tempat tidur pasien.
Dengandemikian maka dapat diperhitungkan bahwa lebar koridor utama
palingtidak harus dapat mengakses lebar dua orang (bolak-balik) dan
satutempat tidur pasien (sebagai perabot yang paling lebar). Lebar
tempattidur pasien adalah 90 cm dan akses standar minimun untuk tiap
orangadalah 76 cm. Jadi bila dijumlahkan maka lebar koridor utama
yangdibutuhkan minimal adalah 242 cm. Dengan demikian maka
lebarkoridor utama di lapangan telah sesuai untuk dapat
mengakseskebutuhan pergerakan manusia dan barang yang terjadi di
dalamnya.
Sub koridor merupakan akses pendukung yang menghubungkan
antarruangpelayananyaituruangperawat,ruangkonsultasidokter,ruangke
pala ruang, dapur, ruang obat, ruang linan dan ruang cuci. Pada sub-
koridor ini tidak terdapat perabot apapun. Penggunanya adalah
seluruhstafkeperawatandenganperabotyangseringdigunakanyaitukereta
makan, kereta injeksi, dan kereta balut. Dengan demikian maka
dapatdiperhitungkanbahwalebarsub-
koridorpalingtidakharusdapatmengakses lebar satu orang dan satu
kereta makan (sebagai perabotyang paling lebar). Lebar kereta makan
adalah 50 cm dan aksesstandar minimum untuk tiap orang adalah 76
cm. Jadi bila dijumlahkanmakalebarsub-
koridoryangdibutuhkanminimaladalah126cm.Dengan demikian maka
lebar sub-koridor yang ada di lapangan
sangatminimaluntukdapatmengakseskebutuhanpergerakanmanusiadan
barangyangterjadididalamnya.(DepartemenKesehatanRI.1992.Standar
Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta: Departmen Kesehatan RI.)

2.4 StudiBanding
2.4.1 NetralKlinikSpesialisMata
Netra Klinik menyediakan pelayanan kesehatan mata bagi semua
pasienmata yang membutuhkan pengobatan dan pemeriksaan (intensive

28
care)serta hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan mata. Netra Klinik
SpesialisMataBandungdibukapadatanggal1Agustus2007bertempatdiJl.

29
Supratman No 17 Bandung. Konsep dari berdirinya Netra Klinik
SpesialisMata adalah pusat pelayanan kesehatan mata (one stop eye health
careservices) yang menyediakan total solution perawatan kesehatan mata
yangmampu mentransformasi kondisi fisik dan mental pasien dan pengantar.

2.4.2 Pelayanan utama

klinik: Lasik

RefractiveSurgery
Kontak Lens
Katarak
PediatrikOphtalmology&Strabismus Gl
aukoma
Retina

Okuloplastik

FasilitasNonmedis

Gambar 2.21
Optik(Sumber:NetraKli
nik)

30
Gambar2.22Lobby Gambar2.23R.Resepsionist
(Sumber:NetraKlinik) (Sumber:NetraKlinik

Gambar2.24R.Tunggu Gambar2.25Taman
(Sumber:NetraKlinik) (Sumber:NetraKlinik)

31

Anda mungkin juga menyukai