Anda di halaman 1dari 47

BAB II

TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Umum

2.1.1 Rumah Sakit

Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang


pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya.
Selama Abad pertengahan, rumah sakit juga melayani banyak fungsi di luar rumah
sakit yang kita kenal di zaman sekarang, misalnya sebagai penampungan orang
miskin atau persinggahan musafir. Istilah hospital (rumah sakit) berasal dari kata
Latin, hospes (tuan rumah), yang juga menjadi akar kata hotel dan hospitality
(keramahan). Beberapa pasien bisa hanya datang untuk diagnosis atau terapi ringan
untuk kemudian meminta perawatan jalan, atau bisa pula meminta rawat inap dalam
hitungan hari, minggu, atau bulan. Rumah sakit dibedakan dari institusi kesehatan
lain dari kemampuannya memberikan diagnosa dan perawatan medis secara
menyeluruh kepada pasien (sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/rumah_sakit).

Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan


upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih dan
terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik untuk pemulihan dan
pemeliharaan kesehatan yang baik. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal bagi masyarakat dan tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan. Sarana kesehatan berfungsi
melakukan upaya kesehatan dasar, kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan
penunjang. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan,
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit(preventif), penyembuhan
penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang diselenggarakan
secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan (Siregar,2004).

Berdasarkan UU Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah


Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Pengaturan penyelenggaraan Rumah Sakit bertujuan:

• Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan;

• Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,lingkungan


rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit;

• Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit;

• Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya manusia


rumah sakit, dan Rumah Sakit.

2.1.2 Klasifikasi Rumah Sakit

Rumah sakit dapat diklasifikasikan menjadi beberapa golongan

berdasarkan jenis pelayanan, kepemilikan, jangka waktu pelayanan,

kapasitas tempat tidur dan fasilitas pelayanan (PERMENKES RI NO.


340/MENKES/PER/III/2010).

a. Jenis Pelayanan

Berdasarkan Jenis Pelayanannya, Rumah Sakit dapat digolongkan


menjadi 2 tipe yaitu Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus.

 Rumah Sakit Umum

Rumah sakit umum adalah Rumah Sakit yang memberikanpelayanan


kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik dan subspesialistik. Rumah Sakit
ini memberi pelayanan kepada berbagai penderita, diagnosis dan terapi
untuk berbagai kondisi medis.

 Rumah Sakit Khusus

Rumah sakit khusus adalah Rumah Sakit yang mempunyai fungsi

primer, memberikan diagnosis dan pengobatan untuk penderita yang


mempunyai kondisi medik khusus, misalnya Rumah Sakit Ginjal,

Rumah Sakit Anak, Rumah Sakit Jantung, dan lain-lain.

b. Kepemilikan

Kepemilikan Rumah Sakit dapat digolongkan menjadi dua, yaitu Rumah


Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta.

 Rumah Sakit Pemerintah

Rumah sakit pemerintah adalah Rumah Sakit umum milik pemerintah,


baik pusat maupun daerah, Departemen Pertahanan dan Keamanan,
maupun Badan Usaha Milik Negara. Rumah Sakit pemerintah dapat
dibedakan berdasarkan fasilitas pelayanan dan peralatan menjadi empat
kelas, yaitu Kelas A, B, C, dan D.

 Rumah Sakit Swasta

Rumah sakit swasta adalah Rumah Sakit umum milik suatu


perkumpulan atau yayasan tertentu, antara lain:

1. Rumah Sakit Umum Swasta Pratama, yaitu Rumah Sakit swasta yang
memberikan pelayanan medik bersifat umum, setara dengan rumah sakit
pemerintah kelas D.

2. Rumah Sakit Umum Swasta Madya, yaitu Rumah Sakit swasta yang
memberikan pelayanan medik bersifat umum dan spesialistik dalam 4
cabang, setara dengan rumah sakit pemerintah kelas C.

3. Rumah Sakit Umum Swasta Utama, yaitu Rumah Sakit swasta yang
memberikan pelayanan medik, spesialistik dan subspesialistiksetara
dengan rumah sakit pemerintah kelas B.

c. Fasilitas Pelayanan dan Kapasitas Tempat Tidur

Sesuai SK Menteri Kesehatan No. 920/MENKES/PER/XII/1986


fasilitsa pelayanan rumah sakit dibagi sebagai berikut:

 Rumah Sakit Kelas A

Rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan


medik spesialistik dan subspesialistik luas, dengan kapasitas lebih dari
1000 tempat tidur.

 Rumah Sakit Kelas B

Rumah sakit kelas B dibagi menjadi:

1. Rumah Sakit B1, melaksanakan pelayanan medik minimal 11


(sebelas) spesialistik dan belum memiliki sub spesialistik luas dengan
kapasitas 300-500 tempat tidur.

2. Rumah Sakit B2, melaksanakan pelayanan medik spesialistik dan


sub spesialistik terbatas dengan kapasitas 500-1000 tempat tidur.

 Rumah Sakit Kelas C

Rumah sakit yang mempunyai kemampuan pelayanan medik


spesialisti dasar, yaitu penyakit dalam, bedah, kebidanan atau kenadungan,
dan kesehatan anak dengan kapasitas 100-500 tempat tidur.

 Rumah Sakit Kelas D

Rumah sakit yang mempunyai kemampuan pelayanan medik dasar dengan


kapasitas tempat tidur kurang dari 100.

2.1.3 Jenis-jenis Rumah Sakit

a. Rumah sakit umum

Melayani hampir seluruh penyakit umum, dan biasanya memiliki


institusi perawatan darurat yang siaga 24 jam (ruang gawat darurat) untuk
mengatasi bahaya dalam waktu secepatnya dan memberikan pertolongan
pertama. Rumah sakit umum biasanya merupakan fasilitas yang mudah
ditemui di suatu negara, dengan kapasitas rawat inap sangat besar untuk
perawatan intensif ataupun jangka panjang. Rumah sakit jenis ini juga
dilengkapi dengan fasilitas bedah, bedah plastik, ruang bersalin,
laboratorium, dan sebagainya. Tetapi kelengkapan fasilitas ini bisa saja
bervariasi sesuai kemampuan penyelenggaranya. Rumah sakit yang sangat
besar sering disebut Medical Center (pusat kesehatan), biasanya melayani
seluruh pengobatan modern. Sebagian besar rumah sakit di Indonesia juga
membuka pelayanan kesehatan tanpa menginap (rawat jalan) bagi
masyarakat umum (klinik). Biasanya terdapat beberapa klinik/poliklinik di
dalam suatu rumah sakit.

b. Rumah sakit terspesialisasi

Jenis ini mencakup trauma center, rumah sakit anak, rumah sakit
manula, atau rumah sakit yang melayani kepentingan khusus seperti
psychiatric (Psychiatric Hospital), penyakit pernapasan, dan lain-lain.
Rumah sakit bisa terdiri atas gabungan atau pun hanya satu bangunan.
Kebanyakan mempunyai afiliasi dengan universitas atau pusat riset medis
tertentu. Kebanyakan rumah sakit di dunia didirikan dengan tujuan nirlaba.

c. Rumah sakit penelitian/pendidikan

Rumah sakit penelitian/pendidikan adalah rumah sakit umum yang


terkait dengan kegiatan penelitian dan pendidikan di fakultas kedokteran
pada suatu universitas/lembaga pendidikan tinggi. Biasanya rumah sakit ini
dipakai untuk pelatihan dokter-dokter muda, uji coba berbagai macam obat
baru atau teknik pengobatan baru. Rumah sakit ini diselenggarakan oleh
pihak universitas/perguruan tinggi sebagai salah satu wujud pengabdian
masyararakat / Tri Dharma perguruan tinggi.

d. Rumah sakit lembaga/perusahaan

Rumah sakit yang didirikan oleh suatu lembaga/perusahaan untuk


melayani pasien-pasien yang merupakan anggota lembaga
tersebut/karyawan perusahaan tersebut. Alasan pendirian bisa karena
penyakit yang berkaitan dengan kegiatan lembaga tersebut (misalnya rumah
sakit militer, lapangan udara), bentuk jaminan sosial/pengobatan gratis bagi
karyawan, atau karena letak/lokasi perusahaan yang terpencil/jauh dari
rumah sakit umum. Biasanya rumah sakit lembaga/perusahaan di Indonesia
juga menerima pasien umum dan menyediakan ruang gawat darurat untuk
masyarakat umum.

e. Klinik

Fasilitas medis yang lebih kecil yang hanya melayani keluhan tertentu.
Biasanya dijalankan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat atau dokter-dokter
yang ingin menjalankan praktek pribadi. Klinik biasanya hanya menerima
rawat jalan. Bentuknya bisa pula berupa kumpulan klinik yang disebut
poliklinik

2.1.4 Healing Arsitektur


Healing architecture adalah sebuah konsep desain dimana arsitektur
turut serta dalam proses penyembuhan pengguna. Penggunaan Pendekatan
Healing Architecture dan Konsep Therapeutic Spaces pada Rancangan
Fasilitas kesehatan khusus anak di nilai dapat membantu proses
penyembuhan dengan melalui faktor ruang lingkup arsitektural.

2.1.5 Green hospital


Green hospital merupakan sebuah konsep rumah sakit yang didesain
dengan memberdayakan potensi alam sebagai sumber daya utama sehingga
ramah terhadap lingkungan dan lebih menghemat pengeluaran energi.
Tujuh elemen yang harus diperhatikan pada rumah sakit yang ramah
lingkungan, yaitu energy efficiency, green building design, alternative
energy generation, transportation, food, waste, dan water. Di Indonesia,
green hospital masih merupakan sebuah konsep yang menekankan efisiensi
penggunaan air dan energi listrik yang efektif dan efisien, serta
pengelolaan limbah yang berwawasan lingkungan.

Green Hospital merupakan konsep arsitekut berkelanjutan dimana


konsep ini sangat memperhatikan aspek ramah lingkungan dimana dalam
konteks ramah lingkungan mencakup energi terbarukan, hemat energi dan
pemanfaatan kembali limbah untuk mengurangi pencemaran lingkungan
dan juga mementingkan kelestarian lingkungan sekitarnya. Konsep green
sudah sangat sering kita temui terhadap bangunan pada sekarang ini guna
untuk melestarikan dan mencegah kerusakan lingkungan yang sudah
sangat memperhatikan di zaman sekarang ini.

Penerapan green hospital ini mencakup lingkungan berwawasan


lingkungan hijau, efisiensi penggunaan air, energi listrik, penggunaan
bahan material serta pengurangan limbah. Evaluasi penilaian dampak
lingkungan ada beberapa langkah meliputi characteristization, damage
assessment, normalization, weighting dan single score. Metode yang
digunakan berdasarkan Eco Indikator beberapa dampak lingkungan
meliputi carcinogens, respiratory organics, climate change, radiation,
ozone layer, ecotoxicity, acidification/euthrophication, land use, minerals,
dan fossil fuel. Sedangkan untuk menilai dampak lingkungan pada limbah
dapat dilihat dari hasil life cycle assessment berdasarkan characterization,
normalization weighting dan single score.

Selain itu perlunya prinsip-prinsip ramah lingkungan untuk


mewujudkan green hospital, dengan keunggulan pendidikan ramah
lingkungan (green education) serta adanya taman terapi dan releksasi yang
dikenal sebagai taman penyembuhan (Healing Gardens).

2.2 Tinjauan Khusus

2.2.1 Rumah Sakit Anak

Berdasarkan jenis pelayananya, Rumah Sakit Anak termasuk Rumah Sakit


Khusus tipe E (spesial hospital) yang menyalenggarakan hanya satu macam
pelayan kesehatan kedokteran saja, yaitu dalam bidang pelayanan kesehatan
bagi anak yang memberikan pelayanan dan perawatan berdasarkan golongan
umur, yaitu anak dengan usia 0-18 tahun (SK MENTRI KESEHATAN
NO.920/MENKES/PER/XII/2015).

Berdasarkan data dari ILO(International Labor Organization) mengatakan


bahwa rentang usia anak berumur 1 sampai 14 tahun, sedangkan Ikatan Dokter
Indonesia (IDAI) mengatakan bahwa anak anak berumur muali 1 sampai 10
tahun, dalam hal ini diambil ketetapan berdasarkan data-data yang ada yaitu
anak anak berumur 1 sampai 14 tahun.

Berdasarkan kepemilikannya, rumah sakit anak termasuk Rumah Sakit


Swasta Madya karena memberikan pelayanan medik bersifat umum dan
spesialistik, setara dengan Rumah Sakit Pemerintah Kelas C. Di dalam Rumah
Anak pelayanan dan fasilitas yang ada ditujukan supaya anak merasa aman
serta nyaman untuk berada di rumah sakit.

Dalam karakteristik anak dalam berinteraksi dan bermain mempunyai


beberapa macam sesuai dari umurnya. Anak memilik tahapan dalam aktivitas-
aktivitasnya, mulai dari bermain, berfikir,dan berinteraksi. Tahapan tersebut
antara lain.

2.2.2 Faktor Penyebab Adanya Rumah Sakit Anak.


Faktor Penyebab Adanya Rumah Sakit Anak Penyebab adanya rumah
sakit anak adalah sebagai berikut:

a. Takut rumah sakit


Suasana rumah sakit sering menjadi fenomena bagi anak. Jarum suntik,
alat bedah, atau mungkin darah merupakan sesuatu yang sangat ditakuti
oleh anak-anak.

b. Kurang rasa aman dan nyaman


Bangunan rumah sakit yang ada saat ini cenderung kurang memperhatikan
unsur-unsur anak di dalamnya, sehingga anak-anak akan merasa tidak
nyaman di dalamnya.

c. Kesadaran perlunya perlakuan khusus bagi anak


Dalam bidang kesehatan, anak membutuhkan perlakuan yang tidak dapat
disamakan dengan orang dewasa pada umumnya. Anak yang berada
dirumah sakit, cenderung mengalami reaksi-reaksi kecemasan yang perlu
penanganan khusus.

2.2.3 Kegiatan di Rumah Sakit Anak

1. Kegiatan Medis

a. Poliklinik

Merupakan bagian yang melayani pasien rawat jalan


khususnya pasien bayi atau anak. Poliklinik biasanya erdiri dari
beberapa poli, antara lain : Poli Umum (Pediatric), Poli Gizi Anak
(Odontologi), THT Anak (Oto-Rino-Laringologi), Tumbuh Kembang
Anak.

b. Unit Gawat Darurat (UGD)


Merupakan bagian pertolongan pertama kepada pasien. Unit ini
bekerja tiap hari selama 24 jam dan bersifat sementara, bisa juga
merupakan unit pengganti poliklinik ketika sudah tutup.Kegiatan
pelayanan di UGD meliputi : Pasien diterima di UGD. Pemeriksaan dan
pengobatan oleh dokter. Jika kondisi pasien membaik maka
diperbolehkan untuk pulang, namun jika tidak maka akan di bawa ke
ruang perawatan.

c. Farmasi
Penyediaan fasilitas berupa apotik serta penyediaan obat
obatan. Sasarannya adalah pasien poloklinik dan umum. Pendistribusian
obat dilakukan ke bagian perawatan, pelayanan dan penunjang secara
medis.

d. Terapi
Merupakan kegiatan-kegiatan fisik yang berguna untuk
memulihkan kondisi pasien. Pelayanan ini berupa penggunaan otototot
motorik pada tingkat sederhana baik pada pasien rawat jalan maupun
rawat inap.

e. Bedah.
Terdiri dari bagian operasi kecil dan besar pada pasien anak.

f. Perawatan
Perawatannya dibedakan antara perawatan normal dengan
perawatan isolasi. Bagian ini dibedakan atas perawatan neonatus
dan anak, masing-masing bagian perawatan mendapat pengawasan
dari stasiun perawat. Beberapa macam perawatan antara lain :

- Perawatan umum. Perawatan kepada pasien yang bersifat


umum, dalam arti tidak memiliki penyakit khusus yang harus
dirujuk ke unit lain.

- Perawatan isolasi. Merawat pasien yang memiliki penyakit


khusus, biasanya jenis penyakit menular. Memiliki ruangan yang
serba tertutup guna menghindari persebaran penyakit.

g. ICU
Merawat pasien yang memerlukan perawatan dan
pengawasan secara intensif karena kondisi tubuhnya tergolong kritis.

2. Kegiatan Non Medis


• Kegiatan Administratif
Meliputi kegiatan pendaftaran pasien, mendata keluhan dan
penyakit pasien, serta laporan perkembangan pasien.

• Kegiatan Perawatan Inap.


Unit perawatan inap beserta seluruh pendukungnya.

• Unit-unit pendukung pelayanan medis


Fungsi-fungsi yang terkait seperti: laboratorium, farmasi, radiologi,
UGD, ICU, dan Instalasi bedah.

• Kegiatan Pendukung Non Medis

Terdiri dari unit gizi, unit sterilisasi, kantor, dll.

• Kelompok kegiatan Komersial dan Sosial

Fungsinya sebagai salah satu pemasukan, meliputi : area parkir,


kantin,dll.

• Service penunjang

Unit penunjang pada bagian servis antara lain dapur, pos keamanan,
janitor, dll.

2.2.4 Pesyaratan Rumah Sakit Anak

a. Persyaratan Lokasi
Pemilihan lokasi untuk pengadaan Rumah Sakit Swasta Madya
menurut SK Menteri Kesehatan RI NO.725 / MENKES / E / PER / VI /
2004 memiliki beberapa ketentuan yang harus dipenuhi guna mendukung
aktivitas Rumah Sakit dalam melayani masyarakat, sehingga pelayanan
kesehatan dapat di lakukan dengan optimal, ketentuan itu adalah sebagai
berikut :

1. Upaya pelayanan kesehatan harus mempunyai lokasi tersendiri, tidak


boleh berada satu gedung ataupun satu halaman dengan pasar, toko,
supermarket, hotel, bioskop dan sebagainya karena fungsi yang sangat
berbeda.

2. Tempat pelayanan medik dasar dan pelayanan medik spesialistik harus


di tempat yang sesuai dengan fungsinya.

3. Lokasi memiliki kondisi lingkungan hunian yang berdekatan dengan


daerah hijau dan terbuka. Kualitas kesegaran udara serta suhu tidak terlalu
panas atau dingin, sehingga dapat mendukung proses pengobatan.
b. Persyaratan Bangunan / Gedung

Persyaratan Bangunan untuk pengadaan Rumah Sakit Anak


megadopsi persyaratan Rumah Sakit tipe C, karena memiliki
kapasitas tempat tidur dan fasilitas peralatan yang setara. Menurut SK
Menteri Kesehatan RI NO. 725/MENKES/E/PER/VI/2004 yaitu:

1. Bangunan RS harus memiliki beberapa ruang fungsional yang


terdiri dari:

a. Ruangan untuk rawat jalan dan gawat darurat

b. Ruangan instalasi penunjang medik yaitu laboratorium,


radiologi dan sebagainya.

c. Bangunan pembina sarana RS yaitu gudang, bengkel, dsb.

d. Bangunan rawat inap minimal 100 (seratus) tempat tidur.

e. Bangunan administrasi, ruang tenaga medis dan pramedis.

f. Bangunan instalasi non medis yaitu ruang dapur, ruang cuci,


dsb.

g. Taman, dan Bangunan-bangunan lain yang diperlukan.

2. Luas bangunan pada Rumah Sakit adalah dengan perbandingan


minimal 50 m2 (lima puluh meter persegi ) untuk satu tempat tidur.

3. Luas tanah untuk bangunan bertingkat minimal dua kali luas tanah
untuk bangunan lantai dasar.

4. Luas tanah untuk bangunan tidak bertingkat minimal satu


setengah kali luasbangunan yang di rencanakan.

5. Adanya lapangan parkir dan taman seluas 50 % dari luas lantai


bangunan tidak bertingkat atau sama dengan luas lantai dasar
untuk rumah sakit bertingkat. untuk parkir minimal 1 mobil untuk 10
tempat tidur.
6. Luas lahan untuk bangunan tidak bertingkat minimal 1.5 kali luas
lantai bangunan yang direncanakan, dan untuk bangunan bertingkat
minimal 2 kali luas lantai dasar.

7. Mempunyai peralatan medis, penunjang medis dan non medis.


Persyaratan Ruang Rawat Inap Pembagian Ruang Rawat Inap pada
Rumah Sakit Anak sangat berbeda dengan Rumah Sakit Umum,
berdasarkan klasifikasi jenis penyakitnya, bagian rawat inap di bagi
atas : Ruang Non-Isolasi, Ruang Isolasi, Ruang Perawatan Intensif
(ICU)

Dengan adanya pertimbangan skala pertumbuhan dan


perkembangan maka pelayanan di rumah sakit (kecuali perawatan
di ICU karena pertimbangan kemudahan pengontrolan serta
efisiensi, biaya, dan tenaga) dibedakan menurut kelompok umur
yaitu:

Menurut Petunjuk Pelaksanaan SK Menteri Kesehatan RI NO.


920/ MENKES/PER/XII/2016, menentukan jumlah tempat tidur
untuk tiap-tiap kelas ruangan hendaknya tidak melebihi prosentase
berikut :

1. Kelas Utama: 5%

2. Kelas I : 15%

3. Kelas II : 15%

4. Kelas III : 40 % (termasuk golongan kurang/tidak mampu


membayar, di tetapkan sebanyak 25%) Pembagian tempat tidur
menurut kelompok anak, jenis penyakit (menular atau tidak
menular), dan kelas:

2.2.5 Jenis Pelayanan di Rumah sakit Anak

Pelayanan pada Rumah Sakit Ibu dan Anak yang diberikan kepada pasien
antara lain :

a. Preventif Merupakan pelayanan untuk mencegah pasien terjangkit dari


penyakit, hal ini dapat dilakukan dengan cara :

-Pemeriksaan rutin terhadap perkembangan bayi dan ibu hamil

-Konsultasi kesehatan 

-Penyuluhan tentang gizi ibu dan anak

-Imunisasi dan KB
b. Kuratif Merupakan usaha penyembuhan pada pasien dengan cara
pengobatan dan perawatan berupa :

-Persalinan

-Pembedahan

-Pengobatan

c. Rehabilitasi Merupakan tindakan penyembuhan kondisi fisik pasien


setelah melampaui masa pengobatan berupa :

-Perawatan atau pemulihan kesehatan

-Perawatan bayi

2.2.6 Tinjauan Anak


Pengertian anak menurut pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, anak adalah sesorang yang belum
berumur 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam
kandungan. Anak adalah individu yang berada dalam satu rentang perubahan
perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun), usia bermain/toddler (12,5
tahun), pra sekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (5-11 tahun) hingga remaja (11-
18 tahun) (Azis, 2005). Menurut Wong (2002) periode perkembangan anak
terbagi menjadi:

a. Periode Prenatal
Terdiri atas fase germinal, embrio, dan fetal. Fase germinal yaitu
mulai dari konsepsi sampai masa kurang lebih usia kehamilan dua minggu.
Fase embrio mulai dari usia kehamilah dua minggu sampai usia kehamilan
8 minggu, dan periode fetal mulai dari 8 minggu sampai 40 minggu atau
kelahiran.

b. Periode Bayi
Terdiri atas periode neonatus (0-28 hari) dan bayi (1-12 bulan) pada
periode ini pertumbuhan dan perkembangan yang cepat terutama pada
aspek kognitif, motorik dan sosial dan pembentukan rasa percaya diri anak
melalui perhatian dan pemenuhan kebutuhan dasar dari orang tua.

c. Periode Kanak-Kanak Awal

Terdiri atas anak usia 1-3 tahun yang disebut dengan toddler dan
prasekolah yaitu usia 3-6 tahun. Toddler menunjukkan perkembangan
motorik yang lebih lanjut dan anak menunjukkan kemampuasn aktivitas
lebih banyak bergerak mengembangkan rasa ingin tahu dan tahap
eksplorasi terhadap benda yang berada di sekelilingnya.

d. Periode Kanak-Kanak Pertengahan

Yang dimulai dari usia 6-11tahun atau 12tahun. Pertumbuhan anak


laki-laki sedikit lebih meningkat daripada perempuan dan perkembangan
motorik lebih sempurna.

e. Periode Kanak-Kanak Akhir

Yang merupakan fase transisi, yaitu anak-anak mulai memasuki usia


remaja, yaitu 11 atau 12 tahun sampai dengan 18 tahun. Anak perempuan
mulai memasuki masa pubertas pada usia 11 tahun, sedangkan laki-laki
pada usia 12 tahun. Perkembangan yang mencolok pada periode ini adalah
kematangan identitas seksual dengan perkembangan organ reproduksi dan
pencapaian identitas diri anak sebagai remaja yang akan meninggalkan
masa kanak-kanak dan memasuki perkembangan sebagai orang dewasa
terutama pada fase remaja akhir.

2.2.7 Faktor Psikologi

Faktor Psikologi sangat berperan dalam membantu untuk kesembuhan


pasien, secara umum Psikologi Kesehatan memiliki pengertian yaitu ilmu
yang mempelajari, memahami bagaimana pengaruh faktor psikologis
dalam menjaga kondisi sehat, ketika mengalami kondisi sakit, dan baimana
cara merespon ketika individu mengalami sakit. Apabila mengacu pada
pengertian sehat menurut WHO tahun 1948, menunjukkan adanya
keselarasan antara pengertian psikologi kesehatan dengan pengertian sehat
menurut WHO, yang tidak hanya menekankan pada ada atau tidak adanya
penyakit. Pengertian sehat menurut WHO (1948) yang dimaksud yaitu
kondisi sehat atau sejahtera pada aspek fisik, aspek mental maupun aspek
sosial. Kondisi sehat maupun kondisi sakit merupakan suatu kontinum,
yaitu kondisi sehat yang dialami individu dapat mencapai kondisi sehat
secara optimal, maupun ketika mengalami kondisi sakit dapat menuju atau
berasa pada kondisi yang sangat buruk, hingga menuju kematian. Psikologi
Lingkungan sangat berperan penting untuk psoses penyembuhan baik
alami yaitu dari diri sang pasien ataupun pengobatan yang sedang
dijalankan. Untuk itu faktor sangat penting memperhatikan faktor
Psikologi lingkungan (perilaku) yang mempelajari kejiwaan yang
mempelajari perilaku manusia berdasarkan pengaruh
dari lingkungan tempat tinggalnya, baik lingkungan sosial, lingkungan
binaan ataupun lingkungan alam. Dalam psikologi lingkungan juga
dipelajari mengenai kebudayaan dan kearifan lokal suatu tempat dalam
memandang alam semesta yang memengaruhi sikap dan mental manusia.
Dapat dikatan Faktor psikologi lingkungan mempengaruhi daripada
kondisi sang anak dalam proses penyembuhan, jika lingkungan yang
dihadirkan dalam rumah sakit membuat anak terekan dan stress maka
dapat menghambat proses penyembuhannya, oleh sebab itu sangat penting
menciptakan suasana lingkungan yang dapat merilekskan pikiran anak
dalam proses penyembuhannya.

2.2.8 Green Hospital


Konsep Green sudah sangat sering kita dengar dan juga kita jumpai
pada bangunan bangunan masa kini, diman konsep green yaitu membawa
dampak yang positif terhadap lingkungan dengan melestarikan lingkungan
dengan cara meminimalkan buangan dengan pengolahan kembali dan
hemat energi karena memanfaatkan sumber energi alami dari alam
sekitarnya, seperti energi matahari, angin dan lain-lain. Dengan kata lain
konsep green merupakan konsep ramah lingkungan yang sangat diperlukan
pada masa globalisasi sekarang dimana alam dan lingkungan sekitar rusak
dikarenakan kurangnya kesadaran manusia itu sendiri dalam menjaga
lingkungan tempat tinggalnya oleh karena itu konsep green sangat baik
untuk kelestarian lingkungan.

A. Prinsip Dasar Rumah Sakit Hijau

1. Melindungi kesehatan langsung penghuni bangunan Kesehatan


pasien, staf, dan pengunjung dapat sangat dipengaruhi oleh kualitas
udara dalam ruangan yang pada gilirannya tergantung pada desain
fisik dan mekanis (seperti ventilasi dan lokasi limbah dan racun) ,
pilihan bahan bangunan, pengelolaan emisi konstruksi, dan operasi
dan pemeliharaan bangunan. Selain itu, akses ke pencahayaan alami
terbukti mempengaruhi produktivitas staf dan hasil pasien.

2. Melindungi kesehatan masyarakat sekitar Kualitas udara dan air


setempat juga sangat dipengaruhi oleh pilihan desain bangunan.
Bahan-bahan bangunan dan pelapis off-gas, peralatan konstruksi dan
sistem HVAC secara langsung memancarkan VOC, partikulat dan
bahan-bahan lainnya yang dapat mengakibatkan pembentukan ozon
(kabut) permukaan tanah, dan menyebabkan serangan alergi, masalah
pernapasan, dan penyakit lainnya. Penggunaan lahan dan perencanaan
transportasi, pengelolaan lanskap dan air dengan alasan dan upaya
konservasi air di dalam bangunan akan mempengaruhi jumlah emisi
beracun yang dilepaskan ke air dan udara sepanjang umur bangunan.

3. Melindungi kesehatan komunitas global dan sumber daya alam.


Dampak kesehatan bangunan jauh melebihi komunitas terdekatnya.
Produksi bahan bangunan dapat menghasilkan pelepasan senyawa
toksik bioakumulatif persisten, karsinogen, pengganggu endokrin dan
zat beracun lainnya. Senyawa ini mengancam komunitas di mana
bahan-bahan tersebut diproduksi, dan, karena umur panjang beberapa
senyawa ini, dapat membahayakan kesehatan komunitas dan
ekosistem yang jauh dari pelepasannya.

B. Sifat-Sifat Green Architecture


Green architecture (arsitekture hijau) mulai tumbuh sejalan dengan
kesadaran dari para arsitek akan keterbatasan alam dalam menyuplai
material yang mulai menipis.Alasan lain digunakannya arsitektur hijau
adalah untuk memaksimalkan potensi site. Penggunaan material-material
yang bisa didaur-ulang juga mendukung konsep arsitektur hijau, sehingga
penggunaan material dapat dihemat. Green’ dapat diinterpretasikan sebagai
sustainable (berkelanjutan), earthfriendly (ramah lingkungan), dan high
performance building (bangunan dengan performa sangat baik).

1. Sustainable ( Berkelanjutan )

Yang berarti bangunan green architecture tetap bertahan dan


berfungsi seiring zaman, konsisten terhadap konsepnya yang
menyatu dengan alam tanpa adanya perubahan – perubuhan yang
signifikan tanpa merusak alam sekitar.

2. Earthfriendly ( Ramah lingkungan ).

Suatu bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan


berkonsep green architecture apabila bangunan tersebut tidak bersifat
ramah lingkungan. Maksud tidak bersifat ramah terhadap lingkungan
disini tidak hanya dalam perusakkan terhadap lingkungan. Tetapi juga
menyangkut masalah pemakaian energi.Olehkarena itu bangunan
berkonsep green architecture mempunyai sifat ramah terhadap
lingkungan sekitar, energi dan aspek – aspek pendukung lainnya.

3. High performance building.

Bangunan berkonsep green architecture mempunyai satu sifat


yang tidak kalah pentingnya dengan sifat – sifat lainnya. Sifat ini
adalah “High performance building”. Mengapa pada bangunan green
architecture harus mempunyai sifat ini?. Salah satu fungsinya ialah
untuk meminimaliskan penggunaan energi dengan memenfaatkan
energi yang berasal dari alam ( Enrgy of nature ) dan dengan
dipadukan dengan teknologi tinggi ( High technology performance ).
Contohnya : Penggunaan panel surya ( Solar cell ) untuk
memanfaatkan energi panas matahari sebagai sumber pembangkit
tenaga listrik rumahan. Penggunaan material – material yang dapat di
daur ulang, penggunaan konstruksi – konstruksi maupun bentuk fisik
dan fasad bangunan tersebut yang dapat mendukung konsep green
architecture. bangunan perkantoran yang menggunakan bentuk
bangunan untuk menyatakan symbol green architecture

C. Aspek - aspek Green hospital

Dalam perencanaan green building terdapat beberapa aspek yang harus


diperhatikan terkait bangunan yang akan dibangun berdasarkan penerapan
dari green building itu sendiri. Berikut aspek-aspek green building antara
lain sebagai berikut:

1. Conserving Energy (Hemat Energi) Sungguh sangat ideal apabila


menjalankan secara operasional suatu bangunan dengan sedikit
mungkin menggunakan sumber energi yang langka atau membutuhkan
waktu yang lama untuk menghasilkannya kembali. Solusi yang dapat
mengatasinya adalah desain bangunan harus mampu memodifikasi
iklim dan dibuat beradaptasi dengan lingkungan bukan merubah
lingkungan yang sudah ada. Lebih jelasnya dengan memanfaatkan
potensi matahari sebagai sumber energi. Cara mendesain bangunan
agar hemat energi, antara lain:

a. Banguanan dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan


pencahayaan dan menghemat energi listrik.

b. Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam bentuk energi


thermal sebagai sumber listrik dengan menggunakan alat Photovoltaic
yang diletakkan di atas atap. Sedangkan atap dibuat miring dari atas ke
bawah menuju dinding timur-barat atau sejalur dengan arah peredaran
matahari untuk mendapatkan sinar matahari yang maksimal.

c. Memasang lampu listrik hanya pada bagian yang intensitasnya


rendah. Selain itu juga menggunakan alat kontrol
penguranganintensitas lampu otomatis sehingga lampu hanya
memancarkan cahaya sebanyak yang dibutuhkan sampai tingkat terang
tertentu.

d. Menggunakan Sunscreen pada jendela yang secara otomatis dapat


mengatur intensitas cahaya dan energi panas yang berlebihan masuk ke
dalam ruangan.

e. Mengecat interior bangunan dengan warna cerah tapi tidak


menyilaukan, yang bertujuan untuk meningkatkan intensitas cahaya.

f. Bangunan tidak menggunkan pemanas buatan, semua pemanas


dihasilkan oleh penghuni dan cahaya matahari yang masuk melalui
lubang ventilasi.

g. Meminimalkan penggunaan energi untuk alat pendingin (AC) dan


lift.

2. Working with Climate (Memanfaatkan kondisi dan sumber energi


alami) Melalui pendekatan green architecture bangunan beradaptasi
dengan lingkungannya. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan
kondisi alam, iklim dan lingkungannya sekitar ke dalam bentuk serta
pengoperasian bangunan, misalnya dengan cara:

a. Orientasi bangunan terhadap sinar matahari.

b. Menggunakan sistem air pump dan cros ventilation untuk


mendistribusikan udara yang bersih dan sejuk ke dalam ruangan.

c. Menggunakan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim. Misalnya


dengan membuat kolam air di sekitar bangunan.

d. Menggunakan jendela dan atap yang sebagian bisa dibuka dan


ditutup untuk mendapatkan cahaya dan penghawaan yang sesuai
kebutuhan.
3. Respect for Site (Menanggapi keadaan tapak pada bangunan)
Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapaknya.
Hal ini dimaksudkan keberadan bangunan baik dari segi konstruksi,
bentuk dan pengoperasiannya tidak merusak lingkungan sekitar,
dengan cara sebagai berikut.

a. Mempertahankan kondisi tapak dengan membuat desain yang


mengikuti bentuk tapak yang ada.

b. Luas permukaan dasar bangunan yang kecil, yaitu pertimbangan


mendesain bangunan secara vertikal.

c. Menggunakan material lokal dan material yang tidak merusak


lingkungan.

4. Respect for User (Memperhatikan pengguna bangunan) Antara


pemakai dan green architecture mempunyai keterkaitan yang sangat
erat. Kebutuhan akan green architecture harus memperhatikan kondisi
pemakai yang didirikan di dalam perencanaan dan pengoperasiannya.

5. Limitting New Resources (Meminimalkan Sumber Daya Baru) Suatu


bangunan seharusnya dirancang mengoptimalkan material yang ada
dengan meminimalkan penggunaan material baru, dimana pada akhir
umur bangunan dapat digunakan kembali unutk membentuk tatanan
arsitektur lainnya.

6. Holistic Memiliki pengertian mendesain bangunan dengan


menerapkan 5 poin di atas menjadi satu dalam proses perancangan.
Prinsip-prinsip green architecture pada dasarnya tidak dapat
dipisahkan, karena saling berhubungan satu sama lain. Tentu secar
parsial akan lebih mudah menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Oleh
karena itu, sebanyak mungkin dapat mengaplikasikan green
architecture yang ada secara keseluruhan sesuai potensi yang ada di
dalam site.

Dalam konsep green dapat juga dikembangkan menjadi konsep


terspesifikasi menjadi Green Hospital, yaitu konsep green yang
mencakup permasalahan maupun keutuhan seputar rumah sakit mulai
dari energi dan buangan dari rumah sakit itu sendiri. Terdapat aspek
yang diperhatikan dalam konsep green hospital terdapat beberapa aspek
pengukuran ataupun yang menjadi standart dari rumah sakit ramah
lingkungan,antara lain:

Dari sejumlah standar pengukuran yang di kembangkan, beberapa


aspek atau parameter dominan yang di ukur untuk menentukan tingkat
‘hijau’ adalah: pengolahan tapak, energi, material, air, limbah dan
kualitas ruang dalam. Berikut adalah ulasannya.

1. Pemilihan dan pengolahan tapak

Parameter ini terkait dengan bagaimana memiih tapak yang


aman untuk mendirikan bangunan atau sekumpulan bangunan.
Sejumlah kemungkinan terhadap terjadinya bencana alam, seperti
tanah longsor, gempa bumi, banjir, gunung meletus dan lainnya,
patut di perhitungkan dalam memiih lokasi tapak. Di sisi lain,
dalam pembangunan rumah atau bangunan, perubahan fisik tapak
seperti sistem cut and fill di harapkan dapat di minimalkan.
Penyelesaian bangunan dengan konsep panggung dianggap paling
aman terhadap tapak, dan tidak mengurangi kemampuan
permukaan tapak meresap air hujan.

2. Energi

Dalam konsep arsitektur hijau, parameter energi terkait


dengan besarnya energi yang dikonsumsi serta presentase
pemanfaatan sumber energi terbarukan di bangunan. Bangunan di
nilai baik jika dalam mewadahi aktifitas manusia energi yang di
konsumsi rendah, sementara kenyamanan fisik manusia seperti
kenyamanan termal, visual, dan spasial tetap dapat di penuhi. Di
sisi lain, sumber energi yang terbarukan seperti bahan bakar
nabati, panas dan sinar matahari, sumber energi air, angin dan
lainnya dapat di manfaatkan secara maksimal. Sumber energgi
terbarukan di perkirakan mengemisi karbon dioksida dallam
jumlah yang relatif rendah dibanding emisi karbon dari
pembakaran bahan bakar fosil sepperti minyak bumi.

3. Material

Arsitetur hijau menuntut penggunaan material yang tidak


mengontaminasi lingkungan dan membahayakan manusia.
Material terbarukan seperti kayu, bambu, dahan, daun, dan
lainnya merupakan salah satu material yang re-use dan recycle.
Material dari tumbbuhan merupakan material yang dalam
pembentukannya menyerapa CO2 dari udara. Hal ini berbeda
dengan material non-organik yang dalam pembentukannya justru
mengemisi CO2 ke udara karena memerlukan bahan bakar.
Meskipun demikian, sejumah material non-organik yang dalam
proses pembuatannya tidak konsumtif energi dan tidak mencemari
lingkungan, tetap di rekomendasikan dalam konsep arsitektur
hijau.

4. Air

Konsumsi air dalam satuan waktu per individu merupakan


salah satu parameter dominan yang di ukur dalam konsep
arsitektur hijau. Bangunan yang rendah dalam konsumsi airnya
akan mendapat nilai baik atau tinggi dalam konsep arsitektur
hijau.

5. Limbah

Filosopi utama daam aspek ini adalah bagaimana agar limbah


bangunan seminimal mungkin mencemari lingkungan.
Pembuangan limbah dengan frekuensi tinggi, atau selang waktu
pembuangan pendek, peluang tanah atau alam dalam
mempurifikasi limbah menjadi sangat kecil. lingkungan dalam
skaa kecil dan besar akan tercemar, alam tercemar dan akhirnya
vegetasi tercemar, manusia pun kesehatan dan keberllangsungan
hidupnya. Oleh karena itu, dalam konsep arsitektur hijau, semakin
rendah kemampuan lahan mempurifikasi limbah karena besarnya
limbah yang di buang atau karena terbatasnya lahan yang
mempurifikasi limbah, maka semakin tinggi nilai atau tingkatan
hijau bangunan tersebut.

6. Kualitas ruang dalam.

Kualitas ruang dalam menyangkut kimiawi udara dan kualitas


fisik ruangan. Dengan komposisi udara yang baik, suatu ruangan
di anggap bersih atau sehat secara kimiawi. Sedangkan kualitas
fisik ruang terkait dengan kenyamanan fisik ruang. Bagaimana
pengguna banguna dapat merasakan ‘nyaman’ dari semua aspek
kenyamanan fisik, yakni kenyamanan spasial (ruang),
kenyamanan termal (suhu), kenyamanan visual
(penglihatan/cahaya), kenyamanan auditorial (pendengaran/suara),
kenyamanan olfaktual (penciuman/bau). Demikian, jika pengguna
bangunan dapat merasakan ruang dengan dimensi yang
mencukupi untuk menyelenggarakan aktivitas di sertai dengan
kenyamanan fisik sebuah bangunan maka tingkat hijau bangunan
di nilai tinggi.

2.2.9 Healing Architecture

Apa yang Menenangkan dan Menyembuhkan Anda? Mengapa kita begitu


peka terhadap perbedaan antara alam dan lingkungan yang tidak wajar?
Bagaimana mungkin sesuatu yang sederhana seperti suara tidak wajar memiliki
efek kuat pada kesehatan dan kesehatan emosional kita? Jawabannya mungkin
terletak pada bagaimana pengalaman proses tubuh, otak, dan sistem saraf di
lingkungan buatan manusia versus lingkungan alami. Salah satu keuntungan
dari menghabiskan waktu di alam adalah Anda memasuki keadaan pikiran yang
serupa dengan yang biasanya dicapai saat menggunakan praktik perdukunan,
dan sistem saraf dapat beralih dari keadaan simpatik yang waspada (fight or
flight) ke keadaan parasimpatis menenangkan, restoratif (istirahat dan
mencerna) untuk kesehatan yang lebih baik. Peralihan tersebut memupuk
kekebalan yang lebih besar dan memicu proses perbaikan seluler di tubuh.

Penelitian "latihan hijau" - dengan kata lain, olahraga dilakukan di luar


rumah, di daerah alami - menunjukkan bahwa hal itu memberi manfaat
kesehatan lebih besar daripada berolahraga di dalam rumah, mungkin karena
efek alam. Berolahraga di dekat air mungkin sangat menguntungkan.

Air, Ini Lebih dari sekedar Minum Dalam bukunya Pikiran Biru, penulis


Wallace J. Nichols mengutip banyak penelitian neuroscience yang
menunjukkan bahwa suasana hati kita dapat terpengaruh secara positif oleh
waktu yang dihabiskan untuk berinteraksi dengan tubuh air. Dia menyarankan
agar kita berevolusi agar tenang dengan melihat air di depan kita - segumpal
biru yang memenuhi langit dan di atas padang hijau.

Mungkin kita telah mewarisi kenangan leluhur untuk berjalan melintasi


lansekap hijau yang subur, kaya akan tanaman yang memberi makan kita dan
hewan-hewan, dan melihat ke arah cakrawala untuk dihibur dengan melihat
perairan danau atau sungai yang bergizi. Di tempat seperti itu, kita mungkin
merasakan rumah dan koneksi ke tanah yang membantu kita untuk lebih
memahami siapa diri kita dan kehidupan kita.

Menulis di Walden; atau, Life in the Woods, Henry David Thoreau


berkata, "Danau adalah pemandangan yang paling indah dan ekspresif. Ini
adalah mata bumi; melihat ke mana yang melihatnya mengukur kedalaman
kodratnya sendiri. "

Banyak orang memiliki intuisi bahwa alam memiliki kekuatan


penyembuhan, namun sekarang para peneliti menemukan lebih banyak tentang
bagaimana tubuh dan pikiran kita mendapatkan keuntungan dari interaksi kita
dengan alam.
Ketika sampai pada penelitian ilmiah dan medis, beberapa efek positif dari
alam diukur dengan pelaporan diri peserta penelitian. Yang lainnya diukur
dengan tekanan darah rendah atau kadar hormon stres yang lebih rendah seperti
kortisol. Beberapa penelitian melihat perubahan aktivitas otak, yang
menunjukkan bahwa kita memiliki pengalaman internal yang berbeda saat kita
berhadapan dengan alam. Pengalaman ini berkontribusi pada kesehatan mental
dan fisik yang lebih baik dalam jangka pendek dan panjang.

1. Jalan-jalan

Sebuah studi 2007 Inggris menunjukkan bahwa jalan-jalan di alam


mengurangi depresi pada 71 persen dari peserta. Itu sesuai dengan penelitian
Jepang tentang praktik shinrin-yoku, yang bisa diterjemahkan sebagai "mandi
hutan", atau perendaman di lingkungan berhutan.

Studi telah menunjukkan bahwa berjalan di hutan menurunkan kadar


hormon stres kortisol, adrenalin, dan noradrenalin, meningkatkan kekebalan
dan mood. Ini juga mengurangi denyut jantung, menurunkan tekanan darah,
memperbaiki tidur, dan meningkatkan kadar protein antikanker.

2. Memeluk Pohon Pine

Eva M. Selhub dan Alan C. Logan telah menunjukkannya dalam buku


mereka Otak Anda di Alam bahwa orang-orang Victor mengirim mereka
dengan "kondisi saraf" atau tuberkulosis ke sanitariums. Fasilitas ini biasanya
terletak di hutan pinus, karena pohon cemara diyakini memancarkan sesuatu ke
udara yang mempromosikan penyembuhan. Ternyata, klaim ini bukan
penemuan promotor imajinatif dari sanitariums.

Selhub dan Logan mencatat, "Bahan kimia alami yang disekresikan oleh
pohon cemara, yang dikenal sebagai phytoncide, juga dikaitkan dengan
perbaikan aktivitas pembela kekebalan garis depan kita." Udara di daerah
alami, terutama di hutan atau perairan yang bergerak di dekat sungai ,
cenderung memiliki konsentrasi ion negatif yang sangat tinggi, diketahui dapat
meningkatkan kadar serotonin neurotransmitter mood-boost. Jenis ion ini juga
dikaitkan dengan rasa vitalitas yang lebih besar, dan ini mengurangi depresi,
kelelahan, dan stres. Pernapasan mereka mudah dilakukan saat kita berada di
luar rumah.

3. Menyentuh tanah

Menyentuh tanah, atau mungkin hanya berada di dekat situ dan


menghirupnya sampai tingkat tertentu, juga bermanfaat bagi kesehatan.
Peningkatan jumlah penelitian menunjukkan hubungan antara mikroba, yang
dihadapi saat berada di luar rumah, dan koloni usus yang sehat dari organisme
yang berkontribusi terhadap kesehatan pencernaan dan bahkan suasana hati
yang positif dan perlindungan dari depresi dan kecemasan. Kotoran
menempatkan kita pada kontak dengan mikroorganisme yang membangun
rumah mereka di sistem pencernaan kita.

Seperti yang ditulis David Perlmutter, MD dalam bukunya Pembuat otak:


"Mikroba itu dinamis. Ini selalu berubah dalam menanggapi lingkungan kita -
udara yang kita hirup, orang-orang yang kita sentuh, obat-obatan yang kita
minum, kotoran dan kuman yang kita hadapi, hal-hal yang kita konsumsi, dan
bahkan pikiran yang kita miliki. Sama seperti makanan memberi informasi
kepada tubuh kita, bakteri usus kita juga berbicara dengan DNA, biologi kita,
dan akhirnya, umur panjang kita. "Koloni mikroba yang sehat di usus kita
berfungsi untuk meningkatkan kekebalan dan kemampuan kognitif dan
kesehatan kita yang sehat. makhluk.

4. Berkebun itu baik untukmu

Berkebun merupakan salah satu kegiatan di luar ruangan yang diketahui


memiliki banyak manfaat kesehatan, termasuk pengurangan rasa sakit dan stres
fisik, peningkatan kesehatan mental, peningkatan kebugaran fisik, peningkatan
kontak sosial dan rasa masyarakat, dan konsumsi buah dan sayuran yang lebih
besar.

Di kebun, Anda terkena sinar matahari, dibutuhkan untuk produksi vitamin


D dan serotonin. Keduanya mempengaruhi mood, mengurangi risiko depresi.
Sebagian besar serotonin kita, neurotransmiter yang berkontribusi pada rasa
puas dan bahagia, tidak diproduksi di otak, di mana ia digunakan, namun dalam
sistem pencernaan kita, di mana mikroorganisme dari lingkungan hidup. Masuk
akal kalau berada di bawah sinar matahari, menyentuh tanah, dan mendapatkan
aktivitas fisik bisa memperbaiki depresi dan kecemasan. Kemudian juga,
menanam, menyiangi, dan memanen sayuran di kebun menawarkan manfaat
kesehatan dari akses yang lebih besar terhadap makanan yang dikenal untuk
meningkatkan kesehatan.

Salah satu pasien, yang menderita kanker, mengatakan bahwa berkebun


membuatnya merasa bahagia dan rileks karena membuatnya merasa terhubung
dengan bumi dan kehidupan itu sendiri. Dia juga mengatakan hal itu
membuatnya kurang asyik dengan kankernya.

5. Sunshine Lights Up Your Health

Meski berada di alam, menikmatinya dan menggerakkan tubuh kita seperti


yang kita hargai, itu baik untuk tubuh dan pikiran, kita semakin menghabiskan
waktu di dalam rumah di lingkungan buatan. Akibatnya, mata dan kulit kita
terpapar cahaya buatan. Kita tahu bahwa interaksi dengan perangkat teknologi
mempengaruhi penglihatan kita.

Sekarang umum ada resep kacamata untuk pembacaan yang dekat, satu
untuk penglihatan biasa termasuk penglihatan jarak jauh, dan satu lagi untuk
membaca dari layar komputer atau perangkat seluler yang terletak 20 sampai
26 inci dari mata kita (juga trifokal biasa sekarang juga). Anak-anak yang
menghabiskan lebih banyak waktu di dalam rumah memiliki peningkatan risiko
rabun dekat.

Periset masih melihat bagaimana pencahayaan dalam ruangan dapat


mempengaruhi kita secara berbeda dari bagaimana sinar matahari alami
mempengaruhi kita. Lampu neon, misalnya, dapat meningkatkan peluang Anda
terkena penyakit mata atau katarak. Berada di dalam rumah atau di lingkungan
perkotaan, jauh dari suara alami dan terkena suara mekanistik yang diciptakan
oleh manusia, memiliki efek kesehatan yang buruk pula.

Menurut sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Harvard School of Public


Health dalam hubungannya dengan Pusat Sistem Transportasi Nasional John
A. Volpe, "Suara antropogenik yang berlebihan disebabkan oleh manusia telah
dikaitkan dengan gangguan, gangguan tidur dan proses kognitif, gangguan
pendengaran, dan dampak buruk pada sistem kardiovaskular dan endokrin.
"Tampaknya semakin jauh dari alam yang kita dapatkan, semakin banyak
tubuh kita harus berjuang untuk menyesuaikan diri dengan gaya hidup tidak
alami kita. Pertimbangkan apakah perjuangan ini mungkin terkait dengan
masalah kesehatan yang Anda alami.

Dari pemaparan teori riset yang diatas dapat disimpukan tubuh manusia
mempunyai caranya sendiri dalam proses penyembuhan secara alami.

Secara garis besar Healing architecture adalah sebuah konsep desain


dimana arsitektur turut serta dalam proses penyembuhan pengguna dengan
penerapan penerapan dasar yang dapat merilekskan pikiran manusia dan
membuatnya nyaman secara psikologis dan mampu membantu manusia dalam
proses penyembuhan yang disajikan dalam beberapa subjek yang dapat
merespon rangsangan otak dan perasan manusia itu sendiri.

Penggunaan Pendekatan Healing Architecture dan Konsep Therapeutic


Spaces pada Rancangan Fasilitas kesehatan khusus anak di nilai dapat
membantu proses penyembuhan dengan melalui faktor ruang lingkup
arsitektural. Dalam healing architecture pasien yang sedang dalam masa
penyembuhan dirawat senyaman mungkin untuk terhindar dari stress yang
mengambat penyembuhannya. Dalam penelitian kedokteran/ilmu kesehatan
ditemukan bahwa tubuh manusia dapat menyembuhkan diri sendiri secara
alami, hal ini ditopang dalam keadaan mental dan psikolog seseorang, saat
seseorang dalam keadaan senang, bahagia, rileks, nyaman dan tidak stress
tubuh manusia mengeluarkan hormon sorotin atau senyawa kimia,bisa juga
disebut hormon bahagia.
Gambar: hormon bahagia yang dihasilkan oleh otak manusia
Sumber: Google

Hormon ini mampu membuat tubuh memperbaiki atau menyembuhkan diri


saat sedang sakit, hormon ini dapat membantu penyembuhan diri kita saat
sedang sakit, oleh sebab itu sangat penting menjaga mood atau pikiran manusia
saat sedang sakit, sangat disarankan tubuh jagan stress dan rileks agar
mempercepat penyembuhan tubuh. Arsitektur dan desain dapat mendukung
proses penyembuhan secara alami manusia dengan dukungan di aspek
psikologis dan fisik pasien. Sebuah fasilitas kesehatan butuh untuk
berkontribusi secara aktif dengan merelaksasi dan mengembalikan kembali
semangat hidup pasien. Aspek tersebut dirasakan oleh pengguna melalui
kenyamanan fasilitasnya. Lingkungan fasilitas tersebut harus menstimulasi
kesadaran positif pasien mengenai dirinya; memperbanyak hubungan dengan
alam, budaya, dan orangorang di sekitarnya; mengizinkan privasi; tidak ada
kekerasan fisik; menyediakan rangsangan yang bermacam dan bermakna;
memperbanyak waktu relaksasi; interaktif; menyeimbangkan konstansi dan
fleksibilitas; dan indah. Untuk membuat pasien rileks, nyaman dan terhindar
dari stress dapat diperoleh dari ransangan-ransangan indera manusia dari
lingkungan sekitarnya. Metode Therapeutic community digunakan dalam
proses penyembuhan terssebut. Metode penyembuhan tersebut dapat diterapkan
melalui konsep therapeutic spaces. Therapeutic spaces dapat dideskripsikan
sebagai lingkungan terbangun yang berpusat pada manusia, disiplin evidence-
based, yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendukung elemen spasial
yang berinteraksi dengan fisiologi dan psikologi manusia. Indera (Sense) Panca
Indra meliputi pendengaran, penglihatan, peraba, penciuman dan perasa.

Gambar: Rangsangan pada indera manusia untuk menghasilkan hormon


Sumber: Google

A. Indra pendengaran
Pasien bisa mendapatkan ketenangan melalui suara-suara yang
menyenangkan, misalnya suara musik, hal tersebut bisa mengurangi tekanan
darah dan detak jantung dengan menciptakan sensasi kenikmatan yang
mempengaruhi sistem saraf. yang dapat mengobati depresi, menenangkan
pikiran, dan bersantai bagi anak-anak autis maupun pasien kejiwaan,
sedangkan gemericik air terjun atau air mancur, dapat mempengaruhi energi
spiritual dan bisa membangkitkan perasaan

B. Indra pengelihatan
Melalui lukisan alam, penataan cahaya buatan lewat lampu, dan penataan
warna sangat bisa membuat mata menjadi relaks atau santai.

C. Indra peraba
Melalui sentuhan seorang pasien dapat menegaskan apa yang dilihat,
dicium dan dirasa dalam sebuah proses penjelajahan.
D. Indra penciuman
Lewat aroma wewangian tumbuhan terbukti bisa menenagkan pikiran dan
memacu detak jantung untuk kembali bersemangat, sedangkan aroma bau yang
tidak sedap dan menyengat dapat meningkatkan gangguan pernapasan bagi
penderita asma.

E. Indra perasa
Bagi pasien akan sangatn merasa terganggu ketika mengalami sakit
ataupun menjalani pengobatan karena berubahnya rasa makanan maupun
minuman yang dikonsumsi. Oleh karena itu, kualitas makanan dan minuman
yang dikonsumsi harus diperhatikan.

Secara psikologis, perawatan pasien diberikan dengan memperhatikan


pilihan, terhadap kebutuhan dan nilai-nilai yang bisa menuntun keputusan
klinis pasien. Sehingga Healing architecture dapat membantu proses pemulihan
pasien, mengurangi rasa sakit dan depresi atau stress pada pasien.

Untuk menopang konsep healing architecture terdapat beberapa Kriteria


desain digunakan dalam objek rancang agar mampu memaksimalkan
pendekatan arsitekural dari healing architecture pada objek rancang. Konsep-
konsep tersebut adalah:

- Care in the community (Rancangan harus dapat mendorong dan


mengakomodasi terjadinya interaksi dan sosialisasi)

- Sirkulasi terpusat Memperbanyak kemungkinan terjadi interaksi karena


adanya overlap lalu-lalang dan pertemuan user

- Memperbanyak ruang untuk kegiatan bersama Ruang-ruang yang


memiliki fungsi dan aktifitas serupa digabungkan

- Minimalisasi batas ruang Batas-batas ruang yang masif hanya untuk


ruang yang bersifat privat, selain itu menggunakan ketinggian, furnitur,
atau elemen lain yang tidak masif

- Layout ruang dan susunan massa berupa sosiopetal Layout sedemikian


rupa bersifat radial yang dapat menstimulasi terjadinya interaksi sosial
(Humphrey O., 1957)

- Memperbanyak bukaan untuk cahaya matahari Intensitas cahaya


matahari yang cukup dapat menstimulasi terjadinya interaksi sosial
(Physical Space & Social Interaction, Jay L.1965)

2.3 Studi banding(Presedence)

1. Pada Sistem pelayanan

Kemang Medical Care


Kemang Medical Care merupakan Rumah Sakit Ibu dan Anak yang terletak
di lokasi strategis di Jalan Ampera Raya no. 34, Jakarta Selatan. Kemang Medical
Care menyediakan pelayanan kesehatan terbaik yang didedikasikan secara
eksklusif kepada wanita dan anak, disajikan dalam satu paket dengan tenaga
profesional yang ramah dan bersahabat. Pelayanan Medis Rumah Sakit Ibu
dan Anak dikembangkan berdasarkan prinsip Keamanan Pasien, mengacu kepada
Depkes RI, Persi dan pedoman WHO serta merujuk kepada rumah sakit
terkemuka di negara - negara lain. Sebagai mitra yang mengerti kebutuhan wanita
dan anak, Kemang Medical Care memberikan perawatan rawat inap dengan
kepedulian dan perhatian yang perempuan, anak, remaja serta anggota keluarga
lain butuhkan. Tiga puluh empat kamar rawat inap yang cantik dengan
kenyamanan layaknya di rumah sendiri khusus diperuntukkan bagi ibu dan anak,
menjadikan Kemang Medical Care sebagai tempat yang nyaman untuk
mendapatkan perawatan kesehatan yang aman (sumber :
www.kemangmedicalcare.com).

Beberapa klinik yang ada pada rumah sakit Kemang ini adalah :

a) Klinik Kebidanan dan Kandungan


b) Klinik anak
c) Klinik bedah
d) Klinik penyakit dalam
e) Radiologi
f) Klinik gigi
g) Klinik psikologi
h) Laktasi
i) Klinik umum dan ugd
j) Klinik akupuntur
k) Fisio terapi
Pada Kemang Medical care ini juga disediakan beberapa pilihan
unit kamar rawat inap, kamar rawat inap di Kemang Medical Care ini
dirancang sedemikian hingga supaya pasien merasa nyaman untuk berda
di area rumah sakit, berikut ini beberapa contoh fasilitas kamar rawat
inap :

Tabel 2.1. Foto Preseden Rumah Sakit Ibu dan Anak

No. Kamar Foto (sumber : www.kemangmedicalcare.com)

1. VVIP

2. VIP
3. Kelas 1

4. Kelas 2 (belum ada foto)

5. Kelas 3 (belum ada foto)

RSIA Bunda Jakarta


RSIA Bunda Jakarta berawal dari praktek pribadi Pendiri, Dr. Rizal Sini SpOG
yang waktu itu ditahun 1969 adalah pegawai negeri sipil, staf pengajar pada FKUI,
harus mengakui bahwa sudah merasa perlu meninggalkan jabatannya dari Jalur karir
pendidik (1980), barang kali calon guru besar. Penjelmaan praktek dokter spesialis
Obstetri Ginekologi pribadi dengan mengajak rekanan juniornya waktu itu, menjadi
Rumah Bersalin Bunda ditahun 1970-1972, Rumah Sakit Bersalin kecil yang
akhirnya menjadi cikal bakal Rumah Sakit Bunda Jakarta dengan kompleks yang
terlihat sekarang.

RSIA ini terletak dipojok antara Jalan Sutan Syahrir dan Teuku Cik Ditiro,
terletak didaerah bergengsi Menteng Jakarta Pusat kira-kira satu kilometer ke Timur
dari Bundaran HI . RSIA Bunda Jakarta melihat realita lebih dini mengakui bahwa
rumah sakit adalah industri jasa yang serba kompleks. Visi dan misi industri jasa pada
umumnya harus tergambar dan menjadi fondasi yang realistis harus mampu memikul
beban yang berat menghadapi tantangan masa kekinian yang berkelanjutan. Modal
kuat, asset, sistim tatakelola, sumber daya manusia dengan memperhitungkan kondisi
sosioekonomi masyarakat yang dilayaninya dan landasan undang undang yang
berlaku perlu diperhitungkan.
Gambar 2.1. RSIA Bunda Jakarta

Sumber: http://www.bunda.co.id/rsiabundajakarta

Saat ini RSIA Bunda Jakarta memiliki beberepa klinik yang menunjang
kesehatan ibu dan anak, klinik tersebut antara lain:

 Poliklinik
 Klinik Kebidanan
 Klinik Anak
 Klinik Dokter Gigi
 Klinik Dokter Umum
 Klinik Khusus
 Klinik Bayi Tabung
 Klinik Alergi
 Klinik Tumbuh Berkembang
 Klinik Penunjang
 Klinik Laktasi dan Pijat Bayi
 Klinik Kulit dan Kelamin
 Klinik Hypnobirthing
 Klinik Antenatal
 Klinik Penyakit Dalam dan Jantung
Selain itu RSIA Bunda Jakarta juga menyediakan fasilitas berupa
kamar untuk rawat inap, beberapa kamar yang dimiliki RSIA Bunda
Jakarta untuk rawat inap antara lain :

 Kamar Rawat Ibu, yang terdiri dari beberapa kelas yaitu Executive
room, CDC, Perdana, Kelas Utama, Kelas II (untuk 2 pasien), dan
Kelas III (untuk 4 pasien)

Gambar 2.2. Kamar Rawat Ibu Sumber: http://www.bunda.co.id/rsiabundajakarta

 Kamar Rawat Bayi

Gambar 2.3. Kamar Rawat Bayi

Sumber: http://www.bunda.co.id/rsiabundajakarta

 Kamar Rawat Anak, yang terdiri dari perdana A, perdana B, Kelas


Utama (untuk 2 pasien) dan Kelas II (untuk 4 pasien)
Gambar 2.4. Kamar rawat Anak

Sumber: http://www.bunda.co.id/rsiabundajakarta

Pada RSIA Bunda Jakarta ini pelayanannya tidak berhenti hanya pada
Rawat Jalan dan Rawat Inap saja, melainkan memeiliki fasilitas penunjang,
antara lain :

 Persalinan Water Birth

 Laparoscopy

 Radiologi

 UGD 24 jam
2. Tematik

1. Randall Children´s Hospital 

Sembilan lantai Rumah Sakit Randall Children di Legacy Emanuel


mengkonsolidasikan perawatan anak yang sebelumnya tersebar dan
menciptakan identitas baru untuk rumah sakit anak di kampus Legacy Emanuel
Medical Center kampus di Portland, Oregon. Ini menampung 165 tempat tidur
rawat inap untuk Perawatan Akut, Perawatan Intensif Neonatal, dan Perawatan
Intensif Anak; Unit Kanker dan Gangguan Darah Anak-Anak; Departemen
Darurat Anak-anak yang baru; dan Unit Bedah Hari dengan akses langsung ke
operasi di rumah sakit dewasa.

Koneksi terowongan, koneksi galeri lantai pertama dan jembatan lantai dua
menyediakan akses mudah ke layanan pendukung rumah sakit lain yang ada.
Lantai teratas rumah sakit baru dicadangkan untuk pertumbuhan di masa
depan. Proyek ini juga mencakup struktur parkir 418 mobil baru serta lansekap
baru, perabotan jalan, trotoar dan jalur pejalan kaki yang meningkatkan rasa
tempat dan kedatangan ke kampus Legacy Emanuel.

Gambar: Randall Childern’s Hospital, Portland, Oregon


Sumber: Google 2020
Taman teras di lantai tiga telah dirancang untuk menyediakan berbagai
lingkungan bermain, percakapan, atau kontemplasi. Seniman Portland, Nanda
D'Agostina, mendesain patung, elemen-elemen kerucut fiberglass, yang
dilengkapi dengan lensa kaca berwarna, yang juga bertindak sebagai skylight
ke NICU di bawah ini. Unsur-unsur lain, panel kaca seni, struktur pergola dan
bahan tanaman dan paving, telah dipilih untuk menciptakan lingkungan yang
memulihkan. Ruang taman interior terletak di ujung timur teras, menawarkan
tempat yang tenang untuk introspeksi dengan akses ke taman luar ruangan
pribadi.
Gambar: Taman teras di lantai tiga
Sumber: Google 2020
Desain rumah sakit baru menggabungkan banyak strategi desain
berkelanjutan dan mengikuti "Panduan Hijau untuk Kesehatan." Amplop
bangunan mencakup kaca berperforma tinggi dan insulasi termal yang
meningkat yang melebihi standar energi minimum Oregon Energy Code.
Struktur baja dan beton, dinding gorden aluminium, dan bahan interior - seperti
ubin akustik, papan gipsum, dan counter terrazzo cor di stasiun perawat -
memiliki konten daur ulang yang signifikan. Bambu, produk yang cepat
terbarukan, adalah standar untuk veneer, lantai dan panel langit-langit. Racun
bio-akumulatif persisten seperti tembaga, merkuri, timbal dan kadmium telah
diminimalkan melalui spesifikasi dan pemilihan bahan. Perekat, sealant, cat
dan karpet semuanya VOC rendah atau nol.

Gambar: Taman Private


Sumber: Google 2020
2. Ospedale dell'Angelo, Italy

680 tempat tidur Ospedale dell'Angelo di Venice-Mestre, sebuah


proyek selama 40 tahun yang dituntaskan arsitek Italia, Emilio Ambasz,
disebut sebagai 'rumah sakit umum hijau pertama di dunia'.

Berlawanan dengan cara pandang arsitektur kelembagaan, aula masuk


setinggi 30 meter dan panjang 200 meter yang menggabungkannya dengan
taman musim dingin berukuran raksasa, merupakan panorama bagi
setengah dari seluruh kamar pasien serta ruang tunggu di setiap lantai.

Gambar: Ospedale dell'Angelo Hospital, Italy

Sumber: Google 2020

Di luar jendela dari sisa kamar pasien terdapat wadah-wadah berisi


tanaman. Dan ruang-ruang operasi, laboratorium, fasilitas layanan dan
ruang parkir semua memiliki atap tanaman hijau.

Dianggap sebagai fasilitas kesehatan paling maju secara teknologi di


Italia dan di garis depan perawatan kesehatan di Eropa, kampus Rumah
Sakit Venice-Mestre seluas 152.000 m2 (Ospedale dell'Angelo Mestre,
Angel Hospital) adalah rumah sakit perawatan umum dengan 680 tempat
tidur perawatan pasien dengan tujuh lantai di atas permukaan tanah
ditambah dua lantai bawah tanah. Itu juga menawarkan pusat perawatan
darurat dan fasilitas bedah canggih ditambah Pusat Terapi dan Perawatan
Proton Beam. Fasilitas rumah sakit meliputi lima bangunan terpisah dan
independen: Rumah Sakit; Taman mobil; Unit Administratif-Penyimpanan
dan Sistem Kontrol; Yayasan Morgue dan Bank Mata Veneto; dan Pusat
Konferensi.

Gambar: Ospedale dell'Angelo Hospital, Italy

Sumber: Google 2020

Kompleks bangunan ini disatukan oleh taman-taman berlimpah yang


menawarkan pemandangan menyenangkan bagi para pasien. Kamar-kamar
pasien diatur sedemikian rupa sehingga setiap pasien memiliki pandangan
langsung ke tanaman dan pohon di depan jendelanya serta perspektif
panjang ke bidang sekitarnya. Pasien di rumah sakit ini melihat
penghijauan bukan pasien lain melalui jendela mereka. Desain keseluruhan
cukup fleksibel untuk beradaptasi dengan perawatan di masa depan
sehingga kebutuhan perawatan penuh dikurangi dengan kemajuan
teknologi perawatan kesehatan, 680 tempat tidur ini suatu hari nanti dapat
dikurangi menjadi 300 sebagai perawatan pasien hari diperluas
menggantikan kamar pribadi.
Gambar: Ospedale dell'Angelo Hospital, Italy

Sumber: Google 2020

Landscape Garden mengelilingi kompleks rumah sakit. Ini berisi kayu,


danau, bukit dan area yang disebut "padang rumput," taman atap besar
yang menghubungkan blok rumah sakit dengan gedung departemen
persediaan. Pengunjung yang tiba dengan mobil atau kereta api memasuki
rumah sakit di Central Garden, jalan hijau landai di mana semua mobil
diparkir. Area greenroof di bawah kelas dan siang hari ini diorganisasikan
ke dalam sedum dan padang rumput yang ditanami dengan belukar semak
berbunga dan penutup tanah, dihubungkan oleh trotoar beraspal dan
berperabot. Pengunjung kemudian masuk langsung ke Grand Lobby, yang
berfungsi sebagai ruang resepsi untuk pasien siang hari. Ini juga
memegang berbagai fasilitas untuk pengunjung seperti toko dan kafe.
Gambar: Ospedale dell'Angelo Hospital, Italy

Sumber: Google 2020

Ketika lantai bangunan bergeser ke satu sisi saat naik, teras taman
dibuat. Sisi bangunan yang berundak ini menawarkan setiap kamar pasien
sebuah taman pribadi. Di sisi lain, atrium berlantai banyak dibuat oleh
lantai yang bergelantungan. Di sini, di atas Grand Lobby, kamar-kamar
pasien menghadap ke atrium yang dipenuhi tanaman seperti di rumah kaca
besar. Selesai dengan biaya sekitar 500.000.000 Euro, sistem konstruksi
termasuk bingkai beton cor, dinding tirai kaca, cladding, penanaman taman
musim dingin, dan jendela cerdas.
3. Alder Hey Hospital

Gambar: Alder Hey Hospital

Sumber: Google 2020

Menyadari nilai terapeutik alam, bentuk rencana tiga jari memberi


hampir semua kamar pemandangan taman dan menyediakan balkon
'playdeck' di ujung setiap bangsal yang menghubungkan anak-anak dengan
alam terbuka bahkan jika mereka memiliki masa inap yang lama. Secara
internal, tujuannya adalah untuk membuat cara-mencari sederhana dan
bebas stres dan untuk menjauh dari koridor labirin panjang yang menjadi
ciri khas bangunan rumah sakit sebelumnya. Perasaan terbuka ini dimulai
dengan concourse atrium, ruang setinggi lima lantai yang menghubungkan
dua pintu masuk utama gedung dan memberi pengunjung apresiasi
langsung terhadap tata letak rumah sakit dan perasaan yang meyakinkan
akan kehidupan dan gebrakannya. Rasa keterbukaan meluas ke area klinis,
di mana pintu kaca geser telah digunakan di semua kamar tidur untuk
mengoptimalkan pengamatan dan cahaya matahari. Di Critical Care Unit,
pendekatan ini telah menghasilkan tata letak yang inovatif dengan teluk
pasien melengkung di sekitar pangkalan staf pusat dan lampu atap yang
membanjiri kluster 8 tempat tidur dengan cahaya siang.
Gambar: Healing Garden Alder Hey Hospital

Sumber: Google 2020

Gambar: Healing Garden Alder Hey Hospital

Sumber: Google 2020

Jari-jari bervariasi dalam rencana dan bagian dari lantai ke lantai,


beradaptasi dengan sangat sukses dengan persyaratan fungsional dari area
klinis yang berbeda: dari area diagnostik dan perawatan yang lebih dalam,
seperti A&E, Pencitraan, Bioskop dan Unit Perawatan Kritis dengan 48
tempat tidur di lantai bawah , untuk bangsal rencana yang lebih dangkal
dengan 75% kamar single di lantai atas.

Anda mungkin juga menyukai