Anda di halaman 1dari 5

Nama : Berlian Pramesti Mulia

NIM : 202002010070

Kelas : 3A / D3 Keperawatan

Makul : Kep. Gawat Darurat

RESUME

Konsep Keperawatan Gawat Darurat

A. Pengertian
Keperawatan gawat darurat (emergency nursing) merupakan pelayanan keperawatan
yang komprehensif diberikan kepada pasien dengan injuri akut atau sakit yang
mengancam kehidupan.
B. Tujuan penanggulangan gawat darurat
1. Mencegah kematian & cacat pada pasien gawat darurat, hingga dapat hidup dan
berfungsi kembali dalam masyarakat
2. Merujuk pasien gawat darurat melalui sistem rujukan untuk memperoleh
penanggulangan yang lenih memadai
3. Penanggulangan korban bencana

Untuk mencegah kematian, ketahui penyebab kematian

1. Mati dalam waktu singkat (4-6 menit)


- Kegagalan sistem otak
- Kegagalan sistem pernapasan
- Kegagalan sistem kardiovaskuler
2. Mati dalam waktu lebih lama (perlahan-lahan)
- Kegagalan sistem hati
- Kegagalan sistem ginjal (perkemihan)
- Kegagalan sistem pankreas (endokrin)
C. Skema penanggulangan bencana/kecelakaan
1. PRA RS : Korban ditemukan oleh orang awam > Polisi > Ambulan Gawat
Darurat.
2. RS :IGD > ICU > Bangsal > Hidup/Meninggal

Nasib korban tergantung pada :

1. Kecepatan ditemukannya korban


2. Kecepatan minta tolong
3. Kecepatan dan kualitas pertolongan
D. Sistem pengelolaan/penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT)
Pengertian : Suatu metode yg digunakan untuk penanganan korban yang mengalami
kegawatan dengan melibatkan semua unsur yang ada.
1. Fase Pra RS
Pada fase ini keberhasilan penanggulangan gawat darurat tergantung pada
beberapa komponen:
a. Komunikasi
1) Komunikasi yg sangat diperlukan :
- Pusat komunikasi : ambulan gawat darurat (118), RS, Polisi (110), Pemadam
Kebakaran (113)
2) Tugas pusat komunikasi :
- Menerima permintaan tolong
- Mengirim ambulan terdekat
- Mengatur & memonitor rujukan penderita gawat darurat
- Memonitor kesiapan RS terutama IGD & ICU
b. Pendidikan
1) Pada orang awam (pramuka, PMR, guru, ibu rumah tangga, pengemudi,
petugas hotel/restaurant), kemampuan yg harus dimiliki yaitu mengetahui
cara: minta tolong, RJP, menghentikan perdarahan, memasang pembalut/bidai,
transportasi yang baik.
2) Pada orang awam khusus (polisi, hansip, SAR), kemampuan yang harus
dimiliki yaitu mengetahui : tanda-tanda persalinan, penyakit pernapasan,
penyakit jantung, penyakit persarafan, penyakit anak, dll.
3) Pada perawat : pelatihan BLS, BTClS
c. Transportasi
1) Syarat transportasi penderita:
- Penderita siap ditransportasikan .....
- Selama transportasi harus dimonitor .....
- Syarat kendaraan ......
- Syarat alat .....
- Syarat personal perawat ......
2) Cara transportasi
- Tujuan memindahkan penderita dg cepat tapi selamat
- Kendaraan harus berjalan hati-hati & menaati peraturan lalu lintas
2. Fase RS
a. Puskesmas
Tersedia Puskesmas 24 jam dg kemampuan:
- Resusitasi
- Menanggulangi fase gawat darurat baik medis maupun pembedahan minor
- Dilengkapi laborat untuk menunjang diagnostik, misal Hb, leucocyt, gula
darah
- Personal dalam satu shift 1 dokter umum & 2-3 perawat
b. IGD/UGD
Berhasil atau gagalnya suatu IGD/UGD tergantung pada :
1) Keadaan penderita waktu datang
2) Keadaan gedung IGD (Design)
3) Kualitas & kuantitas alat-alat serta obat-obatan
4) Kemampuan & ketrampilan petugasnya
3. Pembiayaan
Pembiayaan perawatan pasien gawat darurat antara lain berasal dari :
- Asuransi Jasa raharja
- Askes PNS
- Jamsostek
- Dana Sehat
- Subsidi Pemerintah
E. Prinsip-prinsip penanggulangan korban gawat darurat
- Prinsip utama adalah memberikan pertolongan pertama pada korban.
- Pertolongan pertama adalah pertolongan yang diberikan saat kejadian atau
bencana terjadi di tempat kejadian.
Tujuan pertolongan pertama
1. Menyelamatkan kehidupan
2. Mencegah kesakitan makin parah
3. Meningkatkan pemulihan

Tindakan prioritas penolong


1. Ambil alih situasi
2. Minta bantuan pada orang sekitar
3. Kaji bahaya lingkungan
4. Yakinkan area aman bagi penolong & korban
5. Kaji korban secara cepat untuk masalah yg mengancam kehidupan
6. Berikan pertolongan pertama untuk kondisi yg mengancam kehidupan
7. Kirim seseorang untuk memanggil polisi atau ambulan

Mengontrol area
1. Kecelakaan kendaraan bermotor, yg harus dilakukan : pelarangan merokok, cegah
kerumunan, minta pertolongan orang lain.
2. Kecelakaan listrik : putuskan hubungan listrik dg kayu atau lainnya, jaga jarak dg
korban sampai korban berada di area yg aman
3. Gas, asap & gas beracun: pindahkan pasien\
4. Kebakaran : jauhkan pasien dari api

Sikap penolong
1. Jangan panik, bersikap tenang
2. Cekatan dalam melakukan tindakan
3. Jangan buru-buru memindahkan korban dari tempatnya sebelum dipastikan sarana
angkutan yg memadai
4. Hal-hal penting yg harus diperhatikan terhdp korban/pasien:
a. Pernafasan dan denyut jantung : bila nafas berhenti segera kerjakan pernafasan
buatan, lakukan kompresi jantung luar bila jantung berhenti berdenyut.
b. Perdarahan : lakukan usaha-usaha menghentikan perdarahan, terutama
perdarahan dari pembuluh darah besar
c. Syok : Perhatikan tanda-tanda syok & lakukan penanggulangan.
d. Cegah aspirasi terhadap muntahan dg mengatur posisi pasien miring pada salah
satu sisi tubuh atau telungkup
e. Bila fraktur, lakukan pembidaian

Pengelompokan klien gawat darurat


- Kategori I
Skala prioritas : prioritas utama pasien
Kasus : tidak sadar, sumbatan jalan napas/henti napas, henti jantung, perdarahan
hebat, syok, reaksi insulin, mata terkena bahan kimia.
- Kategori II
Skala prioritas : prioritas kedua pasien
Kasus : luka bakar, fraktur mayor, injuri tulang belakang
- Kategori III
Skala prioritas : prioritas ketiga pasien
Kasus : fraktur minor, perdarahan minor, keracunan obat-obatan, percobaan bunuh
diri, gigitan binatang
- Kategori IV
Skala prioritas : prioritas keempat pasien
Kasus : -
F. Penerapan asuhan keperawatan gawat darurat
Alasan perlunya penerapan asuhan keperawatan gawat darurat:
1. Pasien/keluarga
- Ketakutan
- Tidak sabar/marah
- Kesedihan
2. Perawat
- Stres yg tinggi
- Empati menurun, lebih ke arah masalah fisik

Prinsip proses keperawatan pasien gawat darurat:

1. Life support
2. Dokumentasi ringkas & mudah dimengerti, harus dibuat singkat & jelas
3. Mayor kondisi & holistik
4. Aktual atau benar (Keakuratan pengkajian, perumusan diagnosa & tidakan
keperawatan)

Pengkajian

1. Pengkajian primary survey & intervensi krisis


2. Pengkajian riwayat pasien
S : Sign and symptom (tanda dan gejala yang muncul pada pasien)
A : Allergies (alergi)
M : Medications (pengobatan termasuk frekuensi, dosis, rute)
P : Past medical history (riwayat medis lalu seperti diabetes, masalah
kardiovaskuler atau pernapasan)
L : Last oral intake (obat terakhir yg dikonsumsi)
E : Events (kejadian-kejadian)-keluhan utama, deskripsi gejala, mekanisme
trauma, peristiwa yang menyebabkan penyakit atau cedera.

Analisa & perencanaan

- Analisa yg tepat akan menunjang diagnosa & intervensi.


- Diagnosa kep/kolaborasi yg sering ditemukan:
 Tidak efektif bersihan jalan napas bd obstruksi trakeobronkial, sekret paru
 Kecemasan bd penyakit yg mengancam jiwa atau trauma seperti amputasi,
laserasi berat
 Tidak efektif pola napas bd trauma dada, overdosis obat, gangguan
neurologis
 Tidak efektifnya koping individu bd amputasi tiba-tiba
 Keputusasaan bd rauma tulang Spinal menyebabkan paraplegia
 Ketidakberdayaan bd hilangnya kontrol ketika tes diagnostik multiple
 Sindrom trauma perkosaan bd penganiayaan seksual menyebabkan
penghinaan, marah & takut akan kehamilan
 Perubahan perfusi jaringan bd interupsi aliran arteri & vena disebabkan
oleh trauma

Evaluasi
Evaluasi yg dilakukan di IGD meliputi pelaksanaan triase, keadaan & status kesehatan
pasien, dokumentasi dilakukan setiap tindakan selesai atau selama perawatan di IGD
& dievaluasi dg cara subyektif, obyektif, analisa & planning (SOAP).

Anda mungkin juga menyukai