Anda di halaman 1dari 3

STRATEGI PELAKSANAAN KELUARGA DENGAN CEMAS

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Klien merasa khawatir dan takut menunggu pengumuman kelulusan anaknya
b. klien mengatakan sulit untuk tidur
c. klien mengeluh kepalanya pusing

2. Diagnosa
- Kecemasan (Ansietas)

3. Tujuan
- Klien dapat mengenal kecemasan

4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
- Mengucapkan salam terapeutik
- Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontrak waktu,topik dan tempat
b. Tanyakan pada klien tentang situasi penyebab timbulnya kecemasan
c. Tanyakan tanda-tanda kecemasan
d. Tanyakan apa yang biasa dilakukan untuk mengatasi kecemasan

B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi Ibu D Apa kabar hari ini? sesuai dengan janji saya kemarin pagi ini saya
datang lagi. Bagaimana perasaan ibu saat ini, adakah hal yang menyebabkan ibu cemas?”

“Baik, sekarang kita akan belajar cara mengontrol cemas yang ibu rasakan dengan kegiatan
yang positif yaitu dengan melakukan teknik relaksasi nafas dalam”
“Sesuai janji kita tadi kita akan berbincang-bincang sekitar 30 menit dan tempatnya disini
di ruang tamu, bagaimana ibu setuju?”

2. Fase Kerja

“Nah, sekarang coba ibu ceritakan, Apa yang membuat ibu D merasa cemas? ”
Apakah sebelumnya ibu pernah cemas seperti sekarang ? Terus, penyebabnya apa?
Samakah dengan yang sekarang? Lalu saat ibu sedang cemas apa yang ibu rasakan?
Apakah ibu merasa pusing, mulut kering, berkeringat dingin, diare/ atau kadang sulit BAB,
gemetar, sulit konsentrasi, sulit tidur, pusing, perasaan tidak aman, wajah tegang/ sedih,
malas beraktivitas dan berbicara, nadi dan tekanan darah naik, menghindar kontak mata,
gerakan meremas tangan, sering sesak nafas, befokus pada apa yang menjadi perhatian,
bicara berlebihan dan cepat? ”
“Setelah itu apa yang ibu lakukan? ”
“Apakah dengan cara itu cemas ibu dapat terselesaikan? ” Ya tentu tidak, apa kerugian
yang ibu A alami?”
“Menurut ibu adakah cara lain yang lebih baik? Maukah ibu belajar cara mengontrol cemas
dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”
”Jadi, ada beberapa cara untuk mengontrol cemas, ibu. Salah satunya adalah dengan cara
fisik. Jadi melalui kegiatan fisik, rasa cemas ibu dapat tersalurkan.”
”Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar 1 cara dulu? Namanya teknik napas
dalam”. ”Begini bu, kalau tanda-tanda cemas tadi sudah ibu rasakan, maka ibu berdiri atau
duduk dengan rileks, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup
perlahan –lahan melalui mulut”
“Ayo ibu coba lakukan apa yang saya praktikan tadi, ibu berdiri atau duduk dengan rileks
tarik nafas dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. “
“Bagus sekali, ibu sudah bias melakukannya”
“ Nah.. ibu tadi telah melakukan latihan teknik relaksasi nafas dalam, sebaiknya latihan
ini ibu lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa cemas itu muncul ibu sudah
terbiasa melakukannya”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
 Subyektif
“Bagaiman perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang dan melakukan latihan
teknik relaksasi napas dalam tadi? Ya...b etul, dan kelihatannya ibu terlihat sudah lebih
rileks”.
 Obyektif
”Coba ibu sebutkan lagi apa yang membuat ibu cemas, lalu apa yang ibu rasakan
dan apa yang akan ibu lakukan untuk meredakan rasa marah”. Coba tunjukan pada saya
cara teknik nafas dalam yang benar.
“Wah...bagus, ibu masih ingat semua...”
b. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
“Bagaimana kalau kegiatan ini rutin dilakukan 5 kali dalam 1 hari dan di tulis dalam
jadwal kegiatan harian ibu.
c. Kontrak yang akandatang
Topik :
“Nah, bu. Cara yang kita praktikkan tadi baru salah 1 nya saja. Masih ada cara yang bias
digunakan untuk mengontrol rasa cemas ibu. Nanti ibu bias mencoba dengan cara lain
yang tadi sudah saya sebutkan.

Anda mungkin juga menyukai