Anda di halaman 1dari 13

MENULIS ARTIKEL JURNAL ILMIAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


MA. RESEARCH METHODOLOGY

Dosen Pengampu Mata Kuliah


Prof. Dr. Zulkifli, MA Beserta Team Teaching

Disusun Oleh:
Ahmad Zulkarnain
21211200000009

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

Menulis artikel ilmiah sangat berkaitan dengan publikasi ilmiah. Publikasi


ilmiah merupakan sarana pengakuan keilmuan bagi para penulis artikel ilmiah,
khususnya di kalangan akademisi. Di Indonesia, menulis artikel ilmiah belum
dipandang sebagai suatu hal yang penting bagi para dosen maupun mahasiswa.
Hanya segelintir dosen dan mahasiswa yang peduli dengan artikel dan publikasi
ilmiah sehingga menghasilkan tingkat produktivitas publikasi ilmian yang rendah di
Indonesia. Apabila keadaan seperti ini terus terjadi, maka Indonesia dapat semakin
tertinggal jauh dari negara-negara lain dalam hal penulisan artikel ilmiah dan
publikasi ilmiah.
Artikel ilmiah dan publikasi ilmiah merupakan topik yang selalu
dibicarakan dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Di luar negeri, kalangan
akademisi berlomba-lomba menghasilkan ide dan gagasan melalui artikel ilmiah
untuk dipublikasikan agar buah pikiran mereka dapat diketahui secara luas. Mereka
menganggap bahwa menulis artikel dan publikasi ilmiah sebagai suatu hal yang
mutlak dilakukan dalam upaya memberikan kontribusi terbaik untuk ilmu
pengetahuan. Semakin banyak artikel ilmiah yang dihasilkan dan dipublikasikan
maka semakin banyak pula kontribusi yang diberikan, sehingga secara tidak
langsung juga dapat mengangkat nama almamater mereka di mata dunia.
Negara-negara maju dunia seperti Amerika, Australia, Jepang, Korea,
China dan negaranegara Eropa telah menjadi kiblat dalam perkembangan ilmu
pengetahuan di dunia. Kualitas ilmu pengetahuan yang tinggi dan sarana pendidikan
yang mendukung merupakan salah satu faktor yang menyebabkan keberhasilan
negara-negara tersebut dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Apabila
ditelusuri lebih lanjut, ternyata faktor tingginya kualitas ilmu pengetahuan dan
sarana pendidikan yang mendukung juga berbanding lurus dengan tingginya tingkat
publikasi ilmiah level internasional. Sedangkan, jumlah publikasi ilmiah di
Indonesia menurut data yang diperoleh dari SCImago Journal & Country Rank pada
tahun 2011 hanya berjumlah 3.149 dokumen dan hanya berada diperingkat 56 dari
227 negara yang terdaftar. Indonesia masih tertinggal jauh jika dibandingkan
dengan beberapa negara di Asia Tenggara seperti Thailand, Singapura, dan
Malaysia.
Saat ini, menulis dan mempublikasikan artikel ilmiah merupakan salah satu
tolak ukur kualitas keilmuan seorang akademisi. Kemampuan menulis artikel ilmiah
memang tidak datang begitu saja dengan serta merta. Diperlukan adanya niat,
semangat, dan latihan dengan serius agar dapat menulis artikel ilmiah dengan baik.
Selain itu kemampuan seseorang harus ditunjang pula dengan lingkungan yang
kondusif, aktif dalam menghasilkan artikel ilmiah, serta aktif dalam mengikuti
seminar dan konferensi ilmiah. Lingkungan akademis yang dipenuhi rekan yang
memiliki jiwa peneliti juga dapat menjadi faktor pendorong produktivitas seseorang
dalam menghasilkan artikel ilmiah.1

1
Wisnu Jatmiko, Panduan Penulisan Artikel Ilmiah, Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Indonesia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Artikel Jurnal Ilmiah


Artikel jurnal ilmiah termasuk tulisan ilmiah populer. Disebut
tulisan ilmiah populer karena tema yang dibahas adalah masalah aktual dan
disajikan dalam bahasa yang mudah dicerna oleh pembaca. Tulisan ilmiah
populer yang umumnya dimuat di surat kabar dan majalah adalah ulasan
atau kajian terhadap suatu persoalan yang sedang hangat dibicarakan.
Dalam bidang pendidikan misalnya persoalan-persoalan yang berkenaan
dengan peningkatan mutu pendidikan, relevansi pendidikan, pemerataan
pendidikan, wajib belajar, kurikulum, undang-undang sistem pendidikan
nasional, dan disipilin serta suasana belajar.
Tulisan ilmiah yang dimuat dalam majalah ilmiah dan jurnal
penelitian bisa dibuat lebih lengkap daripada yang dimuat dalam surat kabar
dan majalah umum. Hal itu karena para pembacanya adalah masyarakat
tertentu yang berkepentingan dengan tulisan tersebut, seperti ilmuwan,
peneliti, penentu kebijakan, dan para cendekiawan. Makalah ilmiah yang
lengkap dan hasil penelitian yang telah dirangkum dapat dimuat langsung
dalam majalah ilmiah dan jurnal penelitian.2
Jurnal diartikan sebagai sarana komunikasi untuk melaporkan
sebuah peristiwa atau gagasan kepada publik secara berkala, biasanya
dalam bentuk makalah.3 Adapula yang mengatakan bahwa jurnal ialah
salah satu bentuk media massa cetak yang khusus memuat artikel ilmiah
suatu bidang ilmu,4 Jurnal biasanya diterbitkan untuk kalangan akademik
dan berkala (mingguan, bulanan, triwulanan, tahunan atau tidak teratur
untuk rentang waktu tak terbatas). Berbeda dengan majalah umum, jurnal
dikelola secara khas dalam manajemen keredaksiannya Contoh jurnal yaitu
jurnal kesehatan, jurnal pertanian, jurnal ekonomi, jurnal politik, jurnal
psikologi, jurnal teknik, jurnal filsafat, dan seterusnya. 5
Sedangkan artikel merupakan karya tulis yang bersifat pandangan
(views) dari penulisnya (Paryati, 2008:139). Ada beberapa definisi
mengenai artikel. Artikel dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
didefiniskan sebagai, “Karya tulis lengkap di media massa seperti surat
kabar, majalah, tabloid, dan sebagainya”.6
Menurut Haris Sumadiria, artikel adalah tulisan lepas berisi opini
seseorang yang mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya
2
Nana Sudjana, Menyusun Karya Tulis Ilmiah, Bandung: Sinar Baru, 1991. h. 5.
3
Asep Syamsul M. Romli, Kamus Jurnalistik, Bandung: Simbiosa Rekatama
Media, 2008. h. 12.
4
Wahyu Wibowo, Piawai Menembus Jurnal Terakreditasi, Jakarta: Bumi Aksara,
2008. h. vii.
5
Ibid. 15.
6
Paryati Sudarman, Menulis di Media Massa, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
h. 139.

2
aktual dan atau kontroversial dengan tujuan memberitahu (informatif) dan
meyakinkan (persuasif argumentatif), atau menghibur khalayak pembaca
(rekreatif).7
artikel jurnal ilmiah adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat
dalam jurnal atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara
ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati
atau ditetapkan. Artikel ilmiah dapat diangkat dari hasil penelitian
lapangan, hasil pemikiran dan kajian pustaka, atau hasil pengembangan
proyek.8
Berdasarkan beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
definisi artikel jurnal ilmiah ialah tulisan atau karya tulis yang merupakan
hasil pemikiran atau hasil penelitian yang berisi informasi faktual dan
menarik pembaca yang dimuat dalam media massa cetak khusus (jurnal).

B. Gaya Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah


Artikel ilmiah menghimpun pada gaya penulisan keilmuan. Bahasa
yang digunakan untuk penulisan artikel ilmiah memiliki aturan sendiri.
Menurut (Wahyu Wibowo, 2008: 70), dalam menulis artikel ilmiah, penulis
harus menguasai secara aktif kaidah penyusunan kalimat yang dalam kaitan
ini kita merujuk pada:
1. Kelengkapan unsur kalimat, terdiri dari subjek, predikat, dan objek.
2. Pararelisme, artinya kalimat itu harus selaras.
3. Menghindari ambiguitas, karena akan membingungkan pembaca.
4. Menghindari bahasa kiasan.
5. Menghindari kalimat yang terlalu kompleks, agar kalimat bermakna
lugas.
6. Menghindari kalimat penunjuk diri.
7. Menyusun paragraf yang memiliki kepaduan (kohesi) yaitu seluruh
kalimat dalam alinea hanya membicarakan satu pokok pikiran atau satu
masalah. Selain itu alinea juga harus memiliki kepaduan (koheren)
yaitu aliran kalimat satu dan lainnya berjalan lancar, gunakan kata
ganti, kata sambung, dan frase penghubung.
8. Dalam penulisan artikel ilmiah, masalah ejaan harus diperhatikan
sungguh-sungguh.
Dari ciri-ciri yang diutarakan di atas, maka dapat menarik suatu
kesimpulan bahwa penulisan artikel jurnal ilmiah itu tak boleh
sembarangan, karena ada aturan yang harus dipatuhi kaidahnya.

7
Ibid. 140.
8
Bahdin Nur Tanjung dan Ardial, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal,
Skripsi, dan Tesis) dan Mempersiapkan Diri menjadi Penulis Artikel Ilmiah, Jakarta :
Kencana, 2009. h. 7.

3
C. Gaya Selingkung
Gaya selingkung merupakan ciri khas suatu jurnal yang sifatnya
konsisten dan tetap, seperti gaya penampilan dan gaya penulisan yang
biasanya tercantum sebagai pedoman penulisan jurnal tersebut. 9 Gaya
selingkung jurnal, misalnya berupa pedoman penulisan artikel ilmiah,
disusun oleh pengelola jurnal yang bersang ilmiah yang berminat
mengirimkan tulisannya dapat menyesuaikan diri.Maksudnya, agar
tampilan jurnal tersebut terjaga secara konsisten. 10
Beberapa gaya selingkung yang dapat dipelajari jika hendak
mengirimkan artikel atau jurnal adalah Metalingua, Lingua, Okara dan
Gramatika. Beberapa contoh alamat yang dituju untuk mengirimkan artikel
jurnal tersebutmerupakan jurnal yang bertujuan mempublikasikan hasilhasil
penelitian bahasa, baik bahasa Indonesia, daerah, maupun asing. Seluruh
artikel yang terbit telah melewati proses penelaahan dan penyuntingan oleh
redaksi pelaksana. Beberapa ciri khas atau gaya selingkung dari artikel
jurnal di atas, adalah sebagai berikut:
1. metalingua
Metalingua adalah jurnal yang bertujuan mempublikasikan hasil-
hasil penelitian bahasa, baik bahasa Indonesia, daerah, maupun asing.
Seluruh artikel yang terbit telah melewati proses penelaahan oleh mitra
bestari dan penyuntingan oleh redaksi pelaksana.Metalingua diterbitkan
oleh Balai Bahasa Jawa Barat. Jurnal ini terbit dua kali dalam satu
tahun, pada bulan Juni dan Desember. 11 Berikut ini gaya selingkungdari
jurnal Metalingua adalah:
a) Menggunakan jenis huruf Book Antiqua
b) Pengaturan spasi yaitu “satu” dengan penulisan rata kanan dan
kiri
c) Ukuran font yaitu 14 untuk judul besar, 12 untuk bab, dan 11
untuk isi artikel jurnal
d) Menggunakan kolom campuran, yaitu satu dan dua kolom
2. Lingua
Jurnal ini dipublikasi oleh Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas
Negeri Semarang yang diterbitkan pada bulan Juli 2004. Penerbitan
jurnal ini dua kali dalam satu tahun, pada bulan Juli dan Januari dengan
isi artikel pada tinjauan atau kritis analisis dan penelitian di bidang
bahasa dan sastra. Jurnal ini mencakup masalah-masalah bahasa yang
diteliti dalam cabang-cabang linguistik terapan, seperti sosiolinguistik,
analisis wacana, analisis wacana kritis, pragmatik, gaya bahasa,
linguistik korpus dan lain-lain. Di bidang sastra, mencakup sejarah
sastra, teori sastra, kritik sastra dan lain-lain, yang mungkin termasuk
9
Urip Santosa, Kiat Menulis Artikel Ilmiah. Yogyakarta:Graha Ilmu, 2014, h. 12.
10
Wahyu Wibowo, Piawai Menembus Jurnal Terakreditasi. Jakarta: Bumi Aksara,
2014, h. 179.
11
Aulia Rizki Damayanti, Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Sebelas
Maret, h.5.

4
teks tertulis, film dan media lainnya.12 Berikut ini gaya selingkung dari
jurnal Lingua adalah:
a) Penulisan judul menggunakan huruf Cambria dengan ukuran
besaran 12 dan menggunakan model italic serta bold
b) Hanya ada satu abstrak, dengan menggunakan bahasa Inggris
c) Kerangka jurnal terdiri dari heading 1, heading 2, heading 3
dan conclusion
d) Menyertakan tabel, diagram atau bagan sebagai pelengkap
dalam jurnal yang memperlihatkan hasil dari suatu penelitian
3. Okara
Jurnal Okara merupakan jurnal yang dapat diakses oleh siapa saja
tanpa memerlukan biaya baik oleh perorangan maupun lembaga. Jurnal
ini diterbitkan oleh STAIN Pamekasan, Madura. Okara telah menjadi
anggota Crossref sejak tahun 2015, oleh karena itu semua artikel yang
diterbitkan oleh Okara akan memiliki nomor DOI yang unik. 13 Berikut
ini gaya selingkung dari jurnal Okara adalah:
a) Penulisan judul menggunakan font Goudy Old Style, 13,
Sentence Case, Alignment: Center
b) Abstrak berisi 150-200 kata Saja
c) Kerangka penulisan terdiri dari Introduktion, method, result,
conclusion, dan references
d) Penulisan buku referensi dibuat dalam bentuk tabel.
4. Dialektika
Dialektika merupakan sebuah jurnal bahasa, sastra, dan pendidikan
bahasa serta sastra Indonesia. Jurnal ini diterbitkan oleh UIN Jakarta.
Jurnal dialektika yang terbit dua kali dalam setahun (Juni dan
Desember) sejak tahun 2014 ini memfokuskan diri pada isu-isu
pendidikan bahasa Indonesia. Artikel yang diterbitkan pada jurnal ini
harus ditulis dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris.14 Berikut merupakan gaya selingkung dari jurnal Dialektika,
yaitu:
a) Judul ditulis dengan font Times New Roman ukuran 12 dan
tidak lebih dari 16 kata
b) Artikel yang ditulis mengenai pengajaran bahasa Indonesia,
berisi 3000-4500 kata, sebanyak 15-20 halaman
c) Sistematika artikel meliputi pendahuluan, metode, hasil dan
pembahasan, simpulan, gambar dan grafik atau tabel.
d) Penomoran pada sudutkanan atas halaman.
e) Gambar dan tabel berada pada halaman terakhir setelah
referensi.

12
Ibid. h.5.
13
Ibid. h.5.
14
Ibid. h. 6.

5
5. Poetika
Jurnal ini dipublikasi oleh Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gajah
Mada Yogyakarta setiap setengah tahun sekali. Pertama kali terbit pada
tahun 2011, jurnal ini memuat artikel mengenai ilmu sastra. Poetika
menyediakan forum studi literasi bagi para pemeroleh beasiswa dengan
minat khusus literasi Arab, Indonesia, Inggris, Jepang, dan Prancis. 15
Gaya selingkung dalam jurnal Poetika adalah sebagai berikut:
a) Judul ditulis dengan font Times New Roman, ukuran 14, bold,
maksimal 15 kata
b) Abstrak ditulisdalam bahasa Indonesia, maksimal 200 kata,
dalam satu paragraf dengan spasi satu. Penulisan paragraf
seringkas mungkin, berisi permasalahan, metode, hasil
penelitian,dan ringkasan simpulan.
c) Bagian abstrak pendahuluan, pembahasan, dan penutup ditulis
dalam font Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5
d) Pada daftar pustaka, 80% sumber harus merupakan sumber
primer (buku, artikel, dan sumber ilmiah lain), minimal 10
sumber.

D. Sistematika Penulisan Artikel Ilmiah


Sistematika penulisan merupakan aturan atau tata cara yang digunakan
dalam menulis artikel ilmiah sesuai kaidah yang disepakati. Setiap jurnal
ilmiah maupun konferensi ilmiahnbiasanya mempunyai aturan sistematika
penulisan masing-masing. Akan tetapi, secara umum semuanya memiliki
kesamaan dalam bagian-bagian utama penulisan. Berikut adalah susunan
kepenulisan jurnal ilmiah.16
1. Judul
2. Identitas penulis
3. Abstrak
4. Kata kunci
5. Pendahuluan
a) Latar belakang dan rumusan masalah
b) Tujuan
c) Manfaat
d) hipotesis
6. tinjauan pustaka/kajian teori
7. metodologi
8. Whasil dan pembahasan
9. Kesimpulan dan saran
10. penghargaan
11. eferensi

15
Ibid. h. 6.
16
Wisnu Jatmiko, Panduan Penulisan Artikel Ilmiah, Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Indonesia. h. 87.

6
E. Tahapan Menyusun Tulisan Ilmiah di Jurnal
Sudah menjadi rahasia umum apabila seorang ilmuwan (scientist)
bangga apabila karya tulisnya diterima dan akan diterbitkan oleh redaksi
jurnal, baik nasional maupun internasional. Kebanggaan ini nampaknya
tidak terlalu berlebihan karena ilmuwan tersebut secara tidak langsung
menjadi anggota atau kelompok elite profesi yang ditekuninya serta
sekaligus dimuliakan karena pokok-pokok pikirannya dipakai sebagai teori.
Beberapa tahapan yang penting dan harus diketahui oleh penulis sebelum
menulis tulisan ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Mengkaji dan membuat tulisan ilmiah
Membuat karya tulis ilmiah berarti berkomunikasi dengan orang
lain tentang ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan kata lain
memberikan informasi kepada pembaca tentang ilmu pengetahuan.
Seringkali ada kecenderungan bahwa sedikit sekali para pembaca yang
membaca tulisan ilmiah secara tuntas dari awal sampai akhir. Penyusun
tulisan ini secara tidak sengaja mengamati pembaca yang mencari
pustaka diperpustakaan dan apa yang dilakukan oleh sebagian besar
pembaca adalah sebagai berikut.
Kebanyakan pembaca biasanya mengambil jurnal yang telah
dipilihnya, selanjutnya melihat dan membaca daftar isi, melihat apakah
ada topik atau judul yang menarik dan perlu diketahui. Kemudian
membalik halaman dan membaca 11 abstrak/ringkasan, selanjutnya
melihat gambar dan tabel yang ada, terakhir membaca kesimpulan dan
daftar pustaka. Dari pengamatan yang dilakukannya di perpustakaan
tersebut terlihat bahwa pada dasarnya ada dua kelompok pembaca yang
berminat membaca tulisan ilmiah. Kelompok pertama adalah pembaca
yang satu profesi dengan penulis artikel ilmiah, yang selanjutnya
pembaca tersebut akan membaca secara keseluruhan informasi yang
ada dan kelompok yang kedua adalah pembaca yang hanya membaca
hasil penelitian yang selanjutnya dipakai sebagai latar belakang
pekerjaan yang akan atau sedang diselesaikan. 17
Dari hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan oleh para
pakar dapat dibuat urutan bagian-bagian yang penting dari suatu tulisan
ilmiah yang selalu menjadi sorotan utama bagi pencari informasi aktual
(pembaca). Bagian-bagian tersebut adalah judul tulisan, abstrak/
ringkasan, gambar dan tabel, hasil dan pembahasan, dan yang sering
juga dibaca adalah daftar pustaka.
Judul suatu tulisan ilmiah merupakan bagian yang terpenting
karena bagian inilah yang pertama kali dibaca oleh pembaca, oleh
karenanya judul suatu tulisan ilmiah harus memenuhi syarat atau paling
tidak harus menarik dan menimbulkan rasa ingin membaca.
Abstrak atau abstrak/ringkasan harus dibuat sedemikian rupa
sehingga mendorong pembaca untuk membaca lebih lanjut dan isi dari

17
LPPM Universitas Aisyiyah Yogyakarta, PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL
PUBLIKASI ILMIAH, 2020. h. 10.

7
abstrak/ringkasan tersebut harus memberikan informasi yang pasti
(definite information). Pembaca sering melakukan apa yang disebut
scanning yaitu membaca secara cepat untuk merangkum isi tulisan,
untuk itu gambar dan tabel yang disajikan dalam naskah harus
memberikan gambaran yang utuh dari hasil penelitian, yang selanjutnya
pengertian isi dari gambar dan tabel tersebut dijelaskan dalam hasil dan
dibahas.
2. Pinsip Dasar membuat Tulisan Ilmiah
Beberapa prinsip menulis yang perlu dikuasai bagi penulis pemula
antara lain:18
a) Dalam angan-angan bayangkanlah pembaca adalah manusia
yang spesifik, baik itu nyata atau imaginer. Para pembaca itu
harus diandaikan misalnya sebagai kelompok intelegensia baik
yang satu profesi maupun bukan.
b) Sebelum memulai menulis harus sudah ditetapkan apa tujuan
membuat tulisan. Oleh karenanya tiap-tiap paragraf, tiap
kalimat, tiap kata harus jelas dan ikut mengambil bagian dalam
isi tulisan secara utuh serta pada saat yang tepat. Dengan kata
lain, penjelasan- penjelasannya tidak boleh "salah tempat"
c) Menggunakan style dan gaya bahasa yang sederhana dan
mudah dimengerti, sudah biasa dipakai dan dikenal umum.
Kemudian disusun menurut kaidah-kaidah tata bahasa yang
sudah dibakukan.
d) Berupaya agar tulisan ilmiah yang dibuat nampak menarik,
enak dibaca, meskipun tidak harus "nyaman" untuk dibaca.
3. Tahap Pekerjaan Menulis
Dalam proses membuat tulisan ilmiah, beberapa tahapan harus
dilakukan, yaitu:
a) Membuat rencana (planning) garis-garis besar tulisan atau out
line
b) Membuat draft pertama
c) Membuat draft kedua
d) Penyusunan draft akhir atau final draft.
4. Menyusun Benang Merah (Outline)
Tampaknya bagi penulis yang akan menulis artikel ilmiah, langkah
awal yang harus dilakukan adalah membuat garis besar (outline)
karangannya. Dengan adanya garis besar itu penulis telah memutuskan
apa yang ingin disampaikan dan bagaimana tiap bagaian dihubungkan
dengan bagaian yang lain secara logis. Setelah itu barulah penulis
memikirkan bagaimana mengembangkan hal-hal yang telah
dihubungkan itu secara lebih rinci . Dengan membuat kerangka garis
besar penulis dapat melihat dengan jelas apakah semua materi telah
dimasukkan ataukah ada sesuatu yang tertinggal.

18
Ibid.

8
Benang-merah tersebut kemudian dikembangkan dengan cara
menambah sub-topik, bagian, sub bagian, dan sebagainya. Dari
pengembangan outline itu, penulis juga dapat lebih mudah untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan logik antar materi yang ingin
ditulis. Phillips dan Hunt (1982) menyarankan langkah berikut untuk
membuat outline :19
a) Buatlah outline sesederhana mungkin dan aturlah topik-topik
dalam urutan yang logis dan mudah dibaca.
b) Kembangkan outline itu dengan cara memberikan judul, sub-
judul, bagian dan sub bagaian dari setiap bagian .
c) Kemudian kembangkanlah outline itu lebih lanjut dengan
mengadakan pengaturan kembali topik-topik yang ingin
dianalisis dalam pengaturan yang lebih efektif dan rasional.
Penyusunan outline secara umum :20
a) Judul (apakah sudah sesuai dengan apa yang akan ditulis ?)
b) Pendahuluan (mengapa penelitian dilakukan ?, apasaja yang
sudah diketahui dan apa saja yang belum diketahui sehubungan
dengan topik penelitian?)
c) Material (apa saja yang digunakan dalam penelitian dan
bagaimana cara memakainya ?)
d) Metode penelitian (apa saja yang digunakan? dan bagaimana
prosedurnya?)
e) Hasil (apa yang ditemukan ? apakah validitas bisa dipercaya ?)
f) Pembahasan (apa arti dan kepentingan hasil yang diperoleh?
adakah hubungannya dengan yang lain ?)
g) Daftar pustaka (pustaka apa yang digunakan ?)
h) Abstrak
5. Penyusunan Draf Pertama
Apabila outline sudah selesai disiapkan, penulisan draft pertama
dapat dimulai secara sistematis, diselesaikan tahap demi tahap dengan
mencoba menjawab pertanyaan yang telah diterangkan di bagian
sebelumnya.
Pada tahap ini penulis pemula belum perlu terlalu menekankan
kepada gaya bahasa yang digunakan. Tentu saja tidak ada salahnya
sudah menuliskannya dengan gaya yang dikehendaki oleh majalah
ilmiah tetapi jangan sampai hal-hal itu menjadi penghambat kemajuan
penulisan.
Faktor kunci dalam pembuatan draft pertama adalah penulis sedang
membangun tempat berdiri. Dua puluh kalimat yang bahasanya kurang
baik tetapi menyebabkan penulis dapat terus menulis akan jauh lebih
menguntungkan dari pada satu kalimat tersusun baik tapi melelahkan.
Apabila gagasan dibiarkan bebas mengalir maka penulisannyapun akan
19
Ibid.
20
Baca juga, Universitas Brawijaya. Pedoman Penulisan Artikel Publikasi
Ilmiah. Malang: Program Pascasarjana Universitas Brawijaya, 2010.

9
demikian pula, cacat dalam kalimat yang dapat diperbaiki kemudian,
dapat ditutupi dengan kalimat lain.21
6. Menyusun Draf kedua
Setelah penulisan draft pertama selesai, karangan telah berbentuk
dengan bagian yang terpisah-pisah sesuai dengan outline. Biasanya
tiap-tiap bagian tidak bersambung dengan bagian lain sebagaimana
mestinya.
Sampai sejauh ini, semua hal pokok telah tercatat dan penulis dapat
mencoba memahami keseluruhan struktur karangan dengan
membacanya secara cepat dari awal sampai akhir. Cara ini disebut uji
kelancaran "aliran pikiran" (flow of thoughts). Pada tahap ini jika
sampai pada bagian yang mengganggu, atau pengulangan, ataupun
salah, jangan berhenti untuk memperbaikinya. Buatlah catatan pada
ruang kosong kertas draft dan teruskan membaca. Setelah selesai
membaca maka dapat kembali lagi pada bagian-bagian yang tidak
tersusun dengan baik. Selama uji kelancaran ini mungkin akan dapat
diketahui kalimat- kalimat yang berbelit-belit atau terlalu panjang.
Pengulangan atau duplikasi yang tidak perlu harus dicari dan
dihilangkan. Pengulangan sering dijumpai didalam "Pendahuluan" dan
"Pembahasan" , serta dalam "Hasil" dan "Pemba hasan". Hal-hal yang
telag dikemukakan dalam "Pendahuluan" seringkali dikemukakan
kembali dalam "Pembahasan". Apabila ini terjadi maka "Pembahasan"
harus diubah sehungga pembaca dapat mengingat argumen yang
tercantum dalam "Pendahuluan" tanpa perlu membacanya lagi.
Untuk mengatasi "Hasil" diulang dalam "Pembahasan" dapat
dilakukan dengan cara mengacu pada tabel dan gambar, bukan dengan
cara mengulangi teksnya. Kalau cara yang dilakukan inipun belum
mendapatkan jalan keluar, maka penulis harus merenungkan kembali
bagaimana menyusun "Hasil" yang lebih baik, dan penyajiannya dalam
naskah perlu disusun kembali.22
Setelah draft pertama selesai dan dilanjutkan dengan draft kedua
yang telah dikoreksi maka terbentuklah naskah yang secara keseluruhan
telah tersusun dengan pokok-pokok pikiran yang menyatu dan
mengalir, meskipun demikian masih perlu dikaji lebih lanjut.
7. Menyusun Draf Akhir
Draft akhir dihasilkan setelah draft ke tiga sudah diperbaiki dan
penekanannya ditujukan terutama kepada penyuntingan (editing) untuk
memenuhi permintaan editor atau supervisor.
Tugas berikutnya adalah pemeriksaan tulisan untuk menjamin tidak
adanya kesalahan karena kecerobohan. Bersamaan dengan pemeriksaan
naskah akhir, data asli perlu diperiksa kembali untuk meyakinkan
bahwa semua angka yang dikutip telah bertalian dengan tabel atau

21
Ibid.
22
Ibid.

10
gambarnya, serta nomor tabel maupun gambar sudah sesuai dengan
yang diacu dalam naskah.
Perlu disampaikan pada peneliti bahwa "editor" atau supervisor tidak
segan-segan mengembalikan naskah karena kesalahan yang kecil akibat
kecerobohan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Jatmiko, Wisnu. Panduan Penulisan Artikel Ilmiah, Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Indonesia.
Sudjana, Nana. 1991. Menyusun Karya Tulis Ilmiah, Bandung: Sinar Baru.
M. Romli, Asep Syamsul. 2008. Kamus Jurnalistik, Bandung: Simbiosa Rekatama
Media.
Wibowo, Wahyu. 2008. Piawai Menembus Jurnal Terakreditasi, Jakarta: Bumi
Aksara
Sudarman, Paryati. 2008. Menulis di Media Massa, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tanjung dan Ardial, Bahdin Nur. 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
(Proposal, Skripsi, dan Tesis) dan Mempersiapkan Diri menjadi Penulis Artikel
Ilmiah, Jakarta : Kencana.
Santosa, Urip. 2014. Kiat Menulis Artikel Ilmiah. Yogyakarta:Graha Ilmu.
Wibowo, Wahyu. 2014. Piawai Menembus Jurnal Terakreditasi. Jakarta: Bumi
Aksara.
Aulia Rizki Damayanti, Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Sebelas
Maret.
LPPM Universitas Aisyiyah Yogyakarta. 2020. PEDOMAN PENULISAN
ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH.
Universitas Brawijaya. 2010. Pedoman Penulisan Artikel Publikasi Ilmiah.
Malang: Program Pascasarjana Universitas Brawijaya.

12

Anda mungkin juga menyukai