Kebahagiaan dan kebanggaan telah di dapatkan oleh DPD IMM Jawa Tengah, pasalnya Muktamar XVII IMM di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Timur, DPD IMM Jawa Tengah berhasil Mengantarkan kader terbaiknya yaitu Immawan Muhammad Husein Al fatah memperoleh suara tertinggi/terbanyak dalam pemilihan formatur. Sudah sepantasnya suara terbanyak menjadi ketua Umum atau minimal pimpinan Umum (Ketua Umum, Bendahara Umum, Sekretaris umum, ketua bidang) DPP IMM, seperti Muktamar Muhammadiyah di makasar yaitu Ayahanda Dr. Haedar Nasir, M,Si yang memperoleh suara terbanyak, dalam waktu beberapa saat setelah di umumkan hasil pemilihan formatur, beliau langsung ditetapkan sebagai ketua umum PP Muhammadiyah. Namun pada kenyataannya tidaklah seperti itu, IMMawan Husein tidak masuk dalam Ketua Umum ataupun Pimpinan Umum harian lainnya, justru kebijakan politik oportunisme pribadi semata, mengangkat Yedi Mulya permana (kader terbaik PC IMM Surakarta) yang belum mengikuti Darul Arqam Paripurna (DAP) menjadi Bendahara umum DPP IMM, yang saat itu juga masih menjabat Ketua Umum DPD IMM Jateng (Muhammadiyah.id), dan belum Genap setengah Periode, seolah-olah DPD IMM Jateng hanya sebagai batu loncatan (lebih parah dari politikus praktis). Selain Yedi, Dian Iswanto (kader terbaik PC IMM Surakarta) yang belum Lulus S1 dan belum DAP juga masuk sebagai sekretaris SPM DPP IMM (http://www.suaramuhammadiyah.id/2016/08/03/dpp-imm-segera-dilantik-ketua-umum-pp- muhammadiyah/, http://www.pwmu.co/13305/2016/08/30-nama-yang-mengisi-struktur-dpp-imm-3-di- antaranya-berasal-dari-jatim.html ). Akankah kader ikatan rela? Solo sebagai pencetus Deklarasi 6 penegasan IMM tersebut, dinodai oleh beberapa oknum tak bertanggungjawab?. Kemudian disusul informasi Musyda dipercepat DPD IMM Jawa Tengah. Rencana agenda TERTINGGI IMM Jawa Tengah yaitu Musyawarah Daerah (Musyda) dipercepat jelas-jelas menyalahi AD/ART ikatan dan sangat memalukan serta membuat IMM jateng membusuk. DPD IMM jateng periode 2015-2017 yang dilantik pada 15 Agustus 2015 telah mengkhianati ikatan, karena belum genap satu periode, telah merencanakan Musyda di percepat. Kata MEMBUSUK pantas untuk DPD IMM tahun ini. Bagaimana tidak, Dalam ANGGARAN DASAR ikatan mahasiswa muhammadiyah bab VI pasal 17 ayat 3 disebutkan Badan Pimpinan Harian (BPH) Dewan Pimpinan Daerah dipilih untuk masa jabatan 2 (dua) tahun. Apabila pimpinan IMM Jateng hasil Musyda Bulan Juni 2015 di Pekalongan tersebut taat pada konstitusi ikatan, maka Musyda akan dilaksanakan pada sekitar bulan juni 2017. NAMUN pada kenyataannya DPD imm jateng yang dipilih, dipercaya oleh KADER IMM SEJAWA TENGAH dan telah dilantik secara resmi oleh DPP IMM tersebut malah merencanakan Musyda di tahun 2016 alias Musyda di percepat. Apakah IMM MENCIPTAKAN kader EMOSINAL atau RASIONAL ??? (Iqro’) Sangat di sayangkan apabila IMM sebagai organisasi kemahasiswaan, otonom muhammadiyah yang begitu besar dan terkenal sangat baik menajemen organisasi taat kepada konstitusi terutama administrasinya dan semboyan TRI KOMPETENSI DASARNYA, apabila di manfaatkan untuk kepentingan segelintir oknum ikatan. Ini bukan pecerdasan TAPI PEMBODOHOAN MASAL. Tentu apabila kita mengaku sebagai kader ikatan, peduli akan hal ini, jangan sampai kader militan ikatan mau di bodohi apalagi hanya di iming – imingi posisi atau jabatan atau sekedar kenyamanan sementara, yang dibius oleh segelintir oknum yang berkepentingan dengan mengorbankan AD/ART Ikatan dan khitah perjuangan IMM tercinta. Seharusnya dalam ber IMM kita menjaga dan mengembangkan ikatan tercinta, bukan malah hanya memanfaatkan ikatan untuk kepentingan pribadi saja, itu sama halnya MENCIDERAI IKATAN dan kedudukanya seperti PENKHIYANAT. apalagi kalau kita mengaku kader dan alumni ikatan tapi melihat penodaan oleh oknum terhadap konstitusi IMM, apakah kita diam saja ? itu artinya kita lebih jahat dari mereka yang mengkhianati ikatan tercinta. Sudah sepantasnya perwakilan IMM Jateng sebagai percontohan menduduki DPP IMM. Namun, Semua itu ada aturannya, kita sebagai kader harus berani meluruskan Qiblat IMM atas pembodohan masal DPD IMM Jateng terhadap IMM cabang dan komisariat seluruh Jawa Tengah. Ada cara yang baik untuk melaksanakan roda organisasi. Melihat kasus IMM Jateng ini kita bisa mencontoh kasus ayahanda PP Muhammadiyah Buya Syafii Maarif yang menggantikan Pak Amin Rais yang sewaktu itu mundur dari ketum PP Muhammadiyah, dalam proses pergantian cukup melakukan rapat pimpinan dan tidak langsung mengadakan Muktamar. Begitupula IMM jika Ketua Umum mundur/diberhentikan cukup mengadakan rapat pleno atau Sekretaris Umum/ Ketua Bidang Organisasi menggantikan posisi menjadi Ketua Umum sementara. namun pada kenyataannya Yedi Mulya Permana sampai hari ini “Masih” menduduki dualisme jabatan sebagai Ketua Umum DPD IMM Jateng dan Bendahara Umum DPP IMM (Rakus dan gila Jabatan). Seharusnya ketika menjadi Bendaha umum DPP IMM secara de fakto dan de jure dan Namanya sudah di web resmi Muhammadiyah dan nasional yaitu : 1.(http://www.muhammadiyah.or.id/id/news-6115-detail-taufan-revolusi-ketua-umum-dpp-imm- periode-20162018.html ), 2. http://www.suluttoday.com/2016/05/29/setelah-terpilih-ini-yang-akan-dilakukan-taufan-ketum-dpp- imm . 3 http://www.pwmu.co/8583/2016/05/taufan-ketuai-dpp-imm-ali-muthohirin-sekjen.html 4. http://www.khittah.co/taufan-korompot-resmi-pimpin-dpp-imm-2016-2018/3030/ Secara otomatis dianggap mundur dari jabatan Ketua Umum DPD IMM Jawa Tengah dan sudah tidak punya hak memimpin DPD IMM Jawa Tengah. Sekali lagi semua itu ada aturannya, dan yang jelas kita harus patuh pada AD/ART yang telah di sepakati kader IMM se Indonesia. Dan itulah alasan mengapa kajian akademis strategis ini lebih memilih sistem yudisial dari pada politik kekuasaan saja,” hanya memilih mencari simpatik dan lebih pada gerakan politik dari pada kegiatan legal. Mudah-mudahan IMM Komisariat-Cabang, Seluruh Jawa Tengah mampu mengerti konspirasi pembodohan sistemik, pengkaburan atas peristiwa yang jelas-jelas menyalahi aturan, yang jelas salah/melenceng di rubah seolah-olah menjadi benar yang di lakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, hal ini menjadi penting agar DPD IMM Jateng terutama pimpinan umum, ketika melakukan kebijakan tidak lagi bertentangan dengan konstitusi dan khitah perjuangan IMM, sehingga kedepanya bisa memutuskan kebijakan yang benar, agar jargon IMM sebagai kader Perserikatan, Umat dan Bangsa tak hanya menjadi ucapan jargon saja. Dan inilah waktunya kita amalkan Nilai dasar Ikatan (NDI) point 3. Segala bentuk ketidakadilan, kesewenang-wenangan dan kemungkaran adalan lawan besar gerakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, dan perlawanan terhadapnya adalah kewajiban bagi setiap kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Trimakasih.......ABADI PERJUANGAN ......