PENDAHULUAN
Sebagaimana dipahami bahwa kegiatan menulis ilmiah adalah bagian yang tak
terpisahkan dalam seluruh proses belajar yang dialami mahasiswa selama
menuntut ilmu di perguruan tinggi. Pada setiap semester mereka harus menulis
karya ilmiah dalam berbagai bentuk dalam setiap matakuliah yang mereka
tempuh. Dengan demikian mereka diharapkan akan memiliki wawasan yang lebih
luas dan mendalam mengenai apa yang disebut dengan karya ilmiah dan
bagaimana tatacara penulisannya.
1
sebuah karya tulis. Namun sayangnya, sebagian yang lain hanya potong kompas
(short cut) untuk mendapat sebuah tulisan, baik dengan copy paste (copas) tugas
teman maupun sekedar copas dari internet, tanpa menambah atau merubah sedikit
pun tulisan tersebut. Hal ini terjadi tentu dikembalikan kepada individu masing-
masing mahasiswa, mereka menempatkan tugas menulis karya ilmiah itu sebagai
sebuah kewajiban ilmiah atau beban ilmiah. Pada makalah ini, penulis mencoba
memberikan pemahaman konsep dasar hakikat menulis karya ilmiah. Harapan
penulis tentu makalah ini dapat menjadi guidance, petunjuk bagi mahasiswa untuk
memahami konsep dasar karya ilmiah dan bagaimana tatacara penulisannya sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia dan bahasa selingkung di perguruan tinggi serta
diajukan untuk tugas mata kuliah bahasa Indonesia tentang pembuatan karya tulis
ilmiah.
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu
pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti.
Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para
pembaca. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban mengenai sesuatu
hal dan untuk membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek
tulisan. Maka sudah selayaknyalah, jika tulisan ilmiah sering mengangkat tema
seputar hal-hal yang baru (aktual) dan belum pernah ditulis orang lain. Jikapun,
tulisan tersebut sudah pernah ditulis dengan tema yang sama, tujuannya adalah
sebagai upaya pengembangan dari tema terdahulu.
Karya tulis ilmiah disebut juga dengan penelitian lanjutan. Tradisi keilmuan
menuntut para calon ilmuwan (mahasiswa) bukan sekadar menjadi penerima ilmu.
Akan tetapi sekaligus sebagai pemberi (penyumbang) ilmu. Dengan demikian,
tugas kaum intelektual dan cendikiawan tidak hanya dapat membaca, tetapi juga
harus dapat menulis tentang tulisan-tulisan ilmiah. Apalagi bagi seorang
mahasiswa sebagai calon ilmuan wajib menguasai tata cara menyusun karya
ilmiah. Ini tidak terbatas pada teknik, tetapi juga praktik penulisannya. Kaum
intelektual jangan hanya pintar bicara dan menyanyi saja, tetapi juga harus
gemar dan pintar menulis. Istilah karya ilmiah disini adalah mengacu kepada
2
karya tulis yang menyusun dan penyajiannya didasarkan pada kajian ilmiah dan
cara kerja ilmiah. Di lihat dari panjang pendeknya atau kedalaman uraiaan, karya
tulis ilmiah dibedakan atas makalah (paper) dan laporan penelitian. Dalam
penulisan, baik makalah maupun laporan penelitian, harus didasarkan pada kajian
ilmiah dan cara kerja ilmiah yang telah ditetapkan.
3
Menyelesaikan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia tentang penulisan
makalah Pembuatan Karya Tulis Ilmiah
Dari pembuatan makalah ini, Manfaat yang dapat diambil antara lain :
Manfaat Toritis
o Pengembangan keilmuan dibidang sastra bahasa Indonesia
terkhusus pada bidang karya tulis ilmiah.
o Menambah khazanah kajian ilmiah dalam pengembangan
media pembelajaran mata kuliah umum bahasa indoesia.
o Merangkum dan menyempurnakan makalah terdahulu
untuk dijadikan sebagai referensi yang lebih baik.
Manfaat Praktis
o Manfaat bagi mahasiswa yaitu melatih mahasiswa dalam
membuat suatu karya tulis ilmiah berupa makalah.
o Menambah ilmu dan wawasan baik bagi penulis maupun
bagi pembaca dalam hal pembuatan karya tulis ilmiah.
o Manfaat untuk dosen yaitu menambah kajian ilmiah yang
dapat dipergunakan sebagai media pembelajaran.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam wacana yang lain dijelaskan bahwa karya ilmiah adalah hasil
pemikiran ilmiah pada suatu disiplin ilmu tertentu yang disusun secara sistematis,
ilmiah, logis, benar dan bertanggung jawab, serta menggunakan bahasa yang baik
5
dan benar. Oleh karena itu, suatu karya ilmiah ditulis bukan sekedar untuk
mempertangungjawabkan penggunaan sumber daya penelitian (uang, bahan, dan
alat), tetapi juga untuk mempertanggungjawabkan penulisan karya ilmih tersebut
secara teknis dan materi. Hal ini terjadi karena suatu karya ilmiah dibaca dan
dipelajari oleh orang lain dalam kurun waktu yang tidak terbatas sebagai sarana
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (Akhadiah, 1991: 24).
Karya ilmiah merupakan tulisan yang memiliki banyak tujuan dan manfaat
dengan beberapa alasan mendasar, antara lain :
6
agar mampu menjawab pertanyaan pertanyaan yang ada dan
menyelesaikan persoalan persoalan yang muncul. Untuk itu, dibutuhkan
pengamatan dan analisis agar semua pertanyaan atau permasalahan yang
timbul dapat diselesaikan. Dari proses pembelajaran akan dilahirkan
banyak ide, solusi, serta alternatif penyelesaian terhadap berbagai
persoalan yang ada. Dalam hal ini, menulis karya ilmiah merupakan sarana
untuk melatih diri dalam mengungkapkan pikiran-pikiran secara tertib,
sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan.
Pendidikan masyarakat
Ilmu yang senantiasa berkembang dengan temuan-temuan baru akan
menjadi sia-sia jika tidak tersebar luas, hanya menjadi milik kalangan
ilmuwan secara eksklusif. Padahal tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan adalah digunakan untuk kesejahteraan umat manusia. Oleh
karena itu, hasil-hasil kegiatan akademis dan keilmuan hendaknya
disampaikan kepada seluruh lapisan masyarakat sehingga seiring
berjalannya waktu masyarakat bisa mengikuti perkembangan ilmu dan
dapat menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan.
Untuk dapat membedakan apakah suatu karya tulis tergolong ilmiah atau
nonilmiah, terdapat prinsip-prinsip dalam sebuah karya ilmiah. Prinsip-prinsip
karya ilmiah tersebuat, yaitu :
7
1. Objektivitas
Pada prinsip yang pertama ini, penulis diharuskan untuk tidak
mengemukakan pendapatnya. Penulis harus bersikap jujur, terbuka, dan
mengesampingkan perasaannya. Segala sesuatu yang ditulisakan penulis
harus apa adanya.
2. Empiris
Prinsip yang kedua, segala sesuatu yang dikemukakan penulis harus
berdasarkan fakta.
3. Rasional
Pada prinsip yang ketiga, penulis membahas sesuatu harus berdasarkan
rasio atau dapat diterima akal sehat, baik proses maupun cara
penulisannya.
4. Dedukatif dan Induktif
Pada prinsip yang terakhir, membahas mengenai penyimpulan penemuan.
Dalam penelitian digunakan hipotesis (sesuatu yang dianggap benar untuk
mengutarakan pendapat, tetapi kebenarannya belum bisa dibuktikan)
untuk menuntun penelitian dalam mengumpulkan data (deduktif). Setelah
data terkumpul, peneliti mempelajari datanya satu per satu, peneliti
mengemukakan pada penemuannya melalui pendekatan secara induktif
(Hardjodipuro, 1982).
Dalam karya ilmiah ada 4 aspek yang menjadi ciri-ciri utamanya, yaitu :
1. Struktur sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal
(pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup.
Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti
merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat
8
terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan
simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak
lanjut gagasan tersebut.
3. Sikap penulis
4. Penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang
tercermin dari pilihan kata / istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif
dengan struktur yang baku.
Sedangkan Ciri-Ciri Bahasa Keilmuan Sebagai media karya ilmiah menurut Jujun
Suriasumantri (1994 : 184 ) :
9
dan emosional penulisnya. Oleh karena itu tulisan ilmiah harus bersifat
jelas, objektif, dan tidak berlebih-lebihan.
Penggunaan bahasa baku dalam ejaan, kata, kalimat dan paragraf.
Penulis harus mempergunakan bahasa dengan mengikuti kaidah
tatabahasa agar hasil tulisan tidak mengandung salah tafsir bagi
pembaca.
Penggunaan istilah keilmuan. Penulis karya ilmiah harus
mempergunakan istilah-istilah keilmuan bidang tertantu sebagai bukti
penguasaan penulis terhadap ilmu tertentu yang tidak dikuasai oleh
penulis pada bidang ilmu yang lain.
Bersifat denotative artinya penulis dalam karya ilmiah harus
mengguanakan istilah atau kata yang hanya memiliki satu makna. Hal ini
dilakukan untuk menjaga konsistiensi tulisan sehingga tidak
membingungkan pembaca.
Rasional artinya penulis harus menonjolkan keruntutan pikiran yang
logis, alur pemikiran yang lancar, dan kecermatan penulisan.
Sebagai suatu tulisan yang sistematis dan memiliki nilai intelektual yang
tinggi, karya ilmiah memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
10
b. Akurat dan berdasarkan fakta
Artinya setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa adanya,
sebenarnya dan konkret.
c. Logis
Artinya setiap keterangan dalam kerangka ilmiah selalu dapat ditelusuri,
diselidiki dan diusut alasan-alasannya, rasional dan dapat diterima akal.
d. Objektif
Artinya dalam kerangka ilmiah semua keterangan yang diungkapkan tidak
pernah subjektif, senantiasa faktual dan apa adanya, serta tidak
diintervensi oleh kepentingan baik pribadi maupun golongan.
e. Sistematis
Baik penulisan / penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah
disajikan secara rutin, teratur, kronologis, sesuai dengan prosedur dan
sistem yang berlaku, terurut, dan tertib.
f. Sahih / Valid
Artinya baik bentuk maupun isi karangan ilmiah sudah sah dan benar
menurut aturan ilmiah yang berlaku.
g. Jelas
Artinya setiap informasi dalam karangan ilmiah diungkapkan sejernih-
jernihnya, gamblang, dan sejelas-jelasnya sehingga tidak menimbulkan
pertanyaan dan keraguan-raguan dalam benak pembaca.
h. Seksama
Baik penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah dilakukan
secara cermat, teliti, dan penuh kehati-hatian agar tidak mengandung
kesalahan betapa pun kecilnya.
11
i. Tuntas
Pembahasan dalam karangan ilmiah harus sampai ke akar-akarnya. Jadi,
supaya karangan tuntas, pokok masalah harus dibatasi tidak boleh terlalu
luas.
1) Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur
pikiran
2) Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur-
unsur yang menyangganya
12
3) Alur pikir dituangkan dalam sistimatika dan notasi
4) Karya tulis ilmiah terdiri dari unsue-unsur : kata, angka, tabel, dan
gambar, yang tersusun mendukung alur pikir yang teratur.
4. Kemampuan berbahasa.
13
Kemampuan mengolah data tidak akan menjadi masalah sepanjang
mahasiswa menguasai teknik analisis data. Kemampuan berpikir logis, sistematis
dan kemampuan berbahasa, dapat diperoleh dengan mempraktikkan menulis,
membaca, dan memberikan komentar (kritik) terhadap sesuatu karya ilmiah.
Dalam penulisan karya ilmiah ada 7 sikap ilmiah yang merupakan sikap
yang harus ada. Sikap-sikap ilmiah yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Sikap ingin tahu. Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya
tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya.
2. Sikap kritis. Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi
sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-
banding kelebihan-kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-
tidaknya, dan sebagainya.
4. Sikap objektif. Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa
adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.
5. Sikap rela menghargai karya orang lain. Sikap menghargai karya orang
lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas
sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal
dari pernyataan atau pendapat orang lain.
14
7. Sikap menjangkau ke depan. Sikap ini dibuktikan dengan selalu ingin
membuktikan hipotesis yang disusunnya demi pengembangan bidang
ilmunya.
Artikel
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Heri Jauhari (2001:66),
Artikel adalah karya tulis lengkap, misalnya laporan berita atau esai di
majalah, surat kabar, dan sebagainya. Artikel merupakan salah satu karya
tulis ilmiah yang paling sederhana dengan bahasan yang aktual dan
umumnya kontroversial. Dari pemilihan judul, sistematika penulisan
sampai isi, sebuah artikel lebih sederhana dari karya tulis ilmiah lainnya.
Begitupun pemilihan kata dan ragam bahasa yang digunakan lebih santai.
Walaupun demikian, dalam artikel tetap diperlukan penyelesaian yang
memadai serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Seperti halnya karya ilmiah lainnya, artikel terdiri atas pendahuluan, isi,
dan penutup. Sistematika ketiga untur ini tidak diatur secara baku seperti
pada makalah, laporan, skripsi, tesis, dan disertasi. Sistematika penulisan
artikel tidak ditandai dengan bagian-bagian atau bab, hanya ditandai
dengan peralihan paragraf.
Makalah
Makalah merupakan karya ilmiah yang pendek dibandingkan dengan
karya ilmiah lainnya (laporan, skripsi, tesis, dan laporan penelitian).
Biasanya, makalah dibuat karena tugas, permintaan, dan keinginan sendiri
untuk kemudian dibacakan di muka aumum atau dimuat pada suatu media
15
cetak. Makalah hampir sama dengan artikel. Hal yang membedakan
terletak pada masalah yang diangkat, tidak harus aktual dan kontroversial,
serta sistematika yang lebih baku.
Laporan
Laporan adalah karya tulis ilmiah yang memaparkan data hasil temuan di
lapangan atau instansi perusahaan. Jenis karya ilmiah ini merupakan karya
ilmiah untuk jenjang diploma III (DIII).
Proposal Penelitian
Secara umum, proposal penelitian tidak jauh berbeda dengan penulisan
laporan, kecuali pada bab hasil dan penutup. Untuk proposal, bab hasil
diganti dengan bab rencana kerja yang berisi jadwal dan komponen
pembiayaan; bab penutup diisi dengan janji-janji keuntungan yang bakal
diperoleh apabila penelitian tersebut dilaksanakan. Selain itu, pada
proposal belum ada halaman abstract atau intisari.
Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis
berdasarkan pendapat orang lain (karya ilmiah S I). Karya ilmiah ini
ditulis untuk meraih gelar sarjana langsung (observasi lapangan) skripsi
tidak langsung (studi kepustakaan).
16
akibat. Agar supaya penafsiran dan analisa dalam skripsi itu tepat,
diperlukan laporan tentang peristiwa dan kenyataan yang sah yang tidak
mungkin diragukan lagi. Tetapi skripsi tidak memuaskan diri dengan
kenyataan dan peristiwa belaka, bagaimanapun sahnya kenyataan dan
peristiwa itu.
Tesis
Tesis adalah karya tulis ilmiah yang mengungkapkan pengetahuan baru
dengan melakukan pengujian terhadap suatu hipotesis. Tesis ini sifatnya
lebih mendalam dari skripsi (karya ilmiah S II). Karya ilmiah ini ditulis
untuk meraih gelar magister.
Tesis berbeda dengan skripsi dalam suatu hal yang amat penting. Jika
skripsi tidak ditujukan untuk memecahkan masalah, inaka tesis justru
bermaksud untuk memecahkan masalah itu. Perbedaan ini amat
fundamentil. Akan tetapi persamaannya akan tampak dalam beberapa hal
17
seperti berikut ini: (1) Baik skripsi maupun tesis berdasarkan laporan
kenyataan peristiwa yang sah dan sistimatis, (2) Baik skripsi maupun tesis
mengemukakan masalah yang harus benar dan memenuhi syarat-syarat
untuk suatu masalah, (3) Baik skripsi maupun tesis terikat kepada
sistimatika formil, (4) Baik skripsi maupun tesis harus tunduk kepada
hukum-hukum dan azas-azas logika ilmiah, (5) Baik skripsi maupun tesis
harus berdasarkan dan melalui metodologi yang benar.
18
Dalam menghadapi masalah yang telah dirumuskan, karangan tesis mesti
dapat menganalisanya dengan peralatan logika. Tesis dikemukakan dengan
suatu metode dan sistimatika tertentu. Karena nilai tesis itu terletak dalam
perumusah kesimpulan, maka kesimpulan yang diperolehnya harus
didasarkan kepada pembuktian-pembuktian yang tidak mungkin dibantah
kebenaran-nya. Untuk mencapai kesimpulan ini dapat dimulai dengan
metode induktif, yaitu dengan melalui penuturan deskriptif dan analisa.
Atau dapat pula dengan metode deduktif, yaitu dimulai dengan dalil-dalil
yang umum atau generalisasi substantif.
Hakekat tesis itu berdasaikan arti tesis yang sebenamya. Seperti kita
ketahui, istilah tesis dapat diartikan ke dalam dua pengertian: (1) Tesis
didefinisikan sebagai sebuah hipotesa, sebagai ketetapan atau pemyataan
yang dikembangkan dan dipertahankan, jika mungkin, oleh argumentasi.
Dari pandangan ini, sebuah tesis adalah percobaan pemecahan untuk
masalah; dan (2) Sebuah tesis didefinisikan sebagai karangan formil yang
fungsinya adalah untuk menyampaikan suatu argumen logis yang
mendukung suatu pandangan spesifik, terutama, suatu pemecahan untuk
suatu masalah. Seperti hipotesa yang dikemukakannya, argumentasi yang
disampaikan itu haruslah hasil pemikiran dan berdasarkan penyelidikan
penulis sendiri.
Disertasi
Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan teori atau dalil
baru yang dapat dibuktikan berdasarkan fakta secara empiris dan objektif
(karya ilmiah S III). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar doktor.
Fungsi disertasi adalah untuk menyelenggarakan suatu diskusi yang
sistimatis tentang suatu subyek atau pokok karangan. Ruang lingkupnya
lebih luas dari pada tesis, dan gaya formilnya tidak begitu kaku. Maksud
sebuah disertasi adalah untuk mengemukakan suatu kritik, penjelasan, atau
penjernihan. Yaitu untuk mengemukakan suata pandangan yang
19
merupakan dalil. Membuat disertasi adalah untuk memperbincangkan, atau
membantah, dengan cara ilmu pengetahuan. Bertentangan dengan logika
numgenai alasan atau penalaran ilmiah formil di dalam tesis, penulis
disertasi menangani pokok atau subyek karangan kuranglebih bersifat
didaktis. Ini jangan diartikan bahwa disertasi itu tidak berdasarkan
penalaran atau logika ilmiah.
Perbedaan antara tesis dan disertasi bukan terletak pada jenis karangan
tetapi pada tingkat yang perlu dicapai. Perbedaan itu akan tampak pula
dalam hasil yang dicapi oleh tesis dan skripsi, seperti halnya hasil yang
perlu dicapai oleh laporan dan skripsi. Laporan, skripsi, tesis dan disertasi
mempunyai karakteristik yang berbeda karena yang kemudian adalah lebih
jauh dan yang sebelumnya.
20
2.4.2 JENIS-JENIS KARYA ILMIAH DITINJAU DARI PEMBACANYA
21
popular (Amir, 2007:41). Melengkapi pendapat Amir, Soeseno (1993:
1) mengemukakan bahwa tulisan ilmiah popular adalah tulisan ilmiah
yang disajikan dengan penuturan yang mudah dimengerti.
22
Ciri-ciri Tulisan Ilmiah Populer dan Murni
Pada umumnya, tulisan ilmiah dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu tulisan ilmiah populer dan tulisan ilmiah murni.
23
Penulis banyak menggunakan bahasa dan terminologi khusus atau
disebut jargon ilmiah yang hanya dapat dipahami oleh ilmuwan
yang sama bidang ilmunya dengan pokok bahasan yang ditulis.
Umumnya, menggunakan struktur kalimat pasif.
Gaya penulisan yang dipakai bersifat baku.
Tulisan digunakan untuk memaparkan informasi dalam bentuk
khusus yang hanya digunakan untuk menarik kemampuan
intelektual pembaca.
Tulisan bersifat bebas dari opini penulis.
Terdapat jarak antara penulis dengan hal-hal yang dikaji
24
Berikut ini akan dijelaskan satu per satu mengenai sistematika struktur karya
ilmiah.
a. Halaman Judul
Halaman judul memberikan identitas umum terhadap karya ilmiah yang
dibuat. Sebuah judul pada dasarnya menggambarkan kelengkapan
menganalisis, jangkauan wilayah, domain penelitian, waktu dan metode
yang dipakai serta kesimpulan yang didapat.
b. Lembar Pengesahan
Lembar Pengesahan berisi identitas tulisan disertai dengan tanda tangan
sebagai bukti pengesah suatu karya ilmiah.
c. Kata Pengantar
Berisi tentang ucapan puji syukur, rasa terimakasih penulis kepada
siapapun yang terlibat atau yang membantu dalam penulisan karya ilmiah
penulis tersebut. Contoh kata pengantar dapat dilihat dalam kata pengantar
makalah ini.
d. Daftar Isi
Merupakan penyusunan isi sesuai halaman untuk memudahkan pembaca
mengetahui klasifikasi dan keseluruhan isi tulisan.
e. Daftar Tabel
Merupakan penyususan tabel atau data statistik sesuai halaman untuk
memudahkan penelurusan tabel terkait.
f. Bab I : Pendahuluan
Berisi paparan tentang apa yang menjadi masalah dengan latar
belakangnya
Latar belakang
Latar belakang merupakan diskripsi masalah, data awal yang
mendukung adanya masalah dan akar timbulnya masalah. Mengapa dan
25
apa yang mendorong peneliti memilih topik penelitian ini. Contoh latar
belakang dapat dilihat pada bab pendahuluan makalah ini.
Rumusan masalah
Rumusan masalah ditulis untuk menspesifikan masalah yang akan
dibahas dalam karya tulis. Masalah yang dirumuskan harus merupakan
pengkhususan masalah utama yang harus dijawab pada bab kesimpulan.
Contoh rumusan masalah dapat dilihat pada bab pendahuluan makalah
ini.
Batasan masalah
Batasan masalah ditulis untuk membatasi masalah penelitian. Sebab,
jika tidak dibatasi, masalah tersebut mungkin tidak sesuai kemampuan
penulis, baik dari segi pengetahuan, ekonomi, maupun waktu.
Contoh batasan masalah :
Mengingat banyaknya masalah yang menyebabkan sukarnya membuat
karya ilmiah, penulis membatasi diri dengan hanya mengambil masalah
yang berhubungan dengan tata tulis saja. Adapun masalah-masalah tata
tulis ilmiah yang dikaji antara ,ain :
1. Unsur-unsur karya ilmiah.
2. Langkah-langkah penulisan karya ilmiah.
3. Pembentukan paragraf.
Tujuan dan manfaat
Tujuan penelitian biasanya untuk mengetahui sejumlah fenomena
tertentu. Sementara manfaat penelitian yakni sesuatu yang bisa
dirasakan dan dilaksanakan. Manfaat penelitian terdiri atas manfaat
yang bersifat teoritis dan manfaat yang bersifat praktis. Contoh tujuan
dan manfaat dapat dilihat pada bab pendahuluan makalah ini.
26
yang berkaitan dengan masalah yang digarap, mengemukakan asumsi-
asumsi dasar sebagai landasan berpikir, dan hipotesis bila ada. Contoh
telaahan pustaka dapat dilihat pada karya ilmiah terlampir.
27
k. Daftar Pustaka
Daftar pustaka adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-
artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian
dengan sebuah karangan atau sehagian dan karangan yang tengah digarap.
Berikut ini merupakan contoh dari bagaimana penulisan daftar pustaka
pada penulisan makalah, skripsi atau penelitian dan lain sebagainya.
Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari internet
Albarda, Aji.2004. Membava untuk Menulis, (http://ajialbarda.com,
diunduh 3 August 2008).
Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari buku
Peranginangin, Kasiman. 2006. Aplikasi Web dengan PHP.
Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.
l. Lampiran
Lampiran merupakan dokumen tambahan yang ditambahkan (dilampirkan)
ke dokumen utama. Lampiran dapat berupa teks, seperti dokumen
pendukung (misalnya daftar riwayat hidup), diagram, grafik, atau maupun
berupa gambar.
28
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
29
DAFTAR PUSTAKA
30