Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Mahasiswa memiliki ruang di setiap semester untuk menulis karya ilmiah.


Karya ilmiah sering menjadi masalah tersendiri bagi mahasiswa. Permasalahannya
bukan pada sedikit-banyaknya tugas menulis yang diberikan oleh dosennya,
melainkan bagaimana tatacara penulisannya yang baik dan benar. Diantara karya
ilmiah yang mereka harus tulis selama perkuliahan diantaranya, makalah, proposal
penelitian, proposal skripsi, laporan penelitian dan sebagainya.

Sebagaimana dipahami bahwa kegiatan menulis ilmiah adalah bagian yang tak
terpisahkan dalam seluruh proses belajar yang dialami mahasiswa selama
menuntut ilmu di perguruan tinggi. Pada setiap semester mereka harus menulis
karya ilmiah dalam berbagai bentuk dalam setiap matakuliah yang mereka
tempuh. Dengan demikian mereka diharapkan akan memiliki wawasan yang lebih
luas dan mendalam mengenai apa yang disebut dengan karya ilmiah dan
bagaimana tatacara penulisannya.

Namun, dalam menghadapi tugas menulis di atas, banyak mahasiswa yang


masih menganggapnya sebagai beban berat. Anggapan tersebut timbul karena
kegiatan menulis memang meminta banyak tenaga, waktu, serta perhatian yang
sungguh-sungguh. Di samping itu menuntut keterampilan yang kadang-kadang
tidak dimiliki oleh mahasiswa. Ada pula kelompok yang meragukan kegunaannya,
apalagi jika tugas menulis itu dikaitkan dengan dengan mata kuliah yang bukan
mata kuliah di bidangnya.

Dalam praktik penulisan tugas ilmiah tersebut, mahasiswa selalu berupaya


semaksimal mungkin untuk dapat menulis dengan baik. Di satu sisi ada
mahasiswa yang sangat tekun dan berusaha dengan banyak bertanya, dan
membaca berbagai literatur serta rajin ke perpustakaan untuk menghasilakan

1
sebuah karya tulis. Namun sayangnya, sebagian yang lain hanya potong kompas
(short cut) untuk mendapat sebuah tulisan, baik dengan copy paste (copas) tugas
teman maupun sekedar copas dari internet, tanpa menambah atau merubah sedikit
pun tulisan tersebut. Hal ini terjadi tentu dikembalikan kepada individu masing-
masing mahasiswa, mereka menempatkan tugas menulis karya ilmiah itu sebagai
sebuah kewajiban ilmiah atau beban ilmiah. Pada makalah ini, penulis mencoba
memberikan pemahaman konsep dasar hakikat menulis karya ilmiah. Harapan
penulis tentu makalah ini dapat menjadi guidance, petunjuk bagi mahasiswa untuk
memahami konsep dasar karya ilmiah dan bagaimana tatacara penulisannya sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia dan bahasa selingkung di perguruan tinggi serta
diajukan untuk tugas mata kuliah bahasa Indonesia tentang pembuatan karya tulis
ilmiah.

Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu
pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti.
Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para
pembaca. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban mengenai sesuatu
hal dan untuk membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek
tulisan. Maka sudah selayaknyalah, jika tulisan ilmiah sering mengangkat tema
seputar hal-hal yang baru (aktual) dan belum pernah ditulis orang lain. Jikapun,
tulisan tersebut sudah pernah ditulis dengan tema yang sama, tujuannya adalah
sebagai upaya pengembangan dari tema terdahulu.

Karya tulis ilmiah disebut juga dengan penelitian lanjutan. Tradisi keilmuan
menuntut para calon ilmuwan (mahasiswa) bukan sekadar menjadi penerima ilmu.
Akan tetapi sekaligus sebagai pemberi (penyumbang) ilmu. Dengan demikian,
tugas kaum intelektual dan cendikiawan tidak hanya dapat membaca, tetapi juga
harus dapat menulis tentang tulisan-tulisan ilmiah. Apalagi bagi seorang
mahasiswa sebagai calon ilmuan wajib menguasai tata cara menyusun karya
ilmiah. Ini tidak terbatas pada teknik, tetapi juga praktik penulisannya. Kaum
intelektual jangan hanya pintar bicara dan menyanyi saja, tetapi juga harus
gemar dan pintar menulis. Istilah karya ilmiah disini adalah mengacu kepada

2
karya tulis yang menyusun dan penyajiannya didasarkan pada kajian ilmiah dan
cara kerja ilmiah. Di lihat dari panjang pendeknya atau kedalaman uraiaan, karya
tulis ilmiah dibedakan atas makalah (paper) dan laporan penelitian. Dalam
penulisan, baik makalah maupun laporan penelitian, harus didasarkan pada kajian
ilmiah dan cara kerja ilmiah yang telah ditetapkan.

1.2 BATASAN MASALAH

Makalah Pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini membahas tentang bagaimana


cara yang baik dalam pembuatan karya tulis ilmiah. Adapun batasan masalah yang
akan dibahas pada masalah ini yaitu :

Pengertian karya tulis ilmiah.


Ciri-ciri karya tulis ilmiah.
Syarat dalam pembuatan karya tulis ilmiah.
Macam-macam bentuk karya tulis ilmiah.
Bagian-bagian pada karya tulis ilmiah.

1.3 RUMUSAN MASALAH

Dalam penulisan makalah tugas mata kuliah Bahasa Indonesia tentang


pembuatan karya tulis ilmiah ini, diambil beberapa rumusan masalah, yaitu :

Bagaimana cara pembuatan dalam karya tulis ilmiah ?

1.4 TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, pembuatan makalah tentang


pembuatan karya tulis ilmiah ini berfungsi untuk :

Mengetahui dengan detail apa itu karya tulis ilmiah.


Mengetahui ciri-ciri dan syarat dalam pembuatan karya tulis ilmiah.
Mengetahui bentuk dan bagian pada suatu karya tulis ilmiah.

3
Menyelesaikan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia tentang penulisan
makalah Pembuatan Karya Tulis Ilmiah

1.5 MANFAAT PEMBUATAN MAKALAH

Dari pembuatan makalah ini, Manfaat yang dapat diambil antara lain :

Manfaat Toritis
o Pengembangan keilmuan dibidang sastra bahasa Indonesia
terkhusus pada bidang karya tulis ilmiah.
o Menambah khazanah kajian ilmiah dalam pengembangan
media pembelajaran mata kuliah umum bahasa indoesia.
o Merangkum dan menyempurnakan makalah terdahulu
untuk dijadikan sebagai referensi yang lebih baik.

Manfaat Praktis
o Manfaat bagi mahasiswa yaitu melatih mahasiswa dalam
membuat suatu karya tulis ilmiah berupa makalah.
o Menambah ilmu dan wawasan baik bagi penulis maupun
bagi pembaca dalam hal pembuatan karya tulis ilmiah.
o Manfaat untuk dosen yaitu menambah kajian ilmiah yang
dapat dipergunakan sebagai media pembelajaran.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KARYA TULIS ILMIAH


2.1.1 PENGERTIAN TULISAN DAN KARYA TULIS ILMIAH
Tulisan adalah ide yang tertuang dalam bentuk tertulis. Pada dasarnya tulisan
sama dengan karangan, artinya menulis bisa diartikan mengarang karena hasil dari
menulis atau mengarang terbentuk secara tertulis tanpa membedakan ilmiah atau
tidak. Tulisan ilmiah adalah ide yang tertuang dalam bentuk tertulis dari hasil
penilitian dan kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Sebuah tulisan dapat
disebut tulisan ilmiah, apabila memenuhi beberapa persyaratan yang telah
ditetapkan.

Menurut Brotowijoyo dalam Arifin (1985:8) karangan ilmiah adalah


karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis berdasarkan
metodologi penulisan yang baik dan benar. Sementara menurut UM dalam
Lindawati (2009:34) Karya Ilmiah adalah karya tulis atau bentuk lainnya yang
telah diakui dalam bidang pengetahuan, teknologi, atau seni yang ditulis atau
dikerjakan sesuai dengan tata cara ilmiah, dan telah mengikuti pedoman atau
konvensi ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan.

Karya ilmiah (scientific paper) juga merupakan laporan tertulis yang


memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang
atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan
dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Data, simpulan, dan informasi lain yang
terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan
lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.

Dalam wacana yang lain dijelaskan bahwa karya ilmiah adalah hasil
pemikiran ilmiah pada suatu disiplin ilmu tertentu yang disusun secara sistematis,
ilmiah, logis, benar dan bertanggung jawab, serta menggunakan bahasa yang baik

5
dan benar. Oleh karena itu, suatu karya ilmiah ditulis bukan sekedar untuk
mempertangungjawabkan penggunaan sumber daya penelitian (uang, bahan, dan
alat), tetapi juga untuk mempertanggungjawabkan penulisan karya ilmih tersebut
secara teknis dan materi. Hal ini terjadi karena suatu karya ilmiah dibaca dan
dipelajari oleh orang lain dalam kurun waktu yang tidak terbatas sebagai sarana
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (Akhadiah, 1991: 24).

Karya ilmiah memenuhi syarat-syarat keilmiahan pada suatu ilmu tertentu


yang dikuasai oleh penulisnya. Hasil penulisan ilmiah harus bersifat sistematis
artinya disusun dalam suatu urutan teratur, sehingga pembaca mudah memahami
hasil penulisan tersebut. Tulisan ilmiah juga harus disusun secara logis dan benar.
Oleh karena itu, untuk mencapai keilmiahan yang logis dan benar itu, seorang
penulis karya ilmiah harus memiliki landasan teori yang kuat. Landasan teori yang
kuat akan menyebabkan keilmiahan yang ditampilkan tidak menyimpang dari
suatu disiplin ilmu tertentu, sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah
(Akhadiah, 1988: 20).

Pertanggungjawaban ilmiah tidak hanya berkaitan dengan susunan (teknis)


penulisannya. Penyusunan karya ilmiah harus memenuhi kaidah, antara lain: (1)
penyebutan sumber tulisan yang jelas. Jika penyusun karya ilmiah mengutip
pendapat orang lain, maka sumber kutipan itu harus disebutkan dengan jelas dan
lengkap; (2) memenuhi kaidah penulisan kata, frasa, dan kalimat yang sesuai
dengan bahasa yang baik dan benar (Wardani, 2007: 20).

2.1.2 ALASAN DASAR PENULISAN KARYA ILMIAH

Karya ilmiah merupakan tulisan yang memiliki banyak tujuan dan manfaat
dengan beberapa alasan mendasar, antara lain :

Aktualisasi diri dalam proses pembelajaran


Aktivitas belajar bukan hanya terpaku dengan mengumpulkan ilmu
pengetahuan dan wawasan semata. Namun, hal yang penting dalam
pembelajaran adalah praktek dan implementasi ilmu yang telah diperoleh

6
agar mampu menjawab pertanyaan pertanyaan yang ada dan
menyelesaikan persoalan persoalan yang muncul. Untuk itu, dibutuhkan
pengamatan dan analisis agar semua pertanyaan atau permasalahan yang
timbul dapat diselesaikan. Dari proses pembelajaran akan dilahirkan
banyak ide, solusi, serta alternatif penyelesaian terhadap berbagai
persoalan yang ada. Dalam hal ini, menulis karya ilmiah merupakan sarana
untuk melatih diri dalam mengungkapkan pikiran-pikiran secara tertib,
sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan.

Publikasi hasil penelitian / kegiatan ilmiah


Hasil penelitian yang dipublikasikan akan dapat menjadi referensi bagi
kalangan akademisi atau ilmuwan lain dalam pengembangan ilmu
pengetahuan yang terus-menerus. Dengan demikian, penulisan karya tulis
ilmiah dapat memberikan sumbangan pada perkembangan ilmu
pengetahuan.

Pendidikan masyarakat
Ilmu yang senantiasa berkembang dengan temuan-temuan baru akan
menjadi sia-sia jika tidak tersebar luas, hanya menjadi milik kalangan
ilmuwan secara eksklusif. Padahal tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan adalah digunakan untuk kesejahteraan umat manusia. Oleh
karena itu, hasil-hasil kegiatan akademis dan keilmuan hendaknya
disampaikan kepada seluruh lapisan masyarakat sehingga seiring
berjalannya waktu masyarakat bisa mengikuti perkembangan ilmu dan
dapat menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan.

2.1.3 PRINSIP-PRINSIP KARYA TULIS ILMIAH

Untuk dapat membedakan apakah suatu karya tulis tergolong ilmiah atau
nonilmiah, terdapat prinsip-prinsip dalam sebuah karya ilmiah. Prinsip-prinsip
karya ilmiah tersebuat, yaitu :

7
1. Objektivitas
Pada prinsip yang pertama ini, penulis diharuskan untuk tidak
mengemukakan pendapatnya. Penulis harus bersikap jujur, terbuka, dan
mengesampingkan perasaannya. Segala sesuatu yang ditulisakan penulis
harus apa adanya.
2. Empiris
Prinsip yang kedua, segala sesuatu yang dikemukakan penulis harus
berdasarkan fakta.
3. Rasional
Pada prinsip yang ketiga, penulis membahas sesuatu harus berdasarkan
rasio atau dapat diterima akal sehat, baik proses maupun cara
penulisannya.
4. Dedukatif dan Induktif
Pada prinsip yang terakhir, membahas mengenai penyimpulan penemuan.
Dalam penelitian digunakan hipotesis (sesuatu yang dianggap benar untuk
mengutarakan pendapat, tetapi kebenarannya belum bisa dibuktikan)
untuk menuntun penelitian dalam mengumpulkan data (deduktif). Setelah
data terkumpul, peneliti mempelajari datanya satu per satu, peneliti
mengemukakan pada penemuannya melalui pendekatan secara induktif
(Hardjodipuro, 1982).

2.2 CIRI-CIRI KARYA TULIS ILMIAH

2.2.1 CIRI-CIRI KARYA TULIS ILMIAH

Dalam karya ilmiah ada 4 aspek yang menjadi ciri-ciri utamanya, yaitu :

1. Struktur sajian

Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal
(pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup.
Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti
merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat

8
terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan
simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak
lanjut gagasan tersebut.

2. Komponen dan substansi

Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua


karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar
pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan
adanya abstrak.

3. Sikap penulis

Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan


dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak
menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama
atau kedua.

4. Penggunaan bahasa

Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang
tercermin dari pilihan kata / istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif
dengan struktur yang baku.

Sedangkan Ciri-Ciri Bahasa Keilmuan Sebagai media karya ilmiah menurut Jujun
Suriasumantri (1994 : 184 ) :

Reprodukif artinya bahwa maksud yang ditulis oleh penulisnya diterima


dengan makna yang sama oleh pembaca.
Tidak ambigu, artinya tidak bermakna ganda akibat penulisnya kurang
menguasai materi atau kurang mampu menyusun kalimat dengan subyek
dan predikat yang jelas.
Tidak emotif, artinya tidak melibatkan aspek perasaan penulis. Hal yang
diungkapkan harus rasional tanpa diberi tambahan pendapat subyektif

9
dan emosional penulisnya. Oleh karena itu tulisan ilmiah harus bersifat
jelas, objektif, dan tidak berlebih-lebihan.
Penggunaan bahasa baku dalam ejaan, kata, kalimat dan paragraf.
Penulis harus mempergunakan bahasa dengan mengikuti kaidah
tatabahasa agar hasil tulisan tidak mengandung salah tafsir bagi
pembaca.
Penggunaan istilah keilmuan. Penulis karya ilmiah harus
mempergunakan istilah-istilah keilmuan bidang tertantu sebagai bukti
penguasaan penulis terhadap ilmu tertentu yang tidak dikuasai oleh
penulis pada bidang ilmu yang lain.
Bersifat denotative artinya penulis dalam karya ilmiah harus
mengguanakan istilah atau kata yang hanya memiliki satu makna. Hal ini
dilakukan untuk menjaga konsistiensi tulisan sehingga tidak
membingungkan pembaca.
Rasional artinya penulis harus menonjolkan keruntutan pikiran yang
logis, alur pemikiran yang lancar, dan kecermatan penulisan.

2.2.2 KARAKTERISTIK KARYA TULIS ILMIAH

Sebagai suatu tulisan yang sistematis dan memiliki nilai intelektual yang
tinggi, karya ilmiah memiliki beberapa karakteristik, yaitu:

a. Mengacu kepada teori


Artinya karya ilmiah wajib memiliki teori yang dijadikan sebagai landasan
berpikir / kerangka pemikiran / acuan dalam pembahasan masalah. Fungsi
teori antara lain:
Tolak ukur pembahasan dan penjawaban persoalan
Dijadikan data sekunder / data penunjang ( data utama ; fakta )
Digunakan untuk menjelaskan, dan mendeskripsikan suatu gejala
Digunakan untuk mendukung dan memperkuat pendapat penulis.

10
b. Akurat dan berdasarkan fakta
Artinya setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa adanya,
sebenarnya dan konkret.

c. Logis
Artinya setiap keterangan dalam kerangka ilmiah selalu dapat ditelusuri,
diselidiki dan diusut alasan-alasannya, rasional dan dapat diterima akal.

d. Objektif
Artinya dalam kerangka ilmiah semua keterangan yang diungkapkan tidak
pernah subjektif, senantiasa faktual dan apa adanya, serta tidak
diintervensi oleh kepentingan baik pribadi maupun golongan.

e. Sistematis
Baik penulisan / penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah
disajikan secara rutin, teratur, kronologis, sesuai dengan prosedur dan
sistem yang berlaku, terurut, dan tertib.

f. Sahih / Valid
Artinya baik bentuk maupun isi karangan ilmiah sudah sah dan benar
menurut aturan ilmiah yang berlaku.

g. Jelas
Artinya setiap informasi dalam karangan ilmiah diungkapkan sejernih-
jernihnya, gamblang, dan sejelas-jelasnya sehingga tidak menimbulkan
pertanyaan dan keraguan-raguan dalam benak pembaca.

h. Seksama
Baik penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah dilakukan
secara cermat, teliti, dan penuh kehati-hatian agar tidak mengandung
kesalahan betapa pun kecilnya.

11
i. Tuntas
Pembahasan dalam karangan ilmiah harus sampai ke akar-akarnya. Jadi,
supaya karangan tuntas, pokok masalah harus dibatasi tidak boleh terlalu
luas.

j. Bahasanya santun dan menggunaan ejaan baku


Bahasa dalam kerangka ilmiah harus baku artinya harus sesuai dengan
bahasa yamg dijadikan tolak ukur / standar bagi betul tidaknya
penggunaan bahasa.

2.3 SYARAT DALAM PEMBUATAN KARYA TULIS ILMIAH


2.3.1 SYARAT PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
Tulisan ilmiah adalah ide yang tertuang dalam bentuk tertulisa dari hasil
penilitian dan kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Sebuah tulisan dapat
disebut tulisan ilmiah, apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut. (Ekosusilo
dan Triyanto, 1995: 11-12) :

1. Mengandung suatu masalah beserta pemecahannya

2. Masalah yang dikemukakan harus obyektif

3. Tulisan harus lengkap

4. Tulisan harus disusun dengan metode tertentu

5. Tulisan harus disusun menurut sistem tertentu

Menurut Zulfikar, syarat-syarat penulisan karya tulis ilmiah yaitu :

1) Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur
pikiran

2) Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur-
unsur yang menyangganya

12
3) Alur pikir dituangkan dalam sistimatika dan notasi

4) Karya tulis ilmiah terdiri dari unsue-unsur : kata, angka, tabel, dan
gambar, yang tersusun mendukung alur pikir yang teratur.

5) Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang


terkandung dalam hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah
kebahasaan.

6) Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan),


eksposisi (paparan), deskripsi (lukisan), dan argumentasi (alasan)

Di dalam menulis karya tulis, persyaratan di atas sebaiknya diperhatikan


oleh penulis agar ide atau gagasan yang dituangkannya dalam bentuk tulisan dapat
terarah dan tersusun secara sistematis sehingga enak dibaca dan mudah dipahami
maksud dan tujuannya.

2.3.2 SYARAT-SYARAT DALAM MENULIS KARYA ILMIAH

Menurut Dwiloka dan Riana (2005: 3-4), menulis karya ilmiah


memerlukan sekurang-kurangnya empat syarat, yaitu:

1. Motivasi dan disiplin yang tinggi

2. Kemampuan mengolah data

3. Kemampuan berpikir logis (urut) dan terpadu (sistematis)

4. Kemampuan berbahasa.

Banyak mahasiswa yang mampu membuat ulasan penelitian dan


mengumpulkan data, tetapi ternyata lama sekali dalam menyusun skripsi, tesis,
atau disertasi. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya motivasi, karena
memang membuat laporan amat tergantung pada kerja individual yang mandiri.
Pelaksanaan jadwal dalam penelitian bergantung pada disiplin mahasiswa, karena
itu, faktor disiplin amatlah penting.

13
Kemampuan mengolah data tidak akan menjadi masalah sepanjang
mahasiswa menguasai teknik analisis data. Kemampuan berpikir logis, sistematis
dan kemampuan berbahasa, dapat diperoleh dengan mempraktikkan menulis,
membaca, dan memberikan komentar (kritik) terhadap sesuatu karya ilmiah.

2.2.3 SIKAP ILMIAH DALAM PEMBUATAN KARYA TULIS ILMIAH

Dalam penulisan karya ilmiah ada 7 sikap ilmiah yang merupakan sikap
yang harus ada. Sikap-sikap ilmiah yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Sikap ingin tahu. Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya
tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya.

2. Sikap kritis. Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi
sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-
banding kelebihan-kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-
tidaknya, dan sebagainya.

3. Sikap terbuka. Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau


mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain,
walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan
orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.

4. Sikap objektif. Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa
adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.

5. Sikap rela menghargai karya orang lain. Sikap menghargai karya orang
lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas
sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal
dari pernyataan atau pendapat orang lain.

6. Sikap berani mempertahankan kebenaran. Sikap ini menampak pada


ketegaran membela fakta dan hasil temuan lapangan atau pengembangan
walapun bertentangan atau tidak sesuai dengan teori atau dalil yang ada.

14
7. Sikap menjangkau ke depan. Sikap ini dibuktikan dengan selalu ingin
membuktikan hipotesis yang disusunnya demi pengembangan bidang
ilmunya.

2.4 MACAM-MACAM BENTUK KARYA TULIS ILMIAH


2.4.1 JENIS-JENIS KARYA ILMIAH DITINJAU DARI BENTUKNYA
Pada dasarnya karya ilmiah merupakan bentuk dokumentasi dan publikasi
dari hasil-hasil pemikiran dan penelitian. Bila ditinjau dari segi bentuknya karya
ilmiah terdiri dari beberapa jenis, antara lain :

Artikel
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Heri Jauhari (2001:66),
Artikel adalah karya tulis lengkap, misalnya laporan berita atau esai di
majalah, surat kabar, dan sebagainya. Artikel merupakan salah satu karya
tulis ilmiah yang paling sederhana dengan bahasan yang aktual dan
umumnya kontroversial. Dari pemilihan judul, sistematika penulisan
sampai isi, sebuah artikel lebih sederhana dari karya tulis ilmiah lainnya.
Begitupun pemilihan kata dan ragam bahasa yang digunakan lebih santai.
Walaupun demikian, dalam artikel tetap diperlukan penyelesaian yang
memadai serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Seperti halnya karya ilmiah lainnya, artikel terdiri atas pendahuluan, isi,
dan penutup. Sistematika ketiga untur ini tidak diatur secara baku seperti
pada makalah, laporan, skripsi, tesis, dan disertasi. Sistematika penulisan
artikel tidak ditandai dengan bagian-bagian atau bab, hanya ditandai
dengan peralihan paragraf.

Makalah
Makalah merupakan karya ilmiah yang pendek dibandingkan dengan
karya ilmiah lainnya (laporan, skripsi, tesis, dan laporan penelitian).
Biasanya, makalah dibuat karena tugas, permintaan, dan keinginan sendiri
untuk kemudian dibacakan di muka aumum atau dimuat pada suatu media

15
cetak. Makalah hampir sama dengan artikel. Hal yang membedakan
terletak pada masalah yang diangkat, tidak harus aktual dan kontroversial,
serta sistematika yang lebih baku.

Laporan
Laporan adalah karya tulis ilmiah yang memaparkan data hasil temuan di
lapangan atau instansi perusahaan. Jenis karya ilmiah ini merupakan karya
ilmiah untuk jenjang diploma III (DIII).

Proposal Penelitian
Secara umum, proposal penelitian tidak jauh berbeda dengan penulisan
laporan, kecuali pada bab hasil dan penutup. Untuk proposal, bab hasil
diganti dengan bab rencana kerja yang berisi jadwal dan komponen
pembiayaan; bab penutup diisi dengan janji-janji keuntungan yang bakal
diperoleh apabila penelitian tersebut dilaksanakan. Selain itu, pada
proposal belum ada halaman abstract atau intisari.

Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis
berdasarkan pendapat orang lain (karya ilmiah S I). Karya ilmiah ini
ditulis untuk meraih gelar sarjana langsung (observasi lapangan) skripsi
tidak langsung (studi kepustakaan).

Penulisan skripsi berbeda dengan penulisan laporan. Jika laporan tidak


mengemukakan penafsiran, maka skripsi bertolak dari keinginan untuk
mengemukakan penafsiran dan analisa kenyataan-kenyataan. Skripsi tidak
membiarkan kenyataan-kenyataan itu sebagaimana adanya. la bergerak
lebih jauh. Dengan demikian maka skripsi harus mengemukakan
kenyataan-kenyataan itu dengan dasar logika. Artinya ia harus
memandangnya dari konstruksi sebab-akibat. Tidak sekedar mengetahui
kenyataan tetapi memahami kenyataan tersebut dalam hubungan sebab-

16
akibat. Agar supaya penafsiran dan analisa dalam skripsi itu tepat,
diperlukan laporan tentang peristiwa dan kenyataan yang sah yang tidak
mungkin diragukan lagi. Tetapi skripsi tidak memuaskan diri dengan
kenyataan dan peristiwa belaka, bagaimanapun sahnya kenyataan dan
peristiwa itu.

Sebuah skripsi, sama seperti sebuah tesis, harus dapat mengemukakan


persoalan. Tetapi berbeda dengan sebuah tesis, sebuah skripsi tidak
bermaksud untuk memecahkan persoalan yang dikemukakannya.
Pemecahan masalah itu tidak diperlukan di dalam skripsi, karena skripsi
tidak akan sampai. kepada perumusan kesimpulan atau tesis. Cukuplah
jika ia dapat mengemukakan kenyataan peristiwa yang diolah dari laporan
yang sah dengan sistimatis dan dengan maksud untuk mengemukakan
masalah-masalah yang akan dianalisa dengan dasar-dasar logika.
Mengemukakan dan mengidentifikasi suatu masalah bukanlah sesuatu
pekerjaan yang mudah. Kesalahan dalam merumuskan masalah, berarti
turunnya nilai skripsi, dan tentu saja nilai nalisa skripsi itu. Untuk
mengemukakan kenyataan peristiwa, masalah-masalah, dan analisa
diperlukan suatu sistimatika formil dan disiplin teoritis. Nilai masalah dan
nilai analisa sebuah skripsi sama pentingnya dengan nilai masalah dan
nilai analisa dalam tesis.

Tesis
Tesis adalah karya tulis ilmiah yang mengungkapkan pengetahuan baru
dengan melakukan pengujian terhadap suatu hipotesis. Tesis ini sifatnya
lebih mendalam dari skripsi (karya ilmiah S II). Karya ilmiah ini ditulis
untuk meraih gelar magister.

Tesis berbeda dengan skripsi dalam suatu hal yang amat penting. Jika
skripsi tidak ditujukan untuk memecahkan masalah, inaka tesis justru
bermaksud untuk memecahkan masalah itu. Perbedaan ini amat
fundamentil. Akan tetapi persamaannya akan tampak dalam beberapa hal

17
seperti berikut ini: (1) Baik skripsi maupun tesis berdasarkan laporan
kenyataan peristiwa yang sah dan sistimatis, (2) Baik skripsi maupun tesis
mengemukakan masalah yang harus benar dan memenuhi syarat-syarat
untuk suatu masalah, (3) Baik skripsi maupun tesis terikat kepada
sistimatika formil, (4) Baik skripsi maupun tesis harus tunduk kepada
hukum-hukum dan azas-azas logika ilmiah, (5) Baik skripsi maupun tesis
harus berdasarkan dan melalui metodologi yang benar.

Kelima persamaan, dan juga karakteristik, dari skripsi memperlihatkan


bahwa dalam hal-hal itu nilai skripsi tidak kalah dalamnya dengan tesis.
Akan tetapi di samping persamaan yang telah dikemukakan di atas, antara
tesis dan skripsi terdapat perbedaan-perbedaan. Perbedaan-perbedaan yang
terpenting antara tesis dan skripsi: (1) Tesis bermaksud dan didorong oleh
tujuan untuk memecahkan persoalan yang dikemukakannya, sedangkan
skripsi tidak berdasarkan tujuan untuk memecahkan masalah itu; (2)
Analisa yang terdapat di dalam karangan tesis bertujuan untuk mengambil
kesimpulan dalam bentuk dalil, generalisasi, hukum, atau tesis, sedangkan
skripsi tidak bermaksud untuk menyusun dalil, generalisasi, hukum, atau
tesis; (3) Tinjauan atau wawasan tesis adalah lebih luas dari pada skripsi.

Materi tesis diisi dengan dasar-dasar teoritis yang erat hubungannya


(langsung dan sebagai pendukung) trhadap judul tesis. Selanjutnya hal itu
dapat dielaborasi dengan laporan riset dan analisa terhadap tujuan yang
diselidiki dalam hubungannya dengan hipotesa yang sejalan dengan proses
pembuktian. Data yang dapat dikumpulkan, dianalisa dan diinterpretasi.
Dalam hal ini tesis berbeda dengan laporan. Lain dari itu tesis harus
memiliki masalah yang jelas yang akan ditanganipenulis karangan tesis
itu. Masalah harus dicari, diidentifikasi dan dirumuskan dengan tepat.
Karena tesis itu mengemukakan masalah, maka tesis tersebut harus
memiliki peralatan yang cocok untuk menunjang pemecahan masalah itu.

18
Dalam menghadapi masalah yang telah dirumuskan, karangan tesis mesti
dapat menganalisanya dengan peralatan logika. Tesis dikemukakan dengan
suatu metode dan sistimatika tertentu. Karena nilai tesis itu terletak dalam
perumusah kesimpulan, maka kesimpulan yang diperolehnya harus
didasarkan kepada pembuktian-pembuktian yang tidak mungkin dibantah
kebenaran-nya. Untuk mencapai kesimpulan ini dapat dimulai dengan
metode induktif, yaitu dengan melalui penuturan deskriptif dan analisa.
Atau dapat pula dengan metode deduktif, yaitu dimulai dengan dalil-dalil
yang umum atau generalisasi substantif.

Hakekat tesis itu berdasaikan arti tesis yang sebenamya. Seperti kita
ketahui, istilah tesis dapat diartikan ke dalam dua pengertian: (1) Tesis
didefinisikan sebagai sebuah hipotesa, sebagai ketetapan atau pemyataan
yang dikembangkan dan dipertahankan, jika mungkin, oleh argumentasi.
Dari pandangan ini, sebuah tesis adalah percobaan pemecahan untuk
masalah; dan (2) Sebuah tesis didefinisikan sebagai karangan formil yang
fungsinya adalah untuk menyampaikan suatu argumen logis yang
mendukung suatu pandangan spesifik, terutama, suatu pemecahan untuk
suatu masalah. Seperti hipotesa yang dikemukakannya, argumentasi yang
disampaikan itu haruslah hasil pemikiran dan berdasarkan penyelidikan
penulis sendiri.

Disertasi
Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan teori atau dalil
baru yang dapat dibuktikan berdasarkan fakta secara empiris dan objektif
(karya ilmiah S III). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar doktor.
Fungsi disertasi adalah untuk menyelenggarakan suatu diskusi yang
sistimatis tentang suatu subyek atau pokok karangan. Ruang lingkupnya
lebih luas dari pada tesis, dan gaya formilnya tidak begitu kaku. Maksud
sebuah disertasi adalah untuk mengemukakan suatu kritik, penjelasan, atau
penjernihan. Yaitu untuk mengemukakan suata pandangan yang

19
merupakan dalil. Membuat disertasi adalah untuk memperbincangkan, atau
membantah, dengan cara ilmu pengetahuan. Bertentangan dengan logika
numgenai alasan atau penalaran ilmiah formil di dalam tesis, penulis
disertasi menangani pokok atau subyek karangan kuranglebih bersifat
didaktis. Ini jangan diartikan bahwa disertasi itu tidak berdasarkan
penalaran atau logika ilmiah.

Tesis dan disertasi yang baik menunjukkan hasil dari penyelidikan


intelektuil. Dasar-dasar keduanya akan berdiri kukuh jika studi, pemikiran,
penyelidikan, renungan dan pengertian-tulah menghasilkan hipotesa atau
pemikiran yang dapat diselidiki. Seandainya penyelidik melengkapkan
dirinya dengan jaminan tentang kebenaran untuk penjernihan dan
pemecahan penyelidikan, maka tesis dan disertasi dapat disusun.

Suatu tesis ditulis untuk mengukuhkan kebenaran suatu pemecahan


terhadap masalah, dengan argumentasi yang formil dan logis dalam
pembuktian. Esensi sebuah tesis adalah analisa konseptuil atau empiris,
deduksi dan kesimpulan. Sebuah disertasi sedikit banyak adalh karangan
formil dalam analisa, interpretasi, penilaian, dan penjelasan pokok,
subyek, atau ilmu pengetahuan atau pendapat. la dapat bermaksud untuk
menjernihkan ilmu pengetahuan atau menentukan pendapat. Sebuah
disertasi dapat berbentuk kritik, nrmatif, dugaan, atau bahkan spekulatif.
Membuat sebuah disertasi berarti menghubungkan suatu proses tentang
argumentasi dari premise kepada kesimpulan.

Perbedaan antara tesis dan disertasi bukan terletak pada jenis karangan
tetapi pada tingkat yang perlu dicapai. Perbedaan itu akan tampak pula
dalam hasil yang dicapi oleh tesis dan skripsi, seperti halnya hasil yang
perlu dicapai oleh laporan dan skripsi. Laporan, skripsi, tesis dan disertasi
mempunyai karakteristik yang berbeda karena yang kemudian adalah lebih
jauh dan yang sebelumnya.

20
2.4.2 JENIS-JENIS KARYA ILMIAH DITINJAU DARI PEMBACANYA

Ditinjau dari sasarannya atau pembacanya, karya ilmiah dapat


dibedakan atas a) karya ilmiah biasa dan b) karya ilmiah populer. Karya
ilmiah biasa adalah karya ilmiah yang ditujukan kepada masyarakat
tertentu/ professional, sedangkan karya ilmiah yang ditujukan kepada
masyarakat umum disebut kaya ilmiah popular (Amir, 2007:41).

a) Membaca Tulisan Ilmiah

Dalam membaca tulisan ilmiah, pembaca perlu memahami unsur


unsur kebahasaan yang membangun tulisan itu, yaitu huruf, kata,
kalimat dan paragraph. Kesatuan beberapa huruf membentuk kata,
kesatuan beberapa kata membentuk kalimat dan kesatuan beberapa
kalimat membentuk paragraph, dan kesatuan beberapa paragraph
membentuk wacana (dalam hal ini disebut tulisan).

Karena suatu tulisan dibangun dari beberapa paragraph, pembaca


perlu memiliki pengetahuan tentang paragraph. Pada bagian terdahulu
telah diuraikan tentang organisasi gagasan dalam paragraph dan antar
paragraph. Maksud utama membaca paragraph sebuah tulisan adalah
untuk mengetahui gagasan/ide pokoknya. Dengan demikian, pembaca
dapat mengikuti alur berpikir penulis. Cara menentukan ide pokok
dapat dilihat dari kata (yang ada pada kalimat utama) yang diulangi
kembali diganti dengan kata ganti persona atau kata yang sama arti
diikuti kata ganti penunjuk pada kalimat kalimat penjelas.

b) Karya ilmiah populer


Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian terdahulu, tulisan ilmiah
yang ditujukan kepada masyarakat umum disebut tulisan ilmiah

21
popular (Amir, 2007:41). Melengkapi pendapat Amir, Soeseno (1993:
1) mengemukakan bahwa tulisan ilmiah popular adalah tulisan ilmiah
yang disajikan dengan penuturan yang mudah dimengerti.

Istilah popular digunakan untuk menyatakan sesuatu yang akrab dan


menyenangkan bagi populous (rakyat/masyarakat) atau disukai oleh
orang kebanyakan karena menarik dan mudah dipahami. Oleh karena
itu, dalam penuturannya, tulisan ilmiah popular harus lebih sederhana
daripada tulisan ilmiah biasa.

Tulisan ilmiah popular dapat dibedakan atas tiga jenis. Pertama,


tulisan ilmiah popular deskriptif yang membeberkan suatu
pengetahuan sebagai kumpulan fakta begitu saja dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan untuk pembaca. Tulisan ilmiah popular
seperti ini biasanya membeberkan fakta apa adanya, atau penemuan
mutakhir di bidang ilmu tertentu, tanpa banyak mempersoalkan
bagaimana jalannya proses penemuan atau hakikat hal yang
dibeberkan itu.

Jenis kedua, tulisan ilmiah popular bentuk deskriptif yang diserati


tentang jalannya proses pembentukan,riwayat pembentukan,
penjelasan mangapa dan bagaimana sesuatu bisa terjadi . Jenis ketiga,
tulisan ilmiah popular deskriptif yang disertai proses terjadinya
sesuatu, alasan maengapa bias terjadi, ditambah dengan msalah yang
muncul dan pemecahan masalah itu.

Untuk dapat memahami jenis tulisan ilmiah popular dalam kegiatan


membaca, perlu dipahami hal-hal yang terkait dengan pemahaman
gagasan/ide pokok dalam paragraf sebagaimana tulisan ilmiah.

22
Ciri-ciri Tulisan Ilmiah Populer dan Murni
Pada umumnya, tulisan ilmiah dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu tulisan ilmiah populer dan tulisan ilmiah murni.

Ciri-ciri dan karakteristik tulisan ilmiah populer, antara lain:


Adanya pesan yang dipergunakan untuk menarik perhatian
pembaca, yang dapat juga dikatakan bersifat persuasif. Hal ini
disebabkan karena pada umumnya pembaca yang ditargetkan ialah
umum atau bukan spesialis di bidang ahli mengenai topik bahasan
yang ditulis.
Isi tulisan diusahakan untuk memikat pembaca agar yang
bersangkutan tetap terus membaca tulisan tersebut sampai selesai.
Penulis melakukan kontekstualisasi data hasil riset ke dalam tulisan
tersebut sehingga data dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca
umum.
Bahasa yang dipergunakan bersifat umum dan tidak menggunakan
terminologi khusus yang hanya dipahami oleh ilmuwan atau
kelompok tertentu.
Biasanya struktur kalimat yang dipergunakan ialah kalimat aktif.
Gaya penulisan tidak baku.
Umumnya, informasi dipaparkan dalam bentuk narasi.
Uraian dipaparkan ke dalam bentuk umum yang dapat menarik,
balk aspek intelektual pembaca maupun menyentuh emosi pembaca
yang bersangkutan.
Secara implisit, kadang mengandung pesan tertentu berupa
keinginan penulis agar pembaca melakukan tindakan tertentu.

Ciri-ciri tulisan ilmiah murni, antara lain:


Penulis berusaha memaparkan data apa adanya secara objektif.
Temuan kajian ditulis dalam bentuk sistematis, terstruk-tur, dan
baku.

23
Penulis banyak menggunakan bahasa dan terminologi khusus atau
disebut jargon ilmiah yang hanya dapat dipahami oleh ilmuwan
yang sama bidang ilmunya dengan pokok bahasan yang ditulis.
Umumnya, menggunakan struktur kalimat pasif.
Gaya penulisan yang dipakai bersifat baku.
Tulisan digunakan untuk memaparkan informasi dalam bentuk
khusus yang hanya digunakan untuk menarik kemampuan
intelektual pembaca.
Tulisan bersifat bebas dari opini penulis.
Terdapat jarak antara penulis dengan hal-hal yang dikaji

2.5 BAGIAN-BAGIAN PADA KARYA TULIS ILMIAH

Karya ilmiah memiliki kerangka yang merupakan pengelompokan dan


pengamatan jenis fakta dan sifatnya menjadi kesatuan yang bertautan. Adapun
kerangka karya ilmiah, yaitu :

HALAMAN JUDUL BAB III METODE PENULISAN


LEMBAR PENGESAHAN 3.1
KATA PENGANTAR 3.2
DAFTAR ISI
BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS
DAFTAR TABEL
4.1
BAB I PENDAHULUAN 4.2
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Pembatasan Masalah BAB V SIMPULAN DAN SARAN
1.3 Tujuan dan Manfaat 5.1
5.2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DAFTAR PUSTAKA
2.2 LAMPIRAN

24
Berikut ini akan dijelaskan satu per satu mengenai sistematika struktur karya
ilmiah.

a. Halaman Judul
Halaman judul memberikan identitas umum terhadap karya ilmiah yang
dibuat. Sebuah judul pada dasarnya menggambarkan kelengkapan
menganalisis, jangkauan wilayah, domain penelitian, waktu dan metode
yang dipakai serta kesimpulan yang didapat.

b. Lembar Pengesahan
Lembar Pengesahan berisi identitas tulisan disertai dengan tanda tangan
sebagai bukti pengesah suatu karya ilmiah.

c. Kata Pengantar
Berisi tentang ucapan puji syukur, rasa terimakasih penulis kepada
siapapun yang terlibat atau yang membantu dalam penulisan karya ilmiah
penulis tersebut. Contoh kata pengantar dapat dilihat dalam kata pengantar
makalah ini.

d. Daftar Isi
Merupakan penyusunan isi sesuai halaman untuk memudahkan pembaca
mengetahui klasifikasi dan keseluruhan isi tulisan.

e. Daftar Tabel
Merupakan penyususan tabel atau data statistik sesuai halaman untuk
memudahkan penelurusan tabel terkait.

f. Bab I : Pendahuluan
Berisi paparan tentang apa yang menjadi masalah dengan latar
belakangnya

Latar belakang
Latar belakang merupakan diskripsi masalah, data awal yang
mendukung adanya masalah dan akar timbulnya masalah. Mengapa dan

25
apa yang mendorong peneliti memilih topik penelitian ini. Contoh latar
belakang dapat dilihat pada bab pendahuluan makalah ini.
Rumusan masalah
Rumusan masalah ditulis untuk menspesifikan masalah yang akan
dibahas dalam karya tulis. Masalah yang dirumuskan harus merupakan
pengkhususan masalah utama yang harus dijawab pada bab kesimpulan.
Contoh rumusan masalah dapat dilihat pada bab pendahuluan makalah
ini.
Batasan masalah
Batasan masalah ditulis untuk membatasi masalah penelitian. Sebab,
jika tidak dibatasi, masalah tersebut mungkin tidak sesuai kemampuan
penulis, baik dari segi pengetahuan, ekonomi, maupun waktu.
Contoh batasan masalah :
Mengingat banyaknya masalah yang menyebabkan sukarnya membuat
karya ilmiah, penulis membatasi diri dengan hanya mengambil masalah
yang berhubungan dengan tata tulis saja. Adapun masalah-masalah tata
tulis ilmiah yang dikaji antara ,ain :
1. Unsur-unsur karya ilmiah.
2. Langkah-langkah penulisan karya ilmiah.
3. Pembentukan paragraf.
Tujuan dan manfaat
Tujuan penelitian biasanya untuk mengetahui sejumlah fenomena
tertentu. Sementara manfaat penelitian yakni sesuatu yang bisa
dirasakan dan dilaksanakan. Manfaat penelitian terdiri atas manfaat
yang bersifat teoritis dan manfaat yang bersifat praktis. Contoh tujuan
dan manfaat dapat dilihat pada bab pendahuluan makalah ini.

g. Bab II : Landasan Teori/ Tinjauan Pustaka


Landasan teori/ tinjauan pustaka ataupun telaahan pustaka merupakan
paparan tentang kerangka acuan atau objek yang digunakan dalam
memecahkan masalah. Bab ini berisi gambaran teori-teori yang pernah ada

26
yang berkaitan dengan masalah yang digarap, mengemukakan asumsi-
asumsi dasar sebagai landasan berpikir, dan hipotesis bila ada. Contoh
telaahan pustaka dapat dilihat pada karya ilmiah terlampir.

h. Bab III Metode Penulisan


Paparan mengenai apa yang dilakukan dalam suatu penelitian (langkah-
langkah) yang dilakukan sebelum melakukan suatu penelitian dan dikemas
dalam bagian metode penelitian. Atau dapat berupa prosedur
pengumpulan, pengolahan, dan analisis data dalam suatu karya tulis.
Contoh metode penulisan dapat dilihat dalam karya ilmiah terlampir.

i. Bab IV Analisis dan Sintesis


Jawaban terhadap pertanyaan apa yang dikemukakan umumnya dibahas
dalam bagian temuan atau hasil. Hasil-hasil penelitian harus mampu
berfungsi sebagai alat pembuktian. Contoh analisis dan sintesis dapat
dilihat pada karya ilmiah terlampir.

j. Bab V Simpulan dan Saran


Simpulan merupakan pernyataan singkat yang mengungkapkan hasil
penyelidikan secara menyeluruh. Saran merupakan pernyataan yang
bertujuan untuk penyempurnaan hasil akhir penyelidikan.
Simpulan memuat hasil sesuai dengan tujuan penelitian, penulis harus
dapat menjelaskan kepentingan akan temuannya, bukan merupakan
pengulangan yang telah dibahas pada bagian pembahasan, harus
menceritakan pada pembaca mengapa temuan ini penting, dan bagaimana
temuan ini berkontribusikan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta penelitian apa yang harus dilakukan kemudian.
Simpulan dan saran dapat dilihat pada karya ilmiah terlampir.

27
k. Daftar Pustaka
Daftar pustaka adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-
artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian
dengan sebuah karangan atau sehagian dan karangan yang tengah digarap.
Berikut ini merupakan contoh dari bagaimana penulisan daftar pustaka
pada penulisan makalah, skripsi atau penelitian dan lain sebagainya.
Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari internet
Albarda, Aji.2004. Membava untuk Menulis, (http://ajialbarda.com,
diunduh 3 August 2008).
Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari buku
Peranginangin, Kasiman. 2006. Aplikasi Web dengan PHP.
Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.

l. Lampiran
Lampiran merupakan dokumen tambahan yang ditambahkan (dilampirkan)
ke dokumen utama. Lampiran dapat berupa teks, seperti dokumen
pendukung (misalnya daftar riwayat hidup), diagram, grafik, atau maupun
berupa gambar.

28
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Karya tulis ilmiah merupakan tulisan yang mengungkapkan buah pikiran,


yang diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian, atau peninjauan terhadap
sesuatu yang disusun menurut metode dan sistematika tertentu, dan yang isi dan
kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Dalam penulisan karya ilmiah
banyak aspek yang mesti diketahui oleh calon pembuat karya ilmiah karena itu
sangat berperan dengan hasil karya ilmiah yang akan dibuat, misalnya, calon
penulis karya ilmiah paling tidak harus mengetahui etika dan kode etik dalam
penulisan karya ilmiah, teknik penyusunan karya ilmiah yang baik dan benar dan
sikap-sikap dalam menulis karya ilmiah serta harus menjalani dan menerima
berbagai kendala dan masalah dalam proses penulisan karya ilmiah. Karya ilmiah
dapat berfungsi sebagai rujukan, untuk meningkatkan wawasan, serta
menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Bagi penulis, menulis karya ilmiah
bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, berlatih
mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikannya secara sistematis.

3.2 SARAN

Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan


kesalahan, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan kalimatnya.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kepada para pembaca makalah ini
agar dapat memberikan kritikan dan masukan yang bersifat membangun guna
untuk membuat makalah ini lebih baik lagi.

29
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Karya Ilmiah (online). (https://id.wikipedia.org/wiki/Karya_ilmiah).


Diakses pada Sabtu, 15 April 2017.
Arrumy, Ibnu Sulaiman. 2015. Konsep Dasar Menulis Karya Ilmiah (online).
(http://www.kompasiana.com/kangimang/konsep-dasar-menulis-karya-ilmia
h_5520ee3d8133110f7719f832). Diakses pada Sabtu, 15 April 2015.
Ayuliani. 2012. Memahami Etika Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Makalah Tugas
Mata Kuliah. Hal 11-13.
Ekosusilo, Madyo dan Triyanto, Bambang. 1995. Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah (e-book). Semarang: Dahara Prize.
Hamdani, Mulya. 2010. Pengertian Karya Ilmiah (online).
(http://www.capeds.co.cc/2010/04/pengertian-karya-ilmiah.html). Diakses
pada Jumat, 14 April 2017.
Ratnasari, Nita. 2014. Karya Tulis Ilmiah. Makalah. Hal 2-5

Rosmini, Sihombing. 2010. Definisi Karya Ilmiah (online).


(http://sihombingruben.blogspot.com/2010/03/definisi-karya-ilmiah.html).
Diakses pada Jumat, 14 April 2017.
Supartinah, 2014. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah. Makalah. Hal 1-3.

30

Anda mungkin juga menyukai